Anda di halaman 1dari 21

\ si9s.

4 ptpn x G'
Ferhutani
PERJANJIAN KERJA SAMA
PENGUNAAN DAN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN
UNTUK KEGIATAN BUDI DAYA TANAMAN TEBU
GUNA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
ANTARA
PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KEHUTANAN NEGARA
DENGAN

PT PERKEBUNAN NUSANTARA X

Nomor : O4lPKS/KUM/DIVRE JATIM /2023


Nomor : )O(-KONTR/23.012

Pada hari ini Rabu, tanggal Satu bulan Maret tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (O1 -
03 -
2023), bertempat di Kantor Perum Perhutani Divisi Regional Jawa 1imur, telah dibuat dan
ditandatangani Perjanjian Kerja Sama antara:

I. PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KEHUTANAN NEGARA, yang disingkat "Perum


Perhutani'i suatu Badan Usaha Milik Negara yang didirikan berdasarkan hukum dar
peraturdn perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yaitu berdasarkan Peraturdr,
Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972 tentang Pendirian Perusahaan Umum Kehutanan
Negara, yang telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dan diatur
kembali dengan Peratumn Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010 tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara berkedudukan di Jakarta Selatan, dan'beralamat kantor di
Jalan TB Simatupang Nomor 22, RT 1/RW 8, Jati Padang, Jakarta Selatan, 12540, dalarn
hal ini diwakili oleh AMAS WLTAYA dalam jabatannya selaku Kepala Perum Perhutani
Divisi Regional Jawa Tmur. berkedudukan di Surabaya, beralamat di Jalan Genteng Kali
Nomor 49 Surabaya, bertindak untuk dan atas nama Perum Perhutani berdasarkan Surat
Kuasa Khusus Nomor 20ISKK/KUM|DlRl2023 tanggal 16 Januari 2023, untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KESATU.

II PT PERKEBUNAN NUSANTARA )q suatu Perseroan Terbatas yang didirikan


berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia. yaitu berdasarkan Akta Akta Nomor 43
tanggal 11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Harun Kamil, Notarls di lakarta dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 8681 tahun 1996 yang telah
diubah dengan Akta nomor 9 tanggal 24 Agustus 2021 dibuat di hadapan Sri Eliana
Tjahjoharto, SH Notaris di Surabaya dan telah diterima dan dicatatkan oleh Kementeriarr
Hukum dan HAM Surat Nomor AHU-AH.01.03-0441646 tanggal 28 Agustus 2021,
berkedudukan di Surabaya, beralamat di Jl Jembatan Merah 3-11 Surabaya, dalam hal
ini diwakili oleh Beny Sandjaya, S.E dalam jabatannya selaku SEVP Business Support
& Operation, berdasarkan Surat Kuasa Direktur Nomor )C(-SURKU/230125.001 tanggal
24 Januari 2023, dari dan oleh karena itu sah bertindak 'rntuk dan.atas nama Direksi,
untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Halaman I dari I8
f
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara persama-sama disebut "PARA PIHAK" dan masing-
masing disebut "PIHAK".
PARA PIHAK dengan ini menjelaskan terlebih dahulu sebagai berikut.

a. bahwa PIHAK KESATU adalah Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam
Perdturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum)
Kehutanan Negara dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor
SK.73/MENLHVSffiEN/KUM.U2/202L yang diberikan tugas untuk melaksanakan
pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung yang berada di Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten;

b. bahwa PIHAK KEDUA adalah suatu Perseroan Terbatas yang kegiatan usahanya adalah
melakukan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, untuk optimalisasi
pemanhatan sumber daya perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat;
c. bahwa dalam rangka kegiatan kerja sama agroforestri antara PIHAK KESATU dengan
PIHAK KEDUA didasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Menteri BUMN
Nomor 02/sKBloT.0s0lM,l8l2016, PKS.3/MENLHVSEEEN/PLA.0/8/2016,
t4lSKBNllU20L6 dan SKB-189/MBU/08/2016 tanggal 5
Agustus 2016 tentang
Pembentukan Tlm Percepatan Pencadangan Lahan Untuk Investasi Pertanian Khususnya
Industri Gula Berbasis Tebu, Palawija dan Sapi;
d. bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menerbitkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.BllMENLHIVSEIIEN/ KUM.tl1012016
tentang Kerja Sama Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Mendukung
Ketahanan Pangan;

e. bahwa Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui surat nomor :

S.249lMenlh(Se$enlPlA.2l712017 tanggal 17 Juli 2Ol7 telah memberikan Persetujuan


untuk Kerjasama Agroforestri Tebu pada lahan yang dikelola oleh PIHAK KESATU seluas
+5.661,50 (lima ribu enam ratus enam puluh satu koma lima puluh) hektar, dengan jangka
waktu persetujuan selama 10 (sepuluh) tahun;
f. bahwa Dewan Pengawas Perum Perhutani telah memberikan persetujuan terhadap
rencana kerjasama agroforestri tebu dengan Surat Nomor S-0UDWAS-PHI/2023 tanggal
3 Januari 2023 perihal Persetujuan Atas Permohonan Perpanjangan Perjanjian Kerja Sama
Agroforestry Tebu P.81;

S. bahwa PARA PIHAK telah membuat dan menandatangani Perjanjian Kerja Sama
Penggunaan dan Pemanftatan lGwasan Hutan Perum Perhutani untuk Kegiatan Budi Daya
Tanaman Tebu sebagaimana berikut:
1. Perjanjian Kerja Sama Nomor 01/PKS.Agro/MllVDivre Jatiml20lT - Nomor X(-
KON[R/17.019 tanggal O4 Oktober 2017 dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dan
berakhir pada tanggal 03 Oktober 2022;

I-lalaman 2 dari l8
t
2. Perjanjian Kerja Sama Nomor 062/PKS/Bjn/DIVRE-JATIM|20L7 - Nomor EA-
PERJA/17.001 Tanggal 04 Oktober 2017, dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dan
berakhir pada tanggal 03 Oktober 2022;
3. Perl'anjian Kerja Sama Nomor 148/PKSruBG/DIVRE JAnM/2018 -
Nomor )C(-
KONTR/18.168 Tanggal 22 luni 2018, dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dar,
berakhir pada tanggal 20 Desember 2022;
4. Perjanjian Kerja Sama Nomor 2T lPKSltr:lNDivreJatimlaotT - Nomor EA-
KONTR/17.125 Tanggal 04 Oktober 2077, dengan jangka waKu 5 (lima) tahun dan
berakhir pada tanggal 03 Oktober 2022;
h. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 531 huruf aa angka 2 Peraturan Menterl Llngkungar,
Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, serta Penggunaan
Kawasan Hutan dan berdasarkan hasil Evaluasi yang dilakanakan oleh Dinas Kehutanan
terhadap pelaksanaan kerja sama;
i. bahwa berdasarkan Surat Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan Direkorat
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor S.3/PKTUPPKHIPLA.2Itl2o23
tanggal 2 Januari 2023 perihal Tindak lanjut Perjanjian Kerja Sama Penggunaan dan
Pemanhatan Kawasan Hutan untuk Budi Daya Tanaman Tebu Sesuar
p.81/MENLHK/SEDEN/ KUM.U10l2016;

j. bahwa berdasarkan hasil evaluasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur terhadap
realisasi tanam yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka PARA PIHAK setuju untuk
melakukan penyesuaian dan perpanjangan perjanjian kerja sama.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk membuat
dan menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan
Untuk Budi Daya Tanaman Tebu Guna Mendukung Ketahanan Pangan (selanjutnya disebut
"Pedanjian"), dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

PASAL 1
MAKSUDruJUAN
(1) Perjanjian ini dimakudkan untuk memanfaatkan (optimalisasi) potensi yang dimiliki oleh
PARA PIHAK dalam kerja sama penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan yang
dikelola oleh PIHAK KESATU (selanjutnya disebut "Kawasan') untuk diusahakan oleh
PIHAK KEDUA melalui kegiatan pengembangan budi daya tanaman tebu di dalam
kawasan.

(2) Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di antara PARA PIHAK dalam
mendukung progmm Pemerintah berupa ketahanan pangan nasional khususnya
swasembada gula nasional.

Halaman 3 dari l8
h
PASAL 2
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi kerja sama dalam :
a. kegiatan penanaman tanaman kehutanan;
b. kegiatan pembuatan kebun benih tebu;
c. kegiatan pembuatan kebun tebu dengan menyediakan sarana produksi berupa benih,
pupuk dan obat-obatan, kegiatan budi daya tanaman tebu, dan pendampingan budi daya
tanaman tebu;
d. kegiatan pasca panen tebu melipuU penebangan dan pengangkutan hasil panen;
e. kegiatan pembuatan sarana pendukung melipuU pembuatan jalan angkutan, saluran
air/drainase, dan embung air;
f. kegiatan pelibatan masyarakat setempat dalam budi daya tanaman tebu sebagai tenaga
kery'a; dan
g. kegiatan perlindungan Kawasan dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan, sosial,
dan kelayakan usaha.

PASAL 3
OBJEK DAN LOKASI PERJANJIAN
(1) Objek Perjanjian ini adalah kerja sama PIHAK KESATU dengan PIHAK KEDUA dalam
kegiatan penggunaan dan pemanfaatan Kawasan untuk budi daya tanaman tebu.

(2) Lokasi kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bemda dalam Kawasan Hutan:
. KPH Mojokefto, seluas 1553,60 Ha (seribu lima ratus lima puluh tiga koma enam
puluh hektar)
. KPH Eojonegoro, seluas 748 Ha (tujuh ratus empat puluh delapan heklar)
. KPH Jombang, seluas 664,40 Ha (enam ratus enam puluh empat koma empat puluh
hektar)
o KPH Blitar, seluas 2695,50 Ha (dua ribu enam ratus sembilan puluh lima koma lima
puluh hektar)

dengan rincian lokasi sebagaimana tercrntum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(3) Luas lokasi kerja sama sebagaimana dimakud pada ayat (2) disesuaikan dengan reallsasi
tanam yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA untuk Kegiatan Budi Daya Tanaman Tebu:
- KPH Mojokerto dengan luas efektif yang ditanaml tebu seluas 319,50 Ha (tiga ratus
sembilan belas koma lima puluh hektar)
- KPH Bojonegoro dengan luas efektif yang ditanami tebu seluas 146,50 Ha (seratus
empat puluh enam koma lima puluh hektar)
- KPH lombang dengan luas efektif yang ditanami tebu seluas 224,70 Ha (dua mtus dua
puluh empat koma tujuh puluh hektar)
- KPH Blitar dengan luas efektif yang ditanami tebu seluas 54 Ha (lima puluh empat
hektar).

Halaman 4 dari 18
i
(4) Luas lokasi kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat ditambah atau
dikurangi berdasarkan persetujuan PIHAK KESATU sepanjang tidak melebihi ketentuan
luas dan berada dalam lokasi yang tercantum dalam Surat Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor surat S.249lMenlhVSe$enlPaA.2l712017 tanggal 17 )uli 20t7.

PASAL 4
POLA TANAM
(1) Satuan penanaman tebu adalah petak dengan persentase luas tanaman kehutanan
minimal sebesar 51olo (lima puluh satu persen) dan luas tanaman tebu maksimal sebesar
49% (empat puluh sembilan persen).
(2) Pola tanam diutamakan dilakukan dengan pola berblok (komplangan).

(3) Luas blok tanaman tebu makimal 25 (dua puluh lima) hektar dalam 1 (satu) petak atau
anak petak. Apabila terdapat luas blok tanaman tebu lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar
dalam 1 (satu) petak atau anak peta( maka dibagi menjadi beberapa blok dengan batas
antar blok berupa jalan, sekat bakar, dan selokan.
(4) Jalan, sekat bakar, dan selokan yang membatasi tanaman kehutanan dan tanaman tebu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selebar + 5 (lima) meter.
(5) Dalam hal terjadi kondisi khusus dimana blok tanaman kehutanan sudah berupa tegakan,
maka sekat bakar, jalan, dan selokan pada blok tanaman kehutanan tidak perlu dibangun,
namun sekat bakar, jalan, dan selokan untuk blok tanaman tebu tetap dibangun dengan
lebar keseluruhan 5 (lima) meter.

PASAL 5
RENCANA PEI.AKSANAAN
(1) Pelaksanaan budi daya tebu pada Kawasan dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan rencana
penanaman sebagai berikut:

No. Jenis Tanaman Tebu 2023 2024 2025 2026 2027

Ratton C-ane (RC III)/ Tanaman


1
Keprasan Ketiga

Ratton Gne (RC IV)/ Tanaman


2. Keprasan Keempat untuk tanaman
tahun 2018

3 Pembibitan

Halaman 5 dari 18
4 Phnt Cane (PC)/ Tanaman r

Kesatu

5 Raxon Cane (RC I)/ Tanan n

Keprasan Peftama

6 Ratton Gne(RCll)l
Tanaman Kepmsan Kedua

7. Ratton Gne (RC IfT)/ Tanaran


Kepmsan KcLga

B Rattrrt Lane- (l' , N)l Tanaman


Keprasan Keet r ,rat

(2) PIHAK KEDUA memberikan laporan ha: pr luksi tebu pada setiap pemanenan yang
diperoleh kepada PIHAK KESATU pada set eriode pelaporan.

(3) Periode pelaporan sebagaimana dimaksud ryat (2) adalah setiap 15 (lima belas) hari
kalender yang didukung dengan pembtr;tl I ldiJrran harian oleh PIHAK KEDUA.
(4) Dalam hal keterbatasan proses penl.rongkaran maka dapat diteruskan pemeliharaan
Ratton GneRCY dan seterusnya.

PASAL 6
SKEIA KER'A SAMA
(1) Kerja sama yang diatur dalam Pejanjian ini menggunakan skema kerja sama usaha
dimana PIHAK KEDUA akan mdakukan kegiatan budi daya tanaman tebu pada kawasan
hutan yang dikelola PIHAK KESAU dan PIHAK KEDUA akan memberikan bagi hasil dari
kegiatan budi daya teisebut ke0ara PIHAK KESATU.
(2) Kerja sama ini dilaksanakan dergan melibatkan masyarakat setempat dan/atau Lembaga
Masyarakat Desa Hutan (LltlDI) untuk berperan serta dalam kegiatan budi daya dan
pengamanan yang akan dituarykan dalam suatu perjanjian tersendiri antara PARA PIHAK
dengan kelompok masyarakat atau LMDH setempat.

PASAL 7
HAK DAN KEWA'IBAT{

(1) Tanpa mengurangi hak PIHAK KESATU pada Pasal lainnya dalam Perjanjian ini, hak PIHAK
KESATU adalah:
a. mendapat pembaytran bagi hasil budi daya tanaman tebu dari PIHAK KEDUA
sebagaimana dimalsud dalam Pasal I Perjanjian ini;

Halaman6darif8fi
x 8I IJ?p r uetlleluH
16u;116
nqal unqa) n4p/uep (Ogy):slep qruaq unqal uelenqtuad )nlun qluaq ue>;etpa{uau 'p
1(ggd) ueun6ueg uep rurng 1e[e6:elequau 'f,
:nqal ueureusl elep lpnq >1n1un
ue;epourad uqerpaluaul uep 1ur uetlue0a6 r.rep uelqestdlal )epll uel6eq uP)edruaut
6uel ue.r1due1 urelep uinluelJal euetlte6eqas tuel eqPsn est;euy unsnr(uaul 'q
7
lrur uer[ue0a3 luelep uen]ualal tenses ruVsf) )VHId
ppedal ueueuie6ua6 elerg uep uelnH ueunbuequa6 eue6 1!seq l6eq lellu lelequaut 'e
:qelepe Vncf) yY1116 ueqlfema1
'1u1ue;[ue0a6 urelep eAuutel 1ese6 eped VnO3y )VHId ueql[eanal l6uern6uaul eduet (l)
lnqal ueueugl
ei(ep rpnq Eunlnpuau 6uel ruVsl) yVHId )lllur euaeseld uep eueres ueleun66uau '3
usp jru! uerfue0a6
E lpsed ruplpp pnqeurp eueurre6eqas nqal ueueuq e{ep tpnq ;tseq t6eq ledepuau 'q
lrur uer[ueLa6 (7) lele g lesed urelep pnqeup
eueurre6eqas nqal ueueuel er(ep rpnq uqe;6a1 lnlun ueqel egolaEuaul uep euuauaurP
:qelepe vnol)
)VHId Ieq'ru1 ue1[ue[ra6 tuelep eluutel 1ese6 eped VnOil XVHId 1eq 16uan6uau eduel (g)
'e,tuueqe6aruad qe16ue;-qe16ue1
uolnlelaur uep uelnmul denas o1sr.r se6uu ue>1n1elau Vncil )VHId eues:aq '6
uep 1ru1 uer[ueLa6
ueeueslelad depeqral rsenle a uep 6u;.rolruou.r uelnlelaur VnCl) )lVHId euresraq 'J
lnqal upuleuel elep rpnq ue1er6a1 euelua: unsnluauJ VnO;1) )VHId euresraq 'a
lVnOlX >tVgIa qalo uoln)elp
6ue^ nqal ueureuq elep lpnq depeqral ueueue6uad uep ueseme6uad uolnlelaru
uplep VnOl) )VHId nluequiaur HONI nEp/upp lelerelseur loduuogal eulesaq 'p
lnqal uptleuq e{ep rpnq ue1e16a1 ueleme6uad Inlun puies elal rse)ol
relqas lolaelseur epeda) lersos upeurquJad uelnlelaur VnOil )VHId eulesJaq 'l
1ueue1 egod uep srua[ selauer nndrJau 6ueA ueqe; ue1elela1
p-1.tas
nqal luJpue1p uele 6ue,( ueqel JDlaJa senl uolnluauaul e16uel ulelep ueEuedel
Oulrolruoru llelap lensas rselol rseluquapr6uau VnOl) yy1116 ue6uap eurpsraq 'q
lrur uer[ueLa6 (7) lele E lesed rrtelep
pnqeuirp eueurre6eqas nqal ueureusl p^ep tpnq ue1e16e1 )nlun ueqel uelerpaluau 'e
:qelepe ruVsf) yyg16 ueql[eana1
'rur uerfuella6 uelep eluulel 1ese6 eped ruVSil )VHId ueqrfema>1 r6uern6uatu edueg (7)
'6ur.ro11uor.n uep uae[e;aquad
sasord uep uerEeq rebeqas nqal ueuleuel elep rpnq ueler6al nslueu:au
)nlun nqal ueueuel eAep rpnq ue1er6a1 urelep ruVsl) yy1116 uemefuel uelse6nuau 'p
uep :Vngill )VHId Uep nqal rsqnpo.rd uerodel ledepuau 'r
. jvnolt >tvuIa
rrep nqat ueupuel i{ep rpnq 6ue1ua1 uenqela6uad uep s1u1a1 ue6urqurlq ledepuau 'q
e. menjamin kualitas benih yang baik sehlngga pertumbuhan tebu optimal;
f. melakukan land clearing dan land prepantion pada persiapan buka kebun tanaman
tebu;
g. melaksanakan budi Caya tanaman tebu benih dan/atau tebu giling;
h. memberikan lapomn produksi tebu kepada PIHAK KESATU sesuai dengan periode
pelaporan yang telah ditentukan;
i. memelihara samna dan pmsarana milik PIHAK KESATU yang dipakai dalam budi daya
tanaman tebu;
j. membayarkan Provisi Sumber Daya Hutan untuk produk tebu yang dihasilkan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
k. melakukan kegiatan pengawasan dan pengamanan terhadap tanaman tebu dibantu
oleh PIHAK KESATU dan kelompok masyarakat atau LMDH;
l. bersama PIHAK KESqTU mengidentifikasi lokasi sesuai detail monitoring lapangan
dalam rangka menentukan luas efektif lahan yang akan ditanam tebu dan kelayakan
lahan yang meliputi varietas jenis dan pola tanam;
m. bersama PIHAK KESATU melakukan mitigasi risiko dan langkah-langkah
pencegahannyaj dan
n. bersama PIHAK KESATU melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Perjanjian ini.

PASAL 8
BAGI HASIL USAHA
(1) Bagi hasil usaha adalah pembagian hasil panen tebu giling dan tebu benih. Bagi hasil yang
diterima PIHAK KESATU berupa uang, sedangkan yang diterima PIHAK KEDUA berupa
tebu giling.
(2) Besaran bagi hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. tebu benih sebesar Rp1.500,- (seribu lima ratus rupiah) per ton. '

b. tebu giling sebesar Rpl.050,- (seribu lima puluh rupiah) per ton.
(3) Realisasi pembayarcn bagi hasil usaha dilakukan setelah selesai setiap panen dalam tiap
tahunnya.

- PASALg
DANA PEMBANGUAN HUTAN DAN BIAYA PENGAMANAN
(1) Dana Pembangunan Hutan (DPH) dan pengamanan diperhitungkan dari luas kawasan
yang dikerjasamakan yang akan diusahakan pada tahun berjalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (3) Perjanjian ini.
(2) PIHAK KEDUA memberikan DPH untuk kegiatan penanaman tanaman kehutanan di luar
lokasi kerja sama kepada PIHAK KESATU dengan perincian sebagai berikut:
a. Kegiatan Pembibitan dan Tanaman Tahun I (PC) sebesar Rp.4.000.000,- (empat juta
rupiah) per hektar.

Halaman 8 dari 18
t
b. Kegiatan Tahun II (RC I) sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) per hektar.
c. Kegiatan Tahun III (RC II) sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta ruplah) per hektar.
d. Kegiatan Tahun IV (RC III) sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) per hektar.
e. Kegiatan Tahun V- (RC IV) sebesar Rp.1.750.000,- (satu juta tujuh ratus lima puluh
ribu rupiah) per hektar.
(3) DPH untuk kegiatan Ratton CaneRCY sampai dengan seterusnya sebagaimana dimaksu0
dalam Pasal 5 ayat (4) sebesar Rp.1.750.000,- (satu juta tujuh ratus lima puluh ribu
ruplah) per hektar.
(4) Pembayaran DPH untuk kawasan hutan yang diusahakan untuk budi daya tanaman tebu
pada tahun berikutnya dibayar sekaligus oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU paling
lambat 10 (sepuluh) hari kalender *jak invoice diterbitkan PIHAK KESATU.
(5) PIHAK KEDUA menyediakan biaya dalam rangka pengamanan kegiatan budi daya tanamatt
tebu sebesar Rp1.500.000.- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per hektar per tahun dan
'dibayarkan
akan setelah selesai kegiatan penanaman tebu tutup tanam atau kepras yang
pelaksanaannya akan digunakan kelompok masyarakat/LMDH/KTH/Desa untuk biayil
kegiatan pengamanan yang akan dituangkan dalam Perjanjian tersendiri PARA PIHAK.

PASAL 10
MEKANISME PEMBAYARAN EAGI HASIL USAHA,
DPH DAN BIAYA PENGAMANAN
(1) Mekanisme pembayaran bagi hasil usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal I Perjanjian
ini diatur sebagai berikut :

a. PIHAK KEDUA menyerdhkan bagi hasil usaha kepada PIHAK KESATU selambat-
lambatnya 15 (lima belas) hari kalender sejak masa giling selesai berdasarkan laporan
hasil produksi; dan
b. Pembayaran bagi hasil usaha dilakukan melalui transfer ke rekening PIHAK KESATU
melalui rekening PIHAK KESATU pada Bank Rakyar Indonesia (BRI) :
- Cabang Mojokerto Nomor Rekening 005501000589306 atas nama PPHT II KPH
MJK BRI IN. ,
- Cabang Eojonegoro Nomor Rekening 001101002175309 atas nama PPHT II KPH
BJN BRI IN.
- Cabang Jombang Nomor Rekening 002307002731300 atas nama PPHT II KPH
JOMBANG IN.
- Cabang Blitar Nomor Rekening 000901001073309 atas nama PPHT II KPH Blitar
BRI IN.

(2) Pembayaran DPH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dan ayat (3) dari
PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU diatur sebagai berikut:
a. Dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah Perjanjian ini ditandatangani
oleh PARA PIHAK, selanjutnya PIHAK KESATU mengajukan invoice kepada PIHAK

Halaman 9 dari l8
f
KEDUA untuk pembayaran DPH sebesar 80 o/o (delapan puluh persen) dengan
ketentuan mengikuti dan/atau menyesuaikan mekanisme dan pelaksanaan pembukaan
lahan untuk kegiatan budi daya tanaman tebu;
b. Pembayaran DPH 20 o/o (dua puluh persen) dilakukan 1 (satu) hari kalender setelah
terbit sumt perintah tanam yang ditandatangani oleh PIHAK KESATU; dan
c. Pembayann DPH dibayarkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU melalui
rekening PIHAK KESATU pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) :
- Cabang Mojokerto Nomor Rekening 005501000589306 atas nama PPHT II KPH
MJK BRI IN.
- Cabang Bojonegoro Nomor Rekening 001101002175309 atas.nama PPHT II KPH
BJN BRI IN,
- Cabang Jombang Nomor Rekening 002301002731300 atas nama PPHT II KPH
JOMBANG IN.
- Cabang Blitar Nomor Rekening 000901001073309 atas nama PPHT II KPH Blitar
BRI IN.

(3) Pembayaran biaya pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5) dibayarkan
dalam 2 (dua) tahap yaitu:
a, Tahap kesatu dibayarkan pada saat awal persiapan tanaman / pemeliharaan keprasan
sebesar 50o/o (lima puluh persen).
b. Tahap kedua dibayarkan pada pertengahan musim tanam sebesar 50o/o (lima pulutr
persen).
c. Pembayaran biaya pengamanan untuk tahap kesatu dan tahap kedua ditransfer ke
rekening PIHAK KESATU melalui rekening PIHAK KESATU pada Bank Rakyat Indonesia
(BRI) :
- Cabang Mojokerto Nomor Rekening 005501000588300 atas nama PPHT II KPH
MOJOKERTO OUI.
- Cabang Eojonegoro Nomor Rekening 001101000892303 atas nama PPHT II KPI'I
BOJONEGORO OIJI,
- Cabang Jombang Nomor Rekening 002301000677306 atas nama PPHT II KPH
JOMBANG OUT.
- . Cabang Blitar Nomor Rekening 000901001074305 atas nama PPHT II KPH BLIIAR
otir.

PASAL 11
PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA
(1) PIHAK KEDUA dapat menggunakan alur/jalan yang telah dibangun PIHAK KESATU pada
lokasi Perjanjian dan apabila rusak PIHAK KEDUA wajib memperbaiki alur/jalan tersebut.
(2) PIHAK KESATU dapat menggunakan dan/atau memanfaatkan sanna dan prasamna yang
akan dibangun dan/atau diperbaiki PIHAK KEDUA pada lokasi Perjanjian.

Halaman 10 dari l8
r
(3) Sebelum membangun dan/atau memperbaiki sarana dan prasarana, PIHAK KEDUA wajih
membuat rencana pembangunan dan/atau perbaikan sarana dan pftlsatztna yang disetujui
oleh PIHAK KESATU.

PASAL 12
REBO'SASI/PEMUUHAN KAWASAN HUTAN
(1) PIHAK KEDUA wajib melakukan kegiatan reboisasi/pemulihan kawasan hutan di lokasr
kerja sama setelah kerja sama ini berakhir.
(2) Datam melakukan kewajiban reboisasi/pemulihan kawasan hutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), PIHAK KEDUA dapat meminta bantuan atau bekerja sama dengan PIHAI..
KESATU dengan biaya seluruhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA berdasarkan rencana
operasional yang mencakup kegiatan penanaman dan pemeliharaan.
(3) Pada saat Perjanjian ini ditandatangani, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan surat
pernyataan kesanggupan melakukan kegiatan reboisasi/pemulihan kawasan hutan yangr
merupakan baglan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini yang pelaksanaannya
mengacu pada ketentuan peftrturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 13
PA]AK-PA'AK
Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, pajak-pajak dan kewajiban finansial kepada negara
menjadi tanggung jawab dan beban masing-masing PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 14
JANGKA WAKTU
Perjanjian ini berlaku terhitung sejak tanggal 4 Oktober 2A22 sampai dengan tanggal 16 Juli
2027 dan tidak dapat diperpanjang.

PASAL 15
,AMINAIiI KESUNGGUHAN
(1) PIHAK KEDUA menjamin, dengan upaya terbaiknya melakukan budi daya tebu pada Objek
Kerja Sama dengan
-prakik budi daya tebu giling yang baik.

(2) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan sangat bergantung pada kondisi atau
permasalahan yang terjadi di Objek Kerja Sama, antara lain gangguan keamanan, konffik
sosial, dan ketidaktersediaan akses yang layak sehingga tidak ada pelanggaran jaminan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh PIHAK KEDUA dalam hal terjadi kondisi atau
permasalahan yang demiklan.

Halaman ll dari 18
t
(3) Surat Pemyataan Jaminan Kesungguhan PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagaimana tercantum dalam Lampimn 3 yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.

PASAL 15
L/ARAI{GAN
(1) Dalam melaksanakan budi daya tebu, PIHAK KEDUA dilarang:
a. melakukan kegiatan persiapan lahan dengan cara membakar; dan
b. menggunakan 83 yang masuk dalam daftar 83 yang dilarang untuk digunakan sesuai
ketentuan peftlturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) PIHAK KEDUA dilarang menggunakan dan memanfaatkan lokasi kerja sama untuk maksud
dan tujuan yang menyimpang dari maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 Perjanjian ini.

PASAL 17
WANPRESTASI
(1) Wanprestasi terjadi apabila memenuhi salah satu dari kondisi sebagai berikut:
a. melanggar salah satu ketentuan dalam Perjanjian ini;
b. tidak memenuhi salah satu kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini;
c. terlambat memenuhi salah satu kewajiban yang diatur dalam Perjanjian ini; atau
d. memenuhi kewajiban yang diatur dalam Perjanjian ini tetapi tidak sesuai dengarr
yang diperjanjikan.

(2) Salah satu PIHAK dinyatakan wanprestasi apabila tidak mengindahkan teguran berupa
surat peringatan dari PIHAK Lainnya secara tertulls sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut
dalam tenggang waktu masing-masing teguran adalah 30 (tiga puluh) hari kalender untuk
melakukan perbaikan atas kelalaiannya.

PASAL 18
SANKSI DAN DENDA
(1) Apabila salah satu PIHAK melakukan wanprestasi dan telah menerima surat teguran yang
patut sebagaimana dimaksud dalam Pasal t7 ayat (2) maka PIHAK yang tidak melakukan
wanprestasi berhak memutuskan Perjanjian secara sepihak.

(2) Terjadinya pemutusan Perjanjian karena wanprestasi tidak mengakibatkan hilangnya


pemenuhan kewajiban PIHAK yang melakukan wanprestasi dan segala biaya yang tlmbul
akibat adanya pemutusan Perjanjian, sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK yang
melakukan wanprestasi.

Halaman 12 dari 18
r
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak merealisasikan rencana penanaman sesuai tahapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan tidak melakukan perbaikan sesuai dengarr
rencana realisasi setelah diberikan teguran sebanyak 2 (dua) kali dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender untuk setiap tahapan, maka PIHAK KEDUA akan dikenai sanksi
berupa pengurangan Luas lokasi kerja sama.
(4) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pembayaran dan telah diberikan teguran
sesuai ketentuan sebagaimana dimakud dalam Pasal 17 ayat, (2), maka PIHAK KEDUA
dikenakan sanksi sebesar 1oloo (satu permil) per hari keterlambatan dari besaran nilai yang
menjadi kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU dan/atau PIHAK KETIGA
hingga denda maksimal sebesar 5olo (lima persen).
(5) Pengenaan denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihitung sejak hari
pertama setelah berakhimya jangka waktu teguran yang kedua.

(6) Dalam hal pengenaan denda keterlambatan telah mencapai batas maksimal sebagaimani,
dimakud pada ayat (4) maka PIHAK KEDUA telah memenuhi salah satu kondisi
wanprestasi sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 17 sehingga PIHAK KESATU dapat
memutus Perjanjian ini secara sepihak.
(7) Apabila terjadi pemutusan Perjanjian sebagaimana dimakud pada ayat (6) maka bag!
hasil dan denda keterlambatan yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA harus tetap
dibayarkan kepada PIHAK KESATU.

PASAL 19
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri apabila salah satu PIHAK atau PARA PIHAK melakukan salah
satu hal-hal sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA mengalihkan hak dan kewajibannya dalam Perjanjian ini kepada pihak
lain tanpa peBetujuan PIHAK KESATU, kecuali telah ditentukan lain dalam Perjanjian
ini;
b. PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri Perjanjian ini secara tertulis meskipun jangka
waktu Perjanjian ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 belum berakhir;
c. salah satu PIHAK melakukan pelanggaran atau kelalaian sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini dan tidak memulihkan pelanggaran atau kelalaian tersebut dalam waktu
30 (tiga puluh) hari kalender setelah pelanggaran atau kelalaian terjadi dan setelah
PIHAK lainnya memberikan pemberitahuan tertulis atas pelanggaran atau kelalaiar
tersebut;
d. kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5);
e. apabila Keadaan Kahar berlangsung lebih dari 120 (seratus dua puluh) hari kalender
berturut-turut dan PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri Perjanjian ini; atau
f. salah satu PIHAK mengalami pailit atau tidak dapat menjalankan usaha atau
menghentikan usahanya atau perusahaan dibubarkan.

Halaman t3 dari t8
fi
(2) PIHAK yang bermakud untuk mengakhirl Perjanjian ini sebelum waktu pengakhiran yano
disepakati wajib menyampaikan pemberitahuan teftulis kepada PIHAK lainnya, dalam
waktu 60 (enam puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang diinginkan.
(3) Perjanjian ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya, apabila terdapat peraturan
perundang-undangan dan/atau kebijaksanaan Pemerintah yang tidak memungkinkan
berlangsungnya maksud dan tujuan dari Perjanjian ini.
(4) Apabila Perjanjian inl diakhiri karena sebab apapun, maslng-masing PIHAK wajib
memenuhi kewajibannya yang telah dibuat dengan PIHAK lainnya berdasarkan Perjanjian
ini dan menyelesaikan seluruh utang, tanggung jawab darr kewajiban finansial lain kepada
PIHAK lainnya, yang terhutang setelah pengakhiran Pedanjian ini.

(5) Pengakhiran Perjanjian ini dengan alasan apapun, PARA PIHAK sepakat untuk
mengenyampingkan berlakunya ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata terkait syarat adanya putusan pengadiian untuk pengakhiran perjanjian.

PASAL 20
PENUNDAAN PELAKSANAAN PERJANJIAN
(1) PARA PIHAK dapat melakukan penundaan terhadap pelaksanaan Perjanjian ini sesuai
Perdturdn Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-19/MBU/2012 tentang Pedoman
Penundaan Transaksi Bisnis yang Terindikasi Penyimpangan dan/atau Kecurangan, untuk
mencegah potensi kerugian, berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh pihak independen
yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

(2) Tlndakan penyimpanEan dan/atau kecurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. adanya indikasi manipulasi harga baik penggelembungan (mark {/p) maupun
pengurangan (mark down);
b. adanya indikasi proyek fiktif;
c. adanya indikasi pemalsuan identitas oleh salah satu PIHAK atau PARA PIHAK;
d. adanya indikasi barang atau jasa di bawah spesifikasi atau kualitas yang disepakati.
(3) Penundaan pelaksanaan Perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sampai dengan adanya hasil audit atau pemeriksaan dari pihak independen yang ditunjuk
terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(4) Atas audlt sebagaimana dimakud pada ayat (3), PARA PIHAK dengan ini menyatakan
kesediaannya untuk diperiksa dan menyerahkan dokumen terkait Perjanjian ini dan/atau
dokumen lainnya yang diminta oleh pihak independen yang ditunjuk.
(5) Dalam hal hasil audit atau pemerikaan dari pihak independen yang ditunjuk sebagaimana
dimakud pada ayat.(3) menyatakan bahwa pelakanaan Perjanjian ini merugikan salah
satu PIHAK, maka PIHAK yang dirugikan dapat mengakhiri Perjanjian ini dengan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK lainnya.

Halaman la dari f 8
f
PASAL 21

(,)
I:^,:::_o
n",,*,1=)l,I)[il]fffi
yans wajar dari
gunung berapi, gempa
prHAK
'ARA bumi,
dan urm Jir.i.i,,r.
::*-
;t#:rTffi,il;,i:j;[:::J#
oan;ir, angii top;;;aji;'a,
hara, serangan hama, kebakara. keseharan, pemosokan,
undang-undang, peraturan
,.rs il;'lullnl *",.,","n manusia,
huru_
peraksanaan
yung dikeruarkan oreh pemerintah,
tindakan pemerintah/instansi.perundang-undungun
berwenaig .t,u.ili.lv"
- kebijakan baru yang tidak dapat
terelakkan (selanjutnya disebut ..Keadaa-n
fanafi. '-
(2) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab
atas kegagaran atau keterrambatan datan,
melakanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian ini yang
disebabkan Keadaan Kahar.
(3) Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka pIHAK yang terkena harus melakukan
usaha-usaha
dan mengambil tindakan yang terbaik dan maksimal untuk menanggulangi dan/atau
mengurangi dampak yang merugikan.

(4) Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar harus segera
memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 7 x 24 jam
setelah hari pertama Keadaan Kahar disertai dengan bul€i atau keteEngan resmi instans!
berwenang dan perkiraan atau upaya-upaya yang akan atau telah dilakukan dalam rangka
mengatasi Keadaan Kahar. Atas pemberltahuan dimaksud, PIHAK yang diberitahu dapat
menolak atau menyetujui Keadaan Kahar secara teftulis paling lambat dalam waktu 7 x
24 jam sejak menerima pemberitahuan.

(5) Apabila PIHAK yang terkena Keadaan Kahar lalai dan/atau tidak melaporkan Keadaan
Kahar yang dialaminya kepada PIHAK lainnya dalam batas waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), maka Keadaan Kahar dianggap tidak terjadi.

(6) Apabila PIHAK yang menerima laporan Keadaan Kahar tidak memberikan jawaban dalam
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka PIHAK yang menerima laporar,
tersebut dianggap telah menyetujui Keadaan Kahar.
(7) Apabila Keadaan Kahar ditolak oleh PIHAK yang menerima laporan, maka PARA PIHAK
akan meneruskan kewajiban-kewajibannya sesuai ketentuan-ketentuan Perjanjian ini.
(8) Apabila Keadaan Kahar disetujul oleh PIHAK yang menerima laporan, maka kelanjutan
pelaksanaan Perjanjian ani akan dirundingkan kembali, termasuk antara lain menetapkan
kembali jadwal pelaksanaan Perjanjian ini serta hal-hal lain yang dianggap penting oleh
PARA PIHAK dalam Perjanjian ini.

(9) Apabila Keadaan Kahar berlangsung lebih dari 120 (seratus dua puluh) hari kalender
berturut-turut, maka PARA PIHAK dapat merundingkan kembali mengenai
penyelesaiannya dan pelaksanaan Perjanjian ini. Apabila tidak diperoleh penyelesaian.
maka PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri Perjanjian ini.

Halaman 15 dari l8
r
PASAL 22
MONITORIT{G, EVALUASI, DAN PELAPORAN
(1) PARA PIHAK secara bersama-sama melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Perjanjian ini secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-
waktu.

(2) Evaluasi terakhir dilakukan 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum Perjanjian ini berakhir
oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tlmur yang dituangkan dalam Berita Acara Evaluasr
Kerja Sama. Biaya evaluasi ini menjadi beban PIHAK KEDUA.
(3) PARA PIHAK melaporkan pelaksanaan Perjanjian ini kepada Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan secara periodik setiap 1 (satu) tahun sekali.
(4) Biaya monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh PARA PIHAK menjadi beban PARA
PIHAK,

PASAL 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Bilamana terjadi perselisihan atau perbedaan penaftiran antara PARA PIHAK, maka akan
diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat terlebih dahulu.
(2) Apabila dengan musyawarah tidak dapat tercapai kata sepakat, maka PARA PIHAK sepakat
untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) yang berkantor pusat di Wahana Graha, Jalan Mampang Prapatan No. 2, Jakarta
(termasuk alamat kantor pusat baru apabila terjadi perubahan alamat kantor pusat dari
waktu ke waKu) sesuai aturan dan prosedur BANI yang putusannya bersifat final dan
mengikat bagi PARA PIHAK.

PASAL 24
ETII(A BISNIS
(1) PARA PIHAK wajib mematuhi perahlran perundang-undangan dalam pelaksanaan
Perjanjian ini.
(2) Setiap PIHAK tidak akan melakukan tindakan yang merugikan PIHAK lainnya.
(3) Setiap PIHAK wajib menjunjung tinggi integritas dan mendukung upaya Pemerintah
Republik Indonesia untuk memberantas korupsi dengan mematuhi seluruh ketentuan
Undang-Undang Norhor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan llndak Pidana Korups:
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi berikut peraturan pelaksanaannya.

(4) Setiap PIHAK dilarang memberi/menjanjikan/menerima sesuatu, secara langsung maupun


tidak langsung, baik berupa uang, barang, hadiah, kornisi, atau fasilitas lainnya yang
berhubungan dengan jabatan, wewenang, kekuasaan kepada pihak manapun dengar,

Halaman 16 dari 18
[.
maksud untuk mempengaruhi pelaksanaan Perjanjlan ini.
(5) Setiap PIHAK segera memberitahukan kepada PIHAK lainnya apabila menemukan setiap
bentuk pelanggaran dalam pelaksanaan Pedanjian ini.

PASAT 25
PERUBAHAN PERJANJIAN
(1) Hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ina akan
dibicarakan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat dan selanjutnya akan dituangkan dalam
Addendum Perlanjian yang merupakan kesatuan dengan Perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini hanya dapat diubah, diperbaiki, ditambah, diperbaharui atas kesepakatan/
persetujuan PARA PIHAK yang akan dituangkan dalam suatu Addendum Perjanjian yang
merupakan kesatuan dengan Perjanjian ini.
(3) Dalam hal salah satu PIHAK menghendaki perubahan Perjanjlan ini, PIHAK tersebut harus
mengajukan permohonan atau memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya
guna dilakukan pembicaraan dan pembahasan untuk mencapai mufakat.

PASAT 26
KETENTUAN LAIN
(1) PARA PIHAK dengan inimenyatakan dan menjamin bahwa wakil-wakl yang
menandatangani Perjanjian ini dan/atau lampiran/surat-surat lainnya yang merupakan
bagian dari Perjanjian ini, merupakan wakil-wakil yang berwenang mewakili masing-
masing PIHAK sesuai dengan ketentuan dalam Anggamn Dasar dan/atau diberikan
kewenangan berdasarkan keputusan/ketentuan yang berlaku pada masing-masing PIHAK
untuk melaksanakan hal tersebut. Apabila wakil-wakil tersebut terbukti tidak berwenang
mewakili masing-masing PIHAK, maka Perjanjian ini tetap mengikat bagi PARA PIHAK dan
wakil-wakil tersebut dan PARA PIHAK setuju untuk menegaskan dan menyatakan kembali
Perjanjian ini dan
memastikan wakil-wakil yang berwenang dari PARA PIHAK
menandatangani penegasan dan pernyataan kembali dari Perjanjian ini.

(2) Perjanjian ini dan pelaksanaannya dibuat dan diinterpretasikan berdasarkan hukum
Negara Republik Indonesia.
(3) Jika salah satu atau lebih dari ketentuan dalam Perjanjian ini menjadi tidak berlaku, Udak
sah, atau tidak dapat dilaksanakan dalam hal apapun berdasarkan hukum yang berlaku,
maka keberlakuan, keabsahan, atau dapat dilaksanakannya ketentuan lain dalarn
Perjanjian ini tidak akan terpengaruh atau berkurang. Dalam kondisi tersebut, PARA PIHAK
wajib membuat dan menandatangani ketentuan yang baru untuk menggantikan ketentuan
yang tidak berlaku, tidak sah, atau tidak dapat dilaksanakan tersebut.

(4) Apabila dikemudlan hari terbit peraturan perundang-undangan dari pemerintah yang
isinya bertentangan dan atau mengakibatkan dengan Perjanjian tidak dapat dilaksanakan,

Halaman 17 dari 18
t
maka:
a. Perjanjian akan ditinjau kembali dan akan disesuaikan dengan percturcn perundang-
undangan yang berlaku.
b. PARA PIHAK tidak berkewajiban untuk melakukan penggantian triaya, kerugian, dan
bunga.

(5) Pada saat Perjanjian ini berlaku, ketentuan dalam Pefianjian Kerja Sama Penggunaan dan
Pemanfaatan Kawasan Hutan Perum Perhutani untuk Kegiatan Budi Daya Tanaman Tebu:
a) KPH Mojokerto Nomor 01/PKS.AgrolMJK/Divre Jatimlz0lT - Nomor )O(-KONTV17.019
tanggal 04 OKober 2017;
b) KPH Bojonegoro Nomor 062/PKS/Bjn/DME-JAnM/2017 Nomor EA-PER A'l17.001
-
Tanggal 04 Oktober 2017;
c) KPH Jombang Nomor 1,{8/PKSPBG/DIVRE JAIM/2018 Nomor )C(-KONTR/18.168
-
Tanggal 22 Juni 2018;
d) KPH Blitar NomoJ 2TlPKS/BTR/DivreJatim/2017 Nomor EA-KONTR/17.125 Tanggal
-
04 OKober 2017;
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan tanggal 01 Maret 2023.

e) Lampiran-lampiran sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, antara lain sebagai berikut:
Lampiran 1: Rincian Lokasi Kerja Sama;
Lampimn 2: Analisa Usaha Tani; dan
Lampiran 3: Surat Pernyataan Jaminan Kesungguhan PIHAK KEDUA.

PASAT 27
PENUTUP

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan
dan tahun sebagaimana tersebut pada awal Perjanjian ini dan dibuat dalam rangkap 2 (dua)
bermeterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,


nan Nusantara X PERUM PERHUTANI

SEVP Business Support Kepala Perum Perhutani


& Operauon Divisi Regional Jawa Timur

Halaman 18 dari 18
k
maka:
a. Perjanjian akan ditinjau kembali dan akan disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. PARA PIHAK tidak berkewajiban untuk melakukan penggantian biaya, kerugian, dan
bunga.
(5) Pada saat Perjanjian ini berlaku, ketentuan dalam Perjanjian Kerja Sama Penggqnaan dan
Pemanfaatan Kawasan Hutan Perum Perhutani untuk Kegiatan Budi Daya Tanaman Tebu:
a) KPH Moiokerto Nomor 01/PKS.Agro/XUKlDivre Jatiml2017 - Nomor )C(-KONTR/17.019
tanggal 04 Oktober 2017;
b) KPH Bojonegoro Nomor 062|PKS|BIn|ONRE-JATIM/2017 -Nomor EA-PERIA/17.001
Tanggal 04 Okober 2017;
c) KPH Jombang Nomor 148/PKS[BG/DIVRE JAIM/2018 Nomor ]C(-KONTF/18.168
-
fanggal22Juni 2078;
d) KPH Blitar Nomor 2ZPKSlBTRI/DivreJatim/20l7 - Nomor EA-KOIITF/17.125 Tanggal
04 OKober 2017;
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan tanggal 01 Maret 2023.

e) Lampiran-lampiran sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini merupakan bagian yang


Udak terpisahkan dari Perjanjian ini, antara lain sebagai berikut:
Lampiran 1: Rincian Lokasi Kerja Sama;
Lampiran 2: Analisa Usaha Tani; dan
Lampiran 3: Surat Pernyataan Jaminan Kesungguhan PIHAK KEDUA.

PASAL 27
PENUTUP

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan
dan tahun sebagaimana tersebut pada awal Perjanjian ini dan dibuat dalam rangkap 2 (dua)
bermeterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,


PT n Nusantara X PERUM PERHUTANI

AMAS WI'AYA
SArP Business Support Kepala Perum Perhutani
& Operation Divisi Regional Jawa Timur

Halaman 18 dari 18
I

Anda mungkin juga menyukai