Anda di halaman 1dari 4

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA

KEPALA BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN SULAWESI


DENGAN
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MAROS

TENTANG

PEMANFAATAN BIBIT PERSEMAIAN PERMANEN MAROS

Nomor : ……/PKS-BPTH/2017
Nomor : ………………………………

Pada hari ini Jumat tanggal ……… bulan ………. tahun Dua ribu Tujuh belas, kami
yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Ir. DJOKO IRIANTONO, MSc : Kepala Balai Perbenihan Tanaman


Hutan Wilayah II, Direktorat Jenderal
Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan
Hutan Lindung Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
yang berkedudukan di Jalan Perintis
Kemerdekaan KM.17,5 Sudiang Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama, Balai Perbenihan Tanaman
Hutan Wilayah II, Direktorat Jenderal
Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan
Hutan Lindung Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
yang selanjutnya disebut PIHAK
KESATU.

2. Ir. : Kepala yang selanjutnya disebut


sebagai PIHAK KEDUA.

Untuk selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam Perjanjian Kerjasama ini
disebut sebagai PARA PIHAK mempunyai tujuan yang sama yaitu pemanfaatan bibit
persemaian permanen untuk kegiatan hutan rakyat, penghijauan lingkungan dan
pengembangan perbenihan tanaman hutan di wilayah Kabupaten .....
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan
diri dalam Perjanjian Kerjasama sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal sebagai
berikut:

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Perjanjian Kerjasama pemanfaatan bibit persemaian permanen ..... adalah


penyediaan bibit kayu-kayuan dan MPTS oleh PIHAK KESATU untuk diserahkan
kepada PIHAK KEDUA dalam rangka kegiatan penanaman di wilayah kerja PIHAK
KEDUA.

Pasal 2
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerjasama pemanfaatan bibit persemaian Maros ini adalah
sebagai berikut:
(1) Penyediaan bibit kayu-kayuan dan MPTS untuk diserahkan kepada PIHAK KEDUA
yang selanjutnya dibagikan kepada perorangan, kelompok, instansi yang
diusulkan/diketahui oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU,
(2) Penyediaan bahan materi genetik unggul dan tanaman unggulan lokal untuk
diproduksi di persemaian.

Pasal 3
PENYEDIAAN BIBIT

(1) PIHAK KESATU membuat bibit kayu-kayuan, Tanaman Unggulan Lokal dan MPTS
di Persemaian Permanen Maros dengan jumlah, kualitas dan tata waktu
sebagaimana peraturan dan kebijakan kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
(2) PIHAK KESATU menyerahkan bibit kepada PIHAK KEDUA sebanyak .........batang
pertahun dengan pertimbangan jumlah dan jenis tanaman berdasarkan hasil
koordinasi antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KESATU menyetujui permohonan PIHAK KEDUA apabila permohonan
PIHAK KEDUA dilengkapi data-data: Rencana distribusi bibit, calon penerima dan
calon lokasi penanaman (sket lokasi, titik koordinat).
(4) Penyerahan bibit dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan di
Persemaian Permanen .......dan dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah
Terima Bibit yang ditandatangani oleh PIHAK KEDUA.
(5) PIHAK KEDUA bertanggungjawab terhadap anggaran untuk pengangkutan,
distribusi bibit dari lokasi persemaian menuju lokasi penerima bibit sebagaimana
surat permohonan bibit.
(6) PIHAK KEDUA menyerahkan bukti penerimaan bibit dari perorangan, kelompok,
dan instansi pemohon kepada PIHAK KESATU
(7) Penyediaan bibit oleh PIHAK KESATU berlangsung selama .... tahun dan berakhir
tahun ......
(8) PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan bimbingan teknis dan monitoring
penanaman oleh pemohon di wilayahnya dan selanjutnya menunjuk tegakan
untuk dijadikan calon sumber benih.

Pasal 4
JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu ..... (.....) tahun dan
berakhir tahun ........ dan dapat diperpanjang sesuai persetujuan para pihak
(2) Dalam hal salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian kerjasama ini,
maka pihak yang bersangkutan harus memberitahukan terlebih dahulu secara
tertulis kepada pihak lainnya, paling lambat diterima 3 (tiga) bulan sebelumnya.

Pasal 5
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

(1) Perjanjian Kerjasama ini akan berakhir bila:


a. Masa periode perjanjian kerjasama telah berakhir;
b. PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri Perjanjian Kerjasama ini sebelum
berakhirnya masa Perjanjian Kerjasama ini;
c. Adanya peraturan perundangan yang mengharuskan dihentikannya
Perjanjian Kerjasama ini.
(2) Bahwa apabila terjadinya pengakhiran sebagaimana pasal 7 ayat 1 ini PARA
PIHAK tidak saling menuntut satu sama lain.

Pasal 6
FORCE MAJEURE

Bila terjadi force majeure, maka PARA PIHAK sepakat untuk merundingkan kembali
hak dan kewajiban masing-masing dengan tujuan untuk melanjutkan perjanjian
kerjasama ini, selama belum tercapai kesepakatan mengenai perjanjian kerjasama
yang baru tersebut, maka ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini tetap berlaku.

Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perbedaan penafsiran dalam pelaksanaan isi Perjanjian Kerjasama
maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat;
(2) Apabila upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
tidak membawa hasil yang diharapkan, PARA PIHAK sepakat untuk
menyelesaikannya secara mediasi (di luar pengadilan), dimana masing-masing
pihak menunjuk seorang wakilnya dan seorang yang ditunjuk bersama PARA
PIHAK;
(3) Keputusan mediator sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) merupakan
keputusan yang final dan bersifat mengikat (final and binding) terhadap PARA
PIHAK.

Pasal 8
KETENTUAN TAMBAHAN/ADDENDUM

Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur atau terjadi perubahan atas isi Perjanjian
Kerjasama ini harus dilakukan secara tertulis dan mendapat persetujuan dari PIHAK-
PIHAK yang kemudian dituangkan dalam suatu addendum dan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 9
KETENTUAN PENUTUP

(1) Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK;
(2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua) di atas meterai yang cukup dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,

Ir. Ir. DJOKO IRIANTONO, M.Sc


NIP. ............. NIP. 19621008 198903 1 002

MENGETAHUI;

BUPATI TAKALAR

Anda mungkin juga menyukai