GENITALIA PRIA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “SISTEM URINARIA
DAN GENETALIA PRIA” dalam kajian Biologi sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata
kuliah Anatomi Fisiologi oleh bapak Dr.Hendra Sutysna,M.Biomed
Adapun makalah ini berisi 3 Bab yakni Bab 1 berupa pendahuluan dari pembuatan
makalah, Bab 2 berupa pembahasan dari sistem saraf yakni pengertian,, fungsi, macam macam
dan kelainan pada system saraf tepi , dan Bab 3 yang berisi kesimpulan berupa ringkasan dari
makalah ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Akhir
kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
penulis
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN.............................................................................................................6
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................14
3.2Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan
pembiusan (Hambly, 2007).
Perasaan cemas adalah salah satu tipe gangguan emosi yang berhubungan dengan situasi
tak terduga atau dianggap berbahaya. Tanda- tanda fisiologis yang muncul yaitu, berkeringat,
tekanan darah meningkat, denyut nadi bertambah, berdebar, mulut kering, diare, ketegangan otot
dan hiperventilasi (Masitahapsari, Supartinah, Lukito, 2009).
Kecemasan pre operasi memiliki sifat subyektif. Perasaan cemas serta ketegangan yang
disertai perangsangan sistem saraf otonom menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut
jantung dan tingkat respirasi. Gejala ini sangat membahayakan karena tingginya denyut jantung
dan tekanan darah bisa memperberat kerja sistem kardio vaskuler. Hal ini menyebabkan
kebutuhan oksigen dan kerja jantung meningkat (Permatasari, 2013).
Kecemasan dapat meningkatkan tekanan darah karena stimulasi sistem saraf simpatis
berpengaruh pada curah jantung dan vasokonstriksi arteriol, akibatnya tekanan darah meningkat.
Kecemasan pasien pre operasi yang berlebihan menyebabkan operasi tidak bisa dilaksanakan
karena pada pasien yang mengalami kecemasan sebelum operasi akan menyebabkan kelainan
seperti tekanan darah yang meningkat, sehingga apabila dilakukan operasi akan mengakibatkan
kesulitan, dimana efek dari obat anastesi yang diberikan menyebabkan pasien dapat sadar
kembali dalam waktu yang lama karena adanya gangguan pada tekanan darah (Smeltzer & Bare,
2008).
1.3 Tujuan
Untuk memahami pengertian dari sistem perkemihan
Untuk mengetahui anatomi sistem perkemihan
Untuk memahami proses fisiologi sistem perkemihan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuhbdan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinaria dalam tubuh terdiri dari ginjal, ureter,
kandungnkemih dan uretra (Syaifuddin, 2014).
1) Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebrata lumbalis III, melekat langsung pada dinding
belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
ginjal
wanita. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu (Syaifuddin, 2014).
6
Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula
(Luklukaningsih, 2014)
Unit fungsional dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta
buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air
dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan
lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme
pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut
urin (Luklukaningsih, 2014).
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula
(atau badan malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-sluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
bowma (Luklukaningsih, 2014).
2) Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih.
3) Kandung Kemih
Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang
simfisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara yaitu 2 muara ureter dan 1 muara uretra.
Sedangkan besar kandung kemih tersusun dari otot. Dua fungsi kandung kemih adalah:
4) Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai
keluar tubuh. Panjang pada wanita 1,5 inchi dan laki-laki 8 inchi. Muara uretra keluar
tubuh di sebut meatus urinarius (Luklukaningsih, 2014).
Uretra prostatia.
7
Uretra membranosa.
Uretra kavernosa (Syaifuddin, 2014).
2.2 Urinalisa
1. Pengertian urin
Urin adalah sisa material diekskresikan oleh ginjal dan ditampung dalam saluran kemih
hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi dalam bentuk cairan. Ekskresi
urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpat didalam kandung kemih dan
kemudian dibuang. Proses tersebut diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dari darah
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh guna menjaga keseimbangan cairan. Zat-zat yang terkandung
dalam urin dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi umum di dalam tubuh.
Derajat produksi dari berbagai unit fungsional dalam tubuh dapat diketahui dari kadar berbagai
zat dalam urin (Guyton dan Hall, 2006).
Urin merupakan suatu larutan komplek yang terdiri dari air (±96%) dan bahan-bahan
organic dan anorganik. Kandungan bahan organic yang penting antara lain urea, asam urat,
kreatinin dan bahan angorganik dalam urin antara lain NaCl, sulfat, fosfat, dan ammonia. Zat-zat
yang tidak diperlukan oleh tubuh dala keadaan normal akan ditemukan relative tinggi pada urin
dari pada kandungan dalam darah, sebaliknya hal tersebut tidak berlaku pada zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh. Kondisi lingkungan dalam tubuh serta organ-organ yang
berperan dalam munculnya setiap zat tersebut dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan urin
(Guyton dan Hall, 2006).
Jumlah dan komposisi urin dapat berubah tergantung dari pemasukan bahan makanan,
berat badan, usia, jenis kelamin dan lingkungan hidup seperti temperature, kelembapan, aktivitas
tubuh dan keadaan kesehatan (Wirawan, 2011).
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis, urin
sebenarnya cukup steril dan hamper tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja,
beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan
mengubah zat- zat didalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas, terutama bau
ammonia yang dihasilkan oleh urea (Pearce, 2005).
b. Komposisi urin
8
Urin terdiri dari air dengan bahan terlalrut berupa sisa metabolism (seperti urea), garam
terlarut dan materi organik. Cairan dan materi organic. Cairan dan materi pembentuk urin
berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, glukosa, diserap kembali kedalam tubuh
melalui molekul pembawa (Hanifah, 2012).
1) Proses filtrasi
Terjadnya di glomelurus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan yang tersring adalah bagian
cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersring tersaring tertamtung oleh simpai Bowman
yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke
tubulus ginjal.
2) Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida,
fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan kembali akan diserap
kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyarapannya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
3) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan kepada ginjal
selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke viska urinaria (Syaifuddin, 2014).
Komposisi urin normal terdiri atas : air 95%, zat-zat sisa dari nitrogen dari hasil
metabolism protein, asam, urea, amoniak dan kreatinin, elektrolit (natrium, kalsium,
NH3, bikarbonat, fosfat, dan sulfat), pigmen (bilirubin, urobilin), toksin, hormon
(Syaifuddin, 2014).
Rata-rata jumlah urin normal adalah 1-2 liter sehari, namun jumlah yang dikeluarkan
berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urin yang normal adalah
bening oranye, pucat tanpa endapan, berbau tajam, memiliki reaksi sedikit asam dengan
pH rata-rata 6, dan berat jenis berkisar antara 1.010-1025 (Luklukaningsih, 2014).
9
5. Macam-macam Sampel Urin
Urin sewaktu Adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan
dengan khusus.
Urin pagi Adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setalah bangun
tidur.
Urin postprandial Adalah urin yang berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria,
merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam sehabis makan.
Urin 24 jam Adalah urin yang ditampung selama 24 jam. Sampel ini diberi pengawet
biar tidak terjadi perubahan selama penampungan. (Gandasoebrata, 2007). Derajat
Keasaman Urin (pH)
Derajat keasaman urin merupakan indikator kemampuan tubulus ginjal untuk menjaga
keseimbangan asam-basa yang normal terutama melalui reabsorbsi natrium dan sekresi tubular
ion hidrogen dan natrium. Sekresi dari urin asam atau basa oleh ginjal adalah salah satu
mekanisme yang paling penting di tubuh untuk menjaga pH tubuh yang konstan (Fischbach &
Duning, 2009). Metabolisme normal sehari-hari menghasilkan asam dan basa endogen, dan
ginjal merespon dengan mengekresikan asam atau basa secara selektif. pH urin pada oraang
sehat berkisar antara 4,5 sampai 8,0 dengan rata-rata 5,0 sampai 6,0 karena produksi endogen
lebih mendominasi. Penetapan pH urin berfungsi untuk menetukan kelainan asam basa, sistem
metabolik atau
pernapasan dan dalam pengelolaan kondisi kemih yang membutuhkan urin yang dipertahankan
pada pH tertentu (Riswanto & Rizki, 2015).
1. pH bersifat asam
2. pH bersifat basa
10
1) Anatomi
Organ genitalia pria dibedakan menjadi organ genitalia interna dan organ genitalia
eksterna. Organ genitalia interna terdiri dari testis, epididimis, ductus deferen, funiculus
spermaticus, dan kelenjar seks tambahan. Organ genitalia eksterna terdiri dari penis,
uretra, dan skrotum.
1) Testis
Testis berbentuk seperti telur yang berukuran 4x3 cm yang dikelilingi oleh jaringan ikat
kolagen (tunika albuginea). Tunika albuginea akan memberikan septa ke dalam parenkim
testis dan membagi menjadi beberapa lobulus. Setiap lobulus mengandung 1-4 tubulus
seminiferus. Tubulus seminiferus merupakan tempat produksi sperma. Pada ujung
tubulus seminiferus ini terdapat tubulus rektus yang menghubungkan tubulus seminiferus
dengan rete testis. Rete testis terdapat dalam jaringan ikat mediastinum yang
dihubungkan oleh 10-20 duktus eferen yang ke distal menyatu pada duktus epididimis.
2) Epididimis
Epididimis adalah saluran yang berkelok-kelok dengan panjang sekitar 4-6 meter yang
terdiri dari caput, corpus, dan cauda. Di dalam epididimis, spermatozoa akan matang
sehingga menjadi mortil dan fertil. Setelah melalui epididimis yang merupakan tempat
penyimpanan sperma sementara, sperma akan menuju duktus deferen.
11
3) Duktus Deferen dan Funiculus Spermaticus
Duktus deferen/vas deferen adalah suatu saluran lurus berdinding tebal yang akan menuju
uretra pars prostatika.18 Duktus deferen bersama pembuluh darah dan saraf, dalam
selubung jaringan ikat disebut funiculus spermaticus yang akan melalui kanalis
inguinalis.
1) Penis
Penis terbagi menjadi radix, corpus, dan glans penis. Penis terdiri dari 3 massa silindris
yaitu dua corpora cavernosa yang dipisahkan oleh septum dan terletak di dorsal serta
satu corpus spongiosum yang mengelilingi uretra dan terletak di ventral. Glans penis
adalah ujung terminal dari corpus spongiosum yang membesar dan menutupi ujung bebas
kedua corpora cavernosa penis. Preputium adalah lipatan kulit yang retraktil pada glans
penis yang akan dipotong dalam sirkumsisi.
2) Uretra
Uretra terdiri dari 3 bagian yaitu uretra prostatika, uretra membranosa, dan uretra
spongiosa.
3) Skrotum
Skrotum adalah kantung kulit yang menggantung di luar rongga perut, antara kaki dan
dorsal penis. Terdiri dari 2 kantung yang masing-masing diisi oleh testis, epididimis, dan
bagian caudal funiculus spermaticus. Dalam kondisi normal, suhu skrotum 3°C lebih
rendah dari suhu tubuh agar dapat memproduksi sperma yang sehat.
4) Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus pada testis. Tubulus seminiferus
terdiri dari tunika jaringan ikat fibrosa (tunika fibrosa), lamina basalis yang berbatas
tegas, dan epitel germinativum/kompleks seminiferus. Pada lapisan paling dalam yang
melekat pada jaringan ikat dekat lamina basalis terdiri atas sel mieloid yang menyerupai
12
epitel selapis. Epitel terdiri atas 2 sel yaitu sel sertoli/penyokong dan sel seminal/turunan
spermatogenik. Sel seminal ini yang akan berproliferasi menghasilkan spermatozoa.
Spermatogenesis terdiri dari 3 fase:
Spermatositogenesis, dimana spematogonia membelah yang akhirnya
menghasilkan spermatosit;
13
3.1 Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dari eliminasi yaitu pengeluaran zat-zat sisa daridalam tubuh.
Ginjal merupakan suatu organ perkemihan yangterpenting yang harus kita jaga dengan baik. Adanya gangguan
pada ginjal akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang sulit diatasi. Olehkarne itu sudah seharuhya kita
peduli akan kesehatan kita khususnya dalam proses berkemih
3.2 Saran
Mengingat banyaknya gangguan perkemihan, diharapkan kepada masyarakat dan tenagakesehatan
khususnya perawat untuk:
1.Memperhatikan penuh pla perkemihannya
2.Memperaktekkan gaya hidup/kebiasaan yang sehat
3.Bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang benar kepada pasen yang mengalami
gangguan sistem perkemihan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin, H., 2014. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan
dan Kebidanan. Edisi IV, Jakarta: EGC.
15