Anda di halaman 1dari 19

BAB 2

SYAHADATAIN (KESAKSIAN)
A. Pendahuluan
Seluruh hukum telah tertata rapi dalam kalimat
asyhadu allaa ilaha illallah wa-asyhadu anna Muhamma-
darrasuulullah, baik hukum didunia maupun hukum di
akhirat.
Namun seluruh hukum itu hanya dapat dicapai oleh
orang yang menyatukan penyaksian terhadap kalimat
syahadatain itu, dengan penyaksian terhadap ke-Esa-an
Allah SWT dan kesaksian terhadap kenabian rasullullah
Muhammad saw. Rasulullah adalah penutup para nabi dan
rasul. Barang siapa yang mengikrarkan dua kalimah
syahadat atas ke-Esa-an Allah SWT, namun ia ingkar
untuk menyakasikan kerasulan Muhammad saw, maka ia
tidak termasuk ahli tauhid, melainkan kufur kepada Allah.
Allah menjelaskan dalan Al-Qur’an, Artinya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah...” (QS.Al-
Fath[48]:29), “Dan demikian (pula) kami telah menjadi
kalian (umat Islam sebagai) umat yang adil dan umat
pilihan, agar kamu menjadi saksi atas manusia, agar
rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu...” (QS.Al-
Baqarah[2]:143), “...Sesungguhnya kami mengutus
untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan, untuk menjadi penyeru kepada Allah
dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahya yang
menerangi” (QS. Al-Ahzab[33]:45-46).
B. Pengertian
Syahadatain berasal dari kata syahadat yang berarti
kesaksian atau pengakuan. Syahadatain berarti konkrit
atau nyata. Syahadatain berarti dua kersaksian atau
pengakuan, yaitu syahadat Ilahiyah dan syahdat
kerasulan. Dua kalimat syahadat (syahadahtain) berbunyi
sebagai berikut:

1
‫اشهد أ الإله إالهللا وأشهدأن حممدارسو ل هللا‬
“Aku bersaksi tiada Allah SWT kecuali Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”
Dua kalimat syahadat di atas, mengandung
pengertian bahwa Allah itu nyata adaNya. Maha pencipta
yang dapat dibuktikan dengan adanya ciptaanNya,
meskipun orang tidak dapat melihat Allah dengan mata
terlanjang. Tetapi Allah adalah Yang Esa, maha kuasa,
seluruh mahkluk bergantung padaNya, tidak melahirkan
dan tidak dilahirkan, dan tidak ada satupun serupa
denganNya.
Mengucapkan syahadatain adalah suatu ikrar yang
merupakan proses ditumbuhkan dari keimanan (kognitif)
yang kemudian dibuktikan dalam ibadah dan muamalah
(konatif). Syahadatain merupakan syarat minimal untuk
merjadi seorang muslim dan merupakan rukun Islam
pertama yang selalu dibaca dalam azan, iqamah, shalat
dan ibadah-ibadah lainnya.
C. Kekuatan Syahadatain
Kesaksian terhadap risalah nabi Muhammad saw
mengandung konsekkuensi keharusan meyakini
kebenaran dari segala yang keluar dari lisan Rasulullah
saw. Oleh karena itu, maka wajiblah iman terhadap
perirntah Allah,yaitu;
- kewajiban shalat;
- kewajiban zakat;
- kewajiban haji;
- kewajiban pauasa;
- kewajiban terhadap hitungan yang pasti dari pada rakaat
shalat;
- kewajiban meyakini rahasia yang dikandung didalam
ibadah haji;

2
- kewajiban meyakini bahwa ibadah haji ke Baitul Haram
adalah wajib;
- kewajiban melakukan rukun Islam dan Rukun iman;
- kewajiban melakukan ibadah yang paling utama
(daripada ibadah haji);
Demikian pula, wajib iman terhadap;
- Apa saja yang diharamkan;
- Apa saja yang riba;
- Apa saja yang diharamkan termasuk minuman keras;
- Apa saja yang diharamkan termasuk judi, miras, berzina,
mencuri dan madat (mencandu).
Ketahuilah bahwa syahadatain memiliki dua
bagian, yaitu:
1. Negasi (penafian), yakni kata “Tiada Allah SWT”;
Susunan kalimat ini memiliki makna bahwa, seorang
muslim mesti melakukan penegasan aqidah dalam hati
dengan kalimat mulia ini, kalimat yang menafikan
syirik besar yang berpengaruh dalam sumber iman,
kemudian memperkuat dengan ikrar melalui hati dan
lisan.
2. Penegasan (itbat), yakni kata “selain Allah”. Tampak
penafian diikuti dengan penegasan. Rasulullah saw
berkata, artinya; “Perbaharui iman kalian dengan
laa illaha illallah”1. Kalimat syahadatain juga
merupakan kalimat yang menafikan syirik kecil
seperti; riya dalam ibadah; mencintai penghormatan
makhluk; ingin mendapatkan pemulian lebih tinggi
dari orang lain; perbuatan-perbuatan yang ia lakukan
karena ingin dilihat orang lain, mengharap pujian,
sanjungan dan kehormatan di hadapan orang lain.
Dalam sebuah hadis nabi Muhammad saw disebutkan,
Artinya; “Pada umatku, syirik lebih tersembunyi dari

1
HR.Ahmad, Dari Abu Hurairah ra.

3
pada bulu semut.”2 Syirik kecil ini tidak merusak
pokok iman yang merupakan pusat keselamatan
(najah), namun merusak kesempur-naannya.
Mendahulukan kata negasi, yaitu kata La ilaha
illallah memiliki fungsi pengosongan hati dari berbagai
kesamaran dan kekotoran. Kemudian, memenuhi dengan
cahaya-cahaya aqidah. Iman melalui kata penegasan
(itbat), yakni dengan kata Illallah (selain Allah).
Mengikrarkan kalimat syahadatain ini dapat
menghasilkan penjernihan, pembersihan, penyucian dan
pencerahan hati dari berbagai tipu daya.
Kebaikan bertambah banyak dengan banyak
menzikirkannya. Setiap kali membaca La ilaha illallah
berarti satu kebaikan, dapat berlipat ganda samapai
sepuluh kali kebaikan, bahkan lebih. Jika seorang
memandang kalimat Laa ilaha illallah sebagai salah satu
ayat Al-Qur’an sekaligus zikir, maka baginya dicatat
pahala membaca Al-Qur’an disamping pahala zikir.
Semua huruf yang ada dalam kalimat penyaksian
ini merupakan huruf jaufiyyah.3 Tidak ada satupun huruf
syafahiyyah.4 Hal ini merupakan salah satu isyarat halus
bahwa, syahadatain mesti diucapkan dari kemurnian jauf
(bagian dalam), yakni hati, bukan dari kedua bagian bibir.
Dalam kalimat syahadatain juga tidak ada huruf yang
diberi titik, semua kosong dari titik.
Sebagai isyarat agar orang yang mengucapkannya
kosong dari segala sesuatu yang diibadahi, saelain Allah.
Kalimat Tiada Allah SWT selain Allah dan Muhammad
2
HR.Hakim Dan Abu Na’im, Dalam Hilyah, Dari Syaidina
Ali ra; HR.Tarmizi, Dalam Nawadir Al-Ushul, Dari Ibn Abbas ra.
3
Huruf-Huruf Yang Dihasilkan Melalui Perangkat Ucap
Bagian Dalam (Bibir).
4
Huruf-Huruf Yang Dihasilkan Melalui Perangkat Ucap
Bagian Luar (Bibir)

4
adalah utusan Allah terdiri dari tujuh kata, mengisyratkan
bahwa seorang hamba memiliki tujuh bagian, dan
manusia memiliki tujuh pintu. Masing-masing kata dari
tujuh kata tersebut bisa mencuci satu pintu dari setiap
bagian yang tujuh dalam diri manusia.
D. Kebencian Non Muslim Terhadap Syahadatain
Orang yang paling kafir di dunia ini ialah orang
yang sombong, terbenam dalam ketidak percayaan adanya
Allah SWT. Tengelam dalam gelap keingkaran yang
dicetak dalam hati dan kening mereka, dengan cap
kesengsaraan dan kekafiran.
Seperti orang-orang Komunis yang tidak merasa
cukup dengan menafikan pencita, menginkari para rasul
dan yang membawanya, bahkan mereka juga melakukan
agresi dan penyerangan untuk menjatuhkan orang-orang
Muslim, menengelamkan dalam kekufuran dan kekejian,
menuduh agama mereka dengan kata-kata yang membuat
hati ngeri untuk menyebutnya, yang serta merta pena
bergetar menulisnya.
Di antara mereka juga adalah orang-orang
Musyrik yang menjadi Allah SWT selain Allah, juga
orang yang menasabkan anak sepadan bagi-Nya.
Kemudian mereka orang kafir mempercayai bahwa Allah
menjelma. Orang-orang yang mengklaim bahwa Allah
menempatkan pada wujud, kemudian ia menjadikan
wujud itu sebagai Allah SWT. Mereka menyembah dan
mencintainya seperti mencintai Allah. Mereka membuat
citra Allah SWT, dalam lukisan, ukiran, patung, dan yang
lainnya. Kemudian mereka menundukan kepala
dihadapan Allah SWT-Allah SWT buatan manusia, ruku
dan sujud kepadanya.
Tatkala orang-orang Yahudi datang kepada nabi,
kemudian di katakan kepada mereka, “Apa yang kalian
sembah?” mereka berkata, “kami menyembah Allah dan

5
‘Aziz”. Maka dikatakan kepada mereka, “Ambillah oleh
kalian arah kiri, kemudian datang orang-orang Nasrani,
dikatakan kepada mereka, Apa yang kalian sembah?
Mereka berkata, “Kami menyembah Allah dan al-Masih”.
Dikatakan kepda mereka, “ambilah oleh kalian arah kiri.
Kemudian datang orang-orang Musyrik, dikatakan kepada
mereka, “Tiada Allah SWT selain Allah”, mereka masih
bersikap sombong, kemudaian dikatakan lagi pada
mereka, “Tiada Allah SWT selain Allah”, mereka tetap
bersiakp sombong.5
Para musuh Islam mengetahui posisi kalimat
syahadatain. Oleh karena itu mereka mengarahkan anak
panahnya dari berbagai sudut untuk dibidikan kearah
kalimat yang satu ini. Mereka mengetahui bahwa kalimat
syahadatain memiliki kekuatan dan pengaruh laur biasa
terhadap setiap orang yang mengikrarkan dan
merialisasikan makna yang terkandumng di dalamnya.
Oleh karena itu mereka membuat langkah-langkah
sebagai beriku:
1. Mereka dengan segala kesungguhan berjuang
menyerangnya dan menyerat kaum muslimin agar
berpaling dari padanya;
2. Para musuh islam dengan tidak mengenal lelah selalu
menebarkan khurafat dan berbagai kebatilan ditengah
masyarakat islam seraya terus menjadi supertor para
pengikut hawa nafsu dan para pengikut ajaraan-ajaran
sesat;
3. Merka tidak segan-segan bersedia menjadi
penyandang dana, baik morail mauun materil, bagi
para musuh Allah dan melakukan aksinya;

5
Sayyid Ahmad Masyhur Bin Thaha Al-Haaddad, Pembuka
Pintu Surga, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 2002), hlm, 51-55.

6
4. Ajaran Qadiani dan Bahaiah tidak lain adalah
rangkaian dari jerat yang di pasang oleh orang-orang
Yahudi untuk menghancurkan kaum muslimin dan
melepaskan mereka dari aqidah Islam.
Laa ilaaha Illallaah, adalah suatu tata cara dan
pedoman hidup, bukan hanya susunan kata-kata belaka.
Maka arti dan maksudnya sangat luas, yaitu:
1. Jika mengucapkan Laa ilaaha illalaah, berarti tidak
mengakui adanya Allah SWT selain Allah;
2. Antara Laa dan Ilaaha, kata pengukuhan terletaklah
dasar aqidah Islam;
3. Laa adalah kata sanggahan terhadap keAllah SWTan
apapun, baik yang dicintai, dan disayangi seperti harta
benda, kedudukan, pangkat, kekuasaaan, kemewahan,
maupun wanita yang cantik molek, keluarga dan lain-
lainnya. Kepada semua itu dinyatkan tidak;
4. Allah SWT buatan manusia bagi umat Islam takkan
menyebahmu. Kamu bukan Allah SWT. Kemudian
dinyatakan pula kepada diri sendiri yang menyinta,
disayangi, semua tadi tidak, umat Islam takkan
menuruti kehendakmu. Kamu bukan Allah SWT.
Sesunguhnya kalimat syahadatain adalah zikir yang
paling utama. Kalimat ini adalah rukun pertama dalam
rukun Islam yang lima. Dengan kalimat tersebut,
seseorang menyatakan keislaman dan bergabung
kelompok orang-orang yang beriman kepada Allah sebagi
Allah SWT pemelihara alam semesta, lalu menjadi
kelompok orang yang taat kepada Allah, dan berserah diri
kepadaNya.
Orang Arab Jahiliyah memahami benar makna yang
terkandung dalam kalimat syahadatain, sehingga mereka
menolak mengucapkannya kecuali orang-orang yang
mendapat hidayah dan taufik dari Allah saja.

7
Sesungguhnya kalimat syahadatain meliputi beberapa
hakikat dan makna luhur, antara lain:
1. Petunjuk pada keyakinan adanya Allah SWT;
2. Allah adalah penguasa jagat raya yang membuat akal
manusia tiada kuasa untuk menyelaminya.
3. Berbagai pristiwa alam yang sering terjadi dan
bermacam-macam penemuan ilamiah menunjukan
bahwa tidak boleh tidak, alam ini harus ada yang
menciptakan dan penciptanya itu adalah Allah SWT;
4. Allah SWT Maha hidup, Maha Mengetahui atas
segala sesuatu, Maha Bijaksana, Maha Penyayang,
Maha Sempurna, dan terhindar dari sifat yang
berlawanan dengan eksistesi zat yang harus diAllah
SWTkan dan disembah;
5. Dialah Allah, tiada Allah SWT selain Dia. Dialah
yang maha kaya, Allah SWT yang tidak berhajat
kepada makhlukNya, Allah SWT yang tidak kena
bahaya oleh karena pendurhakaan makhlukNya;
6. Allah SWT tempat semua makhluk bergantung
kepadaNya karena cinta, rindu, mengagungkan, patuh,
karena takut, penuh harap, dan tawakkal;
7. Allah Maha Tinggi, suatu pengakuan yang tulus
bahwa Allah SWT kami adalah Yang Maha Agung.
E. Syahadatain Dalam Pandangan Islam
Syahadat dalam pandangan Islam mengandung
pengertian bahwa syahadat itu wajib diucapkan sebelum
masuk Islam. Melaksanakan hukum-hukum tersebut
wajib berdasarkan kesepakatan ulama, selagi sungguh-
sungguh nabi Muhammad saw menetapkan dan
memerintahkannya. Hanya saja bahwa dari hukum-hukum
ini, ada yang wajib diimani dan diamalkan, ada yang
wajib diimani tetapi tidak wajib diamalkan.

8
Berdasarkan keimanan yang disandarkan kepada
bidang aqidah mengakibatkan seseorang itu kafir apabila
mengingkarinya; seperti halnya:
1. Bahwa shalat yang wajib itu sebanyak lima waktu;
2. Bahwa puasa itu wajib dilaksanakan dibulan
ramadhan;
3. Bahwa zakat harta dan zakat fitrah itu wajib
dilaksanakan bagi yang mampu;
4. Bahwa ibadah haji kebaitul haram yang berada di
mekkah diwajibkan sekali seumurhidup bagi yang
mampu;
5. Bahwa beriman dan beramal saleh itu adalah
kewajiban sebagai seorang muslim.
F. Syahadatain Syarat Masuk Islam
Pengakuan tentang kalimah syahadatain, yaitu
syadadat ilahiyah mengandung pengertian kesempurnaan
aqidah tentang Allah dari dua segi:
1. Rubbubiah Allah (keesaan dalam menciptakan dan
memimpin); Rububiyah yaitu sifat keAllah SWTan
yang menciptakan alam, memelihara dan
mendidiknya. Bahwa zat yang bernama Allah saja
yang menciptakan alam semesta ini dengan seluruh
isinya, memelihara dan mendidiknya;
2. Ululiyah Allah (keesaan dalam pemujaan dan ibadah);
Uluhiyah yaitu sifat hamba dalam beribadah. Segi ini
adalah kosekwensi dari Rubbubiyah Allah, yaitu
bahwa hanya zat yang bernama Allah saja sebagai
Allah SWT satu-satunya yang wajib disembah dan
dimohon pertolongan-Nya.
Pengakuan terhadap syahadatain, yaitu syahadat
rasul (kerasulan) nabi Muhammad saw, berarti
membenarkan dan meyakinkan dengan sempurna tentang
adanya malaikat, kitab-kitab, hari kiamat, pokok-pokok

9
syariat dan hukum. Mengucapkan dua kalimat syahadat
wajib diucapkan bagi seseorang yang ingin masuk Islam
dan berkewajiban menjalani semua syarat-syarat,
mematuhi undang-undang hukum yang ada dalam ajaran
agama Islam.
Adapun hukum-hukum Islam itu:
a. Wajib/fardu; Wajib adalah suatu perkara, apabila
dilakukan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
akan mendapat dosa.
b. Sunnat; Sunat adalah suatu perkara apabila dilakukan
akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak
mendapat dosa.
c. Haram; Haram adalah suatu perkara apabila dilakukan
akan mendapat dosa dan apabila ditinggalkan akan
mendapat pahala.
d. Makruh; Makruh adalah suatu perkara apabila
dilakukan tidak mendapat dosa dan apabila
ditinngakan akan mendapat pahala.
e. Mubah; Mubah adalah suatu perkara apabila
dilakukan atau tidak tidak akan mendapat dosa atau
siksa.
G. Syahadatain Kunci Masuk Surga
Dalam berbagai dalil yang sangat kuat,
menyebutkan bahwa siapa yang mengucapkan dua
kalimah syahadat, kemudian meyakini hingga akhir
hayatnya, maka dia dijamin masuk surga.
Hadis yang menerangkan bahwa siapa
mengucapkan dua kalimat syahadah masuk surga adalah
hadis dari Abu hurairah waktu mereka sedang bersama
Rasulullah dalam perang Tabuk, nabi bersabda:
‫اشهدان الاله ا َال هللا ى‬
‫واّ رسول هللا ال يلقى هللا هبما عبد غري شاك فيحجب‬
.‫عن اجلنة‬

10
“Aku bersaksi, bahwa tiada Allah SWT selain Allah dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah, seorang hamba,
tidak bertemu Allah dengan keduanya tanpa ragu-ragu,
maka terbukalah baginya syurga”. (HR.Muslim).
Hadis dari Zarr Marfu’ Rasulullah saw bersabda:
.‫ما من عبد قال ال اله اال هللا مث مات على ذلك اال ذلك اال دخل اجلن‬
“Tiadalah seorang hamba yang mengatakan; “Tiada
Allah SWT selain Allah”, kemudian dia mati dalam hal
yang demikian itu, kecuali dia masuk
syurga”.(HR.Bukhari dan Muslim).
Dari dalil tersebut diatas maka siapa yang
mengucapkan dua kalimah syahadat mempunyai sebab
akibat sebagai berikut:
1. Barang siapa menyakini syahadatain dengan hati,
mengikrarkan dengan lisan dan melaksanakan
kemestian-kemestiannya dengan seluruh anggota
tubuh, maka ia akan berbahagia di dunia dan akhirat,
ia menjadi Mukmin yang sejati dan Muslim yang
benar.
2. Orang yang hatinya tidak yakin dengan dua kalimat
syahadat, berarti ia seorang kafir yang akan abadi di
neraka.
3. Orang yang menyakininya dengan hati dan ikrar
dengan lisan, namun ia tidak melaksanakan
kemestian-kemestiannya dengan seluruh anggota
tubuh, berarti ia Mukmin yang pambangkang. Orang
yang seperti ini akan di siksa dulu karena
pembangkangannya selama kehendak Allah, ia tidak
abadi dineraka.
4. Jika seseorang menyakini kebenaran dua kalimat
syahadat, kemudian ia mengikrarkan kesaksian,
padahal sepanjang usia yang telah dilalui sebelunya ia
kufur, ataskeagunganNya, keperkasaan dan

11
kekuasaan-Nya, bahkan mengibadahi patung serta
menyembah berhala, ia akan keluar dari dosa-dosa
dan kedurha-kaannya, kembali fitri seperti saat ia
dilahirkan ibunya. Islam mampu melenyapkan dosa-
dosa yang telah diperbuat sebelunya, apabila ia
bertobat yang dapat menghapus barbagai dosa.
Kunci masuk surga itu mesti mengucapkan dua
kalimah syahadat, untuk mendalaminya maka ada hal-hal
pokok yang wajib dipahami seorang muslim, yaitu;
1. Pengetahuan pokok dan pertama terhadap Islam ialah
yang bernama Arkanul Iman (Rukun-Rukun Iman).
Arkanul iman itu ialah: Percaya kepada Allah, rasul-
rasulinya, malaikat-malaikat-Nya. Akan tetapi sesung-
guhnya semua itu hanya berintikan kepada rukun
yang pertama yaitu iman kepada Allah dan iman
kepada rasul-Nya, dalam hal ini nabi Muhammad saw
sebagai rasullullah, pinpinan para rasul dan nabi.
2. Mengucapkan dua kalimat syahadat mengandung
konsekwensi bahwa seseorang menjadi muslim dan
diperlakukan kepadanya semua hukum-hukum Islam.
Dengan mengucapkan syahadat itu, harus disertai
dengan melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan-larangan Allah yang diwahyukan kepada
nabi Muhammad saw berarti pula bahwa seseorang
melakukan hijrah dari alam kafir ke alam Islam, yang
apabila diikuti dengan menegakkan hukum-hukum-
Nya akan memastikan seseorang selamat dunia dan
akhirat.
3. Dua kalimat syahadat itu ialah laksana anak kunci
yang dengannya manusia masuk kedalam alam
keselamatan (Islam), dan dengan kalimat itu pula
manusia dimasukkan dalam surga, kalau kalimat itu
menjadi ucapan terakhir dalam hidup duniawi.

12
4. Kalimat “Laa Ilaaha Illallaah” tersusun dalam bentuk
khusus, dimulai dengan peniadaan, yaitu tiada Allah
SWT, baru kemudian disusul dengan suatu
penegasan; “Melainkan Allah.” Ini berarti bahwa
seorang muslim dalam hidupnya harus membersihkan
segala macam paham Allah SWT selain Allah SWT,
menjauhkan kepercayaan mistik, menjauhkan
keyakinan adanya patung-patung, wajib memantapkan
aqidah lebih dahulu. Dengan itu manusia akan
terhindar dari berbagai bencana dan kesesatan,
kemudian mendapat keselamatan dan kebahagiaan
hakiki dalam hidupnya. Sebab manusia hidup atas
dasar kepercayaannya, tinggi rendahnya nilai
kehidupan manuisa tergantung kepada tinggi
rendahnya kepercayaan yang dimilikinya.6
5. Adapun kedudukan Syahadat dalam Islam ialah
sebagai ungkapan yang mencakup terhadap
kandungan “Aqidah Islamiyyah” ialah asy-hadu allaa
Ilaaha Ilallah Wa asy-hadu anna Muhammadar
Rasuulullah”. Kesaksian bahwa sanya tidak ada Allah
SWT kecuali Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad
adalah utusan Allah.
6. Ungkapan dua kalimah syahadat selalu diulangi dalam
setiap shalat, ungkapan inilah yang menjadi inti pokok
daripada da’wah nabi Muhammad saw yang selalu
menjadi ajakan dari setiap udda’i. Ungkapan inilah
yang menjadi garis pemisah antara kufur dan iman,
ungkapan inilah yang merupakan sendi pokok ajaran
Islam.
7. Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkanNya
untuk menjadi pedoman bagi manusia dalam mencari

6
Lihat: Nasruddin Razak, Dienul Islam, Cet. 11, (Bandung:
Alma’arif Bandung, 1993), hlm. 123-126.

13
kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Ajaran-Ajaran
Islam mencakup semua aspek-aspek kehidupan
manusia seperti Aqidah, Hukum, Politik, Tasawuf,
Sejarah, Pendidikan, Sosial kemanusiaan,
Kebudayaan, Sains dan Technology.
8. Syarat seseorang ingin memeluk agama Islam harus
mengucapkan dua kalimat syahadat, tetapi bagi yang
Islam dari keturunan jarang yang mengucapkan
kalimat syahadat didepan para pemuka agama/ustadz.
Kebanyakan orang yang mengucapkan kalimat ini
ialah orang yang mukallaf atau orang yang pindah
agama atau yang masuk agama Islam.
9. Seringkali dijumpai banyak keanehan yang dilakukan
oleh kaum muslimin dalam memahami dan menjalani
ibadah dalam Islam ini, di antaranya ada yang
membaca syahadat waktu duduk bertahiyat sambil
mengerak-gerakkan ujung jarinya yang kanan, ada
yang berdiri membaca surat Al-Fatihah tanpa
meletakkan kedua tangannya diatas dadanya, adapula
imam shalat yang tidak membaca basmalah sebelum
membaca surat Al-Fatihah atau surat yang lain.
10. Kajian syahadatai ini merupakan referensi untuk
mengetahui pemikiran-pemikiran dan pandangan
tentang tatacara mengucap dan mengamalkan
Syahadattain, dan shalat yang sesuai dengan tatacara
yang diajarkan Allah melalui nabi Muhammad saw
dengan benar.
H. Tarbiyah
Adapun tarbiyah yang dapat diambil mempelajadi
aqidah dari kalimah syahadatain adalah:
1. Untuk mengetahui bahwa zat yang disembah dalam
ajaran Islam ialah zat yang maha esa tidak dapat
disamai dengan satu pun, zat tersebut adalah yang

14
maha tunggal, tidak ada seorang pun menyekutuinya
dan tidak ada satu pun yang menyerupai zat Allah.
2. Dalam beribadah tidak ada Allah SWT selain Allah
yang berhak disembah. Mengakui keimanan kepada
kerasulan nabi Muhammad saw yang mengandung
keharusan adanya mukjizat yang menjadi bukti tegas
kerasulannya, menjadi alat untuk mengalahkan dan
membuat sesuatu tidak dapat menandingi mukzijat
tersebut.7
3. Kesaksian bahwa risalah nabi Muhammad mengha-
ruskan meyakini kebenaranNya. Oleh karena itu
diwajiban iman terhadap:
a. kewajiban shalat;
b. kewajiban zakat;
c. kewajiban puasa;
d. hitungan yang pasti dalam raka’at shalat;
f. rukun yang paling utama dari ibadah haji ialah
wukuf diarafah.
4. Wajib beriman bahwa ancaman siksa dari larangan-
laranganNya berlaku bagi orang-orang yang menging-
kari hukum-hukum yang ditetapkan didalam alqur’an
secara qothi.
5. Merupakan kunci keabsahan rukun Islam karena syah
atau tidak syahnya shalat, puasa, zakat, dan haji
adalah dua kalimat syahadat ini yang wajib diucapkan
dengan sadar. Maka ibadah-ibadah yang dilakukan
syah dan diterima oleh Allah, sebaliknya apabila
belum diucapkan, maka ibadahnya tidak syah dan
tidak diterima oleh Allah.8

7
Imam Sayuti Farid, Akidah Islamiyah, (Surabaya: Al Iklas,
tt), hlm. 18-24.
8
Masjfuk Juhdi, Sudi Islam, Cet. 1, (Jakarta: Rajawali Pres,
1988), hlm. 10-11.

15
6. Syahadat bermanfaat bagi umat Islam sebagai
pedoman bahwa setiap umat Islam wajib
mengucapkan dua kalimah syahadat sebelum masuk
Islam.
7. Syahadatain (dua kalimasyahadat) wajib ditasdiqkan
dalam hati, diucapkan dengan lisan dilaksanakan
dengan perbuatan.
8. Orang-orang yang hendak menjadi muslim, pertama
ia harus mengucapkan dua kalimat syahadat dengan
paham maknanya. Orang yang tidak mengucapkan
dengan lisan karena bisu atau uzur lainnya, atau
karena ajal telah mendahuluinya padahal hatinya telah
beriman, mereka itu mukmin di hadapan Allah dan
akan selamat kelak dihari kemudian. Tetapi orang
yang tidak mau mengucapkannya maka mereka tetap
dihukum kafir.
9. Iman dan Islam tidak dipisah-pisahkan dan sukar pula
untuk diperbedakan, karena seseorang tidak akan
dapat dikatakan mukmin jika tidak menyerahkan diri
dan menjunjung tinggi apa yang telah disampaikan
oleh Rasulullah. Begitu juga ia tidak akan
menyerahkan diri dan menjunjung tinggi jika ia tidak
beriman. Karena itu setiap mukmin tentu muslim dan
setiap muslim tentu mukmin.
I. Hikmah Bersyahadat
Dalam hidup ini, apapun yang dilakukan tidak
luput dari pengawasan Allah SWT dan setiap aktivitas
yang dikerjakan oleh manusia selalu menyimpan hikmah
tersendiri, begitu juga saat mempelajari kalimah
syahadatain, memiliki beberapa hikmah yang mendalam,
diantaranya:
1. Dapat terhindar dari segala perbuatan yang merusak
kalimah syahadatain seperti syirik, bid’ah, kurafat,
taklid dan kezaliman. Menyakini tiada lagi hukum

16
yang hak, selain Al-Quran dan Hadis yang
memberikan petunjuk dan pedoman kehidupan umat
manusia;
2. Mengakui dan meyakini bahwa satu-satunya hukum
undang-undang adalah Al-Qur’an dan hadis sebagai
pedoman hidup, menyadarkan manusia untuk
mengakui satu-satunya hukum yang harus dibela
adalah Al-Qur’an;
3. Dengan adanya pengakuan kalimah syahadatain, maka
manusia dapat menjaga dirinya agar terhindar dari
kemusyrikan yang nyata maupun yang tersembunyi,
tumbuh kecintaan yang kuat antara hamba dan khalik
untuk menyadari bahwa alam semesta beserta isinya
adalah ciptaan Allah SWT. Meyakini bahwa
kekuasaan Allah tidak akan tertandingi oleh manusia;
4. Apabila tumbuh kecintaan kepada Allah, maka kasih
Allah akan tercurah kepadanya. Manusai semakin
mendekatkan diri kepada Allah dan hanya beribadah
mengharapkan ridha dari Allah SWT,
5. Manusia mengakui bahwa ke-Esa-an dan kekuasaan
Allah SWT tidak tertandingi oleh kekuatan dan
kekuasaan manusia yang lemah, dapat menjaga
dirinya agar terhindar dari kesesatan yang nyata;
6. Tumbuh ikatan batin yang erat antara hamba dan
Allah SWT sehingga komunikasi lancar, do’a dapat
terkabul, perlindungan ekstra dapat terlaksana dengan
sempurna;
7. Menyadari bahwa kekuatan alam ini ada yang
mengendalikan, begitu juga langit, bumi beserta isinya
dapat beredar sesuai hukum alam, semua itu sampai
pada kesimpulan bahwa pengendalinya adalah Allah
SWT;

17
8. Manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,
beribadah hanya ditujukan kepada Allah SWT dan
hanya mengharapkan ridhoNya.
9. Dapat terhindar dari segala perbuatan yang merusak,
dapat sebagai perisai hidup, pelindung dan
pembimbing aqidah kepada Allah;
10. Menyakini tiada Allah SWT yang pantas disembah
selain Allah, berhukum hanya kepada kitab Allah,
hidup bergantung pada Allah dan mati akan kembali
kepada Allah saja;
11. Meyakini bahwa Allah itu ada. Dialah yang
memberikan rezeki dan mengatur seluruh kebuAllah
SWT manusia, dapat melahirkan rasa percaya diri
melakukan sesuatu dijalan Allah walaupun orang-
orang mencemoohkan, mengejek, menghina dan
mencaci makinya;

18
19

Anda mungkin juga menyukai