Anda di halaman 1dari 30

PUBERTAS

HORMON HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS

Cummings B. Female Reproductive System: Physiology [Internet]. 2010 [cited 2017 Mar 15]. Available from:
https://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2 female reproduction.htm
Cummings B. Male Reproductive System: Physiology [Internet]. 2010 [cited 2017 Mar 15]. Available from:
https://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2 spermatogenesis.htm
MEKANISME UMPAN BALIK PADA MASA
PUBERTAS

Pulungan AB. Pubertas dan Gangguannya. In: Batubara JR, AAP BT, Pulungan AB, editors. Buku Ajar Endokrinologi Anak. 1st ed.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. p. 85–124.
PUBERTAS
´ Pubertas adalah masa transisi antara masa anak – anak dengan dewasa,
dimana terjadi perubahan fisik maupun psikologis yang timbul akibat
meningkatnya kadar hormon seks yang dihasilkan gonad dan kelenjar
adrenal.
´ Sebagian besar anak perempuan akan mengalami pubertas pada usia 8 –
13 tahun, sedangkan anak laki-laki pada usia 9 – 14 tahun.
´ Awitan pubertas sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan atau 9
tahun pada anak laki-laki à pubertas prekoks.
´ Jika anak perempuan usia 13 tahun atau anak laki-laki usia 14 tahun belum
menunjukkan tanda-tanda pubertas à pubertas terlambat.
PERUBAHAN HORMON SELAMA PUBERTAS

TAHAP PREPUBERTAS – GONADOSTAT


Usia 8 – 9 tahun. Aksis hipotalamus – pituitari – gonad tidak aktif dengan kadar LH dan hormon seksual (estradiol pada anak perempuan,
testosteron pada anak laki-laki) tidak terdeteksi.

Sekitar 1 – 3 tahun sebelum pubertas, kadar LH selama tidur meningkat. Sekresi nokturnal LH terjadi secara pulsatil
à merefleksikan aktivitas sekresi GnRH.
Sekresi pulsatil gonadotropin menyebabkan pembesaran dan
Gonadotropin (LH dan FSH) disekresi ke sirkulasi secara pulsatil.
maturasi gonad (gonadarche) dan sekresi hormon seksual.

Peningkatan sekresi pulsatil GnRH mendasari awitan pubertas. Munculnya tanda – tanda seksual sekunder
merupakan puncak interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan gonad pada masa awal pubertas.

Saat midpubertas, pulsasi LH makin jelas bahkan saat siang hari serta terjadi mekanisme umpan balik positif
terhadap hipofisis dimana kadar estrogen meningkat di tengah siklus menyebabkan lonjakan LH. Lonjakan LH ini
berkaitan dengan ovulasi.
PERUBAHAN HORMON SELAMA PUBERTAS

♂ ♀

Sekresi LH menstimulasi sel ↓sensitivitas


Sekresi FSH teka untuk hipotalamus terhadap
pulsatil LH menyekresi androgen
mekanisme umpan
balik negatif hormon
dan prekursornnya seksual

menginduksi merangsang sel bersama


diferensiasi sel Sertoli untuk peningkatan testosteron, FSH kurang ditekan
interstitial à sel memproduksi ukuran testis menstimulasi FSH menstimulasi
oleh hormon seks à
Leydig inhibin. spermatogenesis folikel – folikel folikel untuk
primer berkembang menyekresi inhibin

´Steroid gonad (estradiol pada anak perempuan, testosteron pada anak laki-laki) berperan
maturasi tulang yang menyebabkan fusi epifisis dan pertumbuhan terhenti.
´Estrogen juga memediasi peningkatan hormon pertumbuhan yang bersama-sama berperan
dalam pertumbuhan pubertas
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK LAKI-LAKI
SELAMA PUBERTAS
´ Tanda pertama pubertas kira – kira usia 11 – 12 tahun: bertambahnya ukuran testis (≧ 4
ml dalam volume atau 2.5 cm dalam diameter) dan menipisnya skrotum. Kemudian diikuti
pigmentasi skrotum, pertumbuhan penis, dan pubarche.
´ Pertumbuhan testis dibawah pengaruh stimulasi FSH. Pengukuran volume testis dilakukan
dengan menggunakan orkidometer Prader, yang diberi angka 1 – 25
TAHAP PERKEMBANGAN MATURASI SEKSUAL
PADA ANAK LAKI-LAKI (KLASIFIKASI TANNER)

Garibaldi LR, Chemaitilly W. Physiology of Puberty. In: Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, editors. Nelson Textbook of Pediatrics.
20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. p. 2655.
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK LAKI-LAKI
SELAMA PUBERTAS
´ Akselerasi pertumbuhan pada anak laki-laki dimulai setelah pubertas, terutama saat tahap
genital IV – V (umumnya usia 13 – 14 tahun).
´ Pacu pertumbuhan (growth spurt) tinggi badan terjadi kira – kira 2 tahun lebih lambat
daripada anak perempuan, namun pertumbuhan ini berlanjut sampai usai lebih dari 18
tahun meskipun kecepatannya berkurang.
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK
PEREMPUAN SELAMA PUBERTAS
´ Breast bud (thelarche) merupakan tanda pertama dari pubertas (usia 10 – 11 tahun),
diikuti munculnya rambut pubis (pubarche) 6 – 12 bulan kemudian.
´ Bersamaan dengan tumbuhnya rambut pubis, tumbuh pula rambut ketiak. Interval
menuju awitan aktivitas menstruasi (menarche) biasanya 2 – 2.5 tahun.
´ Puncak kecepatan pertumbuhan pada anak perempuan biasanya terjadi pada usia 9.5 –
14.5 tahun.
´ Haid merupakan tahap akhir pubertas pada anak perempuan. Tinggi badan anak
perempuan tidak akan bertambah banyak lagi setelah haid berlangsung secara periodik.
TAHAP PERKEMBANGAN MATURASI SEKSUAL
PADA ANAK PEREMPUAN (KLASIFIKASI TANNER)

Garibaldi LR, Chemaitilly W. Physiology of Puberty. In: Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, editors. Nelson Textbook of Pediatrics.
20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. p. 2655.
PERUBAHAN FISIK PADA ANAK SELAMA
PUBERTAS
´ Laju tumbuh pada anak laki-laki dipengaruhi oleh hormon testosteron, sedangkan pada
anak perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen.
´ Selama pubertas, tinggi badan anak perempuan rata – rata bertambah 25 cm dan anak
laki-laki rata – rata bertambah 28 cm.

´ Hormon estradiol merangsang maturasi tulang.


´ Maturasi tulang dinilai dari usia tulang dan lempeng epifisis. Jika lempeng epifisis sudah
menutup, maka pertumbuhan tinggi badan terhenti. Jadi untuk menilai sejauh mana
seorang anak sudah tumbuh perlu diperhitungkan tahap perkembangan seksual, tinggi
badan, dan usia tulang.
VARIASI NORMAL PERKEMBANGAN
PUBERTAS
Telarke prematur Ginekomastia
§ Pertumbuhan dini payudara tanpa disertai § Ginekosmastia merupakan pembesaran
tanda – tanda seksual lainnya pada anak kelenjar payudara yang terjadi pada laki-
perempuan yang berusia kurang dari 8
tahun. laki. Hal ini menandakan adanya gangguan
fisiologis hormon steroid yang bersifat
§ Diduga disebabkan oleh hipersensitivitas sementara maupun menetap.
jaringan payudara terhadap kadar estrogen
basal atau bisa juga merupakan suatu § Hormon estrogen secara kuat
telarke prematur iatrogenik. menstimulasi pertumbuhan payudara,
§ Pada telarke prematur tidak terjadi sedangkan androgen mempunyai efek
akselerasi pertumbuhan linier dan usia inhibisi yang lemah. Ginekomastia ini akan
tulang tidak maju. Serta tidak terdapat terjadi bila terdapat penurunan rasio
tanda – tanda estrogenisasi pada androgen terhadap estrogen.
pemeriksaan vagina dan pada USG pelvis
tidak memperlihatkan pembesaran uterus.
VARIASI NORMAL PERKEMBANGAN
PUBERTAS
Andrenarke prematur (pubarke prematur)
•munculnya rambut pubis sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan dan 9 tahun pada
anak laki-laki tanpa disertai tanda – tanda seksual sekunder lainnya.
•Keadaan ini 3 kali lebih sering dijumpai pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-
laki.
•Jika pubarke dijumpai pada masa bayi, maka ini selalu merupakan kelainan endokrin yang
harus segera ditindaklanjuti dan langsung rujuk ke spesialis anak konsultan endokrin.
•Mekanisme yang mendasar terjadinya pubarke prematur adalah terjadinya maturasi dini
zona retikularis korteks adrenal yang menyebabkan peningkatan produksi androgen.
PUBERTAS PREKOKS
´ Pubertas prekoks yaitu munculnya tanda – tanda seksual sekunder sebelum usia 8 tahun
pada anak perempuan atau sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki.
´ Pubertas prekoks sentral (Gonadotropin – dependent precocious puberty)
o Disebabkan oleh aktivitas dini mekanisme aksis hipotalamus – pituitari – gonad, yang secara
fisiologis sekresi gonadotropin dirangsang oleh sekresi GnRH dari hipotalamus.
o Terjadi 5 – 10 kali lipat lebih sering pada anak perempuan.
o Pubertas prekoks sentral juga dapat terjadi akibat :
ü abnormalitas SSP yang mengganggu keseimbangan antara faktor inhibisi dengan stimulasi yang
mengendalikan awitan pubertas
ü perkembangan pubertas
ü idiopatik.

´ Pubertas prekoks perifer (Gonadotropin – independent precocious puberty)


o Disebabkan oleh stimulasi hormon steroid seksual dan tidak dipengaruhi oleh sekresi
gonadotropin pituitari.
o Hormon steroid seksual diproduksi secara otonom atau disebabkan oleh gonadotropin yang tidak
dihasilkan oleh pituitari atau aktivasi reseptor gonadotropin.
PUBERTAS PREKOKS
PUBERTAS PREKOKS

Anamnesis

• Meliputi pola pertumbuhan sejak bayi, usia awitan dan progresivitas perubahan fisik pubertas, riwayat penyakit terdahulu,
riwayat penyakit keluarga, dan riwayat psikologis
• Apakah ada paparan terhadap hormon eksogen, adanya kelainan SSP atau gejala kelainan SSP, riwayat pubertas anggota
keluarga yang lain.

Pemeriksaan Fisik

• Meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, palpasi tiroid, dan status pubertas sesuai skala Tanner
• Pada anak perempuan, perlu dilakukan inspeksi genitalia untuk melihat maturasi pubertas à menilai pertumbuhan labia
minora dan meningkatnya sekresi mukosa bening dan visualisasi mukosa vagina untuk menilai efek estrogen.
• Pada anak laki-laki, ukuran testis prepubertas (≧2 cc) konsisten dengan pubertas prekoks perifer. Testis ukuran pubertas
menunjukkan adanya stimulasi gonadotropin sesuai dengan pubertas prekoks sentral.
PUBERTAS PREKOKS
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Penilaian kadar hormon LH, FSH, dan estradiol pada anak perempuan, testosteron pada anak
laki-laki. Ditambahkan pemeriksaan DHEAS bila terdapat andrenarke.
• Bila rasio LH:FSH <1 à kondisi prepubertas, sedangkan rasio LH:FSH >1 à tahap pubertas.
• Uji stimulasi GnRH/GnRHa adalah pemeriksaan standar baku emas untuk menentukan
gonadarke.
• Kadar puncak LH 5 – 8 U/L menunjukkan pubertas prekoks yang progresif.
• Informasi usia tulang digunakan untuk membandingkan maturasi skeletal dengan usia
kronologis dan tinggi badan.
• USG abdomen pelvis pada anak perempuan dan USG testis pada anak laki-laki digunakan
untuk menilai genitalia internal.
• MRI kepala untuk mencari lesi di hipotalamus atau hipofisis. MRI kepala umumnya dilakukan
untuk semua anak perempuan dan anak laki-laki yang berusia <6 tahun dengan pubertas
prekoks sentral
PUBERTAS PREKOKS
´ Terapi pubertas prekoks ditujukan langsung pada penyebab yang dapat diidentifikasi.
´ Tumor SSP atau tumor yang memproduksi hormon steroid seksual, tumor gonad atau tumor
adrenal harus diterapi dengan melakukan tindakan bedah, radiasi, atau kemoterapi yang sesuai.
´ Terapi substitusi hormon tiroid pada hipotiroid primer
´ Pada pubertas prekoks sentral menggunakan GnRH agonis yang bekerja dengan
menghilangkan pengaruh stimulus GnRH terhadap sintesis dan sekresi gonadotropin.
´ Keberhasilan tata laksana penyakit yang mendasarinya biasanya diikuti dengan
berhentinya atau regresi perkembangan pubertas.
PUBERTAS TERLAMBAT
´ Pubertas terlambat didefinisikan sebagai tidak timbulnya tanda – tanda seksual sekunder
pada usia 13 tahun untuk anak perempuan dan pada usia 14 tahun untuk anak laki-laki.
´ Sebagian besar anak yang mengalami pubertas terlambat termasuk dalam constitutional
delay of growth and puberty (CDGP).
´ Penyebab pubertas terlambat pada anak laki-laki dan perempuan secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi:
´ constitutional delay of growth and puberty
´ hipogonadotropik hipogonadisme
´ hipergonadotropik hipogonadisme
PUBERTAS TERLAMBAT
1. Constitutional delay of growth and puberty (CDGP)
´Anak dengan CDGP memiliki perawakan pendek, pubertas terlambat, usia tulang terlambat,
namun tidak terdapat kelainan organik yang mendasarinya.
´CDGP lebih sering dijumpai pada anak laki-laki (90%).
´CDGP sebenarnya tidak memerlukan terapi karena masih merupakan keadaan yang
fisiologis, anak akan tetap mengalami pubertas.
´Beberapa keadaan yang mendukung diagnosis CDGP antara lain:
´ tidak ditemukannya kelainan endokrin, metabolik, kongenital, atau penyakit kronik
´ status gizi baik
´ tidak ditemukan kelainan fisik, dismorfik, maupun proporsi tubuh
´ perawakan pendek
´ pubertas terlambat
´ usia tulang lebih muda 2 tahun atau lebih dibanding usia kronologis
´ ditemukannya riwayat keluarga (kedua orangtua atau salah satu saudara kandungnya) dengan
pubertas terlambat à faktor genetik berperan dalam awitan pubertas
PUBERTAS TERLAMBAT
2. Hipogonadotropik hipogonadisme
•Kondisi ini disebabkan oleh tidak ada atau menurunnya kemampuan
hipotalamus untuk menyekresi GnRH atau kegagalan hipofisis untuk
menyekresi LH dan FSH.
•Pada hipogonadotropik hipogonadisme terdapat defisiensi FSH dan/atau LH.
•Penyebab antara lain adanya trauma, infeksi dan tumor SSP,
hipopituitarisme, sindrom Kallman, sindrom Stein – Leventhal, dan kelainan
genetik.

3. Hipergonadotropik hipogonadisme
•Terjadi akibat kegagalan primer di gonad dalam menyekresikan hormon
steroid seksual sehingga merangsang hipotalamus dan hipofisis untuk
bekerja lebih keras untuk menghasilkan GnRH dan gonadotropik à
akibatnya timbul kondisi hipergonadotropik.
•Beberapa kelainan penyebab adalah sindrom Turner, sindrom Klinefelter,
infeksim trauma, atau tumor primer pada gonad.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pulungan AB. Pubertas dan Gangguannya. In: Batubara JR, AAP BT, Pulungan AB, editors. Buku Ajar
Endokrinologi Anak. 1st ed. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. p. 85–124.
2. Garibaldi LR, Chemaitilly W. Physiology of Puberty. In: Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, editors. Nelson
Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. p. 2655.
3. Holland-Hall C, Burstein GR. Adolescent Development. In: Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF, editors.
Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. p. 926–36.
4. Rasmussen AR, Wohlfahrt-Veje C, Renzy-Martin KT de, Hagen CP, Tinggaard J, Mouritsen A, et al. Validity of
Self-Assessment of Pubertal Maturation. Am Acad Pediatr. 2015;135(1):86–93. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/early/2014/12/17/peds.2014-0793.full.pdf
5. Garibaldi LR, Chemaitilly W. Disorders of Pubertal Development. In: Kliegman RM, Stanton BF, Schor NF,
editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016. p. 2656–62.
6. Cummings B. Female Reproductive System: Physiology [Internet]. 2010 [cited 2017 Mar 15]. Available from:
https://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2 female reproduction.htm
7. Cummings B. Male Reproductive System: Physiology [Internet]. 2010 [cited 2017 Mar 15]. Available from:
https://legacy.owensboro.kctcs.edu/gcaplan/anat2/notes/APIINotes2 spermatogenesis.htm
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai