METODE PEMBELAJARAN
MEMBACA DAN
MENDENGARKAN
Bahan Ajar Program Studi PG-PAUD (Reguler C)
Tahun Akademik Genap 2016/2017
Oleh: Mastiah, S.S., M.Pd. dan Yumi Sarassanti, M.Pd.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan bahan ajar “Metode Pembelajaran
Membaca dan Mendengarkan”. Bahan ajar ini ditulis guna memenuhi kebutuhan
mahasiswa STKIP Melawi dalam perkuliahan Metode Pembelajaran Membaca dan
Mendengarkan.
Semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi mahasiswa khususnya serta para pembaca pada
umumnya. Akhir kata, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
perbaikan buku ini sangat penulis harapkan.
Penulis
PRAKATA .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1 KONSEP MEMBACA DAN PEMBELAJARAN
MEMBACA .............................................................................................. 1
A. Konsep Membaca ................................................................................. 1
B. Konsep Pembelajaran Membaca ............................................................ 12
BAB 2 MEMBACA PADA ANAK USIA DINI ..................................... 16
A. Proses Belajar Bahasa ........................................................................... 16
B. Proses Membaca .................................................................................... 18
C. Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini ................................ 19
D. Tahap Perkembangan Membaca ............................................................ 20
E. Kemampuan Kesiapan Membaca ........................................................... 24
F. Tanda-Tanda Kesiapan Membaca ........................................................... 26
G. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca Anak............ 27
F. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca pada Taman Kanak-Kanak ....... 28
BAB 3 STRATEGI DAN METODE PENGEMBANGAN
MEMBACA ANAK USIA DINI .............................................................. 30
A. Pendekatan Pengalaman Bahasa ........................................................... 30
B. Fonik ..................................................................................................... 31
C. Lihat dan Katakan .................................................................................. 32
D. Metode Pendukung Konteks .................................................................. 32
E. Flash Card.............................................................................................. 32
BAB 4 METODE MEMBACA PERMULAAN ..................................... 36
A. Metode Abjad (Alphabet)....................................................................... 36
B. Metode Suku Kata (Syllabic Method) ..................................................... 36
C. Metode Kata (Whole Word Method)....................................................... 37
D. Metode Kalimat/Global (Syntaxis Method) ............................................ 37
E. Metode SAS (Structural, Analytic, Syntatic)........................................... 37
BAB 5 PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ................................... 39
A. Konsep Mendengarkan ......................................................................... 39
B. Konsep Pembelajaran Mendengarkan..................................................... 41
A. Konsep Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatu proses aktif yang
bertujuan dan memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh beberapa definisi berikut ini.
Hodgson (dalam Tarigan, 1985:7) mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses
yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan penulis melalui media bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca selain sebagai
suatu proses, juga bertujuan.
Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan
secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi,
dan dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni
membaca kritis dan membaca kreatif.
Selanjutnya, Anderson dalam Tarigan (1985:7) berpendapat bahwa membaca
adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambanglambang
bahasa tulis. Hal ini sesuai dengan membaca pada level rendah. Finochiaro dan Bonono
(1973:119) menyatakan bahwa membaca adalah proses memetik serta memahami
arti/makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Batasan ini tepat dikenakan pada
membaca literal. Di pihak lain, Thorndike (1967:127) berpendapat bahwa membaca
merupakan proses berpikir atau bernalar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat
didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas
yang tidak bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca,
pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bisa
mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis. Dengan demikian,
membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan
berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, proses
Pendidikan anak usia dini merupakan sebagai tempat bermain, bersosialisasi dan
juga sebagai wahana untuk mengembangkan berbagai kemampuan prokolastik yang
lebih subtansial. Untuk itu, strategi yang digunakan harus menyediakan dengan tepat
sesuai dengan minat yang dibutuhkan anak, juga melibatkan anak dalam situasi yang
berbeda dan kelompok kecil, kelompok besar atau secara individual.
Strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca
anak usia dini adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa. Pendekatan ini
diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally Aproppriate Practice)
(Dhieni, 2009:22). Pendekatan ini dilakukan melalui bermain dengan menggunakan
metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan membaca serta
melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat memberi berbagai pengalaman bagi anak.
Selain itu, perlu juga memperhatikan motivasi dan minat anak, sehingga kedua faktor
itu mampu memberikan pengaruh yang besar dalam pengembangan kemampuan
membaca. Strategi ini dilaksanakan dengan memberikan beragam aktivitas yang
memperhatikan perkembangan kemampuaan membaca yang dimiliki anak.
Menciptakan suasana bermain pada anak-anak dapat pula dilakukan dengan
menggunakan media atau alat permainan, baik media gambar atau yang lain.
Pendekatan ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan media bermain, seperti kartu,
gambar, puzzle, flashcard, dan lain sebagainya. Selain itu ada beberapa metode yang
bisa digunakan dalam pengembangan membaca anak. Metode pengembangan membaca
untuk anak usia dini diantaranya (Ceria, 2009):
A. Pendekatan Pengalaman Bahasa
Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata-kata anak sendiri untuk
membantunya belajar membaca. Kata-kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar
atau suatu cerita pendek yang dimasukkan ke dalam suatu buku.
Mula-mula anak itu mengatakan kepada guru apa yang harus ditulis. Setelah
beberapa waktu anak-anak dapat menyalin tulisan guru dan akhirnya dapat menulis
kata-kata mereka sendiri. Banyak guru menggunakan metode ini sebagai suatu
A. Konsep Mendengarkan
1. Pengertian Mendengarkan
Menurut Burhan (1971:81), mendengarkan adalah suatu proses menangkap,
memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu
yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan
proses mendengarkan. Ketiga tahapan proses mendengarkan itu adalah sebagai berikut.
a. Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
b. Tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
c. Tahap mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
2. Tujuan Mendengarkan
Tujuan orang melakukan mendengarkan bermacam-macam. Tarigan, (1981:14)
menjelaskan tujuan mendengarkan adalah untuk:
a. memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan profesi
b. meningkatkan keefektifan berkomunikasi
c. mengumpulkan data untuk membuat keputusan
d. memberikan respon yang tepat
Selain itu, Tarigan (1972: 42) menjelaskan tujuan lain dari mendengarkan yaitu untuk:
a. memperoleh pengetahuan secara langsung atau melalui radio/televisi
b. menikmati keindahan audio yang diperdengarkan atau dipagelarkan
c. mengevaluasi hasil dengaran
d. mengapresiasi bahan dengaran agar dapat menikmati serta menghargainya.
3. Jenis-Jenis Mendengarkan
Tarigan (1983: 22) membagi jenis mendengarkan atas dasar proses mendengar yang
diperoleh dari dua jenis yaitu (a) mendengarkan ekstensif, dan (b) mendengarkan
intensif.
a. Mendengarkan Ekstensif
A. Perkembangan Mendengarkan
Kemampuan mendengarkan atau mendengarkan sebagai salah satu kemampuan
berbahasa awal yang harus dikembangkan, memerlukan kemampuan bahasa reseptif dan
pengalaman. Yaitu anak sebagai penyimak secara aktif memproses dan memahami apa
yang didengar.
Perkembangan kemampuan mendengarkan pada anak berkaitan erat satu sama lain
dengan keterampilan berbahasa khususnya berbicara. Anak yang berkembang
keterampilan mendengarkannya akan berpengaruh terhadap perkembangan ketrampilan
berbicaranya. Kedua ketrampilan berbahasa tersebut merupakan kegiatan komunikasi
dua arah yang bersifat langsung dan dapat merupakan komunikasi yang bersifat tatap
muka (Brooks, dalam Tarigan, 1986).
Kemampuan mendengarkan melibatkan proses mengintegrasikan dan
menerjemahkan suara yang didengar sehingga memliki arti tertentu. Kemampuan ini
melibatkan proses kognitif yang memerlukan perhatian dan konsentrasi dalam rangka
memahami arti informasi yang disampaikan. Sebagian besar anak dapat mendengarkan
informasi dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuannya dalam
membaca.
Kemampuan mendengarkan sebagai salah satu ketrampilan berbahasa reseptif
melibatkan beberapa faktor sebagai berikut:
1. Acuity, yaitu kesadaran akan adanya suara yang diterima oleh telinga,
misalnya mendengar suara anaklain yang sedang bermain, mendengar suara mesin tik
dan sebagainya.
2. Auditory discrimination, yaitu kemampuan membedakan persamaan dan
perbedaan suara atau bunyi.
3. Auding, yaitu suatu proses dimana terdapat asosiasi antara arti dengan pesan
yang diungkapkan. Proses ini melibatkan pemahaman terhadap isi dan maksud kata-kata
yang diungkapkan. Auding melibatkan aspek perkembangan semantik dan sibntaksis.
Dengan memahami semantik, berarti anak memiliki pengetahuan tentang berbagai arti