PROPOSAL TENTANG
KECERDASAN BUATAN
Dosen Pembimbing:
Di susun oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunianya penulis masih diberi kesempatan untuk
bekerja sama untuk menyelesaikan proposal Kecerdasan Buatan. Dalam makalah
ini kami akan membahas tentang kecerdasan buatan. Penulis telah berusaha
menyelesaikan proposal ini semaksimal mungkin meskipun masih ada
kekurangan. Dengan makalah ini semoga bermanfaat untuk pembaca memahami
tentang kecerdasan buatan. Semoga makalah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
2.3.4 Al menganalisis Data Lebih Banyak ....................................... 9
Daftar Pustaka
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu
komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent
system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik
artificial intelligence. Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan
adalah teori Sistem Pakar (Kusumadewi, 2003). Sistem Pakar (Expert
System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-
solusi dengan kualitas pakar untuk problemaproblem dalam suatu domain
yang spesifik. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru
proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah
tertentu. Implementasi sistem pakar banyak digunakan dalam bidang
psikologi karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan
pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam program komputer sehingga
keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran secara cerdas. Irisan
antara psikologi dan sistem pakar melahirkan sebuah area yang dikenal
dengan nama cognition & psycolinguistics.Umumnya pengetahuannya
diambil dari seorang manusia yang pakar dalam domain tersebut dan sistem
pakar itu berusaha meniru metodologi dan kinerjanya (performance)
(Kusumadewi, 2003).
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini merupakan tugas tentang Kecerdasan Buatan
dan melatih kemampuan mahasiswa untuk mengetahui Kecerdasan buatan
Dan juga mengetahui bagaimana perkembangan dan sejarah Tentang
Kecerdasan buatan
2
BAB 2 PEMBAHASAN
3
kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta
pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi
disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi
masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam
bidang ekonomi, sains, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah
dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video
game.
Kecerdasan buatan ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan,
tetapi juga mengkonstruksinya.
kecerdasan:
2. atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan
4
McCarthy kemudian mendirikan dua lembaga penelitian kecerdasan buatan.
Kedua lembaga AI itu adalah Stanford Artificial Intelligence Laboratory dan
MIT Artificial Inteligence Laboratory. McCarthy juga merupakan dosen di
kedua universitas ternama tingkat internasional tersebut. Di lembaga-lembaga
inilah bermunculan inovasi pengembangan AI yang meliputi bidang human
skill, vision, listening, reasoning dan movement of limbs. Bahkan Salah satu
lembaga yang didirikan itu, Stanford Artificial Intelligence pernah mendapat
bantuan dana dari Pentagon untuk membuat teknologi-teknologi luar angkasa.
Di bulan Juli tahun 2017 lalu, berita teknologi cukup dihebohkan dengan kabar
bahwa Facebook memberhentikan eksperimennya setelah salah satu staf
menemukan dua buah program AI mereka saling berkomunikasi satu sama lain
dengan bahasa ciptaan mereka sendiri yang tak dimengerti manusia. Hanya
kedua program itulah yang saling mengerti pesan yang disampaikan ke satu
sama lain.
Penulis menyarankan Anda untuk membaca kedua dokumen PDF berikut ini,
untuk lebih memahami soal etika pengembangan AI:
5
Ini adalah Draft untuk Cambridge Handbook of Artificial Intelligence yang
ditulis oleh Nick Bostrom Eliezer Yudkowsky. Walaupun jurnal ini dibuat
pada tahun 2011, Anda bisa mendapatkan sudut pandang kritis (dalam bahasa
Inggris: insight) dari kalangan akademisi yang ingin mewujudkan adanya
konsensus soal etika pengembangan AI yang lebih jelas dan terukur.
Tulisan ini dibuat sebagai hasil dari kesepakatan European Group on Ethics in
Science and New Technologies (EGE) pada bulan Maret tahun ini, 2018. Akan
ada pertanyaan-pertanyaan kunci yang akan dibahas, disertai dengan
pembahasan soal kerangka pemikiran (framing) terkait etika pengembangan
AI.
Seperti yang telah penulis sampaikan di pengantar artikel, sektor industri akhir-
akhir ini diwarnai dengan euforia menyambut AI. Berita-berita bisnis lumayan
banyak diwarnai kebanggan berbagai industri dalam memanfaatkan teknologi
canggih AI. Kalangan pekerja ikut bereaksi terhadapnya, ada yang optimis AI
tidak akan mengambil alih lahan pekerjaan mereka, ada juga yang pesimis dan
cenderung panik.
Mengapa para pekerja sampai panik? Contoh sederhananya pabrik roti yang
dahulu memakai tenaga manusia dalam mengemas roti, kini sudah tentu bila
produksi dalam jumlah besar memakai tenaga mesin. Tujuan teknologi otomasi
semacam itu memanglah akurasi dan efisiensi. Tapi tak sampai di situ, dengan
adanya pengembangan AI, robot-robot pintar mungkin menggantikan pekerja
di berbagai bidang pekerjaan.
6
Lalu kenapa? Ya dengan demikian, mata pencaharian manusia berkurang,
sumber penghasilan manusia juga berkurang. Tetapi, memang bisa saja
manusia-manusia pekerja mengerjakan hal-hal lain untuk mendapat
penghasilan. Sayangnya, kemungkinan besar, pekerjaan penggantinya bakal
membosankan dan upahnya rendah. Begitulah skema yang tergambar sekilas.
Apa benar ini mungkin terjadi? Silakan cek Primer.ai . Pekerjaan sebagai
peneliti saja sudah bisa digantikan AI. Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Mengandalkan pemerintah untuk pegang kendali memang sering menjadi sikap
para pekerja, menunggu kejelasan dan tanggapan dari otoritas. Tapi kita harus
menyadari sebagai pekerja dan sebagai manusia yang utuh, kita punya kuasa
dalam mengendalikan situasi jika berserikat untuk menyepakati pandangan
yang benar, bahwa sungguh, secanggih-canggihnya teknologi, manusia tidak
tergantikan.
Pelaku utama atau bintang dari revolusi teknologi yang ada ⎼ bukanlah hasil
temuannya, melainkan kita sebagai manusia-manusia pekerja yang benar-benar
hidup dengan kecerdasan dan kreativitas murni. Kita tentu tidak boleh tunduk
pada benda mati. Jangan sampai kita termakan agenda para pemodal dan
pebisnis yang ingin membuat kita merasa begitu tergantung nasibnya pada
kekuasaan/hasil-hasil temuan mereka. Teknologi canggih ini memang
memudahkan pekerjaan kita, tetapi tak bisa menggantikan semangat (passion)
kerja kita yang mengandung pula kreativitas tanpa batas serta nilai estetika
tersendiri. Ini semua yang membuat kita disebut hidup, bukan benda mati
7
2.3 Pentingnya Kecerdasan Buatan
Pada produk-produk yang ada. Di sebagian besar kasus, AI tidak dijual sebagai
aplikasi individu. Akan tetapi, produk yang sudah Anda gunakan akan
ditingkatkan dengan kemampuan AI, mirip seperti Siri yang ditambahkan
sebagai fitur pada generasi baru produk Apple. Automasi, platform percakapan,
bot, dan mesin pintar dapat dikombinasikan dengan sejumlah besar data untuk
meningkatkan banyak teknologi di rumah dan di tempat kerja, mulai dari
intelijen keamanan hingga analisis investasi.
8
beradaptasi, melalui pelatihan dan data yang ditambahkan, saat jawaban
pertama tidak terlalu tepat.
Jika algoritme merupakan pembelajaran mandiri, data itu sendiri dapat menjadi
kekayaan intelektual. Jawabannya ada dalam data; Anda hanya perlu
menerapkan AI untuk mendapatkannya. Karena peran data kini semakin
penting dari sebelumnya, data dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Jika
Anda memiliki data terbaik dalam industri kompetitif, bahkan jika seseorang
menerapkan teknik serupa, data terbaiklah yang akan menang.
9
BAB III METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian (Nazir, 2014: 70). Menurut Hasibuan (2007: 93) dalam
melakukan suatu penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses
penelitian diantaranya dalam menentukan instrumen pengambilan data,
penentuan sampel, pengumpulan data, serta analisa data. Dengan pemilihan
desain penelitian yang tepat diharapkan akan dapat membantu peneliti dalam
menjalankan penelitian secara benar. Tanpa desain yang benar seorang peneliti
tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik krena tidak memiliki
pedoman penelitian yang jelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
mengambil kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian
yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah
dengan menggunakan metode penelitian ini, akan diperoleh hubungan yang
signifikan antar variabel yang diteliti. Metode deskriptif merupakan metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono,
2005: 21).
10
3.2 Operasional Variabel
1. Populasi
2. Sampel
11
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin memepelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (Sugiyono, 2012: 81). Sedangkan menurut Riduwan (2008: 56)
sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Tidak semua data dan informasi akan diproses dan
tidak semua orang atau benda yang akan diteliti melainkan cukup dengan
menggunakan sampel yang mewakilinya. Dalam hal ini pengambilan sampel
harus representif disamping itu peniliti wajib mengerti tentang besar ukuran
sampel dan karakteristik populasi dalam sampel. Untuk pengambilan jumlah
sampel, dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan maksimal yang ditolerir dalam sampel (5%)
Berdasarkan rumus Slovin, maka total ukuran sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan
sebanyak 171,42 responden dan dibulatkan menjadi 171 responden dengan
tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%.
12
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Menurut Sugiyono (2012: 142) kuesioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan terbuka atau tertutup, dapat diberikan secara
langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dalam
penelitian ini, skala pengukuran data yang peniliti gunakan kuesioner adalah
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Kuesioner
dibuat dengan nilai satu 1-5 untuk mewakili pendapat responden seperti sangat
setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Riduwan,
2008: 87).
2. Metode Analisis
Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data yang lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan msalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
(Sugiyono, 2012: 147).
3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganilisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012: 147). Statistik deskriptif hanya
13
berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan mengenai
suatu data atau fenomena dengan kata lain statistik deskriptif berfungsi
menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Jika terdapat penarikan
kesimpulan pada statistik deskriptif hanya ditujukan pada data yang ada.
Analisis deskriptif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi
untuk mengetahui apakah tingkat perolehan skor variabel penelitian masuk
dalah kategori: sangat setuju, setuju, sukup setuju, kurang setuju, dan sangat
tidak setuju. Selanjutnya menetapkan peringkat dalam setiap variabel
penelitian dan dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal,
nilai aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden
sesuai dengan klasifikasi bobot yang diberikan (1, 2, 3, 4,dan 5) sedangkan
skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikali dengan
jumlah kuesioner dan dikalikan dengan jumlah responden.
s
3.2.3 Uji Kualitas Data
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.suara.com/tag/kecerdasan-buatan
https://www.sas.com/id_id/insights/analytics/what-is-artificial-intelligence.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan