Disusun oleh :
1402619038
Skripsi ini ditulis dan disusun guna memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
2023
LEMBAR PENGESAHAN
09/01/2023
21/12/2022
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
kuasa-Nya saya dapat diberikan kesehatan dan kemampuan dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini. Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi
Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.
1. Bapak Prof. Dr. Sarkadi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta;
2. Bapak Dr. Ode Sofyan Hardi, M.Pd., M.Si., selaku Koordinator
Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta, dan
juga sebagai dosen pembimbing skripsi;
3. Bapak Prof. Dr. Ahman Sya, M.Sc. selaku Pembimbing Akademik
penulis;
iii
serta Guru dan Staff Karyawan MAN 9 Jakarta yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu yang sudah turut andil dalam proses
penyusunan proposal skripsi ini;
9. Bapak Pardamean Daulay dan Ibu Aprina Robia Siregar selaku
Ayahanda dan Ibunda penulis yang selalu memberikan semangat,
motivasi, dan doa untuk kelancaran penulis guna menyelesaikan
proposal skripsi;
Segala sesuatu dalam proposal skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna mengingat keterbatasan penulis. Semoga proposal ini berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya baik dari kalangan
umum maupun akademisi. Adapun saran dan kritik yang bersifat membangun
selalu diharapkan. Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Teori......................................................................................6
1. Pengertian Instrumen Penilaian.......................................................6
2. Bentuk Instrumen Penilaian............................................................6
2.1 Instrumen Tes............................................................................7
2.1.1 Pengertian Tes...............................................................8
2.1.2 Jenis-jenis Tes...............................................................7
2.1.3 Langkah Penyusunan Tes……………………………..9
3. Penguatan Instrumen Penilaian.......................................................9
4. Fungsi Instrumen Penilaian............................................................10
5. Instrumen Penilaian Pembelajaran Geografi..................................11
v
6. Pengertian Hasil Belajar................................................................13
6.1 Definisi Belajar........................................................................13
6.2 Definisi Hasil Belajar...............................................................13
6.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...............................15
6.4 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa...............................16
7. Materi Interaksi Desa dan Kota......................................................20
7.1 Pengertian Desa........................................................................20
7.2 Pengertian Kota........................................................................21
7.3 Interaksi Desa dan Kota...........................................................22
7.3.1 Contoh Interaksi Desa dan Kota..................................22
7.3.2 Dampak Interaksi Penduduk Desa dan Kota...............23
7.3.3 Dampak Positif Interaksi.............................................23
7.3.4 Dampak Negatif Interaksi............................................24
8. Madrasah Aliyah Negeri 9 Jakarta Timur......................................24
8.1 Data Sekolah............................................................................24
8.2 Struktur Pelaksana Sekolah......................................................25
8.3 Guru dan Siswa........................................................................26
B. Penelitian Relevan................................................................................27
C. Kerangka Berpikir................................................................................29
A. Tujuan Penelitian.................................................................................31
B. Waktu dan Lokasi Penelitian...............................................................31
C. Metode Penelitian................................................................................31
D. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................32
E. Instrumen Penelitian.............................................................................33
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................34
G. Teknik Analisis Data............................................................................34
1.1 Uji Normalitas................................................................................35
1.2 Uji Homogenitas............................................................................35
1.3 Uji Validitas dan Reabilitas...........................................................35
vi
1.4 Deskriptif Presentase.....................................................................36
1.5 Uji Regresi……………………………………………………….37
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
xi
Saat ini kurikulum yang banyak digunakan oleh sekolah di
Indonesia adalah Kurikulum 2013. Pembelajaran geografi dalam
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dituntut untuk menghasilkan
insan indonesia yang : Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif, melalui
penguatan Sikap,
xii
instrumen yang baik memenuhi persyaratan, yaitu valid, reliabel, objektif,
praktis dan mudah dilaksanakan. Kemudian Covacevich (2014) juga
menyatakan bahwa dua aspek utama yang sangat mempengaruhi kualitas
suatu instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu,
berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka komponen instrumen yang
dipakai pada saat melakukan pengambilan nilai haruslah memenuhi aspek-
aspek yang sesuai, agar suatu instrumen memiliki kualitas yang baik
sehingga benar-benar dapat mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan
indikator-indikator yang telah dipelajari.
B. Identifikasi Masalah
Jika merujuk pada latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan
masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian, yakni sebagai
berikut:
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Pengembangan Instrumen
xiii
Penilaian Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Interaksi Desa Kota Siswa
Kelas XII IPS MAN 9 JAKARTA.”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pengembangan instrumen penilaian
terhadap hasil belajar siswa pada materi interaksi desa kota kelas XII IPS
MAN 9 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Guru
Guru akan memperoleh manfaat dari penelitian ini yakni
dapat mengetahui bagaimana cara mengetahui pemahaman siswa
pada materi interaksi desa kota.
2. Siswa
Memberikan kemudahan bagi siswa dalam meningkatkan
hasil belajar geografi pada materi interaksi desa kota sehingga
siswa dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).
3. Peneliti
Menambah pemahaman dan pengalaman langsung peneliti
tentang penguatan instrumen penilaian pada materi interaksi desa
kota serta bekal tambahan sebagai calon guru geografi sehingga
siap melaksanakan tugas di lapangan dengan menerapkan model
tersebut.
4. Sekolah
Manfaat bagi sekolah adalah sebagai suatu masukan atau
saran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta bisa
meningkatkan kualitas pembelajaran geografi pada bab interaksi
desa kota.
xiv
BAB II
xv
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Instrumen Penilaian
Berdasarkan Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan
bahwa, “instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.” Alat atau
instrumen evaluasi dalam Suharsimi (2012: 40-51) alat adalah
sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan
efisien”. Anas Sudjiono (2011: 4) menjelaskan “menilai adalah
kegiatan pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri atau berpegangan pada ukuran baik atau buruk,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya.”
xvi
bahwa, instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpukan variabel yang sedang di uji atau di teliti berupa
informasi baik dalam bentuk angka maupun deskripsi kemudian
dianalisis serta di interpretasi untuk memperoleh sebuah
kesimpulan atau keputusan.
2. Bentuk Instrumen Penilaian
Dalam melakukan evaluasi, instrumen yang digunakan secara
garis besar memiliki dua macam bentuk, yaitu berbentuk instrumen
tes maupun instrumen nontes (Suharsimi Arikunto. 2010).
2.1. Instrumen Tes
2.1.1. Pengertian Tes
Berdasarkan (Payne. 2003, hal.7)
mendefinisikan tes adalah “a systematic method of
gethering data for the purpose of making intra or
interindividual comparisons”. Tes didefinisikan
sebagai metode sistematis pengumpulan data dengan
tujuan membuat perbandingan intra atau
antarindividu. Hal senada juga disampaikan oleh
Rusli Lutan (2000: 21) tes adalah sebuah instrumen
yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang
seseorang atau objek. Senada dengan hal tersebut
Suharsimi Arikunto (2006: 150) juga mendefinisikan
tes sebagai “serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh seorang individu atau
kelompok tertentu.” Kemudian Anas Sudjiono
(2011: 67) juga mendefinisikan tes sebagai, Cara
atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa
xvii
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh
testee.
xviii
Suharsimi Arikunto (2010: 193), membedakan
tes berdasarkan tujuannya menjadi beberapa macan,
yaitu:
a. Tes kepribadian atau personality test, yaitu
digunakan untuk untuk mengungkap kepribadian
seseorang.
b. Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan
untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi atau intelligence test, yaitu tes yang
digunakan untuk mengadakan estimasi atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut
dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan
untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat atau measures of interest, adalah alat
untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi atau achievment test, yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.
xix
melainkan berupa tindakan atau tingkah laku, jadi
respon dari testee adalah berupa perbuatan atau
gerakan-gerakan tertentu.
2.1.3. Langkah-langkah Penyusunan Tes
Safrit & Wood (1989: 289) memberikan
beberapa acuan atau pedoman sebelum melakukan
pembutan suatu tes yang digunakan dalam menilai
suatu keterampilan, yaitu:
The development of sport skill tests generally
involves four phases; (1) select the attributes to
measured, (2) establish that will assess the
appropriate atributes, (3) determine the reliability
and establish an appropriate measurement schedule,
and (4) estimate the validity of each measure.
Pengembangan tes keterampilan umumnya
melibatkan empat tahap: (1) pemilihan atribut untuk
diukur, (2) menetapkan atribut yang sesuai yang
akaan dinilai (3) menentukan reliabilitas dan
menetapkan jadwal pengukuran yang tepat, dan (4)
memperkirakan validitas setiap ukuran, (Safrit &
Wood, 1989: 289).
3. Penguatan Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang baik adalah instrumen penilaian yang
benar-benar disusun secara sistematis dan telah memiliki kriteria-
kriteria bukti bahwa instrumen tersebut benar-benar handal sehingga
dapat digunakan dalam mengukur atribut siswa. Pada pendidikan
formal di Indonesia, dominan menggunakan instrument pilihan
ganda untuk mengukur capaian hasil belajar siswa. Untuk itu
sebelum instrumen penilaian di berikan kepada siswa maka kita
perlu melakukan sebuah penguatan instrumen penilaian melalui
beberapa parameter atau indikator. Pada saat penulisan soal
xx
instrumen tes pilihan ganda, penulis butir soal harus memperhatikan
ketentuan/kaidah penulisannya, kaidahnya adalah seperti berikut
(Depdiknas, 2008, h. 15-16) :
1) Materi:
(1) Soal harus sesuai dengan indikator.
(2) Pengecoh harus berfungsi.
(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
2) Konstruksi:
(1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
(2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja.
(3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang
benar.
(4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
(5) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.
(6) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
(7) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan ”semua
pilihan jawaban di atas salah” atau “semua pilihan jawaban
di atas benar”.
(8) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau
kronologis tersebut.
(9) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
(10) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau
kata yang bermakna tidak pasti, seperti: sebaiknya,
umumnya, kadang-kadang.
(11) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
xxi
3) Bahasa:
(1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
(2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
(3) Menggunakan bahasa yang komunikatif.
(4) Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata atau frase
yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
4. Fungsi Instrumen penilaian
xxii
soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar
yang dihadapi oleh para siswa.
Instrumen Penilaian Selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk
keperluan seleksi, misalnya ujian saring masuk ke lembaga
pendidikan tertentu.
Instrumen Penilai Penempatan
Penilaian penempatan adalah penilai yang bertujuan untuk
mengetahui keterampilan persyaratan yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan pengusaan belajar seperti yang telah di
programkan sebelum melalui kegiatan belajar untuk program itu
dengan kata lain, penilain ini berorientasi kepada persiapan siswa
untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengan kemampuan siswa.
xxiii
mengemukanan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang
mencitrakan, menerangkan sifat sifat bumi, menganalisis gejala-
gejala alam, dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas
mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur unsur
bumi dalam ruang dan waktu. Oleh karena itulah ilmu geografi
masuk kedalam mata pelajaran di sekolah karena merupakan suatu
ilmu yang sangat penting.
xxiv
instrumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
seperangkat alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan
menghimpun informasi.
xxv
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Kemudian, (Slameto. 2015, hal. 2) mengemukakan bahwa
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Sehingga kita dapat
membuat sebuah kesimpulan belajar merupakan suatu proses
yang dilakukan oleh seserang untuk mengetahui apa yang
sedang dipelajari sehingga yang sebelumnya belum tahu
menjadi tahu. Belajar juga merupakan suatu hal yang mutlak
tercipta dari diri manusia untuk memahami suatu hal yang
baru yang berguna untuk kehidupannya. Karena dari kecil kita
pasti sudah mulai belajar, mulai dari melihat, mengamati dan
mencoba apa yang sedang kita coba pelajari.
6.2. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah wujud perilaku dari proses belajar itu
sendiri yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan,
keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan. Seseorang
bisa dikatakan berhasil dalam mengikuti pembelajaran apabila
hasil belajar yang diperoleh oleh seseorang tersebut baik atau
adanya sebuah perubahan yang mengarah kepada kategori
baik. Dalam pengertian lain, hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, dan keterampilan. Berdasarkan penjabaran di atas,
dapat kita artikan bahwa hasil belajar adalah sebuah nilai dari
pengamatan setelah dilakukannya sebuah proses pembelajaran
atau perubahan kepada arah yang lebih baik yang ditunjukkan
melalui nilai tes.
xxvi
Agar lebih jelas dalam mengetahui hakikat hasil belajar,
berikut adalah beberapa pandangan para ahli mengenai hasil
belajar. Sujana dalam Iskandar mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan
menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun
secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes
perbuatan. (Sardiman A,M. 2007, hal. 19). Menurut Arsyad
(2005, hal. 1) pengertian hasil belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perubahan
diarahkan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam
aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Menurut
Aqib (2010, hal. 51) hasil belajar berupa perubahan perilaku,
baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun
afektif. Karena menurut Driscoll dalam (Smaldino 2011,
hal.11) belajar didefinisikan sebagai perubahan terus menerus
dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pembelajar
dan interaksi pembelajar dengan dunia.
Hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi siswa
dan dari sisi guru, hasil belajar merupakan suatu
perkembangan dalam diri seorang yang melakukan proses
belajar ke arah yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Berdasarkan definisi hasil belajar di atas
xxvii
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar
mengajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dapat diketahui melalui penilaian-penilaian
tertentu yang menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria
penilaian telah tercapai. Penilaian ini dilakukan dengan cara
memberikan tes dengan instrumen-instrumen penilaian.
xxviii
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu. Motivasi merupakan hal yang penting dan
haus dimiliki oleh setiap siswa agar seorang siswa semangat
dalam belajar (Hartata, 2.019). d) cara belajar, cara belajar
adalah perilaku individu siswa yang lebih khusus berkaitan
dengan usaha yang sedang atau sudah biasa dilakukan oleh
siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
kita dapat menyimpulkan bahwa faktor internal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah bakat, minat,
motivasi dan cara belajar, yang mana diantara salah satu faktor
tersebut mengalami kendala sehingga capaian hasil belajar
menjadi rendah, begitu juga sebaliknya apabila tidak terdapat
kendala seperti adanya minat untuk mempelajari hal yang
sedang dipelajari, adanya kemampuan untuk mempelajarinya,
adanya dorongan hati untuk mempelajarinya dan cara belajar
yang baik, maka akan menimbulkan hasil belajar yang
maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
xxix
adalah fakor yang dipengaruhi oleh keadaan keluarga tersebut,
yaitu tentang bagaimana cara orang tua mendidik anak,
bagaimana kondisi ekonomi anak tersebut, bagaimana orang
tua memenuhi kebutuhan gizi anaknya dan yang lainnya. c)
faktor masyarakat adalah faktor yang berkaitan dengan
lingkungan sekitar dimana siswa tersebut berada. Jika
lingkungan baik maka akan memberikan dampak yang baik
terhadap hasil belajar siswa. Begitu juga sebaliknya.
6.4. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Merujuk kepada faktor-faktor yang memengaruhi hasil
belajar, maka kita perlu mengupayakan peningkatan hasil
belajar siswa. Menurut Nana Sudjana, penilaian proses belajar
mengajar memiliki kriteria, yaitu :
a. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan
kurikulum. Kurikulum adalah program belajar
mengajar yang telah ditentukan sebagai acuan apa
yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses
belajar mengajar dilihat sejauh mana acuan tersebut
dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-
aspek :
a) Tujuan-tujuan pengajaran.
b) Bahan pengajaran yang diberikan.
c) Jenis kegiatan yang dilaksanakan.
d) Cara melaksanakan jenis kegiatan.
e) Peralatan yang digunakan untuk masing-
masing kegiatan.
f) Penilaian yang digunakan untuk setiap
tujuan.
xxx
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan
program yang telah dilaksanakan oleh guru tanpa
mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti.
Dengan apa yang direncanakan dapat diwujudkan
sebagaimana seharusnya, keterlaksanaan ini dapat
dilihat dalam hal :
a) Mengkondisikan kegiatan belajar
siswa.
b) Menyiapkan alat, sumber dan
perlengkapan belajar.
c) Waktu yang disediakan untuk waktu
belajar mengajar.
d) Memberikan bantuan dan bimbingan
belajar kepada siswa.
e) Melaksanakan proses dan hasil
belajar siswa.
f) Menggeneralisasikan hasil belajar
saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengajar
berikutnya.
c. Keterlaksanaannya oleh siswa
Dilihat sejauh mana siswa melakukan
kegiatan pembelajaran dengan program yang telah
ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan
kesulitan yang berarti, hal ini mencakup:
a) Memahami dan mengikuti petunjuk yang
diberikan oleh guru.
b) Semua siswa turut melakukan kegiatan
belajar.
c) Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya.
xxxi
d) Manfaat semua sumber belajar yang
disediakan guru.
e) Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan guru.
d. Motivasi belajar siswa
Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat
dilihat dalam motivasi belajar yang ditujukan para
siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar . dalam hal :
a) Minat dan perhatian siswa terhadap
pelajaran.
b) Semangat siswa untuk melakukan
tugas-tugas belajarnya.
c) Tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
d) Reaksi yang ditunjukan siswa
terhadap stimulus yang diberikan
guru.
e) Rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
e. Keaktifan para siswa dalam kegiatan
belajar
Penilaian proses belajar mengajar terutama
adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar , keaktifan siswa
dapat dilihat dalam hal :
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya.
b) Terlibat dalam pemecahan masalah.
c) Bertanya kepada teman atau guru apabila
tidak memahami persoalan yang dihadapi.
xxxii
d) Berusaha tahu mencari informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah.
e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan petunjuk guru.
f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil
yang diperolehnya.
g) Melatih diri dalam memecahkan masalah
atau soal yang sejenis.
h) Kesempatan mengunakan atau menerapkan
apa yang telah diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
f. Interaksi guru dan siswa
Interaksi guru dan siswa berkenaan dengan
hubungan timbal balik dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar, hal ini dapat dilihat:
a) Tanya jawab atau dialog antara guru
dengan siswa atau antara siswa
dengan siswa.
b) Bantuan guru terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar, baik
secara individual mupun secara
kelompok.
c) Dapatnya guru dan siswa tertentu
dijadikan sumber belajar.
d) Senangtiasa beradanya guru dalam
situasi belajar mengajar sebagai
fasilitator belajar.
e) Tampilnya guru sebagai pemberi
jalan eluar manakala siswa
xxxiii
menghadapi jalan buntu dalam tugas
belajarnya.
f) Adanya kesempatan mendapat
umpan balik secara
berkesinambungan dari hasil belajar
yang diperoleh siswa.
g. Kemampuan atau keterampilan guru
mengajar
Keterampilan guru mengajar merupakan
puncak keahlian guru yang professional dalam hal
bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa,
metode mengajar, dll. Beberapa indikator dalam
menilai kemampuan ini antara lain :
a) Menguasai bahan pelajaran yang
diajarkan kepada siswa.
b) Terampil berkomunikasi dengan
siswa.
c) Menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kegiatan kelas.
d) Terampil mengunakan berbagai alat
dan sumber belajar.
e) Terampil mengajukan pertanyaan,
baik lisan maupun tulisan.
h. Kualitas hasil belajar yang diperoleh
siswa
Salah satu keberhasilan proses belajar-
mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh
siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain:
a) Perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya.
xxxiv
b) Kualitas dan kuantitas penguasaan
tujuan instruksional oleh para siswa.
c) Jumlah siswa yang dapat mencapai
tujuan instruksional minimal 75 dari
jumlah intrusional yang harus
dicapai.
d) Hasil belajar tahan lama diingat dan
dapat digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari bahan berikutnya.
7. Materi Interaksi Desa dan Kota
7.1. Pengertian Desa
Menurut R. Bintarto (Dalam Fairus Adira, 2020), Desa
ialah entitas atau kesatuan geografi, kemasyarakatan,
perniagaan, politik, serta kebudayaan yang terpendam di suatu
area dalam relasi dan efeknya secara berbalasan dengan
wilayah lain. Adapun menurut Undang-undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan
atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI. Sama halnya dengan permukiman
lainnya, desa pun memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi
karakteristiknya.
Di bawah ini ada beberapa ciri-ciri desa yang cukup
berbeda dengan perkotaan. Berikut di antaranya:
a) Masyarakat di desa konon sangat dekat dengan
alam. Jadi, semua pekerjaan yang dilakukan
umumnya bersifat homogen dan bergantung pada
iklim dan cuaca. Oleh karenanya, wajar bila
xxxv
mayoritas penduduk desa bekerja di sektor
pertanian, peternakan, atau perikanan.
b) Ikatan kekeluargaan masyarakat di desa lebih kuat
daripada penduduk di wilayah lainnya. Maka tak
heran, jika komunikasi yang dilakukan antar
masyarakat pun lebih personal sehingga saling
mengenal satu sama lain.
c) Selain itu, desa juga memiliki solidaritas
masyarakat yang kuat. Hal ini terjadi karena rata-
rata penduduk desa memiliki kesamaan ekonomi,
budaya, dan tujuan hidup.
d) Kepadatan penduduk di desa tergolong rendah,
sehingga rasio antara luas wilayah penduduknya
pun kecil. Pins dapat melihat buktinya dengan
mengamati jarak rumah satu dengan lainnya. Atau,
bisa juga diketahui dari banyaknya rumah di
pedesaan yang masih memiliki pekarangan luas.
e) Mobilitas di desa cenderung lebih rendah daripada
wilayah lainnya. Pasalnya, rata-rata penduduk desa
jarang bepergian.
xxxvi
pada suatu area dengan kepadatan tertentu. Adapun menurut
(Prof. Bintarto. 1983, hal. 36) Kota adalah suatu sistem
jaringan kehidupan manusia yang ditandai kepadatan
penduduk tinggi, serta diwarnai oleh strata sosial ekonomi
yang heterogen dan coraknya yang materialistis. Kota juga
dapat dedefinisikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur alami dan nonalami, dengan sejumlah gejala
berupa pemusatan penduduk yang cukup besar, dengan corak
kehidupan yang bersifat lebih heterogen dan materialistis
dibandingkan dengan daerah belakangnya. Adapun ciri-ciri
dari kota adalah yaitu adanya pelapisan sosial ekonomi,
seperti perbedaan penghasilan, tingkat pendidikan, dan jenis
pekerjaan. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial
di antara warga. Adanya penilaian berbeda terhadap masalah
karena perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
Warga kota umumnya sangat menghargai waktu. Cara berpikir
dan bertindak warga kota cenderung lebih rasional dan
berprinsip ekonomi. Masyarakat kota lebih mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan sosial karena terbuka ke
pengaruh luar. Pada umumnya masyarakat kota lebih
individualistis (dibandingkan warga desa), sementara sifat
solidaritas dan gotong royong sudah tidak kuat lagi. Untuk itu
dapat kita simpulkan bahwa kota adalah sebuah wilayah
administrasi yang memiliki kehidupan sosial yang heterogen
dan juga merupakan wilayah yang secara tingkah lakunya
maju.
7.3. Interaksi Desa dan Kota
Interaksi desa kota adalah peristilahkan yang lahir dari
Bahasa Inggris “Spatial Interaction” dengan arti terdapatnya
hubungan timbal balik antar daerah dalam upaya mempercepat
pembangunan yang sudah direncanakan, baik secara langsung
xxxvii
atupun tidak langsung. Adapun menurut pakar Geografi
Indonesia, Prof. Bintarto, interaksi merupakan kontak atau
hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat
menimbulkan gejala atau masalah baru. Masalah baru ini juga
ditemukan pada pola interaksi desa dan kota. Artinya terdapat
hubungan antara wilayah desa dan kota yang terjadi secara
mutlak karena manusia yang terus berkembang dan juga
sebagai makhluk sosial.
7.3.1. Contoh Interaksi Desa dan Kota
Adapun yakni contoh dari Interaksi Desa dan Kota
sebagai berikut :
Saat ini desa dan kota menjadi bagian sistem
kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain.
Contohnya kita amati misalnya pada kasus ini: Ada
sebuah desa dengan sarana dan prasarana yang
buruk, segala aktivitas terbatas, sehingga
berpengaruh pada produktivitas masyarakat.
Sementara masyarakat desa sering mendengar kabar
bahwa kota besar memiliki sarana dan prasarana
yang baik untuk mencari peruntungan. Kota juga
dianggap sebagai tanah impian yang menyajikan
peluang dan kesempatan untuk hidup yang lebih
baik. Persepsi ini kemudian tumbuh di masyarakat,
yang pada akhirnya kota dianggap memiliki daya
tarik ekonomi yang tinggi, sehingga menimbulkan
gejala urbanisasi, atau perpindahan penduduk dari
desa ke kota. Contoh kasus lainnya adalah gejala
ruralisasi. Fenomena perpindahan penduduk dari
kota ke desa ini semakin sering terjadi belakangan
ini. Penyebab utamanya adalah rasa jenuh
masyarakat perkotaan terhadap kondisi kota yang
xxxviii
semakin tidak layak huni. Polusi udara, kemacetan,
pencemaran lingkungan hingga kriminalitas yang
tinggi menjadi salah satu hal ruralisasi. Harga lahan
perkotaan yang mahal juga turut mendorong
keinginan masyarakat kota untuk kembali tinggal di
desa.
7.3.2. Dampak Interaksi Penduduk Desa dan Kota
Dari fenomena di atas, kamu tentu sudah
menebak jika interaksi yang terjadi antara desa dan
kota akan menimbulkan berbagai dampak positif
dan negatif. Berikut merupakan dampak yang
umum terjadi:
Dampak Positif Interaksi Desa Kota
a) Terjadinya urbanisasi membuat kota
menerima pasokan tenaga kerja dari desa.
b) Tersedianya pasokan bahan pangan yang
memadai seperti beras, sayuran, buah-
buahan hingga hewan ternak dari desa ke
kota.
c) Meningkatnya pendapatan daerah akibat
banyaknya penduduk yang pindah ke kota.
d) Terjadinya ruralisasi penduduk kota yang
memberikan lapangan pekerjaan di desa.
e) Tingkat pendidikan kesehatan masyarakat
desa mulai membaik karena adanya
ruralisasi.
f) Terjadi peningkatan ekonomi desa dari
transaksi jual beli dengan penduduk kota.
g) Pembangunan desa yang semakin maju
karena dihuni penduduk kota.
xxxix
h) Adaptasi teknologi dan informasi yang
semakin berkembang di desa.
xl
pada tingkat menengah ke atas dibawah langsung oleh kementerian
Agama RI.
xli
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi untuk kelas 12 dan
11 dan kurikulum merdeka untuk kelas 10
8.2. Struktur pelaksana Sekolah
Struktur pelaksana sekolah biasa juga dikenal dengan nama
struktur organisasi sekolah. Dalam kegiatan menyelenggarakan
pendidikan, maka perlu adanya struktur pelaksana sekolah.
Struktur pelaksana sekolah biasanya meliput kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, komite sekolah, staf dan lainnya. Begitu juga
dengan penyelenggaraan MAN 9 Jakarta, sekolah ini juga memiliki
struktur organisasi sebagai berikut :
xlii
menengah. Seorang tentu guru memiliki tanggungjawab
terhadap muridnya Mengacu pada pengertian guru di atas,
seorang pendidik atau guru memiliki tugas dan tanggungjawab
untuk mengajar, mendidik, melatih para peserta didik agar
menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual
maupun akhlaknya. Secara sederhana guru adalah subjek
paling penting dalam keberlangsungan pendidikan. Tanpa
guru, sulit dibayangkan bagaimana pendidikan dapat berjalan.
Bahkan meskipun ada teori yang mengatakan bahwa
keberadaan orang/manusia sebagai guru akan berpotensi
menghambat perkembangan peserta didik, tetapi keberadaan
orang sebagai guru tetap tidak mungkin dinafikan sama sekali
dari proses pendidikan (Dja’far Siddik. 2006, h. 39).
xliii
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian
peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depan.
B. Penelitian Relevan
Tabel 1. Penelitian Relevan
xliv
pembeda dan
tingkat
kesukaran yang
ideal.
2. Yohana pengembangan Research and Hasil dari
Kurniawati tes hasil belajar Development penelitian ini
(2016) matematika pengembangan
materi tes hasil belajar
pengukuran matematika
sudut untuk siswa sesuai
siswa kelas V pendekatan
Sekolah Dasar saintifik
3. Indri (2018) Pengembangan model Hasil validasi
perangkat pengembangan ahli dan praktisi
pembelajaran 4D dari menunjukkan
matematika Thiagarajan, bahwa RPP
berbasis Semmel & yaitu 87,62
pendidikan Semmel berada pada
karakter kreatif menjadi tiga kategori baik
di sekolah dasar prosedur dan Lembar
pengembangan Kerja Siswa
yaitu : 1) (LKS) yaitu
Define, 2) 81,90 berada
Design, dan 3) pada kategori
Develop. baik
4. Tiara Aprilini*, Pengaruh Metode tes Penerapan
Afreni Hamidah Penerapan dan Instrumen instrumen unjuk
dan Risnita Instrumen unjuk kerja kerja sangat
(2022) Penilaian berpengaruh
Unjuk Kerja terhadap hasil
Pada Materi belajar Kognitif
xlv
Organisasi siswa di
Kehidupan Sekolah
Terhadap Hasil Menengah
Belajar Siswa Pertama pada
SMP pembelajaran
IPA. Dan
terhadap hasil
belajar
psikomotorik
C. Kerangka Berpikir
Pada kurikulum 2013 revisi, pendidik atau guru diharuskan
memiliki tanggung jawab. Seperti saat membuat instrumen penilaian
guru-guru diharapkan dapat membuat penilaian yang terstruktur. Akan
tetapi pada implementasinya, guru memiliki berbagai permasalahan,
seperti kurangnya keahlian dalam membuat media pembelajaran,
keterbatasan waktu guru, serta permasalahan dalam merancang dan
menggunakan instrumen penilaian yang tepat dikelas. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, guru sudah berusaha agar
diakhir pembelajaran guru dapat memberikan instrumen penilaian yang
lebih berbobot untuk mengukur hasil belajar siswa setalh dilakukannya
proses pembelajaran dalam satu bab, namun ternyata masih belum
optimal dikarenakan siswa masih merasa cemas ketika menghadapi
proses penilaian tersebut, sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai atau
hasil belajar siswa. Untuk itu kita perlu membuat instrumen penilaian
yang cocok dalam setiap bab yang sedang dipelajari, dengan melakukan
penelitian ini. Dalam hal ini peneliti meneliti instrumen penilaian yang
baik pada penilaian bab Interaksi Desa Kota mata pelajaran Geografi
Kelas 12 IPS untuk bisa digunakan kedepannya dalam pengambilan nilai
oleh guru atau pembaca.
xlvi
Pada tahap awal penguatan ini adalah melakukan observasi dan
wawancara kepada guru Geografi kelas 12 IPS 1 di MAN 9 Jakarta
Timur. Setelah melakukan kegiatan observasi dan wawancara
dilanjutkan dengan membagi kelas menjadi dua bagian yakni kelas
kontrol dan kelas yang nantinya akan diberikan instrumen penilaian
yang berbeda. Pada tahap berikutnya, dilanjutkan dengan tahap
penyusunan bahan atau penyusunan soal – soal untuk mengukur hasil
belajar Geografi berupa pilihan ganda. Pada tahap ini soal yang
digunakan adalah soal pada ranah kognitif taksonomi Bloom revisi yaitu
C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan). Jumlah soal pada hasil belajar
adalah 30 butir soal pilihan ganda.
xlvii
Proses Pembelajaran Geografi pada Materi Interaksi Desa Kota
kelas XII IPS di MAN 9 Jakarta
Analisis Regresi
Menggunakan SPSS
Kesimpulan
Pengaruh Penguatan Instrumen Penilaian untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Bab
Interaksi Desa Kota siswa kelas XII IPS Di MAN 9 Jakarta
BAB III
xlviii
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu dan dua sampai skripsi ini
selesai dilaksanakan. Dimana dimulai dari bulan Agustus sampai dengan
skripsi ini selesai dilaksanakan. Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN 9
Jakarta beralamatkan di Jl. H. Dogol No.54, RT.16/RW.7, Kelurahan Pondok
Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, kode pos 13430.
C. Metode Penelitian
xlix
desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen.
Sampel
l
populasi. Pendapat senada juga di ungkapkan oleh Arikunto (2006) yang
menyatakan sampel ialah wakil populasi yang hendak diteliti oleh peneliti.
Selain itu, Arikunto juga mengutarakan keuntungan dari kegiatan tersebut
yakni mengurangi kerepotan peneliti saat prosesnya serta dapat
mengurangi terjadinya kelewatan.
E. Instrumen Penelitian
1) Instrumen Penilaian Materi Interaksi Desa Kota
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
instrumen tes berupa soal tes berbentuk pilihan ganda pada bab interaksi
desa kota mata pelajaran Geografi untuk identifikasi instrumen yang tepat
dalam pengambilan nilai yang terdiri dari 30 soal. Dalam penelitian ini
adalah tes pilihan ganda sehingga diharuskan setiap butir soal ditelaah.
Penelaahan-penelaahan butir soal tersebut telah dilakukan saat
perancangan instrumen tes pilihan ganda yang dibuat oleh peneliti dimana
li
dalam hal ini termasuk analisisnya sesuai dengan indikator
Depdiknas,2008.
1. Menyusun kisi-kisi
3. Validitas angket
lii
Kota Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS di MAN 9 Jakarta ".
Menurut Sugiyono (2011) bahwa teknik pengumpulan data dengan
instrumen penelitian kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dapat diketahui bahwa
penelitian ini adalah penguatan tes objektif berbentuk pilihan ganda
tersebut telah melaui sebuah proses penguatan menggunakan parameter-
parameter yang telah ditentukan dan juga instrumen penilaian yang telah
disesuaikan juga. Kemudian tes pilihan ganda ini disusun sebanyak 30
pertanyaan. Kemudian langsung dilakukan sebuah evaluasi kepada sampel
penelitian, yang pada akhirnya kita melihat bagaimana hasil dari instrumen
tersebut . Kemudian setelah itu, kita juga menyebarkan angket untuk diisi
oleh siswa. Dalam angket instrumen tersebut, sampel menilai kualitas dari
intrumen penilaian berupa tes pilihan ganda bab interaksi desa kota yang
telah disusun berdasarkan ketentuan Depdiknas, 2008. Kemudian data
tersebut kita kumpulkan untuk di analisis.
liii
Teknik analisis data adalah suatu pengolahan dan penginterpretasian
data dengan tujuan untuk meletakkan berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan
tujuan penelitian.
1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum data diolah
berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah
data yang memiliki distribusi normal.
Sementara dalam penelitian uji normalitas data digunakan uji
normalitas data dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan
keputusannya digunakan pedoman jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi
data adalah tidak normal. Begitu sebaliknya, jika nilai Sig. > 0,05 maka
distribusi data adalah normal. Konsep dasar dari uji normalitas
Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang
akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal
baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score
dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah
uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.
Pengujian Kolmogorov Smirnov ini dapat menggunakan SPSS.
liv
sebagai data untuk menyusun tes F dalam penelitian ini. Tingkat
signifikansi yang dipilih adalah = 0,05.
Untuk menguji keabsahan dan kebeneran data primer atau data yang
diambil secara mandiri maka perlu dilakukan analisis melalui uji validitas
dan reliabilitas menggunakan software SPSS.
Uji Validitas adalah uji yang yang akan memperlihatkan seberapa jauh
suatu pengukuran (tes) mampu mengungkapkan dengan tepat kondisi
dari objek yang diukur.
Uji Reliabilitas adalah uji yang akan memperlihatkan hasil
pengukuran yang relatif sama dari subyek yang sama, selama aspek
yang diukur tidak mengalami perubahan atau seberapa konsisten hasil
pengukuran tersebut.
lv
Pada penelitian ini, peneliti memaparkan hasil pengukuran data
penelitian dengan menggunakan data kuantitatif yang dihitung melalui
teknik deskriptif persentase. Teknik analisis data deskriptif persentase
bertujuan untuk mengetahui status variabel, yaitu mendiskripsikan hasil
belajar siswa terhadap materi interaksi desa kota yang disajikan melalui
persentase. Menurut Ridwan (2004: 71-95) langkah-langkahnya sebagai
berikut:
2) Merekap nilai.
f
P= × 100 %
N
Sudijono
(2008: 43)
Keterangan:
P = Angka Persentase
Cara menentukan tingkat kriteria capaian hasil belajar siswa pada sampel
adalah sebagai berikut:
lvi
Skor maksimal : 30 × 4=120
30
Persentase : ×100 %=25 %
120
120
×100 %=100 %
120
75 %
Panjang Interval : =18 , 75 %
4
2. 62,50%−81,24% Baik
lvii
Analisis/uji regresi merupakan suatu kajian dari hubungan antara satu
variabel, yaitu variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu
atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan (the explanatory). Apabila
variabel bebasnya hanya satu, maka analisis regresinya disebut dengan regresi
sederhana. Karena kita hendak ingin mengetahui pengaruh instrumen
pembelajaran yang telah dikuatkan terhadap peningkatan hasil belajar siswa maka
kita menggunakan uji regresi sederhana menggunakan alat bantu aau software
SPSS.
• Data haruslah valid dan reliabel dan berasal dari data primer.
• Data juga harus lolos uji asumsi dasar yang mencakup uji normalitas
dan uji linieritas.
lviii
Asumsi-asumsi tersebut harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memulai melakukan uji regresi linier sederhana menggunakan perangkat
lunak SPSS untuk meminimalisir terjadinya kecerobohan atau human
error.
DAFTAR PUSTAKA
lix
Covacevich, C. (2014). How to select an instrument for assessing student
learning. America: IDB.
Dosen, Pak. (2022 ) https://dosengeografi.com/interaksi-desa-kota/, diakses pada
24 september 2022 pukul 12.45
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar
dan. Menengah.
Deonisius, R. F., Lestari, I., & Sarkadi. (2019). The Effect Of Digital Literacy To
Internet Addiction. Jurnal Educatio, 5(2), 71-75. Retrieved 3 23, 2020.
E. Mulyasa, (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung :
PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Ghozali, Imam. (2009), Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Vol.100-125.
Haggett, P., (1979).Geography: a modern synthesis. London: Harper & Row
Publisher
Haryati, Mimin. (2013). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Referensi.
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-2013/ , diakses pada tanggal 24
September 2022 pukul 12.54
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/
356#:~:text=Instrumen%20merupakan%20suatu%20alat
%20yang,mengumpulkan%20data%20mengenai%20suatu%20variabel
diakses pada tanggal 26 September 2022 pukul 13.14
Khaerudin (2016). Teknik penskoran tes obyektif model pilihan ganda. Jurnal
Madaniyah. Vol 2
Kurniasari, Dita. (2021) https://www.dqlab.id/pahami-proses-dan-macam-
metode-analisis-data-kuantitatif, diakses pada 24 September 2022 pukul
12.33
Lutan, Rusli. (2000). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta DEPDIKBUD
Matondang Zulkifli. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian
[skripsi]. Medan (ID): Universitas Negeri Medan
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya Offset.
lx
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari, (2007) Metode penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta; Gadjah
Mada University Press.
Ridwan (2024) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula : Alfabeta
S Anggraini, M Martini. JURNAL SUAKA INSAN MENGABDI (JSIM) 2 (1), 27-
37, 2020. 1, 2020.
Safrit, M. J., & Wood, T. M. (1989). Measurement concepts in physical education
and exercise science. Champaign: Human Kinetics.
Siddik,Dja'far. (2006). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Medan :
Citapustaka Media.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. (2008). Metode Penelitian Survei, Jakarta:
LP3ES.
Slameto. (2015). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
RinekaCipta
Sudijono, Anas. (2007). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Grafindo
Persada.
Sudijono, Anas. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjiono, Anas. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Smaldino, Lowther, & Russell. (2011). Instructional Technology and Media.
Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensido Offset.
Sudjana, Nana . (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiharto dan sitinjak. (2006). Lisrel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiono (2012), Memahami penelitian Kualitatif, Bandung : ALFABETA.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
lxi
Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV,
Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. (2007). Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi 1. Jakarta; Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi
Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud). 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ed. 3, cet. 4. Jakarta: Balai Pustaka,.
Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya,.
Jakarta: Rineka
Walizer, Michael. (1987). Metode dan Analisis Penelitian. Jakarta: Erlangga
Woolfolk.A, & Nicolich.(1984), Educational Psychology for Teachers
Englewood
Cliffs.New Jerscy;Prentice-Hall.
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
lxii
Lampiran 1. Instrumen Penilaian
lxiii
d. Daldjoeni
e. R. H. Unang
Jawaban : E
mengenai desa. Salah satu tokoh yang mengemukakan hal tersebut secara
jelas adalah ...
a. William
b. Misra
c. R. Bintarto
d. Daldjoeni
e. R. H.Unang
Jawaban : B
4.Perhatikan tabel berikut.
lxiv
Pasangan provinsi dan syarat minimum jumlah penduduk dalam
pendirian desa yang tepat ditunjukkan oleh huruf nomor ...
a. S1 dan P1
b. S1 dan P3
c. S2 dan P3
d. S3 dan P1
e. S3 dan P2
Jawaban : D
5. Penduduk Desa Sigurung- gurung sebanyak 2.157 jiwa. Luas wilayahnya
sekitar 5,82 km^2. Kepadatan penduduk di desa tersebut sebesar 935 jiwa/
km^2. Berdasarkan informasi tersebut, Desa Sigurung- gurung termasuk ke
dalam kelompok desa ...
a. terbesar
b. besar
c. sedang
d. kecil
e. terkecil
Jawaban : C
6. Desa Jaya memiliki jumlah penduduk sebesar 3.685 jiwa. 30% penduduknya
berasal dari suku Sunda, 27% penduduknya berasal dari suku Betawi, 10% dari
suku Melayu, dan 33% dari suku Jawa. Berdasarkan tipologi desa secara
kekerabatannya, desa tersebut dapat digolongkan ke dalam desa ...
a. genealogis
b. teritorial
c. campuran
d. industri
e. heterogen
Jawaban : E
7. Kampung Batik Giriloyo terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampung
Giriloyo adalah salah satu sentra batik tulis. Masyarakatnya mempunyai
kemampuan membatik sejak awal abad 17. Kemampuan ini diwariskan secara
turun- temurun. Motif Batik Giriloyo cenderung memiliki khas Mataraman
(Jogja- Solo). Tampak bahwa Kampung Batik Giriloyo dapat digolongkan
lxv
sebagai desa ...
a. industri
b. perdagangan
c. campuran
d. pesisir
e. permukiman mengumpul
Jawaban : A
8. Perhatikan gambar berikut.
lxvi
Jawaban : B
Gambar tersebut meupakan salah satu jenis pola permukiman yang dikemukakan
oleh ...
a. Paul H. Landis
b. Everett M. Roger
c. Alvin L. Bertrand
d. Bintarto
e. Daljoeni
Jawaban : C
11. Salah satu desa di Gunung Kidul dijadikan pusat budi daya tanaman buah
naga. Hal tersebut didorong oleh keadaan tanah yang memang cocok untuk
dijadikan tempat budi daya buah naga. Program tersebut dapat berjalan dengan
lancar dan mendorong perkembangan infrastruktur di desa tersebut. Faktor
yang mendasari perkembangan desa tersebut adalah ...
a. budaya
b. ekonomi
c. sosial
d. topografi
e. ekologi
Jawaban : D
lxvii
12. Desa yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan desa untuk
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesar- besarnya kesejahteraan
masyarakat desa dengan ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan
ekologi secara berkelanjutan disebut desa ...
a. swasembada
b. sembada
c. pratama
d. madya
e. karya
Jawaban : A
13. Salah satu ciri desa dwasembada adalah ...
a. penduduknya beranekaragam
b. dangat terikat pada adat- istiadat
c. di daerah terpencil
d. memenuhi kebutuhan primer
e. tidak mengenal masyarakat luar
Jawaban : A
14. Perhatikan tabel berikut.
Pasangan jenis kawasan dan jenis mata pencaharian pendudukan yang tepat
ditunjukkan oleh huruf nomor ...
a. X1, Y1, dan Y2
b. X1, Y1, dan Y3
c. X2, Y2, dan Y3
d. X2, Y2, dan Y4
e. X2, Y3, dan 4
Jawaban : C
15. Pulau Kalimantan tidak rawan bencana alam. Hal tersebut pun yang
lxviii
menjadi salah satu alasan munculnya pemikiran bahwa kota pusat
pemerintahan dipindahkan ke pulau tersebut. Aspek fisik kota yang
dimaksudkan oleh pernyataan tersebut adalah ...
a. bentuk dan fitur lahan
b. ruang terbuka
c. iklim
d. vegetasi
e. kualitas estetika
Jawaban : A
16. Pemerintah Kota Bandung membangun banyak taman, seperti taman film,
taman musik, taman baca, dan taman bobotoh. Pembangunan taman tersebut
menunjukkan bahwa karakteristik fisik kota dipengaruhi oleh unsur ...
a. fitur lahan
b. kualitas estetika
c. infrastruktur
d. vegetasi
e. ruang terbuka
Jawaban : E
17. Salah satu contoh aspek ekonomi kota adalah ...
a. Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta
b. Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring
c. Taman Mini Indonesia Indah
d. Pasar Terapung Banjarmasin
e. Rumah sakit umum daerah
Jawaban : D
18. Kota Pekalongan terkenal dengan batiknya. Hal ini menunjukkan salah
satu tipolosi kota menurut Aurousseau, yakni kota ...
a. rekreasi
b. produksi
c. komunikasi
d. budaya
lxix
e. administrasi
Jawaban : D
19. Kota suudah mampu memberikan pengaruh terhadap wilayah di sekitarnya.
Pada saat yang sama terjadi spesialisasi perdagangan dengan surplus produk-
produk regional. Hal ini terjadi pada tahap ...
a. eopolis
b. polis
c. metropolis
d. tiranopolis
e. nekropolis
Jawaban : C
20. Kota ini memiliki beberapa kawasan perkotaan dan satu kawasan perkotaan
inti yang saling membentuk satu kesatuan pusat kota. Terdapat sistem jaring
prasarana wilayah yang sudah terintegrasi. Jumlah penduduknya lebih dari
satu juta jiwa. Kawasan perkotaan yang digambarkan oleh informasi tersebut
adalah ...
a. perkotaan kecil
b. perkotaan besar
c. perkotaan sedang
d. metropolitan
e. megapolitan
Jawaban : D
21. Di suatu kota ada beberapa kawasan yang disajikan tempat penyelenggaraan
pendidikan, baik negeri maupun swasta. Kawasan tersebubt termasuk bagian
dari kelompok zona ...
a. sarana pelayanan umum
b. peruntukan khusus
c. peruntukan campuran
d. lainnya
e. perlindungan
Jawaban : A
lxx
22. Perhatikan gambar berikut.
lxxi
sebanyak 33.000 jiwa. Sementara itu, wilayah B memiliki jumlah penduduk
sebanyak 15.000 jiwa, sedangkan wilayah C memiliki jumlah penduduk
sebanyak 29.000 jiwa. Jarak antara wilayah A dan C sekitar 94 km. Kota B
terletak di tengah- tengah kota A dan C. Kekuatan interaksi wilayah B-C
adalah ...
a. 197 ribu
b. 88 ribu
c. 170 ribu
d. 433 ribu
e. 77 ribu
Jawaban : A
25. Kota A memiliki jumlah penduduk sebesar 180.000 jiwa. Sementara itu,
Kota B memiliki jumlah penduduk sebesar 20.000 jiwa. Jarak antara kedua
wilayah tersebut adalah 150 km. Lokasi titik henti Kota A adalah ...
a. 37,5 km dari Kota A
b. 38 km dari Kota B
c. 45 km dari Kota A
d. 72,5 km dari Kota B
e. 75 km dari Kota A
Jawaban : B
26. Perhatikan gambar berikut.
Faktor interaksi antara kota dan desa yang dipaparkan oleh Edward Ullman
yang ditunjukkan oleh gambar tersebut adalah ...
a. saling melengkapi
lxxii
b. saling intervensi
c. kemudahan transfer
d. saling keterkaitan
e. jarak tempuh
Jawaban : E
lxxiii
c. wisata alam, jauh dari kebisingan
d. kehidupan mewah, kelengkapan infrastruktur
e. lapangan kerja, kenyamanan hidup
Jawaban : E
29. Wilayah A, B, C, dan D saling berinteraksi. Jumlah penduduk wilayah A
sebesar 60.000 orang. Jumlah penduduk wilayah B sebesar 72.000 orang.
Jumlah penduduk wilayah C sebesar 51.200 orang. Jumlah penduduk wilayah
D sebesar 64.000 orang. Jarak antarwilayah dapat dilihat pada skema berikut.
lxxiv
Gambar di atas menunjukkan ...
a. dampak interaksi desa dan kota terhadap kota
b. dampak interaksi desa dan kota terhadap desa
c. seluruh masyarakat desa mengenal teknologi
d. beternak merupakan mata pencaharian masyarakat desa
e. berkurangnya tenaga produktif di desa
Jawaban : B
A. Penilaian Materi
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Soal sesuai dengan indikator
lxxv
2. Terdapat soal-soal pengecoh
3. Setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia.
2. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
3. Menggunakan bahasa yang komunikatif
4. Pilihan jawaban tidak ada yang mengulang kata atau frase
yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
lxxvi
Lampiran 3. Kartu Seminar
lxxvii
Lampiran 4. Kartu Bimbingan
lxxviii
lxxix