Anda di halaman 1dari 25

Tema 4

Kepribadian dan Kemandirian

Pembelajaran 1: Pembangunan Teks dan Permodelan

A. Memahami Struktur dan Kaidah Teks Editorial


Teks Editor dipahami sebagai artikel yang mewakili opini atau sikap media terhadap
sebuah isu untuk merefleksikan sikap mayoritas dari dewan redaksi. Penulis editor mencoba
membangun argumen dan mengajak pembaca untuk berpikir tentang opini yang sudah dibuat.

Stuktur Teks Editorial


1. Pengantar
Bagian pengantar diawali dengan penjelasan persoalan/isu/kontrovesi yang dipaparkan
dalam bentuk kepala (Lead). Biasanya mencakupi pertanyaan 5W+1H.
2. Menghadiri opini dengan penjelasan yang objektif
Pada bagian ini, kita dapat menggunakan beragam fakta untuk menyatakan opini secara
objektif.
3. Disampaikan dengan sudut pandang yang akurat
Kita dapat menuliskan pendapat atau sanggahan kita jika tidak setuju dengan pemamparan
yang ada dalam teks editorial tersebut. Selain itu, kita dapat menarik fakta atau kutipan
dari orang lain yang mendukung pendapat kita
4. Opini yang langsung menyanggah
Pada tahap ini, kita dapat memberikan alasan atau analogi untuk menyanggah secara
langsung penjelasan yang ada dalam teks editorial tersebut.
5. Opini secara professional
Pada bagian ini, kita dapat memberikan pendapat yang diakhiri dengan pertanyaan retoris
atau dengan menggunakan kutipan yang dipercaya terkait dengan persoalan yang
dijabarkan dalam teks editotial tersebut.
6. Solusi alternatif terhadap maslah/isu
Pada tahap ini, kita dapat memberikan solusi atau pemecahan masalah terhadap persoalan
yang sedang dibahas dalam teks editorial tersebut.
7. Simpulan yang padat dan ringkas
Simpulan merupakan pernyataan akhir penulis yang di dalamnya terdapat inti persoalan,
pendapat, dan solusi.

Kaidah Teks Editorial


1. Teks editorial adalah sikap sebuah lembaga (penerbit) bukn sikap pribadi. Oleh sebab itu,
kita perlu memahami secara benar karakter, visi dan misi media yang bersangkutan.
2. Teks editorial harus mencermikan nilai nilai yang memiliki masyarakat. Dalam
pemamparannya, kita sebaiknya menghindari sikap menggurui dan mengaggap pembaca
tidak memahami isu yang bergulir.
3. Topik, arah, dan permasalahan yang akan diangkat harus dimusyawarahkan dengan tim
redaktur.
4. Jangan menjadikan teks editorial hany sekedar penghias atau pelengkap halaman, tetapi
sajikan pula pendapat/paparan berita yang sedang terkini.
5. Gunakan kalimat yang efektif dalam penulisan teks editorial.
6. Pada hakikatnya, teks editorial merupakan sebuah analisis singkat. Oleh karena itu,
diperlukan penggarapan yang serius berupa argumentasi yang solid dan valid.
7. Halaman yang tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu, hidari penulian latar belakang
permasalahan secara berlebihan.
8. Menguasai permasalahan secara pasti ketika menulis teks editorial
9. Pemamparan teks editorial harus berpijak pad kebenaran.

B. Menginterpretasi Makna Teks Editorial


Teks editorial dalam mempunyai nama yang berbeda beda. Adapun yang bernama
editorial yang bernama editorial seperti pada media Indonesia. Ada pula yng membuat kolom
lain, tetapi hakikatnya sama dengan editorial. Kolom itu seperti “Dari Kami” (Intirasi) “Read
me first” (Get Life) “Prologue” (Pc Media), “Mata” (Matabaca), “Dari meja redaksi”
(Buletin Piliar).
Teks editorial lebih dimaknai sebagai pengantar dari redaksi. Sementara itu, menurut
KBBI edisi keempat pusat bahasa, Editorial dapat dimaknai sebagai artikel dalam surat kabar
atau majalah (pada praktiknya bisa berupa apa saja) yang menggunakan pendirian editor atau
pemimpin surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
Pandangan editorial sebagai salah satu tulisan yang mengekspreasi opini tercemin dalam
pendapat Meyer Sebrank dan Dave Kemper. Menurut mereka, opini merupakan reaksi
terhadap berita berita terkini, kejadian atau isu isu yang merisaukan.

Berikut merupakan langkah langkah yang dapat dilakukan untuk menginterpretasi teks
editorial
1. Mencermati isi teks editorial yang dijelaskan
2. Mencermati penafsiran dan makna terdekat dari konteks yang sulit dipahami seperti
dengan membuka kmus, berdiskusi dengan orang orang profesi, atau mengenali informasi
yang lainnya.
3. Mencari penjelasan penjelasan yang sesuai dengan referensi
4. Mencari maksud dan inti teks secara keseluruhan
5. Menghubungka makna isi teks dengan implikasi atau kejadian kejadian disekitar nya.
6. Menghubungkan isi teks dengan visi atau misi media yang dianalisis.

C. Membandingkan Teks Editorial dengan Teks Lain


Teks editorial atau yang sering disebut dengan tajuk recana merupakan indentitas “Jati
diri”sebuah media.

Berikut ini merupakan isi dan fungsi teks editorial menurut William M. Pinkerton yang
dijelaskan sebagai berikut.
1. Menjelaskan berita
Dalam hal ini, sebuah teks editorial mampu menjelaskan berita dengan interpretasi dan
sudut pandang subjektif redaksi.
2. Mengisi informasi latar belakang
Maksud dari istilah tersebut adalah sebuah teks editorial mampu mengaitkan suatu berita
dengan realitas sosial lainnya atau infomasi tambahan.
3. Mempredaksi masa depan
Maksudnya adalah teks editorial dapat memprediksi apa yang akan/dapat terjadi pada
masa mendatang dengan atau akibat terjadinya suatu peristiwa.
4. Meneruskan penilaian moral
Dalam hal ini, teks editorial dapat memberikan penilaian da menyatakan sikap atas suatu
peristiwa.
Sementara itu, David Dary membagikan teks editorial menjadi enam jenis, yaitu sebagi
berikut.
1. Tajuk informative yaitu teks editorial yang menjelaskan fakta khusus.
2. Tajuk interpretasi yaitu teks editorial yang menjelaskan fakta penting secara tersembunyi
3. Tajuk Argumentasi yaitu teks editorial yang biasanya berisi masalah politik yang
menghendaki analisis logis sebab akibat.
4. Tajuk Ajakan Aksi yaitu teks editorial yang mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu.
5. Tajuk Persuasi yaitu teks editorial yang menyakinkan khalayak dengan sugesti
6. Tajuk Menghibur yaitu teks editorial yang berisi masalah dan sifatnya menghibur,
menyindir, berisikan humor, atau mengangkat tema kehidupn manusia.

D. Memproduksi Teks Editorial


Bebeda dengan teks lain, memproduksi teks editorial membutuhkan persiapan yang
matang. Mulai dari menyiapkan bahan, merancang sebuah kerangka, menyesuaikan tema ,
memberi batasan batasan dalam berpendapat atau menjaga objektivitas, serta visi dan misi
lembaga tertentu.
Memproduksi teks di sini dapat diartiakan sebagai menyusun teks secara tertulis atau
menyusun teks secara lisan dengan cara mengikuti kegiatan editorial(perbincangan).
Berikut merupakan langkah langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks editorial
menurut Alan weintraut:
1. Tentukan topik yang signifikan dengan sudut pandang berita terkini dan menarik minat
pembaca. Topik ini merupakan permasalahan utama dalam media saat ini.
2. Kumpulkan berbagai informasi dan fakta, termasuk laporan objektif dan lakukan
penelitia.
3. Kemukakan opini secara singkat denga model pertanyaan tesis.
4. Jelaskan isu tertentu secara objektif sebagai wartawan dan katakan mengapa situasi
tersebut sangat penting dibicarakan.
5. Berikan terlebih dahulu sudut pandang berlawanan bersama beberapa kutipan dan fakta
yang ada
6. Sanggah atau tolak sisi yang lain da kembangkan kasus kamu, dengan menggunakan
fakta fakta, detail detail, tokoh tokoh dan kutipan kutipan.
7. Akui poin yang berlawanan. Poin poin tersebut tentu memiliki poin yang baik yang dapat
diakui untuk membuat kamu tampak rasional
8. Ualangi frasa kunci untuk memperkuat ide hingga melekat dalam benak pembaca.
9. Berikan solusi yang realitis
10. Ringkasan menjadi suatu kesimpulan yang menegaskan kembali pertanyaan pada tesis
awal
11. Jagalah agar tidak lebih dari 500 kata, setiap tulisan diperhatikan kata “saya” (pada
faktanya, hal ini tergantung kebijakan dari masing masing media)

Sejarah dengan hal tersebut Sebranek dan Kemper menawarkan lima langkah sederhana
penyusunan teks editorial sebagai berikut.
1. Kemukakan pengalaman pribadi dalam bentuk pernyataan menjadi sebuah tesis
2. Berikan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dengan isu yang dikemukakan
3. Kemukakan contoh contoh yang akan mendukung sudut pandang
4. Berikan alasan terhadap opini yang dikemukakan
5. Paragraph terakhir hendaknya diakhiri dengan penegasan ulang tentang tesis yang
dikemukakan di awal

Orang yang menulis teks editorial harus memenuhi kriterial tertentu, kriteria penulis editorial
antara lain.
1. Mengenal baik visi dan misi media karena tulisan tajuk/editorial mencerminkan hal
tersebut
2. Memiliki kedalaman analisis sehingga mampu mengungkapkan sesuatu di balik fakta dan
menjangkau jauh ke depan
3. Berpengetahuan dan berwawasan luas Karen sebuah peristiwa atau fakta memiliki kaita
dengan fakta lain
4. Memiliki banyak referensi yang akan menjadi acuan dalam pengembangan ide atau
pemikiran
5. Berkepala dingin dan tidak emosional agar ketika menulis tetap terjaga kejernihan berpikir
dan suasana hari dan
6. Telh lama menjadi wartawan sehingga mampu menjaga etik jurnalistik dan kepenulisan.

Dengan kriteria tersebut tidak setiap orang dapat menjadi penulis editorial. Hanya orang yang
memenuhi syarat yang dapat menjadi penulis editorial atau narasumber dalam editorial.
Pembelajaran 2: Pembangunan Teks Bersama

A. Menganalisis Teks Editorial


Analisis terhadap teks editorial sama halnya dengan mengurai teks editorial berdasarkan
bagia bagianya. Dasar analisisnya memang harus jelas. Hal ini bertujuan agar kita
mengetahui sejarah mana teks editorial itu dibahas. Berdasarkan tingkat kedalam analisis,
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Penulis hanya melaporkan masalah tanpa melakukan analisis
2. Penulis melaporka masalah dan memberikan penjelasan tentang latar belakang
munculnya masalah dan jenis masalahnya.
3. Penulis melaporkan masalah dan menganalisisnya dengan teknik perbandingan,
menerangkan sebab akibat, serta melakukan analogi masalah
4. Penulis melakukan analisis dan menghasilkan simpulan
5. Penulis melakukan analisis, menarik simpulan dan menilai masalah

Kelima tingkatan kedalam analisis dapat digunakan seorang jika hendak menganalisis teks
editorial berdasrka posisi si penulis. Berikut ini dipaparkan analisis teks editorial dengan
menggunakan unsur unsur tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Tema atau pokok persoalan
2. Isi teks secara keseluruhan
3. Teknik penulis teks
4. Pengguna bahasa
5. Makna teks
6. Nilai didik
B. Menyunting Teks Editorial
Menyunting tes editorial menjadi sebuah teks editorial yang utuh harus dilakuan oleh
seorang penyunting, hal ini disebabkan penyunting mempunyai tugas utanma yang penting
untuk menjadikan teks yang sulit dipahami menjadi teks yang mudah dipahami
Dalam penyuntingan teks editorial, diperlukan langkah langkah sebagi berikut.
1. Proses pra penyuntingan
Proses pra penyuntingan naskah yang meliputi pengecekan kelengkapan naskah, ragam
naskah, daftar isi bagian bagian bab, ilustrasi/tabel/gambar, catatan kaki, informasi
mengenai penulis, dan membaca naskah secara keseluruhan,
2. Proses penyuntingan
Dalam proses penyuntinga, yang perlu diperhatikan dengan cermat dan seksama oleh
penyunting adalah masalah ejaa, tata bahasa, kebenaran fakta, legistrasi, konsistensi, gaya
penulis, konversi penyuntingan,naskah, dan gaya penerbit/gaya selingkung.
3. Dalam proses ini, setiap editor harus memeriksa kembali kelengkapan naskah, nama
penulis, kesesuaian daftar isi dan isi naskah,tabel,/ilustrasi/gambar, prakata/kata pengantar,
sistematik tiap bab, catatan kaki, daftar pustaka, daftar kata/istilah, lampiran, indektif,
biografi singkat, sinopsis, nomor halaman, sampai naskah siap

Untuk melaksanakan kegiatan penyuntingan teks editorial perlu diperhatiakan beberapa hal
berikut.
1. Keterbacaan, artinya naskah yang telah disunting pada akhirnya harus dapat dibaca oleh
sesama pembacanya. Dalam keterbacaan dibutuhkan kejelasan , artinya naskah jelas, bisa
dipahami pembacanya, tidak membingungkan dan tidak menimbulkan penafsiran yang
salah.
2. Konsistensi, artinya naskah yang telah disunting harus taat asas/konsisten(dalam ejaan
penulis, penawaran/pembabakan)
3. Kebahasa/taat bahasa, artinya naskah yang telah disunting itu tata bahasanya benar, sesuai
jenis bacaanya, dan sesuai dengan tingkat perkembangan pembacanya.
4. Gaya bahasa, artinya naskah yang telah disunting penulisnya/penyajianya memiliki gaya
bahasa/ gaya penulisan.
5. Ketelitian data/fakta, artinya naskah yang telah disunting itu memuat data/fakta yang tepat
dan bisa dipertanggungjawabkan ketepatannya, sehingga tidak membuat pembaca
melakukan kesalahan akibat membaca naskah tersebut,
6. Legisterasi artinya naskah yang telah disunting itu memilik keabsahan untuk diterbitkan.
7. Kelengkapan naskah, artinya bagan bagian nskah hasuslah lengkap detailnya agar tidak
mengganggu pemahaman.

C. Mengindentifikasi Teks Editorial


Teks editorial merupakan tulisan yang berisi kupasan maslah aktual atau yang baru saja
terjadi dan masih menjadi bahan pemicaraan di masyarakat. Oleh karena itu, pembaca sering
menilai kualitas majalah atau surat kabar melalui kualitas teks editorial/tajuk rencananya.
Teks editorial berupa fakta atau kenyataan dan pula yang berupa opini dan pendapat.
Teks editorial mengungkapkan informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya
masalah, opini redaksi mengenai masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, serta
harapan redaksi akan peran serta pembaca.
Berkaita dengan pertanyaan yang berupa fakta dan opini, teks editorial umumnya bersifat
sebagai berikut.
1. Kruasi yaitu ditulis secara berkala, bergantung pada jenis terbitnya medianya bisa harian,
mingguan, dua mingguan, atau bulanan.
2. Situasional yaitu isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik itu
aspek sosial, ekonomi, kebudayaan hukum, pemerintahan , olahraga maupun hiburan,.
3. Karakteristik yaitu memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada para
pembacanya terkait sikap media massa yang menulisnya.
4. Politik yaitu terkait erat dengan media atau kebijakan media yang bersangkutan.

Berdasarkan sifatnya diatas ciri ciri teks editorial berisi:


1. Opini redaksi tentang peristiwa yang sedang dibicarakan
2. Ulasan suatu masalah yang dimuat, biasanya berskala nasional, berita internasional, dan
dapat menjadi teks editorial apabila berita tersebut memberi dampak secara nasional serta
3. Pikiran subjektif redaksi

Dengan sifat dan cirinya, aspek aspek yang dibahas dalam teks editorial mencakupi:
1. Judul
2. Latar belakang masalah
3. Tokoh
4. Masalah
5. Peristiwa yang disampaikan
6. Opini penulis
7. Saran dan solusi permasalahan
8. Simpulan
9. Sumber berita, dan
10. Anggota redaksi

Berdasarkan golongan/sifatnya, teks editorial dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1. Teks editorial golongan pers menegah ke atas atau pers yang berkualitas degan ciri ciri:
a. Hati hati(tidak menyembut nama orang yang sedang diberikan)
b. Normatif(menurut aturan yang belaku)
c. Cenderung konsertive(bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu dan
tradisi) dan
d. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologi
2. Teks editorial golongan pers tengah ke bawah berlaku sebaliknya, dengan ciri ciri:
a. Lebih berani (langsung menyebut nama orang yang diberikan)
b. Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua kalangan)
c. Progresif (bersifat memberi perubahan/kemajuan) dan
d. Lebih memilih pendekatan sosiologi daripada pendekatan politis

Fakta dalam teks editorial dijelaskan dengan ciri ciri sebagai berikut.
1. Benar benar terjadi
2. Waktu, tempat tanggal peristiwa jelas
3. Diperkuat dengan angka angka

Jenis fakta dalam teks editorial ada dua yaitu sebagai berikut.
1. Fakta umum yaitu fakta yang mengungkapkan kebenaran yang berlaku sepanjang zaman
dari dulu sampai sekarang.
Contoh:
-Matahari terbit disebalah timur
-Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
2. Fakta khusus (spesifik) yaitu kebenaran yang berlaku dalam periode tertentu.
Biasanya terdapat kata kata: menurut saya, sepertinya, bagus sekali, sangat(bagus), dan
sejenisnya. Jika ada ciri ciri seperti ini, kalimat tersebut merupakan kalimat opini.
Ciri ciri opini yaitu:
1. Belum terjadi (baru rencana)
2. Berupa pendapat
3. Bersifat subjektif dan
4. Keterngannya belum jelas

Berdasrkan jenisnya, opini dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.


1. Opini perorangan (subjektif): pendapat berdarkan pandangan pribadi/orang orang tertentu
saja
Contoh:
 Menurut para ahli, pada tahun 2020 penduduk Indonesia akan mencapai 400 juta jiwa
 Menurut saya, pakaian yang dikenakan pria itu sepertinya bagus sekali
2. Opini umum (objektif): pendapat berdasrka pandangan orang banyak/khalayak umum
Contoh:
 Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri sendiri
 Terjadinya tsunami pada tahun 2004 di aceh menewaskan banyak korban

D. Mengabstraksi Teks Editorial


Mengabstraksi teks editorial dapat dilakukan dengan cara membuat ringkasannya atau
menyajikan bentuk ringkas dari satu teks editorial.
Cara pertama yang dilakukan untuk mengabstraksi teks editorial tulis dengan membuat
sinopsis. Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut.
1. Membaca teks editorial secara keseluruhan
2. Menulis pokok pokok isi teks
3. Melengkapi pokok pokok teks dengan penjelasan yang ringkas
4. Menulis kembali ringkasan (sinopsis)
5. Mengecek apakah sinopsis menyeluruh tanpa meninggalka ide pokok

Cara lain yang digunakan untuk mengabstraksi teks editorial adalah dengan mempertanyakan
kembali beberapa hal beriku.
1. Apakah judul/pokok maslah teks editorial yang hendak diabstraksi?
2. Ada beberapa bagian yang hendak diabstraksi?
3. Apakah opini sudah ditampilkan dengan santun?
4. Apakah penjelasan opini sudah ditamplkan secara efektif?
5. Apakah dalam opini/pendapat pada teks editorial sudah terdapat nilai didik yang
diharapkan memberi pengetahuan dan keteladanan bagi pembacanya?
6. Apakah penulis menjelaskan bagaimana mengawali dan mengakhiri mengabstraksi teks?

E. Mengevaluasi Teks Editorial


Evaluasi ini mencakup stuktur, kaidah, dan fungsi teks. Selain itu evaluasi dapat
dilakukan dengan mencermati penggunaan bahasa, seperti penggunaan ejaan, penyusunan
kalimatefektif, dan penalaran kalimat.

F. Mengonversi Teks Editorial ke dalam teks lain


Teks konversi dapat berupa pidato, wacana langsung atau teks teks lain .bagian yang
tidak boleh berubah adalah isi atau substansi teks. Langkah langkah yang dilakuka untuk
mengubah teks editorial ke dalam teks lain antara lain:
1. Membaca teks editorial secara keseluruhan
2. Mengamati pilian kata (diksi) yang tepat dalam teks editorial,
3. Mencatat kata kata yang sulit dipahai maknanya
4. Menentukan isi teks editorial secara keseluruh
5. Menentukan jenis teks apa yang dipilih untuk konversi
6. Menulis ulang teks editorial dalam bentuk lain(yang diinginkan)
7. Merevisi bentuk teks baru jika dimungkunkan ada kesalahan, dan
8. Mengedit dngan menelaah penggunaan ejaannya apabila terjadi kesalahan
Kedelapan langkah ini harus dilakukan secara urut untuk memperoleh hasil maksimal dari
konversi teks editorial.
I. Soal Pilihan Ganda

1. Bacalah teks Editorial berikut!


Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMK di Bandar Lampung, mencapai 90%.
Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak ush
dibanggakan, ujar kepala dinas pendidikan dan pengajaran di Bandar Lampung, Senin
(10 September 2018).
Kalimat utama dalam paragraf tersebut ialah ....
a. Hanya saja, hal itu bukan patokan kualitas kelulusan.
b. Hanya saja, hal itu merupakan patokan kualitas kelulusan.
c. Hal itu tidak ush dibanggakan, ujar kepala dinas pendidikan dan pengajaran.
d. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMK di Bandar Lampung
mencapai 90%.
e. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/SMK di Bandar Lampung mencapai
70%.

2. Bacalah teks editorial berikut !


Meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih timbul
kerisauan tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini kerisauan yang
harus kita pikirkan upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia timur, seperti dari
Papua atau NTT, berhasil menunjukkan intelegensia tinggi, seperti unggul dalam
olimpiade fisika. Tugas kita berikutnya, bagaimana kita menjadikan itu sebagai pola,
bukan kasus.
Kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut ....
a. Menjadikan pola, bukan kasus.
b. Lulusan Indonesia timur sangat berprestasi.
c. Banyak ajang yang berhasil dijuarai putra putri Jawa.
d. Upaya menyamakan persaingan lulusan Indonesia timur dengan Jawa.
e. Upaya pemerintah menjadikan lulusan asal Jawa lebih maju daripada
Indonesia timur.
3. Cermatilah teks Editorial berikut!
Pendidikan yang kita kenal sekarang ini telah menjadi kebutuhan dasar setiap manusia
karena pendidikan menjadi kunci kemajuan dan keberhasilan sebuah bangsa. Dengan
tingkat pendidikan yang tinggi maka kita akan memiliki kesempatan untuk sejajar
dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Namun pada kenyataanya kualitas pendidikan di
negara kita tidak sebagus seperti di negara lain.
Banyak lembaga pendidikan yang berupaya untuk menciptakan lulusan-lulusan yang
memiliki kualitas dan daya juang tinggi di masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin sulit. Namun perlu kita ingat bahwa
sebuah keberhasilan tidak akan lepas dari segala faktor dan kondisi.
Pada paragraf teks pertama merupakan struktur ....
a. Pengantar.
b. Opini secara profesional.
c. Opini yang langsung menyanggah.
d. Menghadirkan opini dengan penjelasan yang objektif.
e. Disampaikan dengan sudut pandang yang akurat.
.
4. Cermatilah teks editorial berikut!
Kenapa pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain?
Seharusnya revolusi mental yang dikumandangkan oleh Presiden Jokowi bukan hanya
sekedar slogan, melainkan amanah sekaligus beban bersama yang harus dibenahi
bersama-sama.
Bagaimanapun juga, pendidikan tak bisa dilepaskan dari sektor lain, oleh karenanya
untuk memajukan pendidikan pemerintah tak bisa mengandalkan dinas terkait semata,
harus ada dukungan dari sektor lain, terutama dalam hal ekonomi.
Berdasarkan teks tersebut , merupakan bagian struktur ....
a. Pengertian.
b. Simpulan yang padat dan ringkas.
c. Solusi alternatif terhadap maslah/isu.
d. Menghadiri opini dengan penjelasan yang objektif .
e. Disampaikan dengan sudut pandang yang akurat.
5. Cermatilah teks editorial berikut!
Seharusnya pemerintah terutama bidang kesehatan selalu memperbaharui/meningkatkan
mutu para dokter di seluruh Indonesia secara berkala, hal itu bertujuan agar pelayanan
kesehatan masyarakat dapat berhubungan dengan baik.
Berdasarkan teks tersebut, merupakan bagian struktur ....
a. Pengertian.
b. Simpulan yang padat dan ringkas.
c. Opini yang langsung menyanggah.
d. Disampaikan dengan sudut pandang yang akurat.
e. Menghadiri opini dengan penjelasan yang objektif .

6. Perhatikan teks berikut!


Pengangguran terdidik itu (baik berijazah diploma maupun strata 1) meningkat di-
bandingkan tahun 2016 dengan presentase meganggur lulusan perguruan tinggi sebesar
8,5 persen (619.300) dan pada 2015 sebesar 8,8 persen (645.888).
Berdasarkan teks tersebut, merupakan bagian struktur ....
a. Paparan yang releven.
b. Penjelasan yang objektif.
c. Opini secara profesional.
d. Sudut pandang yang akurat.
e. Opini yang langsung menyanggah.

7. Bersadarkan teks editorial yang terdapat pada nomor 6, merupakan kaidah bagian ....
a. Kalimat efektif.
b. Pendapat/berita hangat.
c. Latar belakang tidak berlebihan.
d. Latar belakang secara berlebihan.
e. Menguasai permasalahan tetentu.
8. Cermatilah kutipan teks editorial berikut!
Pada akhirnya, pendidikan tinggi menentukan pekerjaan, tetapi juga menentukan
kesejahteraan bangsa dan peradabannya.
Berdasarkan kutipan teks editorial tersebut merupakan struktur ....
a. Simpulan yang padat.
b. Paparan yang relevan.
c. Opini secara prefesional.
d. Penjelasan yang objektif.
e. Sudut pandang yang akurat.

( Nomor 9 sampai 13)


Perhatikan teks editorial berikut!
Radikalisme Bahaya Karena Diimingi Surga

JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai radikalisme agama sangat


berbahaya, karena iming-imingnya adalah masuk surga.
"Padahal, semua orang yang beragama tentu merindukan surga," kata Ketua Umum PPP
M Romahurmuziy, Jumat (25/8/2017).
Sebagai akibatnya, agama sendiri dianggap paling benar, dan hal tersebut berdampak
sangat mengerikan. Pasalnya, semua orang bisa melakukan kekerasan atas nama agama.
Pria yang akrab disapa Romi ini mengatakan, radikalisme ada di semua agama. "Misal
dalam agama Hindu ada kelompok radikal Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), yang
menyerang pertemuan ibadah Minggu di Karnataka, India pada 3 Maret 2012," tuturnya.
Kelompok Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) itu pada tahun 2014 melakukan
pemaksaan kepada ratusan penganut Kristen dan Islam di Agra untuk pindah ke agama
Hindu.
Kemudian, kelompok Kristen Radikal Amerika Serikat Timothy Veigh. Mereka pernah
melakukan pengeboman Oklahoma City pada 19 April 1995.
9. Berdasarkan teks tersebut, paragraf yang memuat konten-konten faktual ialah ....
a. 1-2.
b. 2-5.
c. 3-6.
d. 4-6.
e. 5-6.

10. Berdasarkan teks tersebut, sruktur paparan yang releven terdapat pada paragraf ....
a. 1.
b. 3.
c. 1-3.
d. 3-6.
e. 2-5.

11. Berdasarkan teks tersebut, memuat opini yang langsung menyanggah terdapat pada
paragraf ....
a. 1.
b. 3.
c. 1-3.
d. 3-6.
e. 2-5.

12. Berdasarkan teks tersebut, kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut adalah ....
a. Pria yang akrab disapa Romi ini mengatakan, radikalisme ada di semua agama.
b. agama sendiri dianggap paling benar, dan hal tersebut berdampak sangat mengerikan.
c. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai radikalisme agama sangat
berbahaya, karena iming-imingnya adalah masuk surga.
d. Kelompok Kristen Radikal Amerika Serikat Timothy Veigh. Mereka pernah
melakukan pengeboman Oklahoma City pada 19 April 1995.
e. Kelompok Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) itu pada tahun 2014 melakukan
pemaksaan kepada ratusan penganut Kristen dan Islam di Agra untuk pindah ke
agama Hindu.
13. Masalah atau akibat yang ditimbulkan, berdarkan teks editorial tersebut, ialah....
a. Pria yang akrab disapa Romi ini mengatakan, radikalisme ada di semua agama.
b. agama sendiri dianggap paling benar, dan hal tersebut berdampak sangat
mengerikan.
c. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai radikalisme agama sangat berbahaya,
karena iming-imingnya adalah masuk surga.
d. Kelompok Kristen Radikal Amerika Serikat Timothy Veigh. Mereka pernah
melakukan pengeboman Oklahoma City pada 19 April 1995.
e. Kelompok Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) itu pada tahun 2014 melakukan
pemaksaan kepada ratusan penganut Kristen dan Islam di Agra untuk pindah ke
agama Hindu.

( Nomor 14 sampai 18 )
Perhatikan teks editorial berikut!
Ijazah Perguruan Tinggi Tak Lagi Jadi jaminan
sarjana
Lulus dari perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta tidak dapat menjadi jaminan
untuk mendapatkan pekerjaan sesuai yang kita inginkan. Banyak sekali para sarjana yang
menganggur. Kalaupun bekerja, kerjaan yang didapatkan terkadang tidak sesuai dengan
kemampuannya. Kenyatannya, para sarjana justru semakin kesulitan untuk bekerja, terlebih
saat ini mereka harus berani bersaing dengan dengan tenaga kerja asing dari negara-negara
ASEAN sebagai dampak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2014, di Indonesia ada 9,5
persen (688.660 orang) dari total penganggur yang merupakan alumni perguruan tinggi. Dari
sekian banyaknya, mereka memiliki ijazah diploma tiga atau ijazah strata satu (S-1) . Dari
jumlah itu, penganggur paling tinggi merupakan lulusan universitas bergelar S-1 sebanyak
495.143 orang.Angka pengangguran terdidik pada 2014 itu meningkat dibandingkan
penganggur lulusan perguruan tinggi pada 2013 yang hanya 8,36 persen (619.288 orang) dan
pada 2012 sebesar 8,79 persen (645.866 orang).
Salah satu alasan banyaknya pengangguran yang didomonasi oleh lulusan perguruan
tinggi adalah karena adanya ketimpangan antara profil lulusan universitas dengan kualifikasi
tenaga kerja siap pakai yang dibutuhkan perusahaan. Berdasarkan hasil studi Willis Towers
Watson tentang Talent Management and Rewards sejak tahun 2014 mengungkap, delapan
dari sepuluh perusahaan di Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan perguruan tinggi yang
siap pakai.
Alasan lain banyaknya pengangguran terdidik adalah karena kurangnya lapangan
pekerjaan, pertumbuhan perguruan tinggi dan program studi begitu pesat, serta minimnya
kompetensi para lulusan atau tidak sesuainya kompetensi dengan kebutuhan pengguna tenaga
kerja. Faktor ketersediaan lapangan kerja merupakan hal kompleks tersendiri yang, antara
lain, terkait dengan ketersediaan investasi memadai untuk menyerap tenaga kerja dari lulusan
berbagai program studi, kinerja ekonomi nasional, dan kondisi ekonomi global.

14. Berdasarkan teks tersebut, opini yang langsung menyanggah terdapat pada paragraf ....
a. 1.
b. 2.
c. 3.
d. 4.
e. 5.

15. Berdasarkan teks tersebut, opini secara prefesional terdapat pada paragraf ....
a. 1.
b. 2.
c. 3.
d. 4.
e. 5.

16. Berdasarkan teks tersebut, paparan yang relevan terdapat pada paragraf ....
a. 1-4.
b. 2-6.
c. 4-5.
d. 1-3.
e. 5-6.
17. Berdasarkan teks tersebut, kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut adalah ....
a. Banyak sekali para sarjana yang menganggur.
b. Lulus dari perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta tidak dapat menjadi
jaminan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai yang kita inginkan.
c. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2014, di Indonesia ada
9,5 persen (688.660 orang) dari total penganggur yang merupakan alumni perguruan
tinggi.
d. Kurangnya lapangan pekerjaan, pertumbuhan perguruan tinggi dan program studi
begitu pesat, serta minimnya kompetensi para lulusan atau tidak sesuainya
kompetensi dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja
e. penganggur paling tinggi merupakan lulusan universitas bergelar S-1 sebanyak
495.143 orang.Angka pengangguran terdidik pada 2014 itu meningkat dibandingkan
penganggur lulusan perguruan tinggi pada 2013 yang hanya 8,36 persen (619.288
orang) dan pada 2012 sebesar 8,79 persen (645.866 orang).

18. Angka pengangguran terdidik pada 2014 itu meningkat dibandingkan penganggur lulusan
perguruan tinggi pada 2013 yang hanya 8,36 persen (619.288 orang) dan pada 2012
sebesar 8,79 persen (645.866 orang). Berdasarkan kutipan tersebut berupa sifat
pemaparan dalam kaidah teks editorial adalah ....
a. Kalimat efektif.
b. Pendapat/berita hangat.
c. Nilai – nilai masyarakat.
d. Menguasai permasalahan tertentu.
e. Latar belakang tidak berlebihan.
19. Perhatikan langkah – langkah berikut!
1. Mencermati isi teks editorial yang dijelaskan
2. Mencermati penafsiran dan makna terdekat dari konteks yang sulit dipahami seperti
dengan membuka kmus, berdiskusi dengan orang orang profesi, atau mengenali
informasi yang lainnya.
3. Mencari penjelasan penjelasan yang sesuai dengan referensi
4. Mencari maksud dan inti teks secara keseluruhan
5. Menghubungka makna isi teks dengan implikasi atau kejadian kejadian disekitar nya.
6. Menghubungkan isi teks dengan visi atau misi media yang dianalisis.
Berdasarkan langkah – langkah tersebut, urutan yang tepat untuk menginterpresentasikan
teks editorial adalah ....
a. 1-2-3-4-5-6.
b. 1-3-5-6-4-2.
c. 2-1-3-4-6-5.
d. 2-3-1-4-5-6.
e. 1-2-3-6-4-5.

20. Perhatikan langkah – langkah berikut!


1) Kemukakan contoh contoh yang akan mendukung sudut pandang.
2) Paragraph terakhir hendaknya diakhiri dengan penegasan ulang tentang tesis yang
dikemukakan di awal.
3) Kemukakan pengalaman pribadi dalam bentuk pernyataan menjadi sebuah tesis
4) Berikan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dengan isu yang dikemukakan.
5) Berikan alasan terhadap opini yang dikemukakan.
Berdasarkan langkah – langkah tersebut, urutan yang tepat untuk menyusun teks editorial
adalah ....
a. 1-2-3-4-5.
b. 2-3-1-5-4.
c. 3-4-5-1-2.
d. 3-5-4-1-2.
e. 3-4-1-5-2.
21. Orang yang menulis teks editorial harus memenuhi kriterial tertentu, berikut yang tidak
memenuhi kriterial, yaitu ....
a. Keras kepala dan emosional, tidak berpikir jernih dalam menulis
b. Mengenal baik visi dan misi media karena tulisan tajuk/editorial mencerminkan hal
tersebut.
c. Telah lama menjadi wartawan sehingga mampu menjaga etik jurnalistik dan
kepenulisan.
d. Memiliki kedalaman analisis sehingga mampu mengungkapkan sesuatu di balik fakta
dan menjangkau jauh ke depan.
e. Berpengetahuan dan berwawasan luas Karen sebuah peristiwa atau fakta memiliki
kaita dengan fakta lain

22. Perthatikan teks berikut!


1) Tema atau pokok persoalan.
2) Isi teks secara keseluruhan.
3) Peristiwa yang disampaikan.
4) Saran dan solusi permasalahan.
5) Latar belakang masalah.
6) Teknik penulis teks.
Berdasarkan teks tersebut, merupakan unsur – unsur menganilisis teks editorial. Yang
tidak termasuk unsur – unsur teks editorial adalah ....
a. 1-2-3.
b. 1-2-6.
c. 2-4-5.
d. 3-4-5.
e. 4-5-6.

23. Dengan sifat dan cirinya, aspek – aspek yang dibahas dalam teks editorial mencakup hal-
hal berikut, yaitu ....
a. Tokoh, Masalah, Gaya bahasa.
b. Judul, Latar belakang masalah,Tokoh.
c. Sumber berita, Anggota redaksi, Nilai didik.
d. Saran dan solusi permasalahan, Simpulan, Tema.
e. Peristiwa yang disampaikan, Opini penulis, konsistensi.
24. Berdasarkan golongan/sifatnya, teks editorial dibagi menjadi dua, berikut merupakan teks
editorial golongan pers menegah ke atas atau pers yang berkualitas degan ciri ciri,
yaitu ....
a. Progresif (bersifat memberi perubahan/kemajuan).
b. Atraktif (mempunyai daya tarik untuk semua kalangan).
c. Lebih berani (langsung menyebut nama orang yang diberikan).
d. Lebih memilih pendekatan sosiologi daripada pendekatan politis.
e. Cenderung konsertive(bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu
dan tradisi).

25. Berdasarkan golongan/sifatnya, teks editorial dibagi menjadi dua, Teks editorial golongan
pers tengah ke bawah berlaku sebaliknya, dengan ciri ciri, yaitu ....
a. Normatif(menurut aturan yang belaku).
b. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologi.
c. Hati hati(tidak menyembut nama orang yang sedang diberikan).
d. Lebih memilih pendekatan sosiologi daripada pendekatan politis
e. Cenderung konsertive(bersikap sesuai keadaan, mempunyai ciri khas tertentu dan
tradisi).

26. Fakta khusus (spesifik) dalam teks editorial yaitu kebenaran yang berlaku dalam periode
tertentu. Biasanya terdapat kata kata: menurut saya, sepertinya, bagus sekali,
sangat(bagus), dan sejenisnya. Jika ada ciri ciri seperti ini, merupakan kalimat opini yang
memiliki ciri – ciri ....
a. Berupa pendapat.
b. Benar benar terjadi.
c. Keterangannya jelas.
d. Diperkuat dengan angka angka.
e. Waktu, tempat tanggal peristiwa jelas.
27. Cermatilah langkah – langkah berikut!
1. Membaca teks editorial secara keseluruhan.
2. Mengamati pilian kata (diksi) yang tepat dalam teks editorial.
3. Mencatat kata kata yang sulit dipahai maknanya.
4. Menentukan isi teks editorial secara keseluruh.
5. Menentukan jenis teks apa yang dipilih untuk konversi.
6. Menulis ulang teks editorial dalam bentuk lain(yang diinginkan).
7. Merevisi bentuk teks baru jika dimungkunkan ada kesalahan.
8. Mengedit dngan menelaah penggunaan ejaannya apabila terjadi kesalahan.
Berdasakan langkah – langkah tersebut, merupakan langkah – langkah yang digunakan
untuk ....
a. Menyunting Teks Editorial.
b. Menganalisis Teks Editorial.
c. Mengabstraksi Teks Editorial.
d. Mengindentifikasi Teks Editorial.
e. Mengonversi Teks Editorial ke dalam teks lain.

( Nomor 28 sampai 30 )
Perhatikan teks editorial berikut!
Jakarta, KOMPAS – Indonesia akan tumbuh sesuai potensinya jika pemerintahan baru
hasil Pemilu 2014 mampu memanfaatkan peluang emas di dalam dan luar Indonesia.
Potensi yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen melalui industri
manufaktur padat karya dan pada saat yang sama meningkatkan kesejahteraan 40 persen
penduduk Indonesia yang masih masuk kategori miskin dengan memberi lapangan kerja di
sektor formal.
Optimisme itu disuarakan Guru Besar Ekonomi (Emeritus) Universitas Boston Gustav
Papanek yang melakukan penelitian bersama Raden Pardede dari CReco Institute dan Prof Dr
Suahasil Nazarra dari Universitas Indonesia.
Peluang itu datang dari luar. Ekonomi China tumbuh melalui kebijakan yang konsisten
membangun industri manufaktur padat karya untuk menyerap tenaga kerja dengan berbagai
tingkat keterampilan. Ketika upah pekerja semakin mahal dan bonus demografi menurun,
daya saing produk ekspor China berkurang.
Peluang emas tersebut harus direbut Indonesia saat ini juga karena peluang itu pun diincar
negara lain dengan situasi mirip Indonesia, seperti Banglades dan India.
Pada saat yang sama Indonesia juga menikmati bonus demografi sejak 2012. Namun,
tingkat keterampilan penduduk produktif kita beragam. Sekitar separuhnya berpendidikan
SMP atau kurang.
Bukan hal berlebihan apabila industri manufaktur berorientasi ekspor dan pasar dalam
negeri diproyeksikan tumbuh 19 persen per tahun seraya menyerap 11,2 juta tenaga kerja
dalam lima tahun ke depan. Industri manufaktur kita pernah tumbuh 34 persen pada 1986-
1992.
Apa yang disampaikan Papanek dan kawan-kawan mempertegas hal yang berulang kali
dibahas dalam berbagai forum di dalam negeri. Industrialisasi hampir mandek setelah tahun
1998, bahkan sumbangan industri manufaktur terhadap ekonomi nasional pada 2012-2013
minus. Indonesia terlalu bergantung pada ekspor komoditas. Jatuhnya harga di pasar dunia
tahun lalu ikut memukul neraca perdagangan.
Tuntutan untuk memperluas basis pembayar pajak dan mengurangi subsidi bahan bakar
untuk memperluas ruang fiskal bagi pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan,
juga bukan hal baru.
Dengan adanya bonus demografi, mudah bagi ekonomi Indonesia tumbuh di atas lima
persen per tahun. Namun, pertumbuhan itu tidak cukup dan kurang berkualitas. Banyak
tenaga kerja tidak produktif akibat tak tersedia lapangan kerja berpendapatan layak.
Ketimpangan kemakmuran membesar, produk Indonesia makin tidak kompetitif di dalam
negeri dan pasar dunia, serta Indonesia kehilangan kesempatan masuk menjadi negara kaya.
Indonesia butuh pertumbuhan berkualitas. Itu hanya dapat dicapai apabila Pemilu 2014
menghasilkan pemimpin yang mampu dan berani mengambil strategi pembangunan
berorientasi penciptaan lapangan kerja dan pemerataan.

28. Penjelasan yang objektif, terdapat dalam teks editorial yang terdapat pada paragraf ....
a. 1-3.
b. 1-4.
c. 2-4.
d. 3-6.
e. 5-6.
29. Berdarkan teks editorial tersebut, pada paragraf ke 11 merupakan kaidah teks editorial ....
a. Paparan yang releven.
b. Simpulan yang padat.
c. Sudut pandang yang akurat.
d. Opini secara prefesional.
e. Solusi alternatif.

30. Berdarkan teks editorial tersebut, pada paragraf ke 10 merupakan kaidah teks editorial ....
a. Kalimat efektif.
b. Pendapat/ berita hangat.
c. Permusyawarah topik/ masalah.
d. Menguasai permasalahan tertentu.
e. Pemaparan editorial berpijak pada kebenaran.

II.Esay

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teks editorial!.


2. Jelaskan langkah – langkah yang harus dilakukan untuk menulis teks editorial!.
3. Jelaskan isi dan fugsi dari teks editorial!.
4. Jelaskan tujuan dari teks editorial!.
5. Apa peranan teks editorial dalam media?.
6. Jelaskan hakikat dari teks editorial?.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan editorial yang menjelaskan!.
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan editorial yang mengkritik!.
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan editorial yang persuasif!.
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan editorial yang memuji!.
11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tajuk menghibur!.
12. Jelaskan opini menurut Meyer Sebranek dan Dave Kemper!.
13. Jelaskan apa saja kriteria penulisan teks editorial!.
14. Bagaimana mendapatkan teks editorial yang efektif, cermat, dan mudah dipahami?.
15. Jelaskan langkah – langkah ang dilakukan untuk mengubah teks editorial ke dalam teks
lain!.

Anda mungkin juga menyukai