NIM : 1808056055
Alasan
Menurut saya, persitiwa revolusi Abbasiyah ini penting karena dengan adanya
peristiwa ini, dinasti Abbasiyah berdiri, dan pada masa dinasti inilah peradaban emas Islam
jilid II lahir. Ada beberapa pemicu yang menjadikan lahirnya peradaban emas Islam lahir
pada dinasti ini, diantaranya yaitu:
1.) Pemicu pertama adalah ketika dinasti Ummayah beralih menjadi dinasti
Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad di
Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat pemerintahan itu, yang dulunya peradaban
Islam saat masa Dinasti Umayyah mendapat pengaruh kebudayaan dan ilmu
pengetahuan dari Yunani dan Romawi, nah saat di Baghdad mendapat tambahan
pengaruh lagi dari kebudayaan Persia dan India. Jadi, sempurnalah sumber ilmu yang
diperoleh. Seluruh sumber ilmu pengetahuan terlengkap yang dimiliki umat manusia
(Yunani, Romawi, Persia, India) pada saat itu akhirnya bisa ngumpul di satu titik lokasi.
2.) Pemicu kedua adalah pengaruh 2 orang khalifah besar, yaitu Harun Al Rasyid dan
anaknya, Al Ma’mun yang punya cita-cita mulia untuk membangun peradaban Islam
yang menjunjung tinggi perkembangan sains, logika, rasionalitas, serta
menjaga kemajuan ilmu pengetahuan serta meneruskan perkembangan ilmu yang telah
diraih oleh Bangsa India, Persia, dan Byzantium. Tanpa adanya peran mereka berdua
yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, masa keemasan Islam mungkin tidak akan
pernah muncul pada saat itu.
Pada masa Dinasti Abbasiyah ini banyak kemajuan di berbagai bidang, daintaranya
ekonomi, perdagangan, perluasan wilayah, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, hingga
peradaban. Kemajuan ini menjadikan kota Baghdad, ibu kota pemerintahan Abbasiyah
sebagai pusat perdagangan terbesar dan teramai di dunia. Di kota inilah terjadi berbagai
pertukaran barang-barang valuta asing dari berbagai penjuru dunia.
Pemasukan terbesar Dinasti ini berasal dari akivitas perekonomian yang terjadi di
wilayah kekuasaannya. Ditambah dengan perolehan pajak, negara ini memiliki dana yang
cukup untuk melakukan pembangunan. Kota ini dilengkapi dengan gedung-gedung yang
megah, sarana-sarana peribadatan yang cukup, lembaga pendidikan hingga pusat-pusat
kesehatan.
Harun membangun perpustakaan yang kemudian dikenal dengan nama Baytul
Hikmah, dan kelak dilanjutkan oleh anaknya, Al-Ma’mun. Baytul Hikmah menjadi cikal
bakal kegemilangan dunia ilmu pengetahuan dalam sejarah Islam. Naskah dari Yunani,
Cina, Sanskrit, Persia, dan Aramaik diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pakar Islam,
Yahudi, Nasrani bahkan Budha pun berdatangan dan mengkaji ilmu pengetahuan dan
berdiskusi di Baytul Hikmah.
Pada masa pemerintahan anaknya, al-Ma’mun, fungsi Baitul Hikmah diperluas.
Baitul Hikmah dikembangkan menjadi lembaga pendidikan tinggi, perpustakaan, sekaligus
pusat penelitian. Perubahan ini kemudian mendorong gairah umat Islam untuk mempelajari
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Salah satu disiplin keilmuan yang sangat maju ketika itu adalah kedokteran.
Pendidikan kedokteran dan farmasi digalakkan di rumah-rumah sakit sehingga kota
Baghdad ketika itu memiliki 800 dokter, angka yang fantastis untuk zaman itu.
Zaman pemerintahan Harun ar-Rasyid dan anaknya Khalifah al-Ma’mun merupakan
The Golden Age of Islam. Ketika itu Baghdad menjadi kota metropolitan dan kota utama di
Dunia. Pendudukanya melebihi 1 juta jiwa, suatu jumlah yang sangat besar untuk ukuran
kota pada masa itu. Kota Baghdad kala itu menjadi pusat pendiidkan, ilmu pengetahuan,
pemikiran dan perdaban Islam, perdagangan, ekonomi dan politik.
Oleh karena itu, masa Dinasti Abbasiyah disebut dengan masa peradaban emas
Islam jilid II, dan berdirinya dinasti ini tidak lain adalah karena adanya peristiwa revolusi
dinasti abbasiyah.
Sumber :
Muhammad Taufik Ismail, Zaenal Abidin. Kontekstualisasi Hijrah Sebagai Titik Tolak
Pembaharuan Pendidikan. 2017. SUHUF. 29(1).
Nelly Yusra. Diambang Kemunduran dan Kehancuran Dinasty Bani Umayyah. 2012. Jurnal
Pemikiran Islam. 37(2): 118
Ummu Salamah Ali. Peradaban Islam Madinah (Refleksi terhadap Primordialisme Suku Auz dan
Khazraj). 2017. Journal Kalimah. 15(2).