Dosen Pengampu :
Drs. Muhammad Arif, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Abdullah situmorang ( 3183131031 )
Farhan Pratama Tanjung ( 3181131004 )
Marshaulina Hasibuan ( 3183331017 )
Siti Nurhalimah ( 3181131005 )
KELAS A 2018
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Mini
Riset tentang Deskripsi Upacara Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu Tamil Di Kuil Shri
Mariamman Kota Medan.
Laporan Mini Riset ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Mini Riset ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan Laporan Mini Riset ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Laporan Mini Riset yang selanjutnya akan kami susun.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Mini Riset tentang Deskripsi Upacara
Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu Tamil Di Kuil Shri Mariamman Kota Medan ini dapat
memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................................
1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................................
1.5 Tujuan Mini Riset ....................................................................................................
1.6 Manfaat Mini Riset ...................................................................................................
1. Untuk mengetahui proses upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil
yang berlangsung di kuil Shri Mariamman.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian musik dalam upacara Thai Ponggel di
kuil Shri Mariamman.
2. Bermanfaat bagi penulis sebagai modal awal untuk mengasah dan membekali
kemampuan selaku mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi , Universitas
Negeri Medan.
3. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relavan di
kemudian hari.
4. Syarat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah studi masyarakat
indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teori merupakan hal pokok dan alat yang terpenting dari suatu
pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tantang rangkaian fakta saja,
tetapi tidak aka nada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973;10). Maka dari itu
penulis menggunakan pedoman dari beberapa teori yang berhubungan dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Untuk mendeskripsikan upacara Thai Ponggel penulis menggunakan teori
upacara yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (2002:377) secara khusus
mengandung empat aspek yang menjadi perhatian khusus dari para ahli
antropologi ialah: (i) tempat upacara keagamaan dilakukan (ii) saat upacara
keagamaan dijalankan (iii) benda-benda dan alat-alat upacara (iv) orang-orang
yang melakukan dan memimpin acara. Aspek pertama berhubungan dengan
tempat berlangsungnya upacara yaitu pada halaman kuil dan didalam kuil. Aspek
kedua adalah aspek mengenai saat upacara berlangsung. Aspek ketiga adalah
tentang benda-benda yang dipakai dalam upacara termasuk patung yang
melambangkan dewa-dewa, alat-alat bunyi-bunyian seperti lonceng suci. Aspek
keempat adalah aspek yang mengenai para pelaku upacara keagamaan yaitu para
pendeta, ketua kuil dan sebagainya.
Untuk mengetahui struktur musik dalam penyajian upacara Thai Ponggel
seperti ritme tamborin, tabla,sange dan manjira yang digunakan dalam mengiringi
upacara tersebut sehingga penulis mendengarkan berulangkali terhadap rekaman
musik guna proses transkripsi adalah penulis berpedoman menggunakan teori
Bruno Nettl (1964; 98) yang memberikan dua pendekatan 1. Kita dapat
menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. Kita dapat menulis apa
yang kita dengar tersebut keatas kertas dan kita dapat mendeskripsikan apa yang
kita lihat tersebut.
Menurut R. Merton dalam buku Koentjaraningrat, konsep merupakan
defenisi dari apa yang perlu diamati,; konsep menentukan antara variable-variabel
mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris. Konsep juga merupakan
unsur pokok dari suatu penelitian (Koentjaraningrat,1987:36). Berdasarkan
pengertian di atas, penulis menggambarkan hubungan beberapa konsep berkaitan
dengan tulisan ini melalui definisinya.
Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi
deskriptif dapat diartikan sebagai menguraikan gambaran situasi atau kejadian-
kejadian yang terdapat didalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadily
(1990:179) deskripsi mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini
penulis mencoba menguraikan / menggambarkan tentang upacara Thai Ponggel
agar dapat dijadikan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan.
METODOLGI OBSERVASI
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.
Bongdan dan Tylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian ini dilakukan secara mendalam dengan menggali data yang dibutuhkan
melalui observasi ke tempat pelaksanaan rtual dan wawancara yang mendalam
dengan narasumber yang bertujuan untuk mengetahui secara detail mengenai setiap
ritul yang terdapat dalam upacara pernikahan dalam agama Hindu.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan
sumber data sekunder.
a. Data Primer
Sumber data primer memberikan data kepada pengumpul data, atau data yang
diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan di catat untuk pertama kalinya.
Dalam proses penggalian data yang diinginkan, peneliti mendapatkan langsung dari
data yang hasil lapangan secara langsung di lokasi penelitian dengan instrumen yang
sesuai.21 Sumber data peneliti dapatkan dengan beberapa responden yang dinilai
mengerti dan memahami setiap ritual dalam upacara pernikahan agama Hindu ini
yang tak lain adalah ketua dan sekretaris dari Pura Jala Siddhi Amerta.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya didapatkan dari sumber lain atau informan
lain. Sumber data ini memberikan data kepada pengumpul data bukan dari penelitian
yang dilakukan peneliti. Tetapi data ini didapatkan dari orang lain atau dari dokumen
seperti majalah, Koran, dan internet yang terkait dengan penelitian.
a. Observasi.
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala atau fenomena yang diselidi yaitu mengadakan pengamatan dan
pencatatan terhadap apa yang dijadikan obyek penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti juga didukung dengan menggunakan metode observasi, yang mana
didalamnya dapat dilakukan banyak hal yang lebih mendalam, seperti
mengumpulkan data secara langsung dilapangan, mengetahui secara apa saja yang
diperlukan dalam upacara tersebut, dan mengerti bahwa hal-hal terkecilpun sangat
berarti bagi kelangsungan upacara tersebut.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
unruk mendapatkan keterangan lisan melalui proses Tanya jawab secara lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang dapat melihat satu
sama lain dan mendengarkan secara langsung. Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancaa yang terstruktur, dimana daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan sebelumnya menjadi pedoman agar wawancara menjadi terarah.
wawancara ini peneliti tujukan kepada pengurus Pura Jala Siddhi Amerta serta umat
agama Hindu.
c. Dokumentasi
Proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik yang bersifat
tulisan, gambar sesuatu yang tercetak yang dapat digunakan sebagai bukti atau
keterangan. Dokumentasi merupakan sumber data sekunder yang berguna bagi
peneliti karena data-data tersebut dapat berupa gambar dan suara yang akan
melengkapi data yang bersifat tekstual. Arsip dalam penelitian ini adalah dokumen
yang dimiliki oleh Pura Jala Siddhi Amerta yang berupa ritual-ritual yang dilakukan
dalam upacara pernikahan agama Hindu yang berwujud foto.
5. Analisis Data
Dalam menganalisa data ini peneliti menggunata data kualitatif ata analisa non
statistic yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi
mengenai subyek peneliti berdasarkan data dari konsep-konsep yang diperoleh dari
kelompok subyek yang diteliti. Sebelum menganalisis data, ada beberapa langkah-
langkah yang dilaksanakan dalam mengolah data yang meliputi reduksi data,
penyajian data, mengambil kesimpulan lalu di verifikasi.
a. Reduksi Data
Proses reduksi data adalah merangkum, menggolongkan, membuang data yang tidak
penting. dipilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada data yang penting dan disusun
lebih sistematis. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambarang yang cukup jelas. Dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan terus mencari jika masih diperlukan.
b. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mensajikan data. Dalam
penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk narasi, tabel,
grafik dan lain sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data tersusun
dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah untuk memahami apa yang terjadi.
c. Penarikan Keimpulan
Setelah reduksi dan penyajian data, langkah selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan dari data-data yang sudah diperoleh selama penelitian dilakukan.
Kesimpulan tentang pernikahan yang dilakukan di Pura Jala Siddhi Amerta terus
berlangsung selama penelitian ini dilakukan, bagaimana jalannya ritual dari awal
upacara sampai akhir serta bagaimana nilai-nilai teologis yang terdapat dalam setiap
ritual, dan juga makna dan tujuan pernikahan dalam ajaran agama Hindu.
BAB IV
DESKRIPI WILAYAH
Kota Medan secara geografis terletak pada posisi utara Pulau Sumatera
dengan koordinatnya adalah 3◦35′LU dan 98◦40′BT. Dilihat dari topografinya, kota
Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang
di sebelah barat, timur dan utara. Luas Kota Medan adalah sekitar 26.510 hektar
atau setara dengan 265.10km2. Kota Medan berada pada 2,5 hingga 3,5 meter di
atas permukaan laut.
Gambar 2.1
Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Kota dipimpin
oleh seoarang walikota yang bernama Drs. H. T. Dzulmi Eldin, S. M.Si. . Kuil
camat yang bernama Rahmad ASP Harahap, S. STP. . Berikut merupakan tabel
KK
Kuil shri mariamman ini saya teliti secara langsung dengan mendatangi lokasi letak
kuil tersebut yang berada di jalan zainul arifin medan yang berada di dekat sun plaza dan di
dalam lokasi yang di sebut dengan litle india pada 2018.
Arsitektur India dikenal lewat rancangan kuilkuil sampai ke Asia Tenggara mulai
abad ke-5 hingga ke-13. Langgam Utara atau Hindu Arya, ditemukan hanya di wilayah
Himalaya yang berbatasan dengan ras Arya yang berbahasa Sancrit atau dikenal dengan The
Bengal Presidency. Langgam Kasmir atau Punjab, berbeda dari kedua diatas, akan tetapi
lebih mirip kepada langgam yang diselatan. (Santoso, 2008) .
Kuil yang diberi nama Shri Mariamman karena Shri Mariaman digambarkan sebagai
Ibu atau Dewi pelindung. Kuil Shri Mariaman dibagun pada tahun 1884 oleh masyarakat
Tamil yang tinggal di Medan dan di kepalai oleh Rangga Sami Naiher yang juga sebagai
donatur untuk pembangunan Kuil ini. Kuil ini dikelilingi tembok, dengan kitinggian 2,5
meter
BAB V
HASILDAN PEMBAHASAN
dimana daftar wawancaranya telah kami lampirkan, maka dapat kami hasilkan
dari mini riset tentang Deskripsi Upacara Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu
upacara yang terbagi atas : (1) Upacara proses daur hidup (upacara adat) yang
berkaitan dengan kelahiran misalnya upacara walai kappu yaitu upacara yang
dilaksanakan pada seorang wanita yang telah menikah pada kehamilan 7 bulan
dan upacara pathinaru yaitu upacara buang sial, perkawinan dan kematian; (2)
upacara menurut hari besar atau disebut juga dengan upacara agama (yang
ditentukan Panjagham).
suatu upacara yang akan dilakukan. Upacara tersebut pada dasarnya berfungsi
untuk memaparkan sistem atau tataran yang ada seperti pengetahuan local etnik
Tamil yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Hindu dan budaya Tamil.
1. Adat Istiadat Hindu Tamil
Thai Ponggel ditetapkan menurut almanak Tamil yaitu pada awal bulan
Thai Madem. Pada saat bulan panen berlangsung banyak melaksanakan
pernikahan dan rumah atau tempat tinggal masyarakat Hindu Tamil dihiasi
dengan lampu-lampu juga dihiasi dengan tumbuh-tumbuhan di pintu. Masyarakat
Hindu Tamil percaya bahwa pada bulan panen adalah bulan dimana Sang
Pencipta yaitu dewa matahari memberikan berkat yang melimpah dan diberikan
kemudahan dalam segala hal.
B. Tempat Pelaksanaan Upacara
Tempat pelaksanaan ini berpindah kuil dikarenakan kuil ini merupakan cabang
kuil dari kuil Shri Mariamman dan Kaliamman merupakan anak laki-laki dari dewi Shri
Mariamman sehingga kuil ini menjadi salahsatu tempat pelaksanaan upacara Thai
Ponggel dilaksanakan. Pada kuil Kaliamman diadakan acara makan bersama dengan
seluruh masyarakat yang mengikuti upacara pesta panen. Selama upacara berlangsung
yaitu dari tempat pelaksanaan upacara yang pertama sampai yang terakhir, jemaat yang
mengikuti proses upacara menyanyikan nyanyian Bhajan yang bertujuan untuk memuji
dan menyembah dewa atas kemakmuran dan bersyukur dengan kemudahan yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
D. Komponen Upacara
1. Saat Upacara
Upacara Thai Ponggel dilaksanakan sekali dalam satu tahun yaitu pada
awal bulan Thai Madem sesuai dengan almanak Tamil. Upacara Thai Ponggel
berlangsung selama sehari dengan durasi 7 jam yang dihadiri oleh masyarakat
Hindu Tamil. Upacara berlangsung dengan tertib dan tepat waktu. Upacara selalu
diiringi dengan nyanyian Bhajan.
Agama Hindu mengartikan pelita memiliki sinar terang yang berasal dari api
lampu yang dinyalakan. Pelita juga memiliki simbol sebagai cahaya penerang dan
memberikan arti kehidupan bagi manusia seperti sinar matahari yang menyinari
bumi dan menjaga kehidupan manusia melalui terangnya. Sinar yang berasal dari
pelita dapat disimbolkan sebagai cahaya dapat membinasakan kekuatan kegelapan
yang selalu mengganggu kedamaian kehidupan umat manusia. Setiap jenis
pembuatan pelita berbeda-beda sehingga makna dan fungsi yang terkandung
didalamnya mengalami perbedaan juga yaitu sebagai berikut:
a. kapas berfungsi untuk memberikan kedamaian dan hal yang terbaik
b. batang pohon teratai berfungsi untuk menghapuskan perbuatan salah sebelumnya
c. kulit pohon eru putih berfungsi untuk mengusir setan yang terdapat dalam tubuh
manusia
d. helai kain kuning (baru) berfungsi membebaskan dari usikan setan barang yang
dianggap memiliki roh halus
e. helai kain merah berfungsi untuk memberikan tanda larangan dan hambatan
nikah serta tidak dikaruniakan anak.
Setiap jenis pembuatan lampu yang berbeda maka berbeda pula jenis
minyak yang digunakan pada lampu. Adapun jenis minyak yang digunakan pada
lampu adalah sebagai berikut:
a. minyak sapi (Ghee) memiliki ciri khas warna yang terbaik dan mengandung arti
untuk memberikan kebahagiaan juga kemakmuran
b. minyak wijen (Sesame Oil) mengandung arti bebas dari penderitaan atau nasib
buruk
c. minyak jerai (Kastroli) mengandung arti untuk memberi keturunan keluarga
dan sanak saudara
d. minyak kelapa mengandung arti sebagai bebas dari penyakit
e. minyak kacang tanah mengandung arti larangan, membawa kehancuran dan sial
Lampu yang digunakan pada upacara Thai Ponggel terdiri dari dua bagian
yaitu sebagai berikut:
a. lampu Pancarati merupakan lampu yang memiliki lima sumbu dan terbagi dari
dua makna kata panca berarti lima dan Arthai berarti api. Lima api atau lima
kuasa Tuhan yang dikenal dalam agama Hindu sebagai Pancabhutam (lima
elemen) yaitu air, api, tanah, udara dan angkasa.
b. lampu Mahakarpuram merupakan api yang memiliki sumbu sebanyak satu dan
melambangkan dari energy perana atau dikenal dengan cahaya Tuhan juga energi
Tuhan. Fungsi lampu ini sebagai sarana pertemuan antara jemaat dan Tuhan.
3. Kemenyan (Thdhupaf)
Gambar 3.4
Bunga segar yang dirangkai sedemikian rupa dalam kegiatan sembahyang dan
kegiatan pemujaan
E. Pendukung Upacara
1. Pendeta/Pemimpin Upacara
2. Panitia
Upacara Thai Ponggel didukung oleh panitia. Panitia upacara terdiri dari
beberapa anggota dan memiliki susunan kepengurusan yang diketuai oleh Bapak
Pendeta Chandra Boss, dibantu dengan wakil ketua Bapak Kuna Segra, sekretaris
dengan Nadya dan bendahara Silen. Sistem kepengurusan kuil dan panitia
pelaksanaan upacara memiliki anggota kepengurusan yang sama. Setiap anggota
kepengurusan melakukan tugas sesuai dengan jabatan. Sedangkan kepengurusan
dalam hal musik dan konsumsi merupakan jemaat yang telah dipilih oleh ketua
perhimpunan kuil.
3. Bhakta/Undangan
4. Pemusik
Upacara Thai Ponggel menggunakan empat alat musik yaitu sange, manjira,
tabla dan tamborin. Keempat alat musik dimainkan oleh beberapa pemain musik
seperti pada alat musik sange dimainkan oleh satu orang, manjira dimainkan oleh
dua orang, tabla dimainkan oleh dua orang secara bergantian dan tamborin
dimainkan oleh dua orang secara bergantian. Untuk memainkan alat musik, pemusik
tidak terdapat syarat khusus misalnya syarat harus pria ataupun wanita namun
pemusik wajib mahir dalam memainkan alat musik.
Pemusik memakai kostum yang resmi seperti pemusik kaum wanita memakai
kostum yang disebut sari yaitu pakaian tradisional India yang banyak dikenal oleh
seluruh masyarakat sedangkan pemusik kaum pria memakai baju yang disebut
dengan kurta pula yaitu pakaian tradisional pria kaum India dengan menggunakan
kemeja panjang yang sampai ke lutut yang diperbuat daripada kain kapas atau lime
dan sutera. Selain alat musik, terdapat nyanyian yang dinyanyikan oleh jemaat,
jemaat yang menyanyikan secara bergantian dengan bersahut-sahutan. Musik pada
upacara Thai Ponggel dimainkan secara langsung tanpa menggunakan suara yang
berbentuk rekaman.
F. Deskripsi Jalannya Upacara Thai Ponggel
Upacara Thai Ponggel dimulai pada pukul tujuh pagi dan sebelum upacara
dimulai, panitia pelaksana mempersiapkan bahan dan benda-benda upacara pada
malam hari. Panitia pelaksana dan jemaat yang mengikuti upacara Thai Ponggel
pada jam empat subuh terlebih dahulu melakukan mediasi individu dengan tujuan
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada pukul lima subuh, pendeta kuil
memandikan arca yaitu dengan menggunakan susu, tepung kunyit, beras, kayu
cendana, air kelapa muda, madu, air tebu dan air mawar. Ketika matahari telah
terbit, pendeta melaksanakan ritual puja yaitu ritual sambutan kepada matahari.
berdoa dan mengambil cahaya yang diberikan pendeta kepada jemaat. Cahaya
merupakan sarana energi postif yang diberikan oleh dewa.
Proses yang ketiga yaitu di kuil Kaliamman, jemaat dan panitia pelaksana
bernyanyi Bhajan sambil menyembah dewa Suryabanuan sebagai ucapan syukur
dengan apa yang telah disajikan padasaat upacara. Jemaat yang mengikuti upacara
terlebih dahulu berdoa dan mengelilingi arca sebanyak tujuh kali sebagai
penyembahan. Apabila jemaat yang telah berdoa, jemaat dan seluruh panitia
bersama-sama menyanyikan nyanyian Bhajan selama satu jam.
Akhir upacara Thai Ponggel, seluruh jemaat yang turut mengikuti upacara
makan bersama dengan hidangan nasi kuning yang biasanya disebut dengan
Brianivegetarian, nasi putih yang direbus dengan campuran daun salam dan elka
(kapulaga India/kayu manis) , pawaso merupakan manisan yang berisi campuran
susu, mata ikan, kacang mete, kismis dan gula, diperte yaitu kentang dan labu
yang dihancurkan dengan menggunakan tangan, rending kentang, pacidi yaitu
masakan dengan menggunakan manga muda atau mangga yang masih mentah
dicampur gula merah dan elka, kari yaitu kentang, terong, wortel, buah kelor, dan
parpu merupakan masakan yang menggunakan campuran sejenis kacang-
kacangan seperti kedelai yang direndam semalaman kemudian dimasak.
Gambar 3.6
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan bab-bab yang telah dibahas, penulis
menyimpulkan pembahasan dari hasil penelitian lakukan. Penulis menyimpulkan
bahwa upacara Thai Pongel adalah upacara menuai pada masyarakat Hindu Tamil
melalui pesta panen yang bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan karena telah
diberikan hasil panen yang melimpah. Thai Pongel diadakan sekali setahun pada
awal bulan Thai menurut almanak Tamil dan dilaksanakan dilaksanakan di kuil
Shri Mariamman. Kuil Shri Mariamman merupakan kuil tertua di kota Medan dan
memiliki luas 2 hektar. Semua umat Hindu Tamil dapat mengikuti upacara Thai
Pongel ini dengan memakai pakaian yang sopan misalnya pada kaum pria
memakai dhoti atau kurta dan pada kaum wanita memakai sari atau salwar
kameez. Upacara berlangsung selama 1 hari dengan durasi 7 jam. Penyajian musik
pada upacara Thai Ponggel terdiri dari 4 alat musik yaitu manjira, tabla, tamborin
dan sange. Musik yang disajikan dalam upacara dimainkan tidak menggunakan
rekaman melainkan secara live. Upacara Thai Pongel terdapat nyanyian. Nyanyian
yang dipakai dalam upacara adalah nyanyian bhajan dan dinyanyikan secara
bergantian. Bhajan merupakan memuja, menyembah, bersujud, dihadapan Tuhan
yaitu dengan menyanyikan lagu-lagu suci dan diartikan kedalam bahasa
Indonesia. Bhajan terdiri dari 10 bhajan dan bhajan yang dipakai adalah bhajan
Shiva.
B. Saran
Penerbit.
Medan: Forkala.
Gramedia.
xc
Universitas Sumatera
Utara
LAMPIRAN DOKUMENTAS
91
Universitas Sumatera
Utara