Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kebutuhan
Nutrisi Pada Usia Prasekolah
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini bermanfaat untuk masyarakan dan
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Masa kanak-kanak atau anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu
sekitar 4-6 tahun (Depkes, 2013), ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai
perempuan atau laki-laki, dapat mengatur diriya sendiri dan mengenal beberapa hal yang
dianggap berbahaya. Secara umum, aspek-aspek perkembangan pada usia anak prasekolah antara
lain:
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.
Seiring meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat badan dan tinggi,
maupun tenaganya, memungkinkan anak untuk lebih mengembangkan keterampilan
fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tua. Pada usia ini
banyak perubahan fisiologis seperti pernapasan yang menjadi lebih lambat dan dalam
serta denyut jantung lebih lama dan menetap. Proporsi tubuh juga berubah secara
dramatis seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya
sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia 5 tahun tingginya dapat mencapai 100-110 cm.
Tulang kakinya tumbuh dengan cepat dan tulang-tulang semakin besar dan kuat,
pertumbuhan gigi semakin komplit. Untuk perkembangan fisik anak sangat
diperlukan gizi yang cukup seperti protein, vitamin, dan mineral dan sebagainya.
2. Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode
preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental
secara logis. Periode ini juga ditandai dengan berkembangnya representasional atau
symbolic function yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mempresentasikan
sesuatu yang lain menggunakan simbol-simbol seperti bahasa, gambar, isyarat, benda,
untuk melambangkan sesuatu atau peristiwa. Melalui kemampuan diatas, anak
mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Ia dapat menggunakan kata-
kata, benda untuk mengungkapkan lainnya atau suatu peristiwa.
3. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya)
berbeda dengan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh dari
pengalaman bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi orang lain. Bersamaan
dengan itu berkembang pula perasaan harga diri. Jika lingkungannya tidak mengakui
harga dirinya seperti memperlakukan anak dengan keras, atau kurang menyayanginya
maka dalam diri anak akan berkembang sikap-sikap keras kepala, menentang, atau
menyerah dengan terpaksa. Beberapa emosi umum yang berkembang pada masa anak
yaitu, takut (perasaan terancam), cemas (takut karena khayalan), marah (perasaan
kecewa), cemburu (merasa tersisihkan), kegembiraan (kebutuhan terpenuhi), kasih
sayang (menyenangi lingkungan), phobi (takut yang abnormal), ingin tahu (ingin
mengenal).
4. Perkembangan Kepribadian
Masa anak-anak awal ini lazim disebut masa Trotzalter atau periode perlawanan
atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang signifikan
dalam dirinya, yaitu dia mulai sadar akan Aku-nya, dia menyadari bahwa dirinya
terpisah dari lingungannya atau orang lain, dia suka menyebut nama dirinya apabila
bericara dengan orang lain. Dengan kesadaran ini anak menemukan bahwa ada dua
pihak yang berhadapan yaiu Aku-nya dan orang lain (orang tua, saudara, teman). Dia
sadar bahwa tidak semua keinginannya akan dipenuhi orang lain atau diperhatikan
kepentingannya. Pertentangan didalam diri anak ini dapat menyebabkan ketegangan
sehingga tidak jarang anak meresponsnya dengan sikap membandel atau keras.
5. Perkembangan Moral
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap
kelompok sosialnya (orang tua, saudara, dan teman sebaya) melalui pengalaman
berinteraksi dengan orang lain. Melalui proses berinteraksi ini anak belajar
memahami tentang kegiatan atau prilaku yang baik, buruk, dilarang, disetujui, dsb.
Maka berdasarkan pemahaman iti, anak harus senantiasa dilatih dan dibiasakan
bagaimana seharusnya bertingkah laku yang baik. Pada saat mengenalkan konsep-
konsep baik buruk, benar salah, orang tua hendaknya memberikan penjelasan tentang
alasannya, seperti; mengapa harus gosok gigi sebelum tidur, mengapa harus mencuci
tangan sebelum makan, mengapa tidak boleh membuang sampah sembarangan. Pada
usia prasekolah berkembang kesadaran sosial anak yang meliputi sikap simpati atau
sikap kepedulian terhadap sesama. Perkembangan yang telah disebutkan diatas akan
dapat dicapai dengan baik apabila dibarengi dengan pemenuhan gizi yang baik.
Masa prasekolah adalah masa paling penting bagi proses tumbuh kembang anak. Oleh
karena itu, nutrisi tepat dan sehat sangat dibutuhkan untuk anak. Kebiasaan pola makan yang
sehat harus dikenalkan pada anak sejak dini. Pola makan tepat dan sehat yang dikenalkan sejak
dini nantinya akan diterapkan si anak jika si anak dewasa. Komposisi gizi pada anak prasekolah
agak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh
kembang. Masa prasekolah atau masa balita, anak juga mulai melatih berbagai gerakan refleks
fisik motorik, dan panca inderanya. Selain itu, anak prasekolah mulai belajar tentang berbagai
hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar, dan aktifitas yang banyak harus diimbangi
dengan nutrisi yang bergizi. Kebutuhan nutrisi bagi anak prasekolah adalah karbohidrat sebagai
sumber energi pemenuhannya sebesar 220g. Aktifitas anak prasekolah sangatlah banyak, untuk
itu konsumsi makanan yang kaya karbohidrat sangat dibutuhkan. Hampir setengah dari total
kalori yang dibutuhkan anak prasekolah berasal dari makanan yang berkarbohidrat. Protein
merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai penentu pertumbuhan. Protein juga
membangun dan memperbaiki jaringan tubuh dibutuhkan sebesar 35 g. Zat gizi lainnya adalah
lemak, lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh, kebutuhannya sebesar 62 g. Ketiga zat
gizi termasuk unsur gizi makronutrien. Sedangkan unsur gizi yang disebut mikronutrien adalah
vitamin dan mineral. Vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, dan asam folat merupakan unsur gizi
yang hanya dibutuhkan sedikit, namun harus selalu dipenuhi setiap harinya. Mineral seperti zat
besi (Fe) untuk mencegah anemia, kalsium (Ca) untuk menguatkan tulang dan gigi, Zink (Zn)
untuk pertumbuhan normal anak. Zat-zat gizi tersebut dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh yang optimal.
Periode keemasan seorang anak adalah saat anak prasekolah. Periode tersebut harus
diimbangi dengan nutrisi yang dapat mencukupi kebutuhannya. Nutrisi penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah adalah mengandung karbohidrat, vitamin dan
mineral, protein, dan lemak. Selain itu, anak prasekolah dalam mengkonsumsi makanan juga
membutuhkan serat, yakni sebesar 22 g. Buah dan sayuran juga merupakan sumber serat yang
sangat penting bagi kesehatan tubuh. Serat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kondisi sehat
pada seseorang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi serat ini, karena
apabila dikonsumsi dalam jumlah yang kurang atau lebih, dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
1. KALORI
Kalori merupakan satuan panas dalam proses metabolisme dan dipakai untuk menyatakan
besarnya energi yang terkandung dalam bahan makanan. Sewaktu laju pertumbuhan menurun
pada masa pra-sekolahkebutuhan kalori per kg tidak setinggi pada waktu masa bayi dan nafsu
makannya jua menurun. Kebutan kalori anak pra-sekolah adalah 80 kkal/kg BB/hari.
2. PROTEIN
Keperluan protein untuk anak pra-sekolah adalah 1,5 g/kg BB/hari.
Sumber makanan dari : telur, ayam, bebek, daging, jeroan, ikan, ikan laut, ikan air tawar, udang,
susu, keju, sereal, kacang-kacangan, kacang tanah, kacang kedelai, tahu, tempe, jagung, beras,
gandum.
3. KARBOHIDRAT
Kebutuhan makanan yang berimbang 50% berasal dari karbohidrat.
Sumber makanannya
:susu, tepung, ubi, singkong, sagu, sereal, beras,jagung, gandum, buah, jajanan, sirup, kue, sayur.
4. LEMAK
Kebutuhan makanan yang berimbang 35% berasal dari lemak.
Sumber makanannya : susu, keju, kuning
telur, mentega, margarin,minyak nabati, kacang tanah, daging, jeroan, otak, ikan.
5. CAIRAN
Keperluan anak balita berkisar antara 100-125 ml/kg BB/hari atau sebanyak 1150-1800
ml/hari.
6. VITAMIN A ATAU RETINOL
Kebutuhan vitamin A anak balita adalah 800ng RE/hari.
Sumber makanan : hati, minyak ikan, susu, produk kemasan susu, ikan air tawar, kuning telur,
mentega, sayur dan buah berwarna hijau, kuning dan merah.
7. TIAMIN
Kebutuhan tiamin anak balita adalah 0,5-0,6 mg/hari.
Sumber makanan :
hati, daging, susu, kuning telur, sereal, beras,setengah giling, gandum, kacang-
kacangan dan sayuran.
8. RIBOFLAVIN
Kebutuhan riboflavin anak balita adalah 0,8 mg/hari.
Sumber makanan : susu, keji, hati, jeroan, daging, telur, ikan, sayur berdaun hijau.
9. NIASIN
Kebutuhan niasin anak balita adalah 13 mg/hari.
Sumbemakanan : daging, ikan, ayam, hati, sereal, sayuran berwarnahijau dan kacang tanah.
Anak usia pra-sekolah masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, untuk itu
berikan nutrisi yang sehat dan seimbang serta harus ditunjang dengan rangsangan lebih baik.
Apabila kegemukan, jangan berikan diet yang ketat, namun jika asupan gizi kurang, buatlah
suasana makan menjadi menyenangkan
Menurut Children’s Defense Fund, anak-anak yang kekurangan asupan nutrisi berisiko
menderita gangguan psikologis, seperti rasa cemas berlebih maupun ketidakmampuan belajar,
sehingga memerlukan konseling kesehatan mental. Gizi buruk juga membawa dampak yang
buruk bagi perkembangan dan kemampuan adaptasi anak pada situasi tertentu.
Sebuah studi “India Journal of Psychiatry” tahun 2008 mencatat dampak dari gizi buruk
pada anak, yaitu:
Menurut data yang dilansir pada National Health and Nutrition Examination
Survey, anak-anak dengan gizi buruk cenderung melewatkan pelajaran di kelas sehingga anak
tidak naik kelas. Anak menjadi lemas, lesu, dan tidak dapat bergerak aktif karena kekurangan
vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Hal ini didukung oleh data World Bank yang juga mencatat
hubungan antara gizi buruk dan tingkat IQ yang rendah. Anak-anak ini juga mungkin mengalami
kesulitan mencari teman karena masalah perilaku mereka.
Gagalnya anak untuk mencapai aspek akademis dan sosial akibat gizi buruk tentu saja
memiliki dampak negatif yang berkelanjutan sepanjang hidupnya apabila tidak segera
disembuhkan.
3. Penyakit infeksi
Dampak gizi buruk lainnya yang kerap kali terjadi adalah risiko penyakit infeksi. Ya,
anak dengan gizi yang kurang akan sangat rentan mengalami penyakit infeksi. Hal ini
disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tak kuat akibat nutrisi tubuh yang tidak
terpenuhi.
Ada banyak vitamin dan mineral yang sangat memengaruhi kerja sistem kekebalan tubuh,
misalnya vitamin C, zat besi, dan zink. Bila kadar nutrisi tersebut tidak tercukupi maka sistem
kekebalan tubuhnya juga buruk. Belum lagi jika ia kekurangan zat gizi makro seperti karbohidrat
dan protein yang merupakan sumber energi dan pembangun sel-sel tubuh. Kekurangan nutrisi
tersebut akan membuat fungsi tubuhnya terganggu.
Pertumbuhan dan perkembangan si kecil terhambat adalah dampak gizi buruk pada anak.
Ketika mengalami masa pertumbuhan, si kecil sangat memerlukan zat protein yang diandalkan
untuk membangun sel-sel tubuh dan karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh.Bila tidak
ada protein dan zat nutrisi lainnya, maka bukan tidak mungkin pertumbuhan si kecil terhambat
bahkan berhenti sebelum waktunya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dibahas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa masa
prasekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa anak sekolah. Anak pada
usia ini dalam menjalani tumbuh kembangnya membutuhkan zat gizi yang esensial
mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi
secara seimbang. Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg
berat badan. Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan berbeda seiring
dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh pada setiap tahapan pertumbuhan,
karakter anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian kebutuhan anak disetiap tahapan
usia sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal.
3.2 SARAN
Dari kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu
sebagai berikut.
1. Orang tua harus memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang kepada anaknya ketika
berusia 1-6 tahun.
2. Orang tua harus mampu menyusun menu seimbang untuk anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita. Susirah sotardjo. Moerijanti soekarti. 2011. Gizi seimbang dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : CV. Sangung Seto.
Santoro, Soegeng, Anne Lies Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.