BAB II
KONSEP TEORITIS
1. Bimbingan Kelompok
tertentu.5
5
Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 78
6
Prayitno Dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004), hlm. 309
9
10
lebih percaya diri dan bisa berkomunikasi dengan baik didalam kelas
7
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di
Sekolah, (Bandung: Alfabeta 2002), hlm. 48
8
Ws, Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 2004) Hlm, 46
9
Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling, (Bandung:
Refika Aditama, 2006), hlm. 7
11
1) Tujuan Umum
anggota kelompoknya.
2) Tujuan Khusus
1) Asas Kerahasian
10
Prayitno, layanan L1-L9 (Padang Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2004). hlm. 2-3
12
keluar kelompok.
2) Asas Kesukarelaan
3) Asas-Asas lain
secara keseluruhan.11
topik umum baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksut
topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh
11
Ibid, hlm. 14-15
14
serta penyalurannya.
dan pengembangannya.
budaya.
12
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah., (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), hlm. 166
15
memperoleh penghasilan.
13
Dewa Ketut Sukardi, Op. Cit, hlm. 48-49.
14
Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Bandung:
Alfabeta, 2003), hlm. 53
16
1) Teknik Umum
pengakhiran.15
15
Tohirin, Op.Cit, hlm. 173-174
17
16
Prayitno, Op.Cit, hlm. 18-19
17
Prayitno, layanan bimbingan dan konseling kelompok (Dasar dan profil), Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1995, hlm. 27
18
tindak lanjut.
lapor layanan.18
18
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013). hlm. 169
21
2. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
19
Nurela, ddk. Hambatan Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok Oleh Guru
Bimbingan Konseling di SMA Negeri Kota Padang. Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumbar. 2014.
hlm. 5
20
Edi Harapan dan Syarwani Ahmad, Komunikasi Anatar Pribadi Prilaku Insani Dalam
Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 1
22
dapat memahami. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus
21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 2
22
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010),
hlm. 11
23
Nina W. Syam. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. 2011), hlm. 35
23
b. Keterampilan berkomunikasi
yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan. Agar mampu
24
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka. 2000), hlm. 935
25
Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 26
24
dan menyenangkan.
26
Supratiknya. Komunikasi Antar Pribadi. (Yogyakarta: Kanisius. 2003), hlm. 10-11
25
berikut:
1) Komunikasi tertulis
2) Komunikasi lisan
3) Komunikasi nonverbal
1. Kepercayaan (credibility)
27
Widjaja, Op. Cit, hlm. 99-100
27
fisik.
3. Kekuatan (power)
B. Peneltian relevan
28
Hafied Cangara, Op. Cit , hlm. 91
28
82,59%.
75%-75%.
C. Konsep Operasional
untuk memberi batasan terhadap konsep teoritis. Selain itu juga untuk
kelompok