2023
ii
DAFTAR ISI
iii
KONSEP DASAR BIMBINGAN KELOMPOK
A. Pengertian
1
informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial, untuk
membantu anggota-anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama".
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
adalah suatu bentuk upaya bantuan dalam situasi kelompok dimana pemimpin kelompok
menyediakan informasi dan mengarahkan diskusi anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
2
ataupun pendapat terhadap permasalahan yang dibahas, dengan demikian anggota
kelompok bisa belajar dan memperlancar komunikasi agar menjadi efektif.
2. Pencegahan Melalui layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya permasalahan pada anggota kelompok. Pembahasan mengenai
permasalahan hingga didapati penyelesaian dari masalah akan memberikan
pengalaman kepada anggota kelompok dalam bertindak khususnya berkaitan dengan
bidang permasalahan yang dibahas.
3. Pengentasan Sesuai dengan tujuan layanan bimbingan kelompok yakni untuk
mengentaskan permasalahan. Semua bentuk tindakan dalam kelompok akan bermuara
pada penyelesaian suatu permasalahan denganmemanfaatkan dinamika kelompok.
{Hartanti2022}
Yusuf dan Juntika (2005:17) dalam (lilis, 2016) mengemukakan prinsip- prinsip
bimbingan sebagai berikut:
3
4. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
b. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa
1. Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
2. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling
kepada individu atau siswa.
3. Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
4. Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
a. Efisien
4
b. Interaksi sosial yang intensif dan dinamis
Kelemahan
Kelebihan
5
5. Melaksanakan kegiatan kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil
sebagaimana yang mereka programkan semula.
6
F. Lingkup Materi Bimbingan Konseling Kelompok
1. Bimbingan Pribadi
Pada bimbingan pribadi ini, pada umumnya seorang konselor membimbing siswa
secara individual melalui layanan konseling perseorangan atau individual (Syafaruddin,
Syarqawi, & Siahaan, 2019).. Tujuan dari pemberian bimbingan pribadi ini adalah agar
siswa memiliki pencerahan dan kemampuan untuk menganalisis kemampuan dirinya,
sehingga siswa mampu keluar dari ‘‘kurungan‘‘ masalah yang dihadapi. Dalam hal ini
seorang konselor atau guru pembimbing hanya membantu atau mengarahkan konseli
atau siswa menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi, sehingga konseli
mengalami kelegaan pada jiwanya dan kembali pada aktivitasnya dengan normal.
Bidang pengembangan pribadi adalah bantuan bagi klien untuk menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan , mantap dan
mandiri serta sehat jasmani dan rohani (Winkel dan Hastuti, 2013). Pengembangan
pribadi merupakan upaya yang dilakukan oleh seorang konselor agar diri klien itu
sendiri mengalami perubahan kearah perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan
dirinya sendiri dan lingkungan. Secara umum pengembangan pribadi ini mengacu
kepada berkembangnya pancadaya pada diri individu: bagaimana supaya dapat beriman
dan bertakwa, dapat mencipta, dapat merasa, dapat berprakarsa, dan dapat berkarya.
Secara lebih terarah, bidang ini berorientasi pada bagaimana individu dapat melakukan
sendiri berbagai hal untuk kehidupannya sendiri; dapat melayani diri sendiri; dapat
menjadi pribadi mandiri yang mampu mengembangkan dan menangani pada diri
sendiri. Bidang bimbingan dan konseling pribadi merupakan proses pemberian bantuan
kepada konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek
pribadinya.
7
meningkatkan kepercayaan diri, pengembangan kelebihan diri, pengentasan kelemahan
diri, arti dan tujuan beribadah, nilai-nilai agama sebagai pedoman hidup, mengenal
perasaan diri dan cara mengekspresikannya secara efektif, manajemen stress, mengenal
peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan (Ramli, dkk., 2017). Selanjutnya. tujuan
Pelayanan bidang pengembangan pribadi sebagai berikut (Syafaruddin, Syarqawi, &
Siahaan, 2019).
2. Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial adalah bantuan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan
Konseling kepada siswa dalam mengembangkan interaksi sosial siswa, di dalamnya
guru dapat melakukan pengamatan terhadap interaksi sosial siswa tersebut. Bidang
pengembangan sosial berorientasi nada hubungan sosial yaitu hubungan individu
dengan orang lain. Unsur-unsur komunikasi dan kebersamaan dalam arti yang seluas-
luasnya menjadi acuan pokok dalam bidang pengembangan sosial. Bidang
pengembangan sosial adalah bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan
8
sosial yang lebih luas yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan
dan kenegaraan.
Bimbingan dan konseling sosial bertujuan untuk membantu klien agar mampu
berempati. memahami keragaman latar sosial budaya, menghormati dan menghargai
orang lain. menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, berinteraksi sosial
yang efektif. bekerjasama secara bertanggung jawab, dan mengatasi konflik dengan
orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan. Tema yang dapat
dikembangkan berdasarkan tujuan tersebut antara lain: keragaman budaya, nilai-nilai
dan norma sosial, sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan
kerjasama), keterampilan penyelesaian konflik secara produktif, dan keterampilan
hubungan sosial yang efektif (Ramli, dkk, 2017).
Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga dihadapkan pada
problem yang terkait dengan orang lain (Syafaruddin, Syarqawi, & Siahaan, 2019).
Dengan perkataan lain, masalah individu ada yang bersifat pribadi dan ada yang
bersifat sosial. Kadang-kadang individu mengalami kesulitan atau masalah dalam
hubungannya dengan individu lain atau lingkungan sosialnya. Masalah ini dapat
timbul karena individu kurang mampu atau gagal dalam berhubungan dengan
lingkungan sosialnya yang kurang sesuai dengan keadaan dirinya. Problem individu
yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya menurut Syafaruddin, Syarqawi, dan
Siahaan (2019 sebagai berikut.
9
1) Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya
2) Kemampuan melakukan adaptasi
3) Kemampuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi sosial)
dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu yang dibimbing
mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya. Bimbingan
sosial juga bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan- kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri
secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya (Tohirin dalam Syafaruddin,
Syarqawi, & Siahaan, 2019).
10
penting terutama bagi individu-individu yang sedang mengalami program pendidikan
tertentu dengan tujuan diperolehnya hasil belajar yang optimal dan dicapainya tujuan
pendidikan dalam kategori sukses.Bimbingan dan konseling belajar bertujuan
membantu klien/ peserta didik agar:
4. Bimbingan Karir
Bidang ini terfokus pada pengenalan, pemilihan, persiapan, dan akhirnya sukses
karir. Dengan pemahaman bahwa semua orang harus bekerja, maka bidang
pengembangan karir ini menjadi sangat urgen dan perlu diselenggarakan sejak sedini
mungkin (Syafaruddin, Syarqawi, & Siahaan, 2019).. Bimbingan dan konseling karir
bertujuan menfasilitasi perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karir sepanjang rentang hidup klien. Nursalim menyatakan bahwa seorang
11
guru Bimbingan dan Konseling hendaknya juga memberikan informasBimbingan
dan konseling karir bertujuan menfasilitasi perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidup klien. Dengan demikian, klien
akan memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan, memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir
yang menunjang kematangan kompetensi karir, memiliki sikap positif terhadap dunia
kerja, memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa
depan, memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja, memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi, membentuk pola-pola karir, mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat, memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil
keputusan karir (Syafaruddin, Syarqawi, & Siahaan, 2019)..
12
G. Kesamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling Kelompok Beserta Psikoterapi
Kelompok
1. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang
berbeda. Ditinjau dari fungsi layanannya, bimbingan kelompok memiliki fungsi
preventive development, sedangkan konseling kelompok lebih menekankan pada fungsi
curative. Jika ditinjau dari anggota kelompoknya, bimbingan kelompok dapat diberikan
kepada seluruh siswa, sedangkan konseling kelompok beranggotakan siswa-siswa yang
bermasalah.
Bimbingan Kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan secara berkelompok untuk mencegah terjadinya masalah pada diri konseling
dan mengembangkan potensi konseli pada suatu arah yang produktif. Gibson dan
Mitchell (2011) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok mengacu kepada aktivitas-
aktivitas kelompok yang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman melalui
aktivitas kelompok yang terencana dan terorganisasi. Selanjutnya Corey (2014)
menyebutkan bahwa bimbingan kelompok melayani sejumlah tujuan memberikan
informasi, berbagi pengalaman umum, mengajar orang bagaimana menyelesaikan
masalah, mengajarkan keterampilan sosial, menawarkan dukungan, dan membantu
orang belajar bagaimana membuat sistem pendukung mereka sendiri di luar pengaturan
kelompok.
2. Konseling Kelompok
Konseling Kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan
secara berkelompok untuk mencegah masalah yang telah terjadi pada diri konseli agar
dampaknya tidak melebar, memberikan treatment bagi konseli agar mampu
memecahkan sendiri masalahnya, dan mengembangkan pribadi konseli. Barida, dkk.
(2019) menyampaikan bahwa upaya layanan yang diberikan kepada siswa untuk dapat
mengatasi dan meringankan masalah yang mereka alami bersama, baik pribadi dan
sosial, sehingga dapat membina hubungan sosial yang dinamis dalam lingkungan
kelompok. Selanjutnya Natawidjaja (2009) berpendapat bahwa konseling kelompok
13
merupakan upaya bantuan kepada individu-individu dalam suasana kelompok yang
bersifat pencegahan dan pengatasan masalah, serta diarahkan kepada pemberian
kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya. Corey (2014)
menjelaskan bahwa konseling kelompok secara umum memiliki fokus spesifik, yang
mungkin bersifat pendidikan, karier, sosial, atau pribadi. Konseling kelompok
menekankan komunikasi antarpribadi dari pikiran, perasaan, dan perilaku sadar dalam
kerangka waktu di sini dan sekarang. Kelompok-kelompok konseling sering kali
berorientasi pada masalah, dan para anggota sangat menentukan isi dan tujuan mereka.
Anggota kelompok biasanya tidak memerlukan rekonstruksi kepribadian yang luas, dan
kekhawatiran mereka umumnya berkaitan dengan tugas perkembangan rentang hidup.
Konseling kelompok cenderung berorientasi pada pertumbuhan karena penekanannya
adalah pada menemukan sumber kekuatan internal.
3. Psikoterapi Kelompok
Psikoterapi kelompok adalah salah satu modalitas tritmen yang meliputi kelompok
kecil dengan jumlah peserta kecil dan terdiri dari satu atau lebih terapis ahli yang
tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan psikologis dan meminimalisir
problem psikologis berdasarkan eksplorasi kognitif dan afektif dalam interaksi antara
peserta maupun dengan terapis.
Psikoterapi kelompok sebagai metode belajar setidaknya memuat komponen-
komponen pembelajaran yang terstruktur diantaranya:
(1) pemodelan,
(2) bermain peran,
(3) umpan balik atas perfoma,
(4) transfer latihan dan pemeliharaan,
Kelompok yang biasanya terdiri dari empat hingga delapan orang yang dilatih dan
pelatih, masing-masing menunjukkan contoh secara detail perfoma keterampilan
interpersonal seseorang yang dilatihkan (pemodelan). Kemudian yang dilatih diberikan
kesempatan untuk berlatih keterampilan yang telah dicontohkan dalam situasi yang
relevan dengan kehidupan mereka (bermain peran). Lebih lanjut, umpan balik
diberikan, yang meliputi dorongan dan saran terhadap perfoma yang telah ditampilkan
14
(umpan balik atas perfoma). Akhirnya, mereka didorong untuk melakukan sesuatu hal
yang telah mereka pelajari dalam lingkungan atau kehidupan nyata (transfer latihan dan
pemeliharaan).
15
DAFTAR PUSTAKA
Satriah, Lilis. (2016). Bimbingan dan Kelompok setting Masyaraka. Bandung: Mimbar Pustaka
Hartanti, J., & Nindi Riandika, L. M. (2022). Editor.
Fadilah, S. N. (2019). Layanan Bimbingan Kelompok dalam Membentuk Sikap Jujur Melalui
Pembiasaan. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 3(2), 167.
https://doi.org/10.29240/jbk.v3i2.1057
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 307
M. Ramli, dkk. (2017). Esensi Bimbingan dan Konseling Pada Satuan Jalur, Jenis, dan Jenjang
Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan.
Syafaruddin, S., Syarqawi, A., & Siahaan, D. N. A. (2019). Dasar-dasar bimbingan dan
konseling: Telaah Konsep, Teori dan Praktik.
Winkel, W. S., & Hastuti, M. S. (2013). Guidance and counseling in educational institutions.The
Eternal Media.
Muya Barida, Dian Ari Widyastuti. “Peningkatan kompetensi guru bimbingan dan konseling
dalam menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok”. Seminar
Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat, e-ISSN: 2686-2964(2020): Hal. 851-858.
Walida Asitasari. “Dinamika Belajar Berdasar Regulasi Diri Dalam Proses Psikoterapi
Kelompok Psikodinamika”. Islamic Guidance and Counseling, Vol 3 (2022): No. 2.
16