Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN MINI RISET

“IMPLEMENTASI KURIKULUM 13 GURU PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 4


MEDAN KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Pada Mata Kuliah Manajemen Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Neliwati, M.Pd

Oleh
Futhri Raudhatul Kabry (0307223095)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Mini Riset yang berjudul “Implementasi Kurikulum 13
Guru PAI Di SMP Muhammadiyah 4 Medan” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Kurikulum.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Ibu Dr. Neliwati, M.Pd
yang sudah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Mini Riset ini sebagaimana
mestinya untuk memenuhi proses pengumpulan nilai.
Mini Riset ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari
buku paduan yang berkaitan dengan materi tersebut. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
tugas ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan. Kami berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 12 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................................ 4
KAJIAN TEORI ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Kurikulum 2013 ............................................................................................ 4
B. Implementasi Kurikulum 2013 ....................................................................................... 8
C. Model Pembelajaran Kurikulum 2013 .......................................................................... 10
D. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013 .............................................................. 16
BAB III .................................................................................................................................... 18
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................... 18
A. Metode Penelitian ......................................................................................................... 18
B. Waktu Penelitian ........................................................................................................... 19
C. Lokasi Obsevasi ............................................................................................................ 19
BAB IV .................................................................................................................................... 20
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................ 20
A. Temuan Umum ............................................................................................................. 20
B. Temuan Khusus ............................................................................................................ 21
C. Pembahasan................................................................................................................... 24
BAB V ..................................................................................................................................... 28
PENUTUP................................................................................................................................ 28
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 28
B. Saran ............................................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 30
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan penerapan kurikulum di Indonesia dianggap sebagai penentu
keberhasilan pendidikan, oleh karena itu Indonesia mengalami beberapa kali pergantian
kurikulum pasalnya kurikulum selalu memerlukan pengembangan baru sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Beberapa kurikulum yang sudah diterapkan sejak
kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga saat ini adalah: Kurikulum 1952, Kurikulum
1964, Kurikulum 1975/1976, Kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) dan Kurikulum 2013.1
Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang dilaksanakan secara bertahap pada
satuan pendidikan mulai tahun ajaran baru 2013/2014. Setelah satu tahun berjalan secara
bertahap, kurikulum baru dilaksanakan secara serentak di seluruh satuan pendidikan
mulai tahun pelajaran baru 2014/2015.2
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji-cobakan dengan
pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan
karakteristik peserta didik baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisik.3
Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidik juga diminta agar melakukan
rancangan pembelajaran efektif dan bermakna secara profesional, mengatur
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur
pembelajaran yang efektif dan pembentukan kompetensi, serta menentukan kriteria
keberhasilan.
Implementasi Kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

1
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta: Pedagogia, 2012) hal. 125.
2
Faridah Alawiyah, Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, Info Singkat
Kesejahteraan Sosial Kajian Singkat terhadap Isu-isu Terkini, Vol. VI, No. 15/I/P3DI (Agustus,2014), hal.
10.
3
Wiji Hidayati, Manajemen Kurikulum Dan Program Pendidikan (Konsep dan Strategi
Pengembangan), (Yogyakarta: Semesta Aksara, 2021) hlm. 113

1
beriman, produktif, kreatif, inovativ, serta mampu berkontribusi kepada masyarakat,
bangsa, bangsa, negara dan peradaban dunia.
Dalam menerapkan kurikulum 2013 diharapkan setiap sekolah bisa
mengimplementasikan dengan baik agar guru tidak bingung dalam memahami kurikulum
2013. Keberhasilan kurikulum melibatkan adanya perencanaan, bahkan termasuk
evaluasi dan monitoring. Tingkat pencapaian mutu dan tujuan pendidikan, terutama
kualitas proses dan kualitas output pembelajaran di perlukan suatu bentuk evaluasi.
Tingkat keberhasilan kurikulum dapat diketahui dengan melakukan evaluasi pada input,
proses dan output yang dihasilkan. Sehingga analisis tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman untuk meningkatkan kualitas penerapan kurikulum 2013 agar semakin baik.4
Meninjau dari latar belakang masalah yang ada penerapan kurikulum 2013 di
SMP Muhammadiyah 4 Medan masih terdapat masalah yang mempengaruhi proses
pembelajaran, masalah tersebut adalah:
1. Terdapat guru yang kurang memahami kurikulum 2013
2. Terdapat guru yang kurang mampu mengimplementasikan kurikulum 2013
3. Terdapat guru yang kurang memahami model pembelajaran yang digunakan
dalam kurikulum 2013
4. Terdapat kendala dalam menerapkan pembelajaran kurikulum 2013
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 13 GURU PAI
DI SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN KECAMATAN MEDAN HELVETIA
KOTA MEDAN” dengan tujuan meberikan tambahan wawasan dan infomasi tambahan
tentang implementasi kurikulum 2013 pada guru PAI.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman guru tentang kurikulum 2013?
2. Bagaimana guru mengimplementasikan kurikulum 2013?
3. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam kurikulum 2013
4. Kendala apa yang guru hadapi dalam menerapkan pembelajaran
kurikulum 2013?

4
Dewi, D.A.F., & Sulaeman, A. Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Wanadadi. Alhamara: Jurnal StudiIslam, 1(1),
(2020). Hlm 49

2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pemahaman guru tentang kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui bagaimana guru mengimplementasikan kurikulum
2013
3. Untuk mengetahui model pembelajaran apa yang digunakan dalam
kurikulum 2013
4. Untuk mengetahui kendala apa yang guru hadapi dalam menerapkan
pembelajaran kurikulum 2013

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kurikulum 2013
Makna kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang berbeda-beda, antara
pandangan yang satu dengan pandangan yang lainnya sesuai dengan titik berat inti dan
pandangan dari pakar bersangkutan. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir
yang artinya “pelari” dan curere berarti “tempat berpacu”. Asal usul kurikulum
sebenarnya berasal dari dunia olah raga pada zaman Rumawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start
sampai garis finish. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni “Curriculae” artinya
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum
ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah.5
Kurikulum secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curir yang artinya “pelari” dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah
kurikulum pada zaman romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang
harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Baru pada tahun 1855,
istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata
pelajaran pada perguruan tinggi. Disebutkan juga dalam kamus Webster kurikulum
diartikan dalam dua macam, yaitu : 6
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah
atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau
departemen.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

5
Anda Juanda, Landasan Kurikulum dan Pembelajaran Berorientasi Kurikulum 2006 dan
Kurikulum 2013 (Cirebion: CV.CONFIDENT, 2014) hlm 1
6
Wiji Hidayati, 2021. Op.cit. hlm 2

4
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.7 Sedangkan pengertian secara semantik
kurikulum dikelompokkan menjadi tiga yaitu :8
1. Kurikulum secara Tradisional mata pelajaran yang diajarkan di sekolah atau
bidang studi
2. Kurikulum secara Modern semua pengalaman aktual yang dimiliki siswa di
bawah pengaruh sekolah, sementara bidang studi adalah bagian kecil dari program
kurikulum secara keseluruhan
3. Kurikulum masa Kini strategi yang digunakan untuk mengadaptasikan pewarisan
kultural dalam mencapai tujuan di sekolah.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas kurikulum merupakan rancangan
rencana kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa
untuk mencapai tujuan.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum
sebelumnya, yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini
senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang No. 20 tahun
2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.9
Kurikulum 2013 akan dilaksanakan dengan tahaptahap yang telah ditentukan,
pada tahun ajaran 2013-2014 dengan pelaksanaan yang terbatas, terutama bagi lembaga
pendidik yang telah sanggup menerapkan kurikulum 2013. Tahun Ajaran 2013/2014,
Kurikulum 2013 diterapkan dengan terbatas pada Kelas I dan IV SD/MI, Kelas VII
SMP/MTs, dan Kelas X SMA/SMK/MA/MAK. Dan Tahun Ajaran 2015/2016
diharapkan Kurikulum 2013 tersebut sudah dapat diterapkan di semua kelas I sampai
Kelas XII.10

7
Mohammad Zaini, Manajemen Kurikulum Terintegrasi Kajian di Pesantren dan Madrasah
(Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2020) hlm 12
8
Huda, N. (2017). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Al-Tanzim: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 1(2), 52-75. (2017). Hlm 55
9
Anda Juanda, Op.cit, hlm 269
10
Haudi, Manajemen Kurikulum (Solok: Insan Cendekia Mandiri, 2021) Hlm 55

5
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
memberikan otonomi penuh kepada lembaga sekolah itu sendiri untuk mengembangkan
kurikulumnya sesuai kemampuan dan kesanggupan masing-masing. Sedangkan
kurikulum 2013, yaitu kurikulum dikendalikan oleh pemerintah atau bersentral pada
pemerintah. Jadi, guru tidak disibukkan lagi dengan tugas harus membuat silabus dan
RPP, karena guru harus lebih berfokus pada bagaimna proses pembelajaran dan
transformasi ilmu bisa maksimal.11
Kurikulum 2013 merupakan seperangkat mata pelajaran dan program pendidikan
berbasis ilmu pengetahuan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan, yang bertujuan
untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa Indonesia, suatu sistem dimana
peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ditegaskan bahwa kurikulum
2013 bertujuan untuk mendorong siswa mengamati, mempertanyakan, membenarkan
dan menyajikan apa yang dipelajari atau diketahuinya setelah menerima materi
pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang untuk menyusun dan menyempurnakan
Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Berbeda
dengan Kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 menekankan pada tiga aspek, yaitu
produksi akhlak mulia (afektif), keterampilan (psikomotor), dan pengetahuan
berkelanjutan (kognitif). Dengan demikian, siswa diharapkan lebih kreatif, inovatif dan
produktif.
Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin
pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik
melalui pengetahuan di bangku sekolah. Dengan kata lain, antara soft skills dan hard skills
dapat tertanam secara seimbang, berdampingan, dan mampu diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan adanya Kurikulum 2013, harapanya peserta didik dapat
memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat dan
berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuh sehingga akan dapat
berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya. Kurikulum 2013

11
Anda Juanda, Op.cit, hlm 270

6
dalam prosesnya memiliki orientasi pertama yakni perubahan sikap, kognitif yang diasah
memiliki muara untuk perubahan sikap. Secara praktis, kurikulum 2013 menganut:12
a. Pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat
b. Pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan
latar belakang karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa
agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada
pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat
penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit
dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki kontribusi
terhadap kompetensi- kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian terhadap pencapaian
kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan
bukti penguasaan mereka terhadappengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap sebagai
hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan
kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.
Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan
sebagai berikut. 13
1. Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan
bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki
oleh individu. Misalnya seorang guru yanga akan melaksanakan pembelajaran
harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta
didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
3. Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melekukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru

12
Maulida, L., Mufti, Z. A., Latifah, A., & Agung, R. Implementasi Kurikulum 2013. Educational
Journal of Islamic Management, 2(2), (2022). Hlm 69
13
Anda Juanda, Op.cit, hlm 305

7
dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan
belajar kepada peserta didik.
4. Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah menyatu dalam diri
seseorang, misalnya standar prilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran,
keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang yang datang dari luar, misalny areaksi
ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah atau gaji dan sebagainya.
6. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan, misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.
B. Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji-cobakan dengan
pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan
karakteristik peserta didik baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisik.14
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi
kurikulum, yaitu : 15
1. Penerapan kurikulum 2013 SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
dilaksanakan dengan bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014.
2. Pelaksanaan kurikulum di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
menggunakan petunjuk pelaksanaan kurikulum, yaitu pedoman:
a. Penyusunan dan pengelolaan KTSP
b. Pengembangan konten lokal
c. Kegiatan ekstrakurikuler
d. Umum untuk belajar
e. Evaluasi kurikulum
Implementasi kurikulum ialah suatu usaha bersama antar pemerintah dengan
pemerintahan provinsi dan pemerintahan daerah
1. Pemerintah memiliki tanggung jawab menyiapkan pendidik dan kepala sekolah
untuk menjalankan kurikulum

14
Wiji Hidayati, Op.cit, hlm 113
15
Haudi, Op.cit, hlm 70

8
2. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengevaluasi penerapan kurikulum
nasional
3. Pemerintah provinsi memiliki tanggung jawab agar mengawasi dan mengevaluasi
penerapan atauimplementasi kurikulum di wilayah provinsi yang bersangkutan
4. Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab memberi bantuan profesional
kepada pendidik dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di daerahnya
Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidik juga diminta agar melakukan
rancangan pembelajaran efektif dan bermakna secara profesional, mengatur
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur
pembelajaran yang efektif dan pembentukan kompetensi, serta menentukan kriteria
keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:16
a. Merancang pembelajaran secar efektif dan bermakna. Implementasi kurikulum
2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan
kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki
sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagigis, psikologi, dan
didaktis secara bersamaan.
b. Mengorganisasikan pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru
untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima
hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran
dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan
dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya
masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
c. Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi kurikulum
2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual(contextual
teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative

16
Rouf, Abdul, and Raghda Lufita. "Peranan guru dalam implementasi kurikulum 2013 di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Jombang." Sumbula: Jurnal Studi Keagamaan, Sosial dan Budaya 3.2 (2018)
hlm 914

9
teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran
konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
d. Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter.
Secara garis besar, tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi:17
a. Tahap perencanaan implementasi Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan
misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai.
Setiap penetapan sebagai elemen yang akan dipergunakan dalam proses
implementasi kurikulum terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang
meliputi: identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai),
pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia, anggaran dan waktu,
evaluasi setiap alternatif tersebut, penentuan alternatif yang paling tepat.
b. Tahap pelaksanaan implementasi Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue
print yang telah disusun dalam perencanaan dengan menggunakan sejumlah
teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan
sebelumnya. Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut
departemen/divisi/ seksi masing-masing atau gabungan, tergantung pada rencana
sebelumnya, hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuantujuan kegiatan
yang telah ditetapkan.
c. Tahap evaluasi implementasi Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal, yaitu: 1)
melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai tugas kontrol, apakah
pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan
jika selama proses terdapat kekurangan; 2) melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil
akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan
terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan suatu
metode, sarana dan prasarana, anggaran proposal dan waktu yang ditentukan
dalam tahap perencanaan.
C. Model Pembelajaran Kurikulum 2013
Model pembelajaran adalah sebuah gambaran dari proses pembelajaran yang
sudah di desain, digunakan serta di evaluasi dengan sistematis oleh pendidik dengan

17
Wiji Hidayati, Op.cit, hlm 118

10
tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.18 Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual tentang prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar, baik pembelajar maupun pengajar. Untuk itu agar
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
guru haruslah mampu memilih model pembelajaran yang tepat. model pembelajaran yang
dipilih itu harus sesuai dengan materi pelajar, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik
peserta didik, dan sarana yang tersedia. 19
Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tentang standar proses, model
pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013 adalah : 20
1) Model Inquiry Learning
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis dan logis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry a. Penekanan pada
perkembangan tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotor dengan
adanya penyeimbangan, kemudian tujuan pembelajaran dapat bermakna.
b. Memberi ruang untuk siswa sesuai gaya belajarnya c. kesesuaian dengan
pengembangan psikologi, dimana adanya perubahan dalam tingkah laku
dan pengalaman d. aktivitas siswa menjadi meningkat adanya pencarian
dan mengolah informasi serta jawaban terhadap pertanyaan yang
mandiri.21
Kelemahan Model Inquiry a. Jika topik yang diberikan pendidik
tidak jelas maka dampaknya akan membuat siswa kebingungan b. Dalam
hal penerapannya, model ini memerlukan waktu yang lama sehingga
pendidik kesulitan dalam mengatur waktu c. Sulit ketika dikembangkan

18
Aji, Wisnu Nugroho. "Model pembelajaran Dick and Carrey dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia." Kajian Linguistik dan Sastra 1.2 (2016) hlm 120
19
Rokhimawan, Mohamad Agung, Jami Ahmad Badawi, dan Siti Aisyah. "Model-Model
Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Tingkat SD/MI." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 4.2 (2022) hlm
2084
20
Yusuf, Wiwin Fachrudin. "Implementasi Kurikulum 2013 (K-13) Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (SD)." Jurnal Al-Murabbi 3.2 (2018) hlm 269
21
Rokhimawan, Mohamad Agung, Jami Ahmad Badawi, dan Siti Aisyah, Op.cit, hlm. 2081

11
pada ruang lingkup kelas yang siswanya banyak d. Model ini akan sulit
diterapkan ketika fokusnya pada kompetensi siswa dalam22
2) Model Discovery Learning
Metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri.
Kelebihan Model Discovery a. Dapat membantu siswa untuk
meningkatkan segala keterampilan terlebuh dalam kognisi b. Perolehan
pengetahuan ini sifatnya pribadi sehingga menimbulkan penguatan dalam
ingatan dan transfer siswa c. Siswa dapat memahami dnegan baik
mengenai konsep dan ide d. Adanya proses berpikir dan kerja mandiri bagi
siswa e. Dapat memahami sebuah konsep dan ide dengan baik.23
Kelemahan Model Discovery a. banyak menimbulkan asumsi
terkait denga kesiapan berpikir b. tidak bisa diterapkan pada kelas yang
jumlahnya banyak karena penggunaan waktu yang lama c. penemuan yang
ada pada model ini tidak bisa berjalan baik ketika siswa dan guru masih
terfokus pada cara belajar yang lama.24
3) Model Based Learning
Metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan.
Kelebihan Model Berbasis Masalah a. Model pembelajaran ini
dapat membuat pola pikir terhadap siswa b. Masalah mampu terpecahkan
c. Peningkatan dalam hal motivasi dan dapat juga peningkatan dalam hal
hasil belajar.25
Kelemehan Model Berbasis Kelompok a. Ketika minat siswa
kurang maupun kepercayaan siswa kurang maka dampaknya siswa tidak

22
Ibid
23
Ibid, hlm 2082
24
Ibid
25
Ibid, 2083

12
mau mencoba b. Perlu waktu yang lama agar berhasil c. Tidak ada
pemahaman maka siswa enggan buat belajar.26
4) Model Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang
mendalam terhadap suatu topik.
Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Projek a. Terciptanya
peningkatan dalam hal motivasi b. Terciptanya peningkatan siswa untuk
menyelesaikan masalah. c. Peningkatan dalam hal kerjasama d. Terjadi
dorongan dalam keterampilan komunikasi.27
Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Projek a. Tidak bisa
digunakan pada setiap mata pelajaran, model ini cocok digunakan ketika
berkaitan dengan masalah dalam menuntut kemampuan siswa. b. Pada saat
di kelas para siswa mempunyai keanekaragaman yang amat tinggi
sehingga menimbulkan kesulitan ketikan pembagian tugas.28
Selain itu terdapat Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 Berbasis Scientific
(Ilmiah) yaitu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam
mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.29

26
Ibid
27
Ibid
28
Ibid
29
Anda Juanda, Op.cit, hlm 307

13
Adapun langkah-langkah umum pendekatan scientific dalam proses pembelajaran
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Langkah-langkah tersebut dijelaskan dalam uraian berikut ini.30
a. Mengamati
Pengamatan adalah menggunakan satu atau lebih indera-indera pada tubuh
manusia yaitu penglihat, pendengar, pembau, pengecap, dan peraba atau perasa.
Misalnya melihat sebuah papan tulis, mendengar bel berdering, membau asap,
mengecap rasa jeruk, meraba kain yang halus semua itu merupakan contoh
kegiatan pengamatan. Informasi yang dikumpulkan dari pengamatan disebut bukti
atau data
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak,atau dibaca. Peserta didik dibimbing untuk dapat mengajukan pertanyaan
tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau
kejadian, aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya
d. Mengasosiasikan
Kegiatan mengasosiasikan dalam kegiatan pembelajaran adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan ke dalam sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat

30
Ibid, hlm 309

14
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi tersebut
e. Menarik
kesimpulan Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau
informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan
berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam
satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan,
f. Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakanapa yang ditemukan dalam kegiatan mencarii nformasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
Pendekatan scientific memiliki beberapa manfaat yaitu proses pembelajaran lebih
terpusat pada siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran; langkah-
langkah pembelajarannya sistematis sehingga memudahkan guru untuk memanajemen
pelaksanaan pembelajaran, memberi peluang guru untuk lebih kreatif, dan mengajak
siswa untuk aktif dengan berbagai sumber belajar; langkah-langkah pembelajaran
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip;
proses pembelajarannya melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa;
selain itu juga dapat mengembangkan karakter siswa. Salah satunya dalam metode
mengamati. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

15
D. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kelebihan Kurikulum 2013 yaitu :31
1. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik
untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam
bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan.
2. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan
standar kompetensi tertentu.
3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
4. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa
atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan
untuk memaksimalkan potensi mereka.
5. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk
meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kekurangan Kurikulum 2013 yaitu :32
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang
sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung
dalam proses pengembangan kurikulum 2013.

31
Yusuf, Wiwin Fachrudin.Op.cit. hlm 274
32
Ibid

16
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian
nasional (UN) masih diberlakukan.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dalam pengumpulan datanya dan
yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Pendekatan kualitatif berusaha
menangkap kenyataan sosial secara keseluruhan, utuh, dan tuntas sebagai suatu kesatuan
kenyataan. Menurut pendekatan ini, objek penelitian dilihat sebagai kenyataan hidup
yang dinamis, sehingga dengan penelitian ini data yang diperoleh tidak berupa angka-
angka, tetapi lebih banyak deskripsi, ungkapan, atau makna-makna tertentu yang ingin
disampaikan. Dalam pendekatan ini kami menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena ilmiah maupun rekayasa
manusia.
Data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Yaitu data yang
didapat langsung dari lapangan. Teknik yang kami gunakan untuk mengumpulkan data
tersebut adalah dengan observasi dan wawancara
1. Observasi
Observasi merupakan teknik penelitian dengan melakukan pengamatan subjek
kajian secara langsung turun kelapangan, untuk mengkaji subjek kajian dengan menelaah
perilaku dan interaksi subjek kajian secara spontan dan alamiah. Teknik ini
menggunakan verstehen (pemahaman) secara mendalam terhadap subjek kajian, peneliti
akan memperoleh gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian, dengan berusaha memperkecil atau bahkan
menghilangkan subjektifitas peneliti.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi yang dilakukan oleh
peneliti dan subjek penelitian secara langsung yang bersifat dua arah, adapun pertanyaan
telah terlebih dahulu disistematisasi sesuai dengan tema penelitian, pertanyaan secara
fleksibel dapat berubah sesuai dengan arah pembicaraan agar tidak menimbulkan
kecanggungan subjek kajian.

18
3. Dokumentasis
Dokumentasi merupakan mencari data mengenai berbagai hal berupa dokumen
atau catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang.
B. Waktu Penelitian
Kami Melakukan Penelitan Pada Hari Jum’at 24 November 2023 Tepatnya Pada
Pukul 09:00 -11:00 WIB. Observasi dan wawancara memakan waktu selama 2 jam.
C. Lokasi Obsevasi
Lokasi penelitian merupakan objek penelitian dimana kegiatan penelitian
dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau
memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian di sekolah SMP
MUHAMMADIYAH 4 terletak di Jl. Kapten Muslim Gg. Jawa, Sei Sikambing C II, Kec.
Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara.

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
SMP MUHAMMADIYAH 4 terletak di Jl. Kapten Muslim Gg. Jawa, Sei
Sikambing C II, Kec. Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara, dengan kode pos
20118. Pelaksanaan pendidikan di sekolah SMP MUHAMMADIYAH 4 ini memiliki
konsep dan tujuan yang sangat jelas, hal ini terlihat dari profil, visi dan misinya, yakni:
1. Profil Sekolah
Nama sekolah SMP Muhammadiyah 4 Medan
Kepala sekolah Biskamto S.pd
NPSN 10210105
Provinsi Sumatera Utara
Kecamatan Medan Helvetia
Status Swasta
Bentuk Pendidikan SMP (Sekolah Menengah pertama )
Status Kepemilikan Yayasan
SK Pendirian Sekolah 309/ I05/4/1993
Tanggal SK Pendirian 2004-04-27
SK Izin Operasional 420/1228/2004
Akreditasi B

2. Visi
“Terwujudnya pelajar muslim yang bertaqwa”
3. Misi
1. Memebentuk kepribadian pelajar berakhlaq mulia
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa yan beradab
3. Menghasilkan pelajar yang bermartabat terampil
4. Data Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah 4 Medan
Sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian penting sebagai
proses penunjang berjalannya suatu pembelajaran. tak menutup
kemungkinan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan bagi pendidik,
peserta didik, kepala sekolah dan staf/ karyawan lainnya dalam

20
melaksanakan masing-masing tugas dan peran. Adapun sarana dan
prasarana yang terdapat di SMP Muhammadiyah 4 Medan sebagai berikut :
No. Jenis sarana dan prasarana Jumlah
1 Runag kelas 4
2 Ruang perpustakaan 1
3 Ruang pimpinan 1
4 Ruang guru 1
5 Tempat ibadah 1
6 Ruang UKS 1
7 Kantin 1
8 Lapangan 1

B. Temuan Khusus
Temuan khusus penelitian ini disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam
penelitian melaluai wawancara yang didukung dengan kajian teori. Hasil penelitian ini
diperoleh berdasarkan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan penulis
terhadap pihak terkait. Adapun jawaban pertanyaan terkait fokus masalah penelitian akan
dipaparkan sebagai berikut:
1. Pemahaman Guru Tentang Kurikulum 2013
Menurut pemahamam saya kurikulum 2013 merupakan lanjutan dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
2006. sekolah ini juga masih menerapkan kurikulum 2013, pada kurikulum 2013
memfokuskan pada kemampuan akademik siswa secara umum yang bertujuan untuk
membuat belajar lebih bermakna dan berguna bagi siswa. Selain fokus pada pelajaran,
kurikulum ini juga fokus terhadap perkembangan sikap dan keterampilan fisik siswa.
Jadi, tidak hanya soal hapalan atau teori, tapi juga tentang bagaimana siswa bisa
menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. dan pada
pembelajarannya kurikulum 2013 ini lebih kepada konsep materi yang diberikan kepada
siswa yang terstruktur dan memiliki pedoman yang jelas.
Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulakan Kurikulum 2013 adalah
kelanjutan dari cara mengajar sejak tahun 2006. Banyak sekolah masih menggunakan
kurikulum ini. Tujuannya adalah agar belajar lebih berguna dan bermakna bagi siswa. Ini

21
tidak hanya tentang hapalan dan teori, tapi juga mengenai bagaimana siswa bisa
menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum 2013 fokus pada
perkembangan kemampuan belajar siswa secara keseluruhan, tidak hanya di pelajaran-
pelajaran tertentu. Selain itu, tentang sikap dan keterampilan fisik siswa. Jadi, tidak hanya
mengajarkan konsep-konsep teoritis, tapi juga bagaimana siswa bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 lebih
terstruktur dan memiliki pedoman yang jelas, sehingga siswa memiliki arah yang baik
dalam belajar. Kesimpulannya, Kurikulum 2013 dirancang untuk memberikan
pendidikan yang lebih lengkap, tidak hanya mengenai pelajaran di sekolah, tetapi juga
tentang karakter, keterampilan, dan cara mengaplikasikan pengetahuan di kehidupan
sehari-hari.
2. Bagaimana Guru Mengimplementasikan Kurikulum 2013
Dalam menjalankan Kurikulum 2013, saya merencanakan pembelajaran yang
mencakup banyak hal, termasuk pengembangan keterampilan dan kepribadian siswa. Di
dalam kelas, saya aktif melibatkan siswa dengan metode pembelajaran yang seru dan
mendukung pengembangan keterampilan mereka. Saya juga menggabungkan pelajaran
dari berbagai mata pelajaran ke dalam topik atau tema tertentu. Untuk menilai
perkembangan siswa, saya menggunakan cara penilaian berbasis portofolio, yaitu
dengan melihat kumpulan hasil karya mereka. Selain itu, saya tidak hanya fokus pada
pelajaran akademis, tetapi juga dengan pembentukan karakter siswa.
Berdasarkan wawancara diatas, dapat disimpulkan dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013, guru memiliki pendekatan pembelajaran yang holistik. Guru
merencanakan pembelajaran yang tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga
pengembangan keterampilan, karakter, dan nilai-nilai positif. Dalam kelas, guru aktif
melibatkan siswa dengan metode pembelajaran yang menekankan kolaborasi dan
dukungan terhadap pengembangan keterampilan siswa. Integrasi mata pelajaran dan
penggunaan penilaian berbasis portofolio juga menjadi bagian dari pendekatan ini. Lebih
dari itu, guru memberikan perhatian khusus pada pembentukan karakter siswa, sehingga
tujuannya adalah memberikan pendidikan yang menyeluruh dan relevan untuk
perkembangan siswa secara menyeluruh.
3. Model Pembelajaran Apa Yang Digunakan Dalam Kurikulum 2013

22
Model pembelajaran yang saya gunakan adalah dengan memberikan materi
terlebih dahulu kepada siswa dan menjelaskan materi tersebut dengan menggunkan
contoh yang ada disekitar kita, setelah itu saya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya yang tidak mereka pahami, jika siswa sudah paham mengenai materi
yang saya berikan saya akan menanyakan kembali materi yang sudah saya sampaikan
kepada mereka supaya memastikan apakah siswa sudah paham atau belum tentang
materi yang saya jelaskan
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru menerapkan pendekatan
pembelajaran yang kombinatif, menggabungkan elemen dari berbagai model
pembelajaran. Seperti Terdapat unsur pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran guru,
terutama ketika memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengeksplorasi materi lebih lanjut. Model inkuiri seringkali melibatkan siswa dalam
mengajukan pertanyaan, melakukan observasi, dan menyelidiki konsep. Dan unsur
Discovery Learning (Pembelajaran Temuan) yang mana Konsep pembelajaran temuan
mencakup proses di mana siswa diberi kebebasan untuk menemukan atau
mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Bagian dari pembelajaran guru, di mana
siswa diberi kesempatan untuk memahami materi dengan contoh yang ada disekitar kita,
dapat terkait dengan pendekatan ini.
4. Kendala Apa Yang Guru Hadapi Dalam Menerapkan Pembelajaran Kurikulum
2013
kendala yang saya hadapi yaitu menghadapi siswa yang kurang keberaniannya
dalam memberikan pedapat atau untuk menjawab apa yang saya tanyakan dan
menjawabnya didepan teman-temanya, mungkin karena mereka takut jika jawabnnya
salah dan pasti ada teman-teman yang lainnya mengejek atau menertawakan siswa
tersebut, nah dengan ini saya harus lebih memeberi motivasi kepada sisiwa tersebut
untuk lebih berani kedepannya.
Kesimpulan dari kendala yang dihadapi oleh guru adalah bahwa siswa mengalami
kekurangan keberanian dalam berpartisipasi atau menjawab pertanyaan di depan teman-
teman mereka. Alasannya mungkin terkait dengan ketakutan akan penilaian atau reaksi
dari teman-teman sekelas, terutama jika ada kemungkinan jawaban yang salah. Dalam
menghadapi kendala ini, guru merasa perlu memberikan lebih banyak motivasi kepada
siswa tersebut agar merasa lebih berani dan percaya diri dalam menyampaikan pendapat

23
atau jawaban mereka di depan teman-teman. Motivasi tersebut diharapkan dapat
mengatasi kekhawatiran dan menciptakan lingkungan kelas yang lebih mendukung untuk
pertukaran ide dan partisipasi aktif siswa.

C. Pembahasan
1. Pemahaman Guru Tentang Kurikulum 2013
Pemahaman Guru di SMP Muhammadiyah 4 Medan terkait kurikulum 2013
sudah cukup baik. Dimana guru telah memahami bahwa kurikulum 2013 adalah
kelanjutan dari cara mengajar sejak tahun 2006. Kurikulum 2013 tidak hanya tentang
hapalan dan teori, tapi juga mengenai bagaimana siswa bisa menggunakan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum 2013 fokus pada
perkembangan kemampuan belajar siswa secara keseluruhan, tidak hanya di pelajaran-
pelajaran tertentu melainkan tentang sikap dan keterampilan fisik siswa. Jadi, tidak hanya
mengajarkan konsep-konsep teoritis, tapi juga bagaimana siswa bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Berbeda halnya dengan pemahaman guru di SMP Muhammadiyah Wanadadi
mengenai kurikulum 2013 belum cukup baik disebabkan karena pelatihan yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota, Provinsi, bahkan pemerintah di level
nasional tidak didesain dengan baik dan ketersediaan sarana pembelajaran lainnya seperti
LCD dan sambungan internet. Pada tahap pelaksanaan ditemukan banyak guru yang
kesulitan dalam melaksanakan penilaian di kurikulum 2013 terutama dalam penilaian
sikap, pembelajaran tematik, dan menganalisis instrumen penelitian dan revisi butir soal
(Dewi & Sulaeman, 2020).

2. Implementasi Kurikulum 2013


Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Muhammadiyah 4 Medan, guru memiliki
pendekatan pembelajaran yang holistik yaitu:
a) Guru merencanakan pembelajaran akademis serta pengembangan
keterampilan, karakter, dan nilai-nilai positif.
b) Guru melibatkan siswa dengan metode pembelajaran yang menekankan
kolaborasi dan dukungan terhadap pengembangan keterampilan siswa.
c) Guru menggunakan penilaian berbasis portofolio.

24
d) Guru memberikan perhatian khusus pada pembentukan karakter siswa.
Sedangkan Menurut Dewi & Sulaeman (2020) dalam penelitiannya, implementasi
kurikulum 2013 di SMP Muhammadiyah Wanadadi adalah:
a) Guru mempersiapan buku pembelajaran
b) Adaptasi guru dengan seluruh administrasi terkait kurikulum 2013
c) Guru membuat perangkat pembelajaran
d) Guru melakukan pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler
e) Dalam melakukan penilaian, guru melakukan evaluasi untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Proses penilaian dalam
kurikulum 2013 menggunakan sistem penilaian autentik yang mencakup
aspek kognitif, afaektif, psikomotorik.

3. Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013


Penerapan kurikulum 2013 di SMP Muhammadiyah 4 Medan, guru menerapkan
pendekatan pembelajaran yang kombinatif, menggabungkan elemen dari berbagai model
pembelajaran. Model inkuiri seringkali melibatkan siswa dalam mengajukan pertanyaan,
melakukan observasi, dan menyelidiki konsep. Dan unsur Discovery Learning
(Pembelajaran Temuan) yang mana Konsep pembelajaran temuan mencakup proses di
mana siswa diberi kebebasan untuk menemukan atau mengembangkan pemahaman
mereka sendiri.
Berbeda halnya menurut Dewi & Sulaeman (2020), penerapan pembelajaran yang
dilakukan di SMP Muhammadiyah Wanadadi adalah:
a) Pembelajaran Intrakurikuler
Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di
kelas, sekolah dan masyarakat. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan
prosedur dalam kurikulum 2013 yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup. Pada pembelajaran di dalam kelas, guru berusaha menumbuhkan
partisipasi siswa.
b) Pembelajaran Ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakuakan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran

25
terjadwal. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah
Wanadadi tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi juga di luar kelas agar
peserta didik dapat mengaplikasikan langsung materi yang diajarkan di kelas.
Misalnya yaitu dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk
berkunjung ke tokoh Muhammadiyah tentang pendataan qurban dan zakat
fitrah.

4. Kendala Dalam Menerapkan Pembelajaran Kurikulum 2013


Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, guru di SMP Muhammadiyah 4
Medan memiliki masalah terkait penerapan metode pembelajaran pada anak didiknya
sementara kendala yang dihadapi guru di SMP Muhammadiyah Wanadadi berdasarkan
kurangnya pemahaman guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
Kendala yang dihadapi oleh guru di SMP Muhammadiyah 4 Medan adalah bahwa
siswa mengalami kekurangan keberanian dalam berpartisipasi atau menjawab pertanyaan
di depan teman-teman mereka. Alasannya mungkin terkait dengan ketakutan akan
penilaian atau reaksi dari teman-teman sekelas, terutama jika ada kemungkinan jawaban
yang salah. Dalam menghadapi kendala ini, guru merasa perlu memberikan lebih banyak
motivasi kepada siswa tersebut agar merasa lebih berani dan percaya diri dalam
menyampaikan pendapat atau jawaban mereka di depan teman-teman.
Sedangkan Menurut Dewi & Sulaeman (2020) kendala yang dihadapi guru di
SMP Muhammadiyah Wanadadi adalah:
a) Guru harus beradaptasi terkait beberapa konten yang berubah dari kurikulum
sebelumnya menjadikan guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang
kurikulum 2013.
b) Kurangnya sumber materi pembelajaran. Sumber materi yang terbatas
menjadikan guru kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
c) Kurangnya alokasi waktu. Banyaknya aspek dan kegiatan yang harus
dipelajari dibandingkan dengan ketersediaan waktu belajar menjadikan guru
harus kreatif mengelola waktu.
d) Penyusunan RPP yang terlalu rumit. Konten RPP yang detail sebelum RPP
yang baru datang menjadikan guru kesulitan dalam mengerjakan.

26
e) Pelaksanaan dan pengolahan hasil penilaian. Banyaknya aspek yang harus
dinilai dari masing-masing peserta didik menjadikan guru merasa kesulitan
dalam melaksanakannya.
Dalam menghadapi kendala ini upaya yang dilakukan salah satunya adalah
dengan sering dilakukan sosialisasi tekhnis kurikulum 2013 serta dengan pemenuhan
sarana dan prasarana dan upaya guru untuk memahami metode pembelajaran. Pada tahap
perencanaan, disarankan kepada Kepala Sekolah, guru, dan Dinas Pendidikan dalam
melakukan sosialisasi dan pelatihan membuat kisi-kisi dahulu baru membuat soal bukan
sebaliknya.

27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari wawancara ini mengenai implementasi Kurikulum 2013 di SMP
MUHAMMADIYAH 4 adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman Guru tentang Kurikulum 2013 : Guru memandang Kurikulum
2013 sebagai kelanjutan dari pendekatan pembelajaran sejak tahun 2006.
Tujuan kurikulum adalah membuat pembelajaran lebih bermakna dan
berguna bagi siswa, tidak hanya berfokus pada hapalan dan teori. Fokus pada
perkembangan kemampuan belajar siswa secara keseluruhan, termasuk sikap
dan keterampilan fisik.
2. Implementasi Kurikulum 2013 oleh Guru : Guru menerapkan pendekatan
holistik dalam pembelajaran, mencakup aspek akademis, keterampilan,
karakter, dan nilai-nilai positif. Melibatkan siswa aktif dalam metode
pembelajaran yang mendukung pengembangan keterampilan.
Menggabungkan pelajaran dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema atau
topik tertentu. Penilaian berbasis portofolio digunakan untuk menilai
perkembangan siswa.
3. Model Pembelajaran yang Digunakan dalam Kurikulum 2013 : Guru
menerapkan pendekatan kombinatif, menggabungkan elemen pembelajaran
inkuiri dan discovery learning. Memberikan materi terlebih dahulu, diikuti
dengan penjelasan dan contoh, serta memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
4. Kendala dalam Implementasi Kurikulum 2013 : Kendala yang dihadapi guru
terkait dengan kekurangan keberanian siswa dalam berpartisipasi atau
menjawab pertanyaan di depan teman-teman. Guru merasa perlu memberikan
motivasi kepada siswa untuk mengatasi ketakutan dan menciptakan
lingkungan kelas yang mendukung.

28
B. Saran
Guru bisa lebih jelas dan memberi contoh tentang cara mengintegrasikan nilai-
nilai dan karakter dalam pembelajaran. Gunakan metode pembelajaran yang lebih seru
dan melibatkan siswa lebih aktif. Atasi ketakutan siswa untuk berpartisipasi dengan
membentuk kelompok kecil. Tingkatkan komunikasi dan kerjasama antar guru, serta
libatkan orang tua dalam mendukung perkembangan karakter siswa. Semua ini akan
membantu implementasi Kurikulum 2013 menjadi lebih efektif dan menyeluruh.

29
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wisnu Nugroho. 2016. Model pembelajaran Dick and Carrey dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra 1.2, 119-126.
Dewi, D. A.F., dan A. Sulaeman. 2020. Implementasi Kurikulum 2013 pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah Wanadadi. Jurnal Studi Islam Vol 1 (1), 47-57.
Faridah Alawiyah. 2014. Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, Info
Singkat Kesejahteraan Sosial Kajian Singkat terhadap Isu-isu Terkini. Vol. VI,
No. 15/I/P3DI
Haudi. 2021. Manajemen Kurikulum. Solok: Insan Cendekia Mandiri
Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pedagogia
Hidayati, Wiji. 2021. Manajemen Kurikulum Dan Program Pendidikan (Konsep dan
Strategi Pengembangan). Yogyakarta: Semesta Aksara
Huda, N. (2017). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Al-Tanzim: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 1(2), 52-75.
Juanda., Anda. 2014. Landasan Kurikulum dan Pembelajaran Berorientasi Kurikulum
2006 dan Kurikulum 2013. Cirebion: CV.CONFIDENT
Maulida, L., Mufti, Z. A., Latifah, A., & Agung, R. (2022). Implementasi Kurikulum
2013. Educational Journal of Islamic Management, 2(2). 65-80.
Rokhimawan, Mohamad Agung, Jami Ahmad Badawi, dan Siti Aisyah. 2022. Model-
Model Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Tingkat SD/MI. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan 4.(2). 2077-2086.
Rouf, Abdul, dan Raghda Lufita. 2018. Peranan guru dalam implementasi kurikulum
2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Jombang. Sumbula: Jurnal Studi
Keagamaan, Sosial dan Budaya 3.(2). 903-926.
Yusuf, Wiwin Fachrudin. 2018. Implementasi Kurikulum 2013 (K-13) Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (SD). Jurnal Al-
Murabbi 3.(2). 263-278.
Zaini, Mohammad. 2020. Manajemen Kurikulum Terintegrasi Kajian di Pesantren dan
Madrasah. Yogyakarta: Pustaka Ilmu

30
LAMPIRAN
Dokumentasi saat wawancara

Dokumentasi bersama Buk Suryani

31
Dokumentasi data guru dan tenaga pendidik

32

Anda mungkin juga menyukai