Marcella Arista
102013113
Fakultas Kedokteran UKRIDA
e-mail : Marcella2013fk113@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Ini
ditandai dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatic, seksual
dan psikologi yang lebih matur. Perubahan tersebut berlangsung secara bertahap.
Awal perubahan tersebut ditandai dengan Menarche pada anak perempuan.
Dalam proses pubertas, perempuan akan mengalami perdarahan rahim pertama atau
yang disebut menarche, sedangkan pada laki-laki terjadi ejakulasi waktu tidur (mimpi
basah). Sering kali saat terjadinya menstruasi pertama atau menarche, remaja tersebut
akan menjadi kaget. Banyak faktor faktor yang berpengaruh terhadap Menarche ini.
Skenario
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun saat bangun tidur kaget karena terdapat
bercak merah di pakaian dalamnya. Ibunya menjelaskan bahwa anaknya mulai
mendapatkan menstruasi
Anamnesis
Anamnesis dilakukan sebelum dimulai pemeriksaan fisik. Anamnesis yang dilakukan
pada pasien sesuai dengan skenario:
Keluhan Utama :
-
Riwayat Imunisasi
-
Riwayat Nutrisi
-
Riwayat sosial
-
Pemeriksaan 1-4
Diagnosis penyakit dari hasil anamnesa dapat ditegakkan berdasarkan dari gejala yang
muncul dan tampak pada pemeriksaan. Pemeriksaan dapat dilakukan secara fisik
maupun penunjang seperti hasil lab. Suatu penyakit yang memiliki cirri yang khas
biasanya dapat langsung didiagnosa dari pemeriksaan fisik.
1. Fisik
Pemeriksaan fisik diawali dengan pemeriksaan Tanda Tanda Vital (TTV). TTV
berupa pengecekan suhu, tekanan nadi, frekuensi nadi permenit dan frekuensi
pernapasan permenit.
Pada pasien yang sedang mengalami Menarche dapat dilakukan pemeriksaan
antropometrik. Antropometri memiliki peran yang penting dalam penelitian
Berat dan tinggi badan, serta massa tubuh. Berat dan tinggi badan
digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh pada orang dewasa, dan
sebagai indikator massa tubuh pada orang kurus (wasting) dan tubuh
2. Penunjang
Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosis
suatu penyakit. Semenjak masa remaja mestinya pemeriksaan rutin
sudah dilakukan. Mulai dari persoalan haid, gigi-geligi, anemia, sampai
kewaspadaan jika menemukan
hanyalah
pemeriksaan
urin
dan
tinja bila diperlukan. Jika tidak ada keluhan, maka wanita tetap perlu
memeriksa kemungkinan adanya anemia. Bila haid banyak, sering, dan
panjang perlu memeriksakan Hb (haemoglobin) untuk tahu apakah ada
anemia.
Pemeriksaan hematologi
serum.
menilai cadangan besi tubuh: Besi Serum (BS)/ Serum Iron (SI), Daya Ikat
Besi Total (DIBT)/Total Iron Binding Capacity (TIBC), Saturasi transferin,
Tahap
Penjelasan
1.
2.
3.
Distribusi rambut sudah seperti pada orang dewasa, namun jumlah totalnya
masih sedikit.
Areolae dan papilla meninggi
Tinggi 7 cm/tahun.
5.
teka
interna,
yang
meliputi
androstendion,
testosteron,
dan
a. Estrogen
Khasiat biologis utama dari estrogen adalah sebagai perangsang sintesis DNA
melalui RNA, pembentuk utusan RNA, sehingga terjadi peningkatan sintesis
protein.
Pada endometrium estradiol memicu proliferasi endometrium dan memperkuat
kontraksi otot uterus. Pada serviks, sawar yang terutama menghalangi
masuknya spermatozoa ke dalam uterus adalah getah serviks yang kental.
Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase folikuler akan meninggikan
sekresi getah serviks dan mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi
menjadi encer dan bening, sehingga memudahkan penyesuaian, memperlancar
perjalanan spermatozoa dan meninggikan kelangsungan hidupnya.
Pada vagina estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan
produksi getah dan meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi
peningkatan produksi asam laktat oleh bakteri Doderlein. Nilai ph menjadi
rendah dan memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi. Pada ovarium
memicu sintesis selain reseptor FSH di dalam sel-sel granula, reseptor LH di
sel-sel teka. Selain itu estradiol juga mengatur kecepatan pengeluaran ovum
dan mempersiapkan spermatozoa dalam genetalia wanita agar dapat
menembus selubung ovum.
b. Progesteron
Progesteron mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan, sehingga
merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Semua khasiat
progesteron terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena
estradiol mensintesis reseptor untuk progesteron.
Pada
endometrium
progesteeron
menyebabkan
perubahan
sekretorik.
Perubahan ini mencapai puncaknya pada hari ke-22 sklus haid normal. Bila
mana progesteron terlalu lama mempengaruhi endometrium, maka akan terjadi
degenerasi endometrium, sehingga tidak cocok lagi utnuk menerima nidasi.
Pada serviks dibawah pengaruh progesteron selama fase luteal, jumlah getah
serviks berkurang dan molekkul-molekul besar membentuk jala tebal,
setelah usia 16 tahun tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atau
tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks
sekunder. Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight
atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk
memacu pelepasan hormon.
Polimenorrhea
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari.
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi
pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang
paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus
lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga
dan hal ini menyebabkan infertilitas.
4. Metrorrhagia
Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche.
Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap
haid namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus.
Penutup
Anak tersebut mengalami menarche atau yang disebut menstruasi pertama.
Munculnya Menarche dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mempercepat
maupun yang memperlambat. Faktor tersebut adalah genetik, lingkungan, gizi,
hormon, faktor psikologis dan sebagainya.
Daftar pustaka
1. Welsby, philip d. Pemeriksaan Fisik dan Anamnesa Klinis.Jakarta: EGC .
2006.Hal 182-3.
2. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
3. Barasi ME. At a glance ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.
4. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.h.260-4.
5. Sudoyo aru, Setiohadi. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
InternaPublishing;2009.
6. Manuaba IBG, Manuaba C, Manuaba F. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:
EGC; 2007.h.78.
7. Behrman richard. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC;2005.
8. Styne, DM. Pubertas. Dalam: Greenspan FS, Baxter JD, penyunting,
endokrinologi dasardan klinik Edisi ke-4. Jakarta: EGC, 1998.
9. Sheerwood L. Introduction to human physiology. International edition. 8th ed.
China: Brooks/Cole Cengage learning;2010.
10. Rudolph Abraham. Buku ajar pediatric. Vol : 3. Jakarta : EGC; 2006.
11. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012.h.1284-8.
12. DiGeorge AM, Garibaldi L. gangguan perkembangan pubertas. Dalam: