Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Promosi
Kesehatan yang Dibimbing Oleh:
Disusun Oleh:
NI KADEK GALIH WIDIANTARI
NIM : 1814401027
Tingkat II / Reguler I
A. Analisa Situasi
Data WHO menunjukan bahwa angka kejadian penyakit tidak
menular pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar
dari angka kejadian penyakit menular, yaitu sebesar47,50%. Bahkan
penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian nomor satu di
dunia (63,50%). ( faktor resiko diabetes militus di Indonesia ( analisis
data sakerti 2007).
Sebagai bagian dari agenda untuk tujuan pembangunan
berkelanjutan 2030, Negara anggota telah menetapkan target untuk
mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular (termasuk
diabetes), menjadi sepertiganya, agar dapat mencapai Universal
Health Coverage (UHC) dan menyediakan akses terhadap obat-
obatan esensi yang terjangkau pada tahun 2030.
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup
dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada
tahun 1980. Prevalensi diabetes didunia (dengan usia yang
distandarisasi) telah meningkat hamper dua kali lipat sejak tahun
1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang
dewasa.
WHO memperkirakan bahwa secara global, 422 juta orang
dewasa berusia diatas 18tahun hidup dengan diabetes pada tahun
2014. Jumlah terbesar orang dengan diabetes diperkirakan berasal
dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah
kasus diabetes didunia.
Meskipun faktor resikonya sering dikaitkan dengan gaya
hidup, namun jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan
diabetes cenderung lebih banyak terjadi di Negara berkembang
dibandingkan dengan Negara maju. Menurut data WHO tahun 2008,
jumlah kematian yang disebabkan diabetesmilitus dan penyakit
kardiovaskuler di Negara maju seperti jepang,inggris,swedia,AS.
B.Diagnosa Keperawatan
Integritas kulit b/d perawatan luka pada pasien dm.
C.Tujuan
1.Tujuan Instruksional Umum
Setelah deberikan penyuluhan, sasaran mampu dan memahami perawatan
luka pada klien dengan diabetes militus.
E.Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
F.Media
1) Liflet
2) Lembar balik
G.Kegiatan Pembelajaran
Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
2 menit Pembukaan:
•Salam •Memberi salam •Menjawab salam
•Perkenalan •Memperkenalkan diri •Mendengarkan
•Tujuan •Menjelaskan tujuan •Memperhatikan
Penyuluhan
5 menit Inti: Menanyakan tentang • menjawab petanyaan
Menjelaskan Sejauh mana pasien Memperhatikan
materi tentang mengetahui tentang
perawatan luka topic.
pada pasien
penyakit DM.
2 menit Menjelaskan materi • Memberikan saran • Menyimak dan
secara sistematis untuk mengantisipasi Mendengarkan
terjadinya infeksi luka
pada pasien dm
• Menjelaskan
keuntungan pearawatan •Menyimak dan
luka pada pasien mendengarkan
penderita dm.
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b) Penyelenggaraan dilaksanakan di Rs. Abdul Moelek
c) Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara
berakhir
c) Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
No Evaluasi Lisan Respons Nilai
Audiens
A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa
di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau
menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang
bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.
Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa menghasilkan energy
atau disimpan sebagai cadangan energi.
B. ETIOLOGI
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
E. PENATALAKSANAAN
1. Definisi perawatan luka
Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dan
melakukan pembalutan, hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi
silang ( masuk melalui luka ) dan mempercepat proses penyembuhan
luka.
2. Tanda dan gejala infeksi
a) Luka dikulit kaki
b) Pembengkakan atau peradanan bagian kaki
c) Rasa sakit dikaki
d) Mati rasa dikaki
e) Sering merasa kesemutan
f) Pergeseran sendi meski tidak ada cedera sebelumnya
g) Nyeri
h) Perubahan fungsi organ
i) Cairan yang berupa nanah pada luka
j) Luka berbau tidak sedap
Langkah-langkah:
a) Atur posisi senyaman mungkin
b) Siapkan alat yang diperlukan dan dekatkan kepada
pasien
c) Keluarga yang akan melakukan ganti balutan
sebelumnya mencuci tangan terlebih dahulu
dengan sabun
d) Buka plester/perban (dengan alkohol atau
menggunakan minyak kayu putih)
e) Balutan lama dibuka dan dibuang ke kantong
plastik
f) Bersihkan luka:
1) Cuci luka terlebih dahulu dengan
kapas yang dibasahi NaCl 0,9% atau
kapas lembab yang telah dibasahi air
matang yang masih hangat.
2) Keringkan luka dengan kassa kering
steril.
3) Untuk luka yang masih basah,
kompres luka dengan kassa yang telah
dibasahi NaCl 0,9% atau air matang
yang masih hangat.
4) Tutup luka yang telah dikompres kassa
NaCl 0,9% atau air matang dengan
kassa yang kering
5) Plester balutan tersebut agar tidak
mudah lepas atau perban
menggunakan perban gulung.
6) Jika ingin memotong kuku kaki atau
kuku tangan pasien : kaki direndam
dahulu dalam air hangat (37,5’c)
selama 5menit dan dikeringkan
dengan handuk lembut. Potonglah
kuku dengan lurus kemudian potong
pinggiran kuku, kikir pinggir-pinggir
kuku dengan halus, hindari memotong
kuku terlalu dalam.
7) Jangan berjalan kaki tanpa
menggunakan alas kakibaik di dalam
rumah ataupun diluar rumah.
Pakaialah alas kaki sepatu atau sandal
yang pas dan bahan yang lembut
sesuai ukuran kaki dan nyaman untuk
dipakai, sebelum memakai sepatu :
periksa bagian dalam sepatu dari
adanya batu-batuan kecil atau benda
lainnya yang mungkin bisa mengiritasi
kulit.
8) Perlu diperhatikan: jangan memakai
sepatu tanpa kaos kaki. Kaos kaki
harus dari bahan yang lembut dan
dapat menyerap keringat. Jaga agar
kaki selalu hangat dan kering, pakai
sepatu yang lembut sehingga
memungkinkan kulit kaki untuk
bernafas.
9) Bersihkan peralatan
10) Cuci tangan.
B. Prosedur kerja:
1. Persiapan pasien
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan
Jelaskan prosedur perawatan pada pasien
Persetujuan pasien
2. Persiapan alat
3. Memasang sampiran atau penutup tirai
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5. Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan
dilakukan perawatan
6. Mengoleskan bagian plester perban dengan baby oil/minyak
kayu putih
7. Mencuci tangan
8. Menggunakana handscoon
9. Buka perban dengan pinset dan buang pada tempatnya serta
kajilah luka bercubitus yang ada
10. Bersihkan plester dengan alkohol ( bila tidak ada kontra
indikasi ) arah dari luar ke dalam
11. Bersihkan luka dengan betadine menggunakan rasa
12. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan keringanan
13. Olesi luka/kompres luka dengan betadine 2% ( sesuai advis
dokter ) dan tutup dengan kasa steril
14. Plester perban dengan plester
15. Rapikan pasien
16. Bereskan alat dan rendam peralatan bekas pakai larutan
kloroin 0,5% selama 10 menit
17. Cuci tangan
18. Catat kondisi dan perkembangan luka
E. PROSEDUR :
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Dekatkan peralatan di meja yang mudah dijangkau
perawat
3) Tutup ruangan sekitar tempat tidur dan pasang
sampiran
4) Bantu klien pada posisi nyaman. Buka pakaian
hanya pada bagian luka dan instruksikan pada klien
supaya tidak menyentuh daerah luka atau peralatan
5) Cuci tangan
6) Pasang perlak pengalas dibawah area luka
7) Pakai sarung tangan bersih, lepaskan plester
dengan was bensin menggunakan lidi kapas, ikatan
atau balutan. Lepaskan plaster dengan melepaskan
ujung dan menariknya dengan perlahan sejajar
kulit dan mengarah pada balutan.
8) Angkat balutan fakor perlahan-lahan dengan
menggunakan pinset atau sarung tangan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari
pengelihatan klien.
9) Bila balutan lengket pada luka lepaskan dengan
menggunakan normal salin ( Nacl 0,9%)
10) Observasi karakter dari jumlah drainase pada
balutan
11) Buang balutan kotor pada sampah, hindari
konstamina permukaan luar kantung, lepaskan
sarung tangan dan simpan pinset dalam bengkok
yang berisi larutan disenfektan
12) Buka bak steril, tuangkan larutan normal salin
steril ke dalam mangkok kecil. Tambahkan kassa
kedalam normal salin
13) Kenakan sarung tangan steril
14) Infeksi keadaan luka, perhatikan kondisinya, letak
drain, integritas jahitan atau penutup kulit dan
karakter drainase
15) Bersihkan luka dengan kapas atau kassa lembab
yang telah dibasahi normal salin. Pegang kassa
atau kapas yang telah dibasahi dengan pinset.
Gunakan kassa atau kapas terpisah untuk setiap
usapan membersihkan.
16) Pasang kasa yang lembab tepat pada permukaan
kulit yang luka. Bila luka dalam maka dengan
perlahan buat kemasan dengan meneluk tepi kassa
dengan pinset
17) Luka ditutup dengan plaster atau dibalut dengan
rapi
18) Luka difiksasi dengan plester atau dibalut dengan
rapi
19) Lepaskan sarung tangan dan buang ketempat yang
telah disediakan, dan simpan pinset yang telah
digunakan pada bengkok perendam
20) Bereskan semua peralatan dan bantu pasien
merapikan pakaian, dan atur kembali posisi yang
nyaman
21) Cuci tangan setelah prosedur dilakukuan
22) Dokumentasikan hasil.
F. Perhatian:
1) Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali
balutan basah kering dapat menimbulkan rasa nyeri
pada klien
2) Perawat harus memberikan analgesi dan waktu
penggantian balutan sesuai dengan puncak efek
obat
3) Pelindung mata harus digunakan jika terdapat
resiko adanya kontaminasi ocular seperti percikan
dari luka.
Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau
menghilangkan kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
Tampak Depan
Tampak belakang