Disusun Oleh :
Kelompok 2 / Kelas C
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan Makalah Jenis-Jenis Pembicaraan yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi Umum
Manfaat untuk umum dapat menambah wawasan terutama mengenai jenis jenis
pembicaraan, tentang apa saja ragam seni berbicara, dan metode penyampaian berbicara.
2. Bagi Mahasiwa
Manfaat yang bisa di dapat oleh mahasiswa terutama untuk kami sebagai penulis
serta yang memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat menjadi
referensi bahan belajar tentang materi jenis-jenis pembicaraan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Manusia sebagai makhluk sosial sangatlah perlu untuk berkomunikasi satu sama lain
tentunya dengan berbicara atau dengan cara lain yang juga dapat menunjukkan maksud dan
tujuan dari komunikasi yang dilakukan. Oleh karena itu, diperlulan pengetahuan tentang seluk-
beluk berbicara yang harus diketahui oleh manusia. Manusia selalu dikatakan makhluk sosial
yang tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena itu memahami aspek berbicara sangat penting untuk
saling berinteraksi. Secara umum faktor keefektifan berbicara ada dua yakni, faktor kebahasaan
dan non kebahasaan.
Faktor kebahasaan
- Ketepatan ucapan
Ketepatan ucapan adalah sesuatu yang sangat penting ketika berbicara. Pengucapan juga
harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar pendengar dapat mengerti apa yang dimaksudkan
dalam pembicaraan. Pengucapan yang tidak tepat juga akan membuat pendengar merasa
kesulitan dalam memahami.
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menjadi daya tarik
tersendiri ketika berbicara. Hal ini akan membuat pembicaraan menjadi menarik dan tidak akan
merasakan kejemuan serta keefektifan berbicara akan meningkat.
Kata yang digunakan sebaiknya adalah kata yang mudah dan sering didengar. Dengan hal
ini maka pendengar akan lebih cepat untuk memahami dibandingkan harus menggunakan kata
yang muluk-muluk serta tidak efektif, Kata-kata yang belum dikenal memang membangkitkan
rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi dan membuat keefektifan
komunikasi akan berkurang
- Sikap pembicara
Dalam berbicara, pembicara dituntut untuk selalu memiliki sikap positif serta
menunjukkan ketenangannya ketika berbicara serta menunjukkan aura yang ada pada dirinya.
- Pandangan mata
Seorang pembicara dituntut untuk menatap pendengar ketika berbicara dengan individu
maupun dengan orang banyak agar pendengar terlihat dalam pembicaraan. Pembicara diwajibkan
untuk tidak menatap pandangan ke atas, bawah, kanan, kiri, serta menunduk.
- Keterbukaan
Seorang pembicara diwajibkan untuk terbuka, jujur, dan mengemukakan semua pendapat,
ide, dan gagasan serta menerima sebuah kritikan dan masukan ketika pendapatnya terdapat
kesalahan.
Seorang pembicara dituntut untuk menggunakan gerak tubuh dan berekspresi wajah
ketika berbicara untuk membantu dalam penyampaian sebuah gagasan dan dapat dengan mudah
dipahami dan dimengerti oleh pendengar.
- Kenyaringan suara
Pembicara yang baik akan memerhatikan kenyaringan suara dengan baik, kenyaringan
suara yang tepat akan membuat pendengar dapat mendengarkan dengan tenang. Kenyaringan
suara yang terlalu tinggi juga akan membuat pendengar resah dan kurang nyaman.
- Kelancaran
Seorang pembicara harus dapat menyampain suatu gagasannya dengan lancar. Dalam hal
ini lancar tidak harus berbicara dengan cepat, melainkan dengan ketenangan agar dapat
dimengerti dan dipahami. Untuk itu perlu menghindari bunyi-bunyi penyela seperti em, ee, dll.
- Penguasaan topik
Pembicara dituntut untuk senantiasa menguasai topik yang dibicarakan. Kunci untuk
menguasai topik adalah persiapan yang matang, penguasaan materi yang baik, dan meningkatkan
keberanian dan rasa percaya diri. Seorang pembicara dituntut mampu menunjukkan penalaran
yang baik dalam menata gagasannya sehingga pendengar akan mudah memahami dan
menyimpulkan apa yang disampaikannya.
Maksud dan tujuan pembicaraan, kesempakatan, pendengar atau pemirsa, ataupun waktu
untuk persiapan dapat menentukan metode penyajian. Sang pembicaraan sendiri dapat
menentukan yang terbaik dari empat metode yang mungkin dipilih, yaitu:
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka