Anda di halaman 1dari 5

SLKI (Standar

No Luaran SIKI (Standar Intervensi


Diagnosa
Dx. Keperawatan Keperawatan Indonesia)
Indonesia)
1. Nausea (D.0076) Tingkat Nausea Manajemen Muntah
Kategori : (L.08065) (I.03118)
Psikologis Setelah dilakukan Tindakan observasi
Subkategori : tindakan 3x24 1. Identifikasi
Nyeri dan jam maka tingkat karakteristik muntah
Kenyamanan nausea membaik (mis.warna,
dengan kriteria konsistensi, adanya
Definisi : Perasaan hasil : darah, waktu, frekuensi
tidak nyaman pada - Nafsu makan dan durasi).
bagian belakang meningkat 2. Periksa volume mutah
tenggorok atau (1) 3. Identifikasi riwayat
lambung yang - Perasaan diet (mis.makanan
dapat ingin muntah yang disuka, tidak
mengakibatkan menurun (5) disukai, dan budaya)
muntah. - Keluhan 4. Identifikasi faktor
Penyebab : mual penyebab muntah
1. Gangguan menurun (5). (mis.pengobatan dan
biokimia (mis. prosedur)
Uremia, 5. Identifikasi kerusakan
ketoasidosis esofagus dan faring
diabetik). posterior jika muntah
2. Gangguan pada terlalu lama
esofagus 6. Monitor efek
3. Distensi manajemen muntah
lambung secara menyeluruh
4. Iritasi lambung 7. Monitor keseimbangan
5. Gangguan cairan dan elektrolit
pankreas Tindakan terapeutik
6. Peregangan 1. Kontrol faktor
kapsul limpa lingkungan penyebab
7. Tumor muntah (mis.bau tak
terlokalisasi sedap, suara, dan
(mis. Neuro simulasi visual yang
akustik, tumor tidak menyenangkan)
otak primer atau 2. Kurangi atau
sekunder, hilangkan keadaan
metastasis penyebab muntah
tulang di dasar (mis.kecemasan,
tengkorak) ketakutan)
8. Peningkatan 3. Atur posisi untuk
tekanan mencegah aspirasi
intraabdominal 4. Pertahankan
(mis. Keganasan kepatenan jalan napas
intraabdomen). 5. Bersihkan mulut dan
hidung
6. Berikan dukungan
fisik saat muntah
(mis.membantu
membungkuk atau
menundukan kepala)
7. Berikan kenyamanan
selama muntah
(mis.kompres dingin
di dahi, atau sediakan
pakaian kering dan
bersih)
8. Berikan cairan yang
tidak mengandung
karbonasi minimal 30
menit setelah muntah
Tindakan edukasi
1. Anjurkan untuk
membawa kantong
plastik untuk
menampung muntah
2. Anjurkan
memperbanyak
istirahat
3. Ajarkan penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengelola
muntah
(mis.biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)
Tindakan kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu.
2. Hipertermia Termoregulasi Manajemen Hipertermia
(D.0130) (L.14134) (I.15506)
Kategori :
Setelah dilakukan Tindakan observasi
Lingkungan
Subkategori : tindakan 3x24 1. Identifikasi penyebab
Keamanan dan jam maka hipertermia
Proteksi.
termoregulasi (mis.dehidrasi,
Definisi : Suhu membaik dengan terpapar lingkungan
tubuh meningkat di kriteria hasil : panas, penggunaan
atas rentang
- Suhu Tubuh
normal tubuh. membaik (5) inkubator)
Penyebab : 2. Monitor suhu tubuh
1. Dehidrasi 3. Monitor kadar
2. Terpapar elektrolit
lingkungan 4. Monitor haluaran urine
panas 5. Monitor komplikasi
3. Proses penyakit akibat hipertermia
(mis.infeksi,
kanker) Tindakan terapeutik

4. Ketidaksesuaian
1. Sediakan lingkungan
pakaian dengan
yang dingin
suhu lingkungan
2. Longgarkan atau
5. Peningkatan laju
lepaskan pakaian
metabolisme
3. Basahi dan kipasi
6. Respon trauma
permukaan tubuh
7. Aktivitas
4. Berikan cairan oral
berlebihan
5. Ganti linen setiap hari
8. Penggunaan
atau lebih sering jika
inkubator
mengalami
hiperhidrosis (keringat
berlebih)
6. Lakukan pendinginan
eksternal (mis.selimut
hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
8. Berikan oksigen jika
perlu

Tindakan Edukasi
1.Anjurkan tirah baring
Tindakan kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai