Biologi Medik
Sistem Reproduksi Pada Pria
Oleh
I Made Dwi Hendrayana (16.1.7.00003)
I Gst. Ayu Km. Purnamasari (16.1.7.00004)
Ni Kadek Dwi Aprilianti (16.1.7.00007)
Ni Putu Dinda Setiawati (16.1.7.00011)
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
atas berkat dan rahmatNya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikiran maupun idenya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1.1 Penis.............................................................................................................3
2.1.2 Skrotum........................................................................................................4
2.2.1 Testis............................................................................................................6
2.2.2 Epididimis....................................................................................................7
2.2.5 Uretra.........................................................................................................10
3
2.3.2 Pubertas Secara Psikis................................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital berarti tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Apabila makhluk tidup tidak
dapat bereproduksi, maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam
dan punah. Karena tidak dapat menghasilkan keturunan (anak).
1
yang berkaitan dengan reproduksi pria yang dapat berguna sebagai pengetahuan
tambahan. Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menginformasikan
tentang penyakit yang berhubungan dengan system reproduksi dikarenakan sering
terdengar informasi mengenai berbagai penyakit yang berhubungan dengan sistem
reproduksi. Berbagai penyakit sistem reproduksi ini tentunya harus dicegah agar
manusia tetap dapat memperoleh keturunan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organ Reproduksi Pria Bagian Luar
Beberapa organ reproduksi pria bagian luar adalah sebagai berikut.
2.1.1 Penis
Penis adalah organ reproduksi yang berperan menyalurkan sel-sel sperma
ke dalam organ reproduksi wanita melalui proses kopulasi. Penis tersusun atas
jaringan yang dapat terisi oleh darah sehingga mengakibatkan ereksi. Organ
reproduksi bagian luar lainnya adalah skrotum (Khaidir, 2015).
Kepala penis tertutup oleh lipatan kulit yang disebut preputium. Di dalam
rongga penis terdapat jaringan erektil yang berisi banyak pembuluh darah dan
saraf. Saat terjadi rangsangan seksual, rongga tersebut akan penuh terisi darah.
Akibatnya, terlihat penis mengembang dan menegang atau sering disebut dengan
ereksi. Apabila rangsangan ini terus menerus terjadi, sperma akan keluar melalui
uretra. Keadaan ini disebut ejakulasi. Jumlah sperma yang dikeluarkan saat
terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang setiap milimeternya
mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma (Deswati, 2007).
3
kandung kemih akan mengkerut, untuk mencegah sperma masuk ke kandung
kemih, sehingga tidak bisa kencing sambil ejakulasi (Deswati, 2007).
Glan Penis
Batang (corpus) Penis
Pangkal Penis
2.1.2 Skrotum
Skrotum merupakan sebuah kantung yang berfungsi melindungi testis.
Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Skrotum
berasal dari bagian yang sama dengan labia mayora pada organ kelamin
perempuan. Skrotum manusia dan beberapa mamalia dapat ditumbuhi rambut
kemaluan. Pada manusia, rambut mulai tumbuh ketika individu memasuki
tahap pubertas (Primata et al., 2010).
Skrotum berfungsi untuk menjaga suhu dari testis agar tetap optimal
(di bawah suhu tubuh). Pada manusia, suhu testis sekitar 34 C. Pengaturan
suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga
4
testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat
mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas
(Endri, 2015).
Sebaliknya, lapisan otot tunika dartos akan relaksasi pada saat cuaca
panas, maka kulit skrotum lebih halus atau rata sehingga skrotum akan
memanjang atau mengendor. Selain itu, pada skrotum terdapat pula otot
kremaster yang bertindak sebagai pengatur kondisi suhu testis agar stabil.
Pengaturan suhu diperlukan agar spermatogenesis berjalan normal. (Hariz,
2015).
2.2 Organ
Reproduksi Pria
Bagian Dalam
Beberapa organ
reproduksi pria
bagian dalam
adalah
sebagai Gambar 2.2 Skrotum
berikut.
Gambar 2.2Sumber
Skrotum: Athoenk, 2010)
(Firmansyah, 2009)
5
2.2.1 Testis
Testis terdapat di dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk
memproduksi sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus
seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera yang
paling halus. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Sperma
yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta
sel sperma setiap hari. Sperma berfungsi dalam membuahi sel ovum dari
wanita. Testis juga menghasilkan hormon reproduksi yaitu, testosteron.
Hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel Leydig yang terletak di celah-
celah antara tubulus seminiferus. Hormon testosteron sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kelamin sekunder pada seorang laki-laki (Hariz,
2015).
6
Gambar 2.3 Testis
(Sumber : Firmansyah, 2009)
2.2.2 Epididimis
Epididimis adalah salah satu organ reproduksi pada pria yang
berkelok-kelok, posisinya berada di luar testis, berbentuk huruf -C,
epididymis berfungsi sebagai penyimpanan, pengangkutan dan pematangan
sperma, fungsi epididimis berkaitan sel sperma yang setelah diproduksi di
dalam skrotum masih lemah dan tidak bisa bergerak secara maksimal. Sel
sperma bekerja maksimal setelah berada pada epididimis (Intan, 2009).
2.2.5 Uretra
Uretra merupakan saluran panjang yang merupakan terusan dari
saluran ejakulasi. Uretra terdapat di penis, yang berjumlah satu buah.
8
Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani (Desiana,
2015).
9
keputihan seperti air susu, dan baunya seperti air jeruk (asam nitrat)
(Kardayanto, 2006).
Pada masa pubertas, pria akan mengalami perubahan fisik primer dan
sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan dialami oleh pria pada
masa pubertas, berupa kesiapan testis untuk memproduksi sperma. Perubahan primer
ini menyebabkan anak pria akan mengalami mimpi basah. Mimpi basah merupakan
peristiwa ejakulasi (keluarnya air mani) pada saat tidur, karena testis dan salurannya
(uretra) terisi penuh sperma (Primata, et al., 2010).
10
Mimpi basah merupakan cara alami tubuh untuk mengeluarkan timbunan
sperma yang terbentuk secara terus-menerus. Hal ini normal dialami oleh semua pria
menjelang dewasa, yang menandakan tubuhnya siap melakukan proses reproduksi.
Pria tersebut dapat membuahi sel telur perempuan yang telah matang yang dapat
menyebabkan kehamilan. Sedangkan, perubahan sekunder merupakan perubahan
yang belum pasti dialami oleh pria pada masa pubertas. Perubahan sekunder meliputi
perubahan fisik seperti tercantum dalam tabel berikut (Primata., et al, 2010).
Ciri-ciri pubertas secara fisik pada pria dapat diuraikan sebagai berikut.
11
b. Ciri kelamin sekunder
7. Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori- pori tampak
membesar.
12
dalam penampilan dengan perkembangan karakteristik seksual
sekunder.
Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi
perubahan hormonal yang mempengaruhi kondisi psikologis dan tingkah
lakunya. Ciri-ciri pubertas secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut
(Khaidir,2015).
13
Dalam hal ini, hormon LH akan merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
androgen binding protein (ABP). Hasil pengikatan ABP akan bergabung untuk
mengatur proses spermatogenesis atau pembentukan sel benih pria (Whitmore, et al,
1985).
1. Hormon androgen
2. Hormon testosterone
3. Hormon FSH dan LH
4. Hormon gonadotropin
14
2.4.2 Hormon Testosteron
Hormon testosteron merupakan salah satu hormone androgen yang paling
mempengaruhi sistem reproduksi pada pria. Testosterone sangat berpengaruh
terhadap perkembangan ciri kelamin sekunder pada seorang pria. Fungsi hormon
testosteron adalah mendukung pembentukan sperma, menentukan ciri kelamin
primer, menentukan ciri kelamin sekunder, menentukan sikap mental seorang pria
dan menentukan penampilan kejantanan tubuh. Selain itu Testosteron,
bertanggung jawab membantu perkembangan kelamin sekunder pada seorang
pria (Hasjim, 2013).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Organ reproduksi pria bagian luar terdiri atas penis dan skrotum. Penis
adalah genetalia sekaligus organ urinaria yang berfungsi sebagai alat
kopulasi dan sebagai saluran keluarnya sperma dan urin. Skrotum adalah
suatu kantong tempat beradanya testis. Organ ini bersifat elastis,
mengembang pada suasana suhu panas dan mengkerut pada suasana
dingin. Fungsi dari skrotum adalah sebagai tempat dan pelindung testis
terutama dari perubahan suhu sehingga suhu testis tetap berfungsi
optimal.
2. Organ reproduksi pria bagian dalam terdiri atas testis, epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi, uretra, vesiculasi seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar cowper atau kelenjar bulbouretra dan kelenjar litteri.
3. Tanda pubertas pada pria terdiri dari pubertas secara fisik dan pubertas
secara psikis. Pubertas secara fisik adalah perubahan yang dapat dilihat
oleh mata, sedangkan pubertas secara psikis adalah perubahan perilaku
yang tidak dapat dilihat oleh mata.
4. Peranan hormonal terhadap sistem reproduksi pria yaitu Kelenjar
hipotalamus melepaskan hormon GnRH. Hormone ini selanjutnya akan
memberikan rangsangan kepada kelenjar hipofis anterior untuk
mengeluarkan LH dan FSH. Selanjutnya, kedua hormon tersebut
merangsang testis untuk menghasilkan hormone testosterone (androgen).
16
Hormon LH akan merangsang sel Leydig untuk menghasilkan androgen
binding protein (ABP). Hasil pengikatan ABP akan bergabung untuk
mengatur proses spermatogenesis atau pembentukan sel benih pria
(Whitmore, et al, 1985).
3.2 Saran
Saran yang penulis dapat berikan adalah sebagai berikut.
17
DAFTAR RUJUKAN
Desiana. 2015. Bagian Organ Alat Reproduksi Pria & Fungsinya. (serial
online) [cited 2017 March 4]. Available from:
http://www.artikelsiana.com/2015/08/bagian-organ-alat-reproduksi-pria-
fungsi-fungsi.html#
Deswati.2007.Modul Reproduksi. (serial online) [cited 2017 March 3].
Available from: jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/8/7
Endri, S. 2015. Sistem Reproduksi pada Manusia. (serial online) [cited 2017
March 5]. Available
from :https://endrisutiyatmini.files.wordpress.com/2015/04/sistem-
reproduksi-pada-manusia.pdf
18
http://www.dhanhariz.esy.es/2015/07/makalah-sistem-reproduksi-pria-
dan.html
Intan Riani. 2009. Alat Reproduksi Pria. (serial online) [cited 2017 March 3].
Masrizal Khaidir. 2015. Sistem Reproduksi. (serial online) [cited 2017 March 3].
Reproduksi.pdf
Maya, Sari. 2016. Alat Reproduksi Manusia beserta Fungsinya . (serial online)
[cited
19