Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI
DENGAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Nomor :522/ /Dishut-2/2017
Nomor :…………………………………

TENTANG :
KERJASAMA PENGUATAN FUNGSI PEMANFAATAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA
NGURAH RAI UNTUKREVITALISASI TPA REGIONAL SARBAGITA SUWUNG DAN
WASTE TO ENERGY (WTE) SERTA REBOISASI DAN RESTORASI PADA AREAL TPA
REGIONAL SARBAGITA SUWUNG UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI KAWASAN ECOPARK
PADA KAWASAN HUTAN TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI, PROVINSI BALI

Pada hari ini……………….,tanggal…………… bulan……….tahun Dua Ribu TujuhBelas,


bertempat di Kota Denpasar, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : Ir. I GEDE NYOMAN WIRANATHA, MM.


Alamat : Jalan Raya PututanRenonTelp. (0361) 224517 Fax. (0361) 224517
Jabatan : KepalaDinasKehutananProvinsi Bali

dalamhalinibertindakuntukdanatasnamaDinaskehutananProvinsi
BaliberdasarkanSurat KeputusanGubernur Bali Nomor: 2085./04-G/HK/2016
tanggal 20 Desember 2016sebagai KepalaDinasKehutananProvinsi Bali, selanjutnya
disebut PIHAK KESATU.

2. Nama : Ir. I NYOMAN ASTAWA RIADI, M.Si


Alamat : Jl. Beliton No. 2 Denpasar
Jabatan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat berdasarkan Surat Nomor UM.01.03-CL/54 tanggal 20
Desember 2017 sebagai Pembantu Atasan Langsung Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, dalam Perjanjian ini selanjutnya secara bersama-
sama disebut sebagai PARA PIHAK dan jika masing-masing disebut sebagai PIHAK.

PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:


1. BahwaTaman Hutan Raya Ngurah Rai dengan luas 1.373,50 hektar ditunjuk untuk
tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan
bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 544/Kpts-II/1993 tanggal 25 September 1993

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 1
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.447/Menhut-II/2014 tanggal 30 April 2014.
2. Bahwatelahterjadipencemaran air lautdan air tanahsertapencemaranudara di
daerah TPA Suwung,
sehinggaperluditanganisecaraintensifdenganmelakukanoptimalisasipengelolaansamp
ah di TPA Suwungmelaluipembangunanfasilitas TPA
denganteknologiramahlingkunganyaituteknologiWaste to Energy (WTE).
3. Bahwa pengelolaan TPA Suwung telah ada dan memiliki izin sebelum kawasan
Tahura Ngurah Rai ditunjuk/ditetapkan fungsinya sebagai Hutan Konservasi sesuai
dengan Surat Menteri Kehutanan RI Nomor : 231/Menhut-II/1984.
4. Bahwaberdasarkan Surat MenteriKehutananNomor : S.113/Menhut-IV/2004
tanggal 12 April 2004,
MenteriKehutanantelahmemberikanpersetujuanpemanfaatantanahKawasanHutanTa
huraNgurah Rai seluas ± 10 Ha untuk TPA sampah.
5. Bahwaberdasarkan Surat KepalaDinasKehutananProvinsi Bali Nomor :
522/1300/Dishut-2 tanggal 4 September 2017, bahwapengelolaansampah di
TahuraNgurah Rai pada areal dimaksud di atasseluas ± 10 Ha
untukpengelolaansampah yang
dikelolaolehBadanPengelolaanKebersihanSarbagitacacatadministrasikarenabelumdil
andasidenganperjanjiankerjasamasesuaidengan Surat MenteriKehutananNomor :
S.113/Menhut-IV/2004 tanggal 12 April 2004.
6. BahwaGubernur Bali telahmenyampaikanpermohonanpengelolaan TPA
Suwungseluas di KawasanHutanTahuraNgurah Rai ± 10 Ha
kepadaMenteriKehutananberdasarkansuratNomor : 522/766/Dishut-2 tanggal 5
Juni 2017 perihalPenggunaanKawasanHutanTahuraNgurah Rai Untuk TPA Sampah.
7. Bahwa areal seluas ± 22,46 Ha yang dikerjasamakan dengan Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Bali untuk Pengelolaan TPA Regional
Sarbagita dengan Ekowisata, sudah mendapatkan persetujuan dari Dirjen PHKA
sesuai Surat Dirjen PHKA Nomor : S.536/IV-KKBHL/2013 tangal 18 April 2013.
8. Bahwa telah terjadi pencemaran air laut dan air tanah serta pencemaranudara di
daerah TPA Regional Sarbagita, sehingga perlu ditangani secara intensif dengan
melakukan optimalisasi penataan areal di TPA tersebut untuk dilakukan reboisasi
danrestorasi dengan system Sanitary Land Fiil (SLF).
9. Bahwa setelah dilakukan reboisasi dan restorasi dengan system Sanitary Land Fiil
(SLF), areal tersebut menjadi pengembangan kegiatan ekowisata melalui
pembangunan areal ecopark.
10. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.44/MENLHK/Setjen/Kum.1/6/2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.85/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara
Kerjasama Penyelenggaraan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
pasal 43A menyatakan bahwa kerjasama optimalisasi pemanfaatan kawasan dalam
bentuk pemanfaatan minyak dan instalasi pengolahan limbah serta tempat
pengelolaan akhir sampah (TPA) yang telah ada serta memiliki izin sebelum kawasan
tersebut ditunjuk/ditetapkan fungsinya sebagai hutan konservasi, tetap berlaku dan
dapat dilakukan kerjasama sesuai dengan Peraturan Menteri ini. .
11. Bahwa berdasarkan Surat Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
S.466/KSDAE/PIKA/KSA.0/8/2017 tanggal 25Agustus 2017, S.1501/MENLHK-
KSDAE/PIKA/KSAO/12/2017 tanggal 14 Desember 2017 bahwa pemanfaatan lahan
seluas ± 10 Ha untuk pengelolaan sampah agar dibuat perjanjian Kerjasama baru
berpedoman pada Pasal 43A Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.44/MENLHK/Setjen/Kum.1/6/2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.85/Menhut-II/2014 tentang

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 2
Tata Cara Kerjasama Penyelenggaraan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam.
12. Bahwa berdasarkan Surat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : S.1502/MENLHK/KSDAE/PIKAKSA.0/12/2017 tanggal 14
Desember 2017 perihal Kerjasama Revitalisasi TPA Sampah Regional SARBAGITA
Suwung, Provinsi Bali , bahwa pada prinsipnya kerjasama Pekerjaan Revitalisasi
TPA Regional SARBAGITA Suwung antara Dinas Kehutanan Provinsi Bali dengan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat disetujui dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.44/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang Tata Cara Kerjasama
Penyelenggaraan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
13. Bahwa Kerjasama Pengelolaan TPA Sampah Suwung sesuai surat Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.343/MENLHK/KSDAE/KSA.0/10/2017
tanggal 4 Oktober 2017, dapat dilaksanakan setelah penyiapan Prakondisi Areal
Pengelolaan TPA Sampah Regional SARBAGITA Suwung dapat diselesaikan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan


Perjanjian Kerjasama dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum
dalam pasal-pasal berikut ini :

Pasal 1
TUJUAN

Tujuan Perjanjian Kerjasama adalah untuk menjamin terwujudnya keutuhan,


kelestarian, danmanfaat Taman Hutan Raya Ngurah Rai, serta meminimalkan dampak
baik langsung maupun tidak langsung sebagai akibat kegiatan revitalisasi
pembangunan fasilitas TPA danWaste to Energy (WTE).

Pasal 2
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama ini meliputi:


a. Penyiapan Prakondisi Areal Pengelolaan TPA Sampah Regional SARBAGITA
Suwung;
b. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Hutan Tahura Ngurah Rai disekitar areal
yang digunakan;
c. Rehabilitasi Kawasan Hutan Tahura Ngurah Rai disekitar areal yang digunakan;
d. Pembinaan habitat Kawasan Hutan Tahura Ngurah Rai disekitar areal yang
digunakan;
e. RevitalisasiTPA Regional Sarbagita Suwung danWaste To Energy (WTE) di
KawasanHutan Taman Hutan Raya Ngurah Rai.

Pasal 3
LETAK DAN LUAS AREAL KERJASAMA

(1) Areal kegiatan berada di Blok Khusus Kawasan Tahura Ngurah Rai yang
dikelolaoleh UPT Tahura Ngurah Rai;
(2) Areal kegiatan Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung danWaste To Energy
(WTE) di Kawasan Hutan Taman Hutan Raya Ngurah Rai dengan luas ±32,46 Ha,
sebagaimana tergambar dalam Peta Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 3
Pasal 4
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN

(1) Perjanjian Kerjasama dengan jangka waktu sampai dengan 4 (empat) ditindaklanjuti
dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Program dan dijabarkan ke dalam
Rencana Kerja Tahunan.
(2) Rencana Pelaksanaan Program dan Rencana Kerja Tahunan wajib disusun dan
disahkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah ditandatangani perjanjian
kerjasama ini.
(3) Dalam hal rencana pelaksanaan program atau kegiatan dan rencana kerja tahunan
padaayat (1) tidak tersusun, maka perjanjian kerjasama dibatalkan oleh PIHAK
KESATU.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

(1) PIHAK KESATU berhak:


a. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan
oleh PIHAK KEDUA sebagai bahan pertimbangan kelanjutan perjanjian
kerjasama.
b. Memperoleh informasi dan laporan secara berkala minimal sekali satu tahun
terkait pelaksanaan perjanjian kerjasama.

(2) PIHAK KESATU berkewajiban:


a. Memberikan arahan teknis dalam pelaksanaan kerjasama ini;
b. Bersama PIHAK KEDUA melakukan perlindungan, pengamanan kawasan, dan
rehabilitasi kawasan.
c. Bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, berkewajiban melakukan
pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan di lokasi
kegiatan melalui koordinasi dengan PIHAK KEDUA.

(3) PIHAK KEDUA berhak:


a. Melakukan revitalisasi pembangunan fasilitas TPA danWaste to Energy (WTE)
di Tahura Ngurah Rai;
b. Melakukan reboisasi dan restorasi pada areal TPA Regional Sarbagita dengan
System Sanitary Landfiil (SLF) untuk dijadikan kawasan Ecopark;
c. Memasuki kawasan Tahura Ngurah Rai untuk melaksanakan kegiatan kerjasama
ini;
d. Memperoleh bimbingan teknis dari PIHAK KESATUdan Balai Konservasi Sumber
Daya Alam Bali dalam pelaksanaan kerjasama ini;
e. Melibatkan pihak lain untuk melaksanakan perjanjian kerjasama ini dengan
persetujuan PIHAK KESATU;
f. Membawa alat berat kedalam kawasan Tahura Ngurah Rai untuk mendukung
revitaslisasi pembangunan fasilitas TPA danWaste to Energy (WTE) dan alat
berat tersebut tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan melawan hukum.

(4) PIHAK KEDUA berkewajiban:


a. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan PIHAK KESATU serta instansi
terkait aspek teknis dan administrasi;
b. Penyiapan Prakondisi Areal Pengelolaan TPA Sampah Regional SARBAGITA
Suwung
c. Melakukan upaya konservasi, rehabilitasi, pembinaan habitat, serta perlindungan
dan pengamanan hutan dari kemungkinan kebakaranhutan, perambahan/

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 4
pemukiman liar, yang menjadi areal kerja dan lingkungan sekitarnya, serta
menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan bersama dengan PIHAK KESATU;
d. Menyampaikan laporan kegiatan secara berkala minimal sekali dalam satu tahun
kepada PIHAK KESATU dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kehutanan
Provinsi Bali dan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali;
e. Dalam penggunaan lahantidak boleh mengalihkan Hak dan Kewajibannya kepada
PIHAK KETIGA.
f. Memberikankompensasiberupa dana yang disetor ke Kas Daerah.
g. Menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh PIHAK KESATU.
h. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan sarana prasarana
pengelolaan Tahura Ngurah Rai.
i. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan penanganan permasalahan
sampah di Kawasan Hutan Tahura Ngurah Rai.
j. Mentaati segala aturan/ketentuan serta petunjuk/arahan dan bimbingan teknis
dari PIHAK KESATU.
k. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pekerjaan Program (RPP) dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) yang disupervisi dan disahkan oleh PIHAK KESATU.

Pasal 6
KEKAYAAN INTELEKTUAL

(1) Setiap Kekayaan Intelektual (KI) milik masing-masing pihak yang dibawa dan
digunakan dalam Perjanjian Kerjasama ini tetap menjadi milik masing-masing
pihak, dan pemilik KI bertanggung jawab atas semua gugatan yang diajukan oleh
pihak manapun terhadap kepemilikan dan keabsahan KI tersebut;
(2) Sepanjang menghasilkan nilai tambah baik, dalam bentuk materiil maupun
inmateriil seperti Hak Kekayaan Intelektual, royalti, barang, dan jasa akan menjadi
milik PARA PIHAK dan akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri dengan
didasarkan pada kontribusi masing-masing pihak dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini menghasilkan karya tulis
ilmiah yang akan dipublikasikan, harus mencantumkan nama penulis dan
nama lembaga penulis atau pencipta sesuai dengan urutan yang disepakati oleh
PARA PIHAK.
(4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat dari penulisan
karya tulis ilmiah tersebut diatur lebih lanjut sesuai dengan ketentuan etika ilmiah
dan berlaku atas persetujuan PARA PIHAK.

Pasal 7
STATUS ASET DAN SERAH TERIMA HASIL KERJASAMA

(1) Dalam hal perjanjian kerjasama berakhir, seluruh hasil kegiatan kerjasama yang
berupa barang bergerak dan tidak bergerak yang bermanfaat bagi pengelolaan
konservasi menjadi milik negara dan diserahkan kepada PIHAK KESATU yang
akan dimanfaatkan untuk kepentingan konservasi sesuai peraturan perundang-
undangan dengan jenis barang ditetapkan oleh PIHAK KESATU.
(2) Pemilahan aset sarana prasarana yang akan diserahkan dari PIHAK KEDUA
kepada PIHAK KESATU dilakukan oleh PIHAK KESATU.
(3) Dalam hal kerja sama tidak diperpanjang, maka PIHAK KESATU
berkewajibanmengeluarkan aset sebagaimana ayat (1) dari dalam kawasan dan
merehabilitasi bekas areal terdampak kerjasama.
(4) Penyerahan aset dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 5
Pasal 8
JANGKA WAKTU DAN PERPANJANGAN

(1) Jangka waktu perjanjiankerjasama ini berlaku selama 4 (empat) tahun sejak
ditandatangani perjanjian kerjasama ini dan dapat diperpanjang berdasarkan
persetujuan PARA PIHAK dan hasil evaluasi Tim lingkup Direktorat Jenderal
KSDAE atau Unit Pengelola.
(2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada
realisasi kegiatan sebagaimana yang telah disepakati PARA PIHAK, maka
perjanjian kerjasama ini batal demi hukum.

Pasal9
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJASAMA

Perjanjian Kerjasama ini berakhir, apabila:


a. Jangka waktu perjanjian habis;
b. Mitra kerja melakukan tindak pidana kehutanan;
c. Salah satu pihak mengundurkan diri;
d. Pihak mitra melakukan wanprestasi, atau
e. PIHAK KEDUAtidak menyusun Rencana Kerja Pelaksanaan RPP dan RKT dalam
jangka waktu 3 (tiga)bulan setelah penandatanganan perjanjian kerjasama.

Pasal 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Apabila terjadi hal-hal yang diluar kekuasaan PARA PIHAK atau force majeure,
dapat dipertimbangkan kemungkinan adanya perubahan lokasi kegiatan dan waktu
pelaksanaan kerjasama dengan persetujuan PARA PIHAK.
(2) Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi keadaan:
a. Bencana alam;
b. Tindakan pemerintah dibidang fiscal dan moneter;
c. Keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Dalam hal terjadi force majeurese bagaimana dimaksud pada ayat (2), pihak yang
terkena force majeure harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis
paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya force majeure;
(4) Dalam hal force majeure terjadi terus menerus melebihi 30 (tiga puluh) hari yang
berdampak pada kemampuan salah satu pihak dalam melaksanakan kewajiban
berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini, maka pihak yang terkena dampak force
majeure tersebut dapat mengajukan pengakhiran Perjanjian Kerjasama.

Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila dikemudian hari terdapat perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian


Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah
mufakat.
(2) Apabila upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
membawa hasil yang diharapkan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
secara mediasi, dimana masing-masing pihak menunjuk seorang wakilnya dan
seorang yang ditunjuk bersama PARA PIHAK.

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 6
Pasal 12
PEMBIAYAAN

(1) Seluruh biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan kerjasama ini bersumber dari
PIHAK KEDUA dan sumber lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Perencanaan dan penggunaan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kerjasama
ini berdasarkan asas dan prinsip efektivitas, efisiensi dan transparansi.

Pasal 13
KORESPONDENSI

(1) Semua surat-menyurat atau pemberitahuan yang berhubungan dengan perjanjian


kerjasama ini akan dibuat secara tertulis disampaikan dengan alamat sebagai
berikut:
a. PIHAK KESATU
Nama : Ir. I GEDE NYOMAN WIRANATHA, MM.
Jabatan : KepalaDinasKehutananProvinsi Bali
Alamat : Jalan Raya PututanRenon
Telp/Fax : (0361) 224517 Fax. (0361) 224517

b. PIHAK KEDUA
Nama : : Ir. I NYOMAN ASTAWA RIADI, M.Si
Alamat : Jl. Beliton No. 2 Denpasar
Jabatan : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali
Telp. : (0361) 222883 Fax. (0361) 228311
udian
(2) Apabila ada perubahan dalam koresponden sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
PIHAK yang melakukan perubahan alamat korepondensi tersebut berkewajiban
untuk memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dan tidak perlu
dilakukan amandemen atas perjanjian ini.

Pasal 14
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

(1) Monitoring dilakukan sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun.


(2) Evaluasi dilakukan oleh PARA PIHAK secara periodik setiap 5 (lima) tahun sekali
atau pada saat-saat tertentu sesuai dengan kebutuhan.
(3) Pelaporan disusun bersama oleh PARA PIHAK secara periodik mencakup hasil-hasil
kegiatan beserta perkembangannya, kendala dan permasalahan lain yang
dihadapi.

Pasal 15
PERUBAHAN (ADDENDUM)

(1) PARA PIHAK sepakat bahwa setiap perubahan dalam Perjanjian Kerjasama ini
hanya dapat dilakukan atas persetujuan tertulis PARA PIHAK.
(2) Setiap perubahan (addendum) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanya
berlaku dan mengikat jika telah disepakati oleh PARA PIHAK dalam bentuk tertulis
dibuat dalam suatu Addendum atau Amandemen dan ditandatangani oleh wakil-
wakil yang berwenang dari PARA PIHAK yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam Perjanjian Kerjasama ini.

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 7
(3) Usul perubahan (addendum) sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2), diajukan
oleh PIHAK yang satu kepada PIHAK lain selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum berlakunya perubahan yang diusulkan.

Pasal 16
PENUTUP

(1) PARA PIHAK dalam Perjanjian Kerjasama ini menyatakan dan menjamin kepada
PIHAK lainnya bahwa mereka telah melakukan seluruh tindakan yang diperlukan
berdasarkan anggaran dasar masing-masing PIHAK dan peraturan perundang-
undangan dalam rangka menandatangani Perjanjian Kerjasama ini.
(2) Setiap PIHAK dalam Perjanjian Kerjasama ini menyatakan dan menjamin kepada
PIHAK lainnya bahwa penandatanganan dari Perjanjian Kerjasama ini adalah benar
merupakan pihak-pihak yang berwenang untuk bertindak untuk dan atas nama
PIHAK tersebut.
(3) Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak tanggal, bulan, tahun tersebut di atas yang
dibuat dalam 2 (dua) rangkap serta bermeterai cukup dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

Ir. I NYOMAN ASTAWA RIADI, M.Si Ir. IGN. WIRANATHA, MM


Pembina Utama Muda Pembina Utama Madya
NIP. 19600916 198012 1 002 NIP . 19580125 198603 1 012

Paraf Pihak Kesatu: _____________________ Paraf Pihak Kedua: ____________________

Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai