Anda di halaman 1dari 7

1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi?

2. Bagaimana histologi sistem reproduksi?


 Wanita
Ovarium uterus

 Pria
3. Bagaimana Embriologi sistem  reproduksi ?
 Perempuan
 Pria

4. Apa saja tanda-tanda pubertas pada remaja perempuan?


 Menarche atau menstruasi pertama.
 Mulai tumbuh jerawat pada wajah
 Payudara terus tumbuh hingga seperti orang dewasa
 Rambut di area organ seksual dan ketiak menjadi semakin lebat
 Munculnya kumis tipis pada beberapa anak perempuan
 Lebih mudah berkeringat
 Mulai mengalami keputihan
 Tinggi badan meningkat drastis sejak menstruasi, biasanya 5-7.5 cm setiap tahun.
 Berat badan mulai meningkat
 Pinggul membesar sementara pinggang mengecil

5. Mimpi basah
Ukuran penis dan testis membesar
Bentuk tubuh mengalami perubahan
Tumbuh rambut pada ketiak dan wajah
Suara mengalami perubahan
Jerawat mulai bermunculan
Bau badan
6. Kenapa padaterjadi perubahan ukuran pada dada rani?
Rani memasuki tahap pubertas dimana, Ketika ovarium mulai memproduksi dan melepaskan
estrogen, lemak di jaringan ikat mulai terkumpul. Hal ini menyebabkan payudara membesar dan
sistem saluran juga mulai tumbuh. perubahan payudara dapat terjadi bersamaan dengan
munculnya rambut kemaluan dan rambut ketiak. Setelah ovulasi dan menstruasi dimulai,
pematangan payudara dimulai dengan pembentukan kelenjar sekretori di ujung saluran susu

7. bagaimana mekanisme terjadinya pubertas (mimpi basah & menstruasi)?


 Mimpi basah atau emisi nokturnal adalah pengeluaran cairan semen atau air mani
(ejakulasi) saat tidur. Saat mengalami mimpi basah, umumnya seorang laki-laki tanpa
sadar bermimpi melakukan hubungan seksual. Hal ini terjadi karena kantong sperma
telah penuh dan tidak sanggup lagi menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
Akibatnya sperma harus dikeluarkan melalui penis. Nah, untuk mengeluarkannya secara
alamiah umumnya pria akan mengalami mimpi basah.
 1. Fase menstruasi
Jika pada fase menstruasi tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma, lapisan
dinding rahim (endometrium) yang mengandung pembuluh darah, sel-sel dinding rahim,
dan lendir akan luruh dan keluar melalui vagina.
Fase menstruasi dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan bisa
berlangsung selama 4–7 hari. Pada fase ini, wanita biasanya akan merasakan nyeri di
perut dan punggung bagian bawah karena rahim berkontraksi untuk membantu
meluruhkan endometrium atau dinding rahim.
2. Fase folikular
Fase folikular berlangsung sejak hari pertama menstruasi hingga memasuki fase ovulasi.
Pada fase ini, ovarium atau indung telur akan memproduksi folikel yang berisi sel telur.
Seiring dengan pertumbuhan folikel ovarium, dinding endometrium yang sudah meluruh
akan menebal kembali untuk “menyambut” sel telur yang diharapkan sudah dibuahi
sperma.
3. Fase ovulasi
Fase ovulasi dikenal juga dengan masa subur wanita. Pada fase ini, folikel yang
diproduksi ovarium akan melepaskan sel telur untuk dibuahi. Sel telur yang telah matang
akan bergerak melalui tuba fallopi dan menuju ke rahim. Sel telur ini hanya akan
bertahan selama 24 jam.
Jika tidak dibuahi sperma, sel telur akan mati. Sementara itu, sel telur yang dibuahi
sperma akan membentuk janin. Fase ovulasi biasanya terjadi sekitar 2 minggu sebelum
siklus menstruasi berikutnya dimulai.
4. Fase luteal
Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur akan berubah
membentuk struktur yang disebut korpus luteum. Korpus luteum ini akan memicu
peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim.
Fase luteal dikenal juga sebagai fase pramenstruasi. Pada fase ini, wanita biasanya akan
merasakan sejumlah gejala, seperti nyeri payudara, muncul jerawat, badan terasa lemas,
dan menjadi mudah marah atau emosional.
Fase luteal dapat berlangsung selama 11–17 hari, tetapi rata-rata wanita mengalami fase
ini selama 14 hari.
Proses menstruasi akan terus berputar dan berakhir ketika seorang wanita sudah
memasuki masa menopause. Biasanya, menopause terjadi saat wanita berusia 40 tahun
ke atas.

8. Bagaimana cara kerja hormon dalam proses pubertas?


Pada anak laki-laki LH menstimulasi sel Leydig untuk mensekresi testosteron, sedangkan FSH
menstimulasi sel Sertoli memproduksi suatu peptida yang disebut inhibin yang pada gilirannya
akan menimbulkan reaksi umpan balik dan menghambat estrogen FSH. Pada wanita FSH
menstimulasi sel granulosa untuk menghasilkan estrogen dan folikel untuk mensekresi inhibin.
Sementara itu LH muncul dan sedikit berperan sampai saat menarke dan menjadi pencetus
timbulnya ovulasi, selanjutnya menstimulasi sel theca mensekresi androgen dan prekursornya.

Pada wanita terjadi perubahan hormonal yang mencolok menjelang menarke berupa penurunan
sensitivitas mekanisme umpan balik negatif hormon seks. FSH kurang ditekan oleh hormon seks,
sehingga kadarnya akan meningkat. Meningkatnya kadar FSH akan merangsang ovarium
sehingga folikel-folikel primer berkembang dan kadar estradiol meningkat. Perubahan status
hormon ini akan tampak berupa munculnya tanda-tanda seks sekunder. Beberapa saat
menjelang menarke, muncul mekanisme kontrol baru yaitu umpan balik positif dari estradiol
terhadap hipofisis yang menghasilkan lonjakan LH. Lonjakan LH berkaitan dengan ovulasi. Bila
tidak terjadi ovulasi kadar estradiol menurun, dan keadaan ini diikuti dengan perdarahan akibat
deskuamasi endometrium, yang berupa haid pertama (menarke).

Pada anak laki-laki, peningkatan ukuran testis selama masa prepubertas dan pubertas
disebabkan oleh perkembangan tubulus seminiferus dibawah pengaruh stimulasi FSH. Sekresi LH
secara pulsatil menginduksi diferensiasi sel interstisial menjadi sel Leydig yang mensekresi
testosteron dan pada gilirannya akan mempengaruhi umpan balik negatif terhadap sekresi FSH.
Pada saat pubertas terjadi spermatogenesis akibat pengaruh stimulasi FSH dan testosteron yang
dihasilkan oleh sel Leydig dibawah kontrol LH. Hormon pertumbuhan dan steroid seks berperan
penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan linier selama pubertas.

9. Bagaimana mekanisme terjadinya rasa sakit pada saat menstruasi?


nyeri haid terjadi karena peningkatan prostaglandin dalam darah yang merangsang peningkatan
kontraksi uterus, sehingga terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke uterus yang
mengakibatkan iskemia.Nyeri aferen parietal dan viseral dapat dihantarkan dari uterus. Nyeri
kejang perut bagian bawah pada haid dihantarkan melalui aferen simpatis, suatu operasi untuk
memotong nervus hipogastrikus diantara pleksus hipogastrikus dan uterus akan mengurangi
nyeri pada banyak kasus. Sebaliknya, lesi uterus yang menyebar ke sekitar uterus atau lesi tuba
falopi dan ligamentum lutum, biasanya menyebabkan nyeri di punggung atau pinggang bawah.
Nyeri ini dihantarkan melalui serabut saraf parietal dan bersifat lebih tajam, menyerupai nyeri
kejang tersebar pada dismenore sejati. Nyeri haid atau dismenore adalah nyeri Yang timbul
akibat kontraksi disritmik miometrium yang Menampilkan satu atau lebih gejala, mulai dari nyeri
ringanSampai berat dan disertai berbagai tanda, mulai dari mual Muntah, diare, pusing, nyeri
kepala, sampai pingsan.

10. Dampak terlambat pubertas pada remaja laki-laki dan perempuan ?


 Keterlambatan pubertas Akan mengalami keterlambatan maturasi tulang dan
Pertumbuhan serta berdampak ke perawakan pendek, gambaran fisik Seperti anak-anak
dan tidak terlihatnya gambaran Karakteristik seks sekunder, Keadaan ini juga dapat
Menyebabkan terjadinya gangguan psikologi.

11. Apa yang menyebabkan seseorang melakukan program bayi tabung?


bayi tabung biasanya disarankan bagi pasangan suami istri yang menginginkan momongan,
tetapi memiliki kondisi berikut:

 Terdapat sumbatan atau kerusakan pada saluran indung telur (tuba falopi)
 Pernah menjalani operasi pengangkatan atau sterilisasi tuba falopi (ligasi tuba)
 Mengalami gangguan ovulasi yang menyebabkan sel telur jarang atau tidak diproduksi
 Menderita endometriosis, yaitu jaringan dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar
dinding rahim
 Menderita miom, yaitu tumor jinak di dinding rahim yang bisa mengganggu penempelan
dan pertumbuhan embrio di dalam rahim
 Mengalami gangguan pada fungsi, bentuk, dan produksi sperma, seperti kelainan bentuk
dan ukuran sperma (teratospermia), pergerakan sperma yang lemah (asthenospermia),
atau produksi sperma yang kurang (oligospermia)
 Menderita gangguan kesuburan yang tidak jelas penyebabnya

DAPUS

1.Paulsen F dan Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. 23th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2013.

2.Mescher, A.L. 2012. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. Twelveth Edition. Mc Graw Hill
Company.

Sobbota, H. 1985. Histology, Atlas Berwarna Anatomi Mikroskopis. Edisi 3.

EGC, Jakarta
3.Sadler TW. Langman Embriologi Kedokteran ed 10. Jakarta: EGC; 2009

4.tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan tanda-tanda seks,unud.ac.id

https://repositori.unud.ac.id › upload › repositori

5.tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan tanda-tanda seks,unud.ac.id

https://repositori.unud.ac.id › upload › repositori

6.ISLAMIC COUNSELING VOL 1 NO. 02 TAHUN 2017, STAIN CURUP P-ISSN 2580-3638, E-ISSN 2580-3646

7.Healthy Journal,2019, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung,Vol. VII No. 2 , Oktober 2019
ISSN 2339-1383

8.Hipogonadisme, Modul Kuliah Sp1 Ilmu Kesehatan Anak. FK Unair. Available at :


https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/EN05_Hipogonadisme.pdf.

9.J. Pijar MIPA, Vol. VI No.1, Maret : 18 – 23 ISSN 1907-1744

10.Sari Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 176 – 179

11. Von Wolff, M, & Haaf, T. (2020). In Vitro Fertilization Technology and Child Health. Deutsches
Ärzteblatt International, 117(3),pp. 23

Anda mungkin juga menyukai