Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang MENGANALISIS
STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru bahasa Indonesia yaitu Ibu Sri Astuti,
S.Pd yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Kesimpulan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Editorial atau tajuk rencana merupakan bagian tradisional dari surat kabar. Dalam radio dan
televise, editorial/tajuk rencana tidak begitu menonjol dan mendarah daging. Bahkan dalam
surat kabar, tajuk rencana baru muncul seabad lalu yang dimulai di Amerika. Pada saat itulah
penulisan tajuk rencana ditemukan menjadi terkenal ketika konsep penulisan berita secara
objektif mulai menjadi keharusan. Dalam surat-surat kabar tajuk rencana biasanya ditempatkan
di halaman opini dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar bersangkutan. Ia
menempati sebuah kotak dua kolom yang memanjang ke bawah dan diletakkan disebelah pojok
kiri atas halaman. Karena kekuatan atau kelemahan opini-opini dan semangat yang dinyatakan
dalam tajuk rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan seorang pribadi, tajuk rencana
mencerminkan kepribadian – kepribadian mereka yang menulisnya (apakah ia pemimpin redaksi
atau seorang redaktur yang ditugasi menulis tajuk rencana), meskipun ia dimaksudkan sebagai
cerminan pendirian suatu Koran.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
PEMBAHASAN
Teks editorial/opini atau tajuk rencana adalah teks yang berupa opini atau argumentasi yang
ditulis dengan karangan yang berisi sejumlah permasalahan yang baru saja terjadi dan masih
hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat. Adapun isi dari editorial atau teks tajuk rencana
adalah opini atau pendapat dari seseorang tentang suatu peristiwa yang sedang terkini agar
mendapat respon dan perhatian dari masyarakat. Pada umumnya teks opini/editorialbersifat
aktual (asli) yang berisi analisis subjektif berdasarkan fakta dan data.
Struktur teks adalah bagian-bagian terpisah yang membangun sebuah teks hingga menjadi
sebuah teks yang utuh. Struktur teks editorial/opini di bagi menjadi 3 bagian yaitu pernyataan
pendapat, argumentasi dan pernyataan ulang pendapat, secara lengkap seperti yang di uraikan di
bawah ini:
Thesis statement adalah Pernyataan pendapat yang berisikan topik tentang sebuah permasalahan
yang akan dibahas.
2. Argumentasi
Argumentasi merupakan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan.
Pendukung berupa fakta-fakta tentang topik yang diangkat sehingga memberi nilai objektivitas
pada tulisan daripada sekadar opini belaka. Pada bagian ini penulis berusaha meyakinkan
pembaca bahwa apa yang dikemukakan itu benar.
Reiteration merupakan bagaian akhir teks opini yang berisi penegasan kembali pendapat yang
telah dikemukakan agar pembaca atau pendengar semakin yakin dengan pandangan yang
dikemukakan, (terkadang juga terdapat argument yang disertai saran).
Kaidah kebahasaan teks editorial/opin
i
Kaidah kebahasaan adalah aturan dan ketentuan cara menggunakan bahasa baik secara lisan
maupun tulisan, kaidah kebahasaan teks editorial/opini adalah sebagai berikut:
1. Adverbia
Adverbia atau kata keterangan (Bahasa Latin: ad, "untuk" dan verbum, "kata") adalah kelas kata
yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja) dan adjektiva (kata
sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh lain dari adverbia misalnya sangat, amat, tidak
Agar dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi kepastian yang bisa dipertegas dengan kata
keterangan atau adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan
dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang
digunakan antara lain :
selalu,
biasanya,
sebagian besar waktu,
sering,
kadang-kadang,
jarang,
dan lainnya.
2. Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan,
atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi tidak
dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya
menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya.
Konungsi dalam kaidah kebahasaan teks editorial/opini merupakan kata penghubung pada teks
editorial seperti kata bahkan.
3. Verba Material
Verba material adalah kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik, atau pun
perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan (aktor).
Verba relasional adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B),
dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam
verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba
relasional atributif.
verba relasional lebih menekankan pada verba atau kata kerja yang berfungsi sebagai
penghubung antara subjek dan pelengkap. kalimat yang mengandung verba relasional harus
memiliki pelengkap, jika tidak maka kalimatnya akan terlihat rancu.
Struktur kalimat dari verba relasional adalah:
Subjek + Verba relasional + pelengkapContoh:
Anak itu (subjek) merupakan (verba relasional) anak terpintar di kelas XII
5. Verba Mental
adalah verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka,
khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan
pengindra (senser) dan fenomena.
Struktur kalimat dari verba relasional adalah:
Subjek + Verba mental + pelengkap
Contoh:
Ibu (subjek) khawatir (verba mental afksi) anaknya sakit (pelengkap)
6. Kosakata
Kosa kata atau perbendaharaan kata yang digunakan untuk teks editorial memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Aktual, yaitu sedang menjadi pembicaraan banyak orang
Fenomenal, yaitu luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra
Editorial, yaitu artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor
Imajinasi, yaitu daya pikir untuk membayangkan
Modalitas, yaitu menyatakan cara pembicara bersikap terhadap suatu situasi dalam komunikasi
antar pribadi
Nukilan, yaitu kutipan yang dicantumkan pada suatu benda
Tajuk rencana, yaitu karangan pokok dalam dalam surat kabar
Teks opini, yaitu wadah untuk mengemukakan pikiran
Keterangan aposisi, yaitu memberi penjelasan kata benda
Keterangan pewatas, yaitu keterangan tambahan yang memberi keterangan kata benda
B. CIRI-CIRI TEKS EDITORIAL
Agar anda dapat membedakan antara teks editorial dengan jenis teks lainnya maka salah satu
yang harus anda ketahui adalah ciri-ciri dari teks itu sendiri, untuk teks editorial ciri-cirinya
adalah sebagai berikut:
1. Tema tulisannya sedang dibicarakan secara luas oleh masyarakat, aktual, dan faktual
2. Bersifat sistematis dan logis
3. Tajuk rencana yang bersifat argumentatif
4. Menarik untuk dibaca karena kalimatnya yang singkat, padat dan jelas.
Tujuan Teks Editorial
Berikut adalah salah satu contoh teks editorial/opini atau tajuk rencana:
Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak dapat
dipungkiri bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh negara lain.
Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tentang
kemajuan pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan
dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor untuk
berkembangnya suatu negara.
Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional dengan
berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di Indonesia.
atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah
Computer Based Test
seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya
untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat
dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas. Padahal, peserta
Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya
pengiriman naskah soal pun tidak sedikit.
Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa menyetujui
hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan siswa, terutama pada
siswa yang belum lancar dalam masalah teknologi. Padahal,dengan itu mereka akan termotivasi
untuk lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali
test-test yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa untuk
diajak berjalan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu dapat
memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan kreativitas. Padahal, untuk menjadi suatu negara
yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik.
Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain yang ada
di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu kemajuan.
1. Struktur teks
Struktur teks Kalimat dalam teks
Pernyataan pendapat 1. Di masa kini, pendidikan sangatlah
penting dalam menjalani kehidupan. Tak
dapat dipungkiri bahwa tanpa pendidikan
masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh
oleh negara lain. Oleh karena itu, banyak
sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia tentang kemajuan
pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan
nya adalah teknologi yang digunakan dalam
suatu proses pendidikan, karena teknologi
merupakan salah satu faktor untuk
berkembangnya suatu negara.
Argumentasi 2. Baru-baru ini tidak jarang orang yang
membicarakan mengenai Ujian Nasional
berbasis computer. Itulah salah satu upaya
pengembangan teknologi di Indonesia.
b. Konjungsi
No Kalimat Konjungsi Fungsi
1 Oleh karena itu, banyak sekali Oleh karena Untuk
upaya yang dilakukan oleh itu menyatakan
pemerintah Indonesia tentang akibat
kemajuan pendidikan.
2 Salah satu contoh pengupayaan Karena Untuk
nya adalah teknologi yang menyatakan
digunakan dalam suatu proses akibat
pendidikan, karena teknologi
merupakan salah satu faktor untuk
berkembangnya suatu negara.
3 Pada dasarnya, sistem ini tidak Namun Untuk
hanya untuk pengembangan menyatakan
teknologi saja, namun sistem ini keadaan
juga lebih efisien dan lebih hemat pertentangan
dibanding dengan Paper Based dengan keadaan
Test yang harus mencetak soal ke sebelumnya
dalam kertas.
4 Padahal, peserta Ujian Nasional Padahal Memperkuat
sangatlah banyak, dapat mencapai argumentasi
jutaan peserta.
5 Manfaat tersebut tidak hanya Karena Untuk
didapat oleh pemerintahan saja. menyatakan
Untuk siswa, mereka akan lebih akibat
terbantu, karena mereka sudah
tidak focus menghitamkan
jawaban.
6 Selama ini, factor menjawab pada Selama ini Untuk
kertas LJK sangatlah memengaruhi menyatakan
pada nilai mereka. waktu
7 Jadi, waktu nya tidak terbuang sia- Jadi Untuk
sia. menyatakan
konsekuensi
8 Padahal, dengan itu mereka akan padahal Memperkuat
termotivasi untuk lebih bisa dalam argumentasi
teknologi seperti computer, karena
pada dasarnya saat ini banyak
sekali test-test yang menggunakan
sistem CBT.
9 Padahal, untuk menjadi suatu padahal Memperkuat
negara yang maju, berubah itu argumentasi
perlu, berubah untuk yang lebih
baik.
3. Pengelompokan Verba
PENUTUP
Kesimpulan
Editorial atau Tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang
hangat dibicarakan masyarakat. opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak
redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Menulis tajuk memerlukan situasi dan kondisi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadia dalam
pemberitaan sehari-hari. Tajuk tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.kabarindonesia.com/berita.php?%20pil=%2020%20&%20dn=20080305135954
Http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/05/28/editorial-sebuah-pikiran-institusi-media-460526.html
Http://pelitaku.sabda.org/editorial_sekadar_pengantar_0
Http://www.flphadhramaut.com/2012/12/menulis-tajuk-recana-editorial.html
Http://pelitaku.sabda.org/langkah_langkah_menulis_editorial
http://sealee.wordpress.com/contoh-editorial/