Anda di halaman 1dari 38

KESETIMBANGAN FASA SEDERHANA

*fasa tunggal
*fasa campuran
Diagram fasa suatu zat memperlihatkan daerah-daerah
tekanan dan temperatur dimana berbagai fasa bersifat stabil
secara termodinamis.

Batas-batas fasa memperlihatkan nilai P dan T dimana dua


fasa berada dalam kesetimbangan
a. T << Tc
b. T ~Tc
c. T >> Tc

Jika cairan dipanaskan dalam bejana


tertutup, rapatan fasa uap bertambah
dan rapatan cairan sedikit berkurang.
Kemudian ada tahapan dimana kedua
rapatan menjadi sama dan bidang
pemisah antara fluida menghilang 
terjadi pada Tc.
DIAGRAM FASA ZAT
TUNGGAL
Daerah umum
tekanan dan
temperatur dimana
padatan, cairan atau
gas stabil, memiliki
potensial kimia
terendah)
Fasa padat adalah
fasa paling stabil
pada temperatur
rendah tekanan
tinggi.
Titik triple = tempat pertemuan batas-batas ketiga fase
Tc = temperatur kritis = tahap dimana rapatan uap sama
dengan rapatan sisa cairan dan permukaan antara kedua
fasa menghilang
Temperatur leleh turun jika
tekanan bertambah.
Alasan : pada pelelehan
es volume berkurang, sehingga
es padatan lebih mudah menjadi
cairan, jika tekanan
es bertambah.
Penurunan volume ini terjadi
karena sangat terbukanya
struktur kristal es; molekul-
es molekul air dapat dipisahkan
(dan juga disatukan) oleh
ikatan hidrogen antara
molekul-molekul itu.
Tetapi struktur ini hancur
sebagian pada pelelehan dan
cairannya lebih rapat daripada
padatannya.

Diagram fasa eksperimental untuk air, memperlihatkan fase padatan yang berbeda-
beda.
DIAGRAM FASA KARBONDIOKSIDA

Temperatur leleh karbondioksida padat naik


jika tekanan bertambah.

Titik triple terletak > 1 atm, cairan tidak


dapat ada pada tekanan atmosfer normal,
berapapun temperaturnya, dan padatan
menyublim jika dibiarkan ditempat terbuka
(karena itulah disebut ES KERING)

Untuk mendapatkan cairan, diperlukan


tekanan ± 5,11 bar.
Diagram ini tidak bagus karena
berbagai fasa mencapai kestabilan
pada tempeatur dan tekanan
ekstrem.

Untuk memperoleh karbon cair,


harus bekerja pada T > 4500 K dan
tekanan 1000 atm (1 kBar).

Sebagai perbandingan, untuk


membuat intan adalah masalah
kecil, karena fasa intan sudah
Grafit murni berubah menjadi intan pada
mencapai kestabilan pada tekanan
temperatur 4000 K dan tekanan > 200 kBar.
10.000 Bar dan temperatur 1000 K.
Untuk pembuatan intan diperlukan katalis
sehingga perubahan berlangsung pada
tekanan 100 kBar dan temperatur 2000 K.
Perbedaan intan alamiah dengan komersil
karena adanya kandungan nikel yang
bertindak sebagai pelarut karbon.
Fasa cair normal

Pada temperatur rendah, helium


berperilaku istimewa, yaitu fasa padat
dan gas tidak pernah dalam
kesetimbangan serendah apapun
temperaturnya.

Hal ini dikarenakan atom helium sangat


ringan sehingga bervariasi dengan
gerakan amplitudo yang sangat besar
walaupun pada temperatur rendah,
akibatnya padatan bergoncang sendiri
hingga terpisah.

Superfluida = fasa ini mengalir tanpa


viskositas
Stabilitas Fasa dan Transisi Fasa

Pada kesetimbangan, potensial kimia () suatu zat sama


diseluruh bagian sampel, berapapun banyaknya fasa yang ada.

KETERGANTUNGAN KESTABILAN FASA PADA


TEMPERATUR

Untuk zat murni,  = Gm


Hubungan ini memperlihatkan bahwa ketika temperatur
dinaikkan, potensial kimia zat murni berkurang (karena selalu
Sm > 0)
Kemiringan kurva untuk gas lebih tajam
daripada cairan, karena Sm (g) > Sm (l) dan
lebih tajam untuk cairan daripada padatan,
karena hampir selalu Sm (l) > Sm (s).
KETERGANTUNGAN POTENSIAL KIMIA SUATU ZAT PADA
TEKANAN
Penambahan tekanan menaikkan potensial kimia zat murni
(karena Vm > 0). Pada kebanyakan kasus Vm (l) > Vm (s)

A. Volume molar padatan < daripada a. B. volume molar padatan >


volume molar cairan, dan kenaikan volume molar cairan, maka
(s) < (l), akibatnya titik leleh naik kenaikan (s) > (l) dan titik
leleh turun
LOKASI BATAS-BATAS FASA
Jika fasa  dan  dalam kesetimbangan, maka

Jika P dan T berubah sangat sedikit, potensial


fasa-fasa tersebut sama, sehingga

Dari persamaan berikut : maka kita

tahu bahwa

Sehingga untuk setiap fasa

Entropi molar fasa volume molar fasa

Persamaan Clapeyron
BATAS PADAT-CAIR
Pelelehan/peleburan disertai dengan perubahan entalpi molar Hfus dan
terjadi pada temperatur T, sehingga entropi molar adalah Hfus/T dan
persamaan Clapeyron menjadi

Jika temperatur leleh T* ketika tekanan P* dan T ketika tekanan


P, maka integrasi yang diperlukan

o.k.i persamaan perkiraan batas PADAT/CAIR adalah


BATAS CAIR-UAP
Entropi molar penguapan pada T adalah Hvap/T dan persamaan
Clapeyron untuk batas CAIR-UAP :

Karena volume molar GAS >>> CAIRAN, sehingga dapat dituliskan


Untuk gas sempurna

Kedua perkiraan ini mengubah persamaan Clapeyron menjadi persamaan


Clausius-Clapeyron

Jika dianggap entalpi penguapan tidak tergantung pada temperatur, maka


BATAS PADAT-UAP

Perbedaan antara kasus ini (padat-uap) dengan cair-uap hanyalah


pada penggantian entalpi penguapan dengan entalpi sublimasi Hsub.

Ketergantungan tekanan uap sublimasi terhadap temperatur adalah

sub
The First-Order Transitions
The transitions which displays a
jump in entropy and a latent heat
associated with this jump are called
the first-order phase transitions.
T1 Q L
S  
S gas T=T1 = const T T
gas+liquid critical
liquid S point
Sgas
liquid+solid
beyond critical
solid mixed point, gas is
phase indistinguishable
P
from liquid
The “evaporation” L is generally
greater than the “melting” L (the Sliquid
disorder introduced by
evaporation is greater than that T TC temperature
introduced by melting). Q: Can the critical point exist along the
melting coexistence curve?
The First-Order Transitions (cont.)
Note that in the first-order
transitions, the G(T) curves G
have a real meaning even
beyond the intersection point,
this results in metastability
and hysteresis.
There is usually an energy
T
barrier that prevents a
S
G P,N = const transition occurring from the
higher  to the lower  phase
(e.g., gas, being cooled below S = L/T
solid Ttr does not immediately
liquid condense, since surface
energy makes the formation of T
gas very small droplets  S 
CP  T  
T
energetically unfavorable).  T  P, N
(Pr. 5.9).
L. water can exist at T far
On the graph G(T) at P,N = const, lower than the freezing CP
the slope dG/dT is always temperature: water in organic
negative: cells can avoid freezing down
 G  to –200C in insects and down
S   
 T  P , N to –470C in plants. T
FASA, KOMPONEN,
DERAJAT KEBEBASAN
Binary phase diagrams : The Lever rule

Phase diagrams can be used to get quantitative information on the relative


concentrations of phases using the Lever rule :
Temperature
Liquid, L
T
l l
i.e. ~25% solid and
~75% liquid at X0

Solid, S

A X0 B

At temperature, T and molar fraction X0, the solid and liquid phase will coexist in
equilibrium according the ratio:
nl = nl
Where n/n is ratio of liquid to solid
DIAGRAM FASA CAIR-CAIR

Temperatur kritis atas (Tuc) adalah


temperatur yang diatasnya tidak terjadi
pemisahan fasa.

Jika lebih banyak B ditambahkan maka A


sedikit larut didalamnya.

Suatu tahap akan dicapai jika B


sedemikian rupa banyaknya, sehingga
melarutkan semua A dan sistem kembali
menjadi berfasa tunggal.

Penambahan B lebih banyak lagi hanya


akan mengencerkan larutan dan
seterusnya larutan tetap berfasa tunggal
DESTILASI CAIRAN CAMPUR
SEBAGIAN

Diagram menunjukkan temperatur kritis


atas dan bawah.

Hal ini disebabkan karena sesudah


kompleks yang lemah terurai, sehingga
kedua komponen dapat campur sebagian,
pada temperatur lebih tinggi, gerakan
termal membuat campuran homogen
kembali.
Dapat campur sebelum mendidih
Diagram temperaturkomposisi untuk
sistem biner dimana temperatur kritis
atas < titik didihnya pada semua
komposisi. Campuran membentuk
azeotrop dengan titik didih rendah.

 Gambar menunjukkan bahwa dua


komponen sudah benar-benar
bercampur sebelum mendidih

 Destilasi campuran a1 menghasilkan


uap dengan komposisi b1, yang
mengembun menjadi fasa tunggal
yang bercampur sempurna.
 Pemisahan fasa hanya terjadi jika distilat ini didinginkan menuju b3.
 Jika destilasi dilanjutkan, komposisi sisa cairan berubah mendekati B
murni.
 Jika semua sampel sudah menguap dan mengembun, komposisinya
kembali ke a1
Mendidih sebelum pencampuran sempurna

 Pada Gambar tidak ada temperatur


kritis atas

 Distilat yang diperoleh dari cairan


yang awalnya a1 mempunyai
komposisi b3 dan merupakan
campuran dua fasa

 Satu fasa mempunyai komposisi b3’


dan yang lain mempunyai komposisi
b3”

 Perilaku sistem yang komposisinya e1 membentuk dua fasa yang tetap


bertahan (perbandingannya berubah) sampai titik didihnya pada e.

 Uap campuran ini mempunyai komposisi yang sama seperti cairannya


DIAGRAM FASA CAIR-PADAT

 Gambar diagram fasa temperatur-


komposisi untuk dua padatan yang
hampir tak dapat campur dan cairannya
yang bercampur sempurna

 Cairan dua komponen komposisinya


a1. jika didinginkan sampai a2, cairan
ini campuran ini memasuki daerah dua
fasa +A

 Padatan hampir murni A mulai keluar dari larutan dan cairan sisanya
lebih kaya akan B.
 Pada pendinginan sampai a3, lebih banyak lagi padatan yang terbentuk
 Fasa cair lebih kaya akan B daripada sebelumnya (b3) karena A sudah
mengendap
 Pada a4 cairannya lebih sedikit daripada di a3, komposisinya adlh e
 Cairan kemudian membeku menghasilkan sistem dua fasa dari A
hampir murni dan B hampir murni
DIAGRAM FASA CAIR-PADAT

 Titik e adalah eutektik


Eutectic, Eutectoid, & Peritectic
• Eutectic - liquid transforms to two solid phases
L cool  +  (For Pb-Sn, 183C, 61.9 wt% Sn)
heat

• Eutectoid – one solid phase transforms to two other solid phases


Solid1 ↔ Solid2 + Solid3
 cool  + Fe3C (For Fe-C, 727C, 0.76 wt% C)
heat

• Peritectic - liquid and one solid phase transform to a 2nd solid phase
Solid1 + Liquid ↔ Solid2

ε
cool
 +L heat (For Cu-Zn, 598°C, 78.6 wt% Zn)
5. Binary phase diagrams : Ternary phase diagrams
These are complicated.

• 3 elements so triangles are at


fixed temperature

• Vertical sections as a function


of T and P are often given.

Blue – single phase


White – two phase
Yellow – three phase

Anda mungkin juga menyukai