Anda di halaman 1dari 39

PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI MANUSIA,

FUNGSI ORGAN REPRODUKSI DAN HORMON-HORMON


REPRODUKSI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

KELAS B

1. Sri Rezki Amaliya A1A219049


2. Difa Ayu Fardian A1A219039
3. Sri Rahmadani A1A219061
4. Sri Wahyuni A1A219055
5. Febi Febrianti A1A219062

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
MANUSIA, FUNGSI ORGAN REPRODUKSI DAN HORMON-HORMON
REPRODUKSI”.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Ibu
Dr. Rika Handayani SKM.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Biologi
Perkembangan, karena dengan membuat makalah ini pengetahuan kami selaku
penulis dapat bertambah.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik mungkin, tetapi dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Makassar, 11 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3

A. Perkembangan Organ Reproduksi Manusia.................................................3


B. Fungsi Organ Reproduksi...............................................................................17
C. Hormon-Hormon Organ Reproduksi..............................................................21
BAB III PENUTUP .............................................................................................35

A. Kesimpulan.....................................................................................................35
B. Saran...............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu ciri makhluk hidup khususnya manusia adalah mampu
berkembang biak. Manusia berkembang biak dengan tujuan untuk
melestarikan keturunannya. Untuk dapat berkembang biak, manusia
memerlukan alat reproduksi. Alat reproduksi bisa dijelaskan sebagai alat
yang digunakan untuk proses reproduksi manusia. Alat reproduksi
manusia terdiri dari beberapa bagian yang tergabung dalam satu sistem
reproduksi.
Sistem reproduksi merupakan rangkaian dan interaksi dari organ
dan zat dalam organisme yang digunakan untuk berkembang biak. Tanpa
adanya alat reproduksi, tidak akan dapat terjadi penerusan generasi dalam
sebuah keluarga. Kemampuan reproduksi sangat bergantung pada
hubungan antara hipotalamus, hipofisis bagian anterior, organ reproduksi
dan sel target hormon. Proses biologis dasar termasuk perilaku seksual
sangat dipengaruhi oleh faktor emosi dan kondisi sosiokultural
masyarakat. Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran
reproduksi. Gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang
ovarium pada wanita. Gonad yang sudah dewasa atau matur berfungsi
untuk menghasilkan gamet dan menghasilkan hormon seks. Hormon seks
yang dihasilkan adalah testosteron pada pria dan esterogen dan
progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, gamet
tersebut akan melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita,
juga terdapat payudara yang termasuk organ pelengkap dalam sistem
reproduksi. Bagian eksternal sistem reproduksi biasa disebut genitalia
eksternal.. Adapun karakteristik seksual sekunder tidak akan secara
langsung masuk dalam sistem reproduksi, tetapi merupakaan karakteristik
eksternal yang membedakan antara pria dan wanita, sebagaimana
konfigurasi tubuh dan distribusi rambut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan organ reproduksi manusia (laki-laki
dan perempuan) ?
2. Apa fungsi organ reproduksi ?
3. Apa saja hormon-hormon reproduksi ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan organ reproduksi
manusia (laki-laki dan perempuan).
2. Untuk mengetahui apa fungsi organ reproduksi.
3. Untuk mengetahui apa saja hormon-hormon reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organ Reproduksi Manusia (laki-laki dan perempuan)


Alat reproduksi manusia terbagi menjadi alat reproduksi dalam dan
alat reproduksi luar. Pada wanita, alat reproduksi bagian luar terdiri dari
vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis, dan klitoris; sedangkan
alat reproduksi bagian dalam terdiri dari ovarium, tuba fallopi atau oviduk,
dan uterus atau Rahim. Kemudian pada pria, alat reproduksi bagian luar
terdiri dari penis dan skrotum: sedangkan alat reproduksi bagian dalam
terdiri dari testis, epididimis kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan vas
deferens.
a. Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria memiliki fungsi untuk menghasilkan sel
sperma dan menyalurkannya ke dalam liang vagina wanita sehingga dapat
terjadi pembuahan di dalam Rahim wanita. Keberhasilan fungsi reproduksi
tidak hanya tergantung pada kesehatan organ reproduksi wanita, tetapi
juga bergantung pada alat reproduksi pria. Agar proses reproduksi dapat
berjalan dengan baik, maka keadaan fungsi dan struktur alat kelamin dari
pria juga harus dalam keadaan normal. Secara umum, alat reproduksi
yang ada pada pria terbagi menjadi dua yaitu organ reproduksi dalam dan
organ reproduksi luar.
1. Organ Reproduksi Pria Bagian Luar
a. Penis
Merupakan salah satu sistem organ penting dari sistem reproduksi
yang berbentuk slinder yang di dalam nya terdapat saluran kencing. Penis
mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai saluran keluarnya air seni pada
sistem urinari, sebagai tempat keluarnya cairan semen atau biasa disebut
dengan sperma, serta alat untuk kopulasi. Walaupun penis memiliki dua
fungsi tersebut, sperma dan air seni tidak akan keluar bersamaan. Pada saat
terjadinya ejakualasi (pengeluaran sperma), Otot-otot yang ada pada
kandung kemih akan mengurut untuk mencegah sperma masuk, sehingga
urine yang berada didalam kandung kemih tidak akan ikut keluar bersama
sperma.
Penis merupakan organ organ reproduksi pria yang memiliki sifat
erektil yang tersusun atas tiga tabung erektil yaitu terdiri atas sepasang
corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan
berakhir pada gland penis. Disekeliling tabung tersebut diliputi oleh
jaringan ikat dan sejumlah otot polos. Ketiga tabung inilah yang akan
berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi pada pria. Permukaan penis
dilapisi oleh kulit yang tipis dan halus dengan bagian ujung melipat yang
disebut dengan prekutium. Bagian inilah yang dipotong saat dilakukan
kitan pada penis. Selain itu, pada kulit penis juga terdapat kelenjar
keringat, kelenjar lemak, serta polical rambut.
Didalam penis terdapat bagian yang disebut dengan korpus
kavernosum atau badan rongga, yaitu dua korpus kavernosum penis disisi
uretra dan satu korpus kavernosum penis dibawah uretra. Apabila terjadi
rangsangan, maka rongga ini akan terisi darah, sehingga dapat
menyebabkan ukuran penis membesar dan memanjang serta membuat
mengeras dan menegang. Atau yang biasa dikenal sebagai proses ereksi.
Setelah penis mengalami ereksi maka akan dengan mudah memasuki liang
vagina. Proses inilah yang disebut dengan hubungan seksual penetrative.
Setelah penis mendapatkan rangsangan yang cukup lama melaui fenetrasi
tadi, maka akan terjadi ejakulasi yaitu proses dimasukkannya sperma
kedalam liang vagina wanita. Setelah ejakulasi selesai, ukuran penis akan
kembali semula karena kadar darah balik yang tadi dihambat didalam
penis kembali mengalir.
b. Skrotum
Skrotum adalah bagian berupa kantung yang menjadi pembungkus
luar dari testis. Kantung ini terdiri dari lapisan lapisan seperti subkutan,
otot polos,serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan lipatan
yang menjadikan skrotum mampu mengendur menjauhi tubuh secara
otomatis pada saat cuaca panas,serta dapat mengerut mendekati tubuh
pada suhu rendah (dingin),fungsi dari mengendur dan mengerut ini yaitu
untuk mempertahankan suhu dari testis agar tetapstabil sehingga
spermatogenesis dapat tetap terjadi.
2. Organ Reproduksi Bagian Dalam
a. Testis
Dalam sistem reproduksi pria, organ memiliki fungsi sebagai
penghasil sperma adalah testis. Testis merupakan bagian berupa kelenjar
eksokrin sekaligus endokrin.fungsi dari kelenjer eksokrin yaitu untuk
memproduksi sel-sel dari alat kelamin pria, sedangkan fungsi dari kelenjar
endokrin adalah untuk memproduksi hormone. Testis dibungkus oleh
kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos dan
jala-jala kapiler yang terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis
inilah yang akan menimbulkan terjadinya kerutan secara berkala. Hal ini
yang berguna untuk mempertankan tekanan di dalam testi,untuk mengatur-
keluar masuknya cairan kedalam kapiler –kapiler ,serta untuk mendorong
pengeluaran sperma.proses pembentukan sperma terjadi dilama tubulus
seminiferous yaituberupa saluran panjang yang berlekuk dan terletak
dilam testi. Pada bagian evitel tubulus terdapat dua jenisel yang berbeda
yaitu:
1. Sel yang pertama disebut dengan sel spermatogenik adalah sel yang
termaksud cikal bakal dari sel spermatozoa sel benih ini pada awalnya
berkomoson diploid, kemudian sel tersebut memerlukan waktu selama 64
hari untuk mengalami proses difresiasi dan juga proses spermatogenesis
sampe akhirnya memiliki kromoson haploid. Sel spermatonium ini terdiri
dari sekitar 4- 8 lapis sel .
2. Sel yang kedua disebut dengan sel sertoli yang jumlahnya tidak
sebanyak sel spermatogenik. Sel ini terletak diantara sel–sel
spermatogonium dan memiliki peran sebagai sel penyokang dan berfungsi
untuk memberikan makan sel-sel spermatogenik lainnya,serta untuk
menghilangkan sisa sitoplasma spermatid yang merupakan bahan
residu.dua sel sertoli yang berada berdekatan bersama –sama dengan
jaringan peritubuler akan membentuk sawar darah (blood testi barried).
Testi juga diisi oleh sel-sel interstitial yang berada diantara tubulus
seminiferus.sel interstitial atau sel leyding tersebut terdiri atas jaringan ikat
kendor, serta diisi oleh sel-sel fivroblat mesenchyme, makrofa, pembuluh
darah, limfe, sel mesenchyme, dan saraf. Fungsi dari sel interstitial adalah
untuk menghasilkan hormon testosterone.
b. Sistem Saluran Genital (saluran kelamin)
Saluran kelamin merupakan bagian organ reproduksi pria yang
berfungsi untuk menyalurkan cairan sperma dari testis keluar tubuh
melalui penis. Saluran kelamin pada organ reproduksi pria terdiri dari
epididimisi, vas deferens,saluran ejakulasi, dan uretra.
1. Epididimis adalah saluran dengan bentuk yang berkelok-kelok dalam
bagian skrotum yang keluar dari testis. Terdapat dua buah atau sepasang
epididimis yang berada pada testis kiri dan kanan. Epididimis memiliki
fungsi sebagai tempat penyimpanan sementara cairan sperma. Sementara
itu, sperma yang sudah matang akan disalurkan menuju bagian vas
deferens.
2. Vas deferens merupakan bagian saluran yang mengarah keatas serta
merupakan lanjutan dari bagian epididimis. Pada pertemuan uretra dan vas
deferens terdapat sebuah kelenjar prostat dan sebuah kelenjar vesikula
seminalis atau biasa juga disebut dengan kantong sperma.
3. Saluran ejakulasi adalah bagian saluran yang merupakan penghubung
antara vesikula seminalis dengan uretra. Fungsinya adalah untuk
mengeluarkan cairan sperma menuju uretra.
4. Uretra merupakan bagian terakhir yang berfungsi sebagai saluran
kelamin dari vesikula seminalis dan juga sebagai saluran urine dari
kandung kemih.
c. Kelenjar Genital (Kelenjar Kelamin)
1. Vesikula Seminalis
Adalah bagian berupa tonjolan dari duktus deferens yang masih
berbentuk saluran dan letaknya berada dibelakang prostat saluran ini
memiliki ukuran panjang sekitar 5-10 cm. kelenjar dalam saluran ini dapat
menghasilkan secret yang mengandung fruktosa, asem kaskorbat protein
globulin,serta prostat landin yang dapat memberi pengaruh saat proses
fertilisasi di dalam saluran repruduksi wanita. Secrek yang di hasilkan oleh
vesikula seminalis mempunyai ukuran ph sekitar 7,3 sehingga termasuk
kedalam golongan basah cairan ini memiliki sifat kental dan kemudian
bergabung menjadi bagian dari airan semen yang keluar bersamaan dengan
sperma saat proses ejakulasi.meski kelenjar ini ukuran yang lebih kecil dan
ukuran kelenjar prostat tetap vesikula seminalis ini menyumbang 60%
dari total volume cairan semen.
2. Kelenjar Prostat
Merupakan kelenjar terbesar pada system reproduksi pria jika
dibandingkan dengan kelenjar lainnya. Kelenjar prostat terletak dibawah
bagian vesika urinaria. Secret yang dihasilkan oleh kelenjar prostat
memiliki sifat yang encer dan berwarna putih seperti warna susu. Pada
cairan ini terdapat banyak enzim acidphosphatase, asam sitrat, dan juga
fosfolifid. Jumlah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar prostat mencapai
30% dari total volume cairan semen.
3. Kelenjar Bulbo-Urethralis
Dikenal juga sebegai kelenjar cowpery. Kelenjar ini memiliki
ukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Kelenjar bulbo-
urethralis berada dibelakang uretra pars membranacea. Cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar cowpery bersifat kental seperti lendir serta
nampak jernih.
3. Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi didalam testis tepatnya pada tubulus
semeniferus. Spermatogenesis mencakup kematangan sel epitel germinal
dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel,yang mana
bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. pematangan sel terjadi di
tubulus seminiferus yang kemudian di simpan di epididimis. Dinding
tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan epithelium germinal
(jaringan epithelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis
pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat didalam ruang-ruang testis(
lobules testis). Satu testis umumnyamengandung sekitar 250 lobulus testis.
Tubulus seminiferus terdiridari sejumlah besar sel epitel germinal (sel
epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatognium=tunggal)
spermatogenial terletak didua sampai tiga lapisan luar sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus menerus membelah untuk
memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui
tahap-tahap tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis,spermatogonia yang bersifat
diploid (2n mengandung 23 kromosom berpasangan),berkumpul di tepi
membrane epital germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
spermatogenia tipa A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia
tipe B kemudian, setelah berapa kali membelah,sel-sel ini akan akhirnya
menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati
beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis
membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk
empat buah spermatit. Spermatit merupakan calon sperma yang belum
memiliki ekor dan bersifat haploid (N Atau mengandung 23 kromosom
yang tidak berpasangan ) setiap spermatit akan berdiferensiasi menjadi
spermatozoa (sperma) proses perubahan spermatit menjadi sperma disebut
spermiasi.
Ketika spermatit dibentuk pertama kali, spermatit memiliki bentuk
seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatit mulai memanjang menjadi
sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit
sitoplasma. Pada bagian membran permukaan diujung kepala sperma
terdapat selubang tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung
enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus
lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak dibagian
tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang
berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel yang
memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses
spermatogenesis.
b. Organ Reproduksi Wanita
Wanita memiliki banyak perbedaan karakteristik fisik dari pria
karena peran pentingnya dalam reproduksi. Terdapat dua fungsi dari
system reproduksi pada wanita yaitu untuk memungkinkan terjadinya
pembuahan dan pertemuan sperma dan sel telur, serta untuk melindungi
organ dalam kewanitaan dari pathogen penyebab infeksi. Organ reproduksi
yang ada pada wanita harus dalam kondisi kesehatan yang baik agar bisa
mendapatkan keturunan. Apabila didalam salah satu organ reproduksi
wanita terhadap suatu penyakit atau sedang dalam kondisi yang tidak
normal, maka kemungkinan besar akan terjadi gangguan-gangguan dalam
proses mendapatkan keturunan.
Secara umum, alat reproduksi yang ada wanita terdiri atas dua
bagian, yaitu alat reproduksi bagian luar (genitalia eksternal) dan bagian
dalam (genitalia internal).
1.Organ Reproduksi Wanita Bagian Luar
Organ reproduksi wanita yang berada di bagian luar terdiri dari 7
bagian, yaitu mons venerin (tundun), labia Mayora, labia minora, klitoris,
vestibulum (serambi), himen (selaput darah) serta perineurium
(kerampang).
a. Mons veneris
Mons veneris merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi
wanita bagian luar yang berbentuk sedikit menonjol serta terlihat jelas dari
luar. bagian ini memiliki fungsi untuk menutupi tulang kemaluan (simfisis
pubis). penyusun dari bagian merupakan jaringan lemak dengan sedikit
jaringan ikat. Mons veneris juga dikenal sebagai gunung Venus ketika
seorang wanita mengalami pubertas dan beranjak dewasa, maka daerah ini
akan tertutupi oleh rambut-rambut kemaluan. rambut kemaluan yang
menutupinya akan membentuk pola seperti bentuk segitiga yang terbalik.
b. Labia Mayora
Karena berbentuk seperti bibir, bagian ini disebut labia yang
artinya bibir bagian luar dari labia Mayora ini tersusun atas jaringan lemak
dan kelenjar keringat. ketika wanita sudah mengalami pubertas dan
memasuki usia dewasa, biasanya bagian ini tertutup oleh rambut kemaluan
yang berasal dari bagian Mons veneris. Rambut kemaluan tersebut tidak
berada pada labia Mayora bagian dalam yang merupakan selaput yang
mengandung kelenjar (sabasea), tetapi berada banyak di ujung-ujung saraf
sehingga menyebabkan wanita menjadi sensitif saat melakukan hubungan
seksual. Pada umumnya, labia Mayora yang ada pada wanita dewasa
memiliki panjang berkisar 7- 8 cm dengan lebar antara 2-3 cm dan tebal
antara 1-1,5cm, sedangkan pada anak-anak kedua bagian labia Mayora
berada sangat berdekatan.
c. Labia minora
Bagian ini memiliki bentuk yang mirip dengan labia Mayora, tetapi
labia minora memiliki ukuran yang lebih kecil dan berada di dalam labia
Mayora atau terlihat seperti lipatan serta tidak memiliki rambut kemaluan.
Bagian yang menjadi penyusun dari labia minora berupa jaringan lemak
yang memiliki banyak pembuluh darah sehingga dapat menambah gairah
pada saat melakukan hubungan seksual. labia minora ini berada
mengelilingi sekitar lubang kemaluan atau orifisium vagina. labia minora
memiliki fungsi yang mirip dengan kulit skrotum pada alat reproduksi
pria.
d. Klitoris
Klitoris merupakan bagian penting dari alat reproduksi luar pada
wanita yang mempunyai sifat erektil. bagian ujung klitoris mengandung
banyak pembuluh darah dan urat saraf sensoris sehingga rambutnya sangat
sensitif apabila terkena rangsangan. Rangsangan yang dialami klitoris ini
biasanya terjadi pada saat wanita melakukan hubungan seksual. Klitoris
merupakan bagian erektil yang mirip seperti penis yang merupakan bagian
dari alat reproduksi pria.
e. Vestibulum (Serambi)
Vestibulum merupakan bagian yang berbentuk rongga yang
menjadi pembatas antara sisi kanan dan kiri labia minora. Pada vestibulum
Terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium uretra eksterna, introitus vagina,
dua buah muara kelenjar barthholini, serta dua buah muatan kelenjar para
uretan kelenjar parauthral kelenjar bartholini merupakan kelenjar yang
berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid yang berbentuk seperti
lendir pada lubang saluran bartholini dan skene yang bertujuan untuk
memudahkan masuknya penis saat wanita melakukan hubungan seksual.
Kelenjar bartholini juga berfungsi untuk menghalangi masuknya bakteri
neisseria gonorrhoeae maupun bakteri bakteri patogen lainnya.
f. Hymen (selaput darah)
Hymen atau yang biasa kita kenal dengan istilah selaput darah
merupakan rongga pembatas antara sisi kanan dan kiri labia minora.
Himen terdiri atas jaringan ikat kolagen dan juga elastic. Selaput darah ini
merupakan bagian lapisan tipis sehingga memiliki sifat yang sangat
Mudah robek. Hal inilah yang oleh sebagian orang digunakan sebagai
aspek penilaian terhadap keperawanan seorang wanita. pada keadaan dan
kondisi yang normal hymen pada wanita mempunyai lubang di tengahnya
dengan bentuk cukup besar dan yang berfungsi sebagai jalan keluarnya
cairan atau darah pada saat wanita mengalami menstruasi. Hymen atau
selaput darah wanita biasanya akan robek serta mengeluarkan darah pada
saat pertama kali melakukan hubungan seksual. sementara pada wanita
yang telah melahirkan Akan terdapat sisa-sisa hymen yang disebut sebagai
carancula hyimenalis. Setiap wanita memiliki bentuk iman yang berbeda,
ada yang memiliki bentuk seperti bulan sabit, ada yang kaku dan ada juga
yang lunak. selain bentuknya, ukuran lubang yang juga berbeda, ada yang
hanya seujung jari ada juga yang dapat dilalui satu jari.
g. Perineum (kerampang)
Parineum merupakan bagian dari alat reproduksi wanita bagian
luar yang berupa area kulit antara vulva (liang vagina) dengan anus
(dubur) dengan panjang sekitar 4 cm. perineum dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator Ani, juga oleh otot-otot muskulus coccygeus.
Perineurium merupakan bagian yang dapat robek pada saat melahirkan
atau secara sengaja digunting untuk melebarkan jalan keluar bayi.
2. Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam
Alat reproduksi wanita bagian dalam terdiri atas vagina, uterus
(rahim), Tuba Fallopi (oviduk), serta ovarium (indung telur).
a. Vagina
Vagina merupakan salah satu bagian penting dari organ reproduksi
wanita bagian dalam yang berbentuk otot selaput yang berfungsi untuk
menghubungkan rahim dengan organ bagian luar. jaringan muskulus dari
vagina merupakan kelanjutan dari muskulus sinter Ani dan muskulus
levator Ani sehingga otot vagina dapat dikendalikan. vagina berada di
antara kandung kemih dan rektum panjang bagian depan dari vagina
sekitar 9 cm sedangkan untuk bagian dinding beratnya sekitar 11 cm.
Dinding vagina memiliki bentuk berlapis-lapis yang lapisan
luarnya berupa selaput lendir. dalam bagian vagina bagian serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut dengan portio. Portio uteri membagi
Puncak vagina menjadi empat bagian yaitu forniks anterior, serta forniks
sinistra. Merupakan bagian yang memiliki banyak kandungan glikogen
yang dapat menghasilkan asam dengan PH 4,5. Dengan nilai keasamaan
tersebut, vagina mampu memberikan proteksi terhadap infeksi. vagina
memiliki tiga fungsi utama sebagai sarana dalam melakukan hubungan
seksual, sebagai jalan untuk bayi pada saat proses melahirkan, serta
sebagai tempat mengalirnya lendir atau dahak pada saat wanita mengalami
menstruasi.
b. Uterus (Rahim)
Uterus atau rahim merupakan organ reproduksi wanita bagian
dalam berupa jaringan otot yang terletak dipelvis minor di antara
kandung kemih dan rectum. dinding belakang, depan, serta bagian atas
dari uterus merupakan bagian yang tertutup oleh peritonium, sedangkan
bagian bawah dari uterus merupakan bagian yang berhubungan dengan
kandung kemih. uterus mempunyai bentuk seperti buah pir tapi
mempunyai berat sekitar 30 gram. Uterus mempunyai ruang dengan
bentuk segitiga yang bagian atasnya lebih besar dari bagian bawahnya
dengan fungsi utama yaitu sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
janin. Otot-otot yang ada pada uterus ini memiliki sifat elastis yang
berfungsi untuk menghasilkan untuk menjaga janin pada saat
berlangsungnya proses kehamilan selama 9 bulan.
Agar posisi uterus tetap terjaga dengan baik, Uterus disangga oleh
ligamentum, jaringan ikat, serta parametrium, ukuran dan berat uterus
berbeda-beda tergantung dari usia dan paritas wanita. Anak-anak memiliki
uterus dengan ukuran sekitar 2-3 cm. Nullipara memiliki ukuran sekitar 6-
8 cm sedangkan multipara memiliki ukuran sekitar 8-9 cm. Pada wanita
sedang hamil dapat memiliki berat lebih dari 80 gram.
Dinding uterus terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
1. Perimetrium
Perimetrium merupakan lapisan terluar uterus. Lapisan ini juga
sering disebut lapisan serosa. Perimetrium adalah membran berlapis ganda
yang kemudian akan berlanjut ke abdomen dan disebut sebagai
peritoneum. Perimetrium memiliki fungsi sebagai pelindung uterus.
2. Myometrium
Myometrium lapisan otot yang tersusun atas kumpulan Otot polos.
bagian dalam dari lapisan ini lebih banyak disusun oleh otot yang
berbentuk sirkuler (melingkar), sedangkan bagian luarnya berbentuk
longitudinal. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan lagi yang
disebut oblik yang merupakan lapisan paling kuat dan mengandung
banyak pembuluh darah. Myometrium merupakan lapisan dari dinding
uterus yang paling tebal dibandingkan dengan lapisan lainnya fungsi dari
lapisan miometrium juga sangat penting terutama dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan janin selama proses kehamilan.
3. Endometrium
Endometrium merupakan bagian dari dinding uterus yang berupa
lapisan selaput lendir yang disusun oleh jaringan epitel, kelenjar, dan
pembuluh darah. Epitel yang menjadi penyusunnya adalah sebanyak dua
per tiga bagian atas dari uterus dalam dilapisi oleh epitel silindris. dengan
selaput lendir sedangkan sepertiga bawah dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng yang menyatu dengan epitel vagina. Endometrium merupakan
bagian lapisan dari dinding uterus yang memegang peran dan fungsi
penting selama wanita mengalami proses menstruasi. lapisan endometrium
inilah yang nantinya akan mengalami peluruhan bersamaan dengan sel
ovum matang yang telah dibuahi oleh sperma saat masa menstruasi.
Adapun uterus tadi ada tiga bagian yaitu korpus uteri yang
merupakan bagian dengan bentuk seperti segitiga pada bagian atasnya:
bagian serviks Uteri dengan bentuk seperti silinder: dan fundus uteri yang
merupakan bagian pada corpus yang letaknya di atas kedua pangkal Tuba
Fallopi.
Uterus atau rahim adalah Jalan lahir yang sangat penting dalam
proses persalinan. Otot rahim akan memperoleh jalan keluar sedangkan
otot uterus mampu menutupi darah yang keluar akibat proses persalinan
tersebut. hal ini dapat mencegah terjadinya perdarahan setelah proses
persalinan selesai. Rahim akan kembali pada bentuk norma dalam waktu
sekitar 6 minggu setelah proses melahirkan.
c. Tuba Fallopi (Oviduk)
Tuba Fallopi atau oviduk merupakan organ bagian dalam wanita
yang menghubungkan uterus dengan indung telur. Karena Tuba fallopi
memiliki bentuk seperti saluran, maka tuba fallopi berjumlah 2 buah dan
masing-masing yang memiliki panjang sekitar 8-20 cm dengan diameter
sekitar 3-8mm. memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk
menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoa dan ovum dan sebagai tempat terjadinya pembuahan dan
fertilisasi. Selain itu Tuba Fallopi juga berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai menjadi bentuk
blastula yang siap melakukan implantasi sebelum menantinya masuk ke
bagian dalam dari uterus atau rahim.
d. Ovarium (indung telur)
Ovarium merupakan kelenjar reproduksi utama pada wanita yang
memiliki bentuk oval seperti buah kenari dengan panjang sekitar 2,5
sampai 4 cm. Ovarium terdiri dari dua bagian yang terletak di sebelah
kanan dan kiri uterus serta berada di bawah Tuba uterina yang dan terikat
oleh ligamentum latum uterus pada bagian belakangnya.
Ovarium memiliki fungsi untuk menghasilkan ovum atau sel telur.
Selain itu, ovarium juga berfungsi sebagai penghasil hormon seks pertama
itu estrogen dan progesteron yang berperan penting dalam proses
menstruasi. Pada wanita yang sudah dewasa dalam setiap bulan ada sebuah
folikel yang berkembang dan sebuah ovum yang dilepaskan oleh ovarium
kiri dan kanan secara bergantian. Proses pelepasan itu terjadi sekitar hari
ke-14 Pada siklus menstruasi.
Ovarium yang ada pada wanita yang sudah memiliki jumlah sel
telur sekitar 300.000. Namun, banyak mengalami kegagalan, kerusakan,
bahkan juga mati, sehingga sel telur sehat yang tersisa hanya berjumlah
sekitar 300-400 saja. Apabila telur pada wanita telah habis maka seorang
perempuan dinyatakan telah, memasuki masa menopause.

3. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam
ovarium. Di ovarium terdapat oogonium (oogonia= jamak) atau sel indung
telur. oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang
kromosom. oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis
membentuk oosit primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih dalam
kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam
kandungan,yaitu pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan,oosit primer
akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit
primer ini tidak akan dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi
anak perempuan yang mengalami pubertas.oosit primer tersebut berada
dalam keadaan istirahat (Dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya
mengandung sekitar 1 juta oosit primer. ketika mencapai pubertas, anak
perempuan yang memiliki sekitar 200ribu oosit primer saja. sedangkan
oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami
perubahan Hormon yang menyebabkan oosit premer melanjutkan meiosis
tahsap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan
dua selyang tidak samaukurannya. Sel oosit pertama merupakan oosit yang
berukuran normal(besar) yang disebut oosit sekundur ,kawasan sekunder
sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama
(polosit primer).
Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan tahap meiosis 2 (meiosis
kedua). namun pada meiosis 2, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan
sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi jika tidak
terjadi fertilisasi, sekunder akan mengalami degenerasi. namun jika
sperma masuk ke oviduk, induk siswa pada konsep sekunder akan
dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis 2 pada oosit sekunder akan
menghasilkan 1 sel besar yang disebut OSIS dan satu sel kecil yang
disebut badan polar kedua bola (polosit sekundur). badan polar pertama
jika membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan
polar dan 1 ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari organisasi setiap
satu oogonium.
Oosit adalah oogonium berada dalam satu molekul telur. folikel
telur atau (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang
mengelilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber
makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan
perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder sehingga terjadi ovulasi.
folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer.
selama tahap meiosis 1 pada urine primer, pada berkembang menjadi
folikel sekunder, saat terbentuk sekunder folikel sekunder. dan menjadi
folikel tersier pada masa ovulasi folikel tersebut berkembang menjadi
folikel de graaf(folikel matang). setelah oosit sekunder, lepas dari folikel
,folikel akan berubah menjadi korpus luteum. jika tidak terjadi fertilisasi,
korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

B. Fungsi Organ Reproduksi


Fungsi sistem reproduksi pada pria terutama untuk produksi dan
penyimpanan, serta mengantar sperma untuk pembuahan sel
telur.sedangkan, sistem reproduksi wanita memiliki fungsi reproduksi sel
telur dan mengandung bayi.kedua fungsi tersebutsaling melengkapi dalam
proses reprodiksi.
1. Organ Repduksi Pria
a. Organ Reproduksi Pria Bagian Luar
1. Penis
Fungsi penis ialah secara biologi adalah sebagai alat pembuangan
(organ ekskresi) sisa metabolism berwujud cairan (Urinasi) dan sebagai
alat bantu reproduksi.penis sejati dimiliki oleh mamalia dan menjadi
penciri utama jenis kelamin jantan.
2. Skrotum
Fungsi skrotum adalah menjaga suhu dari testis sekitar 34c.
pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan
skrotum,sehingga testid dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh.
3. Spermatogenesis
Fungsi spermatogenesis untuk memberikan makanan untuk sel
sperma yang belum matang.
b. Organ Repruduksi Pria Bagian Dalam
1. Testis
Fungsi testis adalah untuk memproduksi sperma dan hormone
testosteron.
2. Epididimis
Fungsi epididimis adalah memiliki fungsi utama, yaitu mengangkut
dan menyimpan sperma yang di produksi oleh testis kepala epididimis
berfungsi sebagai tempat menyimpan sperma.tubuh epididimis berperan
sebagai tempat pemetangan sperma, biasanya pematangan sperma
memakan waktu sekitar satu minggu.
3. Uretra
Fungsi uretra dalam anatomi uretra adalah saluran yang
menghubungkan kantung kemih kelingkungan luar tubuh.uretra berfungsi
sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan
sistem seksual.pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai
saluran pengeluaran air mani.
4. Vesikula Seminalis
Fungsi vesikula seminalis merupakan yang memiliki peran penting
dalam sistem reproduksi pria, sebab vesikula seminalis berkaitan erat
dengan reproduksi sperma. Vesikula seminalis adalah kelenjar yang
terletak dibawah kandung kemih pria.
5. Kelenjar prostat
Fungsi kelenjar prostat adalah untuk mengeluarkan dan
menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani.
Pembesaran terjadi di bagian tengah dari kelenjar prostat yang
mengelilingi saluran kencing ( uretra).
6. Kelenjar Bulbor-Urethralis
Fungsi kelenjar bulbor-urethralis membantu melubrikasi uretra
agar dapat di lalui spermatozoa, dan membantu menyingkirkan sisa urine
serta benda asing lainnya.
2. Organ Reproduksi Wanita
a. Organ Reproduksi Wanita Bagian Luar
1. Mons Veneris
Fungsi mons veneris adalah sebagai penutup atau pelindung tulang
kemaluan (simfisis pubis ).mons veneris atau yang sering di sebut dengan
gunung penus memiliki rambut-rambut yang akan menutupi daerah
kemaluan dan berpola segitiga terbalik.
2. Labia Mayora
Fungsi labia mayora adalah sebagai bagian lanjutan mons veneris
yang berbentuk lonjok mengarah kebawah dan bersatu lalu membentuk
pereniu.
3. Labia Minora
Fungsi labia minora adalah atau bibir kemaluan kecil berbentuk
lipatan yang bentuknya ada didalam labia mayora. Labia minora ini tidak
memiliki rmbut dan terdapat banyak bagian pembuluh darah sehingga
dapat menanbah gairah hubungan seksual.
4. Klitoris
Fungsi klotoris untuk menciptakan kepuasan ketika sepasang
suami istri melakukan hubungan seksual.
5. Vestibulum
Fungsi vestibulum adalah sebagai tempat bermuaranya uretra atau
saluran kencing dan vagina atau liang senggama.
6. Hymen
Fungsi hymen adalah sebagai penilaian terhadap keperawanan
seorang wanita. Hymen mudah robek berbentuk lingkaran,maka dari itu
hymenakan robek pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual dan
mengeluarkan darah.
7. Perenium (kerampang)
Fungsi perenium adalah jaringan otot yang berbeda dianatara
vagina anus yang menopang rongga panggul dan membantu menjaga
organ panggul tetap pada tempatnya. Saat hubungan seksual,
sentuhanterhadap dinding vagina memberikan kenikmatan seksual pada
perempuan.
b. Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam
1. Vagina
Fungsi vagina adalah sebagai tempat pemasukan alat kelaminan
pria (penis) jika terjadi infeksi pada saluran vagina anda, anda akan
merasakan sakit. Fungsi lainnya adalah sebagai saluran untuk mengalirkan
cairan lendir lendir dan darah menstruasi.
2. Uterus ( rahim)
Fungsi uterus (rahim) adalah fungsi utama rahim menerima
pembuahan ovum yang tertanam kedalam endometrium, dan berasal
makanan dari pembuluh darah yang berkembang secara khusus untuk
maksud ini.ovum yang dibuahi menjadi embrio,berkembang menjadi fetus
dan gestates sampai kelahiran.
3. Tuba fallopi
Fungsi tuba fallopi adalah sebagai tempat berjalannya sel telur dari
ovarium menuju rahim saat ovulasi dan sebagai tempat pertemuan sel telur
dengan sperma saat proses pembuahan. Jika tuba fallopi tersumbat, maka
perjalanan sel telurmenuju rahim akan terhambat.
4. Ovarium
Fungsi ovarium adalah mengeluarkan hormon steroid dan peptida
seperti estrogen dan progesterone . kedua hormone ini penting dalam
proses pubertas wanita dan cirri-ciri seks skunder.
5. Oogenesis
Fungsi oogenesis untuk melakukan pembentukan ovum ( sel telur)
sebagai sel kelamin pada perempuan.
C. Hormon-Hormon Reproduksi
a. Hormon Reproduksi Pria
Hormon reproduksi pada pria dihasilkan dari sel leydig testis
maupun dari kelenjar adrenal. Tiga steroid utama yang penting untuk
fungsi reproduksi pria adalah testosteron, dihidrotestosteron dan estradiol.
Selain testosteron testis juga menghasilkan dihidrotestosteron dan
androgen lemah yaitu dihidroepiandrosteron (DHEA) dan androstenedion.
Sel-sel leydig juga menghasilkan sedikit estradiol, estron, pregnenolon,
progesteron, 17-hidroksi pregnenolon dan 17-hidroksiprogesteron.
Dihidrotestosteron (DHT) dan estradiol tidak hanya berasal dari
sekresi langsung testis, tetapi juga dari Konversi di jaringan perifer dari
prekursor androgen dan estrogen yang disekresi testis dan adrenal. Sekitar
40% testosteron dikonversi menjadi DHT yang melayani sebagai mediator
intrasel kerja kebanyakan androgenik testosteron. Sebagian kecil
testosterone yang bersirkulasi (0,2%) dikonversi menjadi estrogen dalam
berbagai jaringan yang mengandung enzim aromatase. Estrogen ini
mempunyai efek baik bagi androgen maupun antiandrogen. Sekitar 2%
dari total testosterone di dalam darah berada dalam keadaan bebas dan
mudah berdifusi. Hormon ini secara biologis paling aktif dibanding total
hormon yang ada dalam sirkulasi karena kemampuannya secara pasif
bergerak ke dalam sitosol sel target. Sebagian testosteron berikatan dengan
sex hormone binding globulin dan siap berdifusi.
Sel leydig (sel interstitial) menghasilkan testosteron (androgen
utama). Meski hasil sekresi utama berupa testosteron, namun hormon
aktifnya dalam beberapa jaringan berupa 5a–dihydrotestosteron. Sel sertoli
(tubulus seminiferus) mampu membuat androgen dan estrogen, juga
menghasilkan androgen binding protein (ABP) steroidogenesis testikuler
diatur oleh LH. Spermatogenesis diatur oleh FSH dan testosteron.
a. Dehydroepiandrosteron (DHEA)
Disekresi dari sel retikularis kelenjar adrenal. Sinyal sekresi berupa
ACTH. Dehydroepiandrosteron mempunyai beberapa fungsi yaitu dalam
berbagai efek protektif, merupakan androgen lemah, dapat dikonversi
menjadi estrogen, menghambat enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase
(G6-PDH), dan juga mengatur koenzim NAD+.
b. 17-estradiol
Disekresi dari folikel ovarium, korpus luteum (sel sertoli). Snyal
pensekresi berupa FSH. Estradiol berfungsi pada wanita untuk mengatur
sekresi gonadotropin Pada siklus ovarian dan pada laki-laki untuk umpan
balik negatif pada sintesis testosteron oleh sel leydig.
c. Androgen
Androgen, khususnya testosteron dan dihidrotestosteron, dari sel
leydig testis dan adrenal pada kedua jenis kelamin. Namun ovarium hanya
menghasilkan dalam jumlah kecil. Fungsi testosteron dan
dihidrotestosteron adalah :
1. Diferensiasi sex
2. Spermatogenesis
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
testosteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating
Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
3. Pengembangan organ seks sekunder dan struktur pelengkapnya
4. Metabolisme anabolik jaringan somatik serta pengaturan gen
5. Perilaku kejantanan
Sel sasaran dihidrotestosteron adalah sel-sel pada jaringan prostat,
vesikula seminalis, genitalia eksterna dan kulit genital. Sasaran testosteron
mencakup struktur wolfi embrionik spermatogonia, otot, tulang, ginjal dan
otak.
Androgen juga merangsang replikasi sel dalam sebagian jaringan
sasaran. Testosteron atau dihidrotestosteron dalam bentuk kombinasi
dengan estradiol (E2) terlibat dalam proses pembelahan sel prostat yang
ekstensif dan tak terkendali sehingga mengakibatkan hipertrofi prostat
yang benigna.
Kerja androgen
Fisiologi kerja androgen berbeda setiap tahap dalam kehidupan.
Pada saat embrio, androgen merangsang kejantanan saluran urogenital
laki-laki dengan cara diferensiasi duktus wolfi ke dalam epididimis vas
deferens dan vesikula seminalis. Pada neonatus, sekresi androgen terjadi
untuk mempengaruhi maskulinisasi organ dan perkembangan fungsi otak.
Pada laki-laki prepubertas terjadi, sedikit androgen dikeluarkan dari testis
dan korteks adrenal secara kronis pelepasan gonadotropin pituitari hingga
masa pubertas, pada suatu waktu gonadotropin pituitari anterior menjadi
meningkat kurang sensitif terhadap inhibisi umpan balik oleh androgen
yang bersirkulasi. Hilangnya sensitifitas menyebabkan siklus pelepasan
LH dan FSH. LH merangsang produksi testosteron oleh sel leydig dan
FSH merangsang maturasi spermatogonia, diikuti kejantanan dan
kesuburan.
Kadar androgen meningkatkan pertumbuhan pada laki-laki pra
pubertas, menyebabkan dorongan tinggi badan dan pertumbuhan otot
rangka dan massa tulang. Efek anabolik dari hormon laki-laki ini
diperantarai oleh reseptor androgen yang sama yang memperantarai kerja
hormon laki-laki pada jaringan target lain. Akibat efek ini, kulit menebal
dan sekresi kelenjar sebasea meningkat.
Karakteristik seksual sekunder berkembang termasuk pertumbuhan
laring, penampilan pubis, aksila, muka dan rambut ekstremitas dan
pertumbuhan penis. Androgen juga berperan dalam agresivitas perilaku
laki-laki pubertas. Pada akhir dua puluhan tahun secara genetik laki-laki
berkembang mengalami kebotakan.
Pengaturan produksi testosteron dan spermatogenesis
Androgen diperlukan untuk spermatogenesis dan maturasi sperma
ketika melewati epididimis dan vas deferens. Androgen juga mengontrol
pertumbuhan dan fungsi vesika seminalis dan kelenjar prostat.
Hormon merangsang gonadotropin (GnRH) disekresi secara
episodik selama sehari dari hipotalamus, merangsang pituitari anterior
untuk merangsang LH dan FSH. Bekerja pada sel leydig di dalam testis,
merangsang produksi dan sekresi testosteron. Hormon ini masuk sel sertoli
testis dan menurun menjadi DHT. FSH dan DHT bekerja merangsang
sintesis protein di dalam sel sertoli yang meningkatkan spermatogenesis
pada spermatogonia. Sel sertoli juga meningkatkan inhibin, suatu protein
yang dapat berfungsi sebagai umpan balik dan menghambat pelepasan
FSH. Testosteron mempunyai efek umpan balik negatif pada sekresi LH.
Pada laki-laki immatur, FSH berkontribusi pada inisiasi
spermatogenesis. Hormon berikatan pada reseptor membran plasma sel
sertoli yang akan berikatan pada membran dasar tubulus seminiferus testis.
Sel ini tidak hanya menyediakan dukungan fisik untuk sel germinal yang
bersebelahan melalui kekakuan sitoskeletonnya tetapi juga berespon
terhadap rangsangan FSH dengan produksi protein yang meningkatkan
maturasi spermatogonia di dalam tubulus.
Secara seksual pada laki-laki yang matur FSH juga berikatan
dengan reseptor spesifik pada membran sel sertoli, tetapi ketika
spermatogenesis sedang berlangsung testosteron dapat mempertahankan
perkembangan sperma tanpa adanya FSH.
b. Hormon reproduksi wanita
Ovarium menghasilkan ovum dan hormon steroid estrogen,
progesteron, androgen dan prekursornya. Ovarium juga menghasilkan
relaksin, inhibin prostaglandin dan bahan-bahan lain. Sejumlah hormon
steroid juga dihasilkan dalam kelenjar adrenal
a. Estrogen
Ovarium merupakan penghasil estrogen utama, meskipun konversi
prekursor androgen di jaringan lain penting sesudah menopause dan pada
sebagian wanita dengan gangguan fungsi ovarium. Estrogen dihasilkan
oleh folikel dan korpus luteum pada ovarium dan plasenta selama
kehamilan. 17-estradiol merupakan hormon estrogen primer yang asalnya
dari ovarium. Pada kehamilan, plasenta menghasilkan estriol dalam jumlah
yang lebih melimpah. Ovarium mensekresi estradiol (E2) dan estron (E1)
sedangkan plasenta mensekresi estron (E1), estradiol (E2) dan estriol (E3).
Ovarium juga menghasilkan progesteron dalam jumlah besar selama fase
luteal dari siklus. Estrogen dan progestin dimetabolisme secara aktif oleh
hepar. Estrogen berfungsi untuk :
1. Meningkatkan lipogenesis jaringan adiposa
2. Merangsang maturasi organ seks wanita
3. Mengurangi laju resorpsi tulang
4. Meningkatkan kadar triasilgliserol darah
5. Menurunkan kolesterol darah, meningkatkan lipoprotein
berdebsitas tinggi (HDL), menurunkan lipoprotein berdebsitas
rendah (LDL)
6. Meningkatkan sintesis protein hepar :
Transferin, seruloplasmin, CBG, TBG
7. Menurunkan clotting Time
8. Meningkatkan aggregasi platelet dan lain-lain.
Aktivitas estrogen berbagai dengan beberapa senyawa steroid
(estradiol, mestranol quinestrol) dan dengan komponen nonsteroid lain
(dietilstilbestrol sintesis dan tanaman estrogen alami sebagai fitoestrogen).
Estrogen yang paling poten adalah 17a-estradiol, diikuti estron dan
terakhir, estriol. Masing-masing tersusun dari 18 steroid karbon dengan
cincin A phenolik (cincin aromatik dengan gugus hidroksil pada atom
karbon ke-3). Konfigurasi ini menyebabkan steroid menjadi selektif
mempunyai daya ikat terhadap reseptor estrogen tinggi. Komponen ini
juga mempunyai gugus a-hidroksil atau keton pada posisi 17 cincin D,
yang selanjutnya berkontribusi pada kapasitas pengikatan.
Estrogen dibentuk melalui reaksi aromatisasi androgen dalam
proses yang kompleks dan melibatkan tiga tahap hidroksilasi yang masing-
masing memerlukan O2 dan NADPH. Kompleks enzim aromatase
mencakup pula enzim p-450 oksidase dengan fungsi campuran. Estradiol
terbentuk bila substrat kompleks enzim ini adalah testosteron, sedangkan
estron terjadi dari hasil reaksi aromatisasi androstenedion. Sel theca
merupakan sumber androstenedion dan testosteron. Progesteron
diproduksi dan disekresi oleh korpus luteum yang juga membuat sebagian
hormon estradiol.
Estrogen dalam jumlah sedikit dihasilkan melalui reaksi
aromatisasi perifer hormon androgen. Pada pria, aromatisasi perifer
testosteron menjadi estradiol (E2) membentuk 80% dari jumlah produksi
hormon estradiol ini. Pada wanita, hormon androgen adrenal merupakan
substrat yang penting karena 50% dari E2 yang diproduksi selama
kehamilan berasal dari reaksi aromatisasi androgen. Konversi
androstenedion menjadi estron merupakan sumber utama estrogen pada
wanita pascamenopause. Aktivitas enzim aromatase terdapat dalam sel
adiposa, hati, kulit serta jaringan lainnya. Peningkatan enzim ini terkait
estrogenisasi pada sirosis hepatik, hipertiroid, penuaan dan obesitas
Produksi estrogen terjadi terutama dalam Sel granulosa ovarium.
Sekresi estrogen meningkat respon terhadap pelepasan FSH dari pituitari
anterior. Pada nukleus hipotalamus dan gonadotrop kelenjar pituitari
anterior, peningkatan kadar estradiol serum menekan pelepasan GnRH dan
FSH melalui efek umpan balik negatif. Sel folikuler juga menghasilkan
inhibin yang mempunyai efek umpan balik negatif pada pelepasan FSH.
Hormon ovarium berfungsi untuk menyiapkan komponen
struktural pada sistem reproduksi wanita bagi Proses reproduksi dengan :
1. Mematangkan sel benih primordial
2. Mengembangkan Jaringan yang akan memudahkan implantasi
blastosit
3. Memberikan pengatur waktu hormonal bagi ovulasi
4. Membentuk milieu yang diperlukan untuk mempertahankan
kehamilan
5. Memberikan berbagai pengaruh hormonal bagi persalinan serta
laktasi.
Estrogen merangsang perkembangan jaringan yang terlibat dalam
reproduksi. Hormon ini merangsang ukuran dan jumlah sel dengan
meningkatkan kecepatan sintesis protein rRNA, tRNA, mRNA dan DNA.
Epitel vagina berproliferasi dan diferensiasi, endometrium berpoliferasi
dan kelenjarnya mengalami hipertrofi serta elongasi.
Seperti hormon steroid lain, estrogen bekerja dengan mengatur
transkripsi gen yang bertanggung jawab untuk gen yang responsif terhadap
steroid. Estrogen dipercaya dapat merangsang sintesis 50-100 protein yang
berbeda, yang bertanggung jawab terhadap efek fisiologis hormon
estrogen. Estrogen mempunyai efek luas terhadap berbagai jaringan.
Estrogen merangsang proliferasi sel pada labia, vagina, Uterus, tuba
fallopi dan jaringan payudara. Estrogen juga merangsang diferensiasi
kelenjar Mammae, meningkatkan pertumbuhan duktus, perkembangan sel
stromal dan pertumbuhan jaringan adiposa di dalam payudara. Melalui
mekanisme yang tidak diketahui, estrogen berkontribusi terhadap
perkembangan feminisme tubuh dan ukuran serta bentuk tulang wanita.
Estrogen berperan dalam penampilan dan pertumbuhan sekunder
rambut dan peningkatan pigmentasi kulit labia mayora vagina seperti
daerah areola dan puting payudara setelah pubertas.
Estrogen mengatur transkripsi gen reseptor progestin, membuat
ketersediaan reseptor untuk menaikkan respon sel target terhadap
pelepasan progestin selama siklus menstruasi. Pada sel endometrium
uterus, estrogen bersama progestin, mempersiapkan dan mempertahankan
endometrium uterus untuk implantasi telur yang dibuahi. Estrogen
membuat peka otot uterus atau miometrium untuk berkontraksi akibat
rangsang oksitosin saat partus.
Estrogen juga berefek pada neurokimia dan sintesis protein
reseptor pada sistem saraf pusat, mungkin berkontribusi pada perubahan
psikologi dan emosi yang terjadi saat premenstruasi pada beberapa wanita.
Efek metabolik lain dari estrogen termasuk mempertahankan
struktur normal kulit dan pembuluh darah pada wanita. Estrogen juga
meningkatkan produksi NO di dalam otot polos pembuluh darah,
membantu mempertahankan aliran darah normal di berbagai anyaman
pembuluh darah.
Estrogen menurunkan motilitas usus dan merangsang sintesis
protein/transpor pengikat di hepar seperti tyroid binding globulin (TBG)
dan sex Hormone binding globulin (SHBG). Estrogen dapat meningkatkan
kemampuan koagulasi darah dengan meningkatkan kadar faktor
pembekuan II, VII, IX dan X dalam darah tetapi menurunkan kadar
antithrombin III.
Estrogen juga mempengaruhi metabolisme lipid, meningkatkan
HDL serum dan kadar triasilgliserol dan menurunkan kadar LDL total.
b. Progesteron
Progesteron disekresi oleh korpus luteum. Sinyal pensekresi
berasal dari LH. Progesteron berfungsi untuk mempertahankan (dengan
estradiol) endometrium uterus untuk implantasi, dan faktor diferensiasi
kelenjar mammae. Progesteron juga dapat menyebabkan penurunan
reabsorbsi Na+, meningkatkan suhu tubuh, menyebabkan hiperventilasi
paru, dan menimbulkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak.
Steroid progestasional atau progestin dihasilkan di dalam ovarium,
testis, kortek adrenal dan plasenta selama kehamilan. 17a-
Hidroksiprogesteron merupakan progestin pertama yang diisolasi dari
korteks adrenal. Meskipun tidak aktif, eksternya mempunyai efek biologis
seperti progestin.
Pada wanita, progesteron (suatu progestin) disekresi oleh ovarium
terutama dari korpus luteum selama fase luteal (setengah yang kedua) dari
siklus menstruasi. Sintesis dan sekresinya dari korpus luteum dirangsang
oleh LH melalui sistem adenilat siklase-cAMP.
Progestin bekerja terutama langsung berpengaruh pada fungsi
reproduksi normal. Tidak seperti reseptor estrogen, yang memerlukan
cincin A untuk berikatan, reseptor progesteron mempunyai konfigurasi
satu cincin A A4-3. Pada fase luteal dalam siklus menstruasi, progestin
(dengan estrogen) meningkatkan perkembangan sekresi endometrium
dalam persiapan implantasi telur yang telah dibuahi. Progestin juga
mengontrol pergerakan sel telur telur di dalam lumen tuba fallopi dan
selama kehamilan, mengatur kontraksi uterus secara tidak langsung
dengan menghambat pelepasan oksitosin dari kelenjar pituitari posterior.
Steroid ini bekerja sebagai faktor diferensiasi perkembangan sel sekretori
kelenjar mammae.
Progestin bertanggung jawab untuk meningkatkan suhu tubuh
basal 1,0-1,5 F yang mulai menurun setelah masa ovulasi dan tepat
berhenti selama fase luteal dari siklus menstruasi. Progestin alami dapat
juga berkompetisi dengan hormon mineralokortikoid seperti aldosteron,
untuk reseptor mineralokortikoid pada bagian distal tubulus renalis.
Kompetitif inhibitor ini menyebabkan kehilangan sodium dan air ke dalam
urin. Progestin juga meningkatkan respon ventilasi untuk meningkatkan
kadar CO2 dalam darah, menyebabkan penurunan pCO2 arteri dan
alveolar selama separuh periode akhir siklus menstruasi dan selama
kehamilan. Progesteron dapat menyebabkan efek hipnotis dalam otak,
yang berakibat pada perubahan emosional dan fisik, yang kadang-kadang
terlihat selama interval segera sebelum menstruasi (premenstrual
syndrome).
c. Androgen dan Relaksin
Ovarium normal menghasilkan androgen poten seperti testosteron,
dihidrotestosteron androstenedion. A3-androstenedion dan
dehidroepiandrosterone (DHEA). Meskipun androstenedion akan dirubah
menjadi testosteron di jaringan perifer, namun hanya testosteron dan
dihidrotestosteron yang memiliki aktivitas androgenic yang bermakna.
Wanita normal menghasilkan 300 μg testosteron dalam 24 jam, dan
seperempatnya dibentuk langsung di ovarium.
Dehidroepiandrosteron dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS)
dalam jumlah besar dan androstenedion serta testosteron dalam jumlah
sedikit disekresi oleh korteks adrenal. DHEA dan DHEAS memiliki efek
metabolik penting yang dapat menghambat atherosclerosis dan
memperpanjang usia.
Relaksin
Relaksin merupakan polipeptida yang diekstraksi dari ovarium.
Relaksin berperan dalam persalinan, yaitu menyebabkan relaksasi dari
ligamentum-ligamentum pelvis dan melunakkan serviks uteri. Relaksin
dijumpai dalam ovarium, plasenta, uterus dan dalam darah. Sintesis
relaksin terlihat pada sel granulosa yang mengalami luteinisasi dari korpus
luteum. Relaksin juga berperan dalam meningkatkan sintesis glikogen dan
ambilin air miometrium dan mengurangi kontraktilitasnya. Hormon
relaksin juga mempunyai efek mammotropik.
Beberapa bahan non-steroid yang juga berperan dalam reproduksi
adalah hormon yang dapat menurunkan (inhibin), atau meningkatkan
(aktivin) sekresi FSH, memodulasi sekresi steroid dari sel-sel granulose
dan menunda pematangan oosit.
d. Hormon Plasenta
Fungsi hormon plasenta adalah untuk mempertahankan kehamilan,
Plasenta memastikan komunikasi efektif antara ibu dengan janin yang
tengah berkembang sementara tetap memelihara keutuhan imun dan
genetik dari kedua individu.
1. Human chorionic gonadotropin (hCG)
Secara struktural hampir sama dengan LH, hCG merupakan
glikoprotein yang terdiri dari 237 asam amino. Pada minggu-minggu
pertama kehamilan kadar hCG meningkat dua kali lipat setiap 1,7-2 hari,
Puncak kadar hCG akan tercapai dalam pertengahan trimester pertama dan
selanjutnya mengalami penurunan. Semua sifat-sifat khas hCG
memungkinkan diagnosis kehamilan beberapa hari sebelum gejala pertama
muncul atau menstruasi terlambat. hCG dihasilkan oleh jaringan trofoblas.
Sekresi hCG secara cepat meningkat setelah implantasi dan mencapai
maksimum 7 hari setelah ovulasi. Kadar hCG kemudian menurun sampai
rendah pada 16 Minggu setelah ovulasi. Kadar yang rendah berada hingga
waktu persalinan.
Ujung Terminal-karboksil yang unik dari hCG telah dapat diisolasi
dan dibentuk antibodi. Hormon hCG bersifat luteotropic dan korpus
luteum memiliki reseptor dengan daya ikat yang tinggi untuk hCG.
Stimulasi produksi progesteron dalam jumlah besar oleh korpus luteum
dipacu oleh kadar hCG yang makin meningkat. Hormon hCG terbukti
dapat meningkatkan konversi kolesterol lipid densitas rendah Ibu menjadi
pregnenolon dan progesteron. Fungsi hormon hCG adalah untuk
mendukung korpus luteum sampai plasenta menghasilkan progesteron
dalam jumlah cukup.
Kadar HCG dalam sirkulasi janin kurang dari 1% kadar yang
dijumpai dalam kompartemen ibu. Hormon hCG juga diproduksi oleh
neoplasma trofoblastik seperti molahidatidosa dan kariokarsinoma. Kadar
hCG ataupun subunit betanya dimanfaatkan sebagai pertanda tumor untuk
diagnosis dan pemantauan keberhasilan kemoterapi.
Fungsi utama hCG dalam mendukung korpus luteum pada akhir
siklus menstruasi dan menyebabkan korpus luteum mensekresi lebih
banyak estrogen dan progesteron. Hormon seks kemudian dihasilkan
untuk pertumbuhan dan mempertahankan endometrium dan kehamilan.
hCG juga menyebabkan peningkatan ukuran korpus luteum. hCG
merangsang sel interstisial padat pada testis menyebabkan produksi
testosteron pada janin laki-laki. Dalam jumlah sedikit, testosteron
mempengaruhi pembentukan organ laki-laki. Sekresi testosteron juga
menyebabkan penurunan testis janin ke dalam skrotum
2. Progestin / progesteron
Korpus luteum merupakan sumber utama progesteron pada
kehamilan 6-8 minggu pertama, selanjutnya diambil alih oleh plasenta.
Korpus luteum akan terus-menerus berfungsi, namun pada tahap
selanjutnya kehamilan, plasenta akan membuat progesteron 30-40 kali
lebih banyak daripada yang dibuat oleh korpus luteum. Plasenta sangat
bergantung pada kolesterol ibu sebagai substratnya dalam memproduksi
progesteron. Enzim-enzim plasenta memisahkan rantai samping kolesterol,
menghasilkan pregnenolon yang selanjutnya mengalami isomerisasi
sebagian menjadi progesteron. Sebanyak 250-350 mg progesterone
diproduksi setiap harinya sebelum trimester ketiga dan sebagian besar
akan masuk dalam sirkulasi ibu.
Kadar progesteron plasma Ibu meningkat secara progresif selama
kehamilan. Jika hCG eksogen meningkatkan produksi progesteron pada
kehamilan, maka hipofisektomi tidak memiliki efek. Pemberian ACTH
atau kortisol, adrenalektomi maupun oophorectomi tidak mempengaruhi
kadar progesteron.
Produksi progesteron dari korpus luteum yang tidak mencukupi
akan berdampak pada kegagalan implantasi dan defisiensi fase luteal telah
dikaitkan dengan beberapa kasus infertilitas maupun keguguran berulang.
Progesteron juga berperan dalam mempertahankan keadaan
miometrium yang relatif tenang. Progesteron dapat berperan sebagai obat
imunosupresif ada beberapa sistem dan menghambat penolakan jaringan
perantara sel T. Jadi kadar progesteron lokal yang tinggi dapat membantu
toleransi imunologik uterus terhadap jaringan trofoblas embrio yang
menginvasinya.
3. Estrogen
Konsentrasi estradiol, estron dan estriol dalam plasma akan
meningkat sepanjang kehamilan. Estriol diproduksi dalam jumlah yang
paling besar. Kelenjar adrenal janin menghasilkan DHEA dan DHEA
sulfat yang dirubah menjadi derivat 16a-hidroksi oleh hepar janin. Derivat
ini dirubah menjadi estriol oleh plasenta, kemudian berjalan ke hepar ibu
untuk dikonjungsi menjadi glukoronida yang selanjutnya disekresi melalui
urin.
Kebanyakan estrogen berasal dari androgen janin terutama
dehidroepiandrosterone sulfat (DHEA sulfat). DHEA sulfat janin terutama
dihasilkan oleh adrenal janin. kemudian berubah menjadi DHEA bebas
oleh sulfates plasenta, selanjutnya melalui jalur enzimatik menjadi
androstenedion dan testosteron. Androgen-androgen ini akhirnya
mengalami aromatisasi dalam plasenta menjadi berturut-turut estron dan
estradiol.
Sebagian besar DHEA sulfat janin janin mengalami metabolisme
membentuk estriol (estrogen ketiga). Jika estron dan estradiol meningkat
selama kehamilan sekitar 50 kali lipat dari nilai maksimal prakehamilan,
maka estriol meningkat sekitar 1000 kali lipat. Langkah kunci dalam
sintesis estriol adalah reaksi 16a-hidroksilasi molekul steroid. Bahan untuk
sintesis ini adalah DHEA sulfat janin dan sebagian produksi 16a-hidroksi-
DHEA sulfat terjadi dalam hepar dan adrenal janin, bukan pada plasenta
atau jaringan Ibu. Tahap akhir berupa desulfasi dan aromatisasi menjadi
estriol berlangsung di plasenta. Estrogen menyebabkan pembesaran uterus
dan payudara, dan pertumbuhan jaringan kelenjar mammae. Hormon ini
juga menyebabkan pembesaran genetalia eksternal wanita dan relaksasi
berbagi ligamen pelvis, memudahkan pengeluaran janin.
4. Human placental Lactogen
Plasenta membuat suatu hormon yang dinamakan Lactogen
plasenta (hPL) dari sinsitiotrofoblas. Laktogen plasenta juga disebut
korionik somatomammotropin (hCS) atau hormon pertumbuhan plasenta.
Hormon ini mempunyai sifat biologi campuran prolaktin dengan hormon
pertumbuhan. Hormon hPL terdeteksi pada trofoblas muda namun kadar
serum yang dapat dideteksi belum tercapai hingga minggu kehamilan ke-
4-5. Hormon hPL merupakan suatu protein yang tersusun dari 190 asam
amino, strukturnya mirip dengan hormon pertumbuhan dan hormon
prolaktin. hPL bersifat diabetogenik namun memiliki aktivitas membantu
pertumbuhan minimal. Peran hPL masih kontroversi dan terdapat
kehamilan normal tanpa terdeteksi produksi hPL. Sebagai agen
mammotropik, hPL berperan dalam perubahan metabolisme glukosa dan
mobilisasi asam lemak bebas, menyebabkan respon hiperinsulinemik
terhadap beban glukosa dan berperan dalam terjadinya resistensi insulin
perifer yang khas pada kehamilan. Hipoglikemi yang lama akibat puasa
ataupun induksi insulin meningkatkan kadar hPL. Produksi hPL sebanding
dengan massa plasenta. hPL juga meningkatkan pertumbuhan sel.
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan
perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria.
Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah
dalam siklus menstruasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Fungsi sistem reproduksi pada pria adalah untuk produksi
dan penyimpanan, serta mengantarakan sperma untuk pembuahan sel telur.
Sedangkan fungsi sistem reproduksi wanita adalah memproduksi sel telur dan
mengandung bayi. Kedua fungsi tersebut saling melengkapi dalam proses
reproduksi.

B. SARAN
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat memberikan sedikit pengetahuan tentang organ reproduksi
manusia, fungsi organ reproduksi dan hormon-hormon reproduksi. Kami
berharap pembaca tidak berfikir ke arah negatif tentang organ reproduksi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.markijar.com/2018/03/sistem-reproduksi-pada-manusia-lengkap.html

https://masalahmakalah.blogspot.com/2016/08/makalah-organ-reproduksi-
manusia-biologi.html

Hanum Marimbi (2014) Biologi Reproduksi.Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Rika Sri Wahyuni, Berliana Irianti (2019) Biologi Dasar dan Biologi
Perkembangan. Untuk Mahasiswa Kebidanan. Penerbit PT. Pustaka Baru,
Banguntapan Bantul Yogyakarta.

Saryono (2008) Biokimia Reproduksi. Untuk Kebidanan Keperawatan Kedokteran


dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Mitra Cendekia, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai