Disusun Oleh :
201300183
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Perencanaan ....................................................................................................................... 3
2.1 Profil Sekolah ............................................................................................................... 3
2.2 Kondisi Fisik, Sarana, dan Prasarana Sekolah ............................................................. 4
2.3 Sumber Daya Manusia.................................................................................................. 4
2.4 Kurikulum ..................................................................................................................... 5
2.5 Program Kegiatan Belajar ........................................................................................... 5
B. Pelaksanaan ....................................................................................................................... 6
2.6 Peran guru di kelas inklusi............................................................................................ 6
2.7 Peran kepala sekolah dalam sekolah inklusi................................................................. 7
2.8 Karakterisik ABK ......................................................................................................... 8
2.9 Cara guru menghadapi ABK ........................................................................................ 8
2.10 Hambatan-hambatan ................................................................................................... 9
2.11 Proses Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................................ 9
2.12 Ekstrakurikuler ......................................................................................................... 10
2.13 Prestasi Sekolah ........................................................................................................ 11
C. Evaluasi ........................................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 15
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan nikmat-Nya, sehingga laporan hasil observasi Implementasi Pelaksanaan Pendidikan
Inklusi SLB-B YPPALB Kota Magelang bisa terselesaikan.
Dalam penulisan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun
mohon maaf sebesar-besarnya karena masih dalam proses belajar. Saran dan kritik dari
pembaca sangat penyusun butuhkan untuk bahan evaluasi selanjutnya.
Penyusun,
Sintiya Rizki Aisah
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang
memiliki kebutuhan khusus (ABK/penyandang cacat) untuk belajar bersama-sama dengan
anak-anak lain sebayanya di sekolah umum. Pada dasarnya pendidikan inklusif
didasarkan pada hak asasi sosial, artinya pendidikan inklusif menerapkan sistem yang
harus mengikuti minat dan kebutuhan anak. Menurut Konferensi Dunia tentang
Pendidikan Luar Biasa pada bulan Juni 1994 di Salamanca bahwa prinsip mendasar dari
pendidikan inklusif adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar
bersama-sama tanpa memandang kesulitan atau pun perbedaan yangada pada mereka.
Saat ini tentunya banyak sekolah yang menerapkan sekolah inklusi. Sekolah inklusi
adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
(ABK). Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar
di kelas yang sama dan mendapat pendidikan yang serupa.
SLB-B YPPALB Kota Magelang adalah salah satu sekolah yang diperuntukan bagi
ABK ( Anak Berkebutuhan Khusus ) dan telah menggunakan sistem pendidikan inklusi.
Sekolah ini telah memberikan layanan bagi ABK sesuai dengan kondisi peserta didik dan
kurikulum yang ada.
1
8. Apa saja karakterisik ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
9. Bagaimana cara guru menghadapi ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
10. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
11. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh pendidik di dalam
kelas?
12. Bagaimana prestasi yang dicapai SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
3
4. Memperluas jejaring (net working) dalam upaya mengembangkan,
meningkatkan mutu dan mensosialisasikan pendidikan khusus di
masyarakat.
1. Ruang Kelas 12 - - - 12
2. Ruang Perpustakaan 2 - - - 2
3. Ruang Laboratorium 2 - - - 2
4. Ruang Praktik 2 - - - 1
5. Ruang Pimpinan 1 - - - 1
6. Ruang Guru 1 - - - 1
7. Ruang Ibadah 1 - - - 1
8. Ruang UKS 1 - - - 1
9. Ruang Toilet 2 - - - 2
10. Ruang Gudang 2 - - - 2
11. Ruang Tata Usaha 1 - - - 1
12. Ruang Bangunan 1 - - - 1
Jumlah 28 - - - 28
Untuk fasilitas yang dibutuhkan Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) di SLB-
B YPPALB Kota Magelang sudah difasilitasi oleh pemerintah. Untuk ABK biasanya
di sekolah diberi fasilitas pendeteksi atau alat ukur pendengaran anak. Jadi, dapat
memudahkan guru mengetahui perkembangan anak.
4
Uraian Jumlah
Laki-laki 36
Perempuan 24
Total 60
2.4 Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SLB-B YPPALB Kota Magelang adalah
kurikulum yang sudah dibuat oleh Kemendikbud yang sudah didesain
berdasarkan kebutuhan ABK, yaitu kurikulum 2013. Apabila di lapangan
ditemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kurikulum tersebut bisa diubah dan
disesuaikan dengan kondisi anak atau bisa dikatakan menggunakan kurikulum
modifikasi.
5
g). Seni Budaya dan Keterampilan
i). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
B. Pelaksanaan
Kedua ada peran guru mata pelajaran yang memiliki tugas tersendiri di
sekolah ini seperti menyusun rencana pembelajaran atau program pembelajaran
individual (PPI) bersama guru pembimbing khusus (GPK), memberikan program
remedi pengajaran (remedial reaching), pengayaan atau percepatan bagi peserta didik
yang membutuhkan, menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga anak-anak
merasa nyaman belajar di kelas atau sekolah, dan menyusun dan melaksanakan
asesmen akademik pada semua anak untuk mengetahui kemampuan dan
kebutuhannya.
6
Selanjutnya terdapat pula peran guru pembimbing khusus yang memiliki tugas
seperti menyusun program pembelajaran individual bagi peserta didik berkebutuhan
khusus bersama guru kelas dan guru mata pelajaran, memberikan bantuan layanan
khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi ataupun pengayaan,
melaksanakan pembelajaran khusus di ruang sumber bagi peserta didik yang
membutuhkan, membangun sistem koordinasi dan kaloborasi antar dan inter tenaga
pendidikan dan kependidikan serta masyarakat, menyusun instrumen asesmen
akademik dan non akademik bersama guru kelas dan guru mata pelajaran dan
menyusun program layanan kompensantoris bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
7
2.8 Karakterisik ABK
Berikut ini karaktersitik ABK Tunanetra dan Tunarungu sesuai latar belanag
sekolah SLB-B YPPALB Kota Magelang yang menangani ABK golongan B.
Karakteristik Tunanetra :
Karakteristik Tunarungu :
1. Tidak mendengar
2. Tidak/kurang tanggap terhadap suara atau bila diajak bicara
3. Ucapan kata tidak jelas
4. Banyak perhatian terhadap getaran
5. Sering menggunakan isyarat dlm berkomunikasi
6. Tidak ada/terlambat dalam perkembangan bahasa
7. Memiliki kualitas suara yg aneh/ biasanya tinggi melengking
8. Ada kelainan organis pd telinga (lubang tertutup, telinga kecil dll.)
8
orang tua tentang segalanya yang berkaitan dengan siswa, dan melibatkan anak didik
dalam membuat rencana serta keputusan.
2.10 Hambatan-hambatan
Hambatan yang di hadapi guru di SLB-B YPPALB Kota Magelang seperti
kesulitan dalam belajar mengajar, kurang pahamnya guru terhadap ABK, kurangnya
guru pendamping kelas, kurangnya kompetensi guru dalam menangani ABK, beban
administrasi yang berat bagi guru, dan kurangnya kesabaran guru terhadap ABK.
Untuk hambatan yang dihadapi pemerintah dan sarana prasarana, tidak ada
karena jika kurikulum yang diberikan pemerintah tidak sesuai maka sekolah akan
membuat kurikulum modifikasi, sedangkan untuk sarana prasarana di SLB-B
YPPALB Kota Magelang sudah memadahi. Sedangkan hambatan yang dihadapi guru,
siswa, dan orang tua bisa terjadi karena kurangnya hubungan komunikasi seperti rapat
rutin yang jarang diadakan.
9
melakukan interaksi dan diskusi sesuai dengan bahan ajar yang dikaji.
Saat masuk bangku sekolah dasar siswa tidak langsung diperkenalkan huruf
atau angka tetapi siswa dibiarkan untuk merasakan kenyamanan dalam hal sekolah
terlebih dahulu, siswa diberi kebebasan untuk bermain, mengenal teman, dan
lingkungan barunya di dunia sekolah. Setelah siswa sudah merasa senang dan nyaman
dengan dunianya barulah guru memperkenalkan huruf dan angka. Penyampaian
materi pelajaran umum di SLB tentu cukup lama, sebab di SLB anak dimatangkan
terlebih dahulu dalam mengenal huruf dan angka, sehingga interaksi guru dan siswa
bisa terkomunikasikan dengan baik.
Namun, selama masa pandemi ini yang hampir berjalan 2 tahun sekolah
memberlakukan belajar dirumah atau secara daring. Dalam hal pembelajaran secara
daring ternyata siswa SLB-B YPPALB Kota Magelang mampu melaksanakannya
dengan baik sama seperti sekolah lain atau reguler, siswa SLB tidak kalah dalam
penggunaan IT seperti gadget, siswa mampu mengoperasikan gadget dengan mudah
seperti mengoperasikan whatsapp, google meet, dan zoom.
2.12 Ekstrakurikuler
Pada umumnya sekolah ini memiliki ektrakurikuler wajib pramuka. Untuk
ektrakurikuler lain, sekolah ini selalu menyediakan atau memfasilitasi siswanya dalam
menggali potensi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Misalnya, ada siswa yang
10
pandai menari, maka sekolah ini akan terus melatih anak menari dan memfasilitasi,
ada juga yang berbakat dalam hal membatik, melukis, pencak silat, dan lainnya.
C. Evaluasi
Pada dasarnya aspek evaluasi di SLB-B YPPALB Kota Magelang yang
dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang dan proporsional sesuai tuntutan dari Kompetensi
Dasar dan standar isi kurikulum reguler. Anak berkebutuhan Khusus (ABK)
mendapat layanan pembelajaran dan evaluasi dengan kisi-kisi yang dibuat oleh guru
pendamping siswa. Evaluasi siswa dilaksanakan berdasarkan kalender akademik
pendidikan bentuknya meliputi Ulangan Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS)
Ganjil, Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil, (UTS) Genap, dan Ujian Akhir Semester
(UAS) Genap. Hasil Evaluasi dijadikan guru pendamping dan guru bidang studi
sebagai dasar melaksanakan PPI. Sehingga beberapa siswa ABK akan dievaluasi
dengan soal yang berbeda. Ujian Akhir Nasional bagi siswa ABK disesuaikan dengan
kemampuan siswa berkebutuhan khusus. Selain berada dalam ruangan khusus, siswa
ABK juga didampingi pengawas dan guru pendamping dari SD Plus. Laporan
evaluasi siswa inklusi berupa laporan harian, bulanan, triwulan dan semester. Raport
semester siswa Inklusi ada dua 1) raport siswa regular. 2) Raport Narasi yang berupa :
Analisa Psikologi dan Deskripsi Nilai Ulangan Akhir Semester.
11
contoh positif pada siswa lain untuk memberikan perlakuan yang sama pada teman-
temannya. Terlihat adanya komunikasi yang baik antara siswa dengan guru maupun
antara guru dengan guru pendamping khusus. Situasi ini memunculkan rasa aman
pada siswa ABK dan merasa diterima oleh lingkungannya. Berdasarkan data
dilapangan terkait dengan menciptakan budaya inklusi di sekolah, tampaknya secara
umum bisa dikatakan pada sekolah-sekolah yang menjadi sasaran penelitian ini sudah
menunjukkan budaya inklusivitas. Semua elemen saling bekerjasama dan sangat
menyadari keberadaan siswa ABK, dapat menerima kondisi kekurangan mereka dan
dapat menjadikan mereka bagian dari setiap aktivitas sekolah.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengakomodasi semua anak dengan
tidak memperdulikan keadaan fisik, ekonomi, maupun sosialnya, dengan melakukan
proses penyesuaian lingkungan terhadap individu masing-masing. Salah satu
penyelenggara pendidikan inklusif adalah SLB-B YPPALB Kota Magelang.
Sekolah ini menerima ABK, dan memberikan hak kepada ABK untuk bersekolah,
selain itu sekolah memberikan fasilitas yang dibutuhkan serta menyesuaikan
penyampaian materi kurikulum untuk ABK sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
observasi di SLB-B YPPALB Kota Magelang terdapat peran guru kelas dalam
sekolah tersebut seperti guru kelas yang memiliki peran yaitu, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut dengan rencana pembelajaran
yang telah ditetapkan, guru kelas berperan nak merasa nyaman belajar dikelas atau
sekolah, menyusun dan melaksanakan asesmen akademik dan non akademik pada
semua anak untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhannya bersama guru
pembimbing khusus (GPK), menyusun rencana pembelajaran atau program
pembelajaran individual (PPI) bersama sama dengan GPK, memberikan program
pembelajaran remidial (remedial teaching) penganyaan atau percepatan sesuai
kebutuhan peserta didik, melaksanakan administrasi kelas sesuai dengan bidang
tugasnya, menyusun program dan melaksanakan praktik bimbingan bagi semua
siswa.
Selanjutnya terdapat pula peran guru pembimbing khusus yang memiliki tugas
seperti menyusun program pembelajaran individual bagi peserta didik berkebutuhan
khusus bersama guru kelas dan guru mata pelajaran, memberikan bantuan layanan
khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi ataupun pengayaan,
melaksanakan pembelajaran khusus di ruang sumber bagi peserta didik yang
membutuhkan, membangun sistem koordinasi dan kaloborasi antar dan inter tenaga
pendidikan dan kependidikan serta masyarakat, menyusun instrumen asesmen
13
akademik dan non akademik bersama guru kelas dan guru mata pelajaran dan
menyusun program layanan kompensantoris bagi peserta didik berkebutuhan
khusus.
3.2 Saran
Guru diharapkan dapat lebih memahami segala aspek yang berkaitan dengan
inklusi, juga dapat lebih mengkondusifkan dan mengefektifkan proses belajar
mengajar di kelas.
3. Saran untuk masyarakat
14
LAMPIRAN
15
16
17
18
Prestasi dan karya siswa SLB-B YPPALB Kota Magelang
19
20
Contoh Silabus Pendidikan Agama Islam SDLB-YPPALB Kota Magelang
21
22
Contoh RPP Mata Pelajaran Agama Islam
23
24
25
26
Contoh Silabus Terbaru
27
28
29
30
Contoh RPP Terbaru
31
32
33
34