Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 6
Natasya Jenia Mulyadi Putri (2005456)
Neysa Ardhina (2001729)
Radita Nabilah Zahirah (2005574)
Shalsa Rahesania (2009845)
Siti Nurmala Maulina (2005973)
St. Ra’fah Indarsari (2004230)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan laporan hasil observasi
lapangan ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan
harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Adman S.Pd., M.Pd.
dan Bapak Yosep Hernawan, ST., MM., IPM. sebagai dosen pengampu mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Manajemen Perkantoran yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan laporan hasil observasi
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari observasi yang dilakukan di SMK Bakti Bangsa Bandung adalah
untuk mengetahui pengimplementasian kurikulum merdeka di SMK tersebut.
Seperti yang diketahui, kurikulum merdeka belum diterapkan secara merata di
seluruh sekolah yang ada, dan pada observasi ini merupakan kesempatan untuk
mengetahui sejauh mana kurikulum merdeka ini diimplementasikan.
3
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1.3.1. Tempat
4
BAB II
PROFIL SEKOLAH
NPSN : 20275333
Status : Swasta
Lintang : -6.8756000
Bujur : 107.5802000
Email : smkbaktibangsa01@gmail.com
5
Sarijadi Blok 1. untuk kompetensi keahlian pada awal tahun hanya satu jurusan
yaitu TKJ, tetapi dengan berjalannya waktu dan tuntutan dunia Kerja/DU-DI
maka dibuka jurusan baru yaitu AP. dalam pelaksanaan pembelajaran, SMK Bakti
Bangsa berupaya menyelaraskan perkembangan IQ,EQ dan SQ serta
perkembangan di era IPTEKS. Selain itu Para Siswa/I dibentuk dengan dasar
sebagai subjek baik dalam bergaul dengan sesame siswa maupun guru, orangtua
dan masyakarakat sekitar agar menjadi Smart and Good Citizenship.
6
BAB III
TEMUAN DI LAPANGAN
Jawab:
Apakah bapak aktif mengajar? Dan apakah dalam mata pelajaran yang
bapak ajar sudah menerapkan kurikulum merdeka?
Jawab:
Untuk saya pribadi, tidak ada perbedaan yang signifikan. Jika orientasinya
produk, dari awal mengajar hingga sekarang tetap menghasilkan produk. Jika
cara mengajarnya tidak sesuai dengan urutan bab, itu sudah
diimplementasikan, karena dalam kurikulum merdeka kita boleh memilih bab
mana yang akan disampaikan terlebih dahulu. Dan implementasinya itu dari
saya mengajar 2009 hingga sekarang polanya sama, karena jika mengejar
tamatnya materi, maka tidak akan terkejar oleh peserta didik, mungkin
sekarang baru diterpkan secara nasional.
Jawab:
7
Lalu terkait ATP, Modul Ajar, dll, apakah sudah diterapkan di sini?
Jawab:
Kalau ATP kan sudah ada darisananya, untuk modul ajar kita sudah membuat
tetapi masih pakai yang 2013, jadi masih perlu merubahnya sedikit-sedikit,
berhubung sekarang kan baru awalan, jadi masih combined dengan kurikulum
yang sebelumnya. Karena dari saya pribadi belum merasakan perbedaan
yang signifikan antara kurikulum merdeka dengan kurikulum 13.
Jawab:
Kalau itu balik lagi ke gurunya masing-masing ya, karena saya mengajar
mata pelajaran produktif, dan di mata pelajaran tersebut itu tidak ada profil
Pancasila, karena bingung untuk memasukannya. Namun, mungkin di mata
pelajaran lain seperti Ppkn, B. Indonesia, Agama sudah menerapkan.
Jawab:
Jawab:
Kalau untuk saya pribadi, belum ada perbedaan yang signifikan karena dari
dahulu output pembelajaran sudah produk, tetapi dari rekan-rekan yang lain
8
akan ada peningkatan pembelajaran yang cukup signifikan. Semuanya
tergantung juga pada konteks pelajarannya. Mungkin yang sekarang jadi
kendala terbesar adalah minat belajar peserta didik, makin ke sini minat
belajar peserta didik makin turun.
Jawab:
Jawab:
Evaluasi bertahap biasanya dilakukan setelah ujian tulis, UTS dan UAS. Hasil
evaluasinya adalah yang sudah dijelaskan tadi, bahwa minat belajar peserta
didik turun hingga beberapa peserta didik mengundurkan diri karena merasa
tuntutan tugas yang banyak dan merasa tidak mampu untuk melakukannya
dan lebih memilih kerja daripada melanjutkan sekolah.
Jawab:
Menurut saya pribadi, mungkin harus ada dukungan dari keluarga peserta
didik. Rencana kami adalah menunggu hingga ujian akhir selesai, kemudian
dievaluasi, dan jika hasilnya tidak meningkat, maka akan melakukan
pemanggilan orang tua untuk mengetahui masalah anak.
9
Apakah ada keluhan dari guru-guru terkait penyusunan modul ajar dan
lain sebagainya?
Jawab:
Jawab:
Jawab:
10
Sebenarnya hampir sama dengan kurikulum 13, tidak ada yang berubah,
hanya saja metode ajarnya yang berbeda, di mana lebih menekankan
pembuatan produk.
Jawab:
11
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
.Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran
intrakurikuler yang beragam. Di mana konten akan lebih optimal agar peserta
didik mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari
sesuai passion yang dimilikinya. Namun berdasarkan observasi yang kami
lakukan ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan. Jika orientasinya produk,
dari tahun-tahun sebelumnya hingga sekarang tetap menghasilkan produk. Jika
cara mengajarnya tidak sesuai dengan urutan bab, SMK Bakti Bangsa sudah
mengimplementasikannya, karena dalam kurikulum merdeka kita boleh memilih
bab mana yang akan disampaikan terlebih dahulu. Selain itu, tidak sedikit peserta
didik yang mengeluh mengenain tugas dengan output produk ini. Kemudian, yang
menjadi kendala terbesar adalah ketika semua guru memberikan tugas produk
dalam waktu yang bersamaan. Hambatan yang dialami oleh SMK Bakti Bangsa
dalam menerapkan kurikulum merdeka adalah jumlah tenaga pendidik yang tidak
memadai untuk melaksanakan kurikulum merdeka secara utuh, kemudian
sosialisasi yang dilakukan pemerintah mengenai kurikulum merdeka terhadap
sekolah tidak diterima secara sepenuhnya sehingga memunculkan kebingungan
dalam pelaksanaannya itu sendiri, serta motivasi siswa untuk belajar terbilang
kurang dikarenakan faktor lingkungan juga keluarganya itu sendiri yang kurang
mendukung dalam hal pendidikan.
4.2. Saran
Untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka, tentu terlebih dahulu harus
mengasah ataupun mempersiapkan aspek utama yang paling penting dalam
pelaksanaannya, yaitu guru itu sendiri sebagai tenaga pendidik yang harus
12
memiliki kemampuan pedagogik dan juga menguasai kurikulum merdeka itu
sendiri. Kemudian, selain dari aspek sekolah itu sendiri, dari pemerintah pun
harus terlebih dahulu mematangkan kurikulum merdeka dengan melakukan
sosialisasi dan juga pelatihan yang merata dan secara utuh ke seluruh aspek yang
menjadi faktor keberhasilan pengimplementasian kurikulum merdeka itu sendiri
sebelum menerapkan kurikulum tersebut. Terlepas dari faktor sekolah dan juga
pemerintah, peran orang tua dan lingkungan pun menjadi aspek penting dalam
pengimplementasian kurikulum merdeka, sehingga faktor internal dan eksternal
berjalan dengan seimbang untuk menjalankan kurikulum yang diterpkan.
13