Anda di halaman 1dari 63

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


MATA PELAJARAN PAI DI SDN 08 VII KOTO SUNGAI
SARIAK KAB PADANG PARIAMAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Dibuat Untuk Menganalisa Kemampuan Peserta Didik

Oleh : BUDI HERMANSYAH


Guru Pendidikan Agama Islam

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SD NEGERI 08 VII koto sungai sariak
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
PEMERINTAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 08 VII KOTO
SUNGAI SARIAK
Alamat : limapto, nigari limpato Kode Pos 25573

LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran PAI di SDN 08 VII koto sungai sariak
Bidang Studi : Pendidikan Agama Islam
Peneliti :
a. Nama Lengkap : BUDI HERMANSYAH, S.Pd.I
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP :
-
d. Unit Kerja :
SDN 08 VII koto sungai sariak

Rencana Pelaksanaan : Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021-2022

Menyetujui dan mengesahkan untuk memenuhi tugas Pendidikan Profesi Guru

Limpato , 22 Desember 2021 Kepala


Sekolah

Hj. NURBAITI, S.Pd.SD


NIP: 19660810 199002 2 002

2
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : BUDI HERMANSYAH, S.Pd.I


NIP :_
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Unit Kerja : SDN 08 VII sungai sariak

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang


berjudul :
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI di SDN 08 VII koto
sungai sariak”
1. Merupakan Karya yang saya buat sendiri, tidak menyalin atau
menjiplak karya orang lain
2. Karya ini saya buat pada tahun 2021
Apabila terbukti tidak sesuai dengan pernyataan tersebut diatas, Saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
Surat Pernyataan ini saya buat secara sadar, sehat jasmani dan rohani.

Sintuk, 22 Desember 2021

Mengetahui; Yang Membuat Pernyataan


Kepala Sekolah Guru PAI

Hj.NURBAITI, S.Pd.SD BUDI HERMANSYAH ,S.Pd.I

3
ABSTRAK

BUDI HERMANSYAHPenerapan Model


Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak, Penelitian
Tindakan Kelas: SD Negeri 08 VII koto sungai sariak, 2021.
Masalah pokok dalam penelitian adalah rendahnya hasil belajar dan
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PAI dalam proses belajar mengajar.
Disamping itu, model pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih satu arah
(ceramah) belum bervariasi. Akibatnya Keaktifan peserta didik dalam belajar
secara klasikal juga masih rendah yang disebabkan karena peserta didik tidak
merasa dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan proses pembelajaran yang mampu melibatkan
peserta didik secara aktif. Salah satunya dengan model Problem Based Learning
diasumsikan dapat dijadikan sebagai suatu strategi pembelajaran yang efektif dan
bermanfaat bagi peserta didik karena dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Apakah Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI
pada peserta didik kelas V di SDN 08 VII koto sungai sariak? (2) Apakah kendala
yang dihadapi dalam menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran PAI kelas V di SDN 08 VII koto sungai sariak? (3) Apakah
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning dalam
pembelajaran PAI.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam tiga siklus yang pada tiap
siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Sumber Data penelitian tindakan kelas ini meliputi; peserta didik,
penulis sebagai guru PAI, teman sejawat/ kolaborator dan dokumentasi. Teknik
yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah; observasi, tes
tertulis dan metode dokumenter. Sementara itu dalam penelitian ini terdapat 2
analisis data, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, dapat diketahui
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada peserta didik kelas
V SD Negeri 08 VII koto sungai sariak dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik.. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
model Problem Based Learning ini diantaranya; 1) masih terdapat peserta didik
masih merasa kesulitan dalam mengeksplorasi gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. 2) peserta didik masih merasa malu untuk tampil
melakukan presentasi. Kelebihan dalam pelaksanaan model Problem Based
Learning adalah; dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran PAI, peserta didik merasa senang belajar dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis IT, dapat menanamkan rasa percaya diri peserta
didik dalam berbicara di depan teman-temannya. Sedangkan kelemahan dalam
Model Problem Based Learning adalah peserta didik merasa bosan saat merasa
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, sebagian siswa terutama
kelas rendah masih sulit untuk diskusi apalagi mengomunikasikan hasil diskusi.

4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala keagungan hanyalah milik Allah, setiap


pujian hanyalah layak disampaikan kepadaNya. Shalawat bserta salam semoga
selalu dicurahkan buat Rasulullah SAW.
Penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul,
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI Di SDN 08 VII koto
sungai sariak” ini adalah bagian dari proses refleksi dan perbaikan yang sangat
berharga bagi penulis sebagai pendidik, dalam beraktivitas, dan berinteraksi
dengan dunia pendidikan di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak. Penulis
menyadari bahwa banyak persoalan dan rintangan yang menghadang dalam
penyelesaian penelitian ini, namun berkat niat dan pertolongan Allah jualah
PTK ini dapat diselesaikan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Kepala Sekolah, Hj.NURBAITI, S.Pd.SD yang telah memberikan arahan,
bimbingan, masukan dan diskusi-diskusi berharga.
2. Seluruh Bapak dan Ibu guru beserta pegawai TU/ administrasi SD
Negeri 08 VII koto sungai sariak, yang telah banyak memberikan
masukan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian PTK ini.
3. Peserta didik kelas V yang telah mengispirasi penulis untuk mengangkat
permasalahan pembelajaran yang ada menjadi PTK.
Akhirnya penulis yakin, setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan
dan hanyalah Allah Ta’ala yang dapat memberikan balasannya.

Limpato , Desember 2021


Penulis

BUDI HERMANSYAH

5
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ABSTRAK...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................5
B. Rumusan Masalah.................................................................................8
C. Tujuan Penelitian...................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.................................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI & TINDAKAN
A. Kajian Teori.........................................................................................10
B. Kerangka Berfikir................................................................................14
C. Hipotesis Tindakan..............................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian.................................................................................16
B. Prosedur Penelitian..............................................................................16
C. Sumber Data........................................................................................20
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................20
E. Teknik Analisis Data...........................................................................21
F. Indikator Keberhasilan.........................................................................21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Awal............................................................................23
B. Hasil Penelitian Per Siklus..................................................................25
C. Pembahasan.........................................................................................46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................51
B. Saran....................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya
mutu pendidikan di negara ini, sehingga dengan adanya hambatan tersebut akan
menjadikan sebuah tantangan bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Proses pembelajaran yang terjadi saat ini masih didominasi oleh metode
ceramah dan masih menoton, kemungkinan besar faktor utamanya adalah guru
merasa mudah dalam mengajar, tidak repot dengan media dan tidak perlu
dipusingkan dengan model-model pembelajaran yang telah dirancang oleh para
pemikir pendidikan. Kenyataan ini menimbulkan kesan negatif bahwa guru itu
mengajar hanya sekedar menunaikan kewajiban melaksanakan tugas.
Sebuah filosofi mengatakan At-thorikotu ahammu minal maddah wal
mudarisu ahammu minat tharikoh wa ruhul mudaris ahammu minal mudarris. Inti
dari filosofi ini adalah Cara atau Metode itu lebih penting dari pada Materi
(Materi pengajaran) akan tetapi Guru itu lebih penting dari Metode. Guru itu
penting akan tetapi Ruh (Jiwa ) seorang Guru itu lebih penting lagi dari guru itu
sendiri. Disamping semangat guru yang harus berkobar guru saat ini juga dituntut
untuk multi talenta. Guru harus memiliki ilmu administrasi karena ada tugas
tambahan sebagai pengurus aset dan barang sekolah dan guru juga harus memiliki
ilmu bidang Informasi dan Teknologi karena banyak data yang harus diupdate
dengan menggunakan teknologi internet. Oleh karena itu metode ceramah yang
cendrung menoton dan satu arah sudah tidak relevan lagi saat ini. Kecenderungan
murid saat ini sudah mengarah ke dunia digital dan guru harus memahami itu
dengan menyesuaikan diri dalam penggunaan digital dan teknologi.

7
Seorang guru juga harus mengejar waktu dalam mengajar, bagaimana
tidak, tuntutan kurikulum seolah harus memaksa guru untuk mengejar materi
pelajaran sehingga mengabaikan esensi dari tujuan pembelajaran yang diberikan.
Terlepas dari apakah murid faham atau tidak yang penting materi pelajaran harus
disampaikan, Terlepas dari murid tertarik dengan penyajian pembelajaran atau
justru merasa bosan belajar yang penting tugas sudah ditunaikan sesuai tuntutan.
Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus maka akan
mengakibatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar terhambat. Peserta didik akan beranggapan bahwa belajar Pendidikan
Agama Islam bukanlah sebuah kebutuhan akan tetapi hanya tuntutan kurikulum
saja, karena peserta didik tidak mendapat makna dari belajar Pendidikan Agama
Islam yang dipelajari. Padahal Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar
untuk mentaati ketentuan Allah sebagai pedoman dan dasar para pesera didik agar
berpengetahuan keagamaan dan handal dalam menjalankan ketentuan-ketentuan
Allah secara keseluruhan. 1
Oleh karena itu peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Interaksi pembelajaran di kelas juga
merupakan wujud pembiasaan akhlak peserta didik. Disamping itu, kemampuan
guru dalam memilih metode yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Guru harus mampu memilih metode yang
tepat, sehingga peserta didik merasa senang untuk mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan data dan refleksi peneliti terhadap hasil belajar Pendidikan
Agama Islam yang telah peneliti jalankan pada materi Bulan Ramadhan yang
Indah di kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022, ditemukan beberapa
permasalahan, diantaranya adalah: 1) Model pembelajaran masih jarang
digunakan terutama model Problem Based Learning sehingga hasil belajarnya
kurang optimal. hal ini dapat diketahui dari nilai Penilaian Harian hanya 58,50 %
1
Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam Pembelajaran
PAI , Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, (Meulaboh: STAIN Teungku Dirundeng Meulabo,
2014), h.14

8
dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebagai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. 2) Keaktifan peserta didik dalam
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berbasis masalah adalah sebuah metode yang mengenalkan siswa pada suatu
kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang dibahas. Siswa kemudian
akan diminta untuk mencari solusi untuk menyelesaikan kasus/masalah tersebut. 2
Sehingga diharapkan pembelajaran diharapkan akan menjadi lebih aktif, menarik,
menyenangkan. Selain itu, model ini dapat menghilangkan kejenuhan, meskipun
menciptakan suasana kelas yang ramai, tapi tetap teratur. Dengan menggunakan
model ini peserta didik dapat belajar secara aktif dan menambah pemahamannya
terhadap materi yang diajarkan.
Dilatar belakangi dengan berbagai permasalahan yang peneliti kemukakan
diawal, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning untuk mengatasi permasalahan tersebut agar hasil belajar siswa bisa
lebih meningkat dari sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti beri judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Di SD Negeri 08 VII koto
sungai sariak”.

B. Identifikasi Masalah
1. Masih Rendahnya Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 08 VII koto sungai
sariak
2. Masih kurangnya Motivasi belajar siswa di SD Negeri 08 VII koto sungai
sariak
3. Tidak menariknya media pembelajaran yang di gunakan guru sehingga
peserta didik kurang termotivasi untuk belajar di SD Negeri 08 VII koto
sungai sariak
4. Metode yang digunakan menoton dan kurang variative di SD Negeri 08
VII koto sungai sariak

2
Nita Oktifa, “Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning”
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-project-based-learning-dan-problem-based-
learning (diakses pada 3 September 2022, pukul 19.35)

9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi
pada penggunaan metode Problem Bassed Learning dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak

D. Rumusan Masalah
Dengan Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
1. Apakah Dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada materi Bulan Ramadhan Yang
Indah di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam menerapkan Model Pembelajaran
Problem Based Learning mata pelajaran PAI pada materi Bulan
Ramadhan Yang Indah di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak?
3. Apakah kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam pembelajaran PAI untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Bulan Ramdhan Yang Indah di SD Negeri 08 VII koto sungai
sariak?

E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu
penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan – batasannya tentang objek yang
diteliti. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas V SD Negeri 08 VII koto sungai sariak dalam pembelajaran
PAI Pada Materi Bulan Ramadhan Yang Indah
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
meningkatkan hasil belajar PAI pada materi Bulan Ramadhan Yang Indah Kelas
V di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak

10
2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan Model Pembelajaran
Problem Based Learning mata pelajaran PAI pada materi Bulan Ramadhan
yang Indah kelas V di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak.
3. Mengetahui kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning dalam
pembelajaran PAI pada materi Bulan Ramadhan Yang Indah untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V di SD Negeri 08 VII koto
sungai sariak

F. Manfaat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini Hasil diharapkan dapat memberikan manfaat
teoritis dan praktis bagi guru dan siswa. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini memperkaya ilmu
pengetahuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya dalam materi Bulan
Ramadhan Yang Indah.
1) Bagi sekolah, agar dapat meningkatkan nilai Pendidikan Agama Islam
pada materi Bulan Ramadhan Yang Indah di SD Negeri 08 VII koto sungai
sariak.
2) Bagi guru, untuk memperbaiki dan meningkatkan kreatifitas guru serta
untuk menunjang kenaikan pangakat selanjutnya.
3) Bagi peserta didik, agar dapat memperbaiki cara belajar dan hasil belajar.
4) Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman, bermanfaat untuk
memperkaya keilmuan dan khazanah pendidikan di wilayah Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini merujuk pada materi
penulisan PTK yang yang baku tentang tatacara penulisan maupun format
penulisan PTK.

11
BAB II
PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Model Problem Based Learning
Seorang pendidik saat ini berperan sebagai motivator dan fasilitator dan
pada akhir kegiatan pembelajaran pendidik mengevaluasi dan memberikan
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran. Banyak sekolah di indonesia saat
ini menggunakan kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 terdapat
beberapa prinsip pembelajaran yang di harapkan menunjang mutu
pendidikan indonesia. Di antara prinsip-prinsip pada kurikulum 2013 yaitu
mendorong siswa menjadi peserta didik yang aktif.
Pola pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan siswa diantaranya
adalah dengan menggunakan model-model pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen
yang saling berhubungan satu sama lainnya. (rusman, 2010). Model
pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan pembelajaran yang
menitik beratkan pada kegiatan pemecahan masalah. (Dasa ismaimuza,
2010). Dengan maksud peserta didik secara aktif mampu mencari jawaban
atas masalah-masalah yang di berikan pendidik. Dalam hal ini pendidik
lebih banyak sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu peserta didik
dalam mengkonstruksi pengetahuan secara aktif.3

a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
yang dapat menjadikan siswa aktif, mandiri, menyenangkan dan
mampu membentuk kerja sama yang baik antara guru dan siswa serta

3Dasa Ismaimuza, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi


Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”
https://ejournal.unsri.ac.id/ index.php/jpm/article/view/305/0 (diakses pada 4 September
2022, pukul 09.58)

12
siswa dengan siswa yang lainnya dalam menemukan dan memahami
konsep tersebut.
Menurut I wayan Dasna PBL merupakan pelaksanaan
pembelajaran berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian di
analisis lebih lanjut guna untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan
salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi
belajar aktif kepada siswa”.4
Menurut Wiantinaisyah “Problem Based Learning adalah
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru-baru”.5
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based
learning) merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir,
pengetahuan, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual (belajar
berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi pembelajar yang otonom
atau mandiri) serta bertanggung jawab. Model pengajaran ini sangat
efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi,
membantu peserta didik membangun sendiri pengetahuannya tentang
dunia sosial dan fisik di sekelilingnya.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning(PBL)


Nurhayati mengemukakan “pelaksanaan model pembelajaran
PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan atau masalah
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

4
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
dari http://lubisgrafura.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 4 September 2022 pukul 17.00
WIB)
5
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran melalui metode PBL dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/ item/7/.
(diakses tanggal 4 September pukul 17.00 WIB)

13
3) Penyelidikan auntentik
4) Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya
5) Kerja sama”.

Berdasarkan uraian tersebut terdapat tampak jelas bahwa


pembelajaran dengan model PBL dimulai adanya masalah (dapat
dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya untuk memecahkan masalah tersebut sehingga siswa
terdorong berperan aktif dalam belajar.

c. Langkah-langkah Problem Based Learning


Menurut Iwayan Sadia, langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam merancang program pembelajaran PBL sehingga
proses pembelajaran benar- benar menjadi berpusat pada siswa (student
center) adalah sebagai berikut :
1) Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep sains
yang esensial dan strategis.
2) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya
melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data-
data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
3) Berikan kesempatan siswa untuk mengelola data yang mereka
miliki yang merupakan proses latihan metakognisi.
4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-
solusi yang mereka kemukaan. Penyajiannya dapat dilakukan
dalam bentuk seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian
poster.6

6Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui


Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan "Cycle Learning" Dalam
Pembelajaran Fisika”. dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1
Th.XXXX Januari 2007. (Diakses pada tanggal 4 September 2022 pukul 17.00 WIB)

14
d. Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey
adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para
siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas
pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah
yang ada di sekitarnya”.7
a. Dapat menciptakan interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik,
serta antara peserta didik dengan peserta didik yang berbeda latar
belakangnya.
b. Dapat memberikan arah proses dan keberhasilan belajar bagi peserta
didik.

2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Seluruh kecakapan dan
segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang
dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil
belajar8.
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik menggambarkan hasil
usaha yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan
kondisi kegiatan belajar mereka. Dengan kata lain, tujuan usaha guru itu
diukur dengan hasil belajar mereka.
Hasil belajar tersebut akan menjadi patokan dalam menilai berhasil atau
tidaknya program pengajaran tersebut yang biasannya diwujudkan dalam
angkaangka yang diperoleh setiap peserta didik untuk mata pelajaran
tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
matematika peserta didik. Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan

7 12Anwar Holil, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.


http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran -berdasarkan-masalah.html.
diakses pada tanggal 4 september 2022)
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosda Kaarya, 1999),
h.22

15
peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman
belajar dalam satu kompetensi dasar. 9 Hasil belajar berfungsi untuk
mengetahui kualitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik serta
untuk mengetahui daya serap (kecerdasan) peserta didik. Hasil belajar
merupakan suatu puncak proses belajar.
Hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Kriteria keberhasilan pembelajaran harus dilihat dari perkembangan
ketiga aspek tersebut. Kriteria keberhasilan belajar peserta didik yang hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, dapat mempengaruhi proses dan
kualitas pembelajaran.
a. Aspek kognitif, berhubungan dengan kemampuan intelektual
peserta didik.
b. Aspek afektif, berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan
minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses
pembelajaran.
c. Aspek psikomotorik, berhubungan dengan kemampuan/
keterampilan bertindak peserta didik10
Terkait faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pada dasarnya
hasil belajar yang diperoleh oleh setiap anak berbeda-beda, hal ini
disebabkan adanya faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi hasil
belajar. Secara umum faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik
dalam belajar digolongkan menjadi 3 yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi:
a) Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan organ-organ khusus peserta didik
sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam
menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan dalam
kelas.
9
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, I
(Jakarta: Kencana, 2006), h.78.
10
Ibid, h.35-36.

16
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
Faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang
esensial adalah sebagai berikut; (tingkat kecerdasan/intelegensi
peserta didik, sikap peserta didik, bakat peserta didik, minat
peserta didik dan motivasi peserta didik).
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik, faktor ini juga dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seerti para guru, staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang peserta didik.
b) Lingkungan Non Sosial
Faktor yang termasuk dalam faktor non sosial adalah Gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta
didik, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan peserta didik.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu
Pendekatan tinggi (Speculative dan Achieving), Pendekatan
menengah (analytical dan deep), Pendekatan rendah (reproductive
dan surface)11.

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama Islam sebagai upaya mendidikkan agama Islam atau
ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way oflife(pandangan dan
sikap hidup) peserta didik. Menurut Aidil Saputra mengatakan bahwa
Pendidikan agama Islam juga merupakan upaya sadar untuk mentaati
ketentuan Allah sebagai pedoman dan dasar para pesera didik agar

11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001). H.130-140

17
berpengetahuankeagamaan dan handal dalam menjalankan ketentuan-
ketentuan Allah secara keseluruhan.12
Menurut mahmud pendidikan agama islam adalah suatu usaha yang
dilakukan pendidik untuk membentuk karakter peserta didik agar sesuai
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah (sesuai dengan ajaran islam). 13
Pendidikan agama islam merupakan pembelajaran yang menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan imam, takwa dan akhlak
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan khususnya
dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.14

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian


yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini dirujuk
pada

1. Skripsi yang dilakukan oleh Achmad Saifudin (2010) dalam penelitian


yang berjudul “Upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di
MAN 12 Jakarta Barat. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Hasil
penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil belajar, serta siswa aktif dan
berpikir kritis dalam proses pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran kimia.
2. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Robiatul Adabiyah 2011
dalam penelitian yang berjudul PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA. Kesimpulan dari

12
Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam
Pembelajaran PAI . Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, (Meulaboh: STAIN Teungku Dirundeng
Meulabo, 2014), h.14
13
Mahmud, dkk. Pendidikan Agama Islam Berbasis Multientik, (Yogyakarta:
Deepublish,2015), h.8
14
Nur Ainiyah. Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam. Al-Ulum 13,
(Gorontalo: IAIN Sultan Amai, 2013), h.30

18
penelitian ini model Problem Based Learning dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar sehingga peserta didik tertarik untuk
mengikuti pelajaran.
3. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Nurul Istifadah dalam
penelitian yang berjudul PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa
penerapan model problem based learning pada mata pelajaran PAI tema
Bersih itu Sehat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Sungai Raja 1 Sukamara. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata
pada hasil test, dimana hasil pretest pada pra siklus yaitu 65,0 mengalami
peningkatan pada saat postest siklus I menjadi 80,0 dengan presentase
nilai ketuntasan yang semula 40% meningkat menjadi 100% setelah
diadakan 3 kali pertemuan. Dengan demikian penerapan model problem
based learning dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa
karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
85%

C. Kerangka Berpikir
Kreatifitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Berpikir kreatif
akan mempermudah kita untuk menyerap dan menyimpan informasi yang didapat
melalui proses belajar dengan baik. Hal ini juga mendorong kita untuk memahami
masalah dengan cepat dan menemukan gagasan yang bersifat solutif dengan cara
yang tepat. Banyak strategi pembelajaran yang menerapkan berpikir kreatif dalam
proses pembelajaran. Diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning dapat mengasah daya pikir,
melatih kesabaran dan membiasakan kemampuan berbagi. Hal ini berati bahwa
dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mampu
membuat peserta didik untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah
dimana peserta didik terlihat aktif untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

19
guru. Berdasarkan argumen tersebut dapat diasumsikan bahwa pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran PAI pada materi Bulan Ramadhan yang
Indah dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis tindakan penelitian
ini adalah ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V semester gasal mata
pelajaran PAI materi Bulan Ramadhan yang Indah melalui model pembelajaran
Problem Based Learning di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak, Tahun Pelajaran
2021/2022.

20
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Prosedur Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom
Action Research). Pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan
yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
perbaikan dan perubahan.
Dengan demikian, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan
mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum dilakukan.
Pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua
siklus. Prosedur penelitian ini tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap
siklus, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan
apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
dilakukan.

2. Tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan.

3. Pengamatan (observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar observasi.

4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh
dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.
21
Tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan
belajar yang terjadi di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak yang selama ini
kurang maksimal khususnya pada mata pelajaran PAI.

B. Setting Tindakan Siklus


Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom
action research) dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
mencoba untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut.

Secara rinci digambarkan sebagai berikut:


Siklus I
a. Perencanaan:
1) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran
PAI materi Bulan Ramadhan yang Indah di kelas V. SD Negeri 08 VII
koto sungai sariak
2) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP.

22
3) Menyusun LOP (Lembar Observasi Peserta Didik)
4) Menyusun kuis (tes)
5) RPP dan LKPD serta perangkat pembelajaran lainnya yang telah dibuat
disesuaikan seperlunya dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia
6) Menyusun soal-soal evaluasi materi Bulan Ramadhan yang Indah yang
akan diujikan secara tertulis kepada peserta didik
7) Merencanakan pembentukan kelompok peserta didik
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pembelajaran disampaikan sesuai metode yang telah
direncanakan yaitu metode Problem Based Learning dengan mengatur
duduk peserta didik sesuai kelompok yang telah dibagi. Kegiatan pada tahap
ini adalah :
1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipilih
3) Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang
sesuai dan melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan serta
pemecahan masalah
4) guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk laporan
yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. Laporan dibuat
dalam bentuk laporan tertulis
5) Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses-proses yang sudah dilewati

c. Observasi dengan melakukan format observasi


Mengamati proses pelaksanaan permainan Problem Based Learning yang
diperankan oleh peserta didik menggunakan format observasi dan setelah
mengetahui hasilnya kemudian didiskusikan dengan guru untuk
memecahkan masalah yang terjadi selama tindakan.

23
d. Refleksi
1) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOP.
2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario
model pembelajaran, LOP, dan lain-lain.
4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Peneliti
mengamati proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran PAI. Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada
2) siklus sebelumnya.
3) Mencarikan Alternatif pemecahan.
4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan).
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu Pengembangan rencana
tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan
semangat belajar peserta didik dalam penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning pada mata pelajaran PAI untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri 08 VII koto sungai sariak yang
telah direncanakan.
c. Observasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model
pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan,
mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario dengan respon
dari peserta didik yang mungkin tidak diharapkan.

24
d. Refleksi
1) Tes evaluasi penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
pada mata pelajaran PAI materi Bulan Ramadhan yang Indah pada
Peserta didik kelas V SD Negeri 08 VII koto sungai sariak.
2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang
perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan.

C. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 08 VII koto sungai sariak yang
terletak di jalan Toboh Olo Kecamatan Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang
Pariaman. Penelitian dilakukan di kelas V terdiri atas 12 siswa, laki-laki 5 siswa
dan perempuan 7 siswa.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti
berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) . Partisipan yang terlibat
dalam penelitian ini adalah guru Kelas dan siswa kelas V SD Negeri 08 VII koto
sungai sariak. Guru bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai obsever
sedangkan siswa kelas V SD Negeri 08 VII koto sungai sariak sebagai objek dari
penelitian ini.

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertempat di SD Negeri 08 VII koto sungai
sariak, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I Tahun Ajaran 2021/2022,
bulan Oktober sampai dengan Desember .

25
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah :
a. Observasi,
Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat objek-objek
di lapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang
akurat, objektif dan dapat dipercaya.
b. Tes Tertulis,
Penulis mengadakan tes tertulis kepada peserta didik untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi Bulan Ramadhan
yang Indah yang telah disampaikan
c. Metode Dokumenter
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan informasi dan hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran PAI.

F. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Lembar wawancara
Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan pada saat peneliti
melakukan observasi pendahuluan (pra penelitian) dan pada saat akhir
siklus. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
pandangan guru dan siswa, peran dan permasalahan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran PAI serta penerapan model pembelajaran “Problem
Based Learning (PBL)”
2. Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa
Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa digunakan untuk mengetahui
persentase aktivitas belajar PAI siswa dengan diterapkan model
pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Aktivitas belajar siswa
yang diukur tercantum dalam lembar observasi tersebut.

26
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang kejadian- kejadian yang
terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini
berfungsi untuk menganalisis apabila terdapat temuan-temuan aktivitas
siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
4. Lembar soal tes akhir siklus
Lembar soal diberikan kepada siswa-siswi untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir
siklus I berbentuk pilihan ganda, sedangkan lembar soal pada siklus II
berbentuk pilihan ganda dan essay

G. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini terdapat 2 analisis data yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik dapat dianalisis
secara deskriptif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis statistik
deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata atau presentasi
keberhasilan belajar dan lain-lain.15 Analisis kuantitatif ini digunakan
untuk menganalisis jumlah peserta didik yang mengalami peningkatan
hasil belajar PAI pada materi Bulan Ramadhan yang Indah dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada peserta
didik kelas V.1 SD Negeri 08 VII koto sungai sariak yang diperoleh dari
tindakan siklus I dan II.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar PAI materi
Bulan Ramadhan yang Indah peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada peserta didik kelas V . SD
Negeri 08 VII koto sungai sariak dengan melihat tanda-tanda perubahan

15
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 136.

27
pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Data tersebut berupa
informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang tingkat
pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran (kognitif),
pandangan atau sikap peserta didik terhadap metode belajar yang baru
(afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, dan hasil
belajar PAI peserta didik dapat dianalisis secara kualitatif yang diambil
pengamatan dan hasil wawancara.

28
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal (Pra Siklus)


Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas V.1 yang diampu oleh
peneliti sendiri dilaksanakan pada hari Selasa/ 6 Desember 2021. Tahap pra
siklus ini materi yang diajarkan adalah tentang Bulan Ramadhan yang Indah
sub materi Hikmah Puasa Ramadhan. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode ceramah
sebelum menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Penulis
dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan
pengerjaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi
yang dipegang oleh peneliti dan LKPD yang yang dibagikan kepada peserta
didik di akhir pembelajaran. Lembar kerja ini adalah sebagai tes kemampuan
untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi sebelum
diterapkannya metode pembelajaran Problem Based Learning.
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar peserta didik pra siklus pada
peserta didik kelas V.1 masih sangat rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 70 seperti terlihat pada tabel berikut:

29
Tabel. Tes Akhir Pada Tahap Pra Siklus
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
Kelamin
1 Buyung Galang Saputra L 50 Tidak Tuntas
2 Darus Pratama Saputra L 60 Tidak Tuntas
3 Intan Permata Sari P 40 Tidak Tuntas
4 Adytia Saputra L 50 Tidak Tuntas
5 Ashila Safwana P 70 Tuntas
6 IlhamRahmat Akbar L 60 Tidak Tuntas
7 Muhammad Ghani L 30 Tidak Tuntas
8 Rania P 50 Tidak Tuntas
9 Zikri A hafiz L 30 Tidak Tuntas
10 Fadhil Radifis L 70 Tuntas
11 Dinda Ulfa Anggraini P 60 Tidak Tuntas
12 Atifa Rahmatia P 50 Tidak Tuntas
13 Rabiatul Adawiyah P 70 Tuntas
14 Satria Khairum L 40 Tidak Tuntas
15 Sofia Azahra P 20 Tidak Tuntas
16 Najla Haura P 70 Tuntas
Jumlah 820
Rata-rata 51,25

30
Table. Rekapitulasi Hasil Post Tes Pra Siklus
Hasil Post Tes Pra Siklus
Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 20
Rata-rata nilai 51,25
Presentase Ketuntasan Belajar 25 %

Hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran didapat bahwa rata-
rata hasil belajar pada peserta didik yang berjumlah 16 peserta didik yang pada
tahap pra siklus adalah 51,25 yang masih berada dibawah rata-rata yang
diinginkan yaitu minimal 75. Sedangkan ketuntasan hasil belajar klasikal
adalah 25 % yang berada di bawah standar yang ditetapkan/ diinginkan yaitu
minimal 75% berdasarkan dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus.
Data tersebut dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalah
dengan upaya-upaya perbaikan belajar agar hasil belajar peserta didik dapat
meningkat.
Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran PAI kelas
V.1 pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan bersama dengan
kolaborator penelitian yaitu guru lainnya untuk persiapan tahap berikutnya
yaitu tahap siklus 1.
Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat
diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1 yaitu:
a. Pelaksanaan pembelajaran masih mendominasi pada komunikasi satu arah
b. Belum terfokuskan pada indikator dan tujuan pembelajaran yang ada pada
RPP. Sementara itu, sumber pembelajaran masih tergantung pada buku
cetak saja.
c. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah membuat peserta didik
menjadi jenuh dan perhatian peserta didik belum terfokus pada satu
permasalahan.
d. Peserta didik belum terlibat aktif dalam pembelajaran karena hanya
mencatat di buku catatannya masing-masing

31
e. Guru tidak mengaktifkan peserta didik dengan cara memberikan pertanyaan
untuk dijawab peserta didik.
Dari refleksi di atas kemudian didiskusikan dengan guru kolaborator
penelitian untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang
pendekatan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah
tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.

B. Hasil Penelitian Per Siklus


1. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1
Kegiatan tindakan pada siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 3x35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal
13 Agustus 2021, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal
20 Agustus 2021. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama dan
kedua adalah Bulan Ramadhan yang Indah. Pelaksanaan dilakukan selama
dua kali pertemuan untuk memperkuat hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan siklus pertama. Secara rinci diuraikan sebagai berikut :
Tanggal Pelaksanaan : 06 Agustus 2021
Alokasi Waktu : 3 X 30 menit ( 3 JP )
Kompetensi Dasar : 3.10 Memahami hikmah puasa Ramadan
yang dapat membentuk akhlak mulia
4.10 Menunjukkan hikmah puasa Ramadan
yang dapat membentuk akhlak mulia
Indikator : 3.10.1 Peserta didik mampu menelaah (C4)
Dasar hukum diwajibkannya puasa
Ramadhan
3.10.2 Peserta didik mampu menafsirkan
(C5) makna surat al-Baqarah ayat 183
3.10.3 Peserta didik mampu Mengkategorikan
kandungan ayat albaqarah 183
4.10.1 Peserta didik mampu menunjukkan

32
(P3) bacaan surat al-Baqarah ayat 183
dengan Tartil
4.10.2 Peserta didik mampu Menentukan
bacaan surat al-Baqarah ayat 183
dengan Tartil

4.10.3 Peserta didik mampu membuat (P5)


tulisan teks ayat surat al-Baqarah ayat
183 dengan benar
Materi Pembelajaran : 1. Puasa merupakan salah satu kewajiban bagi
ummat Islam (Faktual)
2. Puasa berasal dari kata shiyam yang artinya
adalah “menahan” (konsep)
3. Puasa dilakukan dengan 2 rukun, yaitu
berniat dan Menahan diri dari makan dan
minum serta hal-hal yang dapat
membatalkan puasa mulai dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari (Prosedural)
4. Puasa mengingatkan kita bahwa ternyata
rasa lapar dan haus itu sangat berat, seperti
itulah gambaran orang-orang yang tidak
mampu yang sulit memenuhi kebutuhan
hidupnya secara utuh dalam kesehariannya.
puasa ini bisa meningkatkan jiwa sosial
dalam bermasyarakat (Metakognitif)

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan melibatkan kolabotaror


penelitian yaitu Ibu Elsa Sukrina, S.Pd yang menjabat sebagai guru kelas.
Dalam siklus 1 ini, refleksi pada tahap pra siklus dijadikan acuan sebagai
tindakan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas V.1 sebagai upaya meningkatkan
hasil belajar peserta didik.

33
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran dan merancang skenario pembelajaran yang berorientasi
pada model pembelajaran Problem Based Learning. Disamping itu,
peneliti juga menyiapkan sarana dan media pembelajaran seperti buku
paket dan berbagai buku/bahan bacaan lain yang mendukung
pembelajaran PAI materi Bulan Ramadhan yang Indah.
Peneliti dan kolaborator sebelum melaksanakan tindakan pada
tahap siklus 1 melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang
akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada
tahap pra siklus terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang
tidak menjenuhkan dan yang akan membawa dampak positif terhadap
hasil belajar peserta didik. Tindakan tersebut kemudian didiskusikan
dengan kolaborator untuk menjadi alternatif pemecahan masalah.
Tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan model
pembelajaran Problem Based Learning
2) Meninjau kembali rencana pelaksanaan pembelajaran pada tahap
pra siklus
3) Pembelajaran akan lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik
dengan cara belajar berkelompok.
4) Setelah melakukan kegiatan dalam kelompok, peserta didik diminta
menyampaikan hasil kerja (presentasi) mereka dan kelompok
lainnya memberikan tanggapan.
5) Guru mengajak peserta didik aktif dengan melempar pertanyaan
berkaitan dengan materi tersebut.

b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pada awal

34
pembelajaran guru memberikan informasi tentang jalannya
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara
singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan. Kemudian guru
menyajikan materi pelajaran Bulan Ramadhan yang Indah dengan jelas.
Pada saat pembelajaran guru menyajikan suatu masalah kepada
peserta didik yang berkaitan dengan materi pelajaran. Selanjutnya guru
membagi peserta didik menjadi beberapa berkelompok. Peserta didik
diminta untuk berdiskusi menyelesaikan masalah tersebut secara
bersama-sama. Ketika proses diskusi kelompok, guru berkeliling untuk
mengawasi dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan yang disajikan
tersebut.
Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain
memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil diskusinya.
Kegiatan inti ditutup dengan kesimpulan dan penguatan oleh
guru terhadap materi pembelajaran yang sudah dilalui peserta didik
dengan model Problem Based Learning.
Berikutnya pada kegiatan penutup, guru memberikan post test
kepada seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh bekerja
sama dalam mengerjakan post test. Setelah peserta didik selesai
mengerjakan post test langsung dikoreksi untuk melihat hasil post test.
Dari hasil post test siklus 1 menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning pokok bahasan Bulan Ramadhan yang Indah, diperoleh
data sebagai berikut:

35
Tabel
Tes Akhir Pada Siklus 1
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
Kelamin
1 Buyung Galang Saputra P 70 Tuntas
2 Darus Pratama Saputra L 70 Tuntas
3 Intan Permata Sari P 60 Tidak Tuntas
4 Adytia Saputra P 60 Tidak Tuntas
5 Ashila Safwana P 70 Tuntas
6 IlhamRahmat Akbar P 80 Tuntas
7 Muhammad Ghani L 80 Tuntas
8 Rania L 60 Tidak Tuntas
9 Zikri A hafiz P 60 Tidak Tuntas
10 Fadhil Radifis P 70 Tuntas
11 Dinda Ulfa Anggraini P 70 Tuntas
T 12 Atifa Rahmatia L 60 Tidak Tuntas
13 Rabiatul Adawiyah P 80 Tuntas
abel 14 Satria Khairum L 70 Tuntas
15 Sofia Azahra P 60 Tidak Tuntas
16 NajlaRekapitulasi
Haura P Siklus 190
Hasil Post Tes Tuntas
Jumlah 1.110
Hasil Post Tes
Rata-rata Pra Siklus
69,38
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Rata-rata nilai 69,38
Prosentase Ketuntasan Belajar 62,5 %

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran


pada Siklus 1 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus 1
yaitu 69,38. Sudah terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada
siklus 1 ini, namun dari data yang diperoleh ada 6 peserta didik yang
belum tuntas, sedangkan rata-rata hasil belajar klasikal 62,5% yang

36
berada dibawah standar minimal 75%. Ini menunjukkan penelitian ini
masih belum maksimal dan masih perlu diadakan perbaikan.

c. Observasi
Data peningkatan penelitian peserta didik dalam pembelajaran PAI
materi Bulan Ramadhan yang Indah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat diidentifikasi dari aktifitas
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Jumlah
Peserta Prosentase
No Aspek yang Diamati
Didik Aktifitas
(16 org)
Menyampaikan pertanyaan (hal
1 1 6,25%
yang kurang dimengerti)
Menjawab pertanyaan guru dalam
2 kegiatan pembelajaran / 3 18,75%
mengemukakan pendapat
3 Bekerja/ aktif dalam kelompok 9 56,25%
Mencatat materi pelajaran
4 12 75%
berlansung
Mengerjakan tugas / penilaian, dari
5 16 100%
guru.
Presentase aktifitas secara klasikal 51,25 %

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator


peneliti pada pelaksanaan model Problem Based Learning di kelas V.1
pada siklus 1, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Pada pelaksanaan siklus I ini, masih banyak peserta didik yang
tidak aktif selama proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari
masih adanya peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat
mengajar. Pengamatan keaktifan peserta didik dilakukan pada saat
PBM berlangsung yang dilakukan oleh peneliti dan guru
kolaborator.

37
2) Hasil pengamatan menunjukkan hanya beberapa peserta didik yang
aktif dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dengan menggunakan
model Problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus 1 masih belum berhasil. Hal ini karena rata-rata
ketuntasan belajar secara klasikal peserta didik hanya mencapai 62,5%
dan presentase keaktifan peserta didik secara klasikal baru pada angka
51,5%.
d. Refleksi
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru
mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian tindakan kelas pada peserta
didik kelas V.1 SD Negeri 08 VII koto sungai sariak, kemudian
mengadakan diskusi berkaitan dangan pelaksanaan model pembelajaran
Problem Based Learning untuk membahas tentang hal-hal yang harus
diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini
guru bersama peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala/ masalah yang
dihadapi ketika berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan
beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan
pembelajaran tahap siklus 2. Pada tahap siklus 1 ini sudah menunjukkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, namun masih belum maksimal.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang maksimalnya
pembelajaran pada siklus 1, diantaranya :
1) Masih ditemukannya peserta didik yang memanfaatkan kesempatan
pembelajaran ini untuk bermain, dibuktikan dengan mereka
berjalan dan mengganggu kelompok lain yang sedang bekerja.
2) Dalam pelaksanaan model pembelajaran, masih terdapat peserta
didik merasa kesulitan dalam memahami masalah yang disajikan,
sehingga menjadi bingung dan membutuhkan waktu yang lama
bekerja dalam kelompoknya.

38
3) Ada peserta didik yang masih merasa malu untuk tampil
melakukan presentasi, sehingga saling tunjuk, lempar tanggung
jawab dan kurang kerjasama antar anggota kelompok.
Permasalahan – permasalahan diatas diatasi dengan melakukan
perencanaan siklus beikutnya, yaitu:
1) Melakukan sosialisasi kembali agar peserta didik tidak mengalami
kesulitan lagi dalam memahami masalah yang diberikan dan dalam
diskusi kelompok.
2) Mengubah anggota kelompok agar distribusi peserta didik yang
aktif bisa merata. Distribusi peserta didik aktif dalam setiap
kelompok diharapkan dapat lebih membangun kerja sama antar
peserta didik.
3) Kemudian guru kolaborator menyarankan dalam siklus selanjutnya
(siklus 2) masalah yang akan diselesaikan agar lebih menarik bagi
peserta didik.
Meskipun ada hal-hal yang tidak diharapkan muncul dalam
pembelajaran, namun hal ini yang dapat dijadikan pertimbangan untuk
masuk ke siklus 2 agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai
dengan melakukan perbaikan-perbaikan.

39
2. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2

Kegiatan tindakan pada siklus 2 dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan


alokasi waktu 3x35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal
25 Agustus 2021, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal
01 September 2021. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama
dan kedua adalah Bulan Ramadhan yang Indah dengan sub materi
Ketentuan-ketentuan dalam Puasa Ramadhan. Pelaksanaan dilakukan
selama dua kali pertemuan untuk memperkuat hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan siklus kedua. Secara rinci diuraikan sebagai berikut :
Tanggal Pelaksanaan : 12 – 16 Desember 2021
Alokasi Waktu : 3 X 35 menit ( 3 JP )
Kompetensi Dasar : 3.10 Memahami hikmah puasa Ramadan
yang dapat membentuk akhlak mulia
4.10 Menunjukkan hikmah puasa Ramadan
yang dapat membentuk akhlak mulia
Indikator : 3.10.1 Menelaah Ketentuan puasa
Ramadhan
3.10.2 Menyimpulkan Ketentuan puasa
Ramadhan
3.10.3 Mengkategorikan Ketentuan puasa
Ramadhan
4.10.1 Mengintegrasikan hikmah puasa
Ramadan
4.10.2 Menentukan hikmah puasa
Ramadan
4.10.3 Melaksanakan hikmah puasa
Ramadan

40
Materi Pembelajaran : 1. Ummat Islam diwajibkan semuanya
berpuasa kecuali anak-anak yang belum
baligh, musafir, orang sakit serta orang tua
yang sudah tidak sanggup lagi berpuasa
(Faktual)
2. Ketentuan-ketentuan Puasa Ramadhan :
Syarat wajib puasa, Syarat sah puasa,
Rukun puasa, Hal-hal yang membatalkan
puasa, Hal-hal yang merusak puasa,
Sunnah-puasa dan do’a berbuka puasa
(konsep)
3. Puasa dilakukan dengan 2 rukun, yaitu
berniat dan Menahan diri dari makan dan
minum serta hal-hal yang dapat
membatalkan puasa mulai dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari (Prosedural)
4. Lapar dan haus memang dirasakan oleh
orang yang berpuasa. Akan tetapi itu hal
yang biasa, karena lapar dan haus termasuk
salah satu ujian kesabaran bagi orang yang
berpuasa. Selain itu orang yang berpuasa
juga dituntut untuk disiplin dalam
ibadahnya. Jika berbuka itu pukul 18.30
WIB, maka berbukalah pada pukul 18.30
tersebut. Tidak boleh dimajukan dan tidak
boleh juga diundur. Kejujuran juga dilatih
selama kita berpuasa. Menahan makan dan
minum bukan hanya karena dilihat orang
tapi saat tidak ada yang melihatpun kita
harus tetap menjaga puasa kita
(Metakognitif)

41
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan melibatkan kolaborator
penelitian yaitu Ibu Elsa Sukrina, S.Pd yang menjabat sebagai guru kelas.
Dalam siklus 2 ini, refleksi pada tahap siklus 1 dijadikan acuan sebagai
tindakan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas V.1 sebagai upaya meningkatkan
hasil belajar peserta didik.

a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 berdasarkan atas hasil refleksi peneliti
bersama guru kolaborator pada siklus sebelumnya. Pada tahap
perencanaan ini, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan
merancang skenario pembelajaran yang tetap berorientasi pada model
pembelajaran Problem Based Learning. Disamping itu, peneliti juga
menyiapkan sarana dan media pembelajaran seperti buku paket dan
berbagai buku/ bahan bacaan lain yang mendukung pembelajaran PAI
materi Sub Materi Ketentuan Puasa Ramadhan.
Diakhir siklus 1 terdahulu, peneliti dan kolaborator telah melaksanakan
refleksi terhadap tindakan pada tahap siklus tersebut, sehingga
melahirkan beberapa saran perbaikan pada siklus 2 ini sebagai upaya
menyelesaikan permasalahan yang didapat. Tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Melakukan sosialisasi atau penjelasan kembali sebelum kegiatan
inti, agar peserta didik tidak mengalami kesulitan lagi dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
2) Guru kolaborator menyarankan dalam siklus selanjutnya (siklus 2)
agar membuat desain media yang lebih menarik.

b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakasanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan

42
pembelajaran yang dilakukan peneliti Bersama peserta didik pada siklus
2 hampir sama dengan siklus 1.
Pada awal pembelajaran guru memberikan informasi tentang
jalannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara
singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan. Kemudian guru
menyajikan materi pelajaran Bulan Ramadhan yang Indah dengan jelas.
Pada saat pembelajaran guru menyajikan suatu masalah kepada
peserta didik yang berkaitan dengan materi pelajaran. Selanjutnya guru
membagi peserta didik menjadi beberapa berkelompok. Peserta didik
diminta untuk berdiskusi menyelesaikan masalah tersebut secara
bersama-sama. Ketika proses diskusi kelompok, guru berkeliling untuk
mengawasi dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan yang disajikan
tersebut.
Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain
memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil diskusinya.
Kegiatan inti ditutup dengan kesimpulan dan penguatan oleh
guru terhadap materi pembelajaran yang sudah dilalui peserta didik
dengan model Problem Based Learning.
Berikutnya pada kegiatan penutup, guru memberikan post test
kepada seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh bekerja
sama dalam mengerjakan post test. Setelah peserta didik selesai
mengerjakan post test langsung dikoreksi untuk melihat hasil post test.
Dari hasil post test siklus 2 menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning pada materi Ketentuan Puasa Ramadhan,
diperoleh data :

43
Tabel. Tes Akhir Pada Tahap Siklus 2
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
Kelamin
1 Buyung Galang Saputra L 80 Tuntas
2 Darus Pratama Saputra L 70 Tuntas
3 Intan Permata Sari P 60 Tidak tuntas
4 Adytia Saputra L 70 Tuntas
5 Ashila Safwana P 70 Tuntas
6 IlhamRahmat Akbar L 80 Tuntas
7 Muhammad Ghani L 80 Tuntas
T
8 Rania P 60 Tidak tuntas
a
9 b Zikri A hafiz L 60 Tidak tuntas
10 l Fadhil Radifis L 70 Tuntas
11 e Dinda Ulfa Anggraini P 70 Tuntas
.
12 Atifa Rahmatia P 60 Tidak tuntas
13 P 80 Tuntas
RRabiatul Adawiyah
14 e Satria Khairum L 70 Tuntas
15 k Sofia Azahra P 60 Tidak tuntas
16 a Najla Haura P 90 Tuntas
p
i Jumlah 1.130
t Rata-rata 70,63

Tabel
Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 2
Hasil Post Tes Pra Siklus
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Rata-rata nilai 70,63
Prosentase Ketuntasan Belajar 68,75%

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran


pada Siklus 2 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus 2
yaitu 70,63 Sudah terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada

44
siklus 2 ini, sedangkan rata-rata hasil belajar klasikal 68,75% yang
sudah berada diatas standar 75% dari seluruh peserta didik. Ini
menunjukkan bahwa kegiatan dalam penelitian ini sudah
memperlihatkan peningkatan yang baik dan dapat dikatan berhasil .
Meskipun penelitian sudah berhasil dilaksanakan, peneliti tetap
melanjutkan penelitiannya ke siklus 3 untuk lebih memperkuat hasil yang
telah diperoleh pada siklus 2 ini.

c. Observasi
Data dari penelitian peserta didik dalam pembelajaran PAI sub materi
Ketentuan Puasa Ramadhan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dapat diidentifikasi dari aktifitas peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Jumlah
Peserta Prosentase
No Aspek yang Diamati
Didik Aktifitas
(23 org)
Menyampaikan pertanyaan (hal
1 3 18,75%
yang kurang dimengerti)
Menjawab pertanyaan guru dalam
2 kegiatan pembelajaran / 5 31,25%
mengemukakan pendapat
3 Bekerja/ aktif dalam kelompok 16 100%
Mencatat materi pelajaran
4 16 100%
berlansung
Mengerjakan tugas / penilaian, dari
5 16 100%
guru.
Presentase aktifitas secara klasikal 70%

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator


peneliti pada pelaksanaan model Problem Based Learning di kelas V.1
pada siklus 2, diperoleh kesimpulan bahwa pada pelaksanaan siklus 2
ini, masih ada beberapa orang peserta didik saja yang belum aktif

45
selama proses pembelajaran. Pengamatan keaktifan peserta didik
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh
peneliti dan guru kolaborator.
Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dengan menggunakan
model Problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus 2 sudah mulai baik dan adanya peningkatan dibanding
siklus sebelumnya. Hal ini karena rata-rata ketuntasan belajar secara
klasikal peserta didik sudah naik menjadi 68,75% dan prosentase
keaktifan peserta didik secara klasikal juga beranjak naik pada angka
70%.

d. Refleksi
Setelah observasi selesai dilaksanakan oleh peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas pada peserta didik
kelas V.1 SD Negeri 08 VII koto sungai sariak Padang Pariaman,
kemudian mengadakan diskusi berkaitan dangan pelaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning untuk membahas tentang hal-
hal yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
di kelas.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 2 ini guru
bersama peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala/masalah yang
dihadapi ketika berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan
beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan
pembelajaran tahap siklus 3. Pada tahap siklus 2 ini sudah menunjukkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, namun akan lebih baiknya
dilanjutkan pada siklus berikutnya agar lebih signifikan hasil yang
didapatkan. Ada beberapa hal yang dirasa masih menjadi permasalahan
kecil yang perlu dicarikan solusinya pada siklus berikutnya,
diantaranya:

46
1) Dalam pelaksanaan model pembelajaran, masih terdapat beberapa
peserta didik yang belum aktif bekerja dalam kelompoknya.
2) Masih adanya peserta didik yang merasa malu untuk tampil
melakukan presentasi.
Permasalahan – permasalahan diatas diatasi dengan melakukan
perencanaan siklus berikutnya, yaitu:
1) Guru lebih memberikan perhatian pada kelompok tertentu untuk
memberikan pendampingan yang maksimal dalam proses
pembelajaran berkelompok. Agar peserta yang tidak mau aktif
merasa diawasi dan mendapat perhatian lansung dari guru.,
sehingga mereka akan ikut bekerja.
2) Guru memotivasi peserta didik yang bersedia tampil mewakili
kelompoknya didepan kelas dengan memberikan reward diakhir
pembelajaran. Sehingga mereka bersemangat dan ingin untuk
tampil di depan kelas dalam mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
Pada siklus 3 diharapkan hasil belajar yang dicapai nantinya lebih
maksimal dengan melakukan beberapa perbaikan-perbaikan.

47
3. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 3

Kegiatan tindakan pada siklus ke 3 juga dilakukan selama 2 kali


pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2021, sedangkan pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2021. Sub Materi yang
disampaikan pada pertemuan pertama dan kedua adalah Kebaikan-
kebaikan pada bulan Ramadhan dan Hikmah Puasa Ramadhan.
Pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan untuk memperkuat hasil
yang diperoleh pada pelaksanaan siklus pertama. Secara rinci diuraikan
sebagai berikut :
Tanggal Pelaksanaan : 6 Desember 2021 & 15 Desember 2021
Alokasi Waktu : 3 X 35 menit ( 3 JP )
Kompetensi Dasar : 3.10 Memahami hikmah puasa Ramadan
yang dapat membentuk akhlak mulia
4.10 Menunjukkan hikmah puasa Ramadan
yang dapat membentuk akhlak mulia
Indikator : 3.10.1 Menguraikan (C4) kebaikan-
kebaikan pada bulan Ramadhan
3.10.2 Menguraikan (C4) Manfaat Puasa
Ramadhan
4.10.1 Menunjukkan (P3) kebaikan-
kebaikan pada bulan suci Ramadhan
dengan ikhlas
4.10.2 Menunjukkan (P3) dengan semua
orang tanpa membedakan status sosial
dengan ikhlas

Materi Pembelajaran : 1. Bulan suci Ramadhan seperti ladang


pahala, makin banyak ditanam kebaikan
akan semakin banyak pahala yang

48
dilipatgandakan
2. Tarawih dan Tadarus sering dilakukan
beriringan di mesjid.
3. Sedekah bukan mengurangi rizqi tapi justru
menambah rizqi
4. Memperbanyak Kebaikan di bulan
Ramadhan, diantaranya adalah :
a. Tadarus Al-Quran
b. Sedekah
c. Memberi makan orang lain untuk
berbuka puasa
d. Memperbanyak doa
e. Shalat malam atau Shalat Tarawih
5. Puasa yang kita lakukan seperti benih yang
kita tanam yang akan membuahkan rasa
kasih terhadap sesama. Bagaimana tidak,
dengan berpuasa kita bisa merasakan
penderitaan orang-orang miskin yang susah
mencari sesuap nasi dalam kesehariannya
(Metakognitif).
Penelitian tindakan kelas ini masih dilaksanakan dengan
melibatkan kolaborator penelitian yaitu Ibu Elsa Sukrina, S.Pd yang
menjabat sebagai guru kelas. Dalam siklus 3 ini, refleksi pada tahap siklus
2 dijadikan acuan sebagai tindakan untuk mengatasi masalah-masalah
dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas V. sebagai
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus 3 berdasarkan atas hasil refleksi
peneliti bersama guru kolaborator pada siklus sebelumnya. Pada tahap
perencanaan ini, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran dan

49
merancang skenario pembelajaran yang tetap berorientasi pada model
pembelajaran Problem Based Learning. Disamping itu, peneliti juga
menyiapkan sarana dan media pembelajaran seperti buku paket dan
berbagai bahan bacaan lain yang mendukung pembelajaran PAI materi
Bulan Ramadhan yang Indah dan sub materi Kebaikan-kebaikan pada
bulan Ramadhan dan Manfaat puasa Ramadhan.
Diakhir siklus 2 terdahulu, peneliti dan kolaborator telah
melaksanakan refleksi terhadap tindakan pada tahap siklus tersebut,
sehingga melahirkan beberapa saran perbaikan pada siklus 3 ini sebagai
upaya menyelesaikan permasalahan yang didapat. Tindakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Guru lebih memberikan perhatian pada kelompok tertentu untuk
memberikan pendampingan yang maksimal dalam proses
pembelajaran berkelompok. Agar peserta yang tidak mau aktif
merasa diawasi dan mendapat perhatian langsung dari guru,
sehingga mereka akan ikut bekerja.
2) Guru memotivasi peserta didik yang bersedia tampil mewakili
kelompoknya di depan kelas dengan memberikan reward diakhir
pembelajaran. Sehingga mereka bersemangat dan ingin untuk
tampil di depan kelas dalam mempresentasikan hasil kerja
kelompok.

b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti bersama peserta didik pada siklus
3 hampir sama dengan siklus 2.
Pada awal pembelajaran guru memberikan informasi tentang
jalannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem

50
Based Learning dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara
singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan. Kemudian guru
menyajikan materi pelajaran Bulan Ramadhan yang Indah dengan jelas.
Pada saat pembelajaran guru menyajikan suatu masalah kepada
peserta didik yang berkaitan dengan materi pelajaran. Selanjutnya guru
membagi peserta didik menjadi beberapa berkelompok. Peserta didik
diminta untuk berdiskusi menyelesaikan masalah tersebut secara
bersama-sama. Ketika proses diskusi kelompok, guru berkeliling untuk
mengawasi dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan yang disajikan
tersebut.
Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok mengomunikasikan
hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain
memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil diskusinya.
Kegiatan inti ditutup dengan kesimpulan dan penguatan oleh
guru terhadap materi pembelajaran yang sudah dilalui peserta didik
dengan model Problem Based Learning.
Berikutnya pada kegiatan penutup, guru memberikan post test
kepada seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh bekerja
sama dalam mengerjakan post test. Setelah peserta didik selesai
mengerjakan post test langsung dikoreksi untuk melihat hasil post test.
Dari hasil post test siklus 3 menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning pada materi Ketentuan Puasa Ramadhan,
diperoleh data :

Tabel. Tes Akhir Pada Tahap Siklus 3


Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
Kelamin
1 Buyung Galang Saputra L 90 Tuntas
2 Darus Pratama Saputra L 100 Tuntas
3 Intan Permata Sari P 80 Tuntas

51
4 Adytia Saputra L 80 Tuntas
5 Ashila Safwana P 80 Tuntas
6 IlhamRahmat Akbar L 100 Tuntas
7 Muhammad Ghani L 90 Tuntas
8 Rania P 80 Tuntas
9 Zikri A hafiz L 80 Tuntas
10 Fadhil Radifis L 90 Tuntas
11 Dinda Ulfa Anggraini P 90 Tuntas
12 Atifa Rahmatia P 80 Tuntas
13 T P 100 Tuntas
a Rabiatul Adawiyah
14 b Satria Khairum L 80 Tuntas
15 l Sofia Azahra P 60 Tuntas
16 e Najla Haura P 100 Tuntas
.
Jumlah 1.380
Rata-rata 86,25

Tabel
Rekapitulasi Hasil Post Tes Siklus 3
Hasil Post Tes Pra Siklus
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Rata-rata nilai 86,25
Persentase Ketuntasan Belajar 93,75%

Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir


pembelajaran pada Siklus 3 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada
tahap siklus 3 yaitu 86,25 Sudah terjadi peningkatan hasil belajar
peserta didik yang signifikan pada siklus 3 ini, sedangkan rata-rata hasil
belajar klasikal 93,75% yang sudah berada diatas standar 75% dari
seluruh peserta didik. Ini menunjukkan bahwa kegiatan dalam
penelitian ini sudah memperlihatkan peningkatan yang baik dan dapat
dikatakan berhasil.

52
c. Observasi
Data dari penelitian peserta didik dalam pembelajaran PAI dengan
materi Bulan Ramadhan yang Indah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat diidentifikasi dari aktifitas
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Jumlah
Peserta Prosentase
No Aspek yang Diamati
Didik Aktifitas
(16 org)
Menyampaikan pertanyaan (hal
1 5 31,25%
yang kurang dimengerti)
Menjawab pertanyaan guru dalam
2 kegiatan pembelajaran / 16 100%
mengemukakan pendapat
3 Bekerja/ aktif dalam kelompok 16 100%
Mencatat materi pelajaran
4 16 100%
berlansung
Mengerjakan tugas / penilaian, dari
5 16 100%
guru.
Presentase aktifitas secara klasikal 86,25%

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru


kolaborator peneliti pada pelaksanaan model Problem Based Learning
di kelas V. pada siklus 3, diperoleh kesimpulan bahwa pada
pelaksanaan siklus 3 ini, hanya beberapa orang peserta didik saja yang
belum aktif selama proses pembelajaran. Pengamatan keaktifan peserta
didik dilakukan pada saat PBM berlangsung yang dilakukan oleh
peneliti.
Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dengan
menggunakan model Problem Based Learning dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus 3 sama seperti siklus

53
sebelumnya, sudah memperlihatkan hasil yang baik. Hal ini karena rata-
rata ketuntasan belajar secara klasikal peserta didik sudah mencapai
100% dan persentase keaktifan peserta didik secara klasikal terus
beranjak naik menjadi 86,25%.

d. Refleksi
Berdasarkan pengamatan peneliti dan guru kolaborator dalam
menerapkan model Problem Based Learning pada pembelajaran peserta
didik di kelas V, peserta didik tampak sudah mulai tertarik dengan
model Problem Based Learning ini dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, peserta didik sudah berhasil menyelesaikan semua
permasalahan yang dibahas dalam diskusi. Di samping itu menurut
kolabolator, tampak guru dalam menerapkan model ini lebih
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, serta guru berhasil
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus 3,
diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus 3
ini sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.
Dari hasil siklus 3 ini dapat direfleksikan bahwa pelaksanaan kegiatan
secara keseluruhan berjalan sangat baik. Hasil belajar peserta didik
sudah melebihi indikator keberhasilan tindakan dengan jumlah peserta
didik yang berhasil mencapai ketuntasan belajar mencapai 75%.
Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran juga sudah meningkat.
Berdasarkan hasil di atas, maka peneliti memutuskan untuk
menghentikan penelitian pada siklus 3. Karena pada siklus 3 ini standar
ketuntasan yang ditetapkan peneliti telah terpenuhi. Dalam artian baik
hasil belajar maupun aktifitas belajar peserta didik sudah dinilai baik.

54
A. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian sudah dilaksanakan melalui 3 siklus. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan
keaktifan peserta didiksetiap siklus. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat
berdasarkan data hasil kegiatan post test yang diberikan disetiap akhir
pembelajaran. Sedangkan keaktifan peserta didik dapat diketahui dari lembar
observasi keaktifan peserta didik oleh guru kolabolator.

Hasil penelitian pada tiap siklusnya dapat dijabarkan sebagai berikut:


1. Implementasi Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran
PAI
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam merancang program
pembelajaran PBL sehingga proses pembelajaran benar-benar menjadi
berpusat pada siswa (student center) adalah sebagai berikut :
a. Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep sains
yang esensial dan strategis.
b. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya
melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data-
data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
c. Berikan kesempatan siswa untuk mengelola data yang mereka miliki
yang merupakan proses latihan metakognisi.
d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-
solusi yang mereka kemukaan. Penyajiannya dapat dilakukan dalam
bentuk seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.

2. Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model Pembelajaran Problem Based Learning memiliki beberapa manfaat
antara lain:
a. Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar,
b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan,
c. Mendorong untuk berpikir,

55
d. Membangun keterampilan soft skill,
e. Membangun kecakapan belajar,
f. Memotivasi siswa belajar.16

Penelitian ini menggunakan 3 siklus yang meliputi kegiatan


perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Pada siklus 1, peneliti menggunakan model Problem Based
Learning secara murni atau tanpa dimodifikasi. Peneliti sebelum
pelaksanaan menjelaskan bagaimana cara diskusi, peneliti membagi kelas
menjadi 4 kolompok. Setiap kelompok mendapatkan akan berdiskusi
sesuai masalah yang diberikan. Setelah berdiskusi masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Secara umum siklus I berjalan dengan lancar, meskipun
berdasarkan hasil refleksi masih menunjukkan beberapa permasalahan.
Pelaksanaan siklus 1 sudah menunjukkan peningkatan keaktifan peserta
didik. Peningkatan keaktifan diperoleh dari hasil post tes dan observasi.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran dilaksanakan.
Berdasarkan hasil post test diperoleh rata-rata penilain hasil belajar peserta
didik sebesar 68. Sementara itu, ketuntasan peserta didik secara klasikal
61% belum mencapai 85% sebagaiamana kriteria yang ditetapkan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus 1 belum berhasil,
karena rata-rata ketuntasan peserta didik secara klasikal masih berada <
85%.
Pada siklus 2, peneliti telah melakukan sosialisasi ke kelas V.1 agar peserta
didik tidak mengalami kesulitan lagi dalam menyusun potongan-potongan.
Peneliti membagi kelas menjadi 4 kelompok dengan anggota yang
berbeda. Pelaksanan siklus 2 ini peneliti memodifikasi potongan dengan
warna agar lebih menarik, menambahkan materi dengan membagikan
hand out dan pelaksanaan divariasi dengan diskusi kelas. Hasil diskusi

M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning (Jakarta: Prenada
16

Media, 2009), h. 27

56
kelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas. Hasil refleksi pada
siklus 2 menunjukkan perbaikan dari pelaksanaan siklus 1. Perbaikan
tersebut dilihat berdasarkan dari hasil penilaian hasil belajar dan lembar
observasi yang lebih baik dari siklus sebelumnya.
Pada siklus 2 ini diperoleh rata-rata hasil belajar 76 dan ketuntasan hasil
belajar peserta didik secara klasikal sebesar 87%. Dengan demikian,
diketahui bahwa pelaksanaan tindakan siklus 2 berhasil, karena sudah
mencapai rata-rata ketuntasan hasil belajar klasikal ≥ 85%.
Pada siklus 3, kelas tetap dibagi menjadi 4 kelompok dengan angggota
kelompok dipilih oleh guru. Selain itu, peneliti juga lebih memodifikasi
potongan dengan warna yang berbeda setiap kelompok, memperbanyak
materi pengecoh, pembagian materi dengan hand out, diskusi kelompok,
dan motivasi dengan reward. Pelaksanaan siklus 3 sudah menunjukkan
perbaikan dari siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan pelaksanaan siklus 3,
dapat disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan model Problem Based
Learning dalam pembelajaran sejarah membuat peserta didik lebih
bersemangat dan lebih aktif dalam proses pembelajaran dari pada
menggunakan metode ceramah.
Pelaksanaan siklus 3 sudah berhasil meningkatkan keaktifan peserta didik.
Berdasarkan penilaian hasil belajar melalui post tes diperoleh rata-rata
hasil belajar 80. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal tetap berada
pada angka 87%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
siklus 3 sudah berhasil.
Berdasarkan pelaksanaan penelitia, dengan menggunakan model Problem
Based Learning selama 3 siklus dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik. Namun keberhasilan peningkatan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik selama 3 siklus dengan penerapan model Problem
Based Learning perlu dikolaborasikan dengan pembagian materi melalui
hand out, diskusi kelas, serta pemberian motivasi berupa reward.
Penambahan hand out dilakukan pada siklus 2 dan 3. Penambahan diskusi
kelas bertujuan untuk mengaktifkan peserta didik yang belum terlibat

57
secara langsung dalam proses pembelajaran, sedangkan reward dapat
memotivasi peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

3. Kendala dan Kelebihan yang Dihadapi dalam Pembelajaran PAI


dengan Menggunakan Model Problem Based Learning.
a. Kendala
Implementasi model Problem Based Learning di SD Negeri 08 VII koto
sungai sariak dalam kelas terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala
yang dihadapi selama pelaksanaan model Problem Based Learning yaitu :
1) Dalam pelaksanaan model pembelajaran, masih terdapat peserta didik
masih merasa kesulitan dalam menyusun potongan-potongan segitiga/
kurang memahami cara kerja, sehingga menjadi bingung dan
membutuhkan waktu yang lama bekerja dalam kelompoknya. 2) Ada
peserta didik yang masih merasa malu untuk tampil melakukan presentasi,
sehingga saling tunjuk, lempar tanggung jawab dan kurang kerjasama
antar anggota kelompok.
Berbagai kendala yang ditemui guru selama pelaksanaan siklus diatasi
dengan melakukan refleksi di akhir setiap siklus dan merencanakan
perbaikan untuk siklus berikutnya, diantaranya dengan : 1) Melakukan
sosialisasi kembali agar peserta didik tidak mengalami kesulitan lagi
dalam menyusun potongan segitiga. 2) Mengubah anggota kelompok agar
distribusi peserta didik yang aktif bisa merata. Distribusi peserta didik
aktif dalam setiap kelompok diharapkan dapat lebih membangun kerja
sama antar peserta didik. 3) Potongan segitiga dimodifikasi dengan warna-
warna yang menarik. 4) Pelaksanaan dipadukan dengan diskusi kelompok,
dan pembagian hand out untuk menambah pemahaman peserta didik.
Berbagai upaya mengatasui kendala yang dilakukan guru sebagai peneliti
telah terbukti bisa lebih meningkatkan kerja sama antar anggota kelompok
peserta didik dan lebih bisa meningkatkan hasil belajar serta keaktifan
belajar mereka.

58
b. Kelebihan
Pelaksanaan model Problem Based Learning di SD Negeri 08 VII koto
sungai sariak selain menghadapi kendala, juga terdapat beberapa
kelebihan. Kelebihan dalam pelaksanaan model Problem Based Learning
yaitu, pertama dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran PAI. Kedua, peserta didik merasa senang dalam belajar
sambil menyusun potongan-potongan materi. Ketiga, peserta didik
menjadi lebih percaya diri dalam berbicara di depan teman-temannya.
Keempat, peserta didik menyadari bahwa belajar PAI sederhana, karena
hanya dengan menyusun potonga materi akan mudah dalam memahami
materi.
Melalui potongan-potongan materi, peserta didik menjadi lebih memahami
isinya dengan cara mereka. Dengan adanya penguatan dari guru pada
waktu diskusi kelas atau di akhir kegiatan inti, membuat peserta didik
senang dan lebih memahami materi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran PAI dengan model Problem Based Learning
membuat pelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan lebih
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik di kelas V SD
Negeri 08 VII koto sungai sariak.

59
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peneliti menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran
PAI sebagai model pembelajaran baru yang diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa.
1. Implementasi model Problem Based Learning pada peserta didik kelas V
SD Negeri 08 VII koto sungai sariak dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan peserta didik. Implementasi siklus 1 pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning jumlah ketuntasan belajar peserta didik
sebesar 61%. Implementasi model Problem Based Learning pada siklus 2
dikolaborasikan dengan pembagian hand out dan diskusi kelas, jumlah
ketuntaan klasikal peserta didik naik menjadi 87%. Implementasi pada
siklus 3 model Problem Based Learning dikolaborasikan dengan pembagian
hand out, diskusi kelas, dan reward, jumlah ketuntasan klasikal bertahan
pada angka 87%. Dapat disimpulkan keberhasilan peningkatan hasil belajar
dan keaktifan peserta didik dalam implementasi model Problem Based
Learning itu perlu dikolaborasikan dengan pembagian materi melalui hand
out, diskusi kelas, serta pemberian reward.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan model Problem Based
Learning di kelas V.1 SD Negeri 08 VII koto sungai sariak adalah: 1) diawal
pelaksanaan model pembelajaran, masih terdapat peserta didik masih
merasa kesulitan dalam menyusun potongan-potongan segitiga/ kurang
memahami cara kerja, sehingga menjadi bingung dan membutuhkan waktu
yang lama bekerja dalam kelompoknya. 2) peserta didik masih merasa malu
untuk tampil melakukan presentasi, sehingga saling tunjuk, lempar
tanggung jawab dan kurang kerjasama antar anggota kelompok.
3. Kelebihan dalam pelaksanaan model Broken adalah: dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PAI, peserta didik merasa

60
senang dalam belajar sambil menyusun potongan-potongan materi, PAI
menjadi lebih percaya diri dalam berbicara di depan teman-temannya, dan
peserta didik menyadari bahwa cara menguasai materi PAI itu sederhana,
karena hanya dengan menyusun potonga materi akan mudah dalam
memahami materi.

B. Saran
1. Bagi Sekolah
Pelaksanaan model Problem Based Learning dapat diterapkan di sekolah
dengan baik. Model tersebut sangat sederhana dan dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik. Sekolah diharapkan mendukung pelaksanaan model
pembelajaran baru yang ingin diterapkan guru seperti model Broke
Triangle.
2. Bagi Guru / rekan sejawat
Model Problem Based Learning dapat diterapkan guru bidang studi lain,
terutama di kelas yang tingkat keaktifannya rendah. Di dalam
pelaksanannya, guru harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya waktu
yang cukup untuk merangsang daya pikir peserta didik, materi harus
disampaikan dan dijelaskan sebelumnya, harus memperhatikan pembagian
materi, adanya komunikasi yang jelas dan mudah dimengerti peserta didik,
serta perlu adanya variasi agar peserta didik tidak jenuh dan bisa
meningkatkan keaktifannya.
Pelaksanaan model Problem Based Learning akan lebih menarik apabila
dikolaborasikan dengan berbagai macam media, model, dan metode
pembelajaran yang lain, seperti pembagian materi melalui hand out dan
powerpoint, diskusi, serta reward. Hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan media, model, dan metode pembelajaran disesuaikan dengan
kondisi peserta didik serta karakteristik model Problem Based Learning.
3. Bagi Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik dalam pelaksanaan model Problem Based
Learning sangat penting, sehingga untuk menunjang kelancaran maka

61
peserta didik harus memahami langkah-langkah pelaksanaannya. Agar
proses pembelajaran berlangsung efektif, maka peserta didik harus lebih
fokus dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

62
DAFTAR PUSTAKA

Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa


SMAMelalui Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based
Learning" dan"Cycle Learning" Dalam Pembelajaran Fisika”. dalam
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1
Th.XXXX Januari 2007.

Saifudin, Achmad. Upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan


menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group,
2010. Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit
Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Cet. 1
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru).


Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran melalui metode PBL dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/item/7/.

Saputra Aidil (2014), Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL)


dalam Pembelajaran PAI . Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1,
Meulaboh: STAIN Teungku Dirundeng Meulabo
Mahmud, dkk (2015). Pendidikan Agama Islam Berbasis Multientik, Yogyakarta:
Deepublish,

63

Anda mungkin juga menyukai