Anda di halaman 1dari 15

DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

METABOLIC (DIABETES MILLITUS)

KELOMPOK 12 :

1. ELLY SUSANTI (1814401040)


2. EKA NURSAFITRI (1814401041)
3. MUSTIKA PIRLINA (1814401042)
4. SENDY TIO PRATAMA (1814401043)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yaitu tentang “DIET PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN METABOLIC (DIABETES MILLITUS)”.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman. Amin

Bandar Lampung, 20 Juli 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan masalah .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Mellitus ............................................................................. 5

B. Prinsip Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus .................................................. 6

C. Tujuan Dan Syarat Diet ...................................................................................... 6

D. Pengaturan Diet Pada Diabetesi Secara Umum ................................................. 8

E. Pengaturan Diet Pada DM TIPE I ..................................................................... 13

F. Pengaturan Diet Pada DM TIPE II .................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak cukup
untuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans
pangkreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar
gula darah. Pada masa lalu, hal yang paling ditekankan adalah gangguan metabolism hidrat
arang yang terjadi dalam tubuh penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa
dalam urine dan darah mudah di ukur. Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa
darah, terjadi pula penurunan jumlah insulin yang diproduksi dan insulin yang disekresikan
dalam aliran darah akan dimetabolisir. Hormon insulin mempunyai tiga lokasi kerja yang
utama, yaitu otot, hepar dan jaringan adiposa.

B. Rumusan Masalah

1. Jenis penyakit diabetes mellitus?

2. Kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit Diabetes millitus

3. Jenis diet pada penyakit diabetes millitus

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa saja jenis penyakit diabetes millitus

2. Mengerti kebutuhan zat gizi pada penderita dibetes millitus

3. Jenis diet apa saja pada penyakit dibetes mellitus

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Millitus

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price & Wilson, 2005).
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan
keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002). Diabetes
Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai penyebab,
ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon
insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005). Diabetes Mellitus
merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari
sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi
insulin (WHO, 2005). Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of
Medical Carein Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL
(7mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam
glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding
dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia
atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).

Pilar utama pengelolaan Diabetes Mellitus meliputi:

a. Edukasi atau Penyuluhan,

b. Terapi Gizi Medis atau Pengaturan makan/diet,

c. Latihan Jasmani

d. Intervensi Farmakologi atau obat yang bersifat hipoglikemik

5
B. Prinsip Diet Pada Penderita Diabetes Millitus

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetisi
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar gula menaikkan gula
darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga menaikkan gula darah. Pengaturan
makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan
tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya.
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampirsama dengan anjuran makan untuk
orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau
lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang
disiplin dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan atau terkenal dengan istilah 3 J.
Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

C. Tujuan dan Syarat Diet

Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolic yang lebih
baik. Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes
mellitus ini adalah:

a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan asupan


makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat
aktifitas.

b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak
dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi
penyembuhan dari penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka
panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.

6
d. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan
dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.

e. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

 Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

1. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis


kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan
metabolik.
2. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
3. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi
(nilai cernanya tinggi).
4. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak
dikonsumsi.
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
 Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus

adalah:

1. Sumber Karbohidrat kompleks


seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit.
2. Protein Hewani
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.
3. Sayuran

7
Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dll.
4. Buah
Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.
 Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes
Mellitus adalah:
1. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula merah,
susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
2. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak jenuh).
3. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.

D. Pengaturan Diet pada Diabetes Secara Umum

Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan
control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat
diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan
peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kalori
lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.

 Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi:


1) Karbohidrat.
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat
daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah
terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar
tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik
yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang
dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
 Anjuran konsumsi karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:

a. 45-65% total asupan energi.

8
b. Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan < 130 g/hari.

c. Makanan harus mengandung lebih banyak karbohidrat terutama berserat tinggi.

d. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari ( 3-4 sdm).

e. Makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.

 Penggunaan pemanis alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi
batas aman (Accepted Dialy Intake).

a. Fruktosa < 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare

b. Sorbitol < 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare

c. Manitol < 20 gr/hr

d. Aspartam 0 mg/ kg BB?hr

e. Sakarin 1 gr/hr

f. Acesulfame K 15 mg/kg BB/hr

g. Siklamat 11 mg/kg BB/hr

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari


perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan
diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti
karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada
perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari
makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang
mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama
sukrosa dalam makanan. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada
sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun
pengaruhnya dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada kolesterol
dan LDL. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa

9
dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk menghindari makanan seperti
buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi
sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis fruktosa. Sorbitol, manitol,
dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram menghasilkan
respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan
pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif. Sakarin,
spartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada
semua penderita DM.

2) Serat.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari
berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25
gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3) Protein.
Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein
untuk diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
berat badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada
orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi. Sumber protein yang baik
adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah
lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
4) Total lemak
Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7%
kebutuhan energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan="" dari=""
dibatasi="" energi="" hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol="" lebih=""
lemak="" makanan="" mg="" perhari.="" sedangkan="" selebihnya="" span=""
tidak="" tunggal.="">. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat
diikuti anjuran diet disiplin diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi
lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi

10
yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium
perhari atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah
garam dapur, vetsin dan soda.
6) Alkohol
Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat
umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh
penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik.
Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan
insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan.
Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti
pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi
atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian
dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alcohol sama dengan
2 penukar lemak).
7) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25%
dari lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
orang dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Perhitungan berat badan ideal
(BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
- BBI = 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
- Bagi pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus
modifikasi menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
- BB Normal : bila BB ideal ± 10%
- Kurus : < BBI - 10%
- Gemuk : > BBI + 10%

11
 Faktor-faktor penentu kebutuhan energi yaitu:
a. Jenis kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB
ideal
b. Umur
- Pasien usia > 40 tahun , kebutuhan kalori :
- 40-59 tahun dikurangi 5% dari energi basal
- 60-69 tahun dikurangi 10 % dari energi basal
- > 70 tahun dikurangi 20% dari energi basal

Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB. Umur 1 tahun
membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.

c. Aktifitas fisik atau pekerjaan


Kebutuhan kalori ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik.
d. Berat badan
- Bila gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
- Bila kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk
menambah berat badan.
- Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling
sedikit

1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan
pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ).
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.

12
E. Pengaturan Makanan pada DM Tipe I

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau
long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan terlambat
diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang dari
seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal).Gejala-
gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung,
bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau
kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila
makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi
hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan
waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem tersebut.

F. Pengaturan Makanan pada DM Tipe II

Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila
hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat
hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin. Mayoritas penderita DM tipe II
mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah
menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori
atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat
diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat
menormalkan kadar glukosa penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan
jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi
lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak
jenuh.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes) jika insulin tidak bekerja aktif glukosa
tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah
yang artinya kadar glukosa darah meningkat . DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin dependent
diabetes melitus) jumlah insulin normal malah meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor
Insulin yang di permukaan sel yang berkurang. Untuk mengurangi resiko terjadinya
kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita diabetes harus mempunyai kandungan
lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi dengan
perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang
dari 350 mg per hari. Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah
yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat
serta menurunkan kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula
darah setelah makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang
diekskresikan ke dalam usus dari empedu.

B. Saran

Bagi perawat haruslah penting menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus memperhatikan
diet apa saja yang harus di berikan kepada pasien. Jagalah kesehatan anda sejak dini
sebelum tumbul gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang
baik untuk kesehatan kita dan hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang
diderita. Bukan hanya perawat saja yang perlu menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat
luas juga perlu memperhatikan kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga yang
teratur.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pentingnya Pengaturan Diet bagi Penderita DiabetesMellitus. http://4


healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html. Diakses pada tanggal
30 Desember 2012.

Anonim. 2010. Pengaturan Makan bagi Diabetisi.http://indodiabetes.com/pengaturan-


makan-bagi-diabetisi.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

Mariyani, Lisa. 2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag.
1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-diabetes-
mellitus-bag-1/. Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

15

Anda mungkin juga menyukai