OLEH
KELOMPOK 11
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan laporan identifikasi dan penghimpunan data
survailans di puskesmas Guntung Payung tahun 2018 yang berjudul “Identifikasi
Surveilans Penyakit Common Cold, Pharingitis, dan Hipertensi Primer”.
Penulisan laporan merupakan salah satu kewajiban untuk menyelesaikan tugas
“Survailans” yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
pada Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan
ini, serta rekan-rekan mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung
Mangkurat, dan secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta pengertian yang
besar kepada kami, baik selama mengikuti pelajaran maupun dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik pada
teknik penulis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
kami sehingga tujuan yang kami harapkan dapat tercapai, Amin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ....................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan..................................................................................... 5
C. Manfaat................................................................................... 6
BAB II ANALISIS DATA SURVAILANS PENYAKIT ........................ 7
A. Analisis Data Menurut Orang ................................................ 7
B. Analisis Data Menurut Tempat .............................................. 13
C. Analisis Data Menurut Waktu ................................................ 14
BAB III PENUTUP .................................................................................. 17
A. Kesimpulan............................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Sumber Buku yang diambil
2. Sumber Jurnal yang diambil
3. Mapping Penyakit yang ada di Puskesmas Guntung Payung.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Konsep sehat sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial
budaya. Pengetahuan masyarakat tentang konsep sehat dan sakit yang benar akan
membuat masyarakat mengerti bagaimana memberdayakan diri untuk hidup sehat
dan kebiasaan mereka untuk mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada. Hal ini
merupakan dua dari empat grand strategy yang dilakukan Departemen Kesehatan
untuk mewujudkan visinya yaitu “memandirikan masyarakat untuk hidup sehat”
dengan misi “membuat masyarakat sehat” (1).
Transisi penyakit di Indonesia mulai ditandai dengan semakin
meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular yang dirawat inap di beberapa
rumah sakit. Peningkatan ini menempatkan penyakit tidak menular menjadi
penyakit utama rawat inap di berbagai fasilitas kesehatan. Karena itu seharusnya
transisi epidemiologi juga menyebabkan terjadinya transisi kebijakan yang
menyeluruh. Penyakit tidak menular sering disebut sebagai penyakit kronis. Di
berbagai negara yang termasuk negara berkembang, peningkatan penyakit ini
terjadi secara cepat dan memberikan dampak yang sangat signifikan pada sisi
sosial, ekonomi dan kesehatan. WHO sendiri memperkirakan bahwa pada tahun
2020, penyakit tidak menular akan menyebabkan 73% kematian secara global dan
memberikan kontribusi bagi penyebab kematian secara global atau global burden
of disease sebesar 60%. Permasalahannya adalah sekitar 80% dari penyakit tidak
menular ini justru terjadi pada negara-negara dengan pendapatan rendah atau yang
sering disebut sebagai low and middle income countries (1,2).
Hasil Riset kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan penyakit tidak
menular di Indonesia meningkat dibandingkan pada tahun 2013. Berdasarka
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan survailand ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menghimpun data surveilans penyakit tertinggi di Puskesmas Guntung Payung.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang terdapat dalam laporan survailans ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mendeskripsikan data surveilans penyakit tertinggi.
b. Untuk menganalisis data surveilans penyakit tertinggi.
6
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam laporan survailan ini adalah sebagai
berikuti:
1. Bagi Mahasiswa diharapkan akan menambah ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan terkait surveilans penyakit tertinggi di Puskesmas Guntung Payung
sebagai sarana pembelajaran sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah di
dapat selama masa perkuliahan yang nantinya dapat digunakan dalam kegiatan-
kegiatan yang akan datang.
2. Bagi pihak Puskesmas dapat memperbaiki kebijakan dan melakukan
peningkatan terkait program surveilans tertinggi.
BAB II
ANALISIS DATA SURVAILANS PENYAKIT
7
8
rumah sehingga keterpaparan udara lebih banyak dari perempuan yang lebih
dominan di dalam rumah (14).
Jenis kelamin laki-laki biasanya dianggap lebih aktif dalam beraktivitas
sehingga mudah untuk kelelahan dan cenderung sistem kekebalan tubuhnya
menurun, dibandingkan jenis kelamin perempuan. Akan tetapi berdasarkan hasil
analisis data UPT Puskesmas Guntung Payung ditemukan jumlah kejadian
cenderung terjadi pada perempuan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
perempuan yang kurang beradaptasi dengan lingkungan kotor membuat daya
tahan tubuh tidak berkembang sempurna dan terutama pada remaja perempuan
biasanya lebih memperhatikan bentuk tubuh dan penampilan sehingga menunda
jadwal makan bahkan hingga mengurangi porsi makanan sehingga membuat daya
tahan tubuh rendah. Hal ini dapat membuat perempuan lebih rentan terhadap
terkenanya pada penyakit common cold ataupun pada pharingitis (15).
Pada penyakit Hipertensi kecenderungan kejadian penyakit juga terjadi pada
jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 704 kejadian sedangkan pada laki-laki
sebesar 411 kejadian. Pada laki-laki hipertensi lebih dikaitkan dengan masalah
pada pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan
pengangguran. Sedangkan pada perempuan hipertensi primer seringkali dikaitkan
dengan kegiatan sehari-hari yang memiliki perilaku tidak sehat seperti pola makan
yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan, depresi, dan
rendahnya status pekerjaan (16).
9
Gambar 2.1. Analisis Penyakit Common Cold, Pharingitis, dan Hipertensi Primer
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1418
1071
720 704
566
411
sistem imunitas sehingga kekebalan tubuh seseorang akan menurun dan dapat
mudah terkena penyakit common cold (17, 18).
Sedangkan pada penyakit pharingitis, angka kejadian tertinggi pada rentang
usia 20-44 tahun yaitu sebesar 369 kasus. Berdasarkan Gambar 2.2 kejadian
pharingitis sering terjadi pada anak-anak yaitu mulai rentang usia 1-9 tahun, akan
tetapi terjadi penurunan kasus pada usia 10-19 tahun. Pada usia ≥45 tahun
prevalensi dari pharingitis juga mengalami penurunan dimulai dari 146 kasus
yang sebelumnya sebesar 369 kasus.
Pada seseorang yang terkena tonsilitas (radang amandel) yaitu
pembengkakan dan peradangan pada amandel yang disebabkan infeksi. Tonsilitas
dapat diartikan sebagai contoh dari pharingitis. Aktivitas dari imun tonsil berada
antara umur 3 sampai 10 tahun, karena itu ukuran tonsil paling besar pada usia
anak. Tonsil mulai mengalami involusi secara bertahap pada saat pubertas.
Aktivitas imun tonsil dimulai dari ukuran tonsil yang membesar meningkat pada
umur 11-20 tahun dan kemudian mengalami penurunan ukuran sejalan
bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian Crombie dan Barr menyatakan adanya
kecenderungan ukuran tonsil relatif kecil pada umur <7 tahun dan membesar pada
umur 7-15 tahun, sedangkan pada usia tua memiliki ukuran tonsil yang kecil.
Sehingga dapat disimpulkan rentang usia pada anak-anak akan lebih rentan untuk
terkena penyakit pharingitis karena disebabkan adanya fungsi kerja tubuh yang
lebih sensitif dan belum terbentuknya secara optimal proses kekebalan tubuh
secara alamiah sehingga akan lebih mudah terkena penyakit pharingitis pada
rentang usia anak-anak (15).
11
Gambar 2.2. Analisis Penyakit Common Cold, Pharingitis, dan Hipertensi Primer
Berdasarkan Usia
441
369
339 327
0-7 hr 8-28 1 bln- 1-4 th 5-9 th 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 >70 th
hr <1 th th th th th th th
Gambar 2.3. Analisis Penyakit Common Cold, Pharingitis, dan Hipertensi Primer
Berdasarkan Kunjungan Kasus
1503
941
777 818
488
295
Gambar 2.4. Analisis Penyakit Common Cold, Pharingitis, dan Hipertensi Primer
Berdasarkan Kunjungan Kasus Perwilayah UPT Puskesmas Guntung
Payung
936
869
509
437 424
335318
277
207 196 132
122
34 27 27
Juli yaitu sebesar 161 kasus, kejadian akan penyakit hipertensi primer itu stabil
berada pada bulan Januari-Juni. Pada bulan Agustus kejadian hipertensi primer
mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 72 kasus.
Gambar 2.5. Analisis Penyakit Common Cold, Pharingitis, dan Hipertensi Primer
Berdasarkan Kejadian Kasus Perbulan
Pada dasarnya secara teori curah hujan yang tinggi yang terjadi pada musim
hujan dapat mempengaruhi penyakit pernafasan. Hal ini curah hujan yang
berlebihan akan membuat rumah menjadi lembab, kebanyakan penderita yang
berada di kawasan padat penduduk karena sirkulasi dan sanitasi yang kurang baik
merupakan penyebab terjadinya penyakit pernafasan. Dampak terjadinya musim
penghujan adalah pada wilayah kepadatan hunian yang akan berpengaruh
terhadap terjadinya cross infection, dimana penderita berada dalam satu ruangan,
maka pada saat batuk atau bersin melalui udara akan mempercepat proses
penularan terhadap orang lain (19).
Pada hipertensi primer kondisi cuaca dapat mempengaruhi kondisi tekanan
darah pada seseorang. Paparan terhadap suhu dingin dapat menyebabkan
vasokontriksi dan takikardia, keduanya akan saling berkontribusi terhadap
peningkatan tekanan darah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah
menjadi lebih tinggi dan mengalami peningkatan sebesar 9 mmHg pada saat
16
musim dingin daripada musim panas. Diketahui aktivasi sistem saraf simpatis dan
sekresi katekolamin meningkat sebagai respons terhadap suhu dingin. Hal ini
dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah melalui peningkatan denyut
jantung dan resistensi pembuluh darah perifer (22, 23).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Kota
Banjarbaru sebagai salah satu Kota di Provinsi Kalimantan Selatan memiliki
beberapa Kecamatan yang di dalamnya terdiri dari cakupan wilayah kerja
Puskesmas, yang memiliki tugas untuk mengendalikan kasus penyakit di
wilayahnya dengan salah satu caranya ialah sistem surveilans. Wilayah kerja UPT
Puskesmas Guntung Payung terletak di Kecamatan Landasan Ulin memiliki
wilayah seluas ± 9.242 Ha (24,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang
terbagi menjadi 4 kelurahan yaitu Kelurahan guntung Payung, kelurahan Guntung
Manggis, Kelurahan Landasan ulin Timur, dan Kelurahan Syamsuddin Noor.
Luas wilayah Kelurahan Guntung Payung adalah 1.525 Ha (16,50% dari luas
wilayah Kecematan Landasan Ulin) dengan 13 RT dan 3 RW dengan jumlah
penduduk 6.474 jiwa dengan kepadatan 4,25 Jiwa (13). Sedangkan pada wilayah
kelurahan Syamsudinoor memiliki luas wilayah sebesar 18,67 Km2 dengan jumlah
penduduk sebesar 9.087 jiwa. Pada analisis data yang telah dilakukan pada UPT
Puskesmas Guntung Payung pada bulan Januari-September pada tahun 2018
ditemukan 3 penyakit tertinggi yang sering terjadi yaitu penyakit common cold,
pharingitis dan hipertensi primer.
17
18
45-54 th:
179
kasus
55-59 th:
75 kasus
60-69:
119
kasus
19
˃70 th:
44 kasus
Pharingitis Laki-laki: 0-7 hr: 3 Kasus baru: Guntung Januari: 205
566 kasus kasus 488 payung: kasus
509 kasus
Perempuan: 8-28 hr: Kasus lama: Februari:
720 kasus 0 kasus 777 Syamsudi 251 kasus
noor: 335
1 bln: 28 kasus Maret: 112
kasus kasus
Guntung
1-4 th: manggis: April: 152
166 277 kasus kasus
kasus
Landasan Mei: 154
5-9 th: ulin timur: kasus
215 132 kasus
kasus Juni: 75
Luar kasus
10-14 th: wilayah:
110 27 kasus Juli: 133
kasus kasus
45-54 th:
146
kasus
55-59 th:
42 kasus
60-69:
77 kasus
˃70 th:
20
37 kasus
Hipertensi Laki-laki: 0-7 hr: 1 Kasus baru: Guntung Sebesar :
primer 411 kasus kasus 295 payung: 161 kasus
437 kasus perbulan
Perempuan: 8-28 hr: Kasus lama:
704 kasus 0 kasus 818 Syamsudi
noor: 318
1 bln: 0 kasus
kasus
Guntung
1-4 th: 5 manggis:
kasus 207 kasus
20-44 th:
108
kasus
45-54 th:
339
kasus
55-59 th:
164
kasus
60-69:
327
kasus
˃70 th:
165
kasus
21
tubuh yang kinerjanya sudah menurun dan juga dapat disebabkan oleh pola hidup
yang buruk sehingga dapat memicu penyempitan pembuluh darah.
Dari hasil identifikasi dan penghimpunan data survailand Puskesmas
Guntung Payung, maka dapat disimpulkan bahawasannya UPT Puskesmas
menerapkan Survailans epidemiologi pasif, hal ini dilihat berdasarkan data
kunjungan pasien ke Puskesmas tersebut dan pernyataan langsung dari pihak
puskesmas. Karena mereka hanya akan melakukan survailands aktif apabila
terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti halnya apabila terjadi penyakit yang
dapat menular.
B. Saran
Dari hasil identifikasi dan penghimpunan data, Puskesmas guntung payung
terbukti menerapkan survailans epidemiologi pasif, sehingga data-data yang
didapatkan hanya menunggu pasien yang berkunjung ke puskesmas. Harapan
untuk pihak Puskemas setelah diadakannya identifikasi dan penghimpunan data
survailans ini, hendaknya para tim surveilans puskesmas Guntung Payung lebih
aktif lagi agar penyakit tersebut mengalami penurunan yang drastis, selain itu
alangkah lebih baiknya agar pihak Puskesmas dapat mempublikasikan data agar
diketahui Dinas Kesehatan, karena dengan demikian harapannya Puskesmas dapat
lebih mendapatkan perhatian dan membantu dalam menangani permasalahan yang
ada di Puskesmas tersebut. Selain itu diharapkan kepada Puskesmas Guntung
Payung agar dapat mengidentifikasi dan menghimpun data dengan sebaik-
baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
3. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta. Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI; 2018
5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI; 2013.
13. Pemerintah KB. Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan
Selatan. Banjarbaru: Pemerintah Kota Banjarbaru; 2017
14. Sari NI, Ardianti. Hubungan umur dan jenis kelamin terhadap kejadian
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di Puskesmas Tembilahan
Hulu. An-Naada Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017;4(1):26-30.
15. Shalihat AO, Novialdi, Lili I. Hubungan umur, jenis kelamin dan perlakuan
penatalaksanaan dengan ukuran tonsil pada penderita tonsilitis kronis di
bagian THT – KL RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2015;4 (3):786-794.
16. Jannah M, Nurhasanah, Nur AM, Riska AS. Analisis faktor penyebab
kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kecamatan
Tamalate Makassar. Jurnal PENA. 2017;3(1):410-417.
18. Hayati S. Gambaran faktor penyebab infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
pada balita di Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Jurnal Ilmu
Keperawatan. 2014;2(1):62-67.
19. Lebuan AW, Agus S. Faktor yang berhubungan dengan infeksi saluran
pernafasan akut pada siswa Taman Kanak – kanak di Kelurahan Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur tahun 2014. E-Jurnal Medika. 2017;6(6):1-8.
20. Singh S, Ravi S, Gyan PS. Prevalence and associated risk factors of
hypertension: a cross-sectional study in Urban Varanasi. International
Journal of Hypertension. 2017;1(1):1-10.
23. Lopak GN, Fransiska L, Maya M. Hubungan paparan suhu dingin terhadap
perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja. Jurnal e-Biomedik
(eBm). 2017;5(2):1-4.
Lampiran 1. Sumber Buku yang diambil
→ Terdapat dalam file referensi
(Buku 1,6,9).