Anda di halaman 1dari 44

GANGGUAN MENSTRUASI

KELAINAN HAID
 Kelainan haid adalah masalah fisik atau mental yang
mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri,
perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau
sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus
menstruasi tertentu.
INSIDENSI DAN PREVALENSI
• Amenorrhea sekunder (5% - 7%)
• Dysmenorrhea primer atau kramp menstruasi  nyeri tanpa
penyakit panggul (50%)
• Dysmenorrhea sekunder, nyeri menstruasi disebabkan oleh
penyakit atau patologi, (5% - 7%)
• 10-20% dari seluruh wanita yang menstruasi mengalami
menorrhagia; kebanyakan adalah usia lebih dari 30 tahun.
AMENORRHEA
 Amenorrhe fisologis dapat terjadi pada menopouse, sebelum pubertas, dalam
kehamilan dan dalam masa laktasi.
 Amenorrhea patologi terjadi pada 2-5% wanita produktif.
 Definisi amenorrhea lainnya
 Tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tumbuh kembang seks
sekunder
 Tidak terjadi haid sampai usia 16 tahun tetapi telah terdapat tanda-tanda
seks sekunder
 Telah terjadi haid kemudian haid terhenti untuk masa 3 atau 6 bulan atau
lebih.

 Amenorrhea di bagi menjadi menjadi dua:


 Amenorreha Primer
 Amenorreha sekunder
Amenorreha Primer
 keadaan di mana siklus menstruasi tidak pernah dimulai.
Amenorrhe primer berarti seorang perempuan belum
mengalami haid setelah usia 16 tahun
 . Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight
atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak
mempengaruhi untuk memacu pelepasan hormon.
 Etiologi amenorrhea primer:

 Hypergonadotropic hypogonadism
 Eugonadism
 androgen insensitivity syndrome;
 congenital adrenal hyperplasia;

 polycystic ovarian syndrome.

 FSH rendah.
 Aplasia uterus dan vagina (sindrom Mayer-Kustner-V Rokitansky)
AMENORRHEA SEKUNDER
 amenorrhea sekunder adalah wanita usia reproduksi yang pernah
mengalami haid, namun haidnya berhenti untuk sedikitnya 3 bulan
berturut-turut.
 Klasifikasi Amenorrhea sekunder berdasarkan kompartemen
 Kompartemen I :
 Gangguan pada traktus atau uterus
 Kompartemen II
 Gangguan pada Ovarium
 Kompartemen III
 Gangguan pada sistem pituitari anterior
 Kompartmen IV
 Gangguan pada sistem saraf pusat
 Etiologi
LINGKUNGAN

KOMPARTEMEN IV SSP

HIPOTALAMUS

GnRH

KOMPARTEMEN III Hipofisis Anterior

FSH LH

KOMPARTEMEN II Ovarium

Estrogen Progesteron

KOMPARTEMEN I Uterus

Haid
KELAINAN KOMPARTEMEN 1:
KELAINAN SALURAN UTERUS
 Sindrom Asherman
 Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder  kuretase
postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan
perlengketan. Endometrium mungkin memiliki tekanan yang
begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom 
dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Mullerian anomali

 vagina, servik dan uterus mungkin tidak  uterus mungkin ada


namun tidak terdapat rongga, atau terdapatnya rongga namun
endometrium sangat sedikit.
 Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi dengan
menggunakan teknik vecchietti atau teknik Frank untuk
membentuk saluran vagina buatan.
Insensitivitas Androgen (testicular feminization)

 Insenitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan


kanalis vagina namun tidak didapatkan uterus. Pasien ini berupa
pria pseudohermaprodit dimana ketentuan pria ditentukan dari
adanya kromosom XY dan pasien memilliki testis.
 Pseudohermaprodit berarti genitalia berlawanan dengan gonad.
Sehingga pada pasien ini secara fenotip tampak seperti wanita
tapi tidak ditemukannya rambut pubis dan rambut ketiak. Pada
pasien ini terdapat testosteron darah yang normal atau LH
meningkat
perbedaan Mullerian agenesis Testikular
femminization
Kariotip 46,XX 46, XY

herediter Tidak diketahui Maternal x-linked


resesif
Rambut seksual Wanita normal Tidak ada atau jarang

Kadar testosteron Wanita normal Normal atau sedikit


mendekati kadar pria
normal
Anomali lain Sering Jarang

Gonadal Normal 5% insidensi tumor


neoplasia maligna
KOMPARTEMEN 2
GANGGUAN OVARIUM
 Kelainan ovarium
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea
primer maupun sekunder. 30-40% (Gonadal disgenesis).
 Pasien ini dapat terdiri dari pasien dengan kariotip 45,X
(50%), mosaik (25%), 46,XX (25%). Wanita dengan
gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder
berhubungan dengan kariotip 46,xx, mosaik , 45,x atau
46xx, 47 xxx dan 45x.
 Sindrom Turner
terjadi kehilangan satu X. Kromososom X aktif dalam oosit
untuk menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada
pasien ini terjadi kekurangan folikel, terjadi kekurangan
hormon sex gonadal saat pubertas sehingga terjadi amenorrhea
primer.

 Kegagalan ovarium prematur


Sekitar 1% wanita mengalami sebelum usia 40 tahun dan
wanita amenorrhea. Kegagalan ovarium yang prematur dapat
disebabkan kelainan genetik dengan peningkatan kematian
folikel. Dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel
dihancurkan.
KOMPARTEMEN III
GANGGUAN PADA HIPOFISE ANTERIOR.
 gangguan pada hipofise anterior.  tumor yang bersifat
mendesak ataupun menghasilkan hormon yang membuat
haid menjadi terganggu9.
 Tumor mikroadenoma dapat diterapi dengan
menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat
menghambat pelepasan prolaktin lebih lanjut sehingga
pembesaran tumor hipofise dan prolaktinemia dapat
dicegah.
 Operasi  tumor masih kecil.
KOMPARTEMEN IV
GANGGUAN PADA SSP
 Gangguan disebabkan oleh gangguan mental yang secara
tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmiter seperti serotonin  menghambat
lepasnya gonadotropin. Gangguan pada kompartemen 
pada penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau
penari balet yang mengalami latihan dengan
ketegangan9.
 Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-
penyakit lain seperti penyakit kronis (TBC), penyakit
metabolik seperti penyakit tiroid, pankreas dan glandula
suprarenalis, kelainan gizi (obesitas dan underweight),
kelainan hepar dan ginjal
 Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila
penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan
buruk.
 Komplikasi lainnya munculnya gejala-gejala lain akibat
insufisiensi hormon seperti osteoporosis9.
PREMENSTRUAL SYNDROME

 keluhan dimulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum


datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang.
 gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri
kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada
mamma dan sebagainya; sedang pada kasus-kasus yang berat
terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi.
 Faktor yang memegang peranan sebagai etiologi premenstrual
tension ialah: ketidakseimbangan antara estrogen dan
progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium,
penambahan berat badan
 Kriteria Premenstrual syndrome menurut American
Psychiatric Association (APA)
 Diagnosis membutuhkan setidaknya lima dari salah satu gejala di bawah, dan salah satu
nya harus salah satu dari empat gejala yang pertama:
 Depresi, perasaan putus asa
 Kecemasan atau ketegangan
 Afeksi yang labil, contoh: perasaan tiba-tiba sedih, menangis, marah, atau mudah
tersinggung.
 Marah atau perasaan tersinggun yang menetap, atau meningkatnya konflik
interpersonal.
 Penurunan ketertarikan terhadapa aktifitas sehari-hari
 Mudah lelah
 Sulit berkonsentrasi
 Gangguan nafsu makan, makan berlebih atau nafsu makan tinggi
 Hypersmonia atau insmonia
 Perasaan “overprotected” atau tidak terkendali
 Gejala fisik, seperti payudara kencang, sakit kepala, edema, nyeri sendi, penambahan
berat badan.
 Gejala-gejala mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas sehari-hari atau hubungan sosial.
 Gejala-gejala tersebut bukan merupakan sebuah eksarsebasi gangguan psikiatrik yang
lain.
Penanganan PMS
 Medikamentosa
 Prostaglandin sintetase inhibitor
 Pil KB : medroxyprogesterone acetate 10-30mg/hari
 GnRH agonis dikombinasi dengan estrogen-progesteron :Nafareline,
goserelide
 Selective Serotonin Reuptake Iinhibitors: Fluoxetine, Setraline,
Paraxetine
 Plasebo
 Spironolactone

 Operatif
 oovorektomi

 
MENORRHAGIA
• Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu
banyak dan biasanya disertai dengan pada siklus yang
teratur
• Menorrhagia juga berhubungan dengan kram selama
haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan.
Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing,
muntah dan mual berulang selama haid.
Etiologi :

• Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 katagori yaitu


gangguan pembekuan, disfunctional uterin bleeding (DUB),
kelainan pelvis, gangguan medis13. menorrhagia umumnya
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal7.

 Gangguan pembekuan
perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von
willebrands berhubungan dengan peningkatan menorrhagia.
Pada wanita dengan trombositopenia kehilangan darah
berhubungan dengan jumlah trombosit selama haid.
Gangguan pada organ dalam pelvis
 Menorrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada
uterus, adenomiosis, infeksi pelvis, polips endometrial,
dan adanya benda asing seperti IUD.
 Wanita dengan perdarahan haid melebihi 200 cc 50%
mengalami fibroid. 40% pasien dengan adenomiosis
mengalami perdarahan haid melebihi 80cc13.
Menorrhagia pada retrofleksi disebabkan karena
bendungan pada vena uterus sedangkan pada mioma
uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang
kurang kuat, permukaan endometrium yang luas dan
bendungan vena uterus6.
Gangguan medis lainnya
  hipotiroid dan sindrom cushing
 patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan pasti.

 Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis


dan infeksi dimana dapat menurunkan kualitas pembuluh
darah.
TERAPI
 Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien,
keinginan untuk memiliki anak, ukuran uterus
keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip.
Spektrum pengobatannya sangat luas mulai dari
pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif
minimal seperti pengangkatan dinding endometrium
(endomiometrial resection atau EMR), polip
(polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan
histerektomi (pada kasus yang refrakter)
 Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk
mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin
yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan
kehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan
kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk
pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids
dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler
METRORRHAGIA
 Metrorrhagia pendarahan yang terjadi di antara siklus mentruasi,
atau dengan kata lain timbul lebih sering dari biasa
 etiologi : organik dan fungsional
 Organik
 Serviks uteri : polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri,
ulkus pada porsio uteri, karsinoma servisis uteri.
 Korpus uteri : polip endometrium, abortus imminens, abortus
insipiens, abortus inkompletus, mola hidatidosa,
koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri,
sarkoma uteri, mioma uteri.
 Tuba falopii : seperti kehamilan ektopik terganggu, radang
tuba, tumor tuba.
 Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium.
 Fungsional
 Ovulatoar
 Anovulatoar

 Manifestasi klinis
 siklus menstruasi tak teratur,
 tidak haid dalam jangka waktu lama (amenore)
 Selain itu, akan sering mengalami flek
 Nyeri
 Tegang pada payudara
 Cepat emosi
Pemerikaan penunjang

 1. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi tiroid , dan


kadar HCG, FSH, LH, Prolaktin dan androgen serum
 2. Deteksi patologi endometrium melalui :

(a) kuretase
(b) histeroskopi
 3. Laparoskopi

 4. Uji kehamilan: untuk melihat ada tanda-tanda kehamilan

 5. Pemeriksaan koagulasi : untuk memantau faktor


pembekuan darah
 Penatalaksanaan
 Istirahat baring dan transfusi darah

  Bila pemeriksaan gynecologik menunjukan perdarahan


berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus,
perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi
dengan hormon steroid. Dapat diberikan :
 1)   estrogen dalam dosis tinggi Dapat diberikan secar
IM dipropionasestradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol
1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Tetapi apabila
suntikan dihentikan perdarahan dapat terjadi lagi.
2)   progesteron
 Pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen
terhadap endometrium, dapat diberikan kaproas hidroksi
progesteron 125 mg, secara IM, atau dapat diberikan per
os sehari nirethindrone 15 mg atau asetas medroksi
progesteron (provera) 10 mg, yang dapat  diulangi
berguna dalam masa pubertas.
Dismenorrhea
 Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorrhea
terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut
bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan
biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala
neurologis seperti kelemahan umum.
 Klasifikasi Dismenorrhea
 Dismenorrhea primer(idiopatik)
 Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea primer (idiopatik)

  dismenorrhea yang mulai terasa sejak menarche dan tidak


ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ lainnya.
Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita.
 Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu
 hiperaktivitas uterus,
 endotelins,
 prostaglandin,
 vasopressin dan faktor lainnya.
 Hiperaktivitas uterus berhubungan dengan aliran darah uterus.
Hiperaktivitas uterus terjadi pada endometriosis dan
adenomiosis. Uterus yang berkontraksi menyebabkan “angina”
sehingga terjadilah nyeri
 Endotelin adalah uterotonin pada uterus yang tidak hamil.
Endotelin tersebut dapat menginduksi pelepasan PGF2α dan
menginduksi kelenjar lainnya untuk menghasilkan endorpin
lainnya (parakrin). Iskemi yang terjadi akibat kontraksi
selanjutnya merangsang pelepasan endorpin dan PGF2α
sehingga akan menyebabkan disperistaltis lebih lanjut.
 Endometrium wanita dengan dismenorrhea menghasilkan
PGF2α lebih banyak daripada wanita normal. PGF2α adalah
oksitoksi dan vasokonstriktor yang poten yang bila diberikan
pada uterus akan menghasilkan nyeri dan mengakibatkan
pengeluaran darah haid.
 Vasopresin merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi
miometrium berkontraksi. Pada hari pertama menstruasi,kadar
vasopresin meningkat pada wanita dengan dismenorrhea.
 Faktor lain yang penting adalah kerusakan saraf perifer pada
miometrium dan serviks oleh persalinan. Hal ini menjelaskan
mengapa pada wanita yang telah melahirkan dismenorrhea
dapat berkurang.
 Penanganan pada dismenorrea primer
 Pemberian Analgetik: NSAIDs diberikan 1-2 hari menjelang
haid dan diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.
 Terapi hormonal juga telah banyak digunakan. Tujuannya
untuk menghasilkan siklus haid yang anovulatorik, sehingga
nyeri haid dapat dikurangi. Biasanya diberikan Progesteron
(Didrogesteron 10mg, 2 kali 1, Medroksiprogesteron asetat
5mg/hari) diberikan mulai dari hari ke-5 sampai ke-25 siklus
haid.13
DISMENORRHEA SEKUNDER
 Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche.
Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap
haid namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus.
Nyeri mungki terasa pada satu sisi abdomen.
 Dismenorrhea sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana
jaringan uterus tumbuh di luar uterus dan ini dapat terjadi pada wanita tua
maupun muda. Implant ini masih bereaksi terhadap estrogen dan
progesteron sehingga dapat meluruh saat haid. Hasil peluruhan bila jatuh ke
dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan menghasilkan
nyeri.
 Endometriosis ditemukan pada 10-15% wanita usia 25-33 tahun2.
Dismenorrhea sekunder dapat juga disebabkan fibroid, penyakit radang
panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika urinaria; polip
uteri; inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan akibat operasi
sebelumnya dan adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium
tumbuh menembus miometrium.
 Penanganan pada dismenorrhea sekunder
 Bila ada kelainan organik ditangani secara kausal. Pada kasus-kasus
yang menolak tindakan operatif, maka untuk sementara dapat dicoba
pengobatan medikamentosa seperti pada dismenorrea primer.
Pemberian analog GnRH selama 6 bulan sangat efektif
menghilangkan nyeri haid yang disebabkan endometriosis.

 Terapi
 pemberian NSAID ,
 Pil kontrasepsi
 Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS)
 Akupuntur
 Asam lemak ω-3
 Vitamin B1 100 mg /hari selama 90 hari.
 Suplemen magnesium
OLIGOMENORRHEA
 Definisi
Oligomenorrhe disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang.
Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya
berkurang

 Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga
disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-
hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat
badan berlebih. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium
polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi
dari kadar pada wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada
stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan
estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas
 Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang
lebih panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode
dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea
mungkin sulit hamil.

 Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada


oligomenorrhea dengan anovulatoar serta pada remaja dan
wanita yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.
Perbaiki status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi
dapat memperbaiki keadaan oligomeonrrhea. Oligomenorrhea
sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki
ketidakseimbangan hormonal.
KELAINAN SIKLUS

Polimenorrhea
 Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari
21 hari, dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25
hari.

 Etiologi
 Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium
proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua
stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah
pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari
21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal
ini menyebabkan infertilitas.
 Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya
disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus
luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi
ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit
kronik seperti TBC.

 Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan


terapi hormonal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai