Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL 1

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun oleh :
Laila Fitriani
856235549

Tutor Pembimbing :
Rici Kardo, S.Pd., M.Pd., Kons

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
POKJAR UJUNG GADING UPBJJ PADANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
Nomor Urut Absen : 14
Soal Kelompok : B

Soal :
1. Jelaskanlah faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Anak Usia Sekolah
Dasar.
Jawab :
Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak usia
Sekolah Dasar yakni faktor internal yang berasal dari dalam diri individu seperti sifat
jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya (gen) dan kematangan dan faktor eksternal
yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti kesehatan, makanan dan lain-lain.
Namun ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik antara lain
adalah :
1) Pengaruh keluarga
Pengaruh keluarga di sini meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan.
Disebabkan faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau lebih pendek
dibandingkan temannya, jika orang tuanya, kakek atau neneknya lebih tinggi atau
sebaliknya. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak tersebut.
2) Pengaruh gizi
Anak yang memperoleh gizi yang cukup mulai dari dalam kandungan biasanya
akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan
dengan anak yang kurang mendapatkan gizi yang baik. Lingkungan dapat memberikan
pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat untuk
pertumbuhan fisik remaja.
3) Gangguan Emosional
Anak yang dari masa kanak-kanak sudah mengalami ketidaknyamanan kehidupan
seperti sedih, tertekan, kekurangan kasih sayang akan mengalami ganggual emosional
yang menyebabkan terbentuknya streoid adrenal yang berlebihan, dan ini akan
membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari.
Bila hal ini terjadi maka pertumbuhan fisik anak akan terhambat dan tidak mencapai
pertumbuhan tubuh yang maksimal.
4) Kurang rangsangan fisik dari lingkungan
Anak yang kurang mendapat rangsangan dan kebebasan untuk dapat bergerak
bebas sesuai dengan tuntutan pertumbuhan fisiknya , maka pada waktu remaja cendrung
tidak dapat mencapai tingkat pertumbuhan fisik yang optimal. Hal ini disebabkan
adanya prinsip berkelanjutan dalam pertumbuhan.
5) Jenis kelamin
Dalam pertumbuhan fisik anak laki-laki cendrung lebih tinggi dan lebih berat
dibandingkan anak perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun anak
perempuan biasanya sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada anal laki-laki Hal ini
disebabkan karena ada perbedaan bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki
6) Kesehatan
Kesehatan anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisiknya. Anak-anak
yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang sehat dan lebih berat
dibandingkan anak yang sering mengalami sakit.
7) Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh, apakah mesomorf (kekar, berat dan segi tiga), ektomorf (kurus,
bertulang panjang) atau endomorf (gemuk dan berat) akan berpengaruh terhadap besar
kecilnya tubuh anak. Jadi bentuk tubuh anak ditentukan juga pola bentuk tubuh yang
dimilikinya.

2. Jelaskanlah usaha Guru untuk Membantu Mengatasi Permasalahan dalam


Pertumbuhan Fisik.
Jawab :
Guru harus menyadari bahwa pertumbuhan fisik anak baik dalam keadaan positif
maupun negatif sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Oleh karena itu bantuan para
pendidik sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik anak berjalan secara optimal dan
memiliki keseimbangan dengan kematangan psikisnya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pendidik untuk membantu mengatasi
permasalahan pertumbuhan fisik anak tersebut antara lain :
1) Menjaga kesehatan badan
Membiasakan hidup sehat dan bersih sangat membantu menjaga kesehatan
pertumbuhan tubuh. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak secara mutlak sekaligus diperoleh
anak tanpa pembiasaan yang berawal dari kehidupan dalam rumah tangga.
Namun demikian sekolah dapat mengintervensi kebiasaan tersebut dengan
memberikan arahan tentang pentingnya kebersihan dan menjelaskan apa resiko kalau
hidup tidak bersih. Menerapkan peraturan harus bersih dan rapi baik tubuh maupun
pakaian sekolah sudah merupakan suatu usaha pendidik untuk mengajarkan dan
membiasakan anak supaya hidup bersih.
2) Memberi makanan yang baik
Makanan yang baik ialah makanan yang mengandung gizi, vitamin, kalsium dan
mineral, segar dan sehat, serta tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit dan halal. Porsi
makanan tersebut harus sesuai pula dengan kebutuhan pertumbuhan masing-masing
tubuh anak. Baik buruk dan kelengkapan porsi makanan yang dikonsumsi anak tersebut
sangat menentukan kecepatan pertumbuhan fisiknya.
Di waktu jam istirahat pada umumnya anak berbondong-bondong ke kafetaria
sekolah untuk makan dan minum. Agar anak tetap sehat sebaiknya sekolah berupaya
memberikan pengertian kepada pengelola kafetaria tersebut agar menyediakan makanan
dan minuman sesuai dengan persyaratan higenis
3) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya betul-betul menunjang pertumbuhan
fisik dan kesehatan anak. Umpamanya, tempat duduk, ruangan belajar, ruangan bermain,
ruang shalat dan tidak kalah pentingnya adalah ruangan wc dan lain-lain hendaknya
benar-benar sesuai dengan persyaratan kesehatan. Oleh sebab itu keseriusan pimpinan
dalam mengelola sekolah untuk memenuhi tuntutan tersebut sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan kesehatan anak (siswa)
4) Waktu istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghilangkan rasa lelah dan
mengumpulkan tenaga baru. Bekerja atau belajar secara terus menerus tanpa ada
selingan beristirahat dapat menimbulkan kelelahan dan akan mengganggu kesehatan
tubuh dan berarti akan mengganggu proses belajar mengajar.
Oleh karena itu dalam belajarpun perlu ada jam istirahat agar untuk melanjutkan
pembelajaran berikutnya anak berada dalan kondisi yang fit. Dalam belajar dikenal
adanya istilah yang disebut dengan biorama, yang berarti kemampuan anak
berkonsentrasi akan sangat dipengaruhi oleh irama stamina biologis pada anak itu
sendiri. Berkaitan dengan biorama ini, ada rumus pengaturan belajar yang dikenal
dengan “lima kali dua lebih baik dari pada dua kali lima”, yang disebut dengan hukum
Joss. Artinya, belajar sebanyak lima kali yang masing-masing berlangsung dua jam,
hasilnya akan lebih baik dari pada belajar sebanyak dua kali yang masing-masing
berlangsung selama lima jam. Untuk kepentingan kesehatan fisik siswa maka perlu
diatur jam istirahat sedemikian rupa yang sesuai dengan persyaratan kesehatan.
5) Program Olahraga Yang Berorientasi Pertumbuhan Fisik
Untuk hidup sehat setiap orang harus mau melakukan olah raga karena dengan
berolah raga peredaran darah akan lancar denyut jantung akan bergerak secara baik.
Dengan lancarnya metabolisme tersebut akan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh
yang akhirnya juga akan berpengaruh terhadap proses belajar pembelajaran. Khususnya
untuk siswa remaja olahraga yang terjadwal dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk
merangsang dan memperbaiki pertumbuhan remaja dan melatih ketrampilan otot dan
tulang serta meningkatkan kerja organ tubuh bagian dalam. Oleh sebab itu sudah
seyogyanya setiap sekolah membuat jadwal olahraga yang benar-benar sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan fisik dan psikis siswa dengan melengkapi fasilitas yang akan
digunakan untuk melaksanakan olahraga tersebut
6) Hindari anggapan yang keliru Besarnya tubuh atau fisik anak sebagai telah dicapainya
kematangan psikis pada seorang remaja merupakan suatu anggapan yang keliru.
Kekeliruan ini dapat kita perhatikan adanya tindakan pendidik yang menganggap bahwa
cara berpikirr remaja sama dengan cara berpilkir orang dewasa sehingga pendidik
memperlakukannya seperti orang dewasa atau sebaliknya memperlakukannya seperti
anak kecil. Kesalahan perlakuan ini kadang-kadang menimbulkan benturan persepsi
antara remaja dengan orang dewasa dan menimbulkan konflik, emosi, dendam,
kebencian dan lain-lain . Hal-hal yang seperti ini perlu dipahami oleh pendidik walaupun
remaja tubuhnya sudah seperti orang dewasa namun cara berpikirnya belum seperti cara
berpikir orang dewa
3. Jelaskanlah pengertian Intelektual.
Jawab :
Intelektual adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk
meletakkan hubungan-hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya dikatakan bahwa orang
yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam tempo yang lebih
singkat, memahami masalah lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.
(Mohammad Asrori, 2009 : 48)
Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language, dalam
(Sunarto dan Hartono, 2006 : 99) istilah intellect berarti:
1) Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati
hubungan-hubungan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari
kemauan dan perasaan.
2) Kecakapan mental yang besar,sangat intellegence, dan
3) Pikiran atau inteligensi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelektual yaitu akal
budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses
berpikir, kemampuan untuk melakukan pemikiran yang bersifat abstrak atau tidak bisa di
lihat (abstraksi), serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan
diri terhadap situasi baru. Orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan
persoalan dalam waktu yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat
serta mampu bertindak cepat.

4. Jelaskanlah perkembangan Intelektual dan Emosional.


Jawab :
Perkembangan Intelektual
Berdasarkan pendapat Piaget, anak dalam usia sekolah memasuki tahap
perkembangan intelektual operasional konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini, anak sudah
cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek
fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini, anak telah hilang kecenderungan terhadap animism
dan articialisme. Egosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas-tugas konservasi
menjadi lebih baik. Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap
operasional kongkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas
logika. (Matt Jarvis, 2011:149- 150).
Sebagai contoh anak-anak yang diberi tiga boneka dengan warna rambut yang
berlainan (edith, susan dan lily), tidak mengalami kesulitan untuk mengidentifikasikan
boneka yang berambut paling gelap. Namun ketika diberi pertanyaan, “rambut edith lebih
terang dari rambut susan. Rambut edith lebih gelap daripada rambut lily. Rambut siapakah
yang paling gelap?”, anak-anak pada tahap operasional kongkrit mengalami kesulitan karena
mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan lambang-lambang.
Piaget mengakui bahwa perkembangan ialah suatu yang kontinu. Namun, ia
berpendapat bahwa perkembangan kontinu tersebut terjadi secara sekuensial. Satu bagian
dikembangan di atas bagian lain yang telah ada dalam kurun waktu sebelumnya. Dengan
demikian, kematangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap yang berbeda dan berurutan
(Endang Purwanti dan Nur Widodo, 2002:61). Jadi, setiap tahapan harus dilalui agar
intelektual dapat berkembang secara maksimal. Jika anak belum cukup kemampuan
inteleknya dalam suatu kelas tetap tetap dipaksakan, maka anak tersebut sulit berkembang
dan cenderung sulit menjuju ke tahap intelektual berikutnya
Perkembangan Emosional
Masa sekolah yaitu fase antara usia 6-12 tahun, sering juga disebut masa kanak-
kanakakhir atau masa bermain (Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002:97). Karena pada
masa ini perkembangan sosial anak yang nampak sangat menonjol, perkembangan sikap
sosial pada masa ini juga ditandai dengan mulai hlangnya sikap egosentris yang kemudin
berubah pada orientasi sosial.
Pada masa ini, dengan perkembangan penalarannya, anak mulai tahu bahwa
ungkapan emosional yang berlebihan merupakan hal yang kurang baik, dan secara sosial
tidak dapat diterima oleh teman-teman sebaya maupun keluarga, sehingga perkembangan
yang nampak adalah anak mulai belajar untuk mengendalikan ungkapanungkapan emosi
yang bersifat negatif dan cenderung untuk mulai mengungkapkan emosi yang
menyenangkan.
Akhir masa kanak-kanak juga sering disebut sebagai usia berkelompok karena pada
masa ini ciri yang menonjol ditandai dengan minat besar terhadap aktifitas dengan teman-
teman sebayanya dan meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok.
Sehingga anak-anak pada usia 9-11 tahun (SD kelas tinggi) mulai punya geng atau
kelompok bermain.
Kematangan emosi dan sosial anak sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Anak SD
kelas tinggi sehausnya sudah berkembang emosi dan sosialnya menuju ke yang lebih baik,
sehingga akan memudahkan anak dalam berinteraksi di kelas, menerima dan memahami
pembelajaran.

5. Jelaskanlah faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Intelektual.


Jawab :
Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu hereditas dan
lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-
sendiri melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor
hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan berikut ini
: (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2008 : 34-35)
1) Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan
daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah
akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, di atas normal, atau di bawah
normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal
apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu,
peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.

2) Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi
perkembangan intelektual anak, yaitu keluarga dan sekolah.
a) Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua
adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan
sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak
untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan, misalnya memberi kesempatan kepada
anak untuk merealisasikan ideidenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan
dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat
keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak.
Memberi kesempatan atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orang
tua.
b) Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk
meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak. Dalam
hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak terletak
di tangannya. Beberapa cara di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
Dengan hubungan yang akrab tersebut, secara psikologis peserta didik akan
merasa aman sehingga segala masalah yang dialaminya secara bebas dapat
dikonsultasikan dengan guru mereka.
2. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan
orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual anak. Membawa
para peserta didik ke objek-objek tertentu, seperti objek budaya dan ilmu
pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual peserta didik.
3. Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan
olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi
perkembangan berpikir peserta didik. Sebab jika peserta didik terganggu
secara fisik, perkembangan intelektualnya juga akan terganggu.
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak
maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik
berpendapat atau mengemukakan ide-idenya. Hal ini sangat besar
pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik.
6. Jelaskanlah usaha Guru dalam Memperkembangkan Intelektual Anak.
Jawab :
Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara
psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai
berikut : (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2008 : 36-37)
1) Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat
(unconditional positive regard). Artinya, apa pun keberadaan peserta didik dengan
segala kekuatan dan kelemahannya harus diterima dengan baik, sertaa memberi
kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan
intelektual yang dikembangkan secara maksimal.
2) Pendidik menciptakan suasana di mana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh
orang lain. Memberi penilaian terhadap peserta didik dengan berlebihan dapat
dirasakan sebagai ancaman sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.
Memang kenyataannya, pemberian penilaian tidak dapat dihindarkan dalam situasi
sekolah, tetapi paling tidak harus diupayakan agar penilaian tidak mencemaskan
peserta didik, melainkan menjadi sarana yang dapat mengembangkan sikap kompetitif
secara sehat.
3) Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan,
dan perilaku peserta didik; dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik; serta
melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana seperti ini,
peserta didik akan merasa aman untuk mengembangkan dan mengemukakan
pemikiran atau ide-idenya.
4) Menerima siswa secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional
positive regard). Artinya, apa pun adanya siswa itu dengan segala kekuatan dan
kelemahannya harus diterima dengan baik, serta memberi kepercayaan bahwa pada
dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan intelektual yang dapat
dikembangkan secara maksimal.
5) Memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku peserta didik; menempatkan diri dalam
situasi, serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy). Dalam suasana
seperti ini peserta didik akan merasa aman untuk mengembangkan dan
mengemukakan pemikiran atau ide-idenya.
6) Memberikan suasana psikologis yang aman bagi peserta didik untuk mengemukakan
pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri. Di
sini berusaha menciptakan keterbukaan (openness), kehangatan (warmness), dan
kekonkretan (concreteness).

Anak akan merasakan kebebasan psikologis jika orang tua dan guru memberi
kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan pikiran atau perasaannya. Sebagai makhluk
sosial, mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam tindakan yang merugikan orang lain atau
merugikan lingkungan tidaklah dibenarkan. Hidup dalam masyarakat menuntut untuk
mengikuti aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku.
Penting bagi pendidik untuk mengetahui isi dan ciri-ciri dari setiap tahap
perkembangan kognitif peserta didiknya sehingga dapat mengambil keputusan tindak
edukatif yang tepat. Dengan demikian, dapat dihasilkan peserta didik yang memahami
pengalaman belajar yang diterimanya. Menyesuaikan system pengajaran dengan kebutuhan
peserta didik merupakan jalan untuk meninggalkan prinsip lama, yaitu guru tinggal
menunggu sampai peserta didik siap sendiri, kemudian baru diberi pelajaran. Sekarang tidak
demikian keadaannya.

Anda mungkin juga menyukai