Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ENERGI DAN LINGKUNGAN


“Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM)”

Disusun Oleh :
1. Dyah Carissa Azaria 061740411840
2. Emha Isnan Al-Fajri 061740411841
3. M. Hanif Darussalam 0617404118

Kelas : 4EGD

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI (D IV)


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRWIJAYA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang dengan rahmat-NYA kami

akhirnya bisa menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Energi dan

Lingkungan yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM)”.

Dalam penyusunan makalah ini kami ingin mengulas tentang sistem kerja yang

digunakan pada pembangkit listrik tenaga biomassa secara global.

Dalam penyusunannya tentu kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat

pada makalah ini, hingga adanya kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk

memperbaiki tulisan-tulisan yang berikutnya.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca yang memang

membutuhkanya.

Palembang, Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 5

BAB II ISI

A. Pengertian Biomassa .................................................................................................. 6

B. Aplikasi Biomassa ...................................................................................................... 6

C. Pemanfaatan Biomassa ............................................................................................... 8

D. Aplikasi Biomassa...................................................................................................... 9

E. Keunggulan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa ....................................... 11

F. Perkembangan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa ................................... 12

G. Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif Biomassa .......................................................

H. Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa..................................... 13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik

berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah

tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran

ternak.Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak,

miyaknabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai

sumberenergi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah

biomassayang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil

produk primernya.

Saat ini, ketersediaan energi fosil semakin berkurang, khususnya minyak bumi.

Setelah terjadinya krisis energi yang pernah mencapai puncak sekitar dekade 1970-an,

dunia saat ini menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu

tulang punggung produksi energi terus berkurang. Di masa mendatang, dunia akan

terancam semakin kesulitan untuk menemukan dan menggunakan sumber energi dari

fosil. Eksplorasi yang telah dilakukan, konsumsi dalam jumlah besar serta pertambahan

penduduk yang tinggi di masa depan, akan membuat persediaan energi fosil khususnya

minyak bumi tidak dapat mengimbangi permintaan terhadap kebutuhan energi. Para ahli

berpendapat, dengan pola konsumsi seperti sekarang diperkirakan dalam waktu 50 tahun

ke depan cadang minyak bumi dunia akan habis. Keadaan ini bisa diamati dengan

kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam negeri dan ketidakstabilan

4
harga minyak di pasar internasional (Pinske, 2000). Jumlah pemakaian energi di

Indonesia masih sangat tergantung dari bahan bakar fosil. Jika hal ini terus berlanjut

maka bisa saja terjadi krisis global akibat semakin sedikitnya bahan baku fosil ini.

Oleh karena itu dewasa ini sumber energi baru terbarukan sedang digalakkan di

Indonesia. Dari beberapa data masih terlihat dominasi penggunaan batubara, minyak

bumi dan gas sebagai sumber energi. Kondisi ini sangat disayangkan mengingat

Indonesia menyimpan potensi biomassa yang begitu melimpah. Jika potensi ini dapat

dimanfaatkan dengan maksimal maka akan memecahkan permasalahan energi yang

terjadi selama ini, salah satu sumber biomassa yang mudah didapatkan dan berada

disekitar kita adalah sampah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Biomassa ?

2. Bagaimana pemanfaatan Biomassa sebagai energi terbarukan ?

3. Bagaimana prinsip kerja Biomassa sebagai energi terbarukan ?

4. Apa aplikasi dari Biomassa ?

5. Apa keunggulan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa?

6. Bagaimana perkembangan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa?

7. Bagaimana pemanfaatan Sumber Energi Alternatif Biomassa?

8. Bagaimana prinsip kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa?

5
C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian Biomassa

2. Menjelaskan pemanfaatan Biomassa sebagai energi terbarukan

3. Menjelaskan prinsip kerja Biomassa sebagai energi terbarukan.

4. Menjelaskan aplikasi dari Biomassa

5. Menjelaskan keunggulan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa

6. Menjelaskan perkembangan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa

7. Menjelaskan pemanfaatan Sumber Energi Alternatif Biomassa

8. Menjelaskan prinsip kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa

6
BAB II

ISI

A. Pengertian Biomassa

Istilah biomassa di sini digunakan untuk mengelompokkan bahan organik baik

dari tumbuhan ataupun hewan yang kaya akan cadangan energi. Sehingga setelah diubah

menjadi energi kerap juga disebut dengan bioenergi. Selanjutnya bioenergi tersebut dapat

digunakan sesuai kebutuhan. Untuk menghasilkan panas, gerak, atau untuk menghasilkan

listrik. Secara umum perubahan biomassa menjadi bioenergi. Dan secara khusus akan

dilihat penerapannya untuk menghasilkan listrik. Beberapa negara maju, seperti

Finlandia, Belanda, Jerman dan Inggris telah memanfaatkan bioenergi dalam skala besar

untuk pembangkit listrik. Sedangkan di Indonesia, meskipun potensinya besar,

penggunaannya baru dalam skala kecil.

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik

berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,

pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain

digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan

bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan

bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai

ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya. Sumber

energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi

yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara

berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam

7
yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan

pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga

diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

B. Pemanfaatan Biomassa

Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi

untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi biomassa.

Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang

digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang

dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi

biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena

pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu

dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.

Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk

memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi

biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam

menghasilkan bahan bakar.

1. Biobriket

Biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih

teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja

yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk

8
gergaji,serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket

tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.

2. Pirolisa

Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhuyang

lebih dari 150°C. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses,

yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder (gambar 2.2). Pirolisa primer adalah

pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah

pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. Penting diingat

bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2 dihindari

pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

Gambar 2. Bagan proses pirolisa dengan energi pembakaran gas hasil pirolisa

3. Gasifikasi

Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi

bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier ) menjadi bahan bakar(gambar

2.3). Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan

generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternative dalam

9
rangka program penghematan dan di versifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan

membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah

pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi,

yaitu : (a)unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor

gasifikasiatau gasifier ,(b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.

Gambar 3. Skema gasifikasi biomassa dan sistem pembangkit daya

4. Liquification

Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan

proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan

dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran

dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi

pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan

memudahkan dalam pemanfaatan.

5. Biokimia

Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses

biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis,

fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan

10
organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun

tahapan proses anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada Gambar. Selain

anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam konversi

biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi

sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami

penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada

umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya

sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa

mencapai kadar etanol di atas 99.5%.

Gambar 4. Skema Pembentukan Gas Bio

C. Prinsip Pembakaran Bahan Bakar

Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar

dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen

11
(H) dan Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang penting terhadap energi

yang dilepaskan adalah C dan H. Masing-masing bahan bakar mempunyai kandungan

unsur C dan H yang berbeda-beda. Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu

pembakaran lengkap (complete combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete

combustion). Pembakaran sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi

dengan oksigen hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan

seluruh S menghasilkan SO2. Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi apabila

seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan gas

yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2. Keberadaan CO pada hasil pembakaran

menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung secara tidak lengkap. Jumlah energi yang

dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai entalpi pembakaran yang

merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari proses pembakaran sempurna.

Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV)

atau Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran

dalam wujud cair sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam

bentuk uap. Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan

memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan untuk

menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau

stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara yang

dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis

disebut sebagai excess air yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang

sering digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses

pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran lengkap terjadi

12
ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut sebagai

pembakaran sempurna.

D. Aplikasi Biomassa

Modular Instalasi Shelter PLTBM BD 16-1000L adalah rangkaian

digester pembangkitan energi terbarukan berupa biometan ( biogas murni) bagi

kepentingan menyalakan generator ( genset bahan bakar biogas), gas sebagai bahan bakar

kompor masak-memasak, membangkitkan dan menyimpan daya listrik dalam

rangkaian battery accu (power bank) maupun menyiapkan biogas murni guna didistribusi

melalui kompresi kedalam tabung bertekanan ( energi panas burner industri). Instalasi

terdiri dari 16 unit digester BD 1000 L yang masing-masing unit digesternya terbuatdari

bahan HDPE (High Density Polyethylene), ketebalan 3 - 5 mm, memiliki dimensi PLT (

Panjang =1 m, lebar =1 m, tinggi =1 m) bisa bertahan hingga diatas 3 tahun. Tangki

diperkuat rangka alumunium, .dirancang kuat bagi tekanan sampai 3 bar ( 45 psi) ,

sementara biogas secara umum hanya memberi tekanan 3 psi. Instalasi dilengkapi dengan

1 unit pompa chopper (grinder pumps), 6 tabung pemurnian biogas MP 1270, 1

unit Genset Biogas 5 KVA, 6 unit gas holder BRT 1010 serta perlengkapan ( mini

kompresor, manometer, water trap, valve, slang, pipa PVC) serta kompor 2 tungku.

13
Gambar 1. Contoh PLTBM

Instalasi pembangkitan listrik PLTBM melalui generator set (genset)

berbahan bakar biogas murni ini dilengkapi dengan rangkaian seri penyimpan daya (4

unit battery 12 V / 40 Ah dengan kapasitas penyimpanan daya 1,92 KWH), kemudian

sistem pengisian ( charger regulator) dan konversi daya ke listrik dari battery ke arus(AC

220 Volt) melalui inverter 1 KW. Kapasitas digester 16 unit @1 m3, ~ 16 m3,

memerlukan input material, pada saat pertama pengisian 16 m3 dan hari selanjutnya 800

liter/ hari berupa bubur biomassa (sampah, gulma kebun, gulma air maupun kotoran

ternak). Pada kondisi pemenuhan 800 liter/ hari, Instalasi BD 16-1000 L menghasilkan

biometan (biogas murni) > 80 % metan (CH4) sebanyak 32 m3 yang memiliki daya nyala

dan kalori tinggi sebagai bahan kompor guna masak memasak maupun burner industri

setara dengan 16 kg LPG/ hari atau ketika dijadikan bahan bakar generator akan

memberikan output daya listrik 32 KWH ( Kilo WattHour)/hari.Keperluan lahan

pendirian instalasi ini 16 m2= (1 m x 16 m), namun keunggulan lain dari instalasi digester

ini adalah fleksibilitas kapasitas (scalable) dan dapat dibangun multi skala. Pada kondisi

14
bertambahnya material input yang akandiolah, dapat dilakukan penambahan unit BD

1000 L dan akan terkoneksi langsung kepada sistim pembangkitan biogas eksisting

sebelumnya.Selain penerimaan manfaat berupa bahan bakar gas sebagai suatu energi baru

terbarukan diatas, instalasi Shelter BD 16-1000L menghasilkan lumpur ( slurry)dengan

kualitas pupuk cair organik sebanyak 3, 200 liter/ hari. Lumpur ini dapat ditingkatkan

kualitasnya dengan menambahkan kedalamnya aneka bakteri ( penambat N2, pelarut

posfat dan KCL) atau zat tumbuh, sehingga memiliki nilai tambah (added value) sebagai

pupuk hayati atau pupuk organic.

E. Keunggulan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa

Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa sebagai salah satu

alternatif untuk mendapatkan energi listrik sekarang ini memiliki beberapa keunggulan

bila dibandingkan dengan penggunaan Sistem Pembangkit Listrik lainnya.

 Keunggulannya antara lain adalah :

1. Dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya Biomass merupakan sumber

energi yang murah, karena untuk memperoleh bahan bakunya sangat mudah.

2. Timbunan sampah dapat menghasilkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) berupa

gas metana yang cukup besar yang dapat menyerap radiasi matahari di

atmosfer sehingga menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi panas,

dengan pengembangkan sistem pembangkit energy biomassa ini maka jumlah

sampah dapat diminimalisasikan, sehingga pengaruh GRK terhadap suhu

permukaan bumi dapat dikurangi.

15
3. Biomassa dapat mengurangi jumlah sampah yang dapat mencermarkan

lingkungan sekitar.

4. Mempunyai sumber yang selalu baru (merupakan jenis energi terbarukan).

5. Sumber energi mempunyai jumlah cadangan sangat besar.

6. Teknologi pengolahannya tidak terlalu rumit.

 Kekurangan:
1. Mahal

Kelemahan listrik biomassa (misalnya) adalah bahwa energi tersebut


sangat mahal untuk diproduksi. Dibutuhkan banyak sumber daya untuk mengubah
bahan baku biomassa menjadi sumber energi yang bisa digunakan. Biaya
produksi energi biomassa masih lebih tinggi dibandingkan biaya produksi bahan
bakar fosil. Berbagai riset harus terus dilakukan untuk menekan biaya sehingga
menjadikan energi biomassa lebih ekonomis.

2. Sumber terbatas

Meskipun merupakan sumber energi terbarukan, mendapatkan bahan


biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak tumbuh setiap tahun.
Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga membutuhkan lebih banyak
sumber daya dan energi.

3. Penyebab polusi

Poin ini bisa jadi merupakan ironi. Biomassa memang dikenal mampu
mengurangi efek rumah kaca dengan mengontrol produksi metana. Hanya saja,
jika tanaman dibakar langsung, maka aktivitas ini juga akan melepaskan gas
rumah kaca sama seperti yang diemisikan oleh bahan bakar fosil.

16
F. Perkembangan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomasa

( Sumber : www.google.com / Sampah )

Gambar 1. Kumpulan Sampah Organik dan Non Organik

Pada umumnya sampah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, diantaranya

sampah organik dan non organik. Sampah Organik adalah sampah yang dapat diuraikan

oleh mikroorganisme, contohnya: daun-daunan, sampah dapur, sayur-sayuran, buah-

buahan, dan lain-lain. Bila sampah organik dikumpulkan secara terpisah, sampah tersebut

dapat digunakan untuk menghasilkan biogas. Biogas dapat menghasilkan energy listrik

(PLTG).

Sedangkan sampah Anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan

oleh mikroorganisme. Sampah Anorganik dapat berasal dari sumber daya

alam tak terbaharui seperti mineral, minyak bumi, dan dapat pula berasal

dari proses industri. Contoh sampah Anorganik yang ada dirumah tangga

seperti botol, platik, kaleng dan lain-lain.

Sampah perkotaan yang organik pada dasarnya ialah biomassa

(senyawa organik) yang dapat dikonversikan menjadi energi melalui

sejumlah proses pengolahan. Energi yang dihasilkan dapat berbentuk energi

17
listrik, gas, energi panas dan dingin yang banyak dibutuhkan untuk industri

industri sekarang ini, baik itu industri kecil maupun industri yang besar.

Sebagaimana diketahui biomassa, terutama dalam bentuk kayu bakar dan

limbah pertanian, merupakan sumber daya energi yang tertua. Di negara

negara yang telah maju sekarang ini, dengan berkembangnya berbagai

industri-industri maka peranan biomassa sebagai sumber energi akan

semakin berkurang. Lain halnya di negara-negara berkembang, sekalipun

banyak negara-negara berkembang yang bergerak menuju ke arah

industrialisasi, secara umum dapat dikatakan bahwa di negara-negara

tersebut biomassa masih merupakan komponen yang besar dalam pola

pemakaian energi. Salah satu perkiraan mengatakan bahwa pemakaian

energi yang berasal dari biomassa terutama pemanfaatan kayu bakar, limbah

pertanian dan tinja hewan mencapai 60 % dari seluruh konsumsi energi.

Menurut studi kelayakan pembangunan pembangkit listrik serta konsultasi di

bidang teknologi pembangkitan listrik, termasuk pengembangan energi

biomassa. Banyak daerah di Indonesia yang tidak memiliki sumber bahan

bakar fosil, namun dapat dipastikan seluruh provinsi di Indonesia memiliki

sumber daya biomassa yang belum dikelola secara optimal dan

dimanfaatkan dengan baik.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pemanfaatan Teknologi GALFAD

(Gassification, Landfill and Anaerobic Digestion)

1. Gassification

18
( Sumber : www.google.com / Gasifier )

Gambar 2. Reaktor Gasifier

Pada proses Gassification maka sampah akan dimusnahkan melalui proses

pembakaran, sehingga menghasilkan gas yang nantinya bias digunakan sebagai

penggerak Generator listrik.

Sebagai tahap awal, akan dipergunakan teknik pemisahan yang sesuai, sehingga

berbagai jenis sampah dapat dipakai pada setiap jenis peralatan konversi energi.

Dengan upaya ini, evisiensi konversi akan terjadi, sehingga bisa memaksimalkan

seluruh persediaan sampah yang ada menjadi energy yang bernilai ekonomis. Pada

tahap awal ketika sampah masuk ke TPA akan dilakukan pemisahan antara sampah

basah dan kering dengan menggunakan floating tank dan metode lain. Bahkan untuk

lebih memperketat pemilahan sampah ini, selain penggunaan teknologi juga akan

dilibatkan SDM yang sudah memperoleh pengetahuan mengenai pemilahan sampah

ini. Setelah sampah berhasil dipisah antara sampah basah dan sampah kering,

19
kemudian untuk sampah basah akan dilakukan proses pencacahan sampah dengan

menggunakan mesin pencacah (Shredder) dimana sampah akan dipecah menjadi

lebih kecil dan memiliki ukuran yang sama besarnya. Setelah sampah dicacah, maka

tahap selanjutnya adalah melalui proses pengeringan sampah seperti sampah kayu,

daun, kertas yang basah. Setelah menjadi kering maka untuk proses selanjutnya akan

sama dengan pengolahan sampah kering. Dimana sebelumnya sampah kering tersebut

telah dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin shredder. Sampah

kering tersebut dimasukkan ke dalam gasifier yaitu sebuah reaktor tertutup yang

keluaran dari alat tersebut akan menghasilkan gas berupa synthetic gas

(synergy) yang digunakan sebagai gas bahan bakar untuk menggerakkan motor gas

yang selanjutnya bertugas memutar sebuah generator listrik.

( Sumber : www.google.com / Sampah )


Gambar 3. Bagan Proses Gassification

Pada gambar di bawah ini adalah gambar sebuah reaktor gasifier sebagai
tempat pembakaran sampah sehingga menghasilkan gas penggerak mesin pembangkit
listrik.

20
( Sumber : www.google.com / Prinsip kerja Gasifier )
Gambar 4. Proses Gassification

Prinsip kerja dari reaktor gasifier ini adalah melalui 4 proses, pertama sampah
organik kering yang telah melalui proses shredder akan dimasukkan ke dalam suatu
tangki reaktor gasifier dan kemudian akan melalui proses pengeringan dengan
pembakaran sampah yang temperatur pembakarannya antara 100 – 200°C, kemudian
pada proses selanjutnya sampah berada pada daerah pirolisa dengan melakukan
pembakaran dengan temperatur suhu antara 200-500°C, pada proses ini sudah dapat
menghasilkan gas berupa CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida),
CH4 (metana), dan gas H2 (hidrogen). Proses selanjutnya sampah akan melewati
daerah oksidasi dimana gas yang dihasilkan berupa gas CO dan energi panas,
temperatur suhu yang digunakan antara 1200-1400°C.
Proses terakhir adalah sampah berada pada daerah reduksi dimana pada tahap
ini dibakar dengan temperatur suhu antara 500-1200°C dan dilakukan pencampuran
gas udara, yang nantinya keluaran dari proses ini merupakan gas akhir berupa CO,
H2, CH4, H2, CO2 dan gas lain yang tidak diperlukan, yang nantinya akan dipisahkan
melalui proses treatment gas. Limbah yang dihasilkan proses gasifier ini adalah
berupa abu dimana abu ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.

21
2. Anaerobic Digestion

Perlakuan berbeda diterapkan pada sampah organik basah seperti sampah

buah-buahan dan sampah sayur-sayuran, pertama sampah akan direduksi menjadi

partikel yang ukurannya kecil-keil, kemudian melalui proses anaerobic digestion

maka sampah akan diolah menjadi gas dengan bantuan suatu bakteri, gas keluaran

inilah yang nantinya digunakan untuk membangkitkan mesin pembangkit listrik. Gas

buang yang dihasilkan dari proses ini akan disaring terlebih dahulu dengan

menggunakan suatu filter untuk menghasilkan gas yang tidak membahayakan

lingkungan.

( Sumber : www.google.com / Sampah )

Gambar 5. Bagan Proses Anaerobic Digestion

Proses kerja dari anaerobic digestion adalah, pertama sampah yang sudah di

shredder sedemikian rupa sehingga menjadi sampah yang berukuran kecil-kecil

dimasuikan ke dalam sebuah tangki tertutup dan dibiarkan selama beberapa hari

sampai terdapat mikroba pengurai. Mikroba-mikroba pengurai tersebut hidup dalam

suasana tidak ada oksigen bebas, jadi pada tangki diharapkan tertutup rapat dan tidak

ada celah udara keluar masuk tangki. Setelah sampah terurai oleh mikroba pengurai

22
maka akan menghasilkan gas dan kemudian untuk proses selanjutnya gas tersebut

diolah sehingga dapat digunakan.

3. Landfill

( Sumber : www.google.com / Landfill )

Gambar 6. Bagan Proses Landfill

Khusus bagi sampah lama yang sudah bertumpuk di areal TPA Suwung dalam

jangka waktu yang lama dipergunakan proses landfill gas. Penggunaan proses ini

untuk menghindari gas metan yang sangat beracun lepas dari tumpukan sampah,

dimana dalam banyak kasus telah ditumpuk jauh sebelum sistem Galfard ini

diterapkan. Pertama pada lahan dilakukan penggalian lahan dengan kedalaman

tertentu kemudian pada dasar galian dilapisis dengan lapisan tanah liat yang padat,

pada lapisan ini disebut ground linier. Selanjutnya tanah dilapisi kedua kalinya

dengan bahan geo membran, lapisan mirip plastik berwarna dengan ketebalan 2,5

milimeter yang terbuat dari High Density Polyetilin, salah satu senyawa dari minyak

bumi. Lapisan inilah yang nantinya akan menahan air kotor yang berbau yang berasal

23
dari sampah sehingga tidak akan meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah di

atas bumi. Di atas lapisan geo membran akan dilapisis dengan geo textile yang

gunanya memfilter kotoran sehingga tidak bercampur dengan air kotoran tersebut.

Sebelum dipadatkan, sampah yang menumpuk di atas lapisan geo textile ini kemudian

ditutup dengan menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah menyebarnya

gas metan akibat proses pembusukan sampah (yang dipadatkan) tanpa oksigen. Satu

jaringan pipa gas dimasukkan ke dalam tumpukan sampah, melalui pipa inilah gas

disedot menuju ke sebuah treatment gas. Selanjutnya energy panas yang dihasilkan

dari proses ini akan diolah menjadi listrik. Setelah masing-masing jenis sampah

diolah, akan dihasilkan biogas yang dimasukkan dulu ke dalam fasilitas gas treatment

sebelum menjadi gas bahan bakar bagi mesin pembangkit listrik. Dari fasilitas

pengolahan sampah ini, dengan kapasitas pengolahan mencapai 500 ton per hari dapat

dihasilkan listrik berkisar antara 5-8 MW secara kontinyu. Kapasitas pengolahan ini

dapat diperbesar seiring dengan jumlah sampah yang dihasilkan keempat

kabupaten/kota. Pembangkit IPST di TPA Suwung ini dilandasi kegagalan melakukan

hal yang sama di Tabanan beberap waktu lalu. Pembangunan IPST ini dikatakannya

sudah memperoleh ijin dari Menteri Kehutanan sekitar April 2004 dengan luas lahan

yang bisa digunakan 10 Hektar. Disamping itu pemilihan TPA Suwung sebagai

tempat pembangunan juga didasari telah digunakannya tempat tersebut sebagai TPA

wilayah Denpasar dan Badung. Berdasarkan ijin yang dikeluarkan Departement

Kehutanan, pembangunan IPST hanya boleh menggunakan lahan seluas 10 Hektar,

dimana luas TPA Suwung seluruhnya adalah 40 Hektar. Untungnya investor Inggris

yang bernaung di bawah PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) ini hanya

24
memerlukan lahan seluas 6 Hektar untuk mewujudkan sistem pengolahan sampah

menjadi energi listrik. Untuk saat ini sampah yang dihasilkan Badung dan Denpasar

sekitar 2.000-2500 m3. Sedangkan bila digabung dengan wilayah Tabanan dan

Gianyar, data tahun 2000 menunjukkan sampah yang dihasilkan mencapai 3.000 m3

atau setara dengan 1.000 ton. Sampah yang ada di Bali pada umumnya merupakan

sampah basah yang terdiri atas daun-daunan, janur dan sampah rumah tangga lainnya.

Dengan demikian dibutuhkan energi yang luar biasa untuk mengubah sampah

menjadi kebutuhan lain termasuk menjadikan energi listrik. Berbeda jika sampah itu

berasal dari industri yang sebagian besar terdiri dari kertas (kering), sehingga tidak

dibutuhkan energi yang terlalu besar untuk mengubahnya.

G. Pemanfaatan Sumber Energi Alternatif Biomassa

Ada beberapa alternatif pemanfaatan sumber energi biomassa, diantaranya :

a. Kayu Sisa

( Sumber : www.google.com / Biomassa )

Gambar 7. Penyedotan Kayu Sisa ke mesin Pembakaran

Pada produksi kayu untuk industri setiap tonnya akan menghasilkan

limbah sebanyak satu ton juga. Maka limbah kayu yang dihasilkan setiap

25
tahunnya adalah juga 25 juta ton/ Tahun. Bilamana limbah kayu ini memiliki

nilai panas sebesar 4000 kilo kalori perton, seperti potensi energi yang

terkandung dalam limbah kayu ini adalah sebesar 100.000.000.000 kilo kalori

setahun atau 14,44 juta ton. Hasil tersebut setara dengan jumlah batu bara

yang sangat besar yang pada saat ini terbuang sia-sia dan mencemari

lingkungan. Apabila limbah kayu ini dapat diolah dengan baik akan

merupakan suatu sumber energi yang sangat besar sekali yang dapat

diharapkan menjadi salah satu sumber energi alternatif masa depan. Selain

dahan dan ranting-ranting yang terbuang dihutan pada saat penebangan. Pada

saat pengolahan pun masih banyak material kayu yang terbuang, sehingga

kayu yang menjadi sisa dapat kita kelompokkan pada :

1. Ranting, tangkai, dahan yang terbuang pada saat penebangan.

2. Serbuk penggergajian, sisa pengerutan, potongan-potongan dan sisa

pemahatan pada saat pengolahan.

Ada hal yang perlu diperhatikan yaitu selama ini sisa-sisa kayu tersebut

dianggap sampah kemudian dibakar, dihancurkan, energi yang tersimpan

dibuang sia-sia.

Pada tahun 1978 di kota Den Haag Negeri Belanda menggunakan sumber

energi dari pembakaran sampah kota, dimana tempat pembakaran sampah

terdiri atas 4 buah tungku pembakaran masing-masing dengan kapasitas 300

ton per 24 jam. Dihubungkan dengan suatu sistem ketel uap dan dua set

generator turbo dengan daya masing-masing 11,5 Mega Watt dengan tegangan

10 kilo volt. Suhu pembakaran mencapai 800 – 10000 C yang gunanya untuk

26
menghilangkan bau yang tidak sedap. Dan untuk menjaga agar abu

pembakaran tidak terlalu lembut dan lembab yang dapat mengakibatkan pipa

pipa uap tersumbat. Ruang sampah dapat memuat 16.000 m3 sampah yang

secara teratur diisi oleh truk-truk khusus. Dalam tahun 1976 PLTU tenaga uap

dengan sumber energi pembakaran limbah industri dan sampah kota tersebut

telah menghasilkan 85.000.000 Kwh tenaga listrik.

( Sumber : Pengkajian Sumber listrik Alternatif dan mesin-mesin listrik

Alternatif)

Gambar 8. Skema Proses Penggasan Sampah

Gambar diatas memperlihatkan skema untuk proses gasifikasi sebuah

pembangkit tenaga listrik, tenaga diesel. Proses pengubahan menjadi gas

bakar dapat kita lihat seperti berikut :

1. Kayu dimasukkan ke dalam generator gas

2. Udara dimasukkan ke dalam generator gas melalui mesin pemanas

3. Mesin pemanas dipanaskan oleh gas panas yang keluar dari generator gas

menuju mesin pengering dan pembersih udara.

4. Kemudian gas bakar tersebut dibersihkan pada mesin penyaring

27
5. Tekanan gas diperkuat atau dipertinggi dengan menggunakan sebuah

kompresor

6. Gas yang bertekanan tinggi yang sudah bersih tersaring dialirkan ke dalam

mesin diesel (motor gas).

b. Sisa Pertanian

Sekam padi, merang dan batang padi, bonggol jagung, daun dan batang

jagung, batok kelapa, pohon kacang dan umbi-umbian merupakan sumber

energi alternatif masa depan dan merupakan jenis energi yang unggul, karena

merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbarui. Adapun

kekurangan dari pemanfaatan limbah pertanian tersebut diantaranya:

1. Bentuknya yang tidak teratur sehingga menyulitkan saat penggunaan

dan pengangkutan.

2. Dalam setiap meter kubiknya banyak celah-celah atau ruang kosong

sekitar 30 %, maka jumlah kalorinya dalam setiap meter kubiknya

menjadi berkurang.

3. Jarak antara sumber produksi bahan bakar dengan pusat pembangkit

tenaga listriknya tidak selalu dekat.

4. Antara waktu puncak produksi (panen) dengan waktu penggunaan

bahan bakar mempunyai rentang waktu yang panjang. Maka perlu

suatu sistem penyimpanan sehingga bahan bakar itu tidak hancur

percuma.

5. Kadar kandungan airnya yang harus dikurangi.

c. Kotoran Hewan

28
Energi Biomassa dari kotoran hewan lebih dikenal sebagai energy Biogas.

Prinsip kimia yang berhubungan dengan pembentukan biogas adalah prinsip

terjadinya fermentasi dari karbohidrat, lemak dan protein dan bakteri metan.

Bila tidak dicampur dengan udara, satu gram bahan selulosa menghasilkan

825 cm3 gas bertekanan atmosferik yang terdiri dari 68 % CH4 dan 32 % CO2.

Secara sederhana, pembuatan biogas adalah sebagai berikut :

1. Tinja dimasukkan ke dalam tangki setelah dicampur air.

2. Tangki penampung gas akan menerima gas yang terjadi dan akan

terdorong ke atas.

3. Bilamana banyak gas terbentuk, letak tangki gas akan semakin tinggi.

4. Gas dipakai melalui kran.

5. Apabila gas berkurang tangki penampung gas akan turun.

6. Tangki akan naik kembali apabila gas kembali terbentuk.

7. Proses itu terjadi berulang-ulang.

8. Posisi tangki penampung menunjukkan jumlah gas di dalam tangki.

9. Apabila tinja tidak mengeluarkan gas lagi, tangki penampung gas

tidak akan bergerak.

10. Selanjutnya tinja harus diganti.

29
(Sumber : Pengkajian sumber listrik alternatif dan mesin-mesin listrik

alternatif)

Gambar 9. Skema Instalasi Mesin Biogas

H. Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk bisa mengolah sampah menjadi

energi listrik, seperti di atas telah dijelaskan mengenai proses pengolahan sampah TPA

suwung, maka sekarang akan dijelaskan mengenai prinsip kerja dari sistem pembangkit

listrik energi biomassa pada umumnya.

(Sumber: www.google.com /Energi Biomassa)

Gambar 10. Sistem Pembangkit Energi Biomassa Secara Konvensional

Prinsip kerja sistem pembangkit energi biomassa pada gambar di atas

adalah, pertama pada sebuah tunggu yang menggunakan bahan bakar sampah

kemudian digunakan untuk memanaskan kompor atau tungku yang diatasnya

terdapat ketel sebagai tempat air, dimana pada bagian atas ketel tersebut terdapat

saluran pipa sebagai keluaran dari proses pemanasan air berupa uap air, uap air

30
yang keluar dari ketel tersebut akan mendorong dan memutar turbin kemudian

akan memutar generator sebagai pembangkit listrik.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

31
Pemanfaatan biomassa perlu dikembangkan dan digunakan dengan semaksimal mungkin.

Jumlah biomassa yang terdapat di Indonesia sangatlah berlimpah, apabila setiap daerah yang

memiliki biomassa dapat memanfaatkan biomassa tersebut, maka Indonesia akan menjadi negara

yang hemat energi dan potensi untuk menimbulkan polusi dari pemanfaatan batu bara sebagai

bahan bakar pembangkit listrik dapat dikurangi. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus

bangsa ini wajib untuk mengembangkan serta dapat menemukan energi-energi terbarukan yang

lainnya yang lebih efektif, modern dan ramah lingkungan pada penduduk sekitarnya, apalagi di

Indonesia ini banyak sekali bahan-bahan dari alam yang dapat kita manfaatkan untuk

menemukan energi terbarukan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/fitrahqalbina54/biomassa-35168699

32
https://www.academia.edu/7612195/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Biomassa_PLTBM_MAKAL

AH_Untuk_memnuhi_tugas_Pembangkit_Tenaga_Listrik_yang_dibina_oleh_bapak

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI

%20WEB%20ELP/Bab%20III%20BIOMASSA/indexBIOMASSA.htm

http://kencanaonline.com/index.php?route=product%2Fproduct&product_id=248#.UloMPIBqYl

0.facebook

33

Anda mungkin juga menyukai