KELOMPOK 12 :
TAHUN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yaitu tentang “DIET PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN METABOLIC (DIABETES MILLITUS)”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak cukup
untuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans
pangkreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar
gula darah. Pada masa lalu, hal yang paling ditekankan adalah gangguan metabolism hidrat
arang yang terjadi dalam tubuh penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa
dalam urine dan darah mudah di ukur. Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa
darah, terjadi pula penurunan jumlah insulin yang diproduksi dan insulin yang disekresikan
dalam aliran darah akan dimetabolisir. Hormon insulin mempunyai tiga lokasi kerja yang
utama, yaitu otot, hepar dan jaringan adiposa.
B. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005).
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan
keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002). Diabetes
Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab,
ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon
insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005). Diabetes Mellitus
merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari
sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi
insulin (WHO, 2005). Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of
Medical Carein Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL
(7mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam
glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding
dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia
atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
c. Latihan Jasmani
5
B. Prinsip Diet Pada Penderita Diabetes Millitus
Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula
darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah. Pengaturan
makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan
tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya.
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampirsama dengan anjuran makan untuk
orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau
lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang
disiplin dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J.
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolic yang lebih
baik. Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah:
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak
dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka
panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
6
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan
dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
adalah:
7
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dll.
4. Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.
Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes
Mellitus adalah:
1. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah,
susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
2. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).
3. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan
control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan
peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kalori
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
8
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.
Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi
batas aman (Accepted Dialy Intake).
e. Sakarin 1 gr/hr
9
dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti
buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi
sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa. Sorbitol, manitol,
dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram menghasilkan
respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan
pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin,
spartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderita DM.
2) Serat.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari
berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3) Protein.
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada
orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik
adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah
lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
4) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari=""
dibatasi="" energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih=""
lemak="" makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span=""
tidak="" tunggal.="">. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat
diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi
lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi
10
yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium
perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah
garam dapur, vetsin dan soda.
6) Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat
umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh
penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik.
Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan
insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan.
Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti
pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi
atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian
dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan
2 penukar lemak).
7) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25%
dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Perhitungan berat badan ideal
(BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
- BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
- Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus
modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
- BB Normal : bila BB ideal ± 10%
- Kurus : < BBI - 10%
- Gemuk : > BBI + 10%
11
Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB
ideal
b. Umur
- Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
- 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
- 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
- > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB. Umur 1 tahun
membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan
pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ).
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
12
E. Pengaturan Makanan pada DM Tipe I
Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau
long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan terlambat
diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang dari
seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal).Gejala-
gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung,
bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau
kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila
makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi
hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan
waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem tersebut.
Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila
hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat
hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Mayoritas penderita DM tipe II
mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah
menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori
atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat
diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat
menormalkan kadar glukosa penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan
jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi
lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak
jenuh.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes) jika insulin tidak bekerja aktif glukosa
tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah
yang artinya kadar glukosa darah meningkat . DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin dependent
diabetes melitus) jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor
Insulin yang di permukaan sel yang berkurang. Untuk mengurangi resiko terjadinya
kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita diabetes harus mempunyai kandungan
lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi dengan
perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang
dari 350 mg per hari. Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah
yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat
serta menurunkan kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula
darah setelah makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang
diekskresikan ke dalam usus dari empedu.
B. Saran
Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus memperhatikan
diet apa saja yang harus di berikan kepada pasien. Jagalah kesehatan anda sejak dini
sebelum tumbul gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang
baik untuk kesehatan kita dan hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang
diderita. Bukan hanya perawat saja yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat
luas juga perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga yang
teratur.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.
1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-diabetes-
mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
15