Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM PPKN SEKOLAH DASAR

“ANALISIS MATERI PPKN DALAM KURIKULUM 2013”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum PPKN Sekolah Dasar
Dosen Pengampuh: Sri Wulandari, S.Sos

 
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Athina Sagita
Yurite Gundo
Susan D. Y. Rori

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP TERANG BANGSA
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya
sehingga tugas makalah mata kuliah Kajian Kurikulum PPKN Sekolah Dasar terselesaikan
dengan baik.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah Kajian
Kurikulum PPKN Sekolah Dasar, Ibu Sri Wulandari, S.Sos atas bimbingan dan arahannya
sehingga makalah ini dapat disusun dan dikumpulkan tepat waktu.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman – teman Kelas Praktisi Angkatan –
1 Prodi PGSD STKIP Terang Bangsa atas dukungan dan masukannya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini membahas tentang karakteristik, tujuan, ruang lingkup, dan komponen
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewrganegaraan di Sekolah Dasar dalam Kurikulum
2013.

Akhirnya  makalah  ini  dapat   diselesaikan  berkat bimbingan dan arahan dari


dosen  pembimbing   yang   memberikan  bahan – bahan materi.

Dan apabila  dalam  makalah  ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun
teknik  penulisannya, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan bimbingan dari semua
pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat  dan berguna
buat kita semua.

Timika, 06 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR..........................................................................................  ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................  1 
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
D. Manfaat……………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.................. 4
2.2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)...................................... 11
2.2.1 Karakteristik PPKn dalam Kurikulum 2013………………………………. 12
2.2.2 Tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013........................................................... 14
2.2.3 Ruang lingkup PPKn dalam Kurikulum 2013…………………………….. 15
2.2.4. Komponen Pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013………………….. 15
BAB III PENUTUP................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 29
3.2 Saran…………………………………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA    ......................................................................................... 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk menghadapi persoalan yang akan dihadapi pada masa depan, tentu saja wajib
diadakan penataan terhadap sistem pendidikan secara utuh serta menyeluruh. Pendidikan sendiri
dapat diartikan sebagai kehidupan, pada istilah lain kegiatan belajar wajib dapat mengedukasi
siswa menggunakan kecakapan lingkungan sekitarnya dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih difokuskan pada amanat bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu di jenjang pendidikan selanjutnya
pendidikan termasuk mata pelajaran yang terdapat di dalamnya.
Konsep pendidikan di Indonesia sendiri selalu berubah dengan tujuan untuk menemukan
struktur terbaik seiring perubahan dan perkembangan zaman di Indonesia. Sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 serta baru – baru ini adalah kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum meliputi isi serta mata pelajaran termasuk dalam pelajaran yang
selalu mengalami perubahan ialah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada
kurikulum sebelumnya di tahun 2006, PPKn dikenal menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
Pada awalnya PPKn diklaim menggunakan pelajaran Civic di tahun 1962. Perubahan nama
pelajaran ini membuktikan bahwa sifat kurikulum salah satunya adalah dinamis.
Kurikulum bertujuan agar mampu mempersiapkan siswa untuk mempunyai kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi di kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Kurikulum
juga menjadi alat pendidikan supaya siswa mampu mempunyai kompetensi kognitif, afektif serta
psikomotor.
Salah satu bentuk perubahan dalam penyusunan Kurikulum 2013 adalah penataan
ulang nama pelajaran PKn menjadi PPKn, dengan rincian yaitu 1) mengubah nama mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila serta
Kewarganegaraan (PPKn),

1
2) Menempatkan pelajaran PPKn sebagian utuh berasal kelompok mata pelajaran yang memiliki
misi pengokohan kebangsaan, 3) Mengorganisasikan SK-KD serta indikator PPKn secara
nasional menggunakan memperkuat nilai serta moral berasal
Pancasila, nilai dan adat undangundang 1945, nilai serta semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta
wawasan dan komitmen NKRI, 4) Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensi
pengetahuan kewarganegaraan, perilaku kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan,
keteguhan kewarganegaraan, komitmen kewarganegaraan serta kompetensi kewarganegaraan, 5)
menyebarkan serta menerapkan berbagai model pembelajaran yang sinkron dengan karakteristik
PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik menjadi masyarakat negara
yg cerdas baik secara utuh, 6) Menyebarkan serta menerapkan banyak sekali model evaluasi
prosespembelajaran akibat belajar PPKn. Bila saja hal – hal di atas diimplementasikan dengan
baik serta sdengan sungguh - sungguh, maka besar kemungkinan kurikulum menjadi alat
pendidikan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor akan terealisasikan pada pembelajaran
di sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013
?
2) Bagaimana kerangka dasar Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013 ?
3) Bagaimana struktur Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 ?
4) Bagaimana karakteristik PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
5) Bagaimana tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
6) Bagaimana ruang lingkup PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
7) Bagaimana komponen pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013 ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013.
2. Untuk mengetahui kerangka dasar Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67
Tahun 2013.
3. Untuk mengetahui struktur Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.
2
4. Untuk memahami karakteristik PPKn dalam Kurikulum 2013.
5. Untuk memahami tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013.
6. Untuk memahami ruang lingkup PPKn dalam Kurikulum 2013.
7. Untuk memahami komponen pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013.

D. MANFAAT
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013 di
jenjang SD.
2. Untuk menjadi referensi kepada mahasiswa sebagai calon pendidik mengenai karakteristisk,
tujuan, ruang lingkup, serta fungsi PPKn dalam Kurikulum 2013 bagi siswa sebagai warga
negara dan generasi penerus bangsa.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KURIKULUM 2013 MENURUT PERMENDIKBUD NOMOR 67 TAHUN 2013


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada
dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
organisasi horizontal danvertikal).

4
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Struktur Kurikulum 2013 menurut Permendikbud nomor 67 tahun 2013 sebagai berikut.
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi
sebagai berikut :
 Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
 Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
 Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
 Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

5
B. Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.

C. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut :

6
 kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
 kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
 kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
 kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Pengelompokkan kompetensi dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan di
SD kelas I – VI.

7
8
8
9
10
2.2. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Menurut Permendikbud No. 58 (2014:217), "Pendidikan kewarganegaraan merupakan
salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Penjelasan Pasal 37 "... dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air".
Berdasarkan rumusan tersebut, telah dikembangkan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam
mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan pendidikan sebagai
proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka substansi dan nama mata
pelajaran yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dikemas dalam Kurikulum 2013
menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran
PKn menjadi PPKn yang mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara lain
(1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan
nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional,
(2) secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
ranah sikap (afektif), ransh pengetahuan (kognitif). pengembangan ranah keterampilan
(psikomotorik belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren) (Permendikbud No
58, 2014:221).
Salah satu pengertian PKn secara teoritis adalah yang dikemukakan oleh Noor Ms Bakry
dalam buku berjudul Pendidikan Pancasila (2010). Menurutnya, Pendidikan Kewarganegaan
secara teoritis adalah untuk mendidik siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab dan dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.
Pengertian PKn juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat 3 yang berbunyi: "Pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air".
11
Pendidikan kewarganegaraan atau PKN secara umum merupakan bentuk pendidikan
yang mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban warga negara supaya mereka
menjadi warga negara yang berpikir tajam dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Pemerintah menggunakan mata pelajaran PKN sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai
budaya bangsa serta juga mengenai kebijakan yang bisa menjadi sumber pengetahuan peserta
didik sehingga memiliki kesadaran untuk dapat membangun negara serta juga bangsa Indonesia.

2.2.1. Karakteristik PPKN dalam Kurikulum 2013


Mata pelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013, secara utuh memiliki karakteristik sebagai
berikut (Permendikbud No.58, 2014:221) :
a. Nama mata pelajaran yang semula Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah diubah
menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
b. Mata pelajaran PPKn berfungsi sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan
kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter.
c. Kompetensi Dasar (KD) PPKn dalam bingkai kompetensi inti (KI) yang secara
psikologis-pedagogis menjadi pengintegrasi kompetensi peserta didik secara utuh dan
koheren dengan penanaman, pengembangan, dan/atau penguatan nilai dan moral
Pancasila, nilai dan norma UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
d. Pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) yang
dipersyaratkan dalam kurilukum 2013 memusatkan perhatian pada proses pembangunan
pengetahuan (KI-3,keterampilan (KI–4), sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2)
melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual. Pendekatan tesebut
memiliki langkah generik sebagai berikut:
1) Mengamati (observing)
2) Menanya (questioning)
3) Mengumpulkan Informasi (exploring)
4) Menalar/mengasosiasi (associating)
5) Mengomunikasikan (communicating)
Menurut Apiek Gandamana, dalam Jurnal Perbandingan Kompetensi Kewarganegaraan
dalam Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (2017:4-5) dipaparkan karakteristik PPKN sebagai berikut.
12
1) Eksistensi PPKn dinyatakan dalam pasal 37 UU No. 20 Tahun 2003. Selanjutnya dalam
penjelasan pasal 37 dinyatakan bahwa: “....pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air”. Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan mewujudkan
pendidikan sebagai bagian utuh dari proses pencerdasan kehidupan bangsa, maka nama
mata pelajaran PKn berserta ruang lingkup dan proses pembelajarannya disesuaikan
menjadi PKn, yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, semangat Bhineka
Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Dalam PPKn, Pancasila ditempatkan sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan
dan ukuran keberhasilan dari keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran.
3) UUD NRI tahun 1945, semangat Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan
Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari keseluruhan tatanan
penyelenggaraan negara yang berdasarkan atas dan bermuara pada sistem nilai dan moral
Pancasila.
4) Dalam setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, mata pelajaran PPKn memuat secara
utuh keempat ruang lingkup tersebut.
Ketiga kompetensi kewarganegaraan dalam kurikulum 2013 yaitu :
1. Civic knowledge (pengetahuan warga negara), masuk ke dalam KI 3 pengetahuan, yakni
Pancasila, UUD NKRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dimensi PPKn
yang semuanya melebur ke dalam rumusan KD.
2. Civic skill (keterampilan warga negara) masuk kedalam KI 4 keterampilan.
3. Civic Disposition (sikap warga negara) masuk kedalam KI 1 dan KI 2 sikap spiritual dan
sosial.
Aspek penting dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kurikulum 2013 ialah pentingnya penggunaan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam
segenap pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dan kompentesi dasar (KD)
mata pelajaran PPKn, mengikuti Gerhard Himmelmann (2013), mengubah paradigma
pendidikan kewarganegaraan yang semula berfokus kepada program pengajaran dan transfer
pengetahuan kewarganegaraan menjadi pendekatan yang menekankan sikap – sikap personal –
individual, moral dan perilaku sosial sebagaimana disposisi dan nilai-nilai bersama dari warga
13
negara dalam kehidupan bersama yang menghargai hak-hak asasi manusia dan demokrasi di
dunia yang penuh konflik.
Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah melalui konsepsi 5 M (mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan) memungkinkan perubahan
paradigma pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dari pembelajaran
pasif dan afirmatif kepada pembelajaran aktif, kooperatif, dan kritis.

2.2.2. Tujuan PPKN dalam Kurikulum 2013


Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77 J ayat (1) ditegaskan bahwa
: “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila,
kesadaran berkonstitusi Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam
seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan,
komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic
responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan termasuk
kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut sehingga
peserta didik mampu :
a. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan
pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial.
b. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan
pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
c. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan
serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14
d. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama
dalam berbagai tatanan sosial Budaya.

2.2.3. Ruang lingkup PPKN dalam Kurikulum 2013


Dengan perubahan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), maka ruang lingkup PPKn meliputi
(Permendikbud Nomor 58, 2014:223) :
a. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa.
b. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara
Republik Indonesia.
d. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan mewarnai
keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2.2.4. Komponen Pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013

1. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan adalah komponen terpenting dalampembelajaran(Wina Sanjaya, 2010:10) :


“Dalam konteks pendidikan, persoalan tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu
lembaga pendidikan itu sendiri. Artinya tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari
visi misi pendidikan itu sendiri”.
Pembelajaran PPKn (Permendikbud, 2014:264-265) bertujuan untuk : “Mengembangkan
daya nalar bagi peserta didik, karena difokuskan untuk pembangunan karakter bangsa yang
merupakan proses pengembangan warga Negara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. Terkait
hal itu, maka Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memusatkan perhatiannya
padapengembangan kecerdasan (civic intelligence), tanggung jawab (civic responsibility), dan
partisipasi (civic participation) warga Negara sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku
demokrasi”.

15
Oleh karena itu, kelas PPKn difungsikan sebagai laboratorium demokrasi, dimana setiap
siswa dan guru diharapkan dapat memberikan contoh untuk menciptakan suasana
kelas/hubungan warga kelas dengan menumbuhkembangkan nilai, norma dan etika Pancasila,
misalnya : saling menghormati pemeluk agama yang berbeda, bertegur-sapa bila bertemu,
dibiasakan selalu tersenyum, bersalaman pada bapak/ibu guru, menghormati kesepakatan
bersama, saling mengunjungi rumah teman, kerja sama dalam menjaga kebersihan, ketertiban,
keamanan, kedisiplinan dan keindahan kelas.

2. SISWA
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses pembelajaran, siswa
harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya, keputusan – keputusan yang diambil dalam
proses pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar dan gaya belajar siswa itu sendiri (Wina
Sanjaya, 2010:9).
Usia rata-rata anak indonesia saat masih sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada
usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia
sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah ( 6 – 9 tahun ),
dan masa kanak-kanak akhir (10 – 12 tahun ).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang berkerja dalam kelompok, dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa
berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

3. GURU
Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranman penting dan strategis. Sebagai
pengajar, pendidik dan pelatih para siswa guru merupakan agen perubahan sosial (agent of social
change) yang merubah pola pikir, sikap dan perilaku umat manusia menuju kehidupan yang
lebih baik, bermatabat dan lebih mandiri.

16
Guru efektif adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan siswa ke arah
yang lebih positif melalui pengajarannya. Untuk menjadi guru efektif dibutuhkan konsep diri
yang positif yaitu mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif (Clara R.Pudji
Jogyanti,1998:62).
Jadi guru yang efektif merupakan guru yang mampu meningkatkan seluruh kemampuan
anak didiknya ke arah yang lebih baik melalui pengajarannya untuk itu guru harus mempunyai
metode atau strategi pengajaran yang baik pula. Untuk menjadi guru yang efektif dibutuhkan
konsep diri yang baik yang dapat menciptakan PAKEM(Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan).
Berikut ini adalah kemampuan yang harus dimiliki calon guru SD dalam melakukan
KBM mata pelajaran PPKn :
1. Luwes dalam pembelajaran.
2. Empati dan peka terhadap segala kebutuhan siswa, mau dan mampu memberikan
peneguhan (reinforcement).
3. Mau dan mampu memberikan kemudahan, kehangatan dan tidak kaku dalam proses
pembelajaran.
4. Mampu menyesuaikan emosi, percaya diri, dan riang dalam proses pembelajaran.
(Sukadi, 2006:75)

4. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN


Dalam pembelajaran PPKn perlu dipahami hubungan konseptual dan fungsional strategi
serta metode pembelajaran dengan pendekatan dan model pembelajaran. Pendekatan dimaknai
sebagai cara menyikapi/melihat (a way of viewing).
Strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses (a way of winning the
game atau a way of achieving of objectif). Metode adalah cara menangani sesuatu (a way of
dealing). Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating
something). Di lain pihak model adalah kerangka yang berisikan langkah – langkah/urut – urutan
kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh guru dan siswa.
Secara umum strategi pembelajaran dalam PPKn yang dimaksudkan untuk memfasilitasi
siswa dalam menguasai kompetensi secara utuh (KI-3, KI-4, KI-2, KI-1) secara utuh melalui
pembelajaran yang bersifat otentik. Pembelajaran PPKn dapat menggunakan strategi dan metode
yang sudah dikenal selama ini, seperti Jigsaw, Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar),
Information Search (mencari Informasi), dan sebagainya.
17
Secara khusus pembelajaran PPKn mengembangkan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran PPKn. Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang
dipandang paling baik, karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan masing-
masing. Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu belum tentu baik dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang lain.
ltulah sebabnya, seorang pendidik diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memilih dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam melaksanakan
tugasnya dapat memilih alternatif strategi yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan ( Permendikbud No 58 2014:233-234).
Metode memiliki peranan yang penting dalam upaya mendukung tercapainya hasil
belajar yang diinginkan. Secara pedagogis metode pembelajaran terbagi atas 3 (tiga) strategi
(Uno, 2014) yaitu (1). Strategi Pengorganisasian: sebagai langkah untuk menentukan isi bidang
studi yang dipilih untuk pembelajaran seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram,
dan lainnya. (2). Strategi Penyampaian: sebagai langkah untuk mendapatkan respons siswa
dengan menata interaksi dengan baik. (3). Strategi Pengelolaan: langkah untuk menyiapkan
strategi mengelola kelas. Dengan demikian maka hakikat metode pembelajaran sangat signifikan
dalam menentukan keberhasilan hasil belajar melalui strategi-strategi belajar yang efektif,
kreatif, dan relevan.
Strategi tersebut harus didukung dengan metode yang tepat sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dilihat dari segi pedagogis dan
filosofinya, metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
harus yang berorientasi pada misi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai wahana
pendidikan demokrasi dan pembangunan nilai atau karakter agar menjadi warga negara yang
baik dan cerdas.
Metode mengajar PPKn terkesan doktriner sehingga perlu adanya pencerahan atau
perbaikan dengan berorientasi mengajar dan mendorong partisipasi peserta didik aktif,
mempunyai sifat inquiry, dan pendekatan pemecahan masalah (Somantri, 1976). Metode tersebut
secara terencana, dan terukur harus dilaksanakan di dalam proses pembelajaran civics sebagai
upaya menghindari penyakit pembelajaran tradisional yang cenderung hafalan, isi buku yang
sangat dipengaruhi oleh verbalisme, indoktrinasi, ground covering technique, dan yang
sejenisnya adalah yang paling gampang, serta kurangnya kegiatan – kegiatan penulisan ilmiah

18
mengenai metode menyebabkan penyebaran prinsip – prinsip metode yang tercantum dalam
rencana pembelajaran akan sulit untuk dilaksanakan.
Dalam proses pembelajaran PPKn perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan field
psychology yaitu strategi pembelajaran yang mengkombinasikan antara inkuiri dengan
ekspositori. Melalui pendekatan inquiry, peserta didik dapat termotivasi untuk belajar secara
kontekstual sesuai dengan gejala – gejala atau fenomena kewarganegaraan yang sedang terjadi
yang kemudian guru bersama peserta didik mencari solusi atau jawabannya. Sedangkan dengan
pendekatan ekspositori maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih bermakna dengan
penyampaian materi secara optimal melalui materi –materi yang faktual dan aktual.
Metode yang dianggap paling cocok untuk memfasilitasi keperluan strategi dan metode
belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan antara lain.
a) Metode inkuiri
Metode ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
peserta didik. Metode tersebut merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Adapun langkah - langkahnya
mencakup: perumusan masalah, perumusan hipotesis, konseptualisasi, pengumpulan data,
pengujian dan analisis data, menguji hipotesis serta pada akhirnya akan memulai inkuiri
lagi ((Wahab dan Sapriya, 2011).
b) Portofolio merupakan kumpulan informasi/data yang tersusun dengan baik yang
menggambarkan rencana kelas peserta didik berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik
yang telah diputuskan untuk dikaji oleh mereka, baik dalam kelompok kecil maupun
kelas secara keseluruhan. Portofolio kelas berisi bahan – bahan seperti pernyataan –
pernyataan tertulis, peta grafik, dan karya seni asli. Bahan – bahan tersebut
menggambarkan : (1) Hal – hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan dengan
suatu masalah yang dipilih; (2) Hal – hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan
dengan alternatif – alternatif pemecahan terhadap masalah tersebut; (3) Kebijakan publik
yang telah dipilih atau dibuat peserta didik untuk mengatasi masalah tersebut; (4)
Rencana tindakan yang telah dibuat peserta didik untuk digunakan dalam mengusahakan
agar pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.
Pembelajaran berbasis portofolio mengajak peserta didik untuk bekerjasama dengan
teman – temannya di kelas dan dengan bantuan guru agar tercapai tugas – tugas
pembelajaran berikut.
19
(1) Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji ;
(2) Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah
yang dikaji ;
(3) Mengkaji pemecahan masalah ;
(4) Membuat kebijakan publik ;
(5) Membuat rencana tindakan.

5. SUMBER PEMBELAJARAN
Permendikbud No 58(2014:260) menjelaskan, sumber belajar mata pelajaran PPKn, yaitu
:
a. Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku dan bahan – bahan cetak
untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendidik.
b. Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala apa yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar guna memudahkan pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien. Perlu diperhatikan bahwa, dalam pemanfaatan sumber belajar
hendaknya didasarkan/berorientasi pada ke empat konsensus nasional, yaitu : Pancasila,
UUD Negara RI 1945, Negara Kesatuan RI, serta Bhinneka Tunggal Ika

6. EVALUASI PEMBELAJARAN
Model Penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar PPKn menggunakan
penilaian autentik (authentic assesment). Penilaian otentik mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,
mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas – tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perubahan kurikulum 2013 terkait mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, antara lain: (1) secara
substansial, Pendidikan Kewarganegaraan terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan
sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; (2)
secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ranah
sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), pengembangan ranah keterampilan (psikomotorik)
belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren) (Permendikbud No.58, 2014 : 221).
Dengan demikian guna mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan
pendidikan sebagai proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka
substansi dan nama mata pelajaran yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dikemas dalam Kurikulum 2013 menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Ada pun ruang lingkup PPKn Kurikulum 2013 meliputi a) Pancasila,
sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa; b) UUD 1945 sebagai hukum dasar
tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara; c) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara
Republik Indonesia; d) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi
dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Komponen pembelajaran PPKN Kurikulum 2013 meliputi tujuan pembelajaran, siswa,
guru, materi ajar, strategi dan metode pembelajara, sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran.

3.2 SARAN
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penyusun semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, maka
penyusun menyarankan kepada penyusun selanjutnya untuk lebih memperbanyak referensi demi
penyempurnaan materi mengenai analisis materi PPKn dalam Kurikulum 2013. Semoga makalah
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi yang membaca. Dan dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA

-. Salinan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013. https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan


%20Permendikbud%20Nomor%2067%20Tahun%202013.pdf diakses 06 April 2022 pkl
10.04 WIT
Utami, Silmi Nurul. 2021. Pengertian PKn Menurut Para Ahli. Kompas.com
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/28/184633769/pengertian-pkn-menurut-
para-ahli diakses 06 April 2022 pkl 10.21 WIT
Gandamana, Apiek. 2017. Perbandingan Kompetensi Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2006
(KTSP) dan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar. Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan. ISBN: 978-602-
50622-0-9
Dirjen GTK Kemdikbud. 2016. Modul Pelatihan SD Kelas Awal Guru Pembelajar KKG
Hakekat Pembelajaran PPKn. http://repositori.kemdikbud.go.id/6223/1/Gabung
%20Rekon%20SD%20awal%20kk%20G.pdf diakses 06 April 2022 pkl 14.13 WIT
Awiria dan Nur Latifah. 2019. Pembelajaran PKn di SD. Yogyakarta: Penerbit Samudera Biru
http://repository.ubharajaya.ac.id/9073/1/Buku%20Pembelajaran%20PKn%20SD.pdf
diakses 06 April 2022 pkl 15.02 WIT

Anda mungkin juga menyukai