Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum PPKN Sekolah Dasar
Dosen Pengampuh: Sri Wulandari, S.Sos
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Athina Sagita
Yurite Gundo
Susan D. Y. Rori
Puji syukur penyusun haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya
sehingga tugas makalah mata kuliah Kajian Kurikulum PPKN Sekolah Dasar terselesaikan
dengan baik.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dosen Pengampuh Mata Kuliah Kajian
Kurikulum PPKN Sekolah Dasar, Ibu Sri Wulandari, S.Sos atas bimbingan dan arahannya
sehingga makalah ini dapat disusun dan dikumpulkan tepat waktu.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman – teman Kelas Praktisi Angkatan –
1 Prodi PGSD STKIP Terang Bangsa atas dukungan dan masukannya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini membahas tentang karakteristik, tujuan, ruang lingkup, dan komponen
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewrganegaraan di Sekolah Dasar dalam Kurikulum
2013.
Dan apabila dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun
teknik penulisannya, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan bimbingan dari semua
pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna
buat kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
D. Manfaat……………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.................. 4
2.2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)...................................... 11
2.2.1 Karakteristik PPKn dalam Kurikulum 2013………………………………. 12
2.2.2 Tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013........................................................... 14
2.2.3 Ruang lingkup PPKn dalam Kurikulum 2013…………………………….. 15
2.2.4. Komponen Pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013………………….. 15
BAB III PENUTUP................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 29
3.2 Saran…………………………………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menghadapi persoalan yang akan dihadapi pada masa depan, tentu saja wajib
diadakan penataan terhadap sistem pendidikan secara utuh serta menyeluruh. Pendidikan sendiri
dapat diartikan sebagai kehidupan, pada istilah lain kegiatan belajar wajib dapat mengedukasi
siswa menggunakan kecakapan lingkungan sekitarnya dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih difokuskan pada amanat bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu di jenjang pendidikan selanjutnya
pendidikan termasuk mata pelajaran yang terdapat di dalamnya.
Konsep pendidikan di Indonesia sendiri selalu berubah dengan tujuan untuk menemukan
struktur terbaik seiring perubahan dan perkembangan zaman di Indonesia. Sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 serta baru – baru ini adalah kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum meliputi isi serta mata pelajaran termasuk dalam pelajaran yang
selalu mengalami perubahan ialah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada
kurikulum sebelumnya di tahun 2006, PPKn dikenal menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
Pada awalnya PPKn diklaim menggunakan pelajaran Civic di tahun 1962. Perubahan nama
pelajaran ini membuktikan bahwa sifat kurikulum salah satunya adalah dinamis.
Kurikulum bertujuan agar mampu mempersiapkan siswa untuk mempunyai kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi di kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Kurikulum
juga menjadi alat pendidikan supaya siswa mampu mempunyai kompetensi kognitif, afektif serta
psikomotor.
Salah satu bentuk perubahan dalam penyusunan Kurikulum 2013 adalah penataan
ulang nama pelajaran PKn menjadi PPKn, dengan rincian yaitu 1) mengubah nama mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila serta
Kewarganegaraan (PPKn),
1
2) Menempatkan pelajaran PPKn sebagian utuh berasal kelompok mata pelajaran yang memiliki
misi pengokohan kebangsaan, 3) Mengorganisasikan SK-KD serta indikator PPKn secara
nasional menggunakan memperkuat nilai serta moral berasal
Pancasila, nilai dan adat undangundang 1945, nilai serta semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta
wawasan dan komitmen NKRI, 4) Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensi
pengetahuan kewarganegaraan, perilaku kewarganegaraan, keterampilan kewarganegaraan,
keteguhan kewarganegaraan, komitmen kewarganegaraan serta kompetensi kewarganegaraan, 5)
menyebarkan serta menerapkan berbagai model pembelajaran yang sinkron dengan karakteristik
PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik menjadi masyarakat negara
yg cerdas baik secara utuh, 6) Menyebarkan serta menerapkan banyak sekali model evaluasi
prosespembelajaran akibat belajar PPKn. Bila saja hal – hal di atas diimplementasikan dengan
baik serta sdengan sungguh - sungguh, maka besar kemungkinan kurikulum menjadi alat
pendidikan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor akan terealisasikan pada pembelajaran
di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013
?
2) Bagaimana kerangka dasar Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013 ?
3) Bagaimana struktur Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 ?
4) Bagaimana karakteristik PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
5) Bagaimana tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
6) Bagaimana ruang lingkup PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
7) Bagaimana komponen pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013 ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun
2013.
2. Untuk mengetahui kerangka dasar Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67
Tahun 2013.
3. Untuk mengetahui struktur Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013.
2
4. Untuk memahami karakteristik PPKn dalam Kurikulum 2013.
5. Untuk memahami tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013.
6. Untuk memahami ruang lingkup PPKn dalam Kurikulum 2013.
7. Untuk memahami komponen pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013.
D. MANFAAT
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai pembelajaran PPKn dalam Kurikulum 2013 di
jenjang SD.
2. Untuk menjadi referensi kepada mahasiswa sebagai calon pendidik mengenai karakteristisk,
tujuan, ruang lingkup, serta fungsi PPKn dalam Kurikulum 2013 bagi siswa sebagai warga
negara dan generasi penerus bangsa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Struktur Kurikulum 2013 menurut Permendikbud nomor 67 tahun 2013 sebagai berikut.
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi
sebagai berikut :
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan
5
B. Mata pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.
C. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut :
6
kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Pengelompokkan kompetensi dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan di
SD kelas I – VI.
7
8
8
9
10
2.2. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Menurut Permendikbud No. 58 (2014:217), "Pendidikan kewarganegaraan merupakan
salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Penjelasan Pasal 37 "... dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air".
Berdasarkan rumusan tersebut, telah dikembangkan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam
mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Untuk mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan pendidikan sebagai
proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka substansi dan nama mata
pelajaran yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dikemas dalam Kurikulum 2013
menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran
PKn menjadi PPKn yang mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara lain
(1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan
nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional,
(2) secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
ranah sikap (afektif), ransh pengetahuan (kognitif). pengembangan ranah keterampilan
(psikomotorik belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren) (Permendikbud No
58, 2014:221).
Salah satu pengertian PKn secara teoritis adalah yang dikemukakan oleh Noor Ms Bakry
dalam buku berjudul Pendidikan Pancasila (2010). Menurutnya, Pendidikan Kewarganegaan
secara teoritis adalah untuk mendidik siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab dan dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.
Pengertian PKn juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat 3 yang berbunyi: "Pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air".
11
Pendidikan kewarganegaraan atau PKN secara umum merupakan bentuk pendidikan
yang mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban warga negara supaya mereka
menjadi warga negara yang berpikir tajam dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Pemerintah menggunakan mata pelajaran PKN sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai
budaya bangsa serta juga mengenai kebijakan yang bisa menjadi sumber pengetahuan peserta
didik sehingga memiliki kesadaran untuk dapat membangun negara serta juga bangsa Indonesia.
14
d. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama
dalam berbagai tatanan sosial Budaya.
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
15
Oleh karena itu, kelas PPKn difungsikan sebagai laboratorium demokrasi, dimana setiap
siswa dan guru diharapkan dapat memberikan contoh untuk menciptakan suasana
kelas/hubungan warga kelas dengan menumbuhkembangkan nilai, norma dan etika Pancasila,
misalnya : saling menghormati pemeluk agama yang berbeda, bertegur-sapa bila bertemu,
dibiasakan selalu tersenyum, bersalaman pada bapak/ibu guru, menghormati kesepakatan
bersama, saling mengunjungi rumah teman, kerja sama dalam menjaga kebersihan, ketertiban,
keamanan, kedisiplinan dan keindahan kelas.
2. SISWA
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses pembelajaran, siswa
harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya, keputusan – keputusan yang diambil dalam
proses pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar dan gaya belajar siswa itu sendiri (Wina
Sanjaya, 2010:9).
Usia rata-rata anak indonesia saat masih sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada
usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia
sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah ( 6 – 9 tahun ),
dan masa kanak-kanak akhir (10 – 12 tahun ).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang berkerja dalam kelompok, dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa
berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
3. GURU
Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranman penting dan strategis. Sebagai
pengajar, pendidik dan pelatih para siswa guru merupakan agen perubahan sosial (agent of social
change) yang merubah pola pikir, sikap dan perilaku umat manusia menuju kehidupan yang
lebih baik, bermatabat dan lebih mandiri.
16
Guru efektif adalah guru yang dapat meningkatkan seluruh kemampuan siswa ke arah
yang lebih positif melalui pengajarannya. Untuk menjadi guru efektif dibutuhkan konsep diri
yang positif yaitu mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif (Clara R.Pudji
Jogyanti,1998:62).
Jadi guru yang efektif merupakan guru yang mampu meningkatkan seluruh kemampuan
anak didiknya ke arah yang lebih baik melalui pengajarannya untuk itu guru harus mempunyai
metode atau strategi pengajaran yang baik pula. Untuk menjadi guru yang efektif dibutuhkan
konsep diri yang baik yang dapat menciptakan PAKEM(Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan).
Berikut ini adalah kemampuan yang harus dimiliki calon guru SD dalam melakukan
KBM mata pelajaran PPKn :
1. Luwes dalam pembelajaran.
2. Empati dan peka terhadap segala kebutuhan siswa, mau dan mampu memberikan
peneguhan (reinforcement).
3. Mau dan mampu memberikan kemudahan, kehangatan dan tidak kaku dalam proses
pembelajaran.
4. Mampu menyesuaikan emosi, percaya diri, dan riang dalam proses pembelajaran.
(Sukadi, 2006:75)
18
mengenai metode menyebabkan penyebaran prinsip – prinsip metode yang tercantum dalam
rencana pembelajaran akan sulit untuk dilaksanakan.
Dalam proses pembelajaran PPKn perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan field
psychology yaitu strategi pembelajaran yang mengkombinasikan antara inkuiri dengan
ekspositori. Melalui pendekatan inquiry, peserta didik dapat termotivasi untuk belajar secara
kontekstual sesuai dengan gejala – gejala atau fenomena kewarganegaraan yang sedang terjadi
yang kemudian guru bersama peserta didik mencari solusi atau jawabannya. Sedangkan dengan
pendekatan ekspositori maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan lebih bermakna dengan
penyampaian materi secara optimal melalui materi –materi yang faktual dan aktual.
Metode yang dianggap paling cocok untuk memfasilitasi keperluan strategi dan metode
belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan antara lain.
a) Metode inkuiri
Metode ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar
peserta didik. Metode tersebut merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Adapun langkah - langkahnya
mencakup: perumusan masalah, perumusan hipotesis, konseptualisasi, pengumpulan data,
pengujian dan analisis data, menguji hipotesis serta pada akhirnya akan memulai inkuiri
lagi ((Wahab dan Sapriya, 2011).
b) Portofolio merupakan kumpulan informasi/data yang tersusun dengan baik yang
menggambarkan rencana kelas peserta didik berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik
yang telah diputuskan untuk dikaji oleh mereka, baik dalam kelompok kecil maupun
kelas secara keseluruhan. Portofolio kelas berisi bahan – bahan seperti pernyataan –
pernyataan tertulis, peta grafik, dan karya seni asli. Bahan – bahan tersebut
menggambarkan : (1) Hal – hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan dengan
suatu masalah yang dipilih; (2) Hal – hal yang telah dipelajari peserta didik berkenaan
dengan alternatif – alternatif pemecahan terhadap masalah tersebut; (3) Kebijakan publik
yang telah dipilih atau dibuat peserta didik untuk mengatasi masalah tersebut; (4)
Rencana tindakan yang telah dibuat peserta didik untuk digunakan dalam mengusahakan
agar pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.
Pembelajaran berbasis portofolio mengajak peserta didik untuk bekerjasama dengan
teman – temannya di kelas dan dengan bantuan guru agar tercapai tugas – tugas
pembelajaran berikut.
19
(1) Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji ;
(2) Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah
yang dikaji ;
(3) Mengkaji pemecahan masalah ;
(4) Membuat kebijakan publik ;
(5) Membuat rencana tindakan.
5. SUMBER PEMBELAJARAN
Permendikbud No 58(2014:260) menjelaskan, sumber belajar mata pelajaran PPKn, yaitu
:
a. Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku dan bahan – bahan cetak
untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendidik.
b. Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala apa yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar guna memudahkan pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien. Perlu diperhatikan bahwa, dalam pemanfaatan sumber belajar
hendaknya didasarkan/berorientasi pada ke empat konsensus nasional, yaitu : Pancasila,
UUD Negara RI 1945, Negara Kesatuan RI, serta Bhinneka Tunggal Ika
6. EVALUASI PEMBELAJARAN
Model Penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar PPKn menggunakan
penilaian autentik (authentic assesment). Penilaian otentik mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,
mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas – tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perubahan kurikulum 2013 terkait mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, antara lain: (1) secara
substansial, Pendidikan Kewarganegaraan terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan
sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; (2)
secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ranah
sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), pengembangan ranah keterampilan (psikomotorik)
belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren) (Permendikbud No.58, 2014 : 221).
Dengan demikian guna mengakomodasikan perkembangan baru dan perwujudan
pendidikan sebagai proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti utuh dan luas, maka
substansi dan nama mata pelajaran yang sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dikemas dalam Kurikulum 2013 menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Ada pun ruang lingkup PPKn Kurikulum 2013 meliputi a) Pancasila,
sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa; b) UUD 1945 sebagai hukum dasar
tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara; c) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara
Republik Indonesia; d) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi
dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Komponen pembelajaran PPKN Kurikulum 2013 meliputi tujuan pembelajaran, siswa,
guru, materi ajar, strategi dan metode pembelajara, sumber belajar, serta evaluasi pembelajaran.
3.2 SARAN
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penyusun semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, maka
penyusun menyarankan kepada penyusun selanjutnya untuk lebih memperbanyak referensi demi
penyempurnaan materi mengenai analisis materi PPKn dalam Kurikulum 2013. Semoga makalah
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi yang membaca. Dan dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA