Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH FASILITAS PROMOSI, DAN DAYA TARIK TERHADAP

KEPUASAN PENGUNJUNG / WISATAWAN


TAMAN PERTIWI

PROPOSAL

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Penulisan Skripsi

Disusun Oleh :

NAMA : ERATANIA
NPM : 1810061201199

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SAKTI ALAM KERINCI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SUNGAI PENUH

202
Daftar Isi
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS.................................................................5
2.1 Kajian Teoritis.............................................................................................................................5
2.1.1 Manajemen..............................................................................................................................5
2.1.2 Manajemen Pemasaran.........................................................................................................16
2.1.3 KepuasanPengunjung ...........................................................................................................20
2.1.4 Fasilitas ..................................................................................................................................25
2.1.5 Promosi...................................................................................................................................28
2.1.6 Daya Tarik Wisata...................................................................................................................30
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................................................34
2.3 Kerangka Konseptual.................................................................................................................38
BAB III..................................................................................................................................................39
METODE PENELITIAN...........................................................................................................................39
3.1 Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................................................39
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................................................39
3.3 Jenis Data...................................................................................................................................40
3.4 Sumber Data..............................................................................................................................41
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................................41
3.6 Definisi Operasional Variabel.....................................................................................................42
3.7 Instrumen Penelitian.................................................................................................................43
3.8 Uji Coba Instrument...................................................................................................................45
3.9 Metode Analisis ............................................ .......................................................................... .47
3.10 Alat Analisis.............................................................................................................................48
PENGARUH FASILITAS PROMOSI, DAN DAYA TARIK TERHADAP
KEOUASAN PENGUNJUNG / WISATAWAN
TAMAN PERTIWI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau peristiwa yang
terjadi di muka bumi yang timbul dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya,
yaitu kebutuhan untuk memenuhi kesenangan hati. Kegiatan pariwisataan banyak
mendatangkan keuntungan pada wilayah atau negara yang berusaha untuk mengembangkan,
karena sifat aktifitas kepariwisataan yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga dapat
mendukung pembangunan.

Sektor pariwisata di Indonesia pada saat ini menunjukkan peranan yang berarti dalam
pembangunan perekonomian nasional, pariwisata juga sering disajikan sebagai jawaban atas
beberapa masalah yang dihadapi indonesia antara lain menciptakan lapangan kerja dan
banyak peluang ekonomi, menjaga dan memperbaiki lingkungan, serta mendorong
perekonomian regional. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk
dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar
pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan
potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan
ekonomi. Dalam upaya untuk mengembangkan pariwisata di suatu daerah maka dapat
dilakukan pengembangan atraksi wisata di suatu kawasan sebagai daya tarik wisata.
Pengembangan atraksi wisata ini harus direncanakan agar sesuai dengan potensi dan
kemampuan suatu wilayah sehingga pengelolaannya dapat berjalan secara optimal sesuai
sumber daya yang ada. Pada umumnya, daerah tujuan wisata yang baik dikunjungi adalah
daerah yang tergantung atas alam yaitu tempat untuk berlibur, beristirahat dan rekreasi guna
kesehatan badan jasmani maupun rohani.

Salah satu potensi yang sangat besar dari kabupaten kerinci adalah menjadikan keindahan
alam kerinci sebagai objek wisata. Sejak lama kerinci merupakan daerah tujuan wisata yang
potensial di Provinsi Jambi.

Taman Pertiwi , Pendung Talang Genting - Tempat Wisata

2
Wisata taman pertiwi  badan usaha milikik desa (Bumdes) yang bergerak di sektor wisata di
Kerinci bak jamur tumbuh di musim hujan. Hingga saat ini, setidaknya terdapat belasan
Bumdes, yang sudah mulai mengembangkan sektor wisata, untuk mendongkrak pendapatan
masyarakat. Satu di antaranya adalah bumdes taman pertiwi, yang dikelola oleh warga desa
Pendung talang genting (Pentagen), kerinci, jambi. Setiap hari, terutama selama libur Idul
Fitri, objek wisata yang terdapat di kecamatan danau kerinci ini, ramai dikunjungi wisatawan.

Destinasi wisata yang diresmikan gubernur jambi, Zumi Zola . Direktur bumdes taman
Pertiwi, abdul basid, mengatakan Bumdes ini berdiri sejak Januari 2017. Namun baru dibuka
secara umum untuk objek wisata mulai Januari 2018. Pengunjung bisa melihat kolam ikan
pertiwi yang berisi ribuan ikan di dalamnya. Ikan di dalam kolam tersebut terbilang jinak,
bisa diraba oleh pengunjung anak-anak yang ditemani orangtua. Tak hanya itu, di dalam
kolam juga disediakan pula sampan. Sehingga bagi pengunjung bisa menggunakan perahu
untuk berkeliling dalalm kolam.

Selain itu fasilitas wisata lainnya untuk spot foto ada gambar love. Banyak pengunjung yang
selfie berlatar spot ini. Wahana lainnya yang membuat ojek wisata bertambah menarik yakni
rumah pohon. Setiap pengunjung yang datang kesini tak lupa mengabadikan lewat ponsel
maupun kamera. Ditambah tempat permainan lainnya, seperti flying fox, sepeda tali, serta
gazebo tempat bersantai, yang disewakan kepada pengunjung.

Dari pusat kota Sungai Penuh menuju ke lokasi objek wisata taman pertiwi itu tidak butuh
waktu lama yakni ditempuh sekitar 40 menit perjalanan. Menariknya lagi pengelola setempat
menggratiskan biaya masuk bagi pengunjung. Wisatawan cukup membayar biaya parkir
sebesar Rp. 3 ribu untuk roda dua, dan Rp. 5 ribu roda empat sudah bisa leluasa santai
dilokasi ini.

Objek wisata pada saat saat cvid-19 wisata sempat ditutup,dan pada awal tahun 2021 mulai
di bukak kembali, Namun dari pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di
objek wisata taman pertiwi terlihat banyaknya kerusakan terhadap fasilitas tersebut ini
membuktikan lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah dinas
pariwisata. Selain itu kurangnya sarana penunjang pariwisata seperti akomodasi, rumah
makan dan sarana lainnya membuat potensi objek wisata danau kurang menarik untuk
dikunjungi sehingga para wisatawan yang datang juga merasa tidak nyaman ini dapat
memberi efek terhadap penurunan pendapatan asli daerah

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1.Kabupaten Kerinci daerah tujuan wisata yang potensial di Provinsi Jambi salah satu potensi
yang sangat besar dari Kabupaten Kerinci adalah menjadikan keindahan alam Kerinci sebagai
obyek wisata.

3
2. Banyaknya potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Kerinci, pemerintah ingin menjadikan
Kabupaten ini salah satu tujuan wisata dengan berusaha mengoptimalkan objek-objek wisata
yang ada di wilayah tersebut agar bisa menarik sebanyak-banyaknya wisatawan untuk datang
ke Kabupaten Kerinci.
3. Kurangnya sarana penunjang pariwisata seperti akomodasi, rumah makan dan sarana
lainnya membuat potensi objek wisata danau kurang menarik untuk dikunjungi.
4. Banyak nya fasilitas yang tidak terpakai karena sudah rusak.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang

berkaitan dengan penelitian yaitu :

1. Apakah kualitas pelayanan dan fasilitas secara bersama-sama ?

berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung

2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengunjung ?

3. Apakah fasilitas berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung ?

1.4.TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui potensi objek wisata danau di Kabupaten Kerinci.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan bahan masukan bagi dinas pariwisata tentang potensi dan pengembangan
objek wisata.

2. Untuk menambah wawasan peneliti dalam ilmu pengetahuan khususnya di bidang


pariwisata.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih lanjut tentang
permasalahan sejenisnya atau memiliki topik relevan dengan tema penelitian ini.

BAB II
4
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Manajemen

2.1.1.1 Pengertian Manajemen

Secara umum, pengertian manajemen adalah merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan.Bisa juga diartikan
bahwa manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat memahami
mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain maupun golongan tertentu dan masyarakat luas.

Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk melaksanakan dan


mengatur.Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan
tujuan dalam organisasi. Sebagai usaha bersama dengan beberapa orang dalam organisasi
tersebut sehingga ada orang yang merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang
disebut dengan manajer.

Pengertian Manajemen Menurut Ahli Adalah Sebagai Berikut

Manajemen Menurut George Robert Terry

George mengartikan definisi manajemen sebagai proses khas dari beberapa tindakan,
seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.Seluruh tindakan
tersebut bertujuan mencapai target dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia.

Manajemen Menurut Ricky W. Griffin

Menurut Ricky W. Griffin, definisi manajemen adalah proses perencanaan, organisasi,


koordinasi, dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
Efektif di sini maksudnya tujuan tercapai sesuai rencana, dan efisien berarti bahwa
manajemen dilakukan secara cermat, terorganisir, dan tepat waktu.

Manajemen Menurut Lawrence A. Appley

5
Mengartikan manajemen sebagai keahlian dalam membangkitkan orang lain agar
bersedia melakukan sesuatu.Tak harus seseorang, keahlian manajemen juga dapat dimiliki
oleh organisasi maupun kelompo

2.1.1.2 Fungsi Manajemen

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah aktivitas strategis dengan menyusun hal-hal yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki.Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.Disini manajer marketing bisa
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan.Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Planning  yang baik harus memiliki tujuan, dibuat secara rasional dan
sederhana, memuat analisis pekerjaan, flkesibel sesuai dengan kondisi, memiliki
keseimbangan dan juga mampu mengefektifkan sumber daya. Jenjang Planning dari
perspektif manajemen sendiri memiliki beberapa  tahapan:

1. Top Level Planning, perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis. memberikan
petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan serta memberikan pentunjuk
pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. top level planning ini penekanannya pada
tujuan jangka panjang organisasi dan tentu saja menjadi tanggungjawab manajemen
puncak.
2. Middle Level Planning, jenjang perencanaan ini sifatnya lebih administratif meliputi
berbagai cara menempuh  tujuan dari sebuah perencanaan dijalankan. tanggungjawab
pada level ini berada pada level mid-management atau manajemen pada tiap divisi.
3. Low Level Planning, perencanaan ini memfokuskan diri dalam menghasilkan
sehingga planing ini mengarah  kepada aktivitas operasional. dan perencanaan ini
menjadi tanggungjawab manajemen pelaksana.

2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi manajemen pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.Pengorganisasian mempermudah manajer

6
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manaj

erial dan usaha.

Dalam proses ini meliputi kegiatan:

1. Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara efektif
dan efisien
2. Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
3. Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

4. Evaluasi (Controlling)
Fungsi manajemen evaluasi dilakukan setelah proses kerja dilakukan.

Pada proses ini, kinerja dinilai apakah sesuai dengan planning atau strategi yang sudah
direncanakan.Pada tahap ini manajemen mengevaluasi keberhasilan dan efektifitas kinerja,
melakukan klarifikasi dan koreksi, dan juga memberikan alternatif solusi masalah yang
terjadi selama proses kerja berlangsung.

Manajemen controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif jika hal hal
ini diperhatikan:

1. Routing, manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur guna bisa mengetahui letak
diaman sesuatu sering terjadi suatu kesalahan
2. Scheduling, manajer harus bisa menetapkan dengan tegas kapan semestinya
pengawasan itu dijalankan. terkadang pengawasan yang dijadwal tidak efisien dalam
menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya yang dilakukan secara mendadak
terkadang malah lebih berguna.

7
3. Dispatching, manajemen dalam hal ini akan melakukan penyampaian terkait evaluasi
kinerja kepada unit delegasi. pihak manajer akan menyampaikan kesalahan dan solusi
perbaikan.
4. Follow Up, yaitu proses tindak lanjut dan penyampaian informasi. Masalah yang
disampaikan dan didiskusikan selanjutnya ditindak-lanjut sebagai upaya memperbaiki
kesalahan kinerja.

2.1.1.3 Unsur-Unsur Manajemen

Setiap perusahaan memiliki unsur-unsur untuk membentuk sistem manajerial yang baik.
Unsur-unsur inilah yang disebut unsur manajemen.Jika salah satu diantaranya tidak sempurna
atau tidak ada, maka akan berimbas dengan berkurangnya upaya untuk mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan.

Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut.

1. Human (Manusia)
Dalam unsur manajemen ini, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan.Tanpa adanya manusia maka tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja.

2. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai.Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan.Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.

3. Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus

8
dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.Sebab materi dan manusia
tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

4. Machines (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi
kerja.Pada era digital ini, mesin bisa berupa Aplikasi juga.Misalnya aplikasi pengaturan dan
perencanaan persediaan barang untuk bisnis disini.

5. Methods  (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik
akan memperlancar jalannya pekerjaan.Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan dari
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha.Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.Dengan
demikian, peranan utama dalam unsur manajemen tetap manusia itu sendiri.

6. Market (Pasar)
Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku,
maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung.Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor yang menentukan dalam perusahaan.Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.Unsur- unsur manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai
penentu arah perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan.Selain itu, laporan keuangan
juga menjadi penunjang dalam melaksanakan proses manajemen.

2.1.1.4 Tujuan Manajemen

1. Mendapatkan Hasil Maksimal dengan Upaya Minimum


Tujuan utama manajemen adalah untuk mengamankan hasil maksimum dengan upaya &
sumber daya minimum. Manajemen pada dasarnya berkaitan dengan berpikir &
memanfaatkan sumber daya manusia, material & keuangan sedemikian rupa sehingga akan
menghasilkan kombinasi terbaik. Kombinasi ini menghasilkan pengurangan berbagai biaya.

9
2. Meningkatkan Efisiensi faktor-faktor Produksi
Melalui pemanfaatan berbagai faktor produksi yang tepat, efisiensinya dapat ditingkatkan
hingga taraf yang dapat diperoleh dengan mengurangi pembusukan, pemborosan, dan semua
jenis kerusakan, yang pada gilirannya mengarah pada penghematan waktu, usaha dan uang
yang penting untuk pertumbuhan & kemakmuran perusahaan.
3. Kesejahteraan Maksimum untuk Pimpinan & Karyawan
Manajemen memastikan kelancaran dan terkoordinasi fungsi perusahaan Ini pada
gilirannya membantu dalam memberikan manfaat maksimum kepada karyawan dalam bentuk
kondisi kerja yang baik, sistem upah yang sesuai, rencana insentif di satu sisi dan keuntungan
yang lebih tinggi bagi pimpinan di sisi lain.
4. Perbaikan manusia & Keadilan Sosial
Manajemen berfungsi sebagai alat untuk peningkatan serta perbaikan
masyarakat. Melalui peningkatan produktivitas & pekerjaan, manajemen memastikan standar
kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Ini memberikan keadilan melalui kebijakan
seragamnya.

2.1.1.5 Teori Manajemen

Teori manajemen mulai muncul sejak awal abad 19 ketika industrialisasi sedang dalam
puncaknya terutama di dunia barat. Sejak era industri sampai hari ini, ketimpangan
sosioekonomi selalu menjadi bagian proses industrialisasi. Pada waktu yang relatif
bersamaan, perkembangan kapitalisme menjadi objek studi yang makin diminati. Di dalam
perkembangan sistem kapitalisme tersebut, teori manajemen dan ideologi manajerialisme
tumbuh dan berkembang.

Manajemen sebagai disiplin ilmu sendiri merupakan bagian dari ilmu sosial. Ruang
lingkup ilmu manajemen teramat luas mencakup perilaku manusia yang berada di level mikro
sampai mekanisme struktur organisasi yang berada di level makro. Berikutnya kita akan
bahas secara ringkas perkembangan teori manajemen beserta deskripsi tentang pengertiannya.

Perkembangan teori manajemen

Dalam ilmu sosial, perkembangan minat pada penelitian tentang sistem kapitalisme
menjadi inti dari karya intelektual Max Weber. Jika Weber mengatakan bahwa karakteristik
kapitalisme merupakan bentuk tunggal dari organisasi privat dalam sistem ekonomi pasar,

10
maka karakteristik lain yang mucul dalam perkembangan kapitalisme adalah pola pikir
manajerial dan munculnya kelas sosial baru yang bernama manajer.

Pengertian teori manajemen

Intelektual Perancis Pierre Bourdieu melihat manajemen sebagai sosial field, yaitu
sebuah arena sosio-kultural yang spesifik dimana aktor tertentu bermain dalam menciptakan
konstruksi dan transformasi sosial.Teori manajemen bisa dipahami sebagai sebuah proses
sosial dan figur sosial. Sebagai proses sosial, teori manajemen adalah proses bagaimana
organisasi bisa berjalan secara efektif dan efisien. Sebagai figur sosial, teori manajemen
adalah kelompok sosial, biasanya terdiri dari eksekutif dan manajer, yang bekerja untuk
menciptakan efektivitas dan efisiensi organisasi demi mencapai tujuan organisasi.

Lahirnya teori manajemen tidak lepas dari sejarah pemikiran manajerial yang meniliki
tiga kontributor utama, yaitu praktisi, konsultan dan akademisi. Kontribusi praktisi dan
konsultan pada pemikiran manajerial dan teori manajemen lebih cenderung bersifat
preskriptif dan praktis. Sedangkan kontribusi akademisi pada teori manajemen lebih
cenderung analitis.Untuk lebih memahami teori manajemen secara komprehensif, saya akan
memaparkan beberapa tokoh perintis teori manajemen di dunia. Sebelumnya, periode
perkembangan pemikiran menajerial perlu dipaparkan agar pembaca mendapat gambaran
sistematis tentang teori manajemen.

Beberapa tokoh yang bisa disebutkan di sini untuk menjelaskan perkembangan teori
manajemen antara lain: (Periode klasik); Fredrik Winslow Taylor, Henry Fayol, Henry Ford,
Mary Parker Follett, Max Weber, Elton Mayo Chester Bernard, (Periode perang dingin);
Carnegie Mellon, Michel Crozier, (Periode kemenangan kapitalisme); Margaret Tatcher,
Ronald Regan.Para tokoh yang disebutkan di atas tidak seluruhnya teroritisi manajemen,
namun pemikiran dan kebijakan politiknya membentuk teori manajemen yang dominan pada
masanya. Kita akan bahas satu-persatu secara ringkas.

1.Teori Fredrik Winslow Taylor

Menjelang akhir abad 19, muncul usaha sistematis untuk meningkatkan efisiensi dalam
kinerja organisasi. Salah satu figur sentral dalam usaha sistematis tersebut dilakukan oleh
Taylor. Ide utama Taylor adalah menempatkan efisiensi sebagai prinsip pokok bekerjanya

11
organisasi. Efisiensi berarti penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin dengan hasil
sebaik mungkin. Dalam praktik efisiensi, rasionalitas dan sains berperan signifikan. Prinsip
efisiensi Taylor mengatakan bahwa efisiensi merupakan satu-satunya cara menuju progres.
Sebagai implikasinya, progress menciptakan harmoni sosial, kenaikan upah pekerja sekaligus
level produktivitas. Singkatnya, makin efisien, makin produktif. Upah pekerja yang tinggi
menciptakan produktivitas yang tinggi pula.

1. Teori Henri Fayol

Fayol menekankan pada peran firma secara keseluruhan. Peran manajemen dan
organisasi sangat signifikan pada kesuksesan perusahaan. Fayol sendiri bekerja sebagai
teknisi di perusahaan tambang. Fayol mewakili kelas manajer pada masanya. Teori
manajemen yang diadopsi Fayol meliputi pentingnya planning, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan kontrol dalam perusahaan agar bisa sukses. Teori ini banyak diadopsi
oleh industri Amerika pada abad 19.

2. Teori Henry Ford

Teori Ford yang paling dikenal adalah sistem perakitan atau assembly. Ford dianggap
sebagai praktisi pertama yang berhasil mengembangkan efisiensi industri melelui penerapan
assembly. Ribuan pekerja bahkan mereka yang tanpa skill sekalipun sangat mungkin
berkontribusi pada perusahaan sebagai pekerja dalam perusahaan yang menerapkan sistem
perakitan. Namun demikian, implikasi sosial dari sistem Fordism sangat besar, seperti
terciptanya kesadaran kelas pekerja dan konflik sosial.

3. Teori Mary Parker Follet

Follet memiliki background sebagai pemikir politik. Teori manajemen yang


dikembangkannya tidak lepas dari konteks kenegaraan dan demokrasi. Follet memahami
bahwa manajemen organisasi perlu selaras dengan budaya organisasi dan sistem sosial.
Asumsi utama teori Follet adalah kerjasama dan partisipasi akan membantu proses bisnis
menuju pada keberhasilan. Peran dari manajemen organisasi menurutnya adalah
berkontribusi bagi kehidupan secara keseluruhan. Di sini, Follet telah meletakkan fondasi
pembanguan berkelanjutan dalam teori manajemen, sebelum istilah itu ditemukan.

4. Teori Max Weber

12
Teori weber tentang manajerial yang paling berpengaruh adalah konsepnya mengenai
birokrasi. Birokrasi merupakan produk dari rasionalisasi menyeluruh dalam organisasi.
Pemikiran manajerial bisa dikatakan refleksi dari birokratisasi yang merupakan produk
rasionalisasi manusia modern. Birokrasi menurut Weber bukan penghambat proses
organisasional,melainkan justru cara paling efisien dalam mengorganisir sesuatu.

5. Teori Elton Mayo

Teori Mayo berisi penjelasan tentang hubungan antara performa kerja dengan dinamika
kelompok. Dalam hubungan tersebut, Mayo melihat pentingnya pengakuan sosial berupa
keberadaan aktor yang terlibat dalam proses organisasi. Mayo berpendapat bahwa
manajemen yang efisien bisa diciptakan melalui stimulus perilaku yang diorientasipakan pada
pengakuan sosial. Semakin diakui keberadaan individu dalam organisasi, individu tersebut
cenderung semakin produktif. Pengakuan sosial bisa dilakukan, misalnya dengan pemberian
penghargaan.

6. Teori Chester Barnard

Barnard mengembangkan teori dimana kerjasama diletakkan sebagai sentral organisasi.


Dipengaruhi oleh Follet, Barnard mengembangkan konsep otoritas yang dihubungakan
dengan legitimasi agensi manajerial. Legitimasi agensi manajerial menurutnya berhubungan
erat dengan pengakuan personal.

7. Teori Carniege Mellon

Perkembangan teori manajemen di era perang dingin memasuki saintifikasi manajemen.


Manajemen sebagai sebuah sistem organisasi yang efisien segera menjadi objek studi. Mellon
mengembangkan unsur kognitif dalam manajemen dan praktik manajerial. Ilmu administrasi
menjadi inti dari proses pengetahuan tentang manajemen.

8. Teori Michel Crozier

Crozier dipengaruhi oleh Weber tentang birokrasi sebagai sarana efisiensi dalam
organisasi. Manajemen menurut Crozier mirip seperti lingkaran setan birokrasi yang berusaha
mereduksi ketidakpastian sehingga segala tindakan diatur oleh hubungan impersonal. Namun
tindakan impersonal tersebut tidak berhasil juga mereduksi ketidakpastian.

9. Teori Margaret Thatcher

13
Thatcher mewakili politisi konservatif yang ingin menarik mundur peran negara dalam
manajemen ekonomi. Pasar merupakan pengendali manajemen ekonomi moderen era
Thatcher. Pada periode ini, teori manajemen yang berkembang menantang teori-teori
Keynesian yang eksis sebelumnya. Efiensi, menurut Thatcher, dapat didorong oleh
pengurangan atau reduksi peran negara dalam ekonomi.

10. Teori Ronald Regan

Teori Regan sejalan dengan Thatcher. Politik konservatif mendominasi sistem ekonomi
manajerial di Amerika Serikat dibawah Regan. Beberapa langkah efisien yang diterapkan
meliputi pemotongan pajak, privatisasi, dan pengurangan belanja pegawai. Teori
manajemenSaat ini, istilah manajemen telah digunakan di banyak tempat dan konteks, tidak
melulu dalam organisasi dan ekonomi. Pemikiran manajerial yang awalnya berfokus pada
efisiensi berkembang menjadi lebih bervariasi. Kita bisa sebut beberapa istilah yang berkaitan
erat dengan teori manajemen seperti kualitas, produktivitas, dan efektivitas.

5. Kini, ilmu manajemen berhubungan erat dengan ilmu administrasi. Memasuki era
kontemporer seperti sekarang ini, teori manajemen menjamah perilaku individu.
Pembelajar ilmu manajemen dan ilmu administrasi tak dibatasi lagi oleh teritori
organisasi, melainkan telah memasuki sisi kognitif individu. Misalnya tentang
bagaimana me-manage atau meng-administer perilaku individu agar perilakunya
selaras dengan regulasi.

2.1.1.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen

Faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen baik secara langsung dan tidak
langsung.

1. Faktor lingkungan internal (internal environment)

Faktor lingkungan internal adalah faktor – faktor atau suatu kondisi umum yang berada
di dalam lingkungan organisasi tersebut, yang termasuk ke dalam faktor lingkungan ini
adalah karyawan atau pegawai, serta pemimpin manajemen.

2. Faktor lingkungan eksternal (eksternal environment)

14
Faktor lingkungan eksternal adalah segala sesuatu diluar batasan dari organisasi itu
sendiri yang mungkin mempengaruhinya, dan ada faktor yang berpengaruh secara langsung
dan tidak langsung.

Lingkungan eksternal mikro (faktor lingkungan yang secara langsung)

 Penyedia (suppliers)

Setiap organisasi sangat tergantung dari sumber untuk memenuhi kebutuhan bahan baku,
bahan pembantu, energi dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi.

 Langganan (customers)

Langganan perusahaan dapat berupa lembaga seperti sekolah, kantor pemerintah atau
langganan perseorangan Dalam situasi persaingan yang ketat melalui kepuasan keinginan
pelangganlah perusahaan dpt menjaga kelangsungan hidup berkembang dan mendapatkan
keuntungan.

 Pemilik / pemegang saham


 Pesaing (competitors)

Dengan pemahaman akan lingkungan pesaing yang dihadapi, organisasi dapat


mengetahui posisi persaingannya sehingga mampu untuk mengoptimalkan operasinya dengan
baik.

 Serikat buruh / pekerja

Organisasi memerlukan pekerja atau orang yang bekerja di dalamnya dan tentunya
serikat buruh atau pekerja tersebut akan lebih baik jika mempunyai kelebihan seperti
keterampilan dan kemampuan yang berpengalaman demi tercapainya tujuan dari organisasi
tersebut.

 Masyarakat keuangan atau lembaga keuangan

Suatu Organisasi tergantung pada bermacam – macam lembaga keuangan yang nantinya
akan digunakan sebagai tempat materi seperti bank, perusahaan asuransi termasuk pasar
modal untuk menjaga dan memperluas kegiatannya.

 Pemerintah

15
Perwakilan pemerintah ini biasanya menetapkan peraturan, prosedur perijinan, dan
pembatas lain untuk melindungi masyarakat.

Lingkungan eksternal makro (faktor lingkungan yang secara tidak langsung)

a. Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi adalah suatu kombinasi dari kemampuan yang dimiliki dengan
peralatan yang digunakan manajer dalam desain, produksi dan distribusi barang serta jasa.

b. Variabel – variabel ekonomi

Variabel variabel ekonomi adalah suatu kekuatan ekonomi yang memberikan banyak
peluang dan hambatan untuk manajer sehingga dapat memberikan perubahan bagi seluruh
organisasi.

c. Lingkungan sosial – kebudayaan

Lingkungan sosial – kebudayaan adalah tekanan yang berasal dari struktur sosial dalam
masyarakat di suatu negara. Struktur sosial adalah pengaturan hubungan antara individual dan
grup dalam masyarakat.

d. Variabel – variabel politik – hukum

Variabel -variabel politik – hukum adalah hasil perubahan dalam hukum dan regulasi
seperti deregulasi industri, pribatisasi organisasi dan peningkatan tekanan dalam
perlindungan lingkungan.

2.1.2 Manajemen Pemasaran

2.1.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran

Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Philip Kotler, “Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,


implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran
yang diinginkan dengan pasar sasaran untuk tujuan mencapai tujuan organisasi.Ini sangat
bergantung pada perancangan organisasi yang menawarkan dalam hal target kebutuhan pasar
dan keinginan dan menggunakan harga, komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk
menginformasikan, memotivasi dan melayani pasar. “Jadi bisa dikatakan bahwa manajemen

16
pemasaran adalah tugas penting dan kreatif untuk memberikan kepuasan konsumen dan
dengan demikian menghasilkan laba melalui permintaan konsumen.

Manajer pemasaran harus memililiki perencanaan atas pelaksanaan, koordinasi, dan


kontrol dalam kaitannya dengan fungsi pemasaran riset pemasaran, perencanaan dan
pengembangan produk, penetapan harga, iklan, penjualan dan distribusi untuk tujuan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen, bisnis dan masyarakat.

2.1.2.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Pemasaran

Fungsi manajemen pemasaran oleh para ahli lebih sering diterjemahkan sebagai
pengertian manajemen pemasaran itu sendiri. Berikut definisi manajemen pemasaran yang
dikemukakan oleh para ahli :

 Winardi

Arti manajemen pemasaran menurut Winardi ialah proses dalam memutuskan,


merencanakan, dan pengawasan pada aspek pemasaran suatu perusahaan yang berkaitan
dengan Konsep Pemasaran pada sistem pemasaran.

 Peter R. Dickson

Peter menjabarkan bahwa manajemen pemasaran merupakan kegiatan organisasi dalam


memahami keinginan dan perilaku konsumen.

 Philip Kotler dan Amstrong

Manajemen pemasaran dijabarkan sebagai proses menganalisis, merencanakan,


pengimplementasian, dan controlling atas program yang disusun untuk membentuk,
mendirikan dan menjaga pertukaran yang memberikan keuntungan dengan pembeli serta
bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi.

 Buchari Alma

Manajemen pemasaran merupakan kegiatan perencanaan, pengarahan dan pengawasan


seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan ataupun di unit/bagian pemasaran dalam
perusahaan.

 Ben M. Eny

17
Manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Ben adalah proses peningkatan
keefektifitan dan keefisiensian pada aktivitas pemasaran yang dilaksanakan oleh individu
maupun perusahaan.

 Sofyan Assauri

Sofyan mengemukakan manajemen pemasaran dalam perusahaan sebagai proses analisis,


perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian segala aktivitas yang terkait dengan
perancangan dan peluncuran produk, komunikasi, promosi dan proses distribusi, penetapan
harga, dan proses transaksi yang bertujuan untuk memuaskan konsumen serta untuk
mencapai tujuan jangka panjang suatu perusahaan.

 William J. Stanton

Penjelasan manajemen pemasaran adalah proses analisa, merencanakan, melaksanakan,


dan mengawasi berbagai aktivitas yang memiliki tujuan untuk melaksanakan pertukaran
dengan pasar yang menjadi sasaran, dengan maksud untuk meraih tujuan organisasi.

 American Marketing Association

Menurut American Marketing Association, manajemen pemasaran adalah hasil prestasi


dari kegiatan usaha yang berkaitan dengan aliran barang dan jasa dari produsen hingga
Konsumen.

 Dharmmesta dan Handoko

Pengertian manajemen pemasaran ialah suatu kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh
perusahaan untuk menjaga keberlangsungannya, untuk dapat berkembang dan mendapatkan
laba. Kegiatan pemasaran dilakukan sebelum barang diciptakan dan tidak berakhir pada
penjualan.

 John W. Mullins

Definisi manajemen pemasaran adalah proses analisis, penerapan, pengkoordinasian dan


pengendalian program yang melibatkan konsepsi, penetapan harga, dan distribusi barang dan
jasa serta ide yang telah disusun untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan melalui target pasar untuk mencapai tujuan organisasi.

a. Fungsi Utama Manajemen

18
Fungsi utama manajemen pemasaran pada perusahaan terdiri dari beberapa kegiatan.
Kegiatan pada fungsi pokok manajemen pemasaran yaitu :

 Melaksanakan riset terhadap konsumen


 Mengembangkan produk yang diinginkan konsumen
 Melakukan kegiatan distribusi
 Menetapkan harga
 Memberikan pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen
b. Fungsi Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran

Fungsi pemasaran pada perusahaan terdiri dari 3 fungsi utama. Berikut 3 Fungsi
manajemen pemasaran :

 Fungsi Pertukaran

Pada fungsi pertukaran dibagi kembali menjadi 2 fungsi yaitu fungsi pembelian dan
fungsi penjualan.

 Fungsi Fisis

Pengangkutan, penyimpanan dan pemrosesan termasuk aktivitas pada fungsi fisis

 Fungsi Penyediaan Sarana

Penyediaan sarana dikelompokkan ke 7 fungsi yang terdiri dari info pasar,


penanggulangan resiko, proses mengumpulkan, komunikasi, penstandaran, penyortiran, dan
pembiayaan.

2.1.2.3 Teori-Teori Manajemen Pemasaran

Manajeman pemasaran menurut Buchori dan Djaslim (2010:5) adalah proses


perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan,
barang, dan jasa, untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi
tujuan organisasi.

Menurut Tjiptono (2011:2), manajemen pemasaran merupakan sistem total aktivitas


bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, dan mendistribusikan produk,

19
jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai
tujuan organisasional.

Menurut Kotler dan Keller (2011:6) dalam buku Manajemen Pemasaran edisi 13,
manajemen pemasaran diartikan sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
mengomunikasikan nilai pelanggan yang umum.

Dari ketiga definisi menurut para ahli tersebut, dapat disimmpulkn bahwa

Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu dalam melakukan aktivitas


perencanaan,penetapa harga, dan pendistribusian produk kepada pasar sasaran untuk
mencapai kepuasan pelanggan yang merpakan tujuan dari organisasi. Pemasaran sangat
berperan penting terhadap kelangsungan bisnis, seperti menentukan target pasar yang tepat,
menentukan harga produk yang sesuai dan dapat dijangkau oleh target pasar, hingga
menentukan cara mengemas produk atau jasa agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.

2.1.3 Kepuasan Pengunjung

2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Pengunjung

Kepuasan pengunjung adalah perilaku emosional terhadap pelayanan fasilitas di suatu


tempat wisata yang dihasilkan dari membandingkan apa yang diharapkan (harapan sebelum
kunjungan dengan apa yang diterima (persepsi terhadap performa dan fasilitas).

Kepuasan pengunjung ditandai ketika harapan terlebihi. Kepuasan pengunjung juga


bisa didefinisikan sebagai kepuasan umum, konfirmasi dan ekspektasi dan jarak dari hipotesis
ideal pengunjung mengenai fasilitas suatu lokasi / tempat wisata.

kepuasan pengunjung adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja


atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie
mendefinisikan kepuasan pengunjung sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi
terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah
harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang
(Palilati, 2014:76). Kepuasan wisatawan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk barang/jasa
yang digunakan (Irawan, 2014:34). Kepuasan wisatawan terhadap destinasi wisata berkaitan
dengan akomodasi, cuaca, lingkungan alam, lingkungan sosial dan lain-lain (Paludi 2016)
.Secara umum dapat dikatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu

20
produk dan harapanya. Pelanggan yang senang dan puas cenderung akan berperilaku positif
dan mereka akan membeli kembali.

Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen


melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan
pengunjung merupakan perbedaan antara yang diharapkan pengunjung (nilai harapan) dengan
situasi yang diberikan perusahaan (tempat wisata) di dalam usaha memenuhi harapan
pengunjung.

2.1.3.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kepuasan Pengunjung

Komponen 1 yang terdiri dari :

1. faktor kepuasan kondisi alam berupa pantai

2. faktor kepuasan melihat pemandangan yang menarik

3. damai dan tenang dan

4. atraksi wisata

Komponen 2 yang terdiri dari :

1. faktor kebersihan

2. faktor aktifitas budaya

3. faktor kegiatan olah raga dan

4. faktor informasi

Komponen 3 yang terdiri dari faktor :

1. faktor cuaca

2. faktor makanan, dan

3. biaya

Komponen 4 terdiri dari :

1.faktor penginapan

2. tempat bersejarah dan

3) faktor desa menarik dan

4. faktor mudah untuk akses

21
Komponen 5 terdiri dari :

1. layanan Perahu dan

2. faktor Hidup masyarakat lokal.

Komponen 6 terdiri dari :

1. faktor keamanan.

Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kepuasan wisatawan merupakan hasil yang melebihi
dari harapan ketika membeli atau menggunakan jasa tertentu. Ketika wisatawan merasa puas,
akan tercipta rasa senang dengan jasa tersebut. Jadi kualitas produksi, kualitas pelayanan,
emosional, harga, dan biaya merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan.

Pendapat di atas hampir sama dengan pendapat Handi Irawan (Desi, 2017) faktor-faktor yang
mendorong kepuasan kepada wisatawan yaitu:

a. Kualitas produk

Wisatawan merasa puas setelah menggunakan jasa tersebut yang memiliki kualitas jasa baik.

b. Harga

Biasanya harga murah merupakan sumber kepuasan yang penting. Akan tetapi biasanya
faktor harga bukan menjadi jaminan suatu jasa memiliki kualitas yang baik.

c. Kualitas jasa

Wisatawan akan merasa puas apabila memperoleh jasa yang sesuai dengan apa yang
diharapkan dari pihak pengelola setempat.

d. Emotional factor

Kepuasannya bukan karena kualitas jasa, tetapi harga diri atau nilai sosial yang menjadikan
wisatawan puas terhadap jasa tertentu.

e. Biaya atau kemudahan untuk mendapatkan jasa

Kenyamanan dan efisien dalam mendapatkan suatu jasa memberikan nilai tersendiri bagi
kepuasan wisatawan.

2.1.3.3 Indikator Kepusaan Pengunjung

Adapapun indikator dari kepuasaan pengunjung yaitu :

1.Pemandangan

Wisata yang memiliki Pemandangan yang tidak kalah dengan pemandangan yang lain. karena
daya tarik wisata, menyediakan berbagai keindahan pemandangan menarik yang
menyediakan berbagai macam keindahan seperti, menyediakan berbagai macam kerajinan
22
mengekspresikan kreatifitasnya, sehingga para wisatawan bisa melihat dan belajar tentang
kerajinan yang dimiliki.

2. Akses/keterjangkuan

Salah satu daya tarik bagi wisata yang berkunjung terhadap wisata adalah lokasi yang
strategis. selain mudah untuk di kunjungi akses jalan tidak terlalu jauh dan mudah diakses
baik menggunakan alat transportasi seperti kendaraan roda dua, mobil, dan kendaraan
lainnya, baik angkutan pribadi dan angkutan umum. Keamanan dan kenyamanan, Selain
akses dan pemandangan yang memukau, keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang
berkunjung. diharapkan mampu menciptakan rasa aman dan nyaman para pengunjung serta
dibantu oleh instansi yang terkait.

3. Fasilitas yang tersedia

Upaya dalam mendukung dan meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan tentunya
harus didukung oleh fasilitas yang memadai. Selain itu, didukung fasilitas penginapan yang
memadai serta penyediaan fasilitas umum berupa tempat parkir.

4. Pelayanan, dan informasi.

bersikap ramah dan mudah untuk memberikan informasi kepada pengunjung akibatnya
pengunjung tertarik untuk datang.

5. Fasilitas Umum

Tingkat kepuasan total wisatawan terhadap fasilitas umum yang terdiri dari variabel toilet
umum, tempat sampah, fasilitas khusus bagi difabel, fasilitas peristirahatan (restarea): kursi
dan pergola tempat berteduh, fasilitas pejalan kaki (pedestrian), fasilitas lahan parkir, dan
fasilitas tempat ibadah yaitu sebesar 59.3%. kebersihan toilet umum, kualitas air bersih,
penampakan fisik/ desain toilet umum, pemisahan toilet untuk pria dan wanita, penggolongan
jenis sampah (basah / kering), kondisi fisik lahan parkir, petugas parkir, dan tarif parkir

6. Ornament / estetika trotoar,

luas lahan parkir, ketersediaan tempat ibadah, kebersihan tempat ibadah, dan penampakan/
desain tempat ibadah.

7. Prasarana Umum

Tingkat kepuasan wisatawan terhadap prasarana umum yang terdiri dari variabel lampu
penerangan jalan, instalasi air minum portabel, dan pembuangan limbah pedagang kaki lima

8. Fasilitas Pariwisata

Tingkat kepuasan wisatawan Fasilitas Pariwisata yang perlu mendapatkan perhatian lebih dan
menjadi priorotas utama meliputi aspek Harga makanan yang ditawarkan dan Kebersihan
tempat makan

23
Kesetiaan terhadap destinasi dalam hal citra destinasi adalah aspek utama
kepuasan. Kepuasan wisatawan ditunjukan dengan ingin kembalinya wisatawan tersebut ke
destinasi yang dikunjunginya. Produk wisata di suatu destinasi wisata memainkan peranan
penting untuk memuaskan pengunjungnya. Jika kinerja produk wisata destinasi lebih tinggi
dari harapan wisatawan, maka penilaian positif dapat direalisasikan. Namun, jika
kinerja produk wisata destinasi di bawah harapan wisatawan, maka penilaian negatif
terjadi. Ketika ada penilaian positif, wisatawan akan mengevaluasi pengalaman dengan cara
yang positif, dan ketika ada penilaian negatif, wisatawan akan mengevaluasi pengalaman
dalam cara negatif. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
kepuasan wisatawan diukur dengan tujuh indikator, yaitu

1. Penginapan, yaitu tempat menginap bagi para wisatawan yeng berkunjung yang berada di
sekitar lokasi objek wisata

2. Atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya
tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut

3. Perbelanjaan, yaitu keadaan tempat-tempat perbelanjaan yang menyediakan cenderamata


dan kebutuhan lain para wisatawan yang berada di sekitar objek wisata

4. Makanan, yaitu keragaman, kualitas dan harga makanan serta minuman yang dijual di
sekitar lokasi objek wisata

5. Kegiatan dan acara, yaitu acara-acara yang ditampilkan serta kegiatan yang bisa
dilakukan/diikuti oleh wisatawan di lokasi objek wisata

6. Aksesibilitas, yaitu kelancaran atau kemudahan akses untuk mencapai lokasi objek wisata;

7. Lingkungan, yaitu keadaan lingkungan di dalam maupun di sekitar objek wisata. Hal ini
meliputi kemanan lokasi wisata, kebersihan, dan keramah tamahan warga, dan ketenangan
suasana

2.1.4 Fasilitas

2.1.4.1 Pengertian Failitas

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat melancarkan dan memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan atau usaha.

Fasilitas juga bisa diartikan sebagai sarana yang dapat melancarkan pelaksanaan fungsi dan
memberikan kemudahan baik yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta.

Saat ini banyak Negara berlomba dalam menyediakan infrastruktur dan fasilitas terbaik
dengan maksud menarik banyak investor. Bahkan tidak jarang keberadaan sebuah fasilitas
yang memadai menjadi tolak ukur kemajuan suatu Negara.

24
Pengertian Fasilitas Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian fasilitas dari beberapa ahli dan pakar di bidangnya masing-
masing berpendapat bahwa :

Menurut Prof. Dr. Hj Zakiah Daradjat, Fasilitas merupakan semua hal  yang dapat 
mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendapat ini menekankan pada adanya tujuan yang akan dicapai dengan memanfaatkan
fasilitas.

Menurut Suryo Subroto, Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha yang dapat berupa benda maupun
uang. Pendapat Suryo memperjelas bahwa fasilits dapat berbentuk uang maupun barang yang
dapat dimanfaatkan.

Menurut The Liang Gie, Fasilitas merupakan segala kebutuhan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu usaha kerja sama manusia. Sedikit berbeda
dari pndapat sebelumnya, pendapat Liang Gie merujuk pada kebutuhan dalam kerja sama
manusia agar pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan.

Menurut Yoeti dalam Rezki Teguh Sulistiyana, Djamhur Hamid,dan Devi Farah Azizah
fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan wisatawan yang
tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka
dapat santai menikmati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia di daerah tujuan
wisata tersebut.

Menurut Spillane dalam Rosita, Sri Marhanah, dan Woro Hanoum Wahadi Fasilitas
merupakan sarana dan prasarana yang mendukung operasional objek wisata untuk
mengakomodasi segala kebutuhan wisatawan, tidak secara langsung mendorong
pertumbuhan tetapi berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang.
Menurut Tjiptono dalam Lintang Tyas Kristanti dan Naili Farida, fasilitas merupakan segala
sesuatu yang memudahkan konsumen dalam menggunakan jasa perusahaan tersebut.

Pengertian Fasilitas Umum

Fasilitas umum adalah sarana dan prasarana yang sudah disediakan oleh pemerintah maupun
swasta untuk memenuhi kepentingan bersama (umum). Adapun fasilitas tersebut harus
dipelihara dengan baik agar tetap bisa memberikan kemudahan bagi orang banyak.

2.1.4.2 Faktor-Faktor Fasilitas


25
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fasilitas Menurut Nirwana (2014 : 47) terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi Fasilitas dalam suatu jasa diantaranya adalah :

1. Desain Fasilitas

2. Nilai Fungsi

3. Estetika

4. Kondisi yang mendukung

5. Peralatan penunjang.

Beberapa pendapat pada dasarnya memiliki pengertian yang sama dan padaintinya yaitu
Fasilitas yang diberikan kepada konsumen dapat mempermudah dalammenggunakan sarana
dan prasarana yang telah disediakan Akomodasi: hotel, apartemen, villa, perkemahan, taman,
wisma dan sejenisnya.

b. Restoran, kafe (mulai dari restoran cepat saji sampai restoran mewah).

c. Transportasi di destinasi : taksi, rental mobil, dan sejenisnya.

d. Olahraga: ruang olahraga, golf, stadion, pusat kebugaran, dan lainnya.

e. Fasilitas kesehatan, money changer, dan lain sebagainya.

f. Outlet Ritel: toko, souvenir,dan sejenisnya.

g. Layanan: layanan Informasi, penyewaan peralatan, dan polisi pariwisata.

2.1.4.3 Indikator Fasilitas

Indikator-Indikator Fasilitas Menurut Tjiptono (2011: 184) indikator Fasilitas ada 3 yaitu :

a. Pertimbangan/Perencanaan Spasial

Aspek seperti proporsi, kenyamanan dan lain lain dipertimbangkan,dikombinasikan dan


dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun emosionaldari pemakai atau
orang yang melihatnya

b. Perencanaan Ruangan

Unsur ini mencakup interior dan arsitektur, seperti penempatan perabot danperlengkapan
dalam ruangan , desain dan aliran sirkulasi dan lain-lain

c. Perlengkapan dan Perabot

26
Perlengkapan dan perabot berfungsi sebagai sarana yang memberikankenyamanan, sebagai
pajangan atau sebagai infrastruktur pendukung bagi pengguna jasa.Unsur Pendukung lainnya,
seperti : toilet, wifi, tempat lokasi makan dan minum danlain sebagainya.

2.1.4.3 Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Pengunjung / Wisatawan

Menurut Yoeti (2003:56) fasilitas wisata adalah semua fasilitas yang fungsinya memenuhi
kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk sementara waktu di daerah tempat wisata yang
dikunjunginya. Fasilitas merupakan sarana maupun prasarana yang berperan penting dalam
usaha meningkatkan kepuasan konsumen.

fasilitas menjadi salah satu variabel yang menentukan atau sebagai indikator terhadap
kepuasan wisatawan di objek wisata. Oleh sebab itu seharusnya pengelola objek wisata lebih
meningkatkan fasilitas, diantaranya membenahi fasilitas yang telah ada serta melengkapi
fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan selama berada di objek wisata tersebut.

2.1.5 Promosi

2.1.5.1 Pengertian Promosi

Pengertian Promosi Menurut Tjiptono (2015, p.387) promosi merupakan elemen bauran
pemasaran yang berfokus pada upaya menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
kembali konsumen akan merek dan produk perusahaan. Sedangkan menurut menurut
Buchory dan Saladin dalam Aris Jatmika Diyatma (2017) promosi adalah salah satu unsur
dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan,
membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat ditarik kesimpulan promosi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
memasarkan produk atau jasa sehingga dapat menarik untuk membeli produk tersebut,
kegiatan promosi harus dirancang semenarik mungkin dan informasi yang disampaikan harus
mudah di mengerti oleh masyarakat agar orang yang membacanya dapat tertarik dan mudah
dimengerti.

Bauran promosi merupakan alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen atau
calon konsumen. Bauran promosi menurut Kotler dan Amstrong (2014, p.429) bauran
promosi adalah perpaduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjual
personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk
mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan,
gabungan dari alat-alat promosi yang dirancang untuk mencapai tujuan serta memberikan
informasi yang mengarahkan konsumen untuk terbujuk melakukan pembelian. Berdasarkan
pendapat Kotler dan Amstrong (2014, p.429) di atas maka dapat dijelaskan beberapa dimensi
dari bauran promosi sebagai berikut:

1. Periklanan (Advertising)

27
Kotler dan Amstrong (2014, p.429) menyatakan periklanan merupakan bentuk presentasi dan
promosi nonpribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu, yaitu
tidak hanya perusahaan saja tetapi juga lembaga- lembaga non laba (seperti lembaga
pemerintahan, perguruan tinggi, dan sebagainya) dan individu-individu. Iklan adalah media
promosi berupa pesan yang 15 disampaikan kepada khalayak luas dengan tujuan untuk
menawarkan suatu produk atau jasa melalui sebuah media yang dapat membujuk untuk
membeli.

2. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Kotler dan Amstrong (2014, p.429) memberikan pengertian penjualan perseorangan


merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli
dengan tujuan menciptakan penjualan. Penjualan perseorangan merupakan media promosi
yang tepat untuk peusahaan dalam menjalin hubungan yang baik dengan para konsumennya.
salah satu tujuan tenaga penjual adalah melakukan penjualan dengan bertemu langsung
dimana seorang penjual dari suatu perusahaan langsung menemui nasabah untuk menawarkan
produknya.

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Kotler dan Amstrong (2014, p.429) memberikan pengertian promosi penjualan adalah
insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu barang atau jasa
di mana pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Kegiatan promosi yang termasuk
dalam promosi penjualan ini misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-
lain.

4. Hubungan Masyarakat (Public Relation and Publicity)

Kotler dan Amstrong (2014, p.429) memberikan pengertian hubungan masyarakat berfungsi
menumbuhkan hubungan baik anata segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka
memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan penengertian dan kemauan baik publiknya serta
memperoleh opini publik yang menguntungkan. hubungan masyarakat adalah berbagai
program yang dirancang untuk 16 mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan
atau produk individualnya.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Kotler dan Amstrong (2014, p.429) memberikan pengertian pemasaran langsung merupakan
hubungan langsung dengan konsumen secara individual yang bertujuan untuk mendapatkan
tanggapan langsung dan menumbuhkan hubungan pelanggan yang langgeng. Dalam
pemasaran langsung, pihak perusahaan/penjual cenderung mendatangai langsung konsumen
untuk menawarkan produk atau jasa mereka. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat
dijelaskan bahwa bauran promosi merupakan program komunikasi pemasaran total sebuah
perusahaan yang terdiri dari periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan,
hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung yang dipergunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya.

28
2.1.5.2 Faktor-Faktor

Faktor-Faktor Mempengaruhi Promosi

Faktor pendukung

1. Keragaman pemandangan alam, kekayaan seni dan budaya, serta adat tradisi menjadi
keunggulan utama sektor pariwisata kabupaten. posisi dan kondisi wilayah yang cukup
strategis, di dukung dengan akses transportasi yang memadai dapat menjadi nilai tambah bagi
perkembangan sektor pariwisata..

2. Adanya dukungan dari pemerintah daerah pemerintah melalui dinas kebudayaan dan
kegiatan dalam mendukung pemasaran dan pengembangan objek wisata. dukungan yang
diberikan tidak hanya bersifat material melainkan juga moral. Hal ini dilakukan baik secara
independen maupun dengan menjalin kerjasama dengan pihak swasta.

3. Terjalinnya kerjasama yang baik antar instansi terjalinnya kerjasama yang baik di
lingkungan satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) akan membawa pengaruh yang baik pula
di daerah tersebut. Karena instansi satu dengan yang lain saling mendukung program sesuai
dengan ranah yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh kerjasama antara dinas kebudayaan dan
Pariwisata dengan dinas pekerjaan umum (PU) terkait akses menuju objek wisata. Demikian
pula kerjasama antara dinas kebudayaan dan pariwisata dengan dinas penindustrian dan
perdagangan terkait pengembangan sentra kerajinan tangan.

4. Pengoptimalan teknologi tidak terbantahkan kehidupan manusia saat ini tidak dapat lepas
dari teknologi terutama informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi dinilai
cukup mengenai sasaran dalam hal promosi, tak terkecuali promosi pariwisata.

Hal ini karena teknologi informasi menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat.

5. Adanya transportasi akses transportasi menjadi syarat wajib yang harus diperhatikan dalam
pengembangan sektor pariwisata. Kemudahan akses transportasi akan menjadi pertimbangan
utama dalam setiap perjalanan kunjungan wisatawan baik domestic maupun internasional.
Keberdaan penyeberangan dan penerbangan mampu meningkatkan daya tarik kunjungan
wisata.

b. Faktor penghambat

1. Fasilitas dan infrastruktur masih kurang fasilitas dan infrastruktur pariwisata yang ada di
beberapa objek wisata. Sebagai contohnya masih terbatasnya pilihan akomodasi bagi

29
wisatawan. fsilitas penunjang seperti kamar mandi, rumah ibadah bahkan tempat sampah
masih terbatas.

2. Dana yang sangat terbatas terbatasnya dana yang telah dianggarkan pemerintah daerah
merupakan suatu kendala yang besar dalam pemasaran pariwisata maupun pengembangan
pariwisata.

3. Lokasi objek wisata yang cukup jauh luasnya wilayah menyebabkan lokasi objek wisata
saling berjauhan. Hal tersebut mendorong pemerintah daerah untuk segera menambah dan
memperluas akses jalan menuju objek wisata.

4. Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah masyarakat sadar wisata perlu
dikembangkan dalam rangka mengoptimalkan suatu wilayah wisata.Hal tersebut dapat
dilakukan melalui berbagai pelatihan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pelatihanpelatihan yang telah dilakukan yaitu pelatihan bahasa Inggris, pelatihan pemandu
wisata, pelatihan pengelolaan home stay dan kuliner. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
ekonomi masyarakat setempat dengan ekonomi kreatif. Namun, hingga saat ini masih
dirasakan hasilnya belum maksimal

5. Kesadaran wisata masih kurang hambatan yang timbul dari wisatawan dan masyarakat
sekitar objek wisata adalah masih kurangnya kesadaran para wisatawan dan masyarakat
sekitar objek wisata untuk menjaga lingkungan. Masih banyak wisatawan yang demi
kepentingan pribadi justru merusak lingkungan seperti berfoto selfi dan membuang sampah
tidak pada tempatnya. .

2.1.5.3 Indikator Promosi

indikator frekuensi penayangan iklan destinasi pariwisata ini sering dilakukan, indikator
durasi penayangan iklan destinasi pariwisata ini singkat dan jelas, dan indikator wisatawan
mendapatkan informasi tentang destinasi pariwisata ini melalui email yang masih perlu
ditingkatkan, karena masih terdapat responden yang masih berpendapat netral, yang besar
kemungkinan merasa belum memuaskan bagi pengunjung. Promosi dapat diukur dengan
indikator, daya tarik promosi persepsi pengunjung terhadap promosi produk yang menarik
perhatian, keragaman media persepsi pengunjung terhadap keragaman media yang digunakan
untuk promosi meliputi, iklan di media cetak dan elektronik, serta yang memberikan
pelayanan masyarakat.

Promosi melalui

1. Brosur

Brosur merupakan media selebaran yang digunakan untuk memberikan informasi dibagikan
ditempat-tempat wisata serta pada saat pameran tour and travel.

2. Booklet

30
Booklet berupa buku kecil yang didalamnya berisi rincian produk maupun layanan yang
diberikan oleh objek wisata yang bersangkutan.

3. Peta wisata Bentuk direct marketing dari strategi promosi.

Dalam peta wisata terdapat letak-letak potensi obyek wisata. Bentuk promosi menggunakan
peta wisata memungkinkan Pariwisata dapat berkomunikasi langsung ke calon
konsumen/wisatawan dengan cara membagikan peta wisata saat event-event pariwisata
berlangsung.

4. CD tentang ODTW yang ada di objek wisata, cara promosi yang dilakukan oleh
Pariwisata adalah dengan membagikan CD ODTW. CD tersebut berisi tampilan audio visual
dan video tentang obyek daya tarik wisata.

5. Media elektronik Media elektronik yang digunakan untuk promosi adalah radio lokal
kabupaten dan media sosial yaitu: facebook, website, instagram.

6. Media Cetak Media cetak yang digunakan adalah koran Jateng Post

Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 278) ada 4 indikator yang mencirikan harga, yaitu:
keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, dan
kesesuaian harga dengan manfaat. Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas
usaha dilakukan

2.1.5.4 Pengaruh Promosi Terhadap Kepuasan Pengunjung / Wiastawan

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi terhadap kepuasan pengunjung di
Semarang. Artinya apabila dimensi promosi meningkat maka kepuasan pengunjung juga akan
meningkat.

2.1.5.5 Daya Tarik Wisata


2.1.5.6 Pengertian Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan
pemerintah indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk
menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “ daya tarik wisata”
maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah
beberapa definisi/pengertian mengenai daya tarik wisata menurut beberapa ahli :

Berdasarkan undang-undang Rrpublik Indonesia no. 10 tahun 2009, daya tarik wisata
dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran
atau kunjungan wisatawan.

31
A. Yoeti dalam bukunya “pengantar ilmu pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa
daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala
sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu

Nyoman S. pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya
tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang
menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

2.1.5.7 Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Wisata

1. Faktor Keindahan

Faktor keindahan memiliki dua indikator yaitu keindahan hutan dan keindahan sungai.
Indikator keindahan sungai memiliki skor 131 berada pada rentang skor 130 – 154 (Sangat
bagus). Sedangkan indikator keindahan sungai memiliki skor 134 berada pada rentang skor
130 – 154 (Sangat bagus). Dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden pada pertanyaan
pada kuisioner yang dibagikan oleh peneliti tentang variabel faktor – faktor daya tarik wisata
dengan sub-variabel faktor keindahan yang memiliki beberapa indikator keindahan hutan dan
sungai memiliki total skor 265 berada pada rentang skor 255 – 303 (Sangat Bagus). Skor
berada pada tingkat ‘Sangat Bagus’ terjadi karena setiap indikator pada sub-variabel
keindahan sudah terpenuhi.

2. Faktor Sumber atau Objek Wisata

Faktor sumber atau objek wisata memiliki 2 (Dua) indikator yaitu taman dan
kolamikan . Indikator taman memiliki skor 132 berada di rentang skor 130 – 154 (Sangat
bagus). Sedangkan untuk indikator kolam ikan memiliki skor 127 berada pada rentang skor
105 – 129 (Bagus). Dapat diketahui bahwa tanggapan responden pada pertanyaan pada
kuisioner yang dibagikan oleh peneliti tentang variabel faktor – faktor daya tarik dengan sub
variable sumber objek wisata dengan indikator air terjun dan kolam pemandian memiliki skor
259 berada pada rentang skor 256 – 303 (Sangat bagus). pada tingkat ‘Sangat Bagus’
dikarenakan setiap indikator telah terpenuhi.

3. Faktor Aksesbilitas Transportasi

Faktor aksesbilitas memiliki 2 (Dua) indikator yaitu transportasi dan jalan. Indikator
transportasi memiliki skor 75 berada pada rentang skor 55 – 79 (Tidak Bagus). Sedangkan
indikator jalan mendapatkan skor 90 berada pada rentang skor 80 – 104 (Cukup Bagus). Kita
dapat mengetahui bahwa tanggapan responden pada pertanyaan pada kuisioner yang
dibagikan oleh peneliti tentang variabel faktor – faktor daya tarik dengan sub variable
aksesbilitas objek wisata dengan indikator angkutan dan jalan memiliki total skor 165 berada

32
pada rentang skor 158 – 205 (Cukup Bagus). Total skor berada pada titik cukup bagus
disebabkan beberapa indikator yang belum terpenuhi.

4. Faktor Sarana dan Prasarana objek wisata

faktor sarana dan prasarana memiliki 3 (Tiga) indikator yaitu tempat parkir, restaurant,
dan penginapan. Indikator tempat parkir memperoleh total skor 78 berada pada rentang skor
55 – 79 (Tidak bagus). Indikator restaurant memiliki skor 101 berada pada rentang skor 80 –
104 (Cukup bagus). Sedangkan indikator penginapan memiliki skor 91 berada pada rentang
skor 80 – 104 (Cukup bagus). Dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden pada
pertanyaan pada kuisioner yang dibagikan oleh peneliti tentang variabel faktor – faktor daya
tarik dengan sub variable sarana dan prasarana objek wisata dengan indikator tempat parkir,
restaurant, dan penginapan memiliki total skor 270 berada pada rentang skor 236 – 308
(Cukup bagus). Total skor berada pada titik (cukup bagus) disebabkan beberapa indikator
yang belum terpenuhi seperti indikator tempat parkir.

Faktor Yang Dominan Mempengaruhi Daya Tarik Wisata

1. Faktor Keindahan

Faktor keindahan memiliki skor 265 (sangat bagus). Faktor keindahan terdiri dari dua
indikator yaitu keindahan hutan yang memiliki skor 131 (sangat bagus). Sedangkan
keindahan taman memiliki skor 134 (sangat bagus).

2. Faktor Sumber Objek Wisata

Faktor sumber objek wisata dengan skor 259 (sangat bagus). Untuk faktor sumber
objek wisata sendiri terdiri dari dua indikator yaitu tamanyang memiliki skor 132 (sangat
bagus) dan kolamikan yang memiliki skor 127 (bagus).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi daya tarik wisata u dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keadaan alam dari
adalah sangat bagus, hal ini diketahui dengan beberarapa faktor – faktor yang telah terpenuhi
yaitu keindahan hutan dan keindahan sungai serta keadaan dari air sendiri yang masih alami.

Menurut Kasmir (2014), pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan
bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penentuan lokasi perlu dilakukan dengan matang
yang terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, dan pabrik. Dalam kaitannya dengan studi
kelayakan bisnis, hal yang paling komplek dan rumit yaitu penentuan lokasi pabrik.
Pertimbangannya yaitu apakah dekat dengan bahan baku atau pasar atau konsumen, biaya
dan luas produksi.

33
2.1.5.8 Indikator Lokasi

Indikator daya tarik wisata ada lima indikator penting dalam objek wisata, spillane,
(Nuraeni, 2013), yaitu:

1. Attraction atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan agar mau datang
berkunjung ketempat wisata tersebut.
Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu, seperti:
keindahan alam, iklim dan cuaca., kebudayaan, sejarah, sifat kesukuan(ethnicity),
kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu (accessibility)
2. Facilities atau fasilitas-fasilitas yang diperlukan, harus cocok dengan kualitas dan
harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan
membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.
3. Infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata merupakan yang terpenting dalam
pariwisata, seperti:
sistim pengairan, sumber listrik, jaringan telekomunikasi, jasa kesehatan, sistim
pengawasan dan keamanan
4. Transportation atau jasa-jasa pengangkutan, dan yang sangat diperlukan wisatawan
seperti: lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal ditempat tujuan harus
tersedia untuk semua penumpang, sarana penunjang transportasi, seperti kelayakan
dan kenyamanan serta keamanan jalan menuju lokasi.
5. Hospitality atau keramahtamahan kesediaan untuk menerima tamu.Wisatawan yang
berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal memerlukan kepastian jaminan
keamanan, khususnya untuk wisatawan asing yang memerlukan gambaran tentang
tempat tujuan wisata yang akan mereka datangi. Situasi yang kurang aman mengenai
makanan, air, atau perlindungan memungkinkan orang menghindari berkunjung ke
suatu lokasi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan harus
disediakan dan juga keuletan serta keramah tamahan tenaga kerja wisata perlu
dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman selama perjalanan
wisata.

2.1.6.4 Pengaruh Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen

pengaruh Lokasi terhadap kepuasan konsumen di bagi dalam tiga indikator, yaitu lokasi
berada pada tempat yang strategis, kondisi lingkungan yang nyaman, dan akses jalan yang
mudah. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin strategis lokasi dari jangkauan konsumen
maka semakin kuat tingkat kepuasan konsumen.

2.2 Penelitian Terdahulu

34
 Joko Triyono,Dimisih Damiasih,Syawal Sudiro,Kepariwisataan: jurnal Ilmiah 12
( 01) , 29-40,2018
 Yuyun Mardiyani, Murwatiningsih Murwatiningsih ,Management Analysis Journal
4(1),2015
 Budiman Marpaung, Mpu rocuration 1(2 oktober) , 144-155, 2019
 Stela Sangkeang,Lisbeth Mananeke,Sem G Oroh, Jurnal EMBA : Jurnal Riset
Ekonomi,
 Sri Handayani,nanang wahyudin,khairiyansyah khairiyansyah, Jurnal ilmiah ilmu
manajamen dan bisnis 20(2) 123-133,2019

NO Nama Penelitian Publikasi Judul Variabel Hail Variabel Yang


Penelitian X Y 1/M Penelitian Sama Dengan
Penelitian
1 Joko Kepariwisataan: Pengaruh Daya Kepuasan Promosi (X2)
Triyono,Dimisih jurnal Ilmiah 12 Daya Tarik Tarik Pengunjung Daya Tarik
Damiasih,Syawal ( 01) , 29- dan Promosi Wisata Wisata (X3)
Sudiro 40,2018 Wisata (X1)
terhadap Prpmosi
Kepuasan (X2)
Pengujung
Kampoeng
Wisata di
Desa
Melikan
Kabupaten
klaten
2 Yuyun Management Pengaruh Fasilitas Keputusan Fasilitas (X1)
Mardiyani, Analysis Journal Fasilitas dan (X1) Pengunjung Promosi (X2)
Murwatiningsih 4(1),2015 Promosi Promosi (Y1)
Murwatiningsih terhadap (X2) Kepuasan
Keputusan (Y2)
Berkunjung
sebagai
Variabel
Intervening
padaa Objek
Wisata Kota
Semarang

35
3 Budiman Mpu rocuration Pengaruh Daya tarik Kepuasan Fasilitas (X1)
Marpaung 1(2 oktober) , Daya Tarik, obyek wisatawan Daya Tarik
144-155, 2019 Fasilitas dan wisata Wisata(X3)
keselamatan alam (X1) wisatawan
dengan Kualitas
kepuasan pelayana
wisatawan n (X2)
sebagai Fasilitas
variabel wisata(X3
interventing )
terhadap keselamat
minat an (rasa
kunjung aman)wis
ulang atawan
wisatawan
4 Stela Jurnal EMBA : Pengaruh Citra Kepuasan Promosi (X2)
Sangkeang,Lisbe Jurnal Riset Citra, Pariwisat wisatawan
th Ekonomi, Promosi Dan a (X1)
Mananeke,Sem Manajemen,Bis Kualitas Promosi
G Oroh nis Dan Akuntasi Terhadap Pariwisat
3(3),2015 Kepuasan a (X2)
Wisata Kualitas
Taman Laut Pelayana
Bunaken n (X3)
Sulawesi
Utara
5 Sri Jurnal ilmiah Fasilitas,Akse Fasilitas Kepuasan Fasilitas (X1)
Handayani,nana ilmu bilitas dan (X1) wisatawan daya tarik
ng manajamen dan daya tarik Aksebilita wisata (X3
wahyudin,khairi bisnis 20(2) 123- wisata s (X2)
yansyah 133,2019 terhadap daya
khairiyansyah Kepuasan tarik
wisatawan wisata
(X3)

2.3 Kerangka Konseptual


 1. Daya tarik wisata secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pengunjung, sebanyak 84,84% menyatakan setuju, 11,19% menyatakan
netral dan 3,97% menyatakan sangat setuju
 2. Promosi wisata secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pengunjung, 94,95% menyatakan sangat setuju, 1,81% menyatakan sangat
setuju dan 3,25% menyatakan netral
 3. Daya tarik wisata dan Promosi wisata secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengunjung. Besar kontribusi yang diberikan kedua

36
variabel terhadap kepuasan pengunjung adalah 68,8%, sedangkan sisany sebanyak
31,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel daya tarik wisata dan promosi
wisata.
 Daya tarik wisata, kualitas pelayanan, dan fasilitas wisata berpengaruh langsung dan
signifikan baik terhadap kepuasan wisatawan maupun terhadap minat kunjungan
ulang
 b. Keselamatan wisatawan tidak signifikan pengaruh langsungnya baik
terhadap kepuasan wisatawan maupun terhadap minat kunjungan ulang.
 c. Variabel interventing kepuasan wisata berpengaruh secara tidak langsung
dalam mengendus atau mendorong daya tarik wisata, kualitas pelayanan dan
fasilitas wisata terhadap minat kunjungan ulang
 d. Daya tarik wisata memberikan pengaruh tidak langsung dominan melalui
variabel interventing kepuasan wisatawan terhadap minat kunjungan ulang.

Penelitian Terdahulu Sulistiyani (2010) meneliti tentang Membangun Loyalitas Wisatawan


Melalui Peningkatan Kualitas Obyek Wisata, Promosi dan Kepuasan Wisatawan di Kawasan Wisata
Tawangmangu Karanganyar. Berdasarkan laporan kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, jumlah
wisatawan nusantara mengalami peningkatan baik jumlah maupun pengeluaran wisatawan. Tahun
2001, jumlah wisatawan mencapai 102.884 wisatawan dengan pengeluaran Rp 324.580,-. Tahun
2007 jumlahnya mencapai 116,1 juta orang dengan pengeluaran rata-rata Rp 406.000,- sehingga
jumlah keseluruhan mencapai Rp79,85 triliun. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut tidak terlepas
dari loyalitas wisatawan yang selalu dibangun oleh pengelola kawasan wisata. Lokasi ini sangat
mudah ditempuh oleh wisatawan, sehingga tidak mengherankan jika banyak wisatawan
mancanegara maupun domestik mengunjunginya.

Rahadhini dan Desma (2013) meneliti tentang Pengaruh Citra Objek Wisata Umbul Tlatar
Boyolali Terhadap Loyalitas Pengunjung Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi. Pada penelitian
ini kependudukan yang semua umbul tempat tujuan dalam boyolali tlatar. Contoh penelitian ini
terdiri dari 100 sampel diambil dengan purposive wisata. Proses pengumpulan data dengan teknik
melalui validitas dan kuesioner uji reliabilitas. Untuk menguji hipotesis, kata para peneliti itu
menggunakan jalan analisi. Hasil menunjukkan bahwa ada sebuah makna akibat antara gambar
untuk tujuan wisata kepuasan menunjukkan p nilai signifikan dengan demikian mendukung hipotesis
1; tidak ada signifikansi akibat antara gambar untuk tujuan wisata kesetiaan menunjukkan p
nilaitidak signifikan, dengan demikian tidak mendukung hipotesis 2; ada sebuah makna akibat antara

37
kepuasan untuk wisata kesetiaan menunjukkan p signifikan, dengan demikian mendukung hipotesis
3.

Harahap (2012) Meneliti Tentang Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Promosi
Terhadap Kepuasan Pengunjung Di Museum Ronggowarsito Semarang. Tujuan penelitian ini adalah:
untuk menganalisis pengaruh dari dimensi kualitas pelayanan, harga, dan promosi bagi pengunjung
kepuasan dalam museum ronggowarsito semarang. Sampel diambil accidential sampel berikutnya,
jadi diperoleh dari 100 pengunjung sampel analisis data alat bantu yang digunakan dalam studi ini
secara menguji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi berganda, hipotesis diuji dan koefisien
determinasi. Kualitas pelayanan telah yang positif dan berpengaruh terhadap pengunjung kepuasan
pucuk teh yang positif dan berdampak signifikan pada promosi pengunjung kepuasan telah yang
positif dan dampak yang signifikan terhadap pengunjung kepuasan persentase nilai sebesar
penentuan 76.8 %. Hal ini berarti bahwa 76.8 % efek pengunjung kepuasan dapat dijelaskan dari tiga
variabel independen. Dan sisanya 23.2 % itu terjadi karena variabel lain selain variabel kualitas
layanan harga, dan promosi tidak dijelaskan pada studi ini.

Kerangka Konseptual

Citra Pariwisata (X1)

Promosi Pariwisata (X2) Kepuasan Wisatawan


(Y)

Kualitas Pelayanan Objek


Wisata (X3)

38
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode dalam bentuk kualitatif. Menurut Sugiyono
(2018:9) metode kualitatif, adalah metode peneltian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawan
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data
bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan kan makna dari pada
generalisasi.

Variabel yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari 4(empat) variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen pada penilitian ini adalah Fasilitas
(X1), Promosi (X2), dan Daya Tarik Wisata (X3). Sedangkan variabel dependennya adalah
kepuasan pengunjung(Y).

3.2. Populasi dan Sampel


3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah pengunjung di objek wisata Taman pertiwi. Adapun jumlah populasi yang terlalu
banyak sehingga tidak memungkinkan untuk peneliti meneliti seluruhnya. Populasi di Objek
Wisata Taman pertiwi yaitu seluruh pengunjung di Objek Wisata Taman pertiwi yang
jumlahnya tidak diketahui.

3.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono ( 2011:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sehingga sampel merupakan bagiandari populasi yang
ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan
oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada.

39
Metode penarikkan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara
menggunakan teknik sampling aksidental yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila
dipandang orang yang ditemui sesuai sumber data.
Alasan menggunakan metode ini adalah jumlah populasi tidak diketahui secara pasti,
maka sampel yang diambil adalah pengunjung objek wisata Taman Pertiwi. Metode yang
dijadikan dalam metode ini adalah teori dari Uma Sekaran(2006) yaitu 20 kali dari total
variabel, sebagai berikut :
N minimal=20× Jumlah variabel
Maka jumlah sampel dalam penilitian ini adalah :
Sampel minimal = 20 x 4 variabel = 80
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini menurut teori Uma Sakaran adalah
80 sampel dari pengunjung objek Taman Pertiwi, dimana selebaran akan dibagikan kepada
80 orang pengunjung di objek wisata Taman pertiwi.

4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri atas dua data yaitu data
primer dan data sekunder :

3.3.1. Data Primer

Menurut Hasan (2002:82) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung dilapangan oleh orang yang bersangkutan yang memerlukan nya. Data primer
didapat dari sumber informasi individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Data tersebut berupa,Promosi, Fasilitas dan Daya Tarik Kualitas
Pelayanan terhadap Objek Wisata Taman pertiwi .

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli ataupun pertama. Dalam
penelitian ini data yang diperoleh berasal dari penyebaran kuesioner kepada pengunjung Di
Objek Wisata Taman pertiwi. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.

40
3.3.2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono ( 2016: 225) data sekunder merupakan sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
dokumen. Sumber data sukender merupakan sumber data pelengkap yang berfungsi
melengkapi data yang diperlukan data primer.
Data sukender ini dapat digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah
diperoleh. Data sekunder ini dapat diperoleh melalui buku-buku, arsip, jurnal, laporan,
publikasi, dari pemerintah/swasta, hasil sensus, dan lain-lain baik yang telah di publikasikan
atau pun belum di publikasikan.

5. Sumber Data

Menurut Lofland dan Loflanfd (Moleong, 2007) sumber data utama dalam kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Namun untuk melengkapi data penelitian dibutuhkan dua sumber data yaitu sumber data
primer dan sumber data sukender.
1. Data Primer adalah pengambilan data istrumen pengamatan, wawancara, catatan lapangan
dan penggunaan dokumen. Data primer yaitu responden pengunjung yang melakukan
kunjungan di Objek Wisata.
2. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer yang melalui
studi kepustakaan, dokumentasi, majalah, koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan
objek yang akan diteliti.

6. Teknik Pengumpulan data

a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber atau informan terkait topik penelitian secara langsung.
Wawancara digunakan ketika peneliti ingin mengetahui pengalaman atau pendapat
informan mengenai sesuatu secara mendalam. Wawancara juga bisa dipakai untuk
membuktikan informasi atau keterangan yang telah diperoleh sebelumnya.
b. Observasi
Observasi adalah teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data penelitian lewat
pengamatan dan pengindraan. Peneliti kemudian membuat laporan berdasarkan apa

41
yang dilihat, didengar, dan dirasakan selama observasi. Observasi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan detail mengenai suatu peristiwa atau
kejadian. Peneliti dapat mengamati komunitas tertentu untuk memahami kebiasaan
atau cara kerja mereka. Observasi dapat berupa observasi partisipasi, tidak terstruktur,
dan kelompok. Observasi partisipasi dilakukan ketika peneliti turut bergabung ke
dalam peristiwa atau komunitas yang diteliti. Observasi tidak terstruktur adalah
pengamatan yang dilakukan tanpa pedoman dan penulis secara bebas
mengembangkannya berdasarkan kondisi di lapangan. Terakhir, observasi kelompok
dilakukan ketika tim peneliti mengamati objek penelitian secara berkelompok.
c. Focus Grup Discussion (FGD)
Focus group discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang
selanjutnya. Peneliti mengadakan diskusi bersama beberapa responden mengenai
topik penelitian untuk mengetahui pandangan atau pemahaman mereka. Responden di
sini akan mewakili populasi yang dituju oleh peneliti. FGD dilakukan ketika peneliti
ingin mengetahui pandangan yang lebih objektif dari suatu kelompok.
d. Studi dokumen
Terakhir adalah studi dokumen. Sesuatu dengan namanya, studi dokumen dilakukan
dengan mengkaji dokumen-dokumen terkait topik penelitian. Dokumen tersebut dapat
berupa surat, arsip foto, notulen rapat, jurnal, buku harian, dan lain-lain.

7. Definisi Operasional Variabel

1. Kepuasan Pengunjung
Kepuasan Pengunjung adalah merupakan salah satu alasan dimana para pengunjung
memutuskan untuk berkunjung ke tempat wisata. Apabila pengunjung merasa puas dan
senang dengan objek wisata yang dikunjungi, maka para pengunjung akan terus mengunjungi
tempat wisata itu dan memberitahukan orang lain tentang pengalaman yang menyenangkan di
objek wisata tersebut. Indikator Kepuasan Pengunjung :

diberikan.

2. Harga

42
Harga adalah suatu sistem di objek wisata Danau kerinci yang akan menemukan harga
dasar yang tepat bagi pengunjung, atau dalam bentuk pembayaran tiket pada objek wisata
Danau Kerinci. Indikator Harga :

1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas pelayanan
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
8. Promosi
Promosi adalah memberitahukan, membujuk, atau meningkatkan konsumen atau
wisatawan supaya wisatawan yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk datang dan
berkunjung ke daerah yang telah dipromosikan. Indikator Promosi :
1. Promosi penjualan
2. Periklanan
3. Tenanga penjualan
4. Kehumasan/ publik reltion
5. Pemasaran langsung
4. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan adalah tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak yang lain yang pada dasarnya tidak bersifat intiglable (tidak berwujud
fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu. Indikator kualitas pelayanan :
1. Bukti fisik (integlable)
2. Keandalan (reability)
3. Daya Tanggap (responsiveness)
4. Jaminan (assurance)
5. Empati (emphaty)

9. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, setiap variabel
diukur dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pakar instrumen ini
adalah penelitian sendiri sehingg validaritas dilakukan oleh penelitian sendiri dengan
memperhatikan hal-hal diantaranya:
1. Pemahaman penelitian terhadap metode kuantitatif
2. Penggunaan wawasan penelitian terhadap wawasan penelitian terhadap bidang yang diteliti

43
3. Kesiapan peneliytian untuk memiliki objek penelitian secara akademik maupun logalistik
instrumen pada penelitian.
Menurut Sugiyono (2014:93) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsiseseorang atau kelompok fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen berupa pernyataan dan pertanyaan. Pemberian skala likert
yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1
Skala likert

NO Skala Pengukuran Skor


1 Sangat setuju (ss) 5
2 Setuju (s) 4
3 Kurang setuju (ks) 3
4 Tidak setuju (ts) 2
5 Sangat tidak setuju(sts) 1

Sumber Sugiyono (2014:93)


Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa skor jawaban pertanyaan dari kuisioner yaitu
jika pengukurannya sangat setuju (ss) maka skor yang diberikan adalah 5. Jika skala
pengukurannnya setuju (s) maka skor yang diberikan adalah 4. Jika skor pengukurannya
kurang setuju (ks) maka skor yang diberikan adalah 3. Jika skor pengukurannya tidak setuju
(ts) maka skor yang diberikan adalah 2. Dan jika skor pengukurannya sangat tidak setuju (sts)
maka skor yang diberikan adalah 1.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi instumen penelitian
No Variabel Indikator Item Jumlah
petanyaan pertanyaan
1 Kepuasan 1.Pemandangan 3
Pengunjung (Y) 2. Akses/keterjangkuan
3. Fasilitas yang tersedia 3
4.Pelayanan,dan informasi.
3 9
2 Fasilitas (X1) 1.Pertimbangan/Perencanaan 3
Spasial 3

44
2.Perencanaan Ruangan
3.Perlengkapan dan Perabot 3
dengan manfaat 3 12
3 Promosi (X2) 1.Promosi penjualan 3
2. Periklanan 3
3. Tenaga Penjualan 3
4. brosur /kesemua orang 3
5. Pemasaran langsung
3 15
4 1.keindahan 3
Daya Tarik Wisata 2.Faktor Aksesbilitas
(X3) Transportasi 3
3.Faktor Sarana dan
Prasarana objek wisata 3
9

3.8 Uji Coba Instrumen


3.8.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner
(Ghozali, 2001: 135). Suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan kuisioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas
dapat dilakukan dengan melakukan kolerasi antara skor pertanyaan dengan total skor
variabel (Imam, 2005:45)

Uji validitas bertujan untuk mengetahui sejauh mana validitas data yang didapat
dari membandingkan antara kolerasi validaritas (r hitung) dengan nilai r tabel
correlation product moment dengan derajat kebebasan sebesar (df=n-2) dengan
tingkat kepercayaan 95% atau alpha =0,005, jika r hitung lebih besar r tabel dan nilai
positif maka butir atau pertanyaan dinyatakan valid. Uji validitas ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan kimputer melalui SPPS (statistical product service solutasion)
versi 20.00 untuk n= 30, sehingga r tabel =0.3610 dengan kriteria :

a. Jika r hitung >r tabel : instrumen dikatakan valid.

45
b. Jika r hitung < r tabel : instrumen dikatakan tidak valid.

Adapun rumus yang digunakan untuk meghitung adalah sebagai berikut :

n ∑ xy −∑ x ∑ y
r xy =
√(( n∑ x −(∑ x ) )(n ∑ y −(∑ y ) ))
2 2 2 2

Keterangan :

rxy : kuisioner

xy : koefisien kolerasi

x :skor pertanyaan tiap nomor

y :jumlah skor total pertanyaan

n : jumlah responden

33.8.2 Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dan variabel. Suatu kuisioner dikatakan realible atau dapat dipercaya/handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabi dari waktu ke
waktu (Imam, 2005:41).

Adapun cara yang ditempuh untuk menguji kehandalan instrumen ini adalah
dengan menggunakan alpha, karena menurut Arikunto (2001 :192) untuk mencari
reabilitas soal dalam bentuk angket digunakan rumus cronbach alpha yang
dirumuskan sebagai berikut :

2
n ∑σt
(
r 11 =
)(
( n−1 )
1−
σ t2 )
Keterangan :

r11 : Realibilitas yang dicari

n : Banyaknya pertanyaan

46
∑ σ t2 : Jumlah Varians skor tuap-tiap item
σ t 2: Varians total

Kriteria :

a. Jika nilai r hitung > r tabel dengan toleransi ketidak telitian (a) sebesar 5 % instrumen
dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan toleransi ketidak telitian (a) sebesar 5 % dikatakan tidak
valid.

3.9 Metode Analisis

1. Metode deskriptif kualitatif

Menurut Sugiyono (2017: 9) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau enterpretetif digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan observasi, wawancara,
dokumentasi), data yang diperoleh cenderung kualitatif, analisis data bersifat induktif/
kualitatif, dan hasil penelitian bersifat untuk memahami makna, memahami keunikan,
mengkonstruksi fenomena, dan menemukan hipotesis.

2. Metode deskriptif kuantitatif

Menurut Sugiyono (2013:13), metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umum nya secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/
statistik dengan tujua menguji hipotesis yang telah diterapkan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil
penelitian. Adapun pengertian menurut Sugiyono (2012:29) adalah metode yang berfungsi
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel
yang terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan
yang berlaku umum.

3.10 Alat Analisis

47
3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2004: 169). Pengolahan data untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dilakukan
dengan tahapan :

a. Perhitungan rata-rata skor

Rata-Rata skor masing-masing item pertanyaan dalam kuisioner dihitung dengan


rumus sebagai berikut :

Rata-rata skor = ∑fi × Wₒ


∑f

Keterangan :

∑fi : Total frekuensi

Wₒ : bobot

∑f : total frekuensi

a. Tingkat capaian responden (TCR)


Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel
penelitian. Dengan cara menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi.
Menghitung nilai rata-rata, skor total, dan tingkat pencapaian responden (TCR) serta
mengiterpretasikan nya. Analisis ini tidak menghubung-hubungkan satu variabel
dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu variabel dengan variabel
lainnya. Untuk mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus
berikut :
TCR = rata-rata skor x 100
S

Dimana : TCR= Tingkat pencapaian responden menyaakan bahwa kriteria nilai


tingkat capaian responden (TCR) dapat diklasifikan sebagai berikut :

Tabel 3.3

48
Klasifikasi tingkat capaian responden

No Kriteria TCR
1. Sangat baik 90-100
2. Baik 80-90
3. Cukup baik 65-80
4. Kurang baik 55-65
5. Tidak baik 0-55

3.10.2 Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (262), Analisis regresi berganda adalah tekik statistika yang
berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan antara variabel-variabel. Regersi
berganda sering kali digunakan untuk mengatasi permasalahan analisis regresi berganda yang
mengakibatkan hubungan dari dua variabel atau lebih variabel bebas. Model persamaan
regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y= a+b1X1+b2X2+.........bnXn

Y = nilai pengaruh yang di predeksikan

a= konstanta atau bilangan harga

b= koefisien regresi

X1 = nilai variabel dependen

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh harga, promosi, dan kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pengunjung di objek wisata Danau Kerinci. Metode analisis ini
menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service Solution ). Adapun bentuk
persamaan nya yaitu ;

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Y= Kepuasan pengunjung

a= Konstanta

b1 = koefisien fasilitas

b2 = koefisien promosi

49
b3 = koefisien daya tarik wisata

X1 = fasilitas

X2 = promosi

X3 = daya tarik wisata

e = standart error

3.10.3 Koefisien Determinan (KD)

Menurut Ghozali (2012:97) koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur


seberapa jauh model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah nol dan sat. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua infomasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara
umum koefisien dterminasi untuk data ilang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi
yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu ( time
series) biasa nya mempunyai nilai koefisien yang tinggi.

3.10.4 Uji Hipotesis

1. Uji F (Simultan)
Uji F inimdigunakan untuk menguji pengaruh variabel (independent) yang
dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (dependent). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan beberapa tahap :
a. Merumuskan hipotesis statistik :
Ho : b1=b2=b3=0 artinya variabel Harga (X1), Promosi (X2), Kualitas pelayanan
(X3) secara simultan tidak pengaruh terhadap kepuasan pengunjung(Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠b3≠0 artinya variabel Harga (X1), promosi (X2), kualitas pelayanan
(X3) secara simultan ada pengaruh terhadap kepuasan pengunjung (Y).
b. Menentukan taraf signifikasi
Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi (a) sebesar 5% (0,05) dengan pengujia
dua arah (2-tailed) dengan derajat bebas atau degere of fredom (df) menggunakan
rumus berikut :

df 2 = n-k-1
50
df 1 = k

Keterangan :

k= jumlah variabel bebas

n= jumlah sampel

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan

1) Apabila Apabila F hitung > F tabel atau nilai signifikansi < α (0,05) maka H0 ditolak dan
Ha diterima, artinya secara simultan ada pengaruh nyata antara Fasilitas (X1 ), promosi (X2 ),
Daya Tarik Wisata (X3) terhadap Kepuasan Pengunjung(Y).

2) Apabila F hitung < F tabel atau nilai signifikansi > α (0,05) maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya secara simultan tidak ada pengaruh nyata antara Fasilitas (X1 ),Promosi (X2),
Daya Tarik Wisata (X3) terhadap Kepuasan Pengunjung(Y).

2. Uji T (secara persial)

Uji ini digunakan untuk menguji seberapa jauh satu variabel bebas (independen)
secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap antara lain :

a. Merumuskan hipotesis statistik


Ho : b1 = 0 artinya variabel Fasilitas (X1 ) tidak ada pengaruh terhadap Kepuasan
Pengunjung (Y)
Ha: ≠ b1= 0 artinya variabel Fasilitas (X1) ada pengaruh terhadap kepuasan Pengujung (Y)
Ho : b2 = 0 artinya variabel Promosi (X2) tidak ada pengaruh terhadap Kepuasan
Pengunjung(Y)

Ha: ≠ b2 = 0 artinya variabel Promosi (X2) ada pengaruh terhadap kepuasan Pengunjung (Y)

Ho : b3 = 0 artinya variabel Daya Tarik Wisata (X3) tidak ada pengaruh terhadap Kepuasan
Pengunjung (Y)

Ha ≠ b3 = 0 artinya variabel Daya Tarik Wisata (X3) ada pengaruh terhadap Kepuasan
Pengunjung (Y)

51
b. Menentukan taraf signifikasi

Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi (a) sebesar 5% (0,05) dengan pengujian dua arah
(2-tailed) dengan derajat bebas atau degere of fredom (df) menggunakan rumus berikut :

df = n – 2

Keterangan :

n= jumlah sampel

2= two tail test

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan :

1)Apabila Apabila t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < α (0,05) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya secara persial ada pengaruh nyata antara Fasilitas (X1 ), promosi (X2 ),
Daya Tarik Wisata (X3) terhadap Kepuasan Pengunjung(Y).

2) Apabila t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > α (0,05) maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya secara persial tidak ada pengaruh nyata antara Fasilitas (X1 ), Promosi(X2 ),
Daya Tarik Wisata (X3) terhadap Kepuasan Pengunjung(Y).

Kriteristik Penilaian :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No SKALA
SS S KS TS STS
PERTANYAAN VARIABEL KEPUASAN
5 4 3 2 1
PENGUNJUNG(Y)
1. Kepuasan Pemandangan

52
1 objek wisata taman pertiwi menarik karena
tempat wisatanya bersih

2 Saya merasa puas dengan pemandangan di objek


wisata taman pertiwi.

3 objek wisata taman pertiwi menarik karena


sumber daya alam taman yang kaya akan ikan
2. Akses/Keterjangkauan

4 Informasi tentang wisata taman pertiwi dapat di


ketahui lewat website

5 Informasi tentang taman pertiwi dapat di ketahui


lewat teman yang sudah berkunjung ke taman
pertiwi
6 taman pertiwi terdapat area parkir yang luas dan
aman untuk penitipan kendaraan
3. Pelayanan
7 Pelayanan yang diberikan untuk pengujung
sangat baik
8 Pengurus wisata taman pertiwi,baik, dan ramah.

9 Wisatawan merasakan kepuasan atas pelayanan


yang diberikan oleh pengelolah dan pedagang di
taman pertiwi
No SKALA
SS S KS TS STS
PERTANYAAN VARIABEL FASILITAS
5 4 3 2 1
(X1)
1. Pertimbangan/Perencanaan Spasial
1 Area disekitar objek wisatsa nyaman

2 Wisatawan merasakan kepuasan atas objek


wisata

3 Objek wisata sangat tenang dan sejuk

53
2. Pertimbangan/Perencanaan Spasial

4 Terdapat banyak tempat istirahar yang bagus dan


bersih untuk wuisatawan
5 Setiap objek wisata harus ada penginapan

6 banyak tempat duduk untuk piknik di taman


pertiwi
3. Perlengkapan dan Perabot

7 Toilet umum di taman pertiwi bersih

8 Harga makanan yang terjangkau pada warung /


resto pada area tempat wisata ptaman pertiwi
9 Terdapat tempat ibadah untuk wisatawan taman
pertiwi

No SKALA
SS S KS TS STS
PERTANYAAN VARIABEL PROMOSI
5 4 3 2 1
(X2)
1. Promosi
1 Promosi yang dilakukan Objek Wisata
taman pertiwi sangat baik dan menarik
banyak pengunjung.
2 Objek Wisata taman pertiwi melakukan
promosi ke sosial media agar menarik
pengunjung

54
3 Saya tertarik berkunjung ke Objek Wisata
taman pertiwi karena melihat promosi yang
sangat menarik.

2. Periklanan
4 Iklan mengenai wisata tamman pertiwi di
iklankan melalui media sosial
5 Promosi yang dilakukan saat banyak
pengunjung.
6 Promosi yang dilakukan Objek Wiata
taman pertiwi dengan ketentuan jam dan
harinya.

3. Tenaga penjualan
7 Wisata taman pertiwi memberikan
potongan harga tiket bagi pengunjung.
8 Frekuensi penjualan pada Objek Wisata
taman pertiwi meningkat setelah
diadakannya promosi.
9 Saya tertarik berkunjung kembali ke Objek
Wisata taman pertiwi karena promosi yang
dilakukan sangat menarik.
4. Brosur / kesemua orang

10 Objek wisata taman pertiwi melakukan


promosi dengan menyebar brosur kepada
masyarakat.
11 Saya merasa tertarik untuk berkunjung ke
Objek wisata taman pertiwi karena promosi
yang bagus kepada masyarakat.
12 Promosi yang dilakukan Objek Wisata
dengan melakukan pendekatan dengan
pengunjung.

5. Pemasaran Langsung

55
13 Objek danau kerinci melakukan promosi
secara langsung.
14 promosi yang dilakukan secara langsung
kepada masyarakat sehingga masyarakat
benar-benar mengetahui objek wisata
Danau Kerinci.
15 Promosi dilakukan diajang promosi
sehingga dapat berinteraksi langsung
dengan pengunjung.
No DAYA TARIK OBJEK WISATA (X3) SKALA
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
1.keindahan
1 Taman pertiwi menarik karena terdapat lapangan
yang luas untuk arena bermain anak dan panggung
hiburan
2 Taman pertiwi menarik karena tamannya bersih

3 Taman pertiwi menarik karena sumber daya alam


tamannya yang kaya akan ikan
2. Aksebilitas transportasi

4 jalan menuju Pantai Muarareja Indah sudah beraspal


baik

5 Jalan menuju Pantai Muarareja Indah dapat diakses


kendaraan bermobil atau kendaraan besar

6 Terdapat papan penunjuk jalan yang jelas untuk


menuju ke Pantai Muarareja Indah
3. Sarana dan Prasarana objek wisata

7 taman pertiwi terdapat area parkir yang luas dan


aman untuk penitipan kendaraan
8 Terdapat banyak fasilitas wahana permaian yang
bisa digunakan untuk di sewa
9 terdapat banyak tempat bersitirahat untuk
pengunjung wisata taman pertiwi

56
DAFTAR PUSTAKA
A.Yoeti, (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta PT Pradnya Paramita

Daryanto, (2011). Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah, Bandung : Satu Nusa

George Robert Terry, (1958) Principles Of Management, (Sukarna, 2011)

Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPPS. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hasan (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia
Indonesia : Jakarta

Kotler, Philip (2000) .Manajemen Pemasaran. Alih Bhasa Benjamin Molan dan Hendra
Teguh. Edisi Milenium. Jakarta

Kotler & Keller (2000: 114), Prinsip-Pronsip Pemasaran Manajemen, Jakarta : Prehanlindo

Kotler & Keller (2009) Manajemen Pemasaran, Jilid I edisi ke 13. Jakarta : Erlangga

Kotler, P. & Keller, K.L. (2012), Manajemen Pemasaran Jilid I edisi ke 12. Jakarta :
Erlangga

57
Kotller & Amstrong ( 2017 :44) Perilaku konsumen dalam Persiangan Binis dan
Kontemporer. Bandung : Penerbit Alfabeta

Lupiyoadi dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi kedua. Penerbit Salemba
Empat : Jakarta

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007). Manajemen Pemasaran. Erlangga : Jakarta

Sangadji dan Sopiah (2013). Perilaku Konsumen : Pendekatan Praktis Disertai : Himpunan
Jurnal Penelitian. Yogyakarta : Penerbit. Andi

Sinaga, (2010) Potensi dan pengembangan objek wisata. Medan : Kertas Karya

Sugiyono 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif dan Kualiatif : dan
R&D Bandung Alfabeta

Sugiyono 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. R&D : Bandung CV Alfabeta

Sugiyono 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung CV Alfabeta

Dengan Hormat ,

Bersama ini saya :

Nama : Eatania

Perguruan tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci

NPM : 1810061201199

Sedang mengadakan penelitian dengan judul Skripsi “PENGARUH FASILITAS


PROMOSI,DAN DAYA TARIK TERHADAP KEPUASAN
PENGUNJUNG/WISATAWAN”. Untuk keperluan tersebut, saya mohon bantuan Saudara/I
dengan hormat untuk memberikan penilaian melalui kuesioner ini dengan sebenar-benarnya
berdasarkan atas apa yang Bpk/ Ibu/Sdr/I rasakan.

Jawaban yang Saudara/i rasakan berikan merupakan bantuan yang sangat berharga
bagi penelitian saya dan akan memberikan banyak manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terimakasih.

58

Anda mungkin juga menyukai