Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN HASIL OBSERVASI

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI

SLB-B YPPALB KOTA MAGELANG

Diajukan untuk Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pendidikan Inklusi

Dosen Pembimbing : An-Nisa Apriani, S.Pd,M.Pd.

Disusun Oleh :

Sintiya Rizki Aisah

201300183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Perencanaan ....................................................................................................................... 3
2.1 Profil Sekolah ............................................................................................................... 3
2.2 Kondisi Fisik, Sarana, dan Prasarana Sekolah ............................................................. 4
2.3 Sumber Daya Manusia.................................................................................................. 4
2.4 Kurikulum ..................................................................................................................... 5
2.5 Program Kegiatan Belajar ........................................................................................... 5
B. Pelaksanaan ....................................................................................................................... 6
2.6 Peran guru di kelas inklusi............................................................................................ 6
2.7 Peran kepala sekolah dalam sekolah inklusi................................................................. 7
2.8 Karakterisik ABK ......................................................................................................... 8
2.9 Cara guru menghadapi ABK ........................................................................................ 8
2.10 Hambatan-hambatan ................................................................................................... 9
2.11 Proses Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................................ 9
2.12 Ekstrakurikuler ......................................................................................................... 10
2.13 Prestasi Sekolah ........................................................................................................ 11
C. Evaluasi ........................................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 15

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan nikmat-Nya, sehingga laporan hasil observasi Implementasi Pelaksanaan Pendidikan
Inklusi SLB-B YPPALB Kota Magelang bisa terselesaikan.

Laporan ini penyusun buat untuk memenuhi keperluan pembelajaran mengenai


pendidikan inklusi. Tugas yang diberikan merupakan syarat dalam melengkapi tugas mata
kuliah Pendidikan Inklusi. Laporan yang penyusun buat ini diharapkan dapat menjadi salah
satu sumber pembelajaran sebagai identifikasi sekolah berbasis pendidikan inklusi, dengan
setiap bab nya telah dibahas berdasarkan sumber teori dan prinsip umum, serta hasil
observasi yang telah dilakukan.

Dalam penulisan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun
mohon maaf sebesar-besarnya karena masih dalam proses belajar. Saran dan kritik dari
pembaca sangat penyusun butuhkan untuk bahan evaluasi selanjutnya.

Yogyakarta, 14 September 2021

Penyusun,
Sintiya Rizki Aisah

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang
memiliki kebutuhan khusus (ABK/penyandang cacat) untuk belajar bersama-sama dengan
anak-anak lain sebayanya di sekolah umum. Pada dasarnya pendidikan inklusif
didasarkan pada hak asasi sosial, artinya pendidikan inklusif menerapkan sistem yang
harus mengikuti minat dan kebutuhan anak. Menurut Konferensi Dunia tentang
Pendidikan Luar Biasa pada bulan Juni 1994 di Salamanca bahwa prinsip mendasar dari
pendidikan inklusif adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar
bersama-sama tanpa memandang kesulitan atau pun perbedaan yangada pada mereka.
Saat ini tentunya banyak sekolah yang menerapkan sekolah inklusi. Sekolah inklusi
adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
(ABK). Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar
di kelas yang sama dan mendapat pendidikan yang serupa.
SLB-B YPPALB Kota Magelang adalah salah satu sekolah yang diperuntukan bagi
ABK ( Anak Berkebutuhan Khusus ) dan telah menggunakan sistem pendidikan inklusi.
Sekolah ini telah memberikan layanan bagi ABK sesuai dengan kondisi peserta didik dan
kurikulum yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana profil SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
2. Bagaimana kondisi fisik serta sarana prasarana SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
3. Bagaimana Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang terdapat di SLB-B YPPALB Kota
Magelang ?
4. Bagaimana kurikulum yang digunakan di SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
5. Bagaimana program kegiatan belajar yang diberikan kepada peserta didik di SLB-B
YPPALB Kota Magelang ?
6. Bagaimana peran guru di kelas SLB-B YPPALB Kota Magelang?
7. Bagimana peran kepala sekolah dalam sekolah inklusi ?

1
8. Apa saja karakterisik ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
9. Bagaimana cara guru menghadapi ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
10. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi SLB-B YPPALB Kota Magelang ?
11. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh pendidik di dalam
kelas?
12. Bagaimana prestasi yang dicapai SLB-B YPPALB Kota Magelang ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengeahui profil dari SLB-B YPPALB Kota Magelang
2. Memaparkan kondisi fisik serta sarana dan prasarana SLB-B YPPALB Kota
Magelang
3. Menjelaskan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang dimiliki SLB-B YPPALB Kota
Magelang
4. Menjelaskan kurikulum yang diterapkan SLB-B YPPALB Kota Magelang
5. Menerangkan program kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh pendidik di
SLB-B YPPALB Kota Magelang
6. Menjelaskan peran guru di kelas SLB-B YPPALB Kota Magelang
7. Menjelaskna peran kepala sekolah dalam sekolah inklusi
8. Memaparkan karakterisik ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang
9. Menjelaskan cara guru menghadapi ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang
10. Menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi SLB-B YPPALB Kota Magelang
11. Menjelaskan proses belajar mengajar yang diterapkan pendidik di dalam kelas
12. Menjelaskan prestasi yang telah dicapai SLB-B YPPALB Kota Magelang

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan

2.1 Profil Sekolah


1. Nama Sekolah : SLB-B YPPALB Kota Magelang
2. NPSN : 20327556
3. Alamat Sekolah : Jl. Cemara Tujuh, No. 34a, Kota Magelang
4. Desa/Kelurahan : Kedungsari
5. Kecamatan/Kota : Kec. Magelang Utara
6. Kab./Kota : Kota Magelang
7. Kode Pos : 56114
8. Nomor Telepon : ( 0293 ) 362547
9. Tahun Berdiri : 1997
10. Status Sekolah : Swasta
11. Jenjang Pendidikan : SLB
12. Akreditasi :B
13. Visi :
Mewujudkan Pelayanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu
Wicara yang Optimal sehingga dapat berdikari dalam berperan serta hidup
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
14. Misi :
1. Memberi kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus tunarungu wicara
untuk memperoleh pendidikan khusus sesuai dengan potensi dan
kemamuan serta kemampuan yang dimiliki.
2. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus
tunarungu wicara agar memiliki pengetahuan, pengalaman, ketrampilan
serta keimanan sebagai bekal hidup dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Meningkatkan manajemen sekolah, pengelola dan tenaga kependidikan
yang ada untuk memberikan pelayanan yang optimal dan profesional
terhadap peserta didik dan masyarakat

3
4. Memperluas jejaring (net working) dalam upaya mengembangkan,
meningkatkan mutu dan mensosialisasikan pendidikan khusus di
masyarakat.

2.2 Kondisi Fisik, Sarana, dan Prasarana Sekolah


Sekolah SLB-B YPPALB Kota Magelang memiliki luas tanah 1 m2. SLB-B
YPPALB Kota Magelang juga memiliki beberapa ruangan dan kondisi fisiknya yang
baik, seperti :
Keadaan Fisik Rusak
No Bangunan Baik Ringan Sedang Berat Jumlah

1. Ruang Kelas 12 - - - 12
2. Ruang Perpustakaan 2 - - - 2
3. Ruang Laboratorium 2 - - - 2
4. Ruang Praktik 2 - - - 1
5. Ruang Pimpinan 1 - - - 1
6. Ruang Guru 1 - - - 1
7. Ruang Ibadah 1 - - - 1
8. Ruang UKS 1 - - - 1
9. Ruang Toilet 2 - - - 2
10. Ruang Gudang 2 - - - 2
11. Ruang Tata Usaha 1 - - - 1
12. Ruang Bangunan 1 - - - 1
Jumlah 28 - - - 28
Untuk fasilitas yang dibutuhkan Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) di SLB-
B YPPALB Kota Magelang sudah difasilitasi oleh pemerintah. Untuk ABK biasanya
di sekolah diberi fasilitas pendeteksi atau alat ukur pendengaran anak. Jadi, dapat
memudahkan guru mengetahui perkembangan anak.

2.3 Sumber Daya Manusia


a. Data Siswa SLB-B YPPALB Kota Magelang
Berdasarkan hasil observasi di lapangan diketahui bahwa jumlah peserta
didik di SLB-B YPPALB Kota Magelang sebagai berikut :

4
Uraian Jumlah
Laki-laki 36
Perempuan 24
Total 60

b. Data Pengajar dan Staff SLB-B YPPALB Kota Magelang


Data berdasarkan Dapodik Per Tanggal 16 September 2021 :
Uraian Guru Tendik PTK
Laki-laki 3 1 4
Perempuan 7 3 10
Total 10 4 14

Data berdasarkan observasi :


Berdasarkan hasil observasi bahwa 90% guru di SLB-B YPPALB Kota
Magelang merupakan guru khusus yang diciptakan untuk menangani Anak
Berkebutuhan Khusus ( ABK ) yang sudah sesuai ijazah dan legalitasnya.
Ada sekitar 16 guru dan karyawan, dan sekitar 14 tenaga tambahan.

2.4 Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SLB-B YPPALB Kota Magelang adalah
kurikulum yang sudah dibuat oleh Kemendikbud yang sudah didesain
berdasarkan kebutuhan ABK, yaitu kurikulum 2013. Apabila di lapangan
ditemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kurikulum tersebut bisa diubah dan
disesuaikan dengan kondisi anak atau bisa dikatakan menggunakan kurikulum
modifikasi.

2.5 Program Kegiatan Belajar


a. Mata Pelajaran
1. Mata pelajaran umum :
a). Pendidikan Agama
b). Pendidikan Kewarganegaraan
c). Bahasa Indonesia
d). Matematika
e). Ilmu Pengetahuan Alam
f). Ilmu Pengeahuan Sosial

5
g). Seni Budaya dan Keterampilan
i). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

2. Muatan pelajaran lokal :

a). Bahasa Jawa

b. Lama Kegiatan Pembelajaran

Lama kegiatan pembelajaran di SLB-YPPALB Kota Magelang hanya 50% dan


50% untuk layanan kompensasi atau terapi, contoh mata pelajaran terapi tuna rungu
40% materi pelajaran dan sisanya untuk terapi literasi, bahasa isyarat, dan
keterampilan lain.

B. Pelaksanaan

2.6 Peran guru di kelas inklusi


Dalam observasi di SLB-B YPPALB Kota Magelang terdapat peran guru
kelas dalam sekolah tersebut seperti guru kelas yang memiliki peran yaitu,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut dengan rencana
pembelajaran yang telah ditetapkan, guru kelas berperan nak merasa nyaman belajar
dikelas atau sekolah, menyusun dan melaksanakan asesmen akademik dan non
akademik pada semua anak untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhannya
bersama guru pembimbing khusus (GPK), menyusun rencana pembelajaran atau
program pembelajaran individual (PPI) bersama sama dengan GPK, memberikan
program pembelajaran remidial (remedial teaching) penganyaan atau percepatan
sesuai kebutuhan peserta didik, melaksanakan administrasi kelas sesuai dengan
bidang tugasnya, menyusun program dan melaksanakan praktik bimbingan bagi
semua siswa.

Kedua ada peran guru mata pelajaran yang memiliki tugas tersendiri di
sekolah ini seperti menyusun rencana pembelajaran atau program pembelajaran
individual (PPI) bersama guru pembimbing khusus (GPK), memberikan program
remedi pengajaran (remedial reaching), pengayaan atau percepatan bagi peserta didik
yang membutuhkan, menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga anak-anak
merasa nyaman belajar di kelas atau sekolah, dan menyusun dan melaksanakan
asesmen akademik pada semua anak untuk mengetahui kemampuan dan
kebutuhannya.

6
Selanjutnya terdapat pula peran guru pembimbing khusus yang memiliki tugas
seperti menyusun program pembelajaran individual bagi peserta didik berkebutuhan
khusus bersama guru kelas dan guru mata pelajaran, memberikan bantuan layanan
khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi ataupun pengayaan,
melaksanakan pembelajaran khusus di ruang sumber bagi peserta didik yang
membutuhkan, membangun sistem koordinasi dan kaloborasi antar dan inter tenaga
pendidikan dan kependidikan serta masyarakat, menyusun instrumen asesmen
akademik dan non akademik bersama guru kelas dan guru mata pelajaran dan
menyusun program layanan kompensantoris bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

2.7 Peran kepala sekolah dalam sekolah inklusi


Sebagai sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif dan terbuka akan
keberterimaan, dan keberagaman, serta perbedaan individu SLB-B YPPALB Kota
Magelang melalui pengawasan kepala sekolah, guru-guru umum akan memberikan
bimbingan yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak. Peran
kepala sekolah menjadi sangat strategis karena harus memimpin dan sekaligus
memberdayakan sumber daya manusia yang ada secara langsung, menumbuhkan
kesadaran akan perbedaan individu berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dengan
cara menyediakan program-program dan fasilitasi yang riil untuk terlaksananya
pendidikan inklusi di sekolah, harus selalu mengadakan hubungan dengan orang
ditempat kerjanya terutama yang dipimpinnya, memberikan bekal kemampuan kepada
guru-guru umum yang ada agar memiliki kemampuan mengidentifikasi anak
berkebutuhan khusus, yang tentu merupakan salah satu peran utama kepala sekolah
dalam mendorong, memberikan dukungan terhadap terlaksananya pendidikan inklusi
di sekolah yang dipimpinnya. Program yang di buat kepala sekolah adalah program
yang dapat menjadi keteladanan akan cara-cara memperlakukan dan keberterimaan
terhadap anak berkebutuhan khusus, komitmen dan kesanggupan dalam
mempersiapkan fasilitas fisik bangunan, dan memberikan pencerahan bagi anak-anak
umumnya

7
2.8 Karakterisik ABK
Berikut ini karaktersitik ABK Tunanetra dan Tunarungu sesuai latar belanag
sekolah SLB-B YPPALB Kota Magelang yang menangani ABK golongan B.
Karakteristik Tunanetra :

1. Sering meraba-raba kesandung waktu berjalan dan mendapat kesulitan


mengambil benda didekatnya.
2. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/seperti bersisik/kering
3. Peradangan hebat pada kedua mata
4. Tidak dapat melihat (tunanetra total)
5. Kelainan pertumbuhan pada kedua mata
6. Mata bergoyang terus

Karakteristik Tunarungu :

1. Tidak mendengar
2. Tidak/kurang tanggap terhadap suara atau bila diajak bicara
3. Ucapan kata tidak jelas
4. Banyak perhatian terhadap getaran
5. Sering menggunakan isyarat dlm berkomunikasi
6. Tidak ada/terlambat dalam perkembangan bahasa
7. Memiliki kualitas suara yg aneh/ biasanya tinggi melengking
8. Ada kelainan organis pd telinga (lubang tertutup, telinga kecil dll.)

2.9 Cara guru menghadapi ABK


Guru kelas bertanggung jawab memberikan lebih banyak pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus, guru harus bisa menangani anak berkebutuhan khusus
baik guru kelas, guru mata pelajaran, maupun guru pembimbing. Cara penanganan
anak berkebutuhan khusus yang dapat dilakukan SLB-B YPPALB Kota Magelang,
seperti mempelajari dan memahami tipe-tipe anak berkebutuhan khusus, mencari
dukungan yang tersedia, memberikan perhatian pada anak, merencanakan dan
menyusun kelas yang efektif, memberi semangat dan motivasi belajar bagi anak,
memantau anak dalam pembelajaran, dan memiliki ekspekasi positif terhadap
pembelajaran, menggunakan sarana prasarana seperti media pembelajaran untuk
mendukung belajar anak, bersikap fleksibel saat mengajar, berkomunikasi dengan

8
orang tua tentang segalanya yang berkaitan dengan siswa, dan melibatkan anak didik
dalam membuat rencana serta keputusan.

2.10 Hambatan-hambatan
Hambatan yang di hadapi guru di SLB-B YPPALB Kota Magelang seperti
kesulitan dalam belajar mengajar, kurang pahamnya guru terhadap ABK, kurangnya
guru pendamping kelas, kurangnya kompetensi guru dalam menangani ABK, beban
administrasi yang berat bagi guru, dan kurangnya kesabaran guru terhadap ABK.

Hambatan yang di hadapi orang tua di SLB-B YPPALB Kota Magelang


seperti kurangnya kepedulian orang tua terhadap anak ABK, pengasuhan orang tua
tunggal, kurangnya pemahaman orang tua terhadap ABK, dan kurangnya toleransi
orang tua dengan ABK.

Hambatan yang di hadapi ABK di SLB-B YPPALB Kota Magelang seperti


ABK mengalami kesulitan dalam pembelajaran, sikap ABK yang belum mematuhi
peraturan, dan jumlah ABK yang berlebihan dalam satu kelasnya.

Untuk hambatan yang dihadapi pemerintah dan sarana prasarana, tidak ada
karena jika kurikulum yang diberikan pemerintah tidak sesuai maka sekolah akan
membuat kurikulum modifikasi, sedangkan untuk sarana prasarana di SLB-B
YPPALB Kota Magelang sudah memadahi. Sedangkan hambatan yang dihadapi guru,
siswa, dan orang tua bisa terjadi karena kurangnya hubungan komunikasi seperti rapat
rutin yang jarang diadakan.

2.11 Proses Kegiatan Belajar Mengajar


Proses pembelajaran dikelas disesuaikan dengan kurikulum yang telah
disepakati berdasarkan minat dan bakat siswa. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah hubungan baik dan harmonis yang terjalin di dalam kelas
antara guru dengan siswa dan hubungan siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Guru harus bisa memahami maksud dan keinginan siswa dalam menjalani
proses belajar mengajar dikelas, hal ini bertujuan agar siswa dapat mencapai
indikator keberhasilan pembelajaran. Sekolah menerapkan proses belajar dengan
membiasakan siswa bersaing secara sportif kepada semua siswa, hal ini
bertujuan agar anak mampu melatih rasa percaya diri. Kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan di kelas dilakukan secara dua arah, guru dan siswa saling

9
melakukan interaksi dan diskusi sesuai dengan bahan ajar yang dikaji.

Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) di SLB-B YPPALB Kota Magelang


disesuikan dengan golongan ABK anak, SLB-B YPPALB Kota Magelang ini
memiliki latar belakang untuk menangani ABK golongan B yaitu tuna rungu. Jadi
untuk KBM harus disesuaikan dengan golongan ABK. Pada umunya KBM di SLB ini
sama dengan sekolah dasar lain, yang beroperasional dari Senin sampai Sabtu, dan
mata pelajaran yang sama, hanya saja untuk mata pelajaran umum hanya sekitar 60%
saja yang mana Senin sampai Rabu mata pelajaran umum, Kamis sampai Sabtu untuk
layanan terapi. Contoh di sekolah tersebut selain pelajaran umum ada juga pelajaran
khusus terapi untuk tuna rungu yang sesuai dengan latar belajar sekolah tersebut yaitu
pelajaran artikulasi atau pelatihan berbicara, materi ini belajar bagaimana cara
mengucapkan bunyi atau berbicara dengan isyarat, juga terapi lain yang bertujuan
menyembuhkan ABK tersebut.

Saat masuk bangku sekolah dasar siswa tidak langsung diperkenalkan huruf
atau angka tetapi siswa dibiarkan untuk merasakan kenyamanan dalam hal sekolah
terlebih dahulu, siswa diberi kebebasan untuk bermain, mengenal teman, dan
lingkungan barunya di dunia sekolah. Setelah siswa sudah merasa senang dan nyaman
dengan dunianya barulah guru memperkenalkan huruf dan angka. Penyampaian
materi pelajaran umum di SLB tentu cukup lama, sebab di SLB anak dimatangkan
terlebih dahulu dalam mengenal huruf dan angka, sehingga interaksi guru dan siswa
bisa terkomunikasikan dengan baik.

Namun, selama masa pandemi ini yang hampir berjalan 2 tahun sekolah
memberlakukan belajar dirumah atau secara daring. Dalam hal pembelajaran secara
daring ternyata siswa SLB-B YPPALB Kota Magelang mampu melaksanakannya
dengan baik sama seperti sekolah lain atau reguler, siswa SLB tidak kalah dalam
penggunaan IT seperti gadget, siswa mampu mengoperasikan gadget dengan mudah
seperti mengoperasikan whatsapp, google meet, dan zoom.

2.12 Ekstrakurikuler
Pada umumnya sekolah ini memiliki ektrakurikuler wajib pramuka. Untuk
ektrakurikuler lain, sekolah ini selalu menyediakan atau memfasilitasi siswanya dalam
menggali potensi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Misalnya, ada siswa yang

10
pandai menari, maka sekolah ini akan terus melatih anak menari dan memfasilitasi,
ada juga yang berbakat dalam hal membatik, melukis, pencak silat, dan lainnya.

2.13 Prestasi Sekolah


Prestasi SLB-B YPPALB Kota Magelang dapat dikatakan luar biasa, sebab
telah banyak prestasi yang telah ditorehkan siswa-siswi sekolah tersebut. Beberapa
prestasi yang telah berhasil diraih seperti, pramuka, melukis, membatik, menari,
membuat kerjinan tangan, dan masih banyak lagi.

C. Evaluasi
Pada dasarnya aspek evaluasi di SLB-B YPPALB Kota Magelang yang
dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang dan proporsional sesuai tuntutan dari Kompetensi
Dasar dan standar isi kurikulum reguler. Anak berkebutuhan Khusus (ABK)
mendapat layanan pembelajaran dan evaluasi dengan kisi-kisi yang dibuat oleh guru
pendamping siswa. Evaluasi siswa dilaksanakan berdasarkan kalender akademik
pendidikan bentuknya meliputi Ulangan Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS)
Ganjil, Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil, (UTS) Genap, dan Ujian Akhir Semester
(UAS) Genap. Hasil Evaluasi dijadikan guru pendamping dan guru bidang studi
sebagai dasar melaksanakan PPI. Sehingga beberapa siswa ABK akan dievaluasi
dengan soal yang berbeda. Ujian Akhir Nasional bagi siswa ABK disesuaikan dengan
kemampuan siswa berkebutuhan khusus. Selain berada dalam ruangan khusus, siswa
ABK juga didampingi pengawas dan guru pendamping dari SD Plus. Laporan
evaluasi siswa inklusi berupa laporan harian, bulanan, triwulan dan semester. Raport
semester siswa Inklusi ada dua 1) raport siswa regular. 2) Raport Narasi yang berupa :
Analisa Psikologi dan Deskripsi Nilai Ulangan Akhir Semester.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada subjek penelitian,


diperoleh informasi bahwa budaya inklusif sudah cukup terasa baik di kelas saat
proses belajar mengajar maupun di luar kelas saat jam istirahat di mana secara umum
siswa ABK dapat menjalankan aktivitasnya tanpa ada hambatan. Mereka dapat
diterima dengan baik oleh teman-temannya, beberapa siswa ABK dapat mengikuti
permainan yang dilakukan oleh teman-temannya seperti bermain bola kaki dll. Secara
umum, guru cukup paham dengan kondisi masing-masing siswanya, ada keinginan
guru untuk memberikan perhatian serta memenuhi kebutuhan semua siswa tanpa ada
perbedaan. Penilaian positif yang diberikan guru pada siswa ABK memberikan

11
contoh positif pada siswa lain untuk memberikan perlakuan yang sama pada teman-
temannya. Terlihat adanya komunikasi yang baik antara siswa dengan guru maupun
antara guru dengan guru pendamping khusus. Situasi ini memunculkan rasa aman
pada siswa ABK dan merasa diterima oleh lingkungannya. Berdasarkan data
dilapangan terkait dengan menciptakan budaya inklusi di sekolah, tampaknya secara
umum bisa dikatakan pada sekolah-sekolah yang menjadi sasaran penelitian ini sudah
menunjukkan budaya inklusivitas. Semua elemen saling bekerjasama dan sangat
menyadari keberadaan siswa ABK, dapat menerima kondisi kekurangan mereka dan
dapat menjadikan mereka bagian dari setiap aktivitas sekolah.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengakomodasi semua anak dengan
tidak memperdulikan keadaan fisik, ekonomi, maupun sosialnya, dengan melakukan
proses penyesuaian lingkungan terhadap individu masing-masing. Salah satu
penyelenggara pendidikan inklusif adalah SLB-B YPPALB Kota Magelang.
Sekolah ini menerima ABK, dan memberikan hak kepada ABK untuk bersekolah,
selain itu sekolah memberikan fasilitas yang dibutuhkan serta menyesuaikan
penyampaian materi kurikulum untuk ABK sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
observasi di SLB-B YPPALB Kota Magelang terdapat peran guru kelas dalam
sekolah tersebut seperti guru kelas yang memiliki peran yaitu, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut dengan rencana pembelajaran
yang telah ditetapkan, guru kelas berperan nak merasa nyaman belajar dikelas atau
sekolah, menyusun dan melaksanakan asesmen akademik dan non akademik pada
semua anak untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhannya bersama guru
pembimbing khusus (GPK), menyusun rencana pembelajaran atau program
pembelajaran individual (PPI) bersama sama dengan GPK, memberikan program
pembelajaran remidial (remedial teaching) penganyaan atau percepatan sesuai
kebutuhan peserta didik, melaksanakan administrasi kelas sesuai dengan bidang
tugasnya, menyusun program dan melaksanakan praktik bimbingan bagi semua
siswa.
Selanjutnya terdapat pula peran guru pembimbing khusus yang memiliki tugas
seperti menyusun program pembelajaran individual bagi peserta didik berkebutuhan
khusus bersama guru kelas dan guru mata pelajaran, memberikan bantuan layanan
khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remidi ataupun pengayaan,
melaksanakan pembelajaran khusus di ruang sumber bagi peserta didik yang
membutuhkan, membangun sistem koordinasi dan kaloborasi antar dan inter tenaga
pendidikan dan kependidikan serta masyarakat, menyusun instrumen asesmen

13
akademik dan non akademik bersama guru kelas dan guru mata pelajaran dan
menyusun program layanan kompensantoris bagi peserta didik berkebutuhan
khusus.

3.2 Saran

1. Saran untuk sekolah

SLB-B YPPALB Kota Magelang diharapkan dapat menjadi sekolah inklusi


yang lebih baik lagi, dengan memperbaiki kekurangan yang dirasakan, baik dari
sistem maupun fasilitas yang ada, serta dapat mempertahankan adanya sistem
pendidikan inklusif di sekolah ini dengan meningkatkannya ke arah yang lebih baik.

2. Saran untuk guru

Guru diharapkan dapat lebih memahami segala aspek yang berkaitan dengan
inklusi, juga dapat lebih mengkondusifkan dan mengefektifkan proses belajar
mengajar di kelas.
3. Saran untuk masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat memahami dan menjadi pendukung pendidikan


inklusif ini.

4. Saran untuk mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat menjadi pelopor utama dalam pengembangan


pendidikan inklusif, dapat mensosialisasikan terhadap lingkungan sekitar mengenai
inklusi, juga menjadi pengawas berjalannya pendidikan inklusif.

14
LAMPIRAN

Ligkungan SLB-B YPPALB Kota Magelang

15
16
17
18
Prestasi dan karya siswa SLB-B YPPALB Kota Magelang

19
20
Contoh Silabus Pendidikan Agama Islam SDLB-YPPALB Kota Magelang

21
22
Contoh RPP Mata Pelajaran Agama Islam

23
24
25
26
Contoh Silabus Terbaru

27
28
29
30
Contoh RPP Terbaru

31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai