Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR (LAPORAN KI)

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM


INDUSTRI 1

Nama : Rizky Tasya Novita


NRP : 143010256
Shift : Rabu / 08.00-10.00
Group : 49
Nama Assisten : Sucahyo Prasetyono (PSI-12)

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang KI


Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai
tuntutan kurikulum untuk membekali mahasiswa/i dengan berbagai pengetahuan
mengenai dunia bisnis dan manajemen sehingga nantinya diharapkan dapat
menjadi lulusan yang professional.
Sebagai mahasiswa, khususnya dalam bidang Teknik Industi, mahasiswa/i
sudah sangat banyak mendapat materi kuliah yang berkenaan dengan Industri.
Sudah selayaknya bagi mahasiswa Teknik Industri tidak hanya memahami teori
yang ada, namun juga ikut andil dalam meninjau lapangan yang sebenarnya. Oleh
karena itu Universitas Pasundan mengadakan kegiatan kunjungan industri.
Diharapkan mahasiswa/i mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya dengan
melakukan pengamatan atau percobaan.
Kunjungan industri juga menjadi salah satu kegiatan yang diadakan setiap
tahunnya. Maka dari itu mahasiswa/i wajib mengikuti kegiatan ini. Kunjungan
industri hanya sebatas melakukan observasi pada suatu industri saja. Melakukan
pengamatan dan tanya jawab kepada narasumber secara langsung.
Kesempatan kali ini, pihak Perguruan Tinggi mengadakan kegiatan kunjungan
industri di daerah Yogyakarta Semarang pada tanggal 14 Maret 17 Maret
2017.
Selain itu dengan diadakannya kegiatan kunjungan industri ini, diharapkan
mahasiswa/i mengetahui lebih jauh bagaimana sebenarnya dunia usaha atau dunia
industri itu dijalankan. Selain itu kegiatan kunjungan industri juga sebagai
simulasi dunia bisnis dan manajemen yang nyata agar nantinya mahasiswa
terbiasa ketika benar benar terjun di dunia Industri. Disisi lain, pihak Perguruan
Tinggi juga menginginkan adanya dampak jangka panjang dari
diselenggarakannya kegiatan kunjungan industri ini salah satunya dalam rangka
penyaluran para lulusan yang professional dan memiliki kemampuan yang
produktif dan siap bersaing di dunia Industri
1.2 Tujuan Pembuatan Laporan KI
Tujuan dari pembuatan laporan KI ini diantaranya :
1. Sebagai salah satu tugas besar Praktikum Perancangan
Sistem Industri 1 (PSI1)
2. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja di
perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana industri manufaktur secara
langsung diluar teori yang telah diterima dalam
perkuliahan.
4. Mengetahui dan melihat secara langsung proses produksi
dari awal sampai akhir.

1.3 Sasaran dan Target


Sasaran :
Sasaran kegiatan Kunjungan Industri ini adalah diperuntukan
kepada Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pasundan
Bandung.

Target :
Target dari kegiatan kunjungan industry ini adalah agar
mahasiswa mengetahui bagaimana proses dari keseluruhan
yang terdapat pada industry-industri atau perusahaan yang
dikunjungi

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kunjungan Industri ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret
2017 17 Maret 2017 yang dilaksanakan di kota Yogyakarta dan
kota Semarang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perusahaan
2.1.1 Sejarah Perusahaan Batik Rara Djonggrang
Batik Indah Rara Djonggrang adalah Perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri pembuatan (Produksi) dan Perdagangan Batik. Perusahaan ini
berdiri di Yogyakarta sejak Tanggal 25 Oktober 1958 Oleh Keluarga Besar
Agus Soewito yang bertempat di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta
dimana tempat tersebut merupakan satu kesatuan dari mulai produksi,
Konveksi, Showroom dan Kantor sampai sekarang.
Ciri khas pada Batik Indah Rara Djonggrang adalah Lebih
Mengutamakan kepada Padat Karya (Labor Intensive) dimana dalam Proses
produksi hampir Keseluruhan Bersifat Manual sehingga memerlukan tenaga
kerja relatif banyak dan berorientasi pada Ekspor ke Luar Negeri (Export
Oriented) Terlihat dari besarnya konsumen wisatawan Mancanegara Serta
Proporsi penjualan ekspor yang cukup besar.

Misi dan Tujuan Perusahan Batik Rara Djonggrang


1. Memperkenalkan Seni Batik Tradisional kepada seluruh masyarakat baik
dari dalam maupun luar negeri
2. Melestarikan Seni Batik Tradisional yang mulai menghilang akibat
perkembangan jaman dan kemajuan teknologi di masa sekarang ini.
3. Membantu menambah pendapatan devisa Negara
4. Berusaha mengangkat derajat mesyarakat lingkungan sekitarnya.

2.1.2 Sejarah Perusahaan Nartis Silver


Kerajinan perak merupakan kerajinan asli Yogyakarta
tepatnya di daerah Kota Gede. Di daerah tersebut sudah
termasyur akan kerajinan perak elok nan indah, dan tak asing
lagi bagi masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara.
Salah satu kerajinan perak yang ada ialah Nartis Silver yang
pertama kali didirikan pada tahun 1975 oleh seorang guru
SMA Muhammadiyah yang bernama lengkap Sunarti Sunarno.
Usaha ini beralamat di Jl. Tegalgendu No 22 Kotagede,
Yogyakarta. Beliau mendirikan usaha seolah-olah telah
mendapat panggilan dan ingin mengurangi pengangguran
yang kebanyakan dari pegawainya memang dari asli Jogja
sendiri yang sudah mempunyai keahlian khusus di bidang
perak.
Pada tahun 2000, Ibu Narti meninggal. Usaha ini kemudian
dilanjutkan oleh putra putrinya. Pada awal merintis usaha ini,
pemesanan produk dapat melalui faximile dan telepon. Tapi
karena seiringnya waktu dan teknologi yang semakin canggih
kini pemesanan dapat melalui media internet.
Pertama yang menarik perhatian dari wilayah lokal adalah
Bali, Yogya dan Surabaya. Kemudian lambat laun tamu asing
dari penjuru dunia berkunjung ada yang kulakan (membeli
untuk di jual di negerinya sendiri) dan retaire (untuk dirinya
pribadi). Ini dikarenakan ada beberapa guide yang sering
singgah di tempat ini kemudian menginformasikan ke
berbagai turis asing. Biasanya usaha ini bekerjasama dengan
luar negeri dengan memberikan katalog dan pemesanan
dapat melalui email. Saat ini pengunjung yang berasal dari
luar negeri misalnya dari Italia, Turkey, Meksiko, Malaysia,
Australia, dan Cyprus ungkap Bp. Sugiyarto, pengurus
marketing Narti silver.
Dalam hal retaire sendiri dari pihak Nartis silver
bekerjasama dengan biro perjalanan, agen wisata, dan
tukang becak. Dari perusahaan sendiri tidak segan-segan
memberikan sedikit hadiah tiap lebaran atau setiap ada
pengunjung. Yang menarik banyak turis berkunjung ke Yogya
sendiri dikarenakan Yogya merupakan bekas peninggalan
kerajaan Mataram dan juga terdapat banyak obyek wisata.
Pada awalnya Nartis silver berkembang seperti sekarang
ini dikarenakan pihak pemerintah yang ikut berperan serta
melalui pameran dan memberikan peralatan dan pelatihan
bahasa asing (Inggris, Perancis, Belanda). Yang membedakan
dari Nartis sendiri dan untuk menarik para pengunjung yaitu
dengan memberikan keramahan, memberikan kualitas yang
bagus dan tidak lupa sedikit diskon.

2.1.3 Sejarah Perusahaan PT. Sido Muncul


PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (IDX: SIDO) adalah
perusahaan jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin
mutakhir. Berawal pada tahun 1940 di Yogyakarta, dan dikelola oleh Ny.
Rahkmat Sulistio, Sido Muncul yang semula berupa industri rumahan ini
secara perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal seperti
sekarang ini. Pada tahun 1951, Sido Muncul mulai berdiri.
Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat, Sido
Muncul telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang baik
sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai
saat ini tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini.
Perusahaan yang kini sudah berhasil masuk Bursa Efek Indonesia sejak
Desember 2013 itu dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal
dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal
28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu Rakhmat
Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing
Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan
membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di
Ambarawa.
Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat
perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan
mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan
ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun
kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam
mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk
membuka usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu
menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang
kedua pada tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan
usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya "impian yang terwujud".
Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai
dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
Pada tahun 1951, keluarga Ny. Rahkmat Sulistioningsih (Go Djing Nio)
pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara
sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena
semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga
merupakan suatu hal yang mendesak.
Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan
merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatrif dengan mesin-
mesin modern.
Pada 11 November 2000, PT Sido Muncul kembali meresmikan pabrik
baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh
Menteri Kesehatan waktu itu, dan pada saat itu pula PT Sido Muncul
memperoleh 2 penghargaan sekaligus, yakni Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT.
SidoMuncul sebagai salah satu pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik
sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektare, lahan Agrowisata ,1,5
hektare, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Pada tanggal 10 Februari 2010 telah dilakukan peletakan batu pertama
pembangunan pabrik bahan baku herbal seluas 3.000 m2.

2.2 Produk yang dihasilkan


2.2.1 Produk yang dihasilkan Batik Rara Djonggrang
Batik Indah Rara Djonggrang memproduksi berbagai macam motif
batik baik itu motif tradisional, Modern, maupun campuran sesuai dengan
bahan kain yang digunakan seperti :
a. Berupa Kain Batik Sutera, Katun (Primisima dan Prima), Lycra, Hts 9
atau Rayon, Voillisima dan lain-lain.
b. Berupa pakaian pria, Wanita, anak-anak maupun dewasa
c. Berupa House Hold Atau perlengkapan Rumah tangga, Taplak Meja, Bed
Cover, Dinner Set, Plate and Glass Mat, Hot mate dan Apron atau
Celemek.
d. Aksesoris Wall Hang Atau Hiasan Dinding, Tas, Painting atau Lukisan,
Kalung dan lain-lain..

2.2.2 Produk yang dihasilkan Nartis Silver


Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Nartis Silver ini
adalah perhiasan dan aksesoris yang terbuat dari perak.
Seperti kalung, cincin, gelang, pajangan dinding, dan masih
banyak lagi.

2.2.3 Produk yang dihasilkan PT. Sido Muncul


Produk yang dihasilkan PT. Sido Muncul diantaranya :
Tolak Angin
Kuku Bima
Kuku Bima Ener-G - minuman energi
Kopi Jahe
Permen Tolak Angin
New Hemoroa- untuk wasir
Fatraper- menurunkan lemak dan kolesterol
Kunyit Putih- meningkatkan daya tahan tubuh
Jamu Komplet Sido Muncul
Esemag- membantu pengobatan mag
Temulawak- menjaga kesehatan hati
Bilberry Carrot- antioksidan mata
Echinacea- meningkatkan daya tahan tubuh
Garlic- menjaga kesehatan jantung
Daun Dewa- makanan tambahan penderita tumor dan kanker
SM Prosta Plus- untuk pembesaran prostat
Suprasi- melancarkan ASI
Memory - meningkatkan daya ingat
Kunyit Asam
SidoMuncul Vitamin C1000 mg
Jahe Wangi
KukuBima Kopi Ener-G
KukuBima Kopi Ginseng

2.3 Pengembangan Produk


2.3.1 Pengembangan Produk Batik Rara Djonggrang
Dalam perusahaan batik Rara Djonggrang ini,
pengembangan produk yang dihasilkan berupa pakaian,
blangkon, tas tangan, dasi, syal dan masih banyak lagi
dimana pada awalnya perusahaan tersebut memproduksi
kain batiknya saja yang kemudian mereka olah lagi menjadi
barang-barang tersebut untuk dipasarkan.

2.3.2 Pengembangan Produk Nartis Silver


Untuk perusahaan Nartis Silver, pengembangan produk
dari perusahaan ini adalah aksesoris-aksesoris seperti kalung,
cincin, anting dan berbagai macam perhiasan, aksesoris dan
pajangan yang terbuat dari perak murni yang dilebur.

2.3.3 Pengembangan Produk PT. Sido Muncul


Pengembangan produk yang dilakukan oleh PT. Sido
Muncul adalah adanya inovasi dalam pembuatan jenis jamu
seperti adanya produk inovasi jamu dengan bentuk cair,
tablet dan yang produk inovasi terbaru dari PT. Sido Muncul
adalah dalam bentuk minyak angin.

2.4 Proses Produksi di Perusahaan


2.4.1 Proses Produksi di Perusahaan Batik Rara
Djonggrang
Proses produksi di Batik Rara Djonggrang adalah sebagai
berikut :
Proses pembuatan batik tulis tangan (handmade)
a. Membuat pola dasar pada kain (putih) dengan pensil.
b. Membatik pola dasar pada kain (putih) dengan lilin
malam (lilin), sesuai garis pensil secara bolak balik.
c. Memberi isian pada proses nomor 2 dengan berupa titik
dan atau guratan dengan malam (lilin)
d. Menutup dengan malam (lilin) bagian-bagian yang akan
tetap berwarna putih sampai selesai.
e. Mencelupkan ke dalam warna pertama, untuk variasi.
f. Menutup bagian-bagian yang akan tetap pada warna
pertama dengan lilin.
g. Mencelupkan dalam warna kedua.
h. Menggodog/merebus untuk menghilangkan semua lilin.
i. Mengulang membatik pada pola dasar dengan titik-titik,
dan mengulang menutup.
j. Menutup warna-warna pertama dan warna kedua, agar
tidak terkena warna berikutnya.
k. Mencelup untuk memberi warna pada pola dasar.
l. Mengulang Menggodog/merebus untuk enghilangkan
semua lilin,
m. Proses selesai. Jemur kain di tempat teduh.

Proses pembuatan batik dengan cap (handmade stamp)


a. Membuat pinggiran dengan cap khusus dengan malam (lilin)
pada kedua belah sisi (bolak-balik)
b. Memberi lilin dasardengan cap pola dasar, pada kedua belah
sisi.
c. Mengulang memberi malam (lilin) bagian-bagian yang akan
tetap berwarna putih hingga selesai
d. Mencelup ke dalam warna dasar.
e. Menghilangkan malam (lilin) pada bagian-bagian tertentu
untuk mendapatkan warna berikutnya.
f. Menutup Warna dasar agar tidak terkena warna berikutnya.
g. Mencelup ke dalam warna terakhir, untuk memberi warna
pada pola dasar.
h. menggodog/merebus untuk menghilangkan semua malam
(lilin)
i. Proses Selesai, Jemur kain di tempat teduh.

2.4.2 Proses Produksi di Perusahaan Nartis Silver


Proses produksi kerajinan perak solid / gilapan.
a. Peleburan
Perak murni yang merupakan bahan baku utama dilebur dengan campuran
logam lain ( tembaga atau kuningan,-/+7,5% ) sebagai bahan penolong /
penguat. Proses ini untuk menentukan kadar perak yang dikehendaki. Dari
proses ini akan kita dapatkan batangan - batangan perak, yang dalam proses
berikutnya dapat kita buat menjadi kawat ataupun lempengan perak dalam
berbagai ukuran.
b. Palon
Palon adalah bagian yang mengerjakan bentuk dasar dari kerajinan perak.
Dalam proses ini, batangan perak yang kita dapatkan tadi kita tempa hingga
mendapatkan bentuk yang lurus dan rata.
c. Ondel
Adalah merubah bentuk dasar yang telah diperoleh, menjadi bentuk yang
kita kehendaki.
d. Tatah
Adalah bagian yang mengerjakan ukiran untuk menghiasi barang
kerajinan.
e. Stel
Tugas bagian stel adalah merangkaikan barang - barang yang telah
diukir,sehingga menjadi bentuk barang yang dikehendaki.
f. Mbabar
Proses ini akan menjadikan perak tersebut matang, dengan cara dibakar
kemudian dimasukkan ke dalam rebusan air tawas, secara berulang - ulang
sampai putih bersih hingga siap untuk dipoles / disangling.
g. Sangling atau poles
Adalah proses membuat mengkilat hasil kerajinan perak dengan cara
digosok dengan ujung jarum baja dan busa buah perak. Dalam proses ini juga
telah digunakan mesin pemoles , biasanya untuk jenis produk perak solid atau
gilapan.

Proses produksi kerajinan perak Filigree/trap-trapan.


a. Peleburan
Perak murni yang merupakan bahan baku utama dilebur dengan campuran
logam lain ( tembaga atau kuningan,-/+7,5% ) sebagai bahan penolong /
penguat. Proses ini untuk menetukan kadar perak yang dikehendaki. Dari
proses ini akan kita dapatkan batangan - batangan perak, yang dalam proses
berikutnya dapat kita buat menjadi kawat ataupun lempengan perak dalam
berbagai ukuran.
b. Pengurutan
Proses pengubahan bahan baku perak ( batangan ) menjadi kawat perak
berbagai ukuran.
c. Pembuatan Pola/ Ngrancang
Proses pembuatan pola sesuai desain yang dikehendaki menggunakan
kawat yang berukuran lebih besar dari kawat yang digunakan untuk proses
pembuatan isian/ ornamen, dengan dipres/ diplepet dahulu ( diameter 1,2 mm
atau lebih ).
d. Pembuatan Benang Perak/ Nampar & Mlepet
Proses pembuatan benang perak dengan cara, 2 helai kawat perak atau
lebih yang ukuran diameternya kurang dari 0,21 mm dipilin menjadi satu,
kemudian dipres/ diplepet. Peggunaan ukuran kawat disesuaikan dengan
desain yang telah ditentukan.
e. Pengisian Pola/ Natrap
Proses pengerjaan ornamen atau hiasan dengan kawat isian ke dalam pola
yang telah jadi.
f. Pengelasan/ Matri
Proses penyatuan kawat isian yang telah menjadi ornamen-ornamen pada
pola, dengan cara lebih dahulu ditaburi serbuk patri kemudian disemprot
dengan api.
g. Stel
Proses merangkaikan menggabungkan pola-pola yang telah terisi
ornamen-ornamen sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
h. Mbabar
Proses ini akan menjadikan perak tersebut matang, dengan cara dibakar
kemudian dimasukkan ke dalam rebusan air tawas, secara berulang-ulang
sampai putih bersih hingga siap untuk dipoles / disangling.
i. Sangling atau poles
Adalah proses membuat mengkilat hasil kerajinan perak dengan cara
digosok dengan ujung jarum baja dan busa buah perak. Dalam proses ini juga
telah digunakan mesin pemoles , biasanya untuk jenis produk perak solid atau
gilapan.

2.4.3 Proses Prduksi di Prusahaan PT Sido Muncul


Proses produksi jamu di pt. sido muncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC (quality
control), setelah terbukti memenuhi standar permintaan dan standar
penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang
penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian
bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemidian dicampur (mixing).
Sesudah proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan
melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses pengemasan primer (packaging
primer) menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke
proses pengemasan skunder (packaging skunder), disini produk yang sudah
jadi dicek kembali dengan cara uji sempel. Setelah selesai proses pengemasan
skunder kemudian produk siap untuk didistribusikan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Kunjungan
Industri yang dilakukan oleh Mahasiswa/i Teknik Industri
Universitas Pasundan Bandung angkatan 2014 adalah sebagai
berikut:
a. Mahasiswa/i dapat mengetahui proses apa saja yang
dilakukan dalam pembuatan produk di perusahaan yang
dikunjungi.
b. Mahasiswa/i dapat melihat proses produksi secara
langsung.
c. Mahasiswa/i dapat mengetahui tentang cara kerja dalam
suatu perusahaan yang dikunjungi.

3.1. Saran
Adapun saran yang akan saya sampaikan untuk kelancaran
Kunjungan Industri yang dilaksanakan Teknik Industri Universitas
Pasundan Bandung untuk di masa yang akan datang:
a. Dilakukan rencana yang matang dalam pemilihan
perusahaan yang akan dikunjungi.
b. Diharapkan agar biaya untuk mengikuti kunjungan industri
tersebut dibuat dengan harga yang lebih terjangkau agar
seluruh mahasiswa/i dapat ikut serta.
c. Diharapkan agar kunjungan industri ini dapat dilanjutkan
sebagai agenda pada tahun berikutnya.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai