Anda di halaman 1dari 16

KONSELING SPIRITUAL

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Neng Ria Nasih (RSA1C316004)


2. Sofia Christine Samosir (RSA1C316011)
3. Irna Miftarul Janah P (RSA1C316019)

Dosen Pengampu :
Rully Andi Yaksa, S.Pd., M.Pd.
Tujuan dari Konseling Spiritual diantaranya sebagai berikut :

Untuk Mengetahui Apa Itu Konseling Spiritual

Untuk Mengetahui Tujuan dari Konsleing Spiritual

Untuk Mengetahui Bagaimana Peran Konselor Islami

Untuk Mengetahui Apa Saja Intervensi Konseling Spiritual

Untuk Mengetahui Bagaimana Keberadaan Konseling Spiritual

Untuk Mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip Konseling Spiritual

Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Konseling Spiritual


PENGERTIAN KONSELING SPIRITUAL

Dalam konteks bimbingan dan konseling,


konseling spiritual diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada individu agar memiliki kemampuan
untuk mengembangkan fitrahnya sebagai makhluk
beragama (homo religious), berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai agama (berakhlak mulia), dan mengatasi
masalah-masalah kehidupan melalui pemahaman,
keyakinan, dan praktik-praktik ibadah ritual agama yang
dianutnya
TUJUAN KONSELING SPIRITUAL

UMUM KHUSUS
PERAN KONSELOR

1. Seorang konselor harus menjadi cermin bagi


konseli (klien)

2. Kemampuan bersimpati dan berempati yang melampaui


dimensi duniawi

3. Menjadikan konseling sebagai awal keinginan bertaubat


yang melegakan

4. Motivasi konselor: konseling adalah suatu bentuk


ibadah
INTERVENSI KONSELING SPIRITUAL

Secara umum terdapat beberapa invertensi spiritual


yang dapat digunakann konselor dalam membantu konseling
yaitu do’a konselor (counselor prayer), pemberian informasi
tentang konsep-konsep spiritual (teaching spiritual consept),
merujuk pada kitab suci (refence to scripture), doa bersama
konselor dan klien (counselor and klien prayer), dorongan untuk
memaafkan (encouragement for forgiveness), penggunaan
komunitas atau kelompok beragaman (use of religious
community), do’a klien (client prayer), bibliotheraphy keagamaan
(religious bubliotheraphy).
JENIS-JENIS INTERVENSI

Intervensi dalam pertemuan konseling dengan


pertemuan diluar konseling

Intervensi dominasional dengan ekumenik

Intervensi transenden dengan nontransenden

Interval efektif, behavioral, kognitif dan


interpersonal
KEBERADAAN KONSELING SPIRITUAL

Miller (2001) dalam perkembangan spriritualitas,


keberadaan konseling dan religiusitas merupakan :
(1) Usaha untuk membantu orang berubah, berkembang dan
berkontribusi positif kepada masyarakat,
(2) Religi mendorong secara maksimal pandangan hidup
seseorang untuk mencapai kebahagiaan,
(3) Religiusitas dalam konseling membantu mengembangkan
individu dalam perasaan terhadap self dan kematangan,
dan
(4) Dengan konseling, religiustisitas dapat membantu
mengembangkan potensi individu.
PRINSIP-PRINSIP KONSELING SPIRITUAL

Selalu memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar yaitu hanya beriman kepada Allah SWT

Memiliki prinsip kepercayaan, yaitu beriman kepada malaikat

Memiliki prinsip kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasulnya

Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al-Qur’an Al Karim

Memiliki prinsip masa depan, yaitu beriman kepada “Hari Kemudian”

Memiliki prinsip keteraturan, yaitu beriman kepada “Ketentuan Allah”


CARA KONSELING SPIRITUAL

Star Principle

Angel Principle

Leadership Principle

Learning Principle

Vision Principle

Wellorganized Principle
CARA KONSELING SPIRITUAL
1. Star Principle, artinya dalam setiap kegiatan atau pengambilan keputusan itu
dilandasi niat karena Allah SWT, dengan begitu akan timbul kepercayaan diri.
2. Angel Principle, artinya memiliki kesetiaan tiada tara, bekerja tanpa kenal
lelah, tak memiliki kepentingan lain selain menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan oleh Allah hingga tuntas. Mereka sangat disiplin dalam menjalankan
tugas den mendapat hasil yang sangat memuaskan.
3. Leadership Principle, artinya memliki prinsip kepemimpinan yaitu beriman
kepada Nabi dan Rasulnya. Namun yang terjadi saat ini ada jiwa
kepemimpinan yang otoriter yang mana hanya menggunakan otak tanpa hati
nurani.
4. Learning Principle, artinya manusia yang selalu ingat akan Allah SWT
disetiap kegiatannya, baik duduk,berdiri, maupun dalam keadaan berbaring.
5. Vision Principle, artinya memiliki prinsip masa depan yang mana apa yang
diusahakan dengan sungguuh-sungguh maka suatu saat dia akan menerima
hasilnya.
6. Wellorganized Principle, artinya memiliki prinsip keteraturan, yaitu beriman
kepada “Ketentuan Allah”. Dimana segala sesuatu dibumi sudah sesuai dengan
ukuran atau takaran yang pas.
STUDI KASUS

Kejadian bullying di SMA 82 Jakarta hari Selasa tanggal 3


November 2009, seorang siswa kelas 1 dipukul oleh senior kelas 3
sebanyak 30 orang sampai siswa kelas 1 pingsan dan dirawat di
rumah sakit. Kemudian pada hari Sabtu tanggal 17 Februari 2010 di
SMA 46 Jakarta terjadi tindakan bullying yang dialami oleh siswa
kelas 1 yang dianiaya oleh siswa kelas 3. Korban bullying
diperlakukan tidak sopan oleh seniornya seperti meludahi,
menendang motor korban dan lebih parahnya korban bullying
dipukul pakai helm, ditendang di punggung, dan lima sundukan
rokok di lengan kanannya. Hal ini membuat korban trauma dan
memilih untuk home schooling.
Dari 2011 hingga agustus 2014, KPAI mencatat 369
pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari
total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus.
LANJUTAN STUDI KASUS

Bullying yang disebut KPAI sebagai bentuk


kekerasan di sekolah, mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi
pendidikan, ataupun aduan pungutan liar (republika, rabu 15 oktober
2014) Jika tindakan bullying ini terus dibiarkan, maka besar
kemungkinan tujuan pendidikan yang tertera di Undang-Undang
Republik Indonesia akan sangat sulit dicapai, untuk itu dibutuhkan
kerja sama dari berbagai pihak untuk memberantas atau mencegah
tindakan bullying seperti pemerintah, masyarakat, pihak sekolah,
orangtua, dan siswa. Salah satu pihak sekolah yang sangat
berperan dalam mencegah dan mengentaskan tindakan bullying
yaitu guru BK/Konselor.
Guru BK/Konselor mempunyai peran penting dalam
menanggulangi atau mencegah tindakan bullying di sekolah. Oleh
sebab itu, guru BK perlu menangani secara komprehensif dan
sistematis untuk mencegah dan mengentaskan tindakan bullying di
sekolah.
SOLUSI

1. Usahakan mendapat 3. Mintalah bantuan pihak


kejelasan mengenai apa yang ketiga (guru atau ahli
terjadi. Tekankan bahwa profesional) untuk
kejadian tersebut bukan membantu
kesalahannya. mengembalikan anak ke
2. Bantu anak mengatasi kondisi normal, jika
ketidaknyamanan yang ia dirasakan perlu. Untuk
rasakan, jelaskan apa yang itu bukalah mata dan hati
terjadi dan mengapa hal itu Anda sebagai orang tua.
terjadi. Pastikan anda Jangan tabu untuk
menerangkan dalam bahasa mendengarkan masukan
sederhana dan mudah pihak lain
dimengerti anak. JANGAN
PERNAH MENYALAHKAN
ANAK atas tindakan bullying
yang ia alami.
SOLUSI

4. Amati perilaku dan emosi anak


5. Binalah kedekatan
anda, bahkan ketika kejadian
dengan teman-teman
bully yang ia alami sudah lama
anak anda. Cermati
berlalu (ingat bahwa biasanya
cerita mereka tentang
korban menyimpan dendam
anak anda. Waspadai
dan potensial menjadi pelaku di
perubahan atau perilaku
kemudian waktu). Bekerja
yang tidak biasa
samalah dengan pihak sekolah
6. Minta bantuan pihak ke tiga
(guru). Mintalah mereka
(guru atau ahli profesional)
membantu dan mengamati bila
untuk menangani pelaku.
ada perubahan emosi atau fisik
anak anda. Waspadai
perbedaan ekspresi agresi
yang berbeda yang ditunjukkan
anak anda di rumah dan di
sekolah (ada atau tidak ada
orang tua / guru / pengasuh).

Anda mungkin juga menyukai