Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR

PEMBERIAN OBAT INJEKSI INTRA VENA

Preklinik : Rs.Tk. III, 01.06.01 dr.Reksodiwiryo Padang

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas preklinik keperawatan dasar

Di Susun Oleh :

HAMDA SULFI NADIA

2114201019

Kelompok 2

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

Precepektor Akademik I Precepektor Klinik

( Ns. Syalvia Oresti, M.Kep) ( Ns. Dona Yuli Supriani S.Kep )

Precepektor Akademik II

( Ns. Hidayatul Rahmi, M.Kep )


DEFINISI

 Injeksi Intravena

Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung.

Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui
parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi
injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan
intrakavernosa.

Suntikan umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu, meski dapat digunakan
untuk pemberian obat secara terus-menerus dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika
diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang,
yang kemudian disebut sebagai injeksi depot. 

Injeksi intravena dilakukan dengan memasukkan cairan ke dalam aliran darah.


Metode ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan efek yang diinginkan, karena obat segera
berpindah ke sirkulasi darah dan ke seluruh tubuh.

ANATOMI FISOLOGI

Kenapa Melakukan Injeksi?

Injeksi dilakukan untuk mencapai tujuan medis tertentu. Mulai dari penyembuhan, hingga
pencegahan penyakit. Cairan yang diberikan melalui injeksi akan disesuaikan dengan kondisi
medis atau dengan resep dokter. Penyerapan obat ke dalam tubuh dipengaruhi oleh area dan
kedalaman lokasi suntik.

Bagaimana Melakukan Injeksi?

Cara melakukan injeksi adalah mengisi jarum suntik dengan cairan yang ingin diberikan.
Lalu, memasukkannya ke bagian tubuh dan mengeluarkan cairan secara perlahan. Setelah
selesai, cabut jarum dan tutup luka suntikan dengan perban kecil. Prosedurnya akan
tergantung jenis injeksi yang diberikan

INDIKASI

Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung. Dapat dilakukan pada ( Indikasi ) :
1. Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan cepat.

2. Pasien yang terus menerus muntah – muntah

3. Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya.

4. Typoid

5. Sesak nafas

6. Epilepsi atau kejang – kejang

Tujuan injeksi :

a. Untuk memperoleh reaksi obat  yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi
perenteral lain

b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan

c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

Pengobatan hepatitis disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat keparahannya.


Metode pengobatan untuk hepatitis yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat-obatan dan
transplantasi hati. Berikut adalah penjelasannya:

Obat interferon

Beberapa jenis hepatitis akibat infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya. Namun,
pemberian obat-obatan perlu dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus dan mencegah
kerusakan hati lebih lanjut.

Jenis obat yang diresepkan oleh dokter adalah interferon, yang biasanya diberikan melalui
suntikan setiap minggu selama 6 bulan.

 Obat imunosupresan

Untuk mengatasi hepatitis akibat penyakit autoimun, dokter dapat memberikan


obat imunosupresan, terutama kortikosteroid, seperti prednisone dan budesonide. Selain itu,
pasien juga dapat diberikan obat azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

 Obat antivirus

Pada beberapa kondisi, misalnya pada hepatitis B atau hepatitis C kronis, dokter juga bisa
memberikan obat antivirus, seperti entecavir, ribavirin, atau tenofovir. Obat-obatan tersebut
bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus dengan mekanisme yang berbeda-
beda.
 Obat cacing hati

Pada penderita hepatitis yang disebabkan oleh cacing hati, pemberian obat-obatan
disesuaikan dengan jenis cacing menginfeksi hati. Obat-obatan tersebut meliputi:

 Praziquantel atau albendazole, untuk clonorchiasis


 Triclablendazole dan possibly nitazoxanide, untuk fascioliasis

Transplantasi hati

Bila hepatitis sudah menyebabkan kerusakan hati yang berat, dokter akan
merekomendasikan tindakan transplantasi hati. Melalui prosedur ini, organ hati pasien yang
rusak akan diganti dengan organ hati yang sehat dari pendonor.

Selain penanganan di atas, penderita hepatitis akibat penggunaan obat-obatan tertentu perlu
menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut.

KONTRAINDIKASI

Pemberian obat hepatitis harus disesuaikan dengan jenis hepatitis yang dialami oleh
pasien. Selain bertujuan untuk melawan virus, penggunaan obat juga bermanfaat dalam
mencegah kerusakan organ hati.

Bahayanya:

1. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)

2. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma

3. Dapat menimbulkan kelumpuhan

Masing-masing jenis hepatitis memiliki pengobatan dan penanganan yang berbeda-


beda. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk membeli obat hepatitis sendiri tanpa
berkonsultasi dulu dengan dokter.

Penggunaan obat hepatitis secara sembarangan dan tanpa resep dokter sangat tidak
direkomendasikan. Begitu juga dengan obat hepatitis herbal. Selain karena belum terbukti
khasiatnya, obat tersebut bisa saja menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala hepatitis, seperti mual, muntah, urine
berwarna seperti teh, atau kulit dan mata berwarna kuning, sebaiknya periksakan diri
ke dokter.
KOMPLIKASI

Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis dapat menimbulkan berbagai komplikasi,
seperti:

 Sirosis
 Gagal hati
 Kanker hati

PROSEDUR PELAKSANAAN TINDAKAN

Pemberian obat melalui selang intravena.

Persiapan Alat dan Bahan :

1. Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran

2. Obat dalam tempatnya

3. Selang intra vena

4. Kapas alkohol

Prosedur Kerja :

1. Cuci tangan

2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.

3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.

4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.

5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.

6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus bagian


tengah dan masukan obat secara perlahan – lahan ke dalam selang intravena.

7. Setelah selesai, tarik spuit.

8. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat

9. Cuci tangan

10. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya.


DAFTAR PUSTAKA

Apry, Kardhina. 2013. Hubungan Ketepatan dan Pemberian Obat Intravena Vesicant dengan
Kejadian Plebitis; Kajian di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tesis Magister
Farmasi Klinik Universitas Gajah Mada

Dede, D.L. 2016. Hubungan Jenis Cairan dan Lokasi Pemasangan Infus dengan Kejadian
Plebitis pada pasien rawat Inap di RSU Pancaran Kaish GMIM Manado. Journal
Keperawatan, 4(1):pp. 1-6. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/12009
[Sitasi 24 Juli 2018]

Anda mungkin juga menyukai