Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEAMANAN TEKNOLOGI INFORMASI

“PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013”

DOSEN PENGAMPU:

Hadi Kurnia Saputra, S. Pd, M.Kom

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Dimas
Sintia
Irma Siska 19076051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Metodologi Keamanan” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya
salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau
telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata kuliah Keamanan Teknologi Informasi atas bimbingannya pada semester
ini meskipun baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini
dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah
ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan
baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

Padang, 18 Oktober 2022

Penulis 

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………………....4
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………………..............5
C.     Tujuan…………………………………………………………………………………..…. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajran Kurikulum 2013…………… ..……………………………………6
B.     Konsep Pembelajaran Kurikulum 2013……...…….…………….…………………..…......7
C.     Model Pembelajran Kurikulum2013………………….………..…………..….…………....7
D. Pola Pikir Kurikulum 2013 …….........……………………………………………………..8
E. Kualitas yang harus dicapai Kurikulum 2013……..……………………………………......9
F. Prinsip Pembelajran Kurikulum 2013…............…..………………………………………..9
G. Jenis Proses Pembelajran kurikulum 2013.............................................................................10
H. Pengalaman Pembelajran kurikulum 2013.............................................................................11

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………….… 12
B.     Saran………………………………………………………………………………….….. 12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran Kurikulum 2013 menjadi topik “hangat” belakangan ini.
Pembelajaran Kurikulum 2013 harus diterapkan seiring pemberlakuan Kurikulum 2013.
Pembelajaran kurikulum 2013 berlaku di semua tingkat pendidikan di negeri tercinta ini.
Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat SMA-SMK harus menerapkan
pembelajaran Kurikulum 2013.
Pembelajaran Kurikulum 2013 adalah bentuk pembelajaran yang diharapkan sebagai
akibat Kebijakan pemberlakuan Kurikulum 2013. Kebijakan tentang pembelajaran kurikulum
2013 ini tercantum dalam dokumen regulasi Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang
diperbaharui dengan Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Pembelajaran. Sudah barang
tentu pembelajaran kurikulum 2013 membawa konsekwensi yang harus ditindaklanjuti oleh
semua pemangku kepentingan pendidikan Indonesia. Semua pihak harus mulai dengan
memahami pembelajaran kurikulum 2013. Tanpa pemahaman yang baik, guru tidak akan
dapat melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 yang sesuai harapan.
Pembelajaran Kurikulum 2013 berorientasi kepada usaha-usaha penyiapan lahirnya
Generasi emas Indonesia 2045 yang didambakan. Generasi Indonesia yang memiliki
kompetensi yaitu seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu. Kompetensi-
kompetensi yang tercantum dalam Permendikbud No. 54 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.
Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan demikian menjadi media menumbuhsuburkan
berbagai kompetensi agar menjadi bekal bagi anak-anak Indonesia bersaing di kancah
peradaban dunia. Kompetensi di maksud sesuai Permendikbud No. 54 tentang Standar
Kompetensi Lulusan adalah sebagai berikut:
Dimensi Kualifikasi Kemampuan Tingkat SMA / MA / SMK / MAK / SMALB /
Paket C:
a. Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,

berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

4
b. Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan metakognitif dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kamanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena

dan kejadian

c. Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak

dan konkret sebagai pengembangan diri yang dipelajari di sekolah secara mandiri

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembelajaran 2013?
2. Apa saja komponen yang ada pada pembelajran 2013?
3. Bagaimana implementasi pembelajaran 2013
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pembelajaran Kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui komponen pembelajran kurikulum 2013
3. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013
.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 (K-13/Kurtilas) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem


Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk
dalam masa percobaannya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi
sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013
diimplementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk
tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK,
sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V
sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang
menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di
Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dan sebagainya sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan
dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS) sehingga
pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan
di luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, nomor 60
tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014, pelaksanaan Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-
sekolah untuk sementara kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan kecuali bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah
melaksanakannya selama 3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan
pendidikan khusus. Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun
pelajaran 2019/2020.
Pembelajaran Kurikulum 2013 didukung oleh regulasi dalam Permendikbud No. 104
tahun 2014 tentang Pembelajaran. Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam
pedoman ini sebagai berikut :
1. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan
tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Indikator pencapaian kompetensi adalah: (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan
(b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada
KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

6
B. Konsep Pembelajaran Kurikulum 2013
Pembelajaran Kurikulum 2013 mendasarkan pada konsep bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta
didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 tersebut memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin
lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia (Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang
Pembelajaran)
Pembelajaran kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat,
berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia.
Berdasarkan uraian di atas maka konsep pembelajaran kurikulum 2013 dapat disimpulkan
sebagai proses pengembangan peserta didik menjadi pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia sebagai hasil dari sinergi antara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.
C. Model Pembelajaran Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No.

103 Tahun 2014) yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta

mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project

Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan

(Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga

dikembangkan model pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai dengan

karakteristik pendidikan menengah kejuruan

Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran.

Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu.

Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan

model pembelajaran tertentu.Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan

7
setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning)

atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning).

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Tujuan penggunaan model pembelajaran

sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik

mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara

berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun

keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells). Model pembelajaran mempunyai empat

ciri khusus yaitu:

1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model
pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau
pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan
sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang
akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta
cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan
sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam
pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model
pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga
suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi
tujuan pembelajaran. (Trianto, 2010).

D. Pola Pikir Pembelajaran Kurikulum 2013


Pembelajaran kurikulum 2013, seperti disebutkan di dalam dokumen-dokumen kurikulum
2013 adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Istilah pembelajaran berpusat pada siswa
sendiri yang merupakan salah satu ciri pembelajaran kurikulum 2013 masih merupakan
istilah ‘agak asing’. Itulah sebabnya kita harus merubah ‘mindset’. Mengubah cara pandang
tentang pembelajaran menjadi cara pandang pembelajaran kurikulum 2013. Berikut adalah
penyempurnaan pola pikir yang harus kita lakukan (Permendikbud No. 70 Thn 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum)

8
1. perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/ media lainnya) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
2. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
3. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains) pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
4. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013 ;
5. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
6. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
7. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
8. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis pada Pembelajaran Kurikulum
2013 .
9. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis pada Pembelajaran Kurikulum
2013.

E. Kualitas yang harus dicapai Pembelajaran Kurikulum 2013


Pembelajaran Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghadirkan kualitas-kualitas

siswa antara lain agar (1) setiap individu (siswa) mampu menjadi pebelajar mandiri

sepanjang hayat artinya proses-proses belajar di kelas mampu membentuk siswa yang

bersangkutan menjadi pribadi yang memiliki kemampuan untuk membelajarkan dirinya

pada situasi dan konteks yang berkembang di kemudian hari. Kualitas lain yang

harusdikembangkan melalui Pembelajaran Kurikulum 2013 dan harus terealisasikan

dalam proses pembelajaran antara lain (2) kreativitas, (3) kemandirian, (4) kerja sama, (5)

solidaritas, (6) kepemimpinan, (7) empati, (8) toleransi dan (9) kecakapan hidup siswa.

F. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013


1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi;

9
5. pembelajaran terpadu;
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi;
7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan
soft-skills;
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran;
13. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan
14. suasana belajar menyenangkan dan menantang.

G. Jenis Proses Pembelajaran Kurikulum 2013


1. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Kurikulum 2013 mengembangkan proses pendidikan di mana siswa

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik

melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan

RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013

meliputi kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah

ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

Hasil nya adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan siswa yang bisa diukur

dengan instrumen evaluasi yang sesuai.

2. Pembelajaran Tidak Langsung


Pembelajaran Kurikulum 2013 berupa pembelajaran tidak langsung terjadi selama

proses pembelajaran langsung dilakukan tetapi tidak berwujud kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung pada Pembelajaran Kurikulum 2013 berkenaan dengan

pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku.

10
Pembelajaran Kurikulum 2013 yang digunakan sebagai media pengembangan moral

dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang

terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Pengembangan nilai dan sikap dalam diri

siswa ini dilakukan dan atau terjadi melalui interaksi antar siswa dalam kerja

kelompok, diskusi siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan belajar.

H. Pengalaman Belajar Pokok Pembelajaran Kurikulum 2013


Di dalam Pembelajaran Kurikulum 2013, siswa mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya.

Karena itu guru perlu untuk menyusun proses pembelajaran dari sederhana menuju

kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih

luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Pengalaman belajar pokok

Pembelajaran Kurikulum 2013 meliputi:

1. mengamati;
2. menanya;
3. mengumpulkan informasi;
4. mengasosiasi; dan
5. mengkomunikasikan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka konsep pembelajaran kurikulum 2013 dapat

disimpulkan sebagai proses pengembangan peserta didik menjadi pribadi dan warga

negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi

pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia sebagai hasil

dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta

wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca

demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://belajarpedagogi.wordpress.com/2014/05/04/pembelajaran-kurikulum-2013/
http://www.smpn1kalibawang.sch.id/read/7/mengenal-metode-dan-model-pembelajaran-
pada-kurikulum-2013

13

Anda mungkin juga menyukai