i
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa beserta
PTK yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Bali
hambatan, tantangan, dan permasalahan yang dihadapi. Tetapi, berkat petunjuk dan
konstruktif dari berbagai pihak sangat membantu penulis sehingga penelitian ini
dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, sebagai rasa syukur
dan hormat penulis, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang terlibat
iii
“PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA
PELAJARAN BAHASA BALI DI KELAS IX A SMP NEGERI 1
DENPASAR”.
Oleh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujan, (1) meningkatkan hasil belajar peserta didik, (2)
mengetahui penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran Bahasa
Bali.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar pada
semester genap tahun pelajaran 2020-2021 yang berjumlah 42 orang. Penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus pembelajaran dengan tahapan meliputi perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi tindakan, dan refleksi. Data
kemampuan guru menerapkan model Problem Based Learning dikumpulkan
dengan menggunakan metode angket. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui
tugas dan tes akhir siklus. Keseluruhan data dianalisis dengan metode deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I penerapan model Problem
Based Learning yang dilakukan dengan nilai rata-rata dari hasil analisis data angket
sebesar 83,00 menunjukkan kriteria cukup sesuai. Sedangkan pada pelaksanaan
siklus II penerapan model Problem Based Learning yang dilakukan dengan nilai
rata-rata dari hasil analisis data angket sebesar 88,00 menunjukkan kriteria sesuai.
Data penelitian pada hasil belajar peserta didik menunjukkan terjadi
peningkatan pada hasil belajar peserta didik pada siklus II mencapai nilai rata-rata
sebesar 85,19. Jika dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik
pada saat kegiatan siklus I yang hanya memperoleh nilai sebesar 78,56 maka
terjadi peningkatan sebesar 6,63 %. Hal tersebut menunjukkan hasil belajar peserta
didk sudah di atas kriteria ketuntasan.
Kata-kata kunci : Model Problem Based Learning; hasil belajar peserta didik.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PENGESAHAN ............................................................................................ ii
PRAKATA .................................................................................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... ..7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... ..7
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... ..7
v
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 45
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 58
5.2 Saran-saran .................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
perasaan atau pikirannya baik secara lisan maupun tertulis dan selanjutnya dapat
membina rasa kekeluargaan dan rasa persatuan antar masyarakat. Dalam kehidupan
yang serba maju akibat perkembangan ilmu, teknologi dan komunikasi, serta ditengah-
tengah usaha untuk melestarikan budaya daerah, diikuti kebutuhan yang meningkat,
orang tidak bisa membatasi diri pada penguasaan bahasa yang menjadi sarana
komunikasi, baik menggunakan bahasa nasional, bahasa asing, terutama bahasa daerah
sendiri, sebagai salah satu cara untuk ikut melestarikan budaya daerah. Kebutuhan dan
tersebut tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek
Bahasa Bali sebagai salah satu bahasa daerah yang masih hidup dan dipelihara
oleh masyarakat dirasakan sangat perlu untuk dilestarikan, dibina serta dikembangkan.
Oleh karena itu penanaman pengertian, pemahaman dan ajakan penggunaan bahasa Bali
di kalangan generasi muda perlu dipupuk dan ditingkatkan, baik melalui jalur formal
Masyarakat Bali yang merupakan penutur bahasa Bali itu sendiri, hendaknya
merasa bangga karena selain memiliki bahasa dan kesusastraan Bali juga memiliki
1
aksara Bali. Pentingnya aksara Bali dapat dilihat pada perkembangannya, perubahan-
memperkanalkan bahasa Bali sejak dini dapat dilakukan melalui jalur formal salah
satunya proses belajar mengajar di sekolah. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan
interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelum pengajaran atau proses belajar mengajar dilakukan. (Sanjaya,
2006 : 1) Proses belajar mengajar baru bisa dikatakan berhasil apabila hasilnya
anak didik.
Dalam hubungan ini, pelajaran Bahasa Bali yang merupakan salah satu bagian
dari pelajaran bahasa, terutama bagi para pelajar di daerah Bali, khususnya di tingkat
peralatan dan sarana yang memadai. Pembelajaran bahasa Bali merupakan salah satu
khususnya di daerah Bali. Pengajaran bahasa Bali bertujuan untuk membina anak didik
agar memiliki pengetahuan tentang bahasa, aksara, sastra dan budaya Bali, serta
menulis).
Pelajaran bahasa Bali dirasakan cukup sulit bagi siswa. Kesulitan tersebut akan
semakin dirasakan apabila motivasi siswa untuk mempelajari bahasa Bali rendah. Hal
ini juga dialami siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Denpasar. Motivasi siswa untuk belajar
bahasa Bali cukup rendah, hal ini ditandai dengan suasana belajar di kelas yang kurang
interaktif akibatnya prestasi belajar yang dicapai masih rendah dan sebagian besar
belum mencapai KKM (kreteria ketuntasan minimal). Padahal SMP Negeri 1 Denpasar
2
merupakan SMP favorit di propinsi Bali dan telah mampu berprestasi di bidang sains,
seni dan olahraga sampai di tingkat Internasional. Namun hasil belajar siswa dalam
belajar Bahasa Bali di kelas tersebut masih rendah. Hal ini terbukti dengan rendahnya
nilai rata-rata siswa dan ketercapaian KKM (kreteria ketuntasan minimal) yang
ditetapkan sekolah yaitu 83 belum 100%, yaitu nilai rata-rata untuk kelas IX A adalah
Kedua, berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilaksanakan pada Juli - Agustus
2020, menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Bali di kelas IX-A terhadap 42 orang
peserta didik SMP Negeri 1 Denpasar minat peserta didik terhadap pelajaran Bahasa
Bali sangatlah kurang. Penguasaan materi Bahasa Bali oleh peserta didik masih
tergolong rendah. Proses pembelajaran Bahasa Bali di kelas kurang melibatkan interaksi
dan aktivitas mental peserta didik. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran guru
sedangkan cakupan materi Bahasa Bali yang harus disajikan sangatlah banyak, maka
kurang serius dalam belajar serta lebih cenderung bercakap-cakap dan membicarakan
hal-hal diluar pelajaran, serta kebanyakan peserta didik tidak fokus terhadap kegiatan
pembelajaran.
3
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, perlu diupayakan suatu model
pembelajaran inovatif serta suatu media pembelajaran yang efektif sehingga bisa
meningkatkan kemamuan berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar peserta didik. Salah
satu cara untuk mewujudkannya yaitu dengan penerapan model Problem Based
dapat digunakan untuk mendukung kemampuan belajar peserta didik adalah penerapan
model Problem Based Learning. Hal ini dikarenakan model ini merupakan suatu model
pembelajaran yang dimana peserta didik akan diminta mengerjakan suatu permasalahan
Berfikir tingkat tinggi dalam pembelajaran Bahasa Bali sangat penting karena
konteks dan tipe yang tepat. Seseorang dapat mengajukan pertanyaan yang tepat,
memecahkan masalah yang diberikan, tidak serta merta hanya memindahkan informasi
pengetahuan, mengembangkan tanggung jawab, refleksi diri dan kesadaran sosial, yang
4
akan mengembangkan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Salah satu model
antara stimulus dengan respons, yang merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif
sehingga yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dan dianalisis serta dicari
pemecahannya dengan baik. Pengalaman peserta didik yang diperoleh dari lingkungan
akan menjadikan bahan dan materi guna memperoleh pengertian yang bisa dijadikan
pedoman dan tujuan belajar. Model Problem Based Learning (PBL) dikembangkan
melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata, dan menjadi pembelajar yang
Based Learning (PBL), peserta didik dihadapkan pada permasalahan dunia nyata yang
tentunya dikaitkan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Materi yang sesuai dengan
model pembelajaran tersebut adalah materi yang berkaitan dengan permasalahan sehari-
hari peserta didik sehingga akan memudahkan peserta didik dalam menerima materi
pembelajaran.
permasalahan yang muncul di kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar selama peneliti
melakukan observasi. Penentuan kelas IX-A sebagai subyek penelitian didasarkan atas
5
permasalahan-permasalahan yang mampu teridentifikasi pada kelas tersebut serta
penelitian yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Bali di
belajar Bahasa Bali di kelas tersebut masih rendah. Hal ini terbukti dengan rendahnya
nilai rata-rata siswa dan ketercapaian KKM (kreteria ketuntasan minimal) yang
ditetapkan sekolah yaitu 83 belum 100%, yaitu nilai rata-rata untuk kelas IX A adalah
Kedua, berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilaksanakan pada Juli- Agustus
2020, menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Bali di kelas IX-A terhadap 42 orang
peserta didik SMP Negeri 1 Denpasar minat peserta didik terhadap pelajaran Bahasa
Bali sangatlah kurang. Penguasaan materi Bahasa Bali oleh peserta didik masih
tergolong rendah. Proses pembelajaran Bahasa Bali di kelas kurang melibatkan interaksi
dan aktivitas mental peserta didik. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran guru
sedangkan cakupan materi Bahasa Bali yang harus disajikan sangatlah banyak, maka
6
Keempat, peserta didik cenderung menunjukkan prilaku negatif dalam proses
kurang serius dalam belajar serta lebih cenderung bercakap-cakap dan membicarakan
hal-hal diluar pelajaran, serta kebanyakan peserta didik tidak fokus terhadap kegiatan
pembelajaran.
Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
didik kelas IX-A SMP 1 Denpasar dalam mata pelajaran Bahasa Bali.
mempunyai manfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. Dari segi
pembelajaran Bahasa Bali di jenjang SMP. Dari segi praktis, manfaat hasil
7
1. Bagi guru
bersangkutan.
3. Bagi peneliti
Bagi satuan kerja tempat peneliti bertugas, hasil penelitian ini dapat
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Mengapa demikian? Karena jenis
penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri dan hasilnya dapat
yang dilakukan di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap
Melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat melakukan penelitian terhadap
proses atau hasil yang diperoleh secara reflektif di kelas, sehingga hasil penelitian
dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setelah seseorang
9
dilaksanakan dan dievaluasi, guru tersebut akan memperoleh umpan balik yang
sistematis mengenai apa yang selama ini selalu dilakukan dalam kegiatan
sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui PTK guru
dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses atau produk
Dari uraian di atas dapat didefinisikan pengertian PTK secara lebih tegas.
Secara singkat PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat
Sebagai contoh jika guru merasa bahwa minat peserta didik terhadap mata
memperoleh umpan balik yang lebih berarti dan dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerjanya.
karakteristik yang menonjol adalah dalam hal masalah yang akan diteliti. Masalah
yang diangkat dan akan dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari
10
akan dapat dilaksanakan oleh guru jika sejak awal guru menyadari adanya
persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapinya
di kelas. Jika guru tidak pernah merasa menemui masalah dalam kegiatan
pembelajaran, PTK tidak diperlukan. Namun tidak semua guru dapat melihat
puluh tahun di kelas. Persoalan yang muncul dianggap hal biasa sehingga tidak
perlu perbaikan diri. Oleh karena itu, perlu bantuan orang lain untuk melihat hal-
kelasnya.
guru dapat berkolaborasi dengan rekan guru lainnya untuk melakukan penelitian
Penelitian ini seharusnya dilakukan oleh para guru, karena para guru adalah orang
kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan cara strategis bagi guru untuk
tujuan penelitian dapat dicapai. Tujuan penelitian tindakan kelas dapat dicapai
11
dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai
persoalan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu fokus penelitian tindakan kelas
penyerta yang dapat dicapai sekaligus berupa terjadinya proses latihan dalam
jabatan selama proses penelitian tindakan kelas berlangsung. Hal ini terjadi karena
tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan
dalam proses pembelajaran. Dengan strategi ini guru akan lebih banyak berlatih
juga dengan penelitian tindakan kelas, selain bertujuan meningkatkan dan atau
12
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu
selalu berhadapan dengan peserta didik yang berbeda-beda setiap tahun. Oleh
sebab itu kalau guru mengadakan penelitian tindakan kelas berangkat dari
masalahnya. Dengan proses belajar di kelas seperti itu guru tersebut telah
dimanfaatkan secara efektif oleh guru. Guru kelas harus bertanggung jawab
penelitian tindakan kelas akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber
masukan.
manfaat yang sangat penting. Guru yang professional tentu tidak enggan
kondisi kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yang
dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, untuk
pendidikanadalah selalu adanya upaya perbaikan dari waktu ke waktu pada proses
pemebalajarnnya. Hal ini terjadi karena guru mau melakukan penelitian tindakan
13
2.2 Hakekat Model Problem Based Learning (PBL)
berbasis masalah dimana pada pembelajaran ini melibatkan peserta didik dan
materi yang diberikan pendidik melalui terampil mengatasi masalah yang dapat
Based Learning (PBL) sebagai sebuah pembelajaran yang bermula ketika masalah
dihadapkan kepada peserta didik. Jadi, PBL adalah suatu metode belajar yang
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain tujuan pembelajaran,
didik adalah penerapan model Problem Based Learning. Hal ini dikarenakan
model ini merupakan suatu model pembelajaran yang dimana peserta didik akan
diri.
14
2.2.1 Karakteristik Model Problem Based Learning
teori yang dikembangkan oleh Barraws (1996) dan Liu (2005), sebagai berikut :
konstruktivisme.
Dalam proses pemecahan masalah bisa saja terjadi peserta didik yang
menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
15
e. Pendidik bertindak sebagai fasilitator. (Teachers act as facilitators)
16
2.2.2 Langkah-Langkah Model Problem Based Learning (PBL)
tersebut.
pemecahan masalah.
17
kelompoknya.
fasilitas pembelajaran. Selain itu, pendidik juga akan memberi dukungan untuk
meningkatkan inkuiri serta intelektual peserta didik. Model ini akan dapat
terlaksana dengan baik apabila pendidik mampu menciptakan suasana kelas yang
nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya
kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya
dengan kriteria atau apa seharusnya. Dengan demikian, hakekat penilaian hasil
belajar adalah “proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Untuk itu hasil belajar Bahasa
Bali ialah hasil belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses
19
2.3.1 Fungsi dan Tujuan Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seseorang juga memiliki fungsi dan tujuan
Menurut Sudjana (2010:4) mengemukakan, empat fungsi dan tujuan hasil belajar
yaitu: (a) mendeskripsikan kecakapan belajar para peserta didik sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
tingkah laku para peserta didik kearah tujuan pendidikan yang diharapkan; (c)
berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar Bahasa Bali peserta didik. Berkenaan
dengan hal itu maka perlu diupayakan suatu model pembelajaran inovatif serta
berpikir tingkat tinggi dan hasil belajar peserta didik. Salah satu cara untuk
20
penerapan model Problem Based Learning. Hal ini dikarenakan model ini
merupakan suatu model pembelajaran yang dimana peserta didik akan diminta
diri.
diperlukan model pembelajaran Bahasa Bali yang tepat. Untuk itu diperlukan
refleksi diri dan kesadaran sosial, yang akan mengembangkan berpikir tingkat
dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada peserta
didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat diselidiki,
21
dinilai, dan dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman peserta
didik yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan bahan dan materi guna
memperoleh pengertian yang bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajar. Model
intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam
(PBL), peserta didik dihadapkan pada permasalahan dunia nyata yang tentunya
dikaitkan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Materi yang sesuai dengan
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Bali di Kelas IX A SMP Negeri 1
Denpasar”
22
2.5 Hipotesis Tindakan
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Bali di kelas IX-A
23
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
kualitas pembelajaran Bahasa Bali disekolah pada satu kelas yang mempunyai
tindakan kelas ini adalah rancangan penelitian yang diadaptasi dari Suharsini
empat tahapan yang lasim dilalui, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi &
pembelajaran Bahasa Bali di kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar tahun ajaran
2020/ 2021.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang akan menjadi subjek penelitian
adalah 42 orang peserta didik yaitu, 20 orang peserta didik laki-laki dan 22 orang
Denpasar Timur, Kota Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua
24
(genap) tahun pelajaran 2020/2021. Pemilihan Kelas IX-A karena hasil belajar
dikelas ini dinyatakan paling rendah dibandingkan kelas lain. Selain itu adanya
Adapun objek dalam penelitian ini adalah : (1) Model Problem Based
tinggi dan hasil belajar peserta didik kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar melalui
& evaluasi, dan refleksi tindakan. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa
siklus pembelajaran yang setiap siklusnya terdiri dari satu pertemuan tatap muka.
Learning (PBL) ini, hasil temuan dalam siklus pertama akan menentukan tindakan
berikutnya. Adapun desain penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
25
Observasi
Awal
Perencanaan
Tindakan
Observasi / Pelaksanaan
Evaluasi Tindakan
Refleksi
Laporan
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan (Diadaptasi dari Suharsini Arikunto, 2008)
26
Pembagian materi pada siklus didasarkan pada keterkaitan antara kompetensi dasar dan indikator
pencapaian hasil belajar peserta didik yang disesuaikan dengan silabus SMP Negeri 1 Denpasar
Waktu Pelaksanaan
Kompetensi (IPK) :
sesonggan dan
dengan tepat.
27
Siklus Pertemuan Materi/ Indikator Alokasi Waktu
Waktu Pelaksanaan
Kompetensi (IPK) :
dengan tepat.
dengan tepat.
Catatan :
1 JP = 40 Menit
28
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yang meliputi kegiatan
Denpasar.
dengan siswa di kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar yang dilakukan pada tanggal
pembelajaran Bahasa Bali kelas IX-A, yaitu (1) Rendahnya rata-rata hasil belajar
dan ketuntasan belajar klasikal, (2) Rendahnya minat belajar peserta didik, (3)
Cakupan materi pelajaran yang luas dengan waktu belajar yang terbatas, dan (4)
dilaksanakan selama ini belum optimal. Melalui kegiatan observasi awal, peneliti
memutuskan bahwa masalah tentang hasil belajar Bahasa Bali yang terjadi di
pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta belum pernah diterapkannya model
Melihat kondisi peserta didik kelas IX-A SMPN 1 Denpasar tersebut, perlu
29
dipilih suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Bali peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti akan menerapkan model
Problem Based Learning (PBL), sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
1.4.2 Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Bali”.
aturan yang berlaku di SMP Negeri 1 Denpasar, seperti pada Tabel 3.1.
siklus).
30
Siklus I
akan dipelajari.
31
No Fase Rincian Kegiatan
secara kolaboratif
Kelompok A
Kelompok B
Kelompok C
Kelompok D
Kelompok E
kelompoknya
kelompok) diperoleh
hasil laporan
penghargaan
33
Siklus II
Pada pertemuan siklus II, kegiatan yang dilakukan adalah sama seperti
pelaksanaan tindakan.
4. Tahap Refleksi
merangkum hasil refleksi sebagai bahan pelaporan kegiatan penelitian tindakan kelas
yang telah dilaksanakan dan bertujuan untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: (1) data kemampuan guru
menerapkan model PBL dan (2) data hasil belajar peserta didik. Jenis data yang
Tabel 3.2
Jenis Data, Metode, Instrumen Penelitian, Sumber Data, Waktu dan Sifat Data.
pembelajaran
2. Hasil Belajar Deskriptif Tugas dan Tes Peserta didik Setiap akhir Interval
istilah yang terkait dengan variabel-variabel dalam penelitian ini, sebagai berikut.
menggunakanskala Likert.
2. Hasil belajar adalah skor yang dicapai oleh peserta didik dari nilai tes akhir
35
3.5.2 Instrument Pengumpulan Data Kemampuan Guru Menerapkan Model PBL
Data Kemampuan guru menerapkan model pembelajaran dalam hal ini ialah
kesesuaian guru dalam melaksanakan tahapan model Problem Based Learning (PBL)
dalam pembelajaran Bahasa Bali. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran
data kemampuan guru menerapkan model disesuakian dengan sintak model Problem
Based Learning (PBL) ialah sebagai berikut: (1) Orientasi Peserta didik pada Masalah, (2)
(4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi
Untuk lembar observasi yang digunakan terdiri atas pernyataan atau pertanyaan
dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Selain itu lembar observasi yang
digunakan yaitu model skala Likert dengan pilihan sangat sesuai (SS), sesuai (SE), cukup
sesuai (CS), kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Pemberian skor untuk tiap item
2 Sesuai (SE) 4
skor yang diperoleh dari lembar observasi/ pengamatan pada tiap itemnya.
36
3.5.3 Instrument Pengumpulan Data Hasil Belajar Peserta didik
Untuk data hasil belajar peserta didik dikumpulkan melalui tugas setiap akhir
pertemuan serta tes akhir siklus yang dinilai dengan menggunakan rubrik/ kriteria
penilaian pada table. Perlu diketahui bahwa untuk semua data terkait hasil belajar peserta
didik digunakan tes objektif (pilihan ganda). Berikut rubrik penilaian tes pilihan ganda
No Skor Kriteria
Jawaban
37
3.6 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan Tindakan
(PBL) pada mata pelajaran Bahasa Bali dianalisis secara deskriptif berdasarkan
skor rata-rata (X), Mean Ideal (MI), dan Standar Deviasi Ideal (SDI). Skor rata-
Keterangan:
∑x = Jumlah skor
38
Tabel 3.6. Pedoman Konversi Skor Kemampuan Guru Menerpkan Model PBL
No Interval Kriteria
terdiri atas 25 item, yang masing-masing item terdiri atas 5 (lima) pilihan dengan
skor maksimal tiap item adalah 5 (lima) dan skor minimal adalah 1 (satu).
Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan skor maksimal 125 dan skor minimal
25. Dengan demikian perhitungan mean ideal (MI) dan satandar deviasi ideal
Mi = ½ (125 + 25)
= 75
= 25
39
Tabel 3.7. Kriteria Penggolongan Kemampuan Guru Menerapkan Model PBL
No Interval Kriteria
rata skor kemampuan guru dari siklus I ke siklus II serta ini dijadikan dasar untuk
jika rata-rata skor kemampuan guru menerapkan model PBL minimal dengan
kategori Sesuai.
40
3.6.2 Teknik Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik
Data hasil belajar peserta didik dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan
menentukan nilai yang diperoleh melalui tugas serta tes akhir siklus. Skor-skor
yang telah diperoleh pada masing-masing penilaian dikonversi dalam skala 100.
skor maksimum
Keterangan :
Setelah diperoleh nilai hasil belajar Bahasa Bali, selanjutnya dicari rata-rata.
Untuk mencari mean atau skor rata-rata digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
M : Mean (Rata-rata)
41
Tabel 3.10. Kriteria Penggolongan Hasil Belajar Bahasa Bali
No Skor Kriteria
peserta didik adalah seratus, sedangkan nilai terendah yang dicapai oleh peserta
didik adalah 0. Dengan demikian perhitungan mean ideal dan satandar deviasi
Mi = ½ (100 + 0)
= 50
= 16,67
42
Kriteria penggolongan hasil belajar peserta didik pada penelitian ini
No Skor Kriteria
Peserta didik dikatakan tuntas jika memenuhi KKM ≥ 83 dan satu kelas
dikatakan tuntas jika KK ≥ 75 %. Hal ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh SMP Negeri 1 Denpasar yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
mata pelajaran Bahasa Bali kelas IX adalah 83 dan ketuntasan klasikal minimal
75.
Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran Bahasa Bali dianggap berhasil jika jumlah peserta didik yang memiliki
43
kriteria positif lebih banyak dari pada yang memiliki kriteria negatif, selain itu
adanya kecenderungan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik dari
tindakan di siklus I sampai tindakan siklus II, dan ini dijadikan dasar untuk
mencapai hipotesis tindakan. Dengan kata lain, penelitian ini dikatakan berhasil
apabila rata-rata hasil belajar Bahasa Bali peserta didik berada dalam kategori
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Bali di kelas IX-A Sekolah
Denpasar pada tahun pelajaran 2020/ 2021 dan melibatkan 42 orang peserta didik.
Penelitian ini berlangsung pada pertengahan semester genap yang memuat materi
tentang “Paribasa Bali”. Materi pelajaran yang dipelajari peserta didik dikemas
dalam dua siklus pembelajaran, dimana dalam dua siklus tersebut dilaksanakan
menit).
Proses pembelajaran siklus I terdiri dari satu pertemuan, materi yang akan
pemaparan ini, peneliti berperan sebagai guru sehingga sebutan guru digunakan
45
menggantikan peneliti dan guru Bahasa Bali. Adapun langkah-langkah
Pada kegiatan awal peserta didik disiapkan secara fisik dan psikis untuk
a. Mengucapkan salam dan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh salah
pembelajaran
d. Menanyakan kepada peserta didik terkait materi yang sudah dipelajari tentang
Kelompok A
46
Kelompok B
Kelompok C
Kelompok D
Kelompok E
diperoleh
yang diberikan
kelompoknyadengan mempresentasikan
masing- masing
47
Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
b. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil kelompok
Pada tahap penutup guru memberikan tes pilihan ganda sebanyak 20 butir dan
untuk pertemuan berikutnya, dan guru menutup pertemuan dengan salam dan doa.
48
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
kemampuan guru menerapkan model PBL dan hasil belajar peserta didik.
kemampuan guru menerapkan model PBL dapat dilihat pada lampiran 1. Dari
Bahasa Bali kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar setelah penelitian siklus I
kemampuan guru menerapkan model PBL yang telah ditetapkan pada BAB III
Tabel 3.6. kemampuan guru menerapkan model PBL berada pada kategori Cukup
berdasarkan kategori yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
No Interval F % Kriteria
49
2) Hasil Belajar Peserta didik
Hasil belajar peserta didik dikontribusikan dari nilai tugas peserta didik
serta dari tes akhir siklus. Sehingga dapat diperoleh rata-rata nilai hasil belajar
peserta didik. Data rata-rata hasil belajar peserta didik pada penelitian siklus I
disajikan secara detail pada lampiran 5. Rata-rata hasil belajar peserta didik
Tabel 4.4 Rata-Rata Hasil Belajar Peserta didik Setelah Tindakan Siklus I
Rata-rata
78,56
Rata-rata
Tuntas
Tuntas
Dari analisis data hasil belajar skala seratus diperoleh nilai rata-rata
sebesar 78,56 dan daya serap sebesar 78,56% dan ketuntasan klasikal peserta
didik sebesar 19,04%. Kategori penelitian yang dikatakan berhasil bila rata-rata
nilai hasil belajar individu peserta didik lebih besar atau sama dengan 83, daya
50
serap peserta didik lebih besar atau sama dengan 83%, dan ketuntasan klasikal
Untuk hasil belajar peserta didik mencapai nilai rata-rata sebesar 78,56 jika
dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada saat kegiatan
observasi awal yang hanya memperoleh nilai sebesar 72,98 maka terjadi
penelitian ini adalah jika rata-rata skor kemampuan guru menerapkan model
2) Kriteria keberhasilan hasil belajar peserta didik sudah dalam kriteria sangat
baik dengan nilai rata-rata sebesar 78,56 dan daya serap sebesar 78,56% dan
penelitian yang dikatakan berhasil bila rata-rata nilai hasil belajar individu
peserta didik lebih besar atau sama dengan 83, daya serap peserta didik lebih
besar atau sama dengan 83%, dan ketuntasan klasikal peserta didik sama
dengan 75%.
51
4.1.4 Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus II
Proses pembelajaran siklus II terdiri dari satu pertemuan, materi yang akan
jenis Paribasa Bali (sesawangan dan sloka)”; dan “Menganalisis makna Paribasa
pemaparan ini, peneliti berperan sebagai guru sehingga sebutan guru digunakan
Pada kegiatan awal peserta didik disiapkan secara fisik dan psikis untuk
a. Mengucapkan salam dan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh salah
pembelajaran
d. Menanyakan kepada peserta didik terkait materi yang sudah dipelajari tentang
juruh”?
52
Pada kegiatan inti sebagai berikut:
a. Kelompok A
b. Kelompok B
c. Kelompok C
d. Kelompok D
e. Kelompok E
53
Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
mempresentasikan.
b. Guru memfasilitasi peserta didik dari anggota kelompok yang berbeda untuk
didik dalam diskusi dengan meluruskan jawaban yang kurang tepat dan
memberikan penghargaan.
b. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil kelompok.
pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal tentang manfaat yang diperoleh
d. Pada tahap penutup guru memberikan tes pilihan ganda sebanyak 20 butir dan
belajar untuk pertemuan berikutnya, dan guru menutup pertemuan dengan salam
dan doa.
54
4.1.5 Hasil Penelitian Siklus II
kemampuan guru menerapkan model PBL dan berpikir tingkat tinggi peserta didik
kemampuan guru menerapkan model PBL dapat dilihat pada lampiran 1. Dari
Bahasa Bali kelas IX-A SMP Negeri 1 Denpasar setelah penelitian siklus I
kemampuan guru menerapkan model PBL yang telah ditetapkan pada BAB III
Tabel 3.6. kemampuan guru menerapkan model PBL berada pada kategori Sesuai.
Tabel 4.4. Sebaran Kemampuan Guru Menerapkan Model PBL Setelah Penelitian
Siklus II
No Interval F % Kriteria
55
2) Hasil Belajar Peserta didik
Hasil belajar peserta didik dikontribusikan dari nilai tugas peserta didik
serta dari tes akhir siklus. Sehingga dapat diperoleh rata-rata nilai hasil belajar
peserta didik. Data rata-rata hasil belajar peserta didik pada penelitian siklus II
Rata-rata hasil belajar peserta didik setelah tindakan siklus II dapat dilihat
Tabel 4.6 Rata-Rata Hasil Belajar Peserta didik Setelah Tindakan Siklus II
Rata-rata
Rata-rata 85,19
Nilai Tertinggi 91
Nilai Terendah 78
Tuntas
Tuntas
Kategori Tuntas
Dari analisis data hasil belajar skala seratus diperoleh nilai rata-rata
sebesar 85,19 dan daya serap sebesar 85,19% dan ketuntasan klasikal peserta
didik sebesar 83,33%. Kategori penelitian yang dikatakan berhasil bila rata-rata
nilai hasil belajar individu peserta didik lebih besar atau sama dengan 83, daya
56
serap peserta didik lebih besar atau sama dengan 83%, dan ketuntasan klasikal
penelitian ini sudah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Untuk hasil belajar peserta didik mencapai nilai rata-rata sebesar 85,19 jika
dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada saat kegiatan
siklus I yang hanya memperoleh nilai sebesar 78,56 maka terjadi peningkatan
sebesar 6,63 %.
penelitian lanjutan.
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
penelitian ini sudah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata sebesar 85,19 jika dibandingkan
dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada saat kegiatan siklus I yang
penelitian lanjutan.
5.2 Saran
mempunyai manfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. Dari segi teoritis,
hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau menambah khasanah ilmu
Dari segi praktis, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai pedoman
Baahasa Bali.
58
DAFTAR PUSTAKA
59
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)., Bagian
satu. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik Bagian Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(BP3GSD).
60
Lampiran 1:
Hasil Perhitungan Kemampuan Guru Melaksanakan Model PBL pada kegiatan Siklus I
Hasil Perhitungan Kemampuan Guru Melaksanakan Model PBL pada kegiatan Siklus II
Hasil perhitungan hasil belajar peserta didik kelas IX-A di Tindakan Siklus I
Nilai
Tes Nilai Hasil
No Nama
Tugas I Tugas II Akhir Belajar
Siklus
1 Agung Febryan Putra Haryanto 80 75 80 78,33
2 Anak Agung Ayu Sitha Putri Wiratama 84 80 85 83,00
3 Anak Agung Gde Krisna Kesumawijaya 75 72 77 74,67
4 Anak Agung Istri Agung Putri Gayatri 78 76 74 76,00
5 Anak Agung Istri Vina Destriana Wisaputri 81 82 87 83,33
6 Anak Agung Ngurah Indra Surya Putra 80 75 80 78,33
7 Anak Agung Sagung Gania Dinata Adiyasa Putri 82 74 83 79,67
8 Dewa Gde Alven Deva Nanda Winatha 75 72 77 74,67
9 Geovany Bramanthya Samuel Sihombing 78 76 74 76,00
10 I Gede Apriananta 81 83 87 83,67
11 I Gede Bayu Jayastra 80 75 80 78,33
12 I Gusti Agung Ngurah Krisna Rajendra Wibawa 82 74 83 79,67
13 I Gusti Ayu Kirana Aishvatari Angligan 75 72 77 74,67
14 I Gusti Ayu Nairiswari Bhava 78 76 74 76,00
15 I Kadek Bayu Mahardika Suputra 83 79 87 83,00
16 I Kadek Cikal Pawitra 80 75 80 78,33
17 I Nyoman Gede Prajnam Magha Vadantha 82 74 83 79,67
Nilai
Tes Nilai Hasil
No Nama
Tugas I Tugas II Akhir Belajar
Siklus
18 I Putu Nathan Pariana Edy 75 72 77 74,67
19 Ida Bagus Acharya Mahara Sidharta 78 76 74 76,00
20 Ida Bagus Agung Krisna Adi Putra 81 85 87 84,33
21 Ida Bagus Dharmaputra Keniten 80 75 80 78,33
22 Komang Aruna Gio Pranata 82 74 83 79,67
23 Komang Ayu Budi Lestari Dewi 75 72 77 74,67
24 Komang Kartika Maharani 78 76 74 76,00
25 Luh Diva Regina Putri 82 81 87 83,33
26 Made Ivan Daniswara 80 75 80 78,33
27 Najwa Permatahati Dewi Ibrahakem 82 74 83 79,67
28 Nanda Mettacittena Wijayanti 75 72 77 74,67
29 Ni Kadek Juniar Paramita 78 76 74 76,00
30 Ni Komang Vindya Yunita Riring 81 79 87 82,33
31 Ni Putu Stefie Maylani Kurnia Karyana 80 75 80 78,33
32 Putu Anya Oka Putri 82 74 83 79,67
33 Putu Dena Gayatri Pramesti 75 72 77 74,67
34 Putu Giza Surya Putri 78 76 74 76,00
35 Putu Irayanti Putri Wirawan 84 79 87 83,33
36 Putu Reisha Devi Rahyuda 80 75 80 78,33
37 Ngakan Putu Ngurah Raditya Indrasta 82 74 83 79,67
Nilai
Tes Nilai Hasil
No Nama
Tugas I Tugas II Akhir Belajar
Siklus
38 A.A. Istri Agung Sasikirana Naura Yudasmara 75 72 77 74,67
39 Komang Andini Sri Budiani 78 76 74 76,00
40 Ida Bagus Ravindra Sivananda 81 84 87 84,00
41 I Nyoman Primastana 80 77 80 79,00
42 Dealova Baby Diecaprithya 82 76 83 80,33
∑x 3299,33
N 42,00
X 78,56
Kategori Tidak
Tuntas
Lampiran 3:
Hasil perhitungan hasil belajar peserta didik kelas IX-A di Tindakan Siklus II
Nilai
Tes Nilai Hasil
No Nama
Tugas I Tugas II Akhir Belajar
Siklus
1 Agung Febryan Putra Haryanto 88 82 86 85,33
2 Anak Agung Ayu Sitha Putri Wiratama 84 84 88 85,33
3 Anak Agung Gde Krisna Kesumawijaya 88 88 88 88,00
4 Anak Agung Istri Agung Putri Gayatri 88 92 80 86,67
5 Anak Agung Istri Vina Destriana Wisaputri 78 78 80 78,67
6 Anak Agung Ngurah Indra Surya Putra 86 86 84 85,33
7 Anak Agung Sagung Gania Dinata Adiyasa Putri 88 88 84 86,67
8 Dewa Gde Alven Deva Nanda Winatha 84 82 82 82,67
9 Geovany Bramanthya Samuel Sihombing 88 84 86 86,00
10 I Gede Apriananta 88 88 88 88,00
11 I Gede Bayu Jayastra 78 92 80 83,33
12 I Gusti Agung Ngurah Krisna Rajendra Wibawa 86 78 84 82,67
13 I Gusti Ayu Kirana Aishvatari Angligan 88 86 80 84,67
14 I Gusti Ayu Nairiswari Bhava 84 88 80 84,00
15 I Kadek Bayu Mahardika Suputra 88 82 88 86,00
16 I Kadek Cikal Pawitra 88 84 92 88,00
17 I Nyoman Gede Prajnam Magha Vadantha 78 88 88 84,67
Nilai
Tes Nilai Hasil
No Nama
Tugas I Tugas II Akhir Belajar
Siklus
18 I Putu Nathan Pariana Edy 86 92 84 87,33
19 Ida Bagus Acharya Mahara Sidharta 88 78 86 84,00
20 Ida Bagus Agung Krisna Adi Putra 84 86 82 84,00
21 Ida Bagus Dharmaputra Keniten 88 88 84 86,67
22 Komang Aruna Gio Pranata 88 82 94 88,00
23 Komang Ayu Budi Lestari Dewi 78 81 88 82,33
24 Komang Kartika Maharani 86 88 88 87,33
25 Luh Diva Regina Putri 88 92 78 86,00
26 Made Ivan Daniswara 76 78 80 78,00
27 Najwa Permatahati Dewi Ibrahakem 88 86 92 88,67
28 Nanda Mettacittena Wijayanti 88 88 88 88,00
29 Ni Kadek Juniar Paramita 78 78 82 79,33
30 Ni Komang Vindya Yunita Riring 86 84 88 86,00
31 Ni Putu Stefie Maylani Kurnia Karyana 88 88 88 88,00
32 Putu Anya Oka Putri 84 92 78 84,67
33 Putu Dena Gayatri Pramesti 88 78 86 84,00
34 Putu Giza Surya Putri 88 86 92 88,67
35 Putu Irayanti Putri Wirawan 78 88 88 84,67
36 Putu Reisha Devi Rahyuda 86 82 82 83,33
37 Ngakan Putu Ngurah Raditya Indrasta 88 84 84 85,33
Nilai
Tes Nilai Hasil
No Nama
Tugas I Tugas II Akhir Belajar
Siklus
38 A.A. Istri Agung Sasikirana Naura Yudasmara 84 88 88 86,67
39 Komang Andini Sri Budiani 88 92 92 90,67
40 Ida Bagus Ravindra Sivananda 83 78 78 79,67
41 I Nyoman Primastana 78 86 86 83,33
42 Dealova Baby Diecaprithya 86 88 88 87,33
∑x 3578,00
N 42
X 85,19
Kategori Tuntas
Lampiran 4:
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN BAHASA BALI
Pilihan Jawaban
No Komponen Pengamatan
TS KS CS SE SS
1 Fase 1 (Orientasi Peserta didik pada Masalah)
a. Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
b. Guru memberikan orientasi terhadap materi yang
akan dipelajari berupa pendahuluan atau
pengantar.
c. Guru menyajikan permasalahan awal untuk
diamati peserta didik.
d. Peserta didik melakukan pengamatan dan tanya
jawab hasil pengamatan.
e. Guru menyiapkan peserta didik untuk
dikelompokkan secara heterogen.
2 Fase 2 (Menggorganisasi Peserta didik)
a. Guru membenuk kelompok dengan anggota yang
adil secara jumlah
b. Jumlah peserta didik dalam setiap kelompok
antara 4-5 orang
Pilihan Jawaban
No Komponen Pengamatan
TS KS CS SE SS
c. Guru mendistribusikan permasalahan untuk
didiskusikan peserta didik secara kolaboratif
d. Guru memastikan perbedaan setiap permasalahan
yang dibahas kelompok
e. Peserta didik diberikan kesempatan mengakses
berbagai sumber untuk memperoleh informasi
sebagai upaya pemecahan masalah dalam
kelompok
3 Fase 3 (Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok)
a. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi dan
fokus memecahkan permasalahan kelompok
sesuai dengan materi yang diperoleh
b. Guru mengarahkan peserta didik untuk
menyajikan hasil laporan
c. Guru mendorong untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai
d. Guru memotivasi peserta didik agar mampu
memecahkan suatu permasalahan yang diberikan
e. Guru memberikan bantuan berupa penggalian
informasi yang diperlukan atau yang terdapat
dalam masalah tersebut.
4 Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya)
a. Guru memfasilitasi peserta didik secara
berkelompok memaparkan hasil tugas
kelompoknya dengan mempresentasikan
b. Peserta didik dalam mempresentasikan hasil
tugas kelompoknya dengan melibatkan seluruh
anggota kelompok
Pilihan Jawaban
No Komponen Pengamatan
TS KS CS SE SS
c. Guru memfasilitasi peserta didik dari anggota
kelompok yang berbeda untuk menanggapi hasil
pemaparan anggota kelompok presenter.
d. Guru memfasilitasi sesi tanya jawab dengan cara
mengomunikasikan pemecahan masalah yang
dibahas setiap kelompok
e. Peserta didik secara berkelompok menyimpulkan
hasil tugasnya masing-masing
5 Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
a. Guru memfasilitasi peserta didik jika mengalami
kesulitan dan memberikan klarifikasi jawaban
b. Guru memfasilitasi jika terjadi kesalahan
informasi, konfirmasi terhadap jawaban peserta
didik dalam diskusi dengan meluruskan jawaban
yang kurang tepat
c. Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil kelompok
d. Guru memberikan penghargaan/ reward atas hasil
penyajian kelompok dan tanya jawab peserta didik
secara individual
e. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi
terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal tentang manfaat yang
diperoleh siswa dalam pembelajaran hari ini.
Lampiran 5:
INSTRUMEN EVALUASI
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PENERAPAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN BAHASA
BALI
Soal:
1. Basa rinengga sanē dados rerasmēn wiadin panglengut basa, rikala mababaosan kalih
magonjakan sareng pasawitran tur kaanggēn piranti ngamedalang daging pikayunan
ritatkala mapupul kawastanin ….
a. Drama
b. Pidarta
c. Paribasa Bali/ Basita Paribasa
d. Darma Wacana
2. Sesonggan yēning ring Bahasa Indonesia pateh sekadi ….
a. Perumpamaan
b. Pepatah
c. Teka-teki
d. Pantun
3. Yēning dadi tiang nawang, buka sasongganē “ada andus ada api”. Napi teges sesonggan
punika ….
a. Nyelēkang timpal
b. Ngajahin anak suba dueg
c. Kebus bara
d. Ada pikobet ada anē ngranayang
4. Buka Rodanē malinder, selegenti betēn ba duuran. Suksman sesenggakanē ring ajeng
inggih punika ….
a. Sekadi anakē sanē corah, raris nuturang maling.
b. Sekadi anakē maurip, janten slegenti suka kalawan dukanē kapanggih.
c. Sekadi anakē sanē manyama padidian.
d. Sekadi anakē sanē barēs, lantas anggon pedidina tuara ada.
5. Gedē Raka lekad buka batun buluanē, ngelintik tuah abesik. Suksman lengkara sanē
macētak tebel inggih punika ….
a. Gedē Raka wantah anak muani
b. Gedē Raka sampun kelih
c. Gedē Raka kaucap maling
d. Gedē Raka idup tuah pedidi
6. Seledētnē galak kadi tatit. Lengkara punika marupa ….
a. Sesenggakan
b. Sesawangan
c. Sesonggan
d. Sloka
7. Kulitnē … kadi langsat.
a. Selem badeng
b. Barak biing
c. Putih gading
d. Polēng
8. Buka slokanē,nundunin macan medem.
Suksman sloka ring ajeng inggih punika….
a. Sekadi anakē sanē tumben sugih
b. Sekadi anakē sanē nantangin musuh sanē sampun nengil
c. Sekadi anakē sanē nēnten uning ring tata karma
d. Sekadi anakē sanē nēnten uning ring iwang teken patut
9. Akéh soroh Paribasa ring Bali inggih punika ….
a. 16
b. 17
c. 15
d. 18
10. Sesawangan yéning ring Bahasa Indonesia pateh sekadi ….
a. perumpamaan
b. pepatah
c. teka-teki
d. pantun
11. Buka sasonggané “ada mas selakané tan paguna”. Napi teges sesonggan punika ….
a. Maang ngidih anak ané suba ngelah.
b. Ngajahin anak suba dueg.
c. Ada pikobet ada ané ngaranayang.
d. Ada barang anyar barang ané tua sing karunguang.
12. Buka Rodané malinder, selegenti betén ba duuran. Basita Paribasa punika marupa
soroh….
a. sesawangan
b. sesenggakan
c. bladbadan
d. sloka
13. Tayungané lemuh buka busungé amputang. Lengkara punika marupa ….
a. sesenggakan
b. sesawangan
c. sesonggan
d. sloka
14. Buka slokané, apa ané pamula, keto ané kapupu. Lengkara punika kawastanin ….
a. sesonggan
b. sloka
c. sesenggakan
d. sesawangan
15. Ané magaé di kantorné Pak Wayan tuah panyamané dogén. Buka sesenggakané ….
a. Buka bikulé pisuhin
b. Buka bantené masorohan
c. Buka bukité johin
d. Buka goaké ngadanin iba
16. Suarané … kadi sunari ampehang angin.
a. cenik
b. saru gremeng
c. jangih
d. gedé
17. Buka slokané,awak beduda nagih madain geruda.
Suksman sloka ring ajeng inggih punika….
a. Sekadi anaké sané tumbén sugih.
b. Sekadi anaké sané tiwas, makeneh nandingin anak sugih.
c. Sekadi anaké sané nénten uning ring tata karma.
d. Sekadi anaké sané nénten uning ring iwang teken patut.
18. Uratiang lengkara ring sor puniki!
“ Sabilang Luh Sari magending makejang anake angob, suarane luir sunarine tempuh
angin.”
Lengkara ring ajeng madaging Paribasa Bali marupa....
a. Sloka
b. Sesawangan
c. Sesonggan
d. Sesenggakan
19. “ Tusing bani tiang maang ngidih pipis, nyanan orahanga tiang ngentungang uyah ke
pasih. ”
Lengkara ring ajeng madaging Paribasa Bali sane suksmane ....
a. Anake ane dana, tur demen nulungin, pastika liu ane teka ngidih tulung.
b. Anake ane demen ngomong sakewala tusing ada pakaryane.
c. Anake sane mapi-mapi ngicen barang utawi arta ring anake sugih.
d. Anake ane demen ngomongang timpal.
20. “ Disubane tamat SMA, Luh Ayu nagih ngelanturang kuliah ke Denpasar. Meme Bapane
ane tuah magae dadi petani, mautsaha nyulih pipis di LPD anggona mayah kuliahne Luh
Ayu. Timpal-timpalne Luh Ayu liunan mula anak sugih. Liu ane ngaba hp canggih, kanti
ngaba mobil. Luh Ayu dot magaya cara timpalne, ambul-ambul ia teken reramane apang
nyak meliang hp canggih lan mobil. Sebet pesan reramane sawireh ngelah pianak buka
keto.”
Yening analisis ilustrasi punika manut Paribasa Bali, Luh ayu buka slokane ....
a. Apa ane pamula, ketu ane kapupu.
b. Nundunin macan medem.
c. Awak beduda, makeneh madain geruda.
d. Tusing ada bangke mapilih sema.
KUNCI JAWABAN:
1. C 11. D
2. B 12. B
3. D 13. B
4. B 14. B
5. D 15. B
6. B 16. C
7. C 17. B
8. B 18. B
9. A 19. C
10. A 20. C