Anda di halaman 1dari 11

HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

MATERI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SMAN 1 PALAS

Ervina Adiningsih1), Zulkarnain2), Dedy Miswar3)

ABSTRAC: The aim of this research is to find out the barrier that is faced by the teacher in teaching
geography with the matery about geographic information system. The subject of this research was
the geographic’s teacher. Used descriptive qualitative analysis. The data collecting in this research
were documentation, observation and interviewing. From the research, it was found that the barriers
teacher faced in teaching Geographic Information System (GIS) are: (a ) Barriers teacher mastery of
the material in GIS : geography teachers have never received a Geographic Information System
courses during the lecture, teacher training has not been held of GIS, learning method appropriate
less material GIS ( b ) Barriers teachers in the use and mastery of instructional media GIS :
geography teacher not have the skills in the operation of GIS software and the availability of school
facilities and infrastructure which can be used as a medium of learning GIS is very less.

Key words: teacher’s barriers, geography teaching learning process, geographic information system

ABSRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hambatan guru geografi dalam pembelajaran
geografi materi SIG. Subjek penelitian adalah guru geografi kelas XII SMA Negeri 1 Palas.
Menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data adalah dokumentasi,
observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan hambatan guru dalam pembelajaran SIG di
SMA Negeri 1 Palas meliputi (a) Hambatan guru dalam penguasaan materi SIG: guru geografi belum
pernah mendapat materi Sistem Informasi Geografis pada saat kuliah, guru belum pernah mengikuti
pelatihan terkait materi SIG, metode pembelajaran kurang sesuai dengan materi SIG (b) Hambatan
guru dalam penggunaan dan penguasan media pembelajaran SIG: guru geografi belum memiliki
keterampilan dalam pengoperasian software SIG dan ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang
dapat dijadikan media pembelajaran SIG sangat kurang.

Kata Kunci: hambatan guru, pembelajaran geografi, sistem informasi geografis

Keterangan:
1) Mahasiswa
2) Pembimbing 1
3) Pembimbing II

1
PENDAHULUAN memiliki hambatan. Berdasarkan hasil
penelitian pendahuluan yang dilakukan
Tugas dan tanggung jawab utama seorang melalui wawancara tak berstruktur dengan
guru adalah mengelola pembelajaran dengan guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1
lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, Palas tanggal 8 April 2013, hambatan ini
yang ditandai dengan adanya kesadaran dan terjadi karena kelemahan pengetahuan dan
keterlibatan aktif di antara dua subjek penguasaan materi SIG oleh guru pengajar.
pembelajaran, guru sebagai penginisiatif awal, Hal ini disebabkan karena guru mempelajari
pengarah, pembimbing, sedang peserta didik SIG melalui pustaka tidak melalui praktik
sebagai yang mengalami dan terlibat aktif langsung, serta sarana dan prasarana sekolah
untuk memperoleh perubahan diri dalam yang kurang memadai. Hambatan guru dalam
pembelajaran. Ketika guru memberikan suatu pembelajaran materi Sistem Informasi
materi pelajaran kepada siswa, maka guru Geografis adalah salah satu permasalahan
dituntut untuk menguasai materi tersebut, yang terus dihadapi oleh sistem pembelajaran
yang pada akhirnya mengharuskan guru untuk geografi di lingkungan SMA N 1 Palas.
lebih mengerti terlebih dahulu dibandingkan Teknologi SIG hanya dipahami secara
dengan siswa. Berkaitan dengan materi sederhana oleh guru dalam batas-batas
pelajaran Geografi di SMA, misalnya materi pengetahuan teoritis saja, hal tersebut
tentang SIG maka guru Geografi akan disebabkan oleh keterbatasan SDM serta
mendapat tuntutan yang harus dipenuhi yaitu keterbatasan penyediaan sarana perangkat SIG
penguasaan materi SIG secara teoritis maupun baik keras maupun lunak yang memerlukan
praktis. Dalam proses pembelajaran terkait biaya yang cukup besar.
materi Sistem Informasi (SIG) guru tidak
hanya dituntut untuk dapat menguasai materi Melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik
saja dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi untuk melakukan penelitian mengenai
dalam mengajar guru dapat menarik perhatian hambatan guru dalam pembelajaran geografi
siswa dalam pencapaian materi ini dengan pada materi Sistem Informasi Geografis di
menerapkan metode dan media pembelajaran SMA N 1 Palas Tahun Pelajaran 2013-2014.
yang sesuai dengan materi SIG. Hal tersebut dirasa perlu dilakukan untuk
mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran materi Sistem
memberikan kesempatan kepada siswa untuk Informasi Geografis.
berkembang secara maksimal, baik
perkembangan kognitif, afektif, maupun
psikomotoriknya, namun kenyataannya sering METODOLOGI PENELITIAN
muncul permasalahan atau hambatan dalam
pembelajaran seperti guru kurang menguasai Penelitian ini tergolong dalam penelitian
materi pembelajaran, guru tidak menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian
media, motivasi belajar siswa yang kurang, kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian
dan sarana belajar yang tidak memadai. yang dilakukan pada kondisi alamiah,
Hambatan dalam pembelajaran dapat diartikan penelitiannya lebih bersifat deskriptif, analisis
sebagai halangan atau rintangan yang dapat data bersifat induktif dan hasil penelitiannya
menggangu kelancaran kegiatan pembelajaran lebih menekankan makna dari pada
dalam mecapai tujuan pembelajaran. Dengan generalisasi (Sugiyono, 2012:9). Menurut
munculnya hambatan-hambatan tersebut, Mohammad Ali (1985:84), metode deskriptf
pembelajaran menjadi kurang lancar. Begitu digunakan untuk memecahkan masalah atau
juga dengan siswa, kurang bersemangat menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
mendalami pengetahuan yang diperolehnya di pada situasi sekarang, dilakukan dengan
bangku sekolah (Roestiyah, 1994:84-85). menempuh langkah-langkah pengumpulan,
klasifikasi dan analisis atau pengolahan data,
Berkaitan khusus dengan materi SIG, membuat kesimpulan laporan dengan tujuan
pembelajaran materi ini di SMA/MA masih utama untuk membuat penggambaran tentang
2
suatu keadaan secara objektif dalam suatu kuesioner dan dokumentasi. Analisis data
deskriptif situasi. yang digunakan adalah analisis data kualitatif
deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas
XII IPS SMA N 1 Palas Tahun Pelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
2013-2014. Sedangkan objek penelitiannya
adalah hambatan guru dalam pembelajaran Tinjauan Lokasi Penelitian
pada pokok bahasan Sistem Informasi SMA Negeri 1 Palas, berlokasi di Jalan PLN
Geografis. Palas Aji Kecamatan Palas Kabupaten
Lampung Selatan, Propinsi Lampung. Secara
Menurut Sugiyono (2012:38) variabel administratif, Desa Palas Aji berjarak 2 km
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau dari pusat kecamata Palas, 28 km dari ibukota
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang Kabupaten Lampung Selatan dan 110 km dari
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan ibukota Provinsi Lampung dengan batas-batas
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Desa
ditarik kesimpulannya. Variabel dalam Palas Jaya Kecamatan Palas, sebelah Timur
penelitian ini adalah hambatan guru dalam berbatasan dengan Desa Bangunan Kecamatan
pembelajaran geografi pada materi Sistem Palas, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Informasi Geografis di SMA N 1 Palas Tahun Desa Bangunan Kecamatan Palas, dan Sebelah
Pelajaran 2013-2014 meliputi penguasaan Barat berbatasan dengan Desa Rejomulyo
guru terhadap materi SIG dan penggunaan Kecamatan Palas.
media pembelajaran SIG. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah tehnik observasi,
teknik wawancara terstruktur yang berupa

Gambar 1. Peta Lokasi SMAN 1 Palas

Jumlah Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Talangpadang pada tahun 2013-2014 kelas X
Palas 39 orang yang terdiri dari 30 guru (16 (sepuluh), kelas XI (sebelas), kelas XII (dua
guru tetap, 14 guru tidak tetap), 7 pegawai belas) berjumlah 436 orang. Program
Tata Usaha, 1 pustakawan, dan 1 penjaga penjurusan yang ada di sekolah tersebut
sekolah. Jumlah siswa SMA Negeri 1 adalah IPA dan IPS.
3
Deskripsi Hasil dan Pembahasan menempati kedudukan yang menentukan
keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan
Penelitian dilakukan pada tanggal 8-11 dengan ketercapaian tujuan pengajaran serta
Oktober 2013, setelah peneliti melakukan menentukan kegiatan-kegiatan belajar
wawancara dengan guru geografi di SMAN 1 mengajar (Oemar Hamalik (2001:139).
Palas dan mengamati peroses pembelajaran Pengetahuan bahan ajar oleh guru adalah salah
yang sedang berlangsung di dalam kelas, maka satu faktor yang dapat menentukan
dalam hal ini penulis menemukan hambatan keberhasilan guru dalam pembelajaran. Oleh
guru geografi dalam pembelajaran guru karena itu, agar guru berhasil dalam
geografi terkait penguasaan materi SIG dan pembelajaran, maka seorang guru harus
penggunaan media pembelajaran SIG. menguasai bahan ajar yang akan diajarkan
dengan sebaik-baiknya.
Hambatan Guru Geografi dalam
Penguasaan Materi SIG Dari wawancara dengan guru geografi di
SMAN 1 Palas penguasaan guru geografi
Bahan ajar merupakan bagian yang penting terhadap materi SIG dapat dilihat pada tabel
dalam proses belajar mengajar, yang berikut:

Tabel 1. Pemahaman Guru Geografi terhadap Materi SIG


Kurang KET.
Submateri SIG Paham
Paham
Konsep Dasar SIG Memahami materi
- Sejarah SIG  di buku paket.
- Pengertian SIG 
Subsistem dan Komponen SIG Memahami materi
- Subsistem SIG  di buku paket.
- Komponen SIG 
Memahami materi
Tahapan Kerja SIG
di buku paket,
- Input Data 
- Proses Pengolahan dan Analisis Data namun tidak bisa

- Output mempraktikkannya

Memahami materi
Pemanfaatan dan Penerapan SIG di buku paket,
- Pemanfaatan SIG  namun tidak bisa
- Penerapan SIG (Pembuatan Aplikasi 
mempraktikkannya
SIG menggunakan Software SIG)

Sumber: Hasil Wawancara Tanggal 8 Oktober 2013

Dari Tabel 1. tersebut dapat dilihat bahwa Salah satu kompetensi inti seorang guru yang
guru geografi di SMAN 1 Palas sudah telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri
menguasai sebagian besar teori SIG, namun Penididikan Nasional (Permendiknas) No. 16
pada materi tahapan kerja SIG yang Tahun 2007 adalah menguasai materi,
berhubungan dengan pengolahan dan analisis struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
data guru kurang memahami, juga pada materi mendukung mata pelajaran yang diampu.
penerapan SIG, guru kurang memahami Dalam upaya untuk menguasai materi, konsp,
materi tersebut karena guru geografi belum dan pola pikir keilmuan yang mendukung
bisa mempraktikan pengoperasian SIG dengan mata pelajaran yang diampu, terdapat dua sub
menggunakan aplikasi SIG yang sudah mata kompetensi guru mata pelajaran yaitu:
berkembang saat ini seperti R2V, ArcInfo, 1. Menguasai bahan bidang studi dan
ArcView, dan ArcGIS. kurikulum sekolah.
4
2. Menguasai bahan pendalaman (pengayaan). konvensional maupun modern menjadi
hambatan guru dalam penyampaian meteri
Dari hasil wawancara juga didapat data bahwa tersebut.
guru belum pernah mengikuti pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan materi Kurangnya penguasaan guru geografi terhadap
SIG. Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran materi SIG akan menyulitkan guru dalam
(MGMP) Geografi di Lampung Selatan juga menggunakan metode pembelajaran yang
belum memiliki peran aktif dalam sesuai. Untuk penyampaian materi
pembelajaran geografi, saat pertemuan MGMP pembelajaran SIG harus dilakukan
tidak pernah melakukan kegiatan pengayaan menggunakan metode demonstrasi atau
materi atau evaluasi pembelajaran guru-guru praktikum, namun karena guru tidak
geografi. MGMP Geografi hanya mengadakan menguasai materi SIG secara praktik,
pertemuan saat akan membuat soal-soal untuk penyampaian materi ini hanya sebatas teori.
ujian akhir semester saja. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang
berlangsung saat ini hanya diterapkan metode
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab,
merupakan merupakan suatu wadah asosiasi dan penugasan saja.
atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran
yang berada di suatu kabupaten/kota yang Dalam pembelajaran materi SIG di SMA
berfungsi sebagai sarana untuk saling Negeri 1 Palas terlihat sekali hambatan dalam
berkomunikasi, belajar, dan bertukar pikiran penerapan metode pembelajaran, guru hanya
dan pengalaman dalam rangka meningkatkan menerapkan metode ceramah, tugas, tanya
kinerja guru sebagai praktisi/pelaku perubahan jawab tanpa di kombinasikan dengan model-
reorientasi pembelajaran di kelas. Dalam model pembelajaran dan tanpa dilengkapi
forum MGMP inilah seharusnya guru geografi media pembelajaran. Metode-metode tersebut
dapat membicarakan hambatan-hambatan kurang sesuai jika diterapkan dalam
yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran geografi materi SIG, sehingga
terkait dengan materi geografi pada umumnya membuat materi SIG menjadi meteri
dan materi SIG khususnya. MGMP dapat juga pembelajaran geografi yang cukup sulit untuk
dimanfaatkan guru geografi untuk bersama- dipahami siswa. Pada dasarnya guru tersebut
sama mendalami materi SIG jadi tidak hanya mengetahui perkembangan model-model
terpaku belajar dari buku paket dan internet pembelajaran saat ini, namun guru tidak
saja. menerapkannya di kelas karena alasan kondisi
siswa yang tidak memungkinkan untuk diberi
Penguasaan materi atau bahan ajar SIG oleh perlakuan dengan model-model pembelajaran
guru akan membantu guru tersebut dalam tersebut.
pelaksanaan pembelajaran. Syafruddin Nurdin
(2005:97) mengatakan bahwa penguasaan Menjadi guru yang kreatif, profesional dan
bahan ajar yang akan diajarkan adalah mutlak menyenangkan juga dituntut untuk memiliki
dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru. kemampuan mengembangkan pendekatan dan
Mengajar pada prinsipnya adalah memilih metode pembelajaran yang efektif,
membimbing siswa dalam kegiatan belajar hal ini penting terutama untuk menciptakan
mengajar yang merupakan suatu usaha iklim pembelajaran yang kondusif dan
mengorganisasikan lingkungan anak didik dan menyenangkan. Pemilihan metode mengajar
bahan pengajaran, sehingga terjadi proses yang kurang tepat justru akan mempersulit
belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa bahan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
ajar merupakan komponen penting dalam (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:86). Metode
suatu proses pembelajaran sehingga wajib bagi megajar pada umumnya ditujukan untuk
seorang guru untuk menguasai bahan ajar membimbing peserta didik dalam belajar
yang akan diajarkan. Pemahaman guru yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-
kurang terhadap materi SIG khususnya masing. Efektifitas penggunaan metode
mengenai materi penerapan SIG secara pembelajaran tergantung pada kesesuaian
5
metode pembelajaran dengan tujuan akan lebih baik. Saat guru melakukan
pembelajaran, materi pembelajaran, demonstrasi tentang overlay menggunakan
kemampuan guru, kondisi peserta didik, peta trasnparan misalnya, hal tersebut tentu
sarana dan prasarana, situasi dan kondisi serta akan menarik peratian siswa saat kegiatan
waktu. pembelajaran berlangsung. Selain itu, dengan
melakukan praktik pengoperasian software
Metode dalam rangkaian proses pembelajaran SIG akan mengurangi siswa ribut saat
memegang peran yang sangat penting. kegiatan pembelajaran berlangsung.
Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara Dalam pembelajaran materi SIG, penerapan
guru menggunakan metode pembelajaran, metode ceramah, tugas, maupun tanya jawab
karena suatu strategi pembelajaran hanya harus dikombinasikan dengan metode
mungkin dapat diimplementasikan melalui demonstrasi. Hal tersebut dikarenakan SIG
penggunaan metode pembelajaran. merupakan materi yang perlu diajarkan
melalui praktik agar siswa memahami SIG
Pembelajaran geografi materi SIG yang dengan baik serta mengetahui tahapan kerja
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Palas masih SIG. Metode ceramah diperlukan untuk
bersifat konvensional, dimana keterlibatan menjelaskan konsep-konsep SIG meliputi
guru dalam menanamkan konsep pengertian, subsistem, komponen, data,
pembelajaran masih sangat diperlukan. proses, analisis, dan aplikasi SIG dalam
Akibatnya, dominasi guru dalam pembelajaran bidang tertentu. Metode demonstrasi untuk
tidak dapat dihindari guna mencapai tingkat menunjukkan komponen SIG dan bagaimana
kompetensi yang diharapkan. Kegiatan guru SIG bekerja, sedangkan tanya jawab untuk
yang utama adalah menerangkan dan siswa memberi kesempatan siswa bertanya
mendengarkan atau mencatat apa yang mengenai berbagai kendala yang dihadapi saat
disampaikan guru. Guru biasanya mengajar praktik menjalankan software SIG. Guru
dengan berpedoman pada buku teks atau LKS, geografi harus menggunakan metode yang
dengan mengutamakan metode ceramah. tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran
Metode tanya jawab, dan diskusi kadang- SIG, serta tidak terpaku pada satu metode saja,
kadang diterapkan di kelas, namun metode akan tetapi guru harus dapat mengambil setiap
tersebut juga kurang efektif untuk diterapkan, kelebihan-kelebihan pada metode-metode
karena siswa di SMA Negeri 1 Palas tidak yang diketahuinya, sehingga dengan demikian
aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. diharapkan pembelajaran akan berjalan
Dengan pembelajaran seperti ini, siswa cepat dengan lancar serta sesuai dengan tujuan yang
merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran, diinginkan.
bahkan ada sebagian murid yang ribut dan
membuat kelas gaduh. Hambatan Guru Geografi dalam Penggunaan
dan Penguasaan Media Pembelajaran pada
Pembelajaran SIG yang hanya dilakukan Materi SIG
dengan metode ceramah, tugas dan tanya
jawab seperti di SMA Negeri 1 Palas kurang Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah
menarik perhatian siswa dalam memahami proses komunikasi kegiatan belajar mengajar
materi ini, sehingga tujuan pembelajaran sulit di kelas yang merupakan dunia komunikasi
tercapai. Penggunaan metode tersebut kurang tersendiri di mana guru atau siswa bertukar
sesuai dengan materi SIG, karena materi SIG pikiran untuk mengembangkan ide dan
juga harus dipelajari dengan pengertian, dalam proses komunikasi tersebut
mempraktikkannya. Jika metode-metode sering kali terjadi berbagai penyimpangan
tersebut divariasikan dengan metode sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan
demonstrasi dan praktikum, siswa akan efisien. Salah satu usaha untuk mengatasi
cenderung penasaran untuk mencoba keadaan ini ialah penggunaan media dalam
mempraktikkan pengoperasian SIG, sehingga proses belajar mengajar.
pemahaman siswa terhadap materi SIG pun
6
Tabel 2. Hambatan Guru Geografi dalam Penggunaan dan Penguasaan Media Pembelajaran

Indikator Hasil Penelitian


Keterampilan menggunakan komputer Menguasai keterampilan dasar komputer
Keterampilan menggunaan software SIG Belum bisa menggunakan software SIG
Media pembelajaran yang digunakan Peta, Buku paket, CD Interaktif
pada materi SIG
Keefektifan media yang digunakan Kurang efektif dalam pembelajaran SIG
Ketersediaan media pembelajaran SIG di Tidak lengkap, ada komputer tapi tidak ada
sekolah software SIG
Usaha mengadakan media pembelajaran Belum ada, hanya memanfaatkan media
yang tersedia
Sumber: Hasil Wawancara Tanggal 8 Oktober 2013

Tabel 2. di atas menunjukkan bahwa dalam Provinsi Lampung, sedangkan peta-peta


kegiatan pembelajaran materi SIG, guru tematik belum ada. Jadi, dalam kegiatan
geografi di SMA Negeri 1 Palas masih pembelajaran guru lebih memilih untuk
mengalami hambatan dalam penggunaan menggunakan buku paket dan menyampaikan
media pembelajaran. Guru hanya memiliki materi dengan berceramah, tugas dan tanya
media peta, buku-buku paket, dan CD jawab saja.
pembelajaran yang di dapat saat PLPG
(Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Dalam pembelajaran materi SIG, media
Pelaksanaan pembelajaran SIG di SMA sebagai alat bantu tersebut sangat dibutuhkan
Negeri 1 Palas kurang maksimal akibat guru untuk menyampaikan materi kepada
minimnya media pembelajaran geografi yang siswa. SIG merupakan materi yang cukup sulit
mendukung pembelajaran SIG serta dimengerti bila hanya disampaikan secara
penggunaan metode pembelajaran yang tidak teori melalui penyampaian lisan (ceramah).
sesuai dengan materi ajar SIG. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
suatu sistem informasi yang berbasis
Pembelajaran materi SIG di SMA Negeri 1 komputer, dirancang untuk bekerja dengan
Palas belum menggunakan media menggunakan data yang memiliki informasi
pembelajaran yang mendukung. Hal tersebut spasial (bereferensi keruangan). Jadi, jelas
dikarenakan baik dari kemampuan guru bahwa untuk menyampaikan materi ini kepada
maupun sarana sekolah tidak memungkinkan siswa, guru membutuhkan media yang
guru untuk menggunakan media pembelajaran mendukung pembelajaran SIG seperti
dalam pelaksanaan pembelajaran materi SIG. perangkat komputer yang sudah memiliki
Guru belum memiliki kemampuan untuk aplikasi SIG, peta digital, GPS, peta tematik
mempraktikan pengoperasian SIG melalui dan Proyektor. Syaiful Bahri dan Azwan Zain
media komputer. (2006:136), mengungkapkan bahwa dalam
proses belajar mengajar dengan kehadiran
Sarana sekolah yang dapat dijadikan media media mempunyai arti yang cukup penting.
pembelajaran geografi pun masih sangat Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan
kurang. Komputer yang ada di sekolah belum bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
memiliki aplikasi SIG, guru juga tidak pernah menghadirkan media sebagai perantara.
memanfaatkan laboratorium komputer untuk
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut Media menempati posisi cukup strategis dalam
dikarenakan laboratorium komputer tersebut rangka mewujudkan proses belajar geografi
hanya digunakan untuk mata pelajaran TIK, secara optimal. Proses belajar yang optimal
sehingga guru geografi sungkan untuk merupakan salah satu indikator untuk
menggunakannya. Media peta yang ada di mewujudkan hasil belajar peserta didik yang
sekolah juga hanya peta-peta umum saja, optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga
seperti Peta Indonesia, Peta Dunia, dan Peta merupakan salah satu cerminan hasil
7
pendidikan yang berkualitas. Dalam era pembelajaran geografi pada materi Sistem
perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa Informasi Geografis (SIG).
ini, profesionalisme guru tidak cukup hanya
dengan kemampuan membelajarkan siswa, Sarana dan prasarana sekolah juga dapat
tetapi juga harus mampu mengelola informasi dijadikan media pembelajaran yang
dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan mendukung pada materi SIG, seperti
belajar siswa. Konsep lingkungan meliputi ketersediaan LCD Proyektor, perpustakaan
tempat belajar, metode, media, sistem yang menyediakan buku-buku SIG dan
penilaian, serta sarana dan prasarana yang lainnya. Namun, di SMA N 1 Palas
diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan ketersediaan sarana dan prasarana tersebut
mengatur bimbingan belajar sehingga kurang memadai, bahkan ada sarana dan
memudahkan siswa belajar. Guru geografi prasarana yang belum tersedia, khususnnya
dituntut mampu memilih dan menggunakan pada pelaksanaan pembelajaran materi SIG
berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sehingga pemanfaatan sarana dan prasarana
sekitarnya. Selain menggunakan alat-alat yang sekolah sebagai media pembelajaran pun tidak
tersedia, guru juga dituntut untuk dapat maksimal. Untuk mengetahui ketersediaan
mengembangkan keterampilan membuat sarana dan prasarana yang dapat mendukung
media pembelajaran yang akan digunakannya pembelajaran materi SIG dapat dilihat pada
apabila media tersebut belum tersedia. Untuk table berikut:
itu guru geografi harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran geografi khususnya untuk

Tabel 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana SIG yang Mendukung Pembelajaran SIG
Sarana dan Prasarana Keadaan
Ada Tidak KET
Ada
- Software SIG  Guru belum pernah memakai software SIG
- GPS Dana pengadaan belum ada
- LCD/Proyektor   Jumlah Proyektor minim
- Laboratorium 
Komputer Jumlah komputer belum memadai
- Ruang Kelas  Kurang mendukung pembelajaran
- Perpustakaan  Koleksi buku geografi dan SIG kurang

Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara Tanggal 8 Oktober 2013

Dari Tabel 6. di atas dapat dilihat bahwa membantu pelaksanaan pembelajaran di kelas,
sarana dan prasarana yang dapat mendukung alat bantu seperti LCD Proyektor jumlahnya
pembelajaran SIG tidak semua tersedia di masih sangat minim, karena sekolah hanya
SMAN 1 Palas software SIG dan GPS. memiliki dua LCD Proyektor sedangkan
Perpustakaan kurang dimanfaakan jumlah kelas di sekolah tersebut sebanyak 12
keberadaannya karena buku-bukunya tidak kelas. Hal tersebut sangat menghambat guru
lengkap. Sementara laboratorium komputer dalam pelaksanan pembelajaran SIG, karena
yang seharusnya dapat digunakan untuk dengan keterbatasan kemampuan guru dalam
praktik SIG tidak standar karena komputernya mempraktikan tahapan kerja SIG, seharusnya
belum memliki software SIG, pemakaian jika saat pelaksanaan pembelajaran SIG guru
teknologi informasi tidak memadai karena di dapat menggunakan LCD, maka guru dapat
SMAN 1 Palas belum terdapat jaringan menggambarkan tahapan kerja SIG kepada
internet yang dapat digunakan oleh guru dan siswa melalui media AudioVisual sehingga
siswa dalam pembelajaran. Selain itu untuk
8
siswa tidak hanya berangan-angan mengenai Pada saat penelitian beberapa sarana dan
sistem kerja SIG. prasarana sekolah SMAN 1 Palas terlihat tidak
terawatt dengan baik, seperti keadaan ruang
Penggunaan sarana sekolah seperti LCD kelas yang tidak rapi dengan bangku-bangku
Proyektor dan komputer sebagai media yang tidak terpakai masih dibiarkan ada di
pembelajaran geografi sangat kurang. Menurut dalam ruang kelas, dan keadaan laboratorium
guru geografi, pemakaian sarana sekolah komputer yang kurang memadai. Selain itu
terbatas, misalnya saja pemakaian LCD untuk menunjang pembelajaran materi SIG,
Proyektor, memang hanya satu guru yang diperlukan sarana berupa alat-alat seperti GPS,
sering memakai, sedangkan guru lain belum digitizer, scanner, Central Procesing Unit
terlihat memakai media tersebut. Guru (CPU), hard-disk, komputer atau laptop.
geografi juga kurang bersemangat dalam Namun, sarana tersebut belum tersedia di
mengadakan media pembelajaran, karena tidak SMAN 1 Palas, dikarenakan terkendala pada
diperbolehkan memakai LCD Proyektor lalu dana pengadaan barang yang terbatas, jadi
merasa malas. Guru harusnya bisa untuk pembelajaran geografi hanya
menyediakan media pembelajaran yang lain, dialokasikan untuk pembelian peta dan globe
jika tidak dapat menggunakan LCD Proyektor itu pun jumlahnya juga terbatas. Pemeliharaan
maupun komputer. Media pembelajaran tidak sarana dan prasarana sangat penting dalam
hanya sebatas dalam bentuk media elektronik dunia pendidikan, karena dengan adanya
saja, guru dapat membuat media pembelajaran pemeliharaan maka sarana dan prasarana akan
itu sendiri agar siswa tertarik mengikuti dapat di gunakan dengan jangka waktu yang
kegiatan pembelajaran, misalnya untuk lebih lama, selain itu juga pemeliharaan sarana
pembelajaran materi SIG guru dapat mencari dan prasarana bertujuan agar tercipta suatu
peta-peta tematik hasil dari pengolahan data kondisi yang kondusif, nyaman dan aman
SIG atau dapat juga guru membuat media dalam proses pembelajaran.
visual mengenai tahapan kegiatan pengolahan
data SIG. Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan
Pembelajaran Materi SIG
Minimnya sarana dan prasarana di sekolah,
rendahnya kualitas fisik sekolah membuat Guru geografi mendalami materi SIG melalui
ketidaknyamanan proses pembelajaran dan hal latihan-latihan yang terdapat pada buku paket.
ini sangat berpengaruh pada hasil proses Padahal, pada kenyataannya masih banyak
pembelajaran geografi sehingga hasil ditemukan kesalahan-kesalahan yang terdapat
pembelajaran kurang maksimal. Berbagai pada buku paket tersebut. Penguasaan bahan
sarana prasarana yang sangat membantu ajar guru tidak lebih dari apa yang ditulis
proses pembelajaran geografi materi SIG dibuku paket, sehingga kesalahan-kesalahan
kurang mendapat perhatian sekolah. Menurut yang terjadi tidak dikenali bahkan diajarkan
guru geografi, belum ada upaya yang begitu saja kepasa siswa. Untuk upaya
dilakukan sekolah dalam pengadaan sarana meningkatkan pemahaman guru terhadap
dan prasarana sekolah yang mendukung materi SIG, sudah ada niat mengikuti
kegiatan pembelajaran, khususnya pada pelatihan-pelatihan, namun terkendala karena
pembelajaran geografi. Seperti yang diketahui MGMP di Lampung Selatan saat ini tidak
geografi bukan hanya mata pelajaran yang aktif, kelompok MGMP tersebut juga belum
berisikan materi teori saja, namun banyak pernah mengadakan kegiatan-kegiatan yang
materi yang perlu diajarkan melalui praktek. berhubungan dengan upaya-upaya untuk
Salah satunya pada pembelajaran materi SIG, meningkatkan pemahaman guru terhadap
seharusnya materi SIG diajarkan secara teori materi ajar geografi khususnya materi SIG.
dan praktek, namun karena sarana di SMA
Negeri 1 Palas sangat tidak memadai pada Guru merupakan kunci utama dalam kegiatan
akhirnya materi ini hanya disampaikan secara pembelajaran, guru harus benar-benar dapat
teori. menguasai materi yang akan disampaikan dan
metode apa yang tepat sehingga tercipta
9
proses belajar mengajar yang harmonis siswa metode pelajaran yang selalu sama (monoton)
termotivasi untuk belajar. Penggunaan metode akan membosankan siswa. Guru juga harus
dan media yang telah dilakukan oleh guru bisa menumbuhkan motivasi, hal ini sangat
geografi di SMA Negeri 1 Palas belum berperan pada kemajuan dan perkembangan
mampu mencapai target kriteria ketuntasan siswa. Selanjutnya melalui proses belajar, bila
minimal serta belum membangkitkan motivasi guru tepat dan mengenai sasaran
semangat siswa dalam mempelajari geografi akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan
khususnya materi SIG. Untuk itu guru harus tujuan yang jelas maka siswa akan belajar
berupaya untuk mengatasi berbagai hambatan lebih tekun, giat dan lebih bersemangat.
yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran.
Sejauh ini usaha guru dalam mengatasi SIMPULAN DAN SARAN
hambatan-hambatan pembelajaran geografi
materi SIG belum maksimal. Simpulan

Guru geografi hanya mempelajari SIG dari Berdasarkan uraian deskripsi data hasil
buku paket dan internet, hal tersebut tentu saja penelitian yang telah dianalisi, maka dapat
tidak akan meningkatkan kemampuan guru disimpulkan bahwa hambatan guru dalam
geografi dalam penguasaan SIG. Untuk pembelajaran geografi materi SIG di SMA
menguasai materi SIG, guru harus bisa Negeri 1 Palas, meliputi: (1) Kurangnya
mengoperasikan atau menjalankan perangkat penguasaan guru geografi terhadap materi
SIG yang dilakukan dengan mempraktekan SIG. Guru geografi hanya memahami materi
tahapan kerja SIG. Upaya guru belum sampai SIG sebatas teori, guru tidak memiliki
pada tahap ini, guru sudah memiliki niat untuk keterampilan dalam penggoperasian SIG
belajar praktek SIG, tetapi dengan beberapa sehingga dalam penyampaian materi SIG
alasan guru geografi di SMA Negeri 1 Palas metode yang dipakai guru belum kesesuaian
belum bisa melaksanakannya. Dalam hal dengan materi SIG. (2) Penggunaan media
penggunaan media dan metode pembelajaran pembelajaran SIG sebagai alat bantu guru
yang belum maksimal, belum terlihat upaya- geografi dalam menerangkan materi SIG
upaya guru untuk mengevaluasi kekurangan masih minim digunakan. Hal tersebut
strategi pembelajaran yang diterapkan. Selain dikarenakan media pembelajaran SIG belum
itu juga, dilandasi alasan kurangnya sarana lengkap sudah ada komputer, namun belum
pembelajaran di sekolah dan kondisi siswa ada software SIG, selain itu ketersediaan
yang kurang disiplin, guru enggan mencoba sarana dan prasarana sekolah yang dapat
menerapkan model-model pembelajaran yang dijadikan media pembelajaran SIG juga masih
telah berkembang saat ini. Seharusnya, hal itu sangat kurang.
dapat dijadikan salah satu upaya dalam
mengatasi hambatan-hambatan dalam Saran
pembelajaran dikelas. Hal tersebut
menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan Guru geografi harus terus mempelajari materi
guru geografi untuk mengatasi hambatan SIG baik teori maupun praktik, namun
dalam pembelajaran SIG masih sangat kurang. disarankan kepada guru untuk mengikuti
Sehingga pembelajaran SIG yang pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan
dilaksanakan terkesan apa adanya, sebatas SIG, sehingga guru geografi menguasai
penyampaian teori kepada siswa, tanpa ada praktek SIG. Hal tersebut akan mempermudah
usaha-usaha untuk menjadikan pembelajaran guru dalam mentransfer pengetahuan SIG
menjadi lebih baik. kepada siswa.

Guru harus berupaya lebih banyak Guru hendaknya berupaya menciptakan


menggunakan metode pada waktu mengajar, suasana pembelajaran yang menarik dan
variasi metode mengakibatkan penyajian menyenangkan sehingga siswa menjadi
bahan lebih menarik perhatian siswa, mudah semangat dalam belajar.
diterima siswa, sehingga kelas menjadi hidup,
10
Guru hendaknya memanfaatkan forum MGMP Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain.
untuk melakukan pengayaan materi SIG 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta:
dengan guru-guru geografi lainnya sehingga Rineka Cipta.
terjadi pertukaran informasi yang dapat
menambah pengetahuan guru mengenai materi Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
SIG. Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sekolah hendaknya berupaya untuk Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional


mengadakan fasilitas-fasilitas sekolah yang & Implementasi Kurikulum. Jakarta:
menunjang kegiatan pembelajaran geografi, Quantum Teaching.
khususnya materi SIG, misalnya dengan
membuat laboratorium geografi di sekolah. Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran:
Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka
Dengan ketersediaan sarana dan prasarana Cipta.
yang terbatas, hendaknya digunakan secara
bersama-sama, jadi semua warga sekolah bisa Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
mendapatkan manfaat dari fasilitas yang ada Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
di sekolah. Bandung: Aflabeta.

DAFTAR RUJUKAN

Ali, Mohammad. 1985. Startegi Penelitian


Pendidikan. Bandung: Angkasa.

11

Anda mungkin juga menyukai