Anda di halaman 1dari 4

1.

Buatlah bagan hubungan antara mendengarkan atau menyimak berbicara membaca dan menulis
merupakan empat aspek keterampilan berbahasa yang saling berkaitan! Berikan penjelasan makna
bagan yang anda buat!

Jawaban : sumber referensi jawaban dari modul PDGK 4204

Keterampilan berbahasa ada 4 yaitu : membaca , menulis , menyimak , dan berbicara. Keempat
keterampilan ini saling berhubungan antara satu dan lainnya. Seorang penyaji seminar selain pintar
berbicara ketika mempresentasikan makalahnya, iya juga memiliki kepandaian dalam menulis bahan
seminar. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh
atau meningkatkan keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi pembicara yang baik,
orang harus memiliki keterampilan menyimak yang baik. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling
efektif , karena itu kita dituntut untuk terampil dalam berbahasa supaya nantinya kita juga terampil
dalam berkomunikasi. Suatu komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan penulis atau
pembicara dipahami menyimak atau pembaca persis seperti yang dimaksud oleh pembicara atau penulis
. Menyimak, berbicara, membaca , dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa?

Jawab : Jawaban : sumber referensi jawaban dari modul PDGK 4204

Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan
kemampuan komunikatif siswa. Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang
berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat atau sarana komunikasi , sehingga pengajaran bahasa
diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Muncul pendekatan komunikatif inilah
yang menandai perubahan pandangan pengajaran bahasa dari struktural ke fungsional.

3. Jelaskan perbedaan disertai contoh antara menyimak ekstensif dan menyimak intensif?

Jawaban : sumber referensi jawaban dari modul PDGK 4204 halaman 10.10 - 10.13

Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan hanya karena kebetulan dan tidak dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio,
televisi, percakapan orang pengumuman, dan sebagainya. Sedangkan menyimak intensif adalah
kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi untuk menangkap
makna dan informasi yang dikehendaki, dan terjadi tidak dengan kebetulan melainkan keinginan sendiri
untuk menyimak

Menyimak ekstensif meliputi:

Menyimak Sosial, Contoh: Seorang anak jawa menyimak nasehat neneknya dengan sikap dan bahasa
yang santun.
Menyimak Sekunder. Contoh: Jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, in juga dapat
mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi dan sebagainya, suara tersebut
sempat terdengar oleh pembelajar tersebut.

Menyimak Estetik, Contoh: Menyimak pembaca puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu,dan sebagainya.

Menyimak Pasif, Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan

Bahasa Daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam
Bahasa Daerah tersebut. Menyimak intensif meliputi:

Menyimak Kritis, Contoh: Orang yang menghadiri seminar akan memberikan tanggapan terhadap isi
seminar.

Menyimak Konsentratif, Contoh: Saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening ia melakukan
simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.

Menyimak Kreatif, Contoh: Menyimak pembacaan puisi,cerpen,drama,film, lawak dsb. Menyimak


Eksploratif, Contoh: Pak Nadus membaca surat kabar pos Kupang dengan penuh perhatian untuk
mencari informasi tentang Pemerkosaan anak SMP 5 Kota Kupang.

Menyimak Introgatif, Contoh: Seseorang yang di introgasi oleh Polisi karena telah melakukan kejahatan.

Menyimak Selektif, Contoh: Menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang boleh di tonton
oleh anak kecil dan mana yang di larang

4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis berbicara beserta contohnya (lingkupnya)

Jawaban : sumber referensi jawaban dari modul PDGK 4204 halaman 11.10 - 11.12

Dalam pembahasan mengenai jenis-jenis berbicara, ada 5 (lima) landasan tumpu yang

dapat digunakan dalam mengklasifikasikun berbicara (Tarigan, dkk.: 1997/1998), yaitu :

Situasi

Tujuan

Jumlah pendengar

Peristiwa khusus Metode penyampaian

Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengklasifikasian tersebut:

a. Jenis Berbicara Berdasarkan Situasi Pembicantan Berdasarkan situasi pembicaraan, berbicara


dibedakan atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara informal meliputi bertukar
pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman bertelepon, dan memberi petunjuk.
Adapun berbicara formal meliputi ceramah, perencanaan dan penilaian, wawancara, debat, diskusi, dan
bercerita dalam situasi formal

b. Jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan Pembicara. Tujuan pembicara pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu (1) berbicara untuk menghibur. (2) berbicara untuk
menginformasikan. (3) berbicara untuk menstimuli. (4) berbicara untuk meyakinkan, dan (5) berbicara
untuk menggerakkan. Bila menyaksikan pelawak beraksi, para pemain mempunyai tujuan untuk
menghibur. Berbicara untuk menghibur biasanya bersuasana santai. Di sini pembicara berusaha
membuat pendengamyn senang dan gembira. Bila menerangkan cara kerja komputer kepada siswa atau
menjelaskan kaitan antara pendidikan, lingkungan, dan bahasa dalam suatu seminar, berarti bertujuan
menginformasikan sesuatu kepada khalayak. Di sini pembicara berusaha berbicara secara jelas,
sistematis, dan tepat agar isi informasi terjaga keakuratannya. Jenis berbicara ini banyak diprak dalam
kehidup sehari-hari. Di sini pembicara harus pandai mempengaruhi pendengar sehingga akhirnya
pendengar tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang dikehendaki pembicara. Pembicara biasanya secara
sosial berstatus lebih tinggi daripada pendengarya. Pembicara biasanya berusaha membangkitkan
semangat pendengarnya sehingga ia bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik.

c. Jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Pendengar. Berdasarkan jumlah pendengar. jenis berbicara dapat
dibedakan atas herbicara antarpribadi, berbicara dalam kelompok kecil, dan berbicara dalam kelompok
besar. Berbicara antarpribadi terjadi bila seseorang berbicara dengan satu pendengar (empat mata).
Suasana pembicaraan yang melatari sangat bergantung du pribadi yang terlibat serta isi. Berbicara
dalam kelompok kecil terjadi apabila ada sekelompok kecil (3-5 orang) dalam pembicaraan itu. Berbicara
dalam kelompok kecil ini sangat bagus untuk pembelajaran bahasa atau untuk siswa yang malu
berbicara. Kelompok kecil akan memungkinkan siswa yang pemalu menjadi mau berbicara. Adapun
berbicara dalam kelompok besar terjadi apabila pembicara berhadapan dengan pendengar dalam
jumlah yang besar. Misalnya, mengajar dengan jumlah siswa yang cenderung banyak atau ketika
menjadi pemandu acara.

d.Jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatari Pembicaraan Jenis berbicara ini dapat
diklasifikasikan menjadi 6 (enam) macam, yaitu pidato presentasi, penyambutan, perpisahan, jamuan,
perkenalan, dan nominasi. Contoh pidato presentasi adalah pidato yang dilakukan saat pembagian
hadiah. Contoh pidato penyambutan adalah pidato yang berisi sambutan umum yang menjadi inti acara.
Contoh pidato perpisahan adalah pidato yang berisi kata-kata perpisahan pada saat acara perpisahan
atau pada saat penutupan, suatu acara. Contoh pidato jamuan adalah pidato yang berisi ucapan
selamat, doa kesehatan buat tamu, dsb. Contoh pidato perkenalan adalah pidato yang berisi penjelasan
pihak yang memperkenalkan diri kepada khalayak. Contoh pidato nominasi adalah pidato yang berisi
pujian dan alasan mengapa sesuatu itu dinominasikan (diunggulkan).

e.Jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian Berbicara Berdasarkan metode penyampaian, ada
4 (empat) jenis berbicara, yaitu metode mendadak (impromptu), metode tanpa persiapan
(ekstemporan), metode membaca naskah, dan metode menghafal (Keraf, 1980:316. Dipodjono, 1982-
38-39, Tarigan, 1983:24-25). Penyajian dengan metode mendadak (impromptu), terjadi bila secara tiba-
tiba seseorang diminta berbicara di depan khalayak (tidak ada persiapan sama sekali). Dalam hal ini
sebaiknya pembicaraan dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang melatari pertemuan pada saat itu
Seseorang yang terbiasa berpidato akan mudah menyampaikan gagasan berdasarkan pengetahuan dan
kemampuannya. Akan tetapi, khalayak juga tidak boleh menuntut uraian yang mantap dan berbobot
dari pembicara. Adapun yang dimaksud dengan metode tanpa persiapan adalah tanpa danya persiapan
naskuh. Jadi, pembicara masih mempunyai waktu yang cukup untuk membuat persiapan-persiapan
khusus yang berupa kerangka pembicaraan atau catatan-catatan penting tentang urutan uraian dan kata
kata khusus yang harus disampaikan, Metode tanpa persiapan merupakan metode yang sering
digunakan oleh pembicara yang berpengalaman karena metode ini membutuhkan pembicara yang
mampu mengembangkan pembicaraan dengan bebas. Pembicaraan menjadi lebih hidup karena
komunikasi yang akrab (pembicara mempunyai kesempatan yang banyak untuk tatap muka dengan
khalayak). Pembicara yang mahir akan menggunakan banyak variasi dalam hal pemilihan kata, gaya
bicara, intonasi, dan sebagainya sehingga tidak membosankan. Pembicara yang belum berpengalaman
tidak akan dapat memanfaatkan metode ini secara maksimal. Apabila pembicara akan menyampaikan
suatu pernyataan kebijakan atau keterangan secara tertib dalam pidato-pidato resmi, pidato
kenegaraun, pidato radio, dan sebagainya, metode membaca naskahlah yang banyak dipakai. Bagi
pembicara yang kurang pengalaman, metode ini dapat membantu, tetapi dapat pula menghambat
karena semua sudah terdapat dalam naskah sehingga kurang tampak adanya spontanitas yang segar
serta kurang adanya hubungan (kontak mata) antara pembicara dengan pendengar Adapun metode
menghafal menunjukkan bahwa pembicara sudah mengadakan perencanaan, membuat naskah, dan
menghafal naskah. Apabila pembicara hanya sekadar mengucapkan apa yang ia batalkan tanpa
menghayati dan menjiwai apa yang diucapkan serta tidak berusaha untuk menyesuaikan diri dengan

Anda mungkin juga menyukai