MUHAMMAD NURHIDAYAT
1707111162
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
MUHAMMAD NURHIDAYAT
NIM. 1707111162
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
iii
8. Serta teman-teman seperjuangan Kerja Prakter di PT. PJB UBJOM
PLTU Tenayan yaitu Adipa puta dan Fachri husaini yang telah
bersedia diajak berdiskusi dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini masih
banyak kekurangan, baik dalam isi maupun dalam penyajiannya, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ini. Penulis telah menyanggupi untuk tidak
mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk makalah tanpa seizin dan tanpa
bersama pihak pembimbing dari PT. PJB UBJOM PLTU Tenayan.
Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat untuk diri pribadi dan
masyarakat umumnya.
MUHAMMAD NURHIDAYAT
NIM: 1707111162
iv
PERNYATAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Bahwa saya:
Nama : Muhammad Nurhidayat
NIM : 1707111162
Tempat, Tanggal Lahir : Mengkirau, 11 Mei 1998
Status : Mahasiswa Kerja Praktek
Institut Asal : Universitas Riau
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Mesin
Periode : 23 Maret 2021 – 23 April 2021
Demikian, surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan
tanpa unsur paksaan dari pihak manapun.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANii
KATA PENGANTARiii
PERNYATAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUALv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Batasan Masalah........................................................................................2
1.4 Tujuan Kerja Praktek................................................................................3
1.5 Metode Penulisan......................................................................................3
1. Metode observasi.......................................................................................3
2. Metode wawancara....................................................................................3
3. Metode studi literatur dan studi pustaka...................................................3
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan.......................................................................................5
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan......................................................................5
2.3 Anak Perusahaan......................................................................................5
1. PT. PJB Services.......................................................................................5
2. PT. Rekadaya Elektrika.............................................................................6
2.4 Visi Dan Misi Perusahaan.........................................................................6
1. Visi PT. PJB..............................................................................................6
2. Misi PT. PJB.............................................................................................6
3. Motto PT PJB............................................................................................6
2.5 Tata Nilai Perusahaan................................................................................7
2.6 Struktur Organisasi....................................................................................8
2.6.1. Tugas Dan Wewenang Masing-masing Divisi..................................9
2.6.2. Penempatan Kerja Praktik................................................................10
2.7. Tata Tertib Dan Kewajiban Karyawan....................................................11
vii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Boiler............................................................................................................13
3.2 Jenis-jenis Boiler..........................................................................................13
3.2.1 Boiler Pipa Api.....................................................................................13
3.2.2 Boiler Pipa Air......................................................................................14
3.3 Bagian-bagian Boiler CFB dan Alat Bantunya............................................16
3.3.1 Ruang Bakar..........................................................................................16
3.3.2 Ruang Pemisah (cyclone)......................................................................17
3.3.3 Back Pass...............................................................................................17
3.4 Sistem Udara Pembakaran Dan Pembuangan flue gass...............................18
3.5 Aliran Laminar dan Trubulen......................................................................19
3.6 Air Preheater................................................................................................20
3.6.1 Komponen Pendukung Air Preheater...................................................21
3.7 Metode Pengambilan Data ..........................................................................23
3.8 Analisa Penurunan Tekanan.........................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Pengujian.............................................................................................30
4.1.1 Data Analisa..........................................................................................30
4.2 Perhitungan Teoritis.....................................................................................31
4.2.1 Perhitungan Penurunan Tekanan Aliran Udara Premery Air Fan.........31
4.2.2 Perhitungan Penurunan Tekanan Aliran Udara Scondery Air Fan........37
4.2.3 Perhitungan Rata-Rata Penurunan Tekanan Aliran Udara....................44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................................48
5.2 Saran.............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
udara yang masuk ke air preheater menjadi panas yang kemudian divakum oleh
ID draft fan atau yang disebut dengan fan negative membantu membuang hasil
flue gas pembakaran dari furnace ke chimney untuk dibuang Kembali ke atmosfer,
sebelum itu disaring terlebih dahulu menggunakan Elektro Statik Precitator
untuk mengurangi jerebu yang persennya masih berbahaya. Bahan bakar berupa
batubara juga membantu proses terjadinya pembakaran sekaligus sebagai bahan
bakar utama pada boiler CFB PLTU Tenayan Raya. Kemudian proses perubahan
udara luar atau udara atmosfer menjadi udara panas dilakukan dengan cara
memanfaatkan flue gas dari hasil pembakaran barner dan hasil pembakaran dari
furnace. yang masuk kedalam back pass kemudian dipanaskan tube-tube yang ada
pada air preheater sehingga udara luar yang masuk mejadi panas akibat dari
perpindahan udara melalui tube-tube yang dilewati flue gass, pada khasus ini juga
terdapat kebocoran tube-tube air preheater sehingga sehingga tekanan normal
mejadi berkurang untuk itu perlu dilakukan analisis penurunan tekanan aliran
udara pada air preheater yang ada di back pass bagian boiler.
2
3. Penurunan tekanan aliran udara Air Preheater hanya dianalisa pada load
99.2 MW.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar
belakang, batasan masalah, tujuan kerja praktek, serta metode
penulisan dan sistematika penulisan.
3
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini memuat tentang profil singkat PT. PJB UBJOM PLTU
Tenayan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi buku-buku rujukan dan referensi lainnya yang
dipergunakan dalam proses penulisan Laporan Kerja Praktek ini.
LAMPIRAN
Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan
dengan pembahasan Laporan Kerja Praktek.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
6
4. Pelayanan
Sikap dan perilaku mementingkan kepuasan pelanggan, pemegang saham,
masyarakat dan bangsa.
Artinya : Karyawan PJB komunikatif dalam berhubungan dengan
pelanggan, memenuhi harapan dan dapat memberikan
kepuasan pelanggan, serta memberikan yang terbaik kepada
pelanggan.
5. Sadar Lingkungan
Kesadaran untuk selalu memelihara alam dan lingkungan kerjanya
sebagai sumberdaya demi kelestarian perusahaan.
Artinya : Karyawan PJB aktif menjaga kelestarian lingkungan, membina
hubungan baik dengan lingkungan masyarakat sekitar,
menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan,
serta mengutamakan keselamatan.
4. Manajer Enjiniring
Manajer enjiniring memiliki kewenangan sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi, analisis dan perbaikan penyelenggaraan
pembangkitan listrik meliputi sistem dan prosedur, resources dan
SDM untuk memastikan produksi listrik yang efisien.
b. Melaksanakan program SMK3, SML, system manajemen mutu dan
manajemen resiko.
5. Manajer Administrasi
Manajer administrasi memiliki tugas memastikan pelaksanaan fungsi
Administrasi Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Tenayan agar berjalan
dengan baik, efektif dan efisien guna mendukung keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran Unit Bisnis Jasa O&M
PLTU Tenayan yang telah ditetapkan sesuai dengan kontrak kinerja
yang ditetapkan oleh Direksi.
4. Corrective Maintenance
Kegiatan perbaikan peralatan-peralatan di bidang listrik dan elektronik
ketika terjadi kerusakan yang ditemukan oleh operator.
5. Menjaga keandalan peralatan listrik
Kegiatan untuk menjaga kinerja peralatan di bidang listrik dan
elektronik agar tetap handal dan berfungsi dengan baik.
6. Pembinaan SDM
Melakukan pembinaan SDM dibidang keandalan sistem (system
owner) untuk meningkatkan kualitas, produktifitas, dan pengembangan
karyawan.
7. Laporan berkala
Membuat laporan berkala bidang keandalan system yang menjadi.
tanggung jawabnya sebagai bahan masukan manajemen dan
pengambilan keputusan lebih lanjut.
8. Tugas dari atasan
Melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh manajemen dalam
rangka pencapaian kinerja unit.
3.1 Boiler
Boiler adalah salah satu peralatan utama dari PLTU yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap superheat yang bertemperatur dan bertekanan tinggi.
Proses memproduksi uap ini disebut Pembuat Uap (Steam Raising). Unit atau alat
yang digunakan untuk membuat uap disebut Boiler atau lebih tepat Pembangkit
Uap (Steam Generator).
Klasifikasi Boiler secara umum dibagi dua yaitu, boiler pipa api dan boiler
pipa air. Jenis boiler pipa api banyak digunakan oleh industri yang memerlukan
tekanan uap yang relatif rendah, misalnya pabrik-pabrik gula. Sedangkan jenis
pipa air digunakan oleh industri atau pembangkit listrik yang memerlukan tekanan
uap yang tinggi, misalnya pada pusat-pusat listrik tenaga uap.
13
14
Prinsip kerja dasar CFB boiler yaitu batu bara dan desulfurizer (limestone)
yang disuplai ke dalam furnace kemudian dibakar, dan pada saat itu
terjadilah proses desulfurisasi. Batu bara dan desulfurizer ikut terbawa ke
atas bersama flue gas dan melepaskan panas ke water wall dan pemukaan
penyerap panas yang lain. Partikel-partikel yang berukuran besar, jatuh
kembali ke furnace karena beratnya sendiri, sedangkan partikel yang
berukuran kecil masuk ke dalam cyclone separator. Campuran zat padat
dan gas yang masih berukuran besar akan jatuh ke bawah cyclone
separator dan dikembalikan lagi ke dalam furnace untuk dibakar kembali.
Sedangkan partikel-partikel halus akan terbang bersama flue gas menuju
back pass/heat recovery area untuk memanaskan superheater, economizer
dan air heater. Setelah itu flue gas akan dibuang ke udara atmosfer setelah
melewati electrostatic presipitator.
3.3.3 BackPass
BackPass berfungsi sebagai ruang pemanfaatan kalor yang terdapat dalam
flue gas adapun komponen utama di BackPass seperti finising superheater, low
temperature superheater, economizer, dan air preheater.
melewati reheater dan economizer agar udara yang masuk pada boiler sudah
mempunyai suhu yang cukup tinggi dan dapat meningkatkan efisiensi boiler.
Udara ini kemudian disalurkan ke penggiling batubara (mill pulverizer). Udara
panas ini akan memanaskan batubara, lalu akan membawa batubara yang sudah
dihancurkan menjadi serbuk sebesar 200 mesh menuju ke burner pada boiler.
Udara sekunder dihisap dengan kipas tekan paksa (Forced Draft Fan)
setelah sebelumnya juga melalui filter udara. Setelah melewati FD Fanudara juga
kemudian menuju ke air preheater untuk dipanaskan lagi dengan memanfaatkan
gas pembakaran setelah melewati reheater dan economizer. Tujuan pemanasan ini
adalah udara dibuat cukup panas (kurang lebih 350oC) sehingga memudahkan
proses pembakaran. Dari pemanas ini udara sekunder dialirkan ke wind box yang
dihubungkan ke lubang udara pembakaran pada burner. Fungsi udara ini selain
sebagai pensuplai udara pembakaran juga sebagai pendingin bagian-bagian
pembakar (firing system) agar tidak rusak karena panas radiasi yang disebabkan
oleh panas pancaran api.
Proses pembakaran akan terjadi di dalam boiler karena pencampuran antara
bahan bakar (bisa HSD ataupun batu bara), udara pembakaran, serta sumber
panas. Gas hasil pembakaran inilah yang digunakan untuk memanaskan air umpan
sampai menjadi uap dengan suhu dan tekanan tinggi. Setelah digunakan untuk
proses pemanasan air, gas hasil pembakaran tidak serta merta dibuang ke atmosfir.
Gas sisa hasil pembakaran ini akan melalui sistem gas buang terlebih dahulu agar
gas sisa pembakaran tetap aman bagi lingkungan.
Perbedaan yang mendasar antara aliran laminar dan turbulen adalah bahwa
gerak olakan / acak pada aliran turbulen jauh lebih efektif dalam pengangkutan
massa serta momentum fluidanya daripada gerak molekulernya. Tidak ada
hubungan yang bisa dipastikan secara teoritis antara medan tekanan dan kecepatan
rata-rata pada aliran turbulen sehingga pada analisa aliran turbulen dilakukan
dengan pendekatan setengah empiris. Kondisi aliran yang laminar dan turbulen ini
dapat dinyatakan dengan bilangan Reynold.
START
Menentukan Vareabel
Pengolahan Data
Analisis Dan
Pembahasan
END
Dimana :
v = Kecepatan Udara (m/s)
Q = Debit Aliran Masuk (m2/s)
A = Luas Area Penampang Pipa (m2)
t¿
I= x 100 % (3.4)
t ¿ + t out
Dimana :
I = Kebocoran Sistem Pipa Bertekanan (%)
tin = Interval Waktu Masuk (s)
tout = Interval Waktu Keluar (s)
Q xt¿
QlOSS = × 100 % (3.5)
t ¿ + t out
Dimana :
QlOSS = Laju Aliran Udara Akibat Kebocoran Sistem pipa
(m3/s)
Q = Laju Aliran Udara (m3/s)
tin = Interval Waktu Masuk (s)
tout = Interval Waktu Keluar (s)
(Bruce & Donald, 2008) Menyatakan Penentuan jenis aliran udara yang
mengalir melalui sistem pipa bertekanan memiliki tiga jenis aliran yaitu aliran
laminer (Re < 2300), aliran transisi (2300 < Re < 4000), dan aliran turbulen (Re >
perhitungan massa jenis aliran udara dan bilangan Reynolds yang ditunjukkan
P
ρ= (3.6)
RT
Dimana :
ρ = Massa Jenis Udara (kg/m3)
P = Tekanan Udara (Pa)
R = Ketetapan Udara Ideal (J kg/K)
T = Suhu Udara (K)
26
ρ x V x DH
ℜ= (3.7)
µ
Dimana :
Re = bilangan Reynold
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
v = kecepatan udara (m/s)
DH = diameter pipa titik uji
µ = viskositas dinamik (Ns/m2)
Penentuan kekasaran permukaan perlu dilakukan untuk mengetahui gesekan
yang terjadi antara aliran udara dengan permukaan pipa maupun permukaan yang
diakibatkan dengan adanya penambahan sambungan yang digunakan. Perhitungan
kekasaran relatif penampang pipa dapat dilakukan dengan menggunakan
Persamaan 3.8 dibawaj ini :
ε
Rr = (3.8)
D
Dimana:
Rr = kekasaran relatif penampang pipa
ε = kekasaran ekivalen pipa (0.20 ) (mm)
D = diameter pipa (m)
Pada jenis kekerasan ekivalen pipa atau tube yang digunakan bernilai 0.20, dan
disesuaikan dengan data material yang ditunjukan pada Tabel 3.1 dibawah ini :
Tabel 3.1 Jenis Kekerasan Ekivalen Pipa
Material Absolute Roughness (mm)
2
L v
h gs = x xf (3.9)
D 2g
Dimana:
hgs = penurunan tekanan mayor (Pa)
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran udara (m/s)
g = gaya gravitasi (m/s2)
f = faktor gesekan
Faktor gesekan yang digunakan pada persamaan 8 dapat diketahui dengan
menggunakan diagram Moody yang disajikan pada Gambar 3.18.
v2
h L =K × (3.10)
2g
Dimana:
hL = penurunan tekanan minor (Pa)
v = kecepatan aliran udara (m/s)
g = gaya gravitasi (m/s2)
K = koefisien kerugian komponen sambungan pipa
Keseluruhan data penurunan tekanan baik bersifat minor maupun mayor
dilakukan penjumlahan untuk menentukan kondisi penurunan tekanan aliran udara
pada sistem pemipaan secara total, dimana perhitungannya dapat dilakukan
dengan menggunakan Persamaan 3.11. (Bruce & Donald, 2008)
ΔP=h gs +h L (3.11)
Dimana:
ΔP = total penurunan tekanan (Pa)
hgs = penurunan tekanan mayor (Pa)
hL = penurunan tekanan minor (Pa)
Persentase penurunan tekanan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
tekanan yang dapat bekerja terhadap tekanan aliran udara dengan kondisi standar
yang telah ditentukan, dan nilai persentase tersebut menandakan seberapa besar
pengaruh penurunan tekanan terhadap kondisi standar tekanan aliran udara pada
sistem pemipaan bertekanan dengan mengacu analisa Persamaan 3.12 dan 3.13.
(Bruce & Donald, 2008)
ΔP
% ΔP, max = (3.13)
P standar ,max
Dimana :
Pmax = tekanan udara yang beroperasi (Pa)
29
ΔP
% ΔP, min = (3.15)
P standar ,min
Dimana :
Pmin = tekanan udara yang beroperasi (Pa)
Pstandar,min = tekanan udara standar minimum(Pa)
ΔP = total penurunan tekanan (Pa)
%ΔP,min = persentase penurunan tekanan minimum (%)
30
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Pengujian
Adapun data yang diperoleh selama pengujian adalah sebagai berikut :
4.1.1 Data Analisa
Tabel 4. 2 Data Oprasi aktual PLTU TENAYAN 2X110 MW
30
31
31
31
s s
t ¿= t out =
v v
10.5 m 6m
¿ ¿
m 16.54 m/s
16.54
s
= 0.36 s
= 0.63 s
2. Kebocoran Sistem Pipa Bertekanan (%)
t¿
I= x 100 %
t ¿ + t out
0.63 s
¿ x 100 %
0.63 s+ 0.36 s
¿ 63.6 %
Q x t¿
Qloss=
t ¿ +t out
32
3
70.36 m / s x 0.63 s
¿
0.63 s +0.36 s
32
3
¿ 44.49 m
3. Menentukan Jenis Aliran Dengan Bilangan Reynolds
ρ x v x DH
ℜ=
µ
3 m
1.293 kg/m x 16.54 x 0.0384 m
s
¿ −5
1.8 x 10 kg /(m−s)
= 45623 (Aliran Trubulen)
4. Menentukan Tingkat Kekasaran Permukaan Untuk Mengetahui
Gesekan Yang Terjadi Antara Aliran Udara Dengan Permukaan Pipa.
ε
Rr =
D
1 mm
¿
38.4 mm
¿ 0.02
5. Penurunan Tekanan Aliran Udara Secara (Mayor)
L v2
h gs = X xf
D 2. g
2
6m (16.54 m/s)
¿ X x 0.058
0.0384 2 x 9.81
¿ 1263 m
8. Menghitung Pstandar,max
PMax = PStandar,Max -∆ P
= 17.1 KPa – 15,931 KPa
= 1.169 KPa
∆P 15,931 KPa
% ∆ P Max = = = 0.93 %
P standar ,max 17.1 KPa
9. Menghitung Pstandar,min
PMin = PStandar,Min -∆ P
= 14.34 KPa – 15,931 KPa
= -1.58 KPa
∆P 15,931 KPa
% ∆ P Max = = = 1.1 %
P standar ,min 14.34 KPa
B. Tube Tingkat 2 (3711 Tube)
1. Menghitung Luas Penampang (A)
1 2
A= π D
4
1
¿ π 38.4 2
4
= 1157.5296 / 100000
= 0.0011575256 x 3711 Tube
= 4.29 m2
Q
A=
A
2
70.27 m / s
¿
4.29 m2
= 16.37 m2/s
s s
t ¿= t out =
v v
10.5 m 6m
¿ ¿
16.37 m/ s 16.37 m/ s
= 0.62 s = 0.36 s
2. Kebocoran Sistem Pipa Bertekanan (%)
34
t¿
I= x 100 %
t ¿ + t out
34
0.62 s
¿ x 100 %
0.62 s+ 0.36 s
¿ 62.9 %
Q x t¿
Qloss=
t ¿ +t out
70.27 m3 / s x 0.62 s
¿
0.62 s+ 0.36 s
3
¿ 44.43 m
3. Menentukan Jenis Aliran Dengan Bilangan Reynolds
ρ x v x DH
I=
µ
3
1.293 kg/m x 16.37 m/ s x 0.0384 m
¿ −5
1.8 x 10 kg /(m−s)
= 45155 (Aliran Trubulen)
4. Menentukan Tingkat Kekasaran Permukaan Untuk Mengetahui
Gesekan Yang Terjadi Antara Aliran Udara Dengan Permukaan Pipa.
ε
Rr =
D
1 mm
¿
38.4 mm
¿ 0.02
5. Penurunan Tekanan Aliran Udara Secara (Mayor)
L v2
h gs = X xf
D 2. g
2
6m (16.27 m/ s)
¿ X x 0.058
0.0384 2 x 9.81
¿ 1267 m
= 1157.5296 / 100000
= 0.0011575256 x 3711 Tube
= 4.29 m2
Q
A=
A
2
70.22m /s
¿ 2
4.29 m
= 16.36 m2/s
36
s s
t ¿= t out =
v v
6.9 m 6m
¿ ¿
16.36 m/ s 16.36 m/ s
= 0.42 s = 0.36 s
2. Kebocoran Sistem Pipa Bertekanan (%)
t¿
I= x 100 %
t ¿ + t out
0.42 s
¿ x 100 %
0.42 s+ 0.36 s
¿ 59.49 %
Q x t¿
Qloss=
t ¿ +t out
70.22m3 /s x 0.42 s
¿
0.42 s+ 0.36 s
3
¿ 37.59 m
3. Menentukan Jenis Aliran Dengan Bilangan Reynolds
ρ x v x DH
I=
µ
3
1.293 k g /m x 16.36 m/s x 0.0384 m
¿ −5
1.8 x 10 kg /(m−s)
= 45155 (Aliran Trubulen)
4. Menentukan Tingkat Kekasaran Permukaan Untuk Mengetahui
Gesekan Yang Terjadi Antara Aliran Udara Dengan Permukaan Pipa.
ε
Rr =
D
1 mm
¿
38.4 mm
¿ 0.02
5. Penurunan Tekanan Aliran Udara Secara (Mayor)
2
L v
h gs = X xf
D 2. g
2
6m (16.26 m/ s)
¿ X x 0.058=1237 m
0.0384 2 x 9.91
37
= 1157.5296 / 100000
= 0.0011575256 x 3711 Tube
= 4.25 m2
Q
A=
A
2
72.59m /s
¿ 2
4.25 m
= 17.08 m2/s
s s
t ¿= t out =
v v
10.5m 6m
¿ ¿
17.08m/ s 17.08m/ s
= 0.61 s = 0.35 s
2. Kebocoran Sistem Pipa Bertekanan (%)
t¿
I= x 100 %
t ¿ + t out
0.61 s
¿ x 100 %
0.61 s+ 0.36 s
¿ 63.5 %
Q x t¿
Qloss=
t ¿ +t out
72.59m3 /s x 0.61 s
¿
0.61 s+ 0.35 s
3
¿ 46.12 m
3. Menentukan Jenis Aliran Dengan Bilangan Reynolds
ρ x v x DH
I=
µ
3
1.293 kg/m x 17.08 m/ s x 0.0384 m
¿ −5
1.8 x 10 kg /(m−s)
= 47113 (Aliran Trubulen)
4. Menentukan Tingkat Kekasaran Permukaan Untuk Mengetahui
Gesekan Yang Terjadi Antara Aliran Udara Dengan Permukaan Pipa.
ε
Rr =
D
39
1 mm
¿
38.4 mm
¿ 0.02
5. Penurunan Tekanan Aliran Udara Secara (Mayor)
2
L v
h gs = X xf
D 2. g
2
6m (17.08 m/ s)
¿ X x 0.058
0.0384 2 x 9.81
¿ 1347 m
PMax = PStandar,Max -∆ P
= -6.31 KPa
∆P 16.99 KPa
% ∆ P Max = = = 1.6 %
P standar ,max 10.68 KPa
9. Menghitung Pstandar,min
PMin = PStandar,Min -∆ P
= 3.52 KPa – 16.99 KPa
= -13.46 KPa
40
∆P 16.99 KPa
% ∆ P Max = = = 4.8 %
P standar ,min 3.52 KPa
B. Tube Tingkat 2 (3711 Tube)
1. Menghitung Luas Penampang (A)
1
A= π D2
4
1 2
¿ π 38.4
4
= 1157.5296 / 100000
= 0.0011575256 x 3711 Tube
= 4.29 m2
Q
A=
A
72.59m2 /s
¿
4.29 m2
= 16.92 m2/s
s s
t ¿= t out =
v v
10.19 m 6m
¿ ¿
16.92m/s 16.92m/s
= 0.60 s = 0.35 s
2. Kebocoran Sistem Pipa Bertekanan (%)
t¿
I= x 100 %
t ¿ + t out
0.60 s
¿ x 100 %
0.60 s+ 0.35 s
¿ 63.1 %
Q x t¿
Qloss=
t ¿ +t out
3
72.59m /s x 0.60 s
¿
0.60 s +0.35 s
3
¿ 45.8 m
3. Menentukan Jenis Aliran Dengan Bilangan Reynolds
41
ρ x v x DH
I=
µ
3
1.293 kg/m x 16.92m/ s x 0.0384 m
¿ −5
1.8 x 10 kg /(m−s)
= 46672 (Aliran Trubulen)
4. Menentukan Tingkat Kekasaran Permukaan Untuk Mengetahui
Gesekan Yang Terjadi Antara Aliran Udara Dengan Permukaan Pipa.
ε
Rr =
D
1 mm
¿
38.4 mm
¿ 0.02
5. Penurunan Tekanan Aliran Udara Secara (Mayor)
L v2
h gs = X xf
D 2. g
2
6m (16.92 m/s )
¿ X x 0.058
0.0384 2 x 9.81
¿ 1322 m
= -5.99 KPa
42
∆P 16.67 KPa
% ∆ P Max = = = 1.6 %
P standar ,max 10.68 KPa
9. Menghitung Pstandar,min
PMin = PStandar,Min -∆ P
= 3.52 KPa – 16.67 KPa
= -13.15 KPa
∆P 16.67 KPa
% ∆ P Max = = = 4.7 %
P standar ,min 3.52 KPa
C. Tube Tingkat 3 (3711 Tube)
1. Menghitung Luas Penampang (A)
1 2
A= π D
4
1
¿ π 38.4 2
4
= 1157.5296 / 100000
= 0.0011575256 x 3711 Tube
= 4.29 m2
Q
A=
A
2
72.58m /s
¿
4.29 m2
= 16.97 m2/s
s s
t ¿= t out =
v v
6.9 m 6m
¿ ¿
16.97 m/ s 16.97 m/ s
= 0.40 s = 0.35 s
2. Kebocoran Siste m Pipa Bertekanan (%)
t¿
I= x 100 %
t ¿ + t out
0.40 s
¿ x 100 %
0.40 s+ 0.35 s
¿ 53.3 %
43
Q x t¿
Qloss=
t ¿ +t out
72.59m 3 /s x 0.40 s
¿
0.40 s +0.35 s
3
¿ 38.7 m
3. Menentukan Jenis Aliran Dengan Bilangan Reynolds
ρ x v x DH
I=
µ
3
1.293 kg/m x 16.91m/s x 0.0384 m
¿
1.8 x 10−5 kg /(m−s)
= 46644 (Aliran Trubulen)
4. Menentukan Tingkat Kekasaran Permukaan Untuk Mengetahui
Gesekan Yang Terjadi Antara Aliran Udara Dengan Permukaan Pipa.
ε
Rr =
D
1 mm
¿
38.4 mm
¿ 0.02
5. Penurunan Tekanan Aliran Udara Secara (Mayor)
2
L v
h gs = X xf
D 2. g
2
6m (16.91 m/ s )
¿ X x 0.058
0.0384 2 x 9.81
¿ 1320 m
= 16.650,97 Pa
= 16,65 KPa
8. Menghitung Pstandar,max
PMax = PStandar,Max -∆ P
= 10.68 KPa – 16,65 KPa
= -5.96 KPa
∆P 16.67 KPa
% ∆ P Max = = = 1.5 %
P standar ,max 10.68 KPa
9. Menghitung Pstandar,min
PMin = PStandar,Min -∆ P
= 3.52 KPa – 16.65 KPa
= -13.12 KPa
∆P 16.65 KPa
% ∆ P Min = = = 4.7 %
P standar ,min 3.52 KPa
4.2.3 Perhitungan Rata-Rata Penurunan Tekanan Aliran Udara
A. Primery Air Fan
Pmax tingkat (1,2,3)
1.169 KPa +1.5 KPa+1.5 KPa
=
3
= 1.3 KPa
Pmin tingkat (1,2,3)
(−1.58 KPa)+(−1.26 KPa)+(−1.26 KPa)
=
3
= -1.3 KPa
∆ P (Pressure Drop) tingkat (1,2,3)
15.93 KPa +15.60 KPa +15.60 KPa
¿
3
¿ 15.71 KPa
P standar ,max −∆ P
%∆ P Max = x 100 %
Pstandar , max
17.1−15,71 KPa
= x 100 %
17.1 KPa
45
= 8,12 %
P standar ,min −∆ P
%∆ P Min = x 100 %
Pstandar , min
17.1−15,71 KPa
= x 100 %
17.1 KPa
= 9,55 %
B. Scondery Air Fan
Pmax tingkat (1,2,3)
4.37 KPa+ 4.69 KPa+ 4.75 KPa
=
3
= 4.60 KPa
Pmin tingkat (1,2,3)
(−9.93) KPa+(−9.61)KPa +(−9.6) KPa
=
3
= -9.71 KPa
∆ P (Pressure Drop) tingkat (1,2,3)
16.99 KPa +16.67 KPa+16.65 KPa
¿
3
¿ 16.77 KPa
P standar ,max −∆ P
%∆ P Max = x 100 %
Pstandar , max
10.68 KPa−15,71 KPa
= x 100 %
10.68 KPa
= 56,3 %
P standar ,min −∆ P
%∆ P Min = x 100 %
Pstandar , min
3.52−15,71 KPa
= x 100 %
3.52 KPa
= 374,4 %
46
Tabel 4.4 Perbandingan pressure drop aktual dan teoritis pada Primery Air Fan
Primery Air Fan
Aktual Teoritis %Pmin %Pmax
Pmax 17,1 15,71
Pmin 14,34 15,71 8,12 9,55
Tabel 4.5 Perbandingan pressure drop aktual dan teoritis pada Scondery Air Fan
Primery Air Fan
Aktual Teoritis %Pmin %Pmax
Pmax 17,1 15,71
Pmin 14,34 15,71 56,3 374,4
17 17.1
1.6
16
15.71 1.4
1.37
1.29
15
1.2
14.34
14 1
aktual teoritis %Pmin % Pmax
Gambar 4.19 Perbandingan Pressure Drop aktual vs Teoritis Primery Air Fan
Bedasarkan grafik diatas dapat dilihat pada ∆ P max aktual diperoleh nilai
sebesar 17.1 KPa, sementara dari hasil perhitungan teoritis diperoleh nilai ∆ P max
sebesar 15.71 KPa yang berarti ada perbedaan nilai sebesar 8.12 % yaitu sebesar
1.39 KPa penurunan tekanan aliran udara pada tube-tube Air Preheater tersebut.
Untuk ∆ P min aktual diperoleh nilai sebesar 14.34 KPa, sementara dari hasil
perhitungan teoritis diperoleh nilai ∆ P min sebesar 15.71 KPa yang berarti ada
perbedaan nilai sebesar 9.55 % yaitu perbedaan nilai pressure drop antara aktual
dan teoritis sebesar 1.37 Kpa, memacu pada konsep tekanan semakin kecil
tekanan udara yang diberikan semakin besar pula presentase penurunan Tekanan
yang terjadi pada Air Preheater.
47
280
10.68
10
230
6 180
3.52 130
2
80
56,3
aktual teoritis
-2 30
Gambar 4.20 Perbandingan Pressure Drop aktual vs Teoritis Scondery Air Fan
Bedasarkan grafik diatas dapat dilihat pada ∆ P max aktual diperoleh nilai
sebesar 10.68 KPa, sementara dari hasil perhitungan teoritis diperoleh nilai ∆ P max
sebesar 16.7 KPa yang berarti ada perbedaan nilai sebesar 56.3 % yaitu sebesar
6.02 KPa penurunan tekanan aliran udara pada tube-tube Air Preheater.
Untuk ∆ P min aktual diperoleh nilai sebesar 3.52 KPa, sementara dari hasil
perhitungan teoritis diperoleh nilai ∆ P min sebesar 16.7 KPa yang berarti ada
perbedaan nilai sebesar 374.4 % yaitu perbedaan nilai pressure drop antara aktual
dan teoritis sebesar 13.18 Kpa. Jadi dapat kita lihat kembali semakin kecil tekanan
udara yang diberikan maka semakin besar presentasi penurunan tekanannya.
Perbedaan yang cukup besar ini diakibatkan beberapa faktor seperti kesalahan
dalam pembacaan alat ukur yang ada dimonitor CCR, atau disebabkan kurangnya
kalibrasi pada instrument pengukur tekanan (pressure gauge) sehingga data yang
teranalisa sangat besar presentasi penurunannya akibat dari data aktual yang
terlalu jauh dari data yang sebenarnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan bedasarkan hasil perhitungan teoritis dan aktual adalah
sebagai berikut :
1. Tekanan Pada tube-tube sangat tergantung pada ukuran dimensi
penampang dan koefesien kerugian komponen pada ducting serta total
laju aliran udara yang masuk.
2. Penurunan tekanan yang disebabkan gesekan fluida pada bagian-bagian
sambungan (ducting, dan lain-lain) menghasilkan penurunan tekanan
minor, sedangkan pada penurunan tekanan mayor berada pada gesekan
diameter dalam tube-tube yang lurus pada back pass.
3. Presentasi penurunan tekanan pada primery air fan berada pada titik
penurunan %∆ P max 8.12 % atau 1.29 KPa, sedangkan pada %∆ P min
berada pada 9.55 % atau 1.37 KPa. Untuk presentasi penurunan tekanan
scondery air fan berada pada titik penurunan %∆ P max 56.3 % atau 6.02
KPa, sedangkan pada %∆ P min berada pada 374.4 % atau 13.18 KPa.
4. Perbandingan Pressure Drop aktual vs Teoritis pada primery air fan
masih dalam kondisi baik di range yang masih masuk akal untuk tekanan
udara yang beroprasi, sedangkan Perbandingan Pressure Drop aktual vs
Teoritis pada scondery air fan sangat jauh dari range tenakan udara yang
beroprasi pada kondisi aktualnya.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut :
1. Selalu mengutamakan keselamatan kerja saat berada dilapangan maupun
dilaboratorium.
2. Dari hasil presentasi penurunan tekanan yang terjadi, sebaiknya
mengambil langkah untuk kedepannya agar bisa beroprasi dengan baik.
3. Sebaiknya disemua perpipaan yang bertekanan diberikan pressure gauge
agar data-data yang didapatkan lebih akurat dan memiliki dasar utama
yang kuat.
48
DAFTAR PUSTAKA
Alhijri, W. T., & Ariwibowo, T. H. (2015). Evaluasi Kinerja Rotary Air Preheater
dengan Metode ε-NTU pada Pengaruh Sudut Seal. Jurnal Fisika
Indonesia, XIX(1410-2994).