Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BEST PRACTICE PENINGKATAN

KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2023 / 2024

NAMA MAHASISWA : A N W A R, S.Pd


SIMpkb id : 201699769354

ASAL ISTANSI : SD NEGERI SALADANG

KABUPATEN/KOTA : TOLITOLI

PROVINSI : SULAWESI TENGAH


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………….
BIODATA PENULIS …………………………………………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..……
A. Latar belakang masalah ………………………………………………
B. Jenis kegiatan……………………………………………………..
C. Manfaat kegiatan ………………………………………………….
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………………….
A. Tujuan dan sasaran ………………………………………………..
B. Bahan/materi kegiatan ………………………………………………..
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan ………………………….
D. Alat/instrumen……………………………………………………………
E. Waktu dan tempat kegiatan ………………………………………..
BAB III HASIL KEGIATAN ……………………………………………………..
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
……………………………………
A. Simpulan…………………………………………………………
B. Rekomndasi ………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Bahasa


Indonesia melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Problem Based Learning
(PBL)di SDN Saladang Desa Tinading Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli.

Nama : ANWAR, S.Pd

Asal Sekolah : SDN SALADANG

Telah disetujui dan disahkan pada / oleh

Hari : Jum’at

Tanggal : 08 Desember 2023

Di tetapkan : Tolitoli
Pada Tanggal : 08 Desember 2023
Kepala Sekolah,

KASMAWATI, S.Pd
NIP. 19820520 201101 2 013
BIODATA PENULIS

1 Nama : ANWAR, S.Pd


2 NIP : 197907212015021001
3 NUPTK : 2053757657200003

4 Jabatan : Guru SDN Saladang


5 Pangkat / Gol.Ruang : Penata Muda/III.b
6 Tempat / Tanggal Lahir : Buol, 21 Juli 1979
7 Jenis Kelamin : Laki-laki
8 Agama : Islam
9 Pendidikan Terakhir : S-1
10 Unit Kerja : SDN Saladang
11 Alamat : Jl. Anggrek Kel. Panasakan Kec. Baolan

Tolitoli, 08 Desember 2023

Penulis,

A N W A R, S.Pd
KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan perasaan legah walaupun
mungkin masih banyak kekurangannya.

Dalam penyusunan Best Practice ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat.

1. Kepala SDN Saladang yang telah memberi izin, kesempatan dan


kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
2. Semua rekan guru di SDN Saladang yang telah memberi bantuan selama
proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
3. Guru pembimbing yang merupakan Guru Inti (GI) dari kegiatan pelatihan
yang sudah membimbing dan mengarahkan penulis dari segala kekurangan
4. Istri dan anak - anak tercinta yang selalu memberi motivasi, dukungan, dan
doa dalam setiap langkah.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb
Tolitoli, 08 Desember 2023
Penulis,

A N W A R, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai
dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas
tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses
berpikir siswa masih dalam level C4 (mengingat), memahami (C5), dan C6 (aplikasi). Guru
hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media
pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak
ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a)
siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b)
selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa
mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku
teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
Problem Based learning.
Menurut Anderson dan Krathwohl (2001): “Problem Based learning adalah suatu
model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui
belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan
sendiri masalah yang dihadapi”
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran Problem Based Learning guru berperan
sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif,
sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang
teacher oriented menjadi student oriented.
Setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model Prolem Based
learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus
dibandingkan pembelajaran sebelumnya.. Praktik pembelajaran Problem Based learning yang
berhasil
baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi
HOTS dengan model Problem Based learning.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah menginfirasi guru untuk merencnakan
/mempersiapkan melaksanakan/merealisasikan proses pembelajaran dikelas untuk
meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang berorientasi
HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN
KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan Best Practice penulis
dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menerapkan pembelajaran yang
berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa-siswi kelas V semester 1 di SD Negeri
Saladang

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas V
untuk materi Penting Menjaga Asupan Makanan Sehat, sebagai berikut ini:
Kompetensi Inti:

A. KOMPETENSI INTI (KI)


K1.1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
K1.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, tetangga
dan negara.
K1.3 : Memahami pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan meta kognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
K1. 4 : Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam Gerakan yang
mencerminkananak sehat, dan Tindakan yang mencerminkan perilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.4 Menganalisis informasi yang 3.4.1 Merancang iklan elektronik
Disampaikan paparan iklan dan
Media cetak atau elektronik.
4.4 Memeragakan Kembali
Memeragakan Kembali 4.4.1 Mendemontrasikan iklan elektronik
Informasi yang disampaikan
Paparan iklan dari media cetak
Atau elektronik dengan bantuan
Lisan, tulis, dan visual.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Percaya diri dan kreatif.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Dengan menampilkan iklan layanan Masyarakat yang dibuatnya, siswa mampu
merancang iklan elektronik dan mendemontrasikan iklan tersebut.
- Dengan melakukan refleksi dan menjawab pertanyaan tentang kerja sama dalam
kelompok, siswa mampu menyebutkan pentingnya keanekaragaman dan
menguraikan contoh cerita tentang arti pentingnya memehami keanekaragaman.

D. MATERI PEMBELAJARAN
- Menampilkan iklan layanan Masyarakat yang dibuatnya, merancang iklan
elektronik dan mendemontrasikan iklan tersebut.

E. METODE PEMBELAJARAN
- Pendekatan : Tematik dan saintifik
- Metode : Permainan/stimulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
Ceramah.

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


- Buku guru dan siswa, kelas V, cetakan ke-2 (Edisi Revisi), Tema 1:
Makanan sehat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:2017

G. LANGKAH_LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan - Mengajak semua siswa 10 menit


berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-
masing, dilanjutkan dengan
- Guru memberikan salam
dan mengajak berdo’a.
(Relegius : beriman dan
bertaqwa).

- Melakukan komunikasi
tentang kehadiran siswa.
(Mandiri : kedipsilinan
siswa).
- Guru menyiapakan fisik
dan psikhis anak dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran serta
menyapa anak.
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.

Inti - Guru menggunakan teks 50 Menit


pembuka yang disajikan di
buku siswa untuk
membuka kegiatan dan
mengaitkan dengan tema
yang sedang berlangsung.
- Topik subtema pentingnya
asupan makanan sehat,
dikaitkan dengan
keragaman jenis-jenis
makanan yang dibutuhkan
oleh manusia, guru
menekankan bahwa
keragaman jenis makanan
memberikan manfaat bagi
Kesehatan manusia.
- dengan tetap
menggunakan topik
keragaman, guru
menginggatkan bahwa
keragaman juga dijumpai
hampir setiap aspek
kehidupan, dalam
Masyarakat kita pun
banyak sekali ditemukan
bentuk-bentuk keragaman
yang semakin memperkuat
dan memperkaya bangsa.
- Guru meminta siswa untuk
mempersiapkan diri dan
memberikan kesempatan
untuk menampilkan
rancangan iklan yang
mereka buat Bersama
dengan kelompok.
(Mandiri : kerja keras,
kreatif, disiplin, rajin
belajar).
- Guru menginformasikan
kepada siswa, hal-hal yang
akan dilihat dan digunakan
sebagai acuan dalam
menilai.
- Ketika salah satu kelompok
menampilkan iklan,
kelompok lain mengamati
dan mengisi format isian
yang disediakan.
- Hasil kegiatan ini dapat
digunakan sebagai bahan
penilaian Bahasa Indonesia
KD 3,4 dan 4,4.
- Pada akhir kegiatan
demontrasi iklan, Bersama
dengan kelompoknya
siswa melakukan refleksi
dengan melengkapi lembar
refleksi yang disediakan
dibuku siswa.
- Guru memandu siswa
untuk melakukan diskusi
dengan menggunakan
hasil refleksi mereka baik
refleksi diri maupun
kelompok. (Inteqritas :
kejujuran, keteladanan,
kesntunan).

Penutup - Bersama-sama siswa 10 Menit


membuat
kesimpulan/rangkuman
hasil belajar selama sehari.
- Bertanya jawab tentang
materi yang telah
dipelajari (untuk
mengetahui hasil
ketercapaian materi).
- Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
- Melakukan Penilaian hasil
belajar.
- Mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-
masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran).

H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Menampilkan Iklan Layanan Masyarakat
Teknik Penilaian : Praktek
Instrumen Penilaian: Rubrik
KD Bahasa Indonesia 3.4 dan 4.4
Keragaman justru semakin memperkuat dan memperkaya suatu bangsa.
Keragaman merupakan modal Pembangunan bangsa. Ini adalah tema iklan
layanan Masyarakat kita yang sudah kita rencanakan sejak pertemuan sebelumnya.
Saat ini adalah kesmpatan menampilkan di depan kelas. Pastikan bahwa kita :
- Menggunakan suara yang keras dan lantang.
- Menggunakan artikulasi yang jelas dan tidak menggumam.
- Menggunakan kontak mata dengan penonton.
- Tidak menghalangi pandangan mata penonton.
- Tampil penuh percaya diri.
- Menggunakan perlengkapan pendukung iklan.
- Menjadikan sketsa gambar sesuai dengan naskah sebagai pedoman berakting.
- Hafal dengan naskah yang akan dibawakan.
- Kegiatan Inti digunakan untuk mengambil nilai Bahasa Indonesia KD 3.4 dan 4.4.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan nilai :

KD 3.4 (Pengetahuan)
- JUdul iklan sesuai dengan topik iklan.
- Isi iklan sesuai dengan topik iklan.
- Kata kunci sesuai dengan isi iklan.
- Mencerminkan ciri-ciri iklan yang efektif (singkat, menarik, mudah dimengerti,
dan mudah diingat).

KD 4.4 (Keterampilan)
- Suara Keras, lantang dan jelas, intonasi tepat.
- Artikulasi jelas
- Hafal naskahnya
- Ekspresi dan Gerak tubuh mampu menyampaikan pesan dan isi iklan.

Mengetahui Tolitoli, 08 Desember 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas V

KASMAWATI, S.Pd A N W A R. S.Pd


NIP. 198205202011012013 NIP. 197921072015021001

BAB III HASIL


KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru
maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem
Based learning megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based learning meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan diskusi.
Setelah kegiatan pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya memahami Definisi,
Fungsisosial, unsur kebahasaan, dan struktur generic dari Pentingnya Menjaga
Asupan Makanan Sehat, tapi juga mereka bisa membuat/menyusun dan
mempresentasian Dialog Pendek dan
sederhana terkait Pentingnya Menjaga Asupan Makanan Sehat hasil kerja
kelompoknya
.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas mereka dalam belajar, bertanya
dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS
suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri
untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah
bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada
proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu
disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung hanya
untuk memahami materi. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa
yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan Best Practice, pembelajaran Bahasa Indonesia
berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based learning ini. Dalam
pembelajaran ini pemahaman benar-benar dibangun oleh siswa melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Problem Based
learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis yang berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan Problem Based learning, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa,
tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari
buku teks. Dengan menerapkan Problem Based learning, siswa tak hanya belajar
dari teks tulis, tetapi juga bisa dari sumber dan media yang lain serta diberi
kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber apapun.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi penulis dalam mempresentasikan Best Practice ini.terutama
adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model Problem Based learning.
Sehingga mereka belum sepenuhnya bisa memecahkan masalah. Dalam hal ini masih
perlu banyak bimbingan dan masukan dari guru.
Masalah lainnya adalah penulis masih belum sepenuhnya menguasai berbagai
metoda, teknik mengajar sehingga masih harus terus mempelajari, mengkaji dan
mempraktekan dari berbagai metoda dan teknik untuk bisa mengambil kesimpulan ,
mana yang dirasa paling cocok untuk di terapkan dam proses pembelajaran
seterusnya.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Problem Based
learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru
memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat
siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan
HOTS.
Kekurang pahaman penulis dalam menguasai berbagai metoda dan teknik
dalam mempresentasikan materi dalam proses belajar mengajar, dapat diatasi
dengan mempelajari berbagai postingan para bloger di internet.
BAB IV Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.


1. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Problem Based learning
layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat
meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir
kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Problem Based
learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga
mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model
pembelajaran Problem Based learning, disampaikan rekomendasi berikut:
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia
yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://kurikulum.kemendikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-
Pembelajaran-dan-Asesmen.pdf
2. https://www.youtube.com/watch?v=1CXfkHDhbZw
3. http://youtu.be/hb12UVA0DQA?si=UzN9oP4mJeq0diE

4. https://www.kajianpustaka.com/2017/09/metode-pembelajaran-penemuan-
discovery-learning.ht ml
5. http://berita-guru-terkini.blogspot.com/2015/07/langkah-langkah-model-
discovery_12.ht ml

6. http://arisriyadi.blogspot.com/2019/08/contoh-best-practice-pada-program-pkp.ht ml

Anda mungkin juga menyukai