KECAMATAN KAHU
UPT SD NEGERI 286 PASAKA
Alamat : Desa Pasaka Kec. Kahu Kab. Bone Email : sdnegeri286pasaka@gmail.com
LEMBAR PERSETUJUAN
Nomor : / / /
1. Nama : MAGFIRAH,S.Pd
2. NIP/NUPTK : 7308024203970004
3. Pangkat/Gol. :-
4. Jabatan : Guru Kelas IV
5. Unit Kerja : SD Negeri 286 Pasaka
6. Alamat : Desa Labuaja, Kec. Kahu Kab.Bone
7. No. Hp : 087787165368
Materai 10.000
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTatas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Best Practice ini.
dengan judul ‘’Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika Materi
KPK dan FPB Kelas IV SD Melalui Metode Drill’’ ini merupakan salah satu
bentuk pengembangan kompetensi profesionalisme guru.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini dapat terselesaikan karena
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hj. SRI IRIANI, S.Pd.,M.M selaku Kepala Sekolah SD Negeri 286 Pasaka
yang telah memberi bimbingan dan arahan.
2. Seluruh siswa kelas IV di SD Negeri 286 Pasaka yang telah ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ini.
3. Serta para Guru-Guru di SD Negeri 286 Pasaka yang memberikan
dukungan di setiap kegatan yang dilakukan.
Semoga seluruh kebaikan budi dan amal kebaikan dari semua pihak di atas
mendapat imbalan yang berlipat dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Namun telah berusaha maksimal agar laporan ini sesuai dengan
kaidah penulisan karya ilmiah. Oleh sebab itu, penulis senantiasa menerima kritik
dan saran serta masukan demi perbaikan laporan berikutnya. Penulis juga
berharap semoga Laporan Best Practice ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Labuaja, 25 November 2022
MAGFIRAH,S.Pd
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi peran
penting dari lembaga pendidikan sebagai wadah yang mencetak sumber daya
manusia. Kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menuju ke arah itu adalah peningkatan
kualitas kegiatan pembelajaran yaitu tentang strategi dan metode yang digunakan
guru. Metode yang cenderung berpusat kepada guru, sekarang diupayakan supaya
digunakan metode yang membuat siswa lebih aktif baik perorangan maupun
berkelompok. Guru tidak lagi dominan dalam kegiatan pembelajaran melainkan
sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator. Dalam kaitannya dengan
matematika, bahwa proses pembelajaran matematika yang bermakna akan terjadi
jika berhasil membelajarkan siswa baik dalam berfikir maupun dalam bersikap.
Belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi, sehingga
didalam mempelajari harus bertahap dan berurutan serta berdasarkan kepada
pengalaman yang sudah diperoleh. Siswa yang benar-benar belajar dalam dirinya
akan terjadi perubahan tingkah laku yang diperlihatkan dalam bentuk hasil belajar.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain itu, bentuk soal-soal latihan dalam matematika, bisa berupa soal
obyektif maupun soal uraian yang sifatnya berupa soal pemahaman, penerapan,
maupun analisa sehingga siswa sangat dituntut memiliki berbagai kemampuan
untuk memecahkannya. Kemampuan menyelesaikan soal matematika ini
diperoleh dari banyaknya latihan soal yang dilakukan oleh siswa. Jika siswa
melakukan latihan soal secara bertahap dan terus menerus maka akan menambah
referensi tentang rumus-rumus maupun tekhnik menyelesaikan soal.
Walaupun demikian, banyak siswa yang merasa kesulitan dan kurang
mampu untuk mempelajarinya sehingga kemampuan untuk belajar menjadi
rendah. Masalah terbesar dalam diri siswa adalah tidak ada kemauan dan
kesadaran untuk berusaha mempelajarinya, prinsip mengandalkan teman dalam
menyelesaikan tugas dan latihan soal, tidak peduli dengan tugas rumah yang
diberikan, tidak yakin dan konsisten terhadap diri sendiri, siswa sibuk sendiri
ketika guru sedang menerangkan didepan kelas, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran masih sangat minim, tidak ada inisiatif siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami.
Mencermati hal tersebut, maka dalam proses belajar matematika harus
ditata dan diatur dengan bijak, selain itu guru harus mampu menarik perhatian
siswanya, memotivasi siswanya, mengaktifkan siswanya. Dalam proses
pembelajaran, guru harus berupaya untuk memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu
kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan siswa sehingga siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien. Seorang guru juga harus mendampingi,
merangsang pemikiran, menciptakan persoalan, membiasakan siswa
mengungkapkan gagasan dan konsepnya serta membantu siswa sehingga proses
pendidikan semakin mengarah pada pengembangan diri yang utuh, dilain sisi
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajarnya juga memiliki peranan
yang sangat besar.
Sehingga, setelah melaksanakan pembelajaran matematika khususnya
materi KPK dan FPB dengan model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) melalui Metode Drill, penulis menemukan bahwa proses belajar dan
keaktifan siswa meningkat dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model
pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) melalui Metode Drill ini
diterapkan pada kelas IV pada pembelajaran Matematika materi KPK daan FPB
yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik
baik) pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembelajaran matematika selalu saja ada kendala dan permasalah
yang dihadapi siswa maupun guru. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh
guru diantaranya adalah sikap siswa dalam menerima mata pelajaran matematika
masih sangat rendah dan siswa kurang aktif pada saat proses pembelajaran
matematika, siswa sangat tidak antusias pada saat belajar matematika. Sikap siswa
dalam menerima mata pelajaran tentu akan sangat berdampak pada hasil belajar
siswa selain itu, kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga membuat siswa tidak akif saat proses pembelajaran karena menganggap
bahwa pembelajaran matematika sangat sulit dipahami.
Tidak hanya itu, peran guru juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
mental siswa dalam mengukiti pembelajaran matematika. Guru dianggap penentu
kemajuan pembelajaran dikelas. Terdapat berbagai permasalahan yang muncul
apabila guru masih menggunakan metode pembelajaran yang tidak bervariasi
dalam proses pembelajaran.
C. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar mampu membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran matematika. Sehingga, presepsi siswa tentang pembelajaran
matematika sulit dipahami bisa dihilangkan dengan membuat proses pembelajaran
matematika menyenangkan mungkin. Dengan berbagai cara salah satunya adalah
dengan menggunakan model pembelajaran serta metode pembelajaran yang sesuai
dan menyenangkan untuk siswa.
D. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan praktik ini adalah meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajara matematika materi KPK dan FPB melalui metode Drill dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
BAB II
KAJIAN TEORI
Beberapa konsep yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini, yaitu
model pembelajaran Problem Based Insruction (PBI), keaktifan belajar siswa, dan
Metode Drill. Penjelasan mengenai konsep-konsep tersebut antara lain sebagai
berikut.
A. Model Pembelajaran Problem Based Insruction (PBI)
Problem based instruction (PBI) atau pembelajaran berdasarkan masalah
adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengembangkan pengetahuan baru bagi siswa
melalui proses kerja kelompok yang membutuhkan penyelesaian nyata sehingga
membuat siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
1. Jenis-Jenis Problem Based Instruction
Menurut Trianto (2009:92), terdapat empat macam pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Instruction), yaitu:
a. Pembelajaran berdasarkan proyek (Project Based Instruction),
pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja
mandiri dalam mengkonstruksikannya pembelajarannya.
b. Pembelajaran berdasarkan pengalaman (Experience Based Instruction),
pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan
percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
c. Belajar otentik (Authentic Learning), pendekatan pengajaran yang
memperkenankan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan
memecahkan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata.
d. Pembelajaran bermakna (Anchored Instruction), pendekatan
pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan
untuk pembelajaran bermakna.
2. Karakteristik Problem Based Instruction
Menurut Trianto (2009:93), ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran
berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan Pertanyaan atau Masalah (memahami masalah).
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
c. Penyelidikan Autentik.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya.
e. Kolaborasi/kerja sama.
4. Langkah-Langkah Problem Based Instruction
Menurut Trianto (2009:98), langkah-langkah atau tahapan pembelajaran
menggunakan model problem based instruction adalah sebagai berikut:
Tahapan Aktivitas
No
Pembelajaran Pembelajaran
Tahap Memberikan orientasi Guru menjelaskan tujuan
1 tentang permasalahan pembelajaran, Menjelaskan logistik
kepada siswa yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita
untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap Mengorganisasikan Guru membantu siswa mendefinisikan
2 siswa untuk meneliti dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Tahap Membantu investigasi Guru mendorong siswa untuk
3 mandiri dan kelompok mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam
4 mempresentasikan merencanakan dan menyiapkan karya
hasil yang sesuai seperti laporan, video, dan
model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
Tahap Menganalisa dan Guru membantu siswa untuk
5 megevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi
mengatasi masalah terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
Membantu Investigasi
(Kelompok)
Mengembangkan dan
Mengorganisasikan Siswa
Mempresentasikan Hasil
Penerapan Model
Problem Based Instruction
Mengajukan Pertanyaan
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa
dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani
melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk meningkatkan minat belajar agar siswa dapat aktif
pada saat proses pembelajaran. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan
lama (tidak mudah lupa).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN