Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“Perkembangan Kognitif, Bahasa dan Sosial”

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu
Hety Mustika Ani. S.Pd., M.Pd
Novita Nurul Islami. S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Cyndy Syavaatul Jannah 180210301110
Kelas C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Dalam pendidikan, perkembangan kognitif, bahasa dan sosial merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupangan terutama remaja saat ini Teori perkembangan kognitif dikembangkan
oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup ditahun 1896-1980. Teori yang dibuat
tersebut memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, bagi kalangan pelajar khususnya
remaja, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat untuk meningkatkan, mencerdaskan dunia
dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini
membahas munculnya dan diperolehnya skema skema yang berisi tentang bagaimana seseorang
mempersepsi atau beradaptasi dengan lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan,
saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan dan memperoleh informasi
secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori
nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan
kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita
melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan
teori ini, Piaget memperoleh hadiah yang dinamakan dengan Erasmus Prize. Perbedaan-
perbedaan individual dalam perkembangan kognitif bayi telah dipelajari melalui penggunaan
skala perkembangan atau tes intelegensi bayi. Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang
bayi berkembang pada tingkat yang lambat , normal, atau cepat. Kalau seorang bayi berkembang
pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi bila seorang
bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi
mainan yang lebih “sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka.
Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang
dimulai sejak lahir dan terus berlanjut di sepanjang hayat. Kebanyakan perkembangan adalah
pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia mengalami penurunan (kematian). Maksud dari
pertumbuhan disini yaitu pertumbuhan secara fisik, psikis dan mental seseorang dalam
kehidupan nyata. Seseorang pada dasarnya akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan
kecuali tidak dengan orang yang mengalami kecacatan sejak lahir mungkin dia tidak akan
tumbuh normal layaknya seseorang biasa. Pola perkembangan anak adalah pola yang kompleks
karena merupakan hasil dari beberaa proses: proses biologis, kognitif, dan sosioemosional.
Perkembangan juga dapat dideskripsikan berdasarkan periodenya yang bertujuan untuk
mengorganisasi dan pemahaman. Dalam system klarifiaski yang paling banyak dipakai, periode
perekembangan meliputi periode bayi, usia balita, periode sekolah dasar, masa remaja, dewasa
awal, dewasa tengah, dewasa akhir.
Pendidikan harus sesuai dan sejajar dengan perkembangan ini. Artinya, pengajaran untuk
anak-anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan terlalu menegangkan atau
terlalu mudah dan menjemukan. Karena jika seorang pendidik melakukan pengajaran terhadap
anak dengan sikap yang tidak baik, kemudian dengan kegiatan yang menegangkan dan
membosankan, seorang anak akan malas untuk belajar. Seorang anak yang malas belajar akan
menyebabkan keterlambatan pada pola pikir dan mengungkapkan kreatifitasnya karena anak
tersebut mengalami perkembangan yang tidak sesuai pada dasarnya akibat dari sifat malas yang
timbul pada dirinya sendiri.
Kemampuan bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan kognitif pada anak.
Deteksi dini masalah perkembangan anak sangat menentukan keberhasilan dalam
memaksimalkan pleningkatan otak seseorang pada kompensasi penyimpangan masalah
perkembangan. Perkembangan bahasa di tingkat pemula ( bayi) dapat dianggap semacam
persiapan berbicara.

a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi dianggap
sebagai pernyataan rasa tidak senang.

b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak
dinyatakannya.

c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi


itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan saja.

d. Menjelang ussia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang didengarkannya,


kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa yang dikatakan
kepadanya.

Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum
sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum
dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan
berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik. Ditingkat pemula ( bayi ) tidak ada
perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang tuli dengan anak yang biasa. Anak tuli juga
menyatakan perasaan tak senang dengan cara menangis. sedangkan rasa senangnya dinyatakan
dengan berbagai macam suara raban, tetapi tingkat perkembangan bahasa yang selanjutnya tidak
dialami olehnya. Ia tidak mampu mengulangi suara-suara rabannya dan suara orang lain. Jika ia
nanti sudah besar, ia akan menjadi bisu.

Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:

1. Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan kawan-
kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah – 3 tahun.
2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3. Pergaulan social dengan orang lain.
4. Menyatakan pendapat dan ide-idenya.

Perkembangan sosial adalah tingkatan jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang
tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas. Perkembangan sosial adalah
kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan
unsur sosialisasi di masyarakat. Perkembangan sosial seorang anak yang baik ataupun yang tidak
baik tergantung bagaimana orang tua member pelajaran terhadap anak tersebut dan factor lainnya
adalah factor lingkungan dan masyarakat. Hal itu merupakan hal yang sangat berpengaruh
karena bagaimana anak itu bergaul, dengan siapa anak itu bergaul, apa yang dilakukannya itu
semua dapat berpengaruh terhadap perkembangan sosial seorang anak.

REFERENSI

http://rozaqml.blogspot.com/2014/09/perkembangan-kognitif-dan-bahasa-mata.html

https://hbis.wordpress.com/2009/10/24/perkembangan-aspek-fisik-motorik-kognitif-bahasa-moral-
sosial-emosi-dan-agama-dari-bayi-hingga-kanak-kanak/

Anda mungkin juga menyukai