Anda di halaman 1dari 23

REPRODUKSI MANUSIA

1. Struktur/Anatomi organ reproduksi laki-laki

Secara anatomi organ reproduksi

laki-laki terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu

skroturn dan penis, organ reproduksi internal yaitu

testis (menghasilkan sperma dan hormone), kelenjar aksesoris

(mensekresikan produk esensial bagi pergerakan sperma),

dan sekurnpulan duktus yang membawa

sperma dan kelenjar.

 SKROTUM

Skrotum merupakan pembungkus testis, dimana. penurunan testis kedalam

skrotum (Decensus testikulorum) terjadi semenjak didalam kandungan , Suhu

testis lebih rendah 2OC dari suhu tubuh. Ada beberapa mekanisme untuk

mempertahankan suhu testis:

 Terdapatnya kelenjar keringat

 Terdapatnya pleksus pampiniform berupa


anyarnan-anyaman vena dari

testis

 Terdapatnya otot dartos berupa otot-otot halus


Dinding skrotum terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

 Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relative tanpa bulu, mengandung kelenjar

keringat

 Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu berupa otot-otot halus

 Lapisan jaringan keringat

 Membran serous merupakan dasar dari dinding skrotum

 TESTIS

Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh jaringan

ikat yang disebut Tubulus seminiferus (tempat terbentuknya

sperma). Di tubulus seminiferus juga terdapat sel-sel

leydig yang tersebar , dimana sel ini akan

menghasilkan testosteron dan androgen yang

merupakan hormone seks pria.

 DUKTUS EFERENS

Tubulus serniniferus dibagian atas lobus

membentuk tubulus lurus (tubulus rectus) dan masuk

kebagian testis yang disebut Rete testis dan keluar

sebagai duktus eferens.


 EPIDIDIMIS

Saluran ini menempel pada testis. Saluran

epididimis merupakan duktus eferens bersatu yang

berkelok-kelok. Sperma membutuhkan waktu 20

hari di epididimis yang panjangnya hampir mencapai

6 meter. Selama perjalanan sperma di epididimis,

sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk

membuahi. Lapisan otot saluran ini, makin tebal kearah ekor, ini sesuai dengan

fungsi epididimis untuk mendorong sperma menuju ke vas deferens.

 VAS DEFERENS

Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor

epididimis menuju ke uretra, tetapi sebelum sampai di uretra,

terjadi pelebaran saluran yang disebut ampula, diakhir

saluran ampula akan bersatu dengan saluran vesika

seminalis membentuk saluran kecil yang disebut duktus

ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara pada uretra.

Saluran uretra disamping merupakan saluran eksresi juga sebagai saluran

reproduksi .

 KELENJAR AKSESORIS
Kelenjar Vesikula Seminalis

Kelenjar ini menyumbang 60% total volume

semen. Cairan dari vesika sernininalis

mempunyai sifat kental kekuning-kuningan

dan alkalis (basa). Cairan ini mengandung

mucus, gulaftuktosa (sumber energi

bagi sperma), enzim pengkoagulasi,

asam askrobat, dan prostaglan

Kelenjar Prostat

Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan secara langsung

melalui saluran-saluran kecil. Cairan ini mempunyai sifat encer seperti susu

dan sedikit asam, serta mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat

( nutrient bagi sperma) . Kelenjar ini merupakan permasalahan bagi laki-

laki yang berumur diatas 40 th keatas, karena pada umumnya terjadi

pembesaran kelenjar prostat (non kanker). Biasanya diatasi dengan

pembedahan atau dengan obat-obatan mengandung gonadotropin yang

dapat menghentikan aktivitas dan ukuran kelenjar prostat.

Kelenjar Bulbouretralis / Cawper

Secara langsung tidak terlibat dalam sekresi semen, merupakan sepasang

kelenjar kecil, mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi, gunanya

untuk menetralkan setiap urin asam yang masih tersisa dalam uretra, juga
mengandung enzim spermin (bau khas). Kadang-kadang cairan ini juga

membawa sebagian sperma yang dibebaskan sebelurn terjadinya ejakulasi.

Ini merupakan alasan tingginya kegagalan kontrol kelahiran menggunakan

metode menarik penis sebelum terjadinya ejakulasi ( KB angkat).

 PENIS

Penis manusia terdiri dari 3 silinder

jaringan erektil yang mirip spon yang terdiri

dari ruang-ruang dimana pembatasnya

disebut trabekula. Jaringan erektil ini berasal

dari vena dan kapiler yang dimodifikasi. Ke-

tiga jaringan erektil ini adalah: a. 2 (dua)

buah corpus cavernosum dari penis, pada

bagian dorsal dan b. 1 (satu) buah corpus cavernosum dari uretra (corpus

spongiosum).

Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh oleh

darah, dimana akan terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga

penis penuh dengan darah yang menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi sangat

penting artinya untuk memasukkan penis ke dalam vagina saat terjadi kopulasi.

Setiap laki-laki normal akan mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5 ml,

dan setiap 1 ml mengandung sperma 50-150 juta sperma (normozoospermia : ≥ 20

juta/ml). Pada saat semen berada di saluran wanita, prostaglandin dalam semen
mengencerkan mukus pada permukaan uterus dan menggerakan otot uterus serta

merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus. Semen yang bersifat

alkalis akan membantu menetralkan suasana lingkungan vagina yang sedikit

asam, sehingga melindungi sperma dan meningkatkan motilitasnya. Saat pertama

kali diejakulasikan , semen berkoagulasi sehingga memudahkan untuk digerakan

oleh kontraksi uterus, sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna

membantu sperma untuk bisa berenang melalui saluran perempuan menuju sel

Telur.

2. Anatomi Organ Reproduksi Perempuan

Secara anatomi organ reproduksi

perempuan terdiri dari

1) organ reproduksi ekstemal yaitu

klitoris, dua pasang labia yang

mengelilingi klitoris, dan lubang

vagina.

2) Organ reproduksi internal yaitu

sepasang ovarium, duktus dan ruang

untuk menghantarkan sperma

serta menampung embrio dan fetus (uterus).


Selarna proses perangsangan seksual, kelenjar Bartholin yang terletak

dilubang vagina, mensekresikan mukus ke dalam vestibula yang menjaganya tetap

terlumasi dan memudahkan hubungan kelamin

 LABIA MAJORA

Anda juga bisa menyebut salah satu organ reproduksi wanita ini

sebagai bibir besar karena fungsinya

melindungi organ luar lainnya. Pada masa

puber, area kulit di labia majora akan tumbuh bulu atau rambut yang

juga mengandung kelenjar penghasil minyak.

 LABIA MINORA

Labia minora atau bibir kecil merupakan alat reproduksi wanita yang mempunyai

berbagai ukuran. Letaknya tepat di dalam labia majora, mengelilingi bukaan ke vagina

dan uretra (saluran pembawa urine). Kulitnya sangat halus, mudah teriritasi, dan

bengkak.

 KELENJAR BARTHOLIN

Kelenjar ini berada di setiap sisi sebelah lubang vagina dan

bisa mengeluarkan sekresi cairan (lendir) untuk melumasi

area miss V.

 KLITORIS
Organ reproduksi wanita yang satu ini merupakan tonjolan kecil dan sensitif. Klitoris

ditutupi oleh lipatan kulit disebut sebagai preputium, mirip dengan kulup di ujung

penis.

Perlu diketahui pula bahwa klitoris sensitif terhadap rangsangan dan menjadi area

ereksi. Oleh karena itu, klitoris kerap menjadi salah satu titik rangsang wanita saat

berhubungan iintim

Setelah membahas bagian luar, sekarang Anda perlu tahu apa saja organ reproduksi

wanita bagian dalam.

 VAGINA

Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks (bagian bawah

rahim) dengan bagian luar tubuh. Letaknya di dalam tubuh,

belakang kandung kemih, lebih rendah dari rahim.

Fungsi vagina sebagai alat reproduksi wanita adalah

menjadi jalan keluar darah saat menstruasi, jalan lahir

bayi, serta jalan masuk sperma menuju rahim.

 OVARIUM

Ovarium, atau indung telur, berada di sisi kanan dan kiri rongga

panggul yang bersebelahan dengan bagian rahim atas. Alat atau organ

reproduksi wanita yang satu ini bertanggung jawab untuk


memproduksi hormon seperti estrogen, progesteron dan ovum atau yang biasa disebut

sel telur.

 TUBA FALOPI

Tuba falopi atau oviduk memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-

masing membentang dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium.

Organ reproduksi yang satu ini mempunyai fungsi untuk mengangkut ovum dan

membawanya ke dalam infundibulum (bagian ujung tuba falopi) menuju rahim.

Pembuahan sel telur dengan sperma juga terjadi di tuba falopi. Kemudian, telur yang

sudah dibuahi pindah dan ditanamkan pada lapisan rahim.

 RAHIM (uterus)

Rahim (uterus) adalah organ reproduksi wanita yang

berongga dan bentuknya seperti buah pir. Ini

merupakan rumah bagi janin yang sedang

berkembang. Ada dua bagian rahim, yaitu sebagai berikut. Serviks,

merupakan leher rahim yang berada di bagian bawah dan

menjadi jalan menuju vagina serta tubuh utama rahim yaitu korpus.

Korpus, area fleksibel karena bisa mengembang sesuai perkembangan bayi. Ini juga

merupakan saluran untuk darah menstruasi dan sperma.


Selain itu, rahim menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-otot

dinding rahim berkontraksi persalinan normal untuk mendorong janin melewati jalan

lahir.

 LEHER RAHIM (serviks)

Leher rahim atau serviks adalah organ berbentuk silinder atau tabung yang

menghubungkan vagina dengan rahim.Serviks terdiri dari dua bagian, yaitu

ektoserviks (dinding luar leher rahim) dan endoserviks (bagian dalam leher rahim).

Serviks memproduksi lendir yang akan berubah selama siklus menstruasi. Perubahan

tekstur lendir serviks bertujuan untuk mencegah atau membantu terjadinya kehamilan.
SIKLUS MENSTRUASI

1. Pengertian siklus menstruasi

Siklus menstruasi adalah proses perubahan

hormon yang terus-menerus dan mengarah pada

pembentukan endometrium, ovulasi, serta

peluruhan dinding jika kehamilan tidak terjadi. Setiap bulan, sel

telur harus dipilih kemudian dirangsang agar

menjadi matang. Endometrium pun harus

dipersiapkan untuk berjaga-jaga jika telur yang

sudah dibuahi (embrio) muncul kemudian melekat dan

berkembang disana. Pendarahan

menstruasi dimulai menjelang akhir

pubertas. Saat itu anak gadis mulai

melepaskan sel telur sebagai bagian dari periode bulanan yang disebut dengan siklus
reproduksi wanita atau siklus menstruasi. Pendarahan menstruasi menandakan bahwa

wanita yang mengalaminya tidak hamil. Namun, pendarahan ini tidak bisa dijadikan

patokan pasti bahwa kehamilan tidak terjadi, karena ada beberapa wanita yang

mengalami pendarahan di awal kehamilannya. Selama usia reproduksi, ketiadaan

menstruasi bisa menjadi indikasi pertama bahwa si wanita itu kemungkinan hamil

2. Proses terjadinya menstruasi

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon. Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle

Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis, mencetuskan

ovulasi dan menstimulasi ovarium untuk memproduksi estrogen dan siklus Menstruasi

Fase-fase yang terjadi selama siklus menstruasi:

a. Fase folikuler yang dimulai pada hari pertama periode menstruasi. Berikut ini hal-

hal yang terjadi selama fase folikuler:

1. Follicle stimulating hormone (FSH, hormon perangsang folikel) dan

luteinizing

hormone (LH, hormon pelutein) dilepaskan oleh otak menuju ke ovarium

untuk merangsang perkembangan sekitar 15-20 sel telur di dalam ovarium.

Telur-telur itu berada di dalam kantungnya masing-masing yang disebut folikel.

2. Hormon FSH dan LH juga memicu peningkatan produksi estrogen.

3. Peningkatan level estrogen menghentikan produksi FSH. Keseimbangan

hormon ini membuat tubuh bisa membatasi jumlah folikel yang matang.
4. Saat fase folikuler berkembang, satu buah folikel di dalam salah satu ovarim

menjadi dominan dan terus matang. Folikel dominan ini menekan seluruh folikel lain

kelompoknya sehingga yang lain berhenti tumbuh dan mati. Folikel dominan akan

terus memproduksi estrogen.

b. Fase ovulasi biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah fase folikuler. Fase ini adalah

titik tengah dari siklus menstruasi, dengan periode menstruasi berikutnya akan dimulai

sekitar 2 minggu kemudian. Peristiwa di bawah ini terjadi di fase ovulasi:

1. Peningkatan estrogen dari folikel dominan memicu lonjakan jumlah LH yang

diproduksi oleh otak sehingga memyebabkan folikel dominan melepaskan sel telur

dari dalam ovarium.

2. Sel telur dilepaskan (proses ini disebut sebagai ovulasi) dan ditangkap oleh

ujung-ujung tuba fallopi yang mirip dengan tangan (fimbria). Fimbria kemudian

menyapu telur masuk ke dalam tuba fallopi. Sel telur akan melewati tuba Fallopi

selama 2-3 hari setelah ovulasi.

Selama tahap ini terjadi pula peningkatan jumlah dan kekentalan lendir serviks. Jika

seorang wanita melakukan hubungan intim pada masa ini, lendirovulas kental akan

menangkap sperma pria, memeliharanya, dan membantunya bergerak ke atas menuju

sel telur untuk melakukan fertilisasi.

c. Fase luteal dimulai tepat setelah ovulasi dan melibatkan proses-proses di

bawah ini:
 Setelah sel telur dilepaskan, folikel yang kosong berkembang menjadi struktur

baru yang disebut dengan corpus luteum.

 Corpus luteum mengeluarkan hormon progesteron. Hormon inilah yang

mempersiapkan uterus agar siap ditempati oleh embrio.

 Jika sperma telah memfertilisasi sel telur (proses pembuahan), telur yang telah

dibuahi (embrio) akan melewati tuba fallopi kemudian turun ke uterus untuk

melakukan proses implantasi. Pada tahap ini, si wanita sudah dianggap hamil.

 Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur akan melewati uterus, mengering, dan

Meninggalkan tubuh sekitar 2 minggu kemudian melalui vagina. Oleh karena dinding

uterus tidak dibutuhkan untuk menopang kehamilan, maka lapisannya rusak dan luruh.

Darah dan jaringan dari dinding uterus pun (endometrium) bergabung untuk

memebentuk aliran menstruasi yang umumnya berlangsung selama 4-7 hari.

1. Cara menghitung siklus menstruasi

Menstruasi yang normal berlangsung kurang lebih 4-7 hari. Jumlah darah yang

dikeluarkan sekitar 2-8 sendok makan. Sementara satu siklus menstruasi rata-rata

adalah 28 hari, tetapi panjang siklus 24-35 hari masih dikategorikan normal. Sistem

kerja tubuh wanita berubah-ubah dari bulan ke bulan tapi ada beberapa wanita yang

memiliki jumlah hari yang sama persis setiap siklus menstruasinya.

Cara menghitung siklus menstruasi yaitu dengan menandai hari pertama keluarnya

darah menstruasi sebagai “siklus hari ke-1”. Panjang siklus rata-rata wanita adalah 28

hari. Namun rata-rata panjang siklus menstruasi berubah sepanjang hidup dan

jumlahnya mendekati 30 hari saat seorang wanita mencapai usia 20 tahun, dan rata-
rata 26 hari saat seorang wanita mendekati masa menopause, yaitu di sekitar usia 50

tahun. Hanya sejumlah kecil wanita yang benar-benar mengalami siklus 28 hari

2. Siklus menstruasi

a. Eumenorrhea (Normal)

Eumenorrhea yaitu siklus menstruasi yang teratur dengan interval

pendarahan yang terjadi antara 21-35 hari.

b. Polimenorrhea

Polimenorrhea merupakan siklus menstruasi yang lebih pendek dari

biasanya (<21 hari) dan perdarahannya kurang lebih sama atau lebih

banyak dari normal.

c. Oligomenorrhea

Oligomenorrhea adalah menstruasi jarang (atau sangat sedikit), atau

lebih tepatnya, periode menstruasi terjadi dengan interval yang lebih

lama dari 35 hari dengan jumlah menstruasi 4-9 kali saja dalam

setahun. Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti perubahan

hormon di masa perimenopause, PraderWill Syndrome, PCOS,

gangguan makan seperti anorexia nervosa dan bulimia norvosa, dan

lain-lain.
d. Amenorrhea

Amenorrhea adalah absenya periode menstruasi selama 3 bulan di usia

Reproduksi, yaitu absenya menstruasi selama 3 bulan pada wanita yang

memiliki siklus menstruasi normal sebelumnya.

FERTILISASI

1. Pengertian fertilisasi

Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan

dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel

bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau

peleburan nukleus.

2. Jenis- jenis fertilisasi

 Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan

akuatik): gamet-gametnya Dikeluarkan dari dalam

tubuhnya sebelum fertilisasi.


 Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): sperma

Dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan

Fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk

Merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan

Hanya untuk mengaktivasi telur

1. Proses fertilisasi

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat membuahi

ovum di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa diejakulasikan ke dalam

saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang melalui serviks, ratusan

yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat membuahi sel telur. Sel

spermatozoa mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam.

Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahaja kapasitasi dan reksi

akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian di dalam

saluran reproduksi wanita, berlangsung sekitar 7 jam. Selama itu suatu selubung

glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus daerah

akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi akrosom terjadi setelah penempelan

spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi tersebut membuat pelepasan enzim-enzim yang

diperlukan untuk menembus zona pelusida yang terdapat pada Akrosom Oosit (ovum)

akan mencapai tuba satu jam lebih setelah diovulasikan. Ovum ini dikelilingi oleh

korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang nantinya akan menyaring sel

spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel yang dapat menembus ovum.Setelah

spermatozoa menembus ovum, ia akan menggabungkan material intinya dan


menyimpan komplemen kromosom ganda yang lazim. Kromosom ini mengandung

semua informasi genetic yang nantinya akan diturunkan kepada keturunannya. Sel

telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah secara mitosis

menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya.

GAMETOGENESIS

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri

dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum)

yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis

dan meiosis.
Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi

kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses

penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan

pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya

reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama

dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru

yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n)

yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah Kromosom pada sel

baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap :

perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada

dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.

 Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :

spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di

tubulus seminiferus.

 PROSES SPERMATOGENESIS

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.

Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup

pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang

bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.


1. Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang

akan menjadi

Spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif

dan dapat melakukan reproduksi (membelah)

dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan

nutrisi dari sel-sel sertoli dan beerkembang menjadi spermatosit

primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau

Mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul

di tepi membran epitel germinal yang disebut

spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A

membelah secara mitosis menjadi Spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa

kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat

diploid Spermatosit primer mengandung kromosom Diploid (2n) pada inti selnya dan

mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu

spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera

Mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid).

Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat

buah Spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak
membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu

jembatan (Interceluler bridge).

Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu

fase

Golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat

spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid

memiliki bentuk seperti selsel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang

menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.

 PROSES OOGENESIS

Oogenesis adalah bentuk gametogenesis yang berbeda dengan spermatogenesis,

Bunda. Tahap oogenesis Mengutip dari beberapa sumber, oogenesis terbagi

menjadi 3 tahap, yakni:

1. Tahap penggandaan

Tahap ini dimulai pada masa perkembangan janin. Sel

primordial dalam sel telur akan mengalami pembelahan

mitosis.
Pada tahap ini sel tersebut membentuk jutaan oogonia atau sel induk telur (oogonium),

yang bersifat diploid.

2. Tahap pertumbuhan

Tahap pertumbuhan berlangsung cukup lama, dibandingkan tahap sebelumnya. Pada

tahap ini, oogoium akan berkembang menjadi oosit primer yang bersifat diploid.

Oosit primer ini berukuran besar karena mengandung komponen sitoplasmik yang

lebih banyak. Oosit primer akan berada dalam keadaan istirahat sampai seorang anak

perempuan mengalami masa puber, yang ditandai dengan haid.

3. Tahap pematangan

Pada tahap pematangan, oosit primer mengalami pembelahan meiosis I, lalu

menghasilkan oosit sekunder yang berukuran besar dan badan polar yang berukuran

kecil.

Tahapan ini dimulai saat anak memasuki masa puber. Pada tahap pematangan, terjadi

perubahan hormonal di tubuh seorang anak perempuan, Bunda.

Pada tahap pembelahan meiosis II, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel,

yakni yang berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil yang

disebut badan polar sekunder.


Badan polar tersebut bergabung dengan dua badan polar sekunder lainnya yang

berasal dari pembelahan badan polar primer, sehingga diperoleh tiga badan polar

sekunder.

Ootid lalu mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum yang matang.

Sedangkan ketiga badan polar akan mengalami degenerasi (hancur).

Anda mungkin juga menyukai