Anda di halaman 1dari 54

PROSES PEMBAKARAN BATA MERAH MENGGUNAKAN

GAS HASIL GASIFIKASI BATU BARA DENGAN PROSES


GASIFIKASI DI PT PURWAKARTA JAYA SEJAHTERA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Laporan Pelaksanaan Kerja Praktek

Program Teknik Mesin

Oleh :

M RIZKY ANUGRAH

171251069

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA

PURWAKARTA

2021
PERNYATAAN

Saya M Rizky Anugrah menyatakan dengan sesungguhnya,bahwa laporan


kerja praktek yang berjudul: “PROSES PEMBAKARAN BATA MERAH
MENGGUNAKAN GAS HASIL GASIFIKASI BATU BARA DENGAN
PROSES GASIFIKASI DI PT PURWAKARTA JAYA SEJAHTERA”
Adalah benar hasil karya sendiri, serta tidak terdapat karya yang pernah di ajukan
untuk persyaratan matakuliah kerja praktek dan sepengatahuan saya tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali yang
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Dinyatakan 07 Januari 2021

Oleh,

M Rizky Anugrah
171251069

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROSES PEMBAKARAN BATA MERAH MENGGUNAKAN GAS HASIL


GASIFIKASI BATU BARA DENGAN PROSES GASIFIKASI DI PT
PURWAKARTA JAYA SEJAHTERA

Oleh :

M RIZKY ANUGRAH

171251069

(Program Studi Teknik Mesin)

Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kerja praktek pada tanggal

29 Januari 2021

Pembimbing,

Dr.Ir Uus Supriatna, M.Si.


NIDN : 0411016201

Mengetahui,
Ketua Program Teknik Mesin

Ir. Jatira, M.T.


NIDN : 0417076701

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PROSES PEMBAKARAN BATA MERAH MENGGUNAKAN GAS HASIL


GASIFIKASI BATU BARA DENGAN PROSES GASIFIKASI DI PT
PURWAKARTA JAYA SEJAHTERA

Oleh :

M RIZKY ANUGRAH

171251069

(Program Studi Teknik Mesin)

Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta

Telah diperiksa dan disetujui sebagai laporan kerja praktek pada tanggal

07 Januari 2021

Mengetahui,
Pembimbing Lapangan

Pa Nandi
NIK : 20190003

Pa Ucok
NIK : 20190006

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “PROSES PEMBAKARAN
BATA MERAH MENGGUNAKAN GAS HASIL GASIFIKASI BATU
BARA DENGAN PROSES GASIFIKASI DI PT PURWAKARTA JAYA
SEJAHTERA” ini dengan baik tanpa ada halangan apapun.

Penyusun laporan ini diperoleh dari hasil praktek industri melalui


pengamatan langsung, pengarahan serta petunjuk dari pembimbing lapangan dan
pihak – pihak terkait yang telah membantu selama kerja praktek berlangsung.

Penyusun laporan kerja praktek ini merupakan salah satu syarat untuk
kelulusan dari mata kuliah praktek industri pada jurusan Teknik Mesin di sekolah
Tinggi Teknologi Wastukancana purwakarta.

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini


tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun ucapakan terimakasih atas bantuan dan dukunganya
kepada :

1. Kedua orangtua yang telah memberikan Do’a dan dukugan baik


moral maupun material.
2. Yth Bapak Apang Djafar Shieddieque, S.T., M.T. selaku Ketua
Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta.
3. Yth Bapak Ir. Jatira, M.T. selaku ketua Prodi Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta.
4. Yth Bapak Choirul Anwar, S.Pd., M.T. selaku sekertaris Prodi
Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana
Purwakarta.
5. Yth Bapak Dr.Ir Uus Supriatna, M.S.i. selaku dosen pembimbing
di Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta.

iv
6. Kepada Bapak nandi dan Bapak ucok selaku pembimbing
lapangan di PT Purwakarta Jaya Sejahtera yang sudah
memberikan ilmu kepada mahasiswa yang kerja praktek.
7. Seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
8. Semua rekan – rekan Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2017
Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta.

Isi laporan ini mungkin masih jauh dari sempurna, oleh karna itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penyusun
laporan di kemudian hari.

Semoga laporan ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan dan


pengetahuan khususnya bagi penyusun dan umumya bagi siapa saja yang
membacanya.

Purwakarta, 07 Januari 2021

M Rizky Anugrah

v
DAFTAR ISI

PERNYATAAN.......................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

DAFTAR TABEL....................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Kerja Praktek.................................................................................2

1.3 Manfaat Kerja Praktek...............................................................................2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN....................................................3

2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................3

2.2 Visi Dan Misi Perusahaan.........................................................................4

2.2.1 Visi Perusahaan...............................................................................4

2.2.2 Misi Perusahaan...............................................................................4

2.3 Maksud Dan Tujuan..................................................................................4

2.4 Lokasi Perusahaan.....................................................................................5

2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Perusahaan...................................................6

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan.................................................................7

2.7 Jenis Produksi Dan Kapasitas Produksi....................................................8

2.7.1 Bahan Baku Bata Merah..................................................................8

2.7.2 Proses Produksi Bata Merah............................................................8

2.7.3 Peralatan Mesin Yang Di Gunakan.................................................9

vi
2.7.4 Jenis Produksi Dan Kapasitas Produksi.........................................12

2.7.5 Spesifikasi Kadar Air Bata Merah.................................................13

BAB III LANDASAN TEORI...............................................................................14

3.1 Definisi Limbah.......................................................................................14

3.2 Pengelolaan Limbah B3..........................................................................14

3.3 Pemanfaatan Limbah B3.........................................................................16

3.3.1 Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan


Batako 16

3.3.2 Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan


Bata Merah......................................................................................................17

3.3.3 Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan


Bata Tahan Api...............................................................................................18

3.4 Proses Produksi.......................................................................................18

3.4.1 Proses Produksi Pembuatan Batako Dari Limbah B3...................18

3.4.2 Proses Produksi Pembuatan Bata Merah Dari Limbah B3............20

3.4.3 Proses Produksi Pembuatan Bata Tahan Api Dari Limbah B3.....21

3.5 Pengertian Gasifikasi...............................................................................22

3.5.1 Tahapan Proses Gasifikasi.............................................................22

3.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi.............................24

3.5.3 Jenis – Jenis Reaktor Gasifikasi....................................................25

3.5.4 Bagian – Bagian Mesin Gasifier....................................................29

3.6 Pengujian Kuat Bata................................................................................31

3.7 Peralatan Yang Digunakan......................................................................32

3.7.1 Alat Yang Digunakan Untuk Pembuatan Batako..........................32

3.7.2 Alat Yang Digunakan Untuk Pembuatan Bata Merah...................32

3.7.3 Alat Yang Diguakan Untuk Pembuatan Bata Api.........................32

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................33

vii
4.1 Proses Pembakaran Yang Terjadi Di Lapangan......................................33

4.2 Cara Kerja Mesin Gasifikasi...................................................................33

4.3 Mengidentifikasi Api Yang Terjadi Dalam Proses Pembakaran.............34

4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi.......................................36

4.5 Hasil Bata Merah Jika Temperatur Api Pembakaran Dalam Kondisi
Temperatur Sangat Tinggi Dan Temperatur Rendah.........................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................38

5.1 Kesimpulan..............................................................................................38

5.2 Saran untuk PT Purwakarta Jaya Sejahtera.............................................38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

LAMPIRAN...........................................................................................................42

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lokasi Perusahaan PT Purwakarta Jaya Sejahtera..............................5


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan..........................................................7
Gambar 2. 3 Spesifikasi Jenis Produksi Di PT Purwakarta Jaya Sejahtera...........12
Gambar 3. 1 Tahapan – Tahapan Proses Gasifikasi...............................................22
Gambar 3. 2 Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft.......................................................25
Gambar 3. 3 Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft..................................................26
Gambar 3. 4 Reaktor Gasifikasi Tipe Inverter Downdraft.....................................27
Gambar 3. 5 Mesin Gasifier...................................................................................29
Gambar 3. 6 Control Panel Dan Sirine..................................................................29
Gambar 3. 7 Tuas Dan Bucket Conveyor..............................................................30
Gambar 3. 8 Boiler.................................................................................................30
Gambar 3. 9 Hasil Uji Kuat Tahan Bata................................................................31
Gambar 4. 1 Mesin Gasifikasi................................................................................33
Gambar 4. 2 Control Panel Mesin Gasifikasi........................................................34
Gambar 4. 3 Control Panel Temperatur Api Pembakaran.....................................35
Gambar 4. 4 Gambar Bata Merah Temperatur Yang Di Tentukan Dan Yang
Melebihi Temperatur Yang Di Tentukan...............................................................37

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Peralatan Mesin Yang Digunakan..........................................................9


Tabel 2. 2 Jenis Produk Dan Kapasitas Produksi...................................................12
Tabel 2. 3 Spesifikasi Kadar Air Bata Merah.....................................................13Y
Tabel 3. 1 Perbandingan Teknologi Gasifikasi Dan Pembakaran Langsung.........28

x
xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik Pembakaran adalah salah satu cabang ilmu termofluida terapan


yang digunakan untuk menyelidiki, menganalisis serta mempelajari tentang proses
pembakaran (combustion), bahan bakar (fuel), serta sifat dan kelakuan nyala api
(flame). Bahan bakar yang ditelaah dalam tinjauan pembakaran dapat merupakan
bahan bakar gas, cair atau padat. Terdapat banyak definisi terkait dengan
pembakaran. Secara umum pembakaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang
melibatkan reaksi kimia antara material mampu bakar (combustible) dan oksigen
yang teradung di dalamnya. Definisi lain mengatakan bahwa pembakaran adalah
suatu transisi dari bentuk tidak reaktif ke bentuk reaktif dimana stimuli eksternal
menyebabkan terjadinya suatu proses thermochemical yang diikuti oleh transisi
sangat cepat ke pembakaran yang stabil. Stimuli dari pembakaran sendiri terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu energi termal, kimia dan mekanis. Namun demikian,
semua definisi dari pembakaran mengarah pada penekanan akan pentingnya reaksi
kimia yang terjadi, dimana pembakaran mengubah energi yang tersimpan dalam
ikatan kimia menjadi panas (heat) yang dapat digunakan dalam berbagai macam
aplikasi. Sehingga terdapat dua variabel penting dalam proses pembakaran, yaitu
reaksi kimia antara bahan bakar dan oxidizer, serta adanya pelepasan energi panas
(reaksi bersifat eksotermis). [ CITATION Muh133 \l 1057 ]

Bahan bakar adalah semua substansi yang melepaskan energi ketika


dioksidasi, sedangkan oxidizer adalah semua substansi yang mengandung oksigen
(contohnya : udara) yang bereaksi dengan bahan bakar. Jenis bahan bakar yang
dapat digunakan untuk melakukan inisiasi pembakaran sangat banyak, mulai dari
gas hidrokarbon dengan rantai karbon paling sederhana sampai pada benda padat
dengan nilai berat molekul yang tinggi dan kompleksitas kimia yang rumit. Semua
bahan bakar tersebut akan terbakar dalam suatu kondisi pembakaran yang sesuai,
bereaksi dengan oksigen dari udara, menghasilkan produk pembakaran, dan

1
2

melepaskan panas. Reaksi pembakaran biasanya terjadi dalam suatu fraksi kecil
dari volum yang tersedia di dalam zona reaksi atau nyala api (flame). Ini adalah
tipe reaksi yang cepat. Reaksi pembakaran menengah (intermediates) dapat
menghasilkan suatu chemiluminesce atau partikel-partikel berpendar dan memberi
warna pada nyala api. Pembakaran juga mungkin terjadi dekat dengan permukaan
katalitik pada temperatur rendah, dikenal dengan tipe pembakaran lambat. Di
dalam nyala api terkandung pergerakan fluida, difusi panas dan massa, pelepasan
kalor dan fenomena kimia. Sehingga, studi dari pembakaran didasari oleh bidang-
bidang kompleks seperti termodinamika, kinetika kimia, perpindahan panas dan
massa, serta mekanika fluida.[ CITATION Muh133 \l 1057 ]. Atas dasar inilah
penulis bermaksud membuat laporan kerja praktek dengan judul : “PROSES
PEMBAKARAN BATA MERAH MENGGUNAKAN GAS HASIL
GASIFIKASI BATU BARA DENGAN PROSES GASIFIKASI DI PT
PURWAKARTA JAYA SEJAHTERA ”

1.2 Tujuan Kerja Praktek

1. Mengetahui karakteristik bata merah setelah terjadi proses


pembakaran.
2. Mengetahui faktor apa yang mempengaruhi proses pembakaran.

1.3 Manfaat Kerja Praktek

Hasil dari pengambilan data ini di harapkan dapat memberikan


manfaat,sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan mengenai proses pembakaran batu bata


merah menggunakan gasifier.
2. Menambah pengetahuan teori – teori yang pernah di pelajari di
bangku kuliah.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Purwakarta Jaya Sejahtera adalah perusahaan yang berbentuk


Perseroan dan berdiri pada tahun 2015 berdasarkan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas Tanggal 4 November 2005 No. 3 yang diterbitkan oleh
Notaris Irayanthi Rahmah, S.H. dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomo AHU-
2466443.AH.01.01.Tahun 2015 yang berlokasi di Purwakarta — Jawa
Barat. Perusahaan kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri batako, bahan bangunan berbasis keramik dan bata tahan api
berbahan dasar limbah B3 dan limbah non B3, serta material non B3.

Jumlah industri yang semakin meningkat mengakibatkan semakin


meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan, salah satu jenis limbah
yang dihasilkan oleh industri adalah limbah B3, yang mana baik secara
langsung atau tidak langsung dapat mencemari, merusak, dan
membahayakan lingkungan hidup, serta membayakan kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain. Kegiatan pemanfaatan limbah B3
menjadi suatu produk yang dapat digunakan menjadi salah satu solusi.

PT. Purwakarta Jaya Sejahtera dalam kegiatannya memiliki Upaya


Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL-UPL) tahun 2019 yang sudah disahkan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Purwakarta. Sementara dalam hal pengelolaan limbah
B3 PT. Purwakarta Jaya Sejahtera telah memiliki izin yang telah
diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia (KLHK RI).

3
4

Perusahaan telah berkomitmen untuk melakukan pengelolaan


limbah B3 dengan baik serta memenuhi kriteria sebagaimana yang diatur
dalam Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.

2.2 Visi Dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan terdepan di bidang Jasa Pengelolaan Limbah


(Waste Management Service) yang sehat, aman dan ramah lingkungan di
Indonesia.

2.2.2 Misi Perusahaan

1. Menyukseskan Program pemerintah yang melalui Kementerian


Lingkungan Hidup yaitu (Reuse, Reduce dan Recycle).

2. Memprioritaskan kepuasan pelanggan terpenuhi terhadap produk dan


layanan jasa yang diberikan.

3. Membuat Inovasi produk yang berkualitas dan bermutu berdasarkan


SNI (Standar Nasional Indonesia).

4. Menciptakan pekerja-pekerja yang bekerja dengan sehat dan aman


serta handal sesuai pendidikan dan keterampilannya serta berdedikasi
menghargai lingkungan masyarakat dan pelanggan.

5. Menjadi perusahaan yang Nero Maste dari bahan baku dan hasil
proses produksi dengan tetap menjaga Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan.

2.3 Maksud Dan Tujuan

PT. Purwakarta Jaya Sejahtera berkomitmen untuk mengelola


limbah B3. Seiring dengan jumlah industri yang semakin meningkat maka
semakin meningkat pula limbah yang dihasilkan, salah satu jenis limbah
5

yang dihasilkan dari industri yaitu limbah bahan berbahaya dan beracun
(B-3).

Maka dari itu PT. Purwakarta Jaya Sejahtera Purwakarta bertujuan


untuk memanfaatkan limbah B3 dengan menjadikan suatu produk bahan
bangunan. Selain itu juga bertujuan untuk mengurangi bahaya dari limbah
B3 itu juga dengan memanfaatkan dengan cara di jadikan bahan buat
material bahan bangunan.

2.4 Lokasi Perusahaan

Gambar 2. 1 Lokasi Perusahaan PT Purwakarta Jaya Sejahtera


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020)

PT Purwakarta Jaya Sejahtera adalah perusahaan jasa pengelohan


limbah B3 dan non B3 yang bergerak di bidang industri batako, bahan
bangun berbasis keramik dan bata tahan api.
6

Alamat PT Purwakarta Jaya Sejahtera : JI. Raya Warung Jeruk,


Kampung Citeko RT. 012/004 Desa Citeko Kecamatan Plered Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat 41162.

2.5 Tugas dan Tanggung Jawab Perusahaan

PT. Purwakarta Jaya Sejahtera dalam kegiatannya memiliki Upaya


Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL-UPL) yang sudah disahkan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Purwakarta. Sementara dalam hal pengelolaan limbah B3 PT.
Purwakarta Jaya Sejahtera telah memiliki izin yang telah diterbitkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
(KLHK RI).

Oleh karena PT. Purwakarta Jaya Sejahtera di tugaskan untuk


mengelola lingkungan hidup dan bertanggung jawab dengan apa yang
akan terjadi dengan pengelolaan limbah B3 yang mungkin saja mencemari
lingkungan hidup di sekitar perusahaan.
7

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan


8

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020)

2.7 Jenis Produksi Dan Kapasitas Produksi

Jenis produksi yang dihasilkan dari PT Purwakarta Jaya Sejahtera


yaitu bahan bangunan berbasis keramik, batako dan bata tahan api.

Ada pula kapasitas produksi yang dapat dihasilkan perhari nya,


untuk bahan bangunan berbasis keramik biasanya menghasilkan 150.000
pcs/hari, untuk batako menghasilkan 105.600 pcs/hari dan untuk bata
tahan api menghasilkan 12.000 pcs/hari.

2.7.1 Bahan Baku Bata Merah

Untuk bahan baku bata merah terdiri dari dua bahan baku yaitu
limbah B3 dan campuran tanah murni.

2.7.2 Proses Produksi Bata Merah

Untuk proses pembuatan bata merah ini ada beberapa proses yang
harus dilakukan sebagai berikut :

1. Langkah awal nya yaitu memasukan limbah yang sudah tercampur


dengan tanah murni ke dalam box pinder.
2. Setelah dari box pinder langsung ke proses penghancuran bahan baku
ke mesin hummer mil.
3. Setelah bahan baku hancur maka masuklah proses penyaringan dengan
mesin filter disini bahan baku di saring mana yang halus dan kasar.
4. Setelah bahan baku di filter, lalu masuklah ke proses mixing di proses
mixing inilah bahan baku menjadi padat.
9

5. Lalu masuk ke proses exuder, proses exuder ini bahan baku di mixing
kembali dan akan di bentuk persegi memanjang.
6. Selanjutnya masuk proses pemotongan, bahan di potong menjadi
potongan bata merah.
7. Setelah langkah itu semua dilakukan masuklah ke proses pembakaran,
sebelum di bakar bata merah yang masih mentah harus di keringkan
terlebih dahulu dengan di masukan ke mesin drayer.
8. Setelah bata kering baru lah di susun ke lori, satu lori maksimum 1000
bata.
9. Setelah tersusun lalu masukan kedalam tungku pembakaran, dan
menunggu selama 2 jam, tungku pembakaran ini dapat membakar bata
merah sebanyak 15 lori.
10. Lori yang di dalam pembakaran bergerak maju menggunakan hidrolik.
11. Proses pembakaran ini menggunakan mesin gasifier yang
menghasilkan gas dari gasifikasi batu bara.
12. Langkah terakhir jika bata merah sudah matang, masuk proses
finishing dengan menyusun kembali bata merah yang sudah matang ke
pallet.

2.7.3 Peralatan Mesin Yang Di Gunakan

Selama proses produksi pembuatan bata merah, ada beberapa


mesin yang digunakan dalam proses tersebut di antaranya sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Peralatan Mesin Yang Digunakan


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )
N Jenis Alat Kegunaan Kapasitas
O
1 Box Pinder Untuk menampung Kapasitas
bahan baku pembuatan menampung sebanyak
bata merah. 15 ton.

2 Conveyor Berfungsi untuk Kapasitas mesin ini


10

mentransfer bahan baku per menit dapat


dari satu proses ke menampung 28-30 kg
proses selanjutnya. bahan baku.

3 Hummer Mil Berfungsi untuk Kapasitas mesin ini


menghancurkan bahan per menit dapat
baku yang masih keras menampung 28-30 kg
menjadi hancur/halus. bahan bak,karena
sistem continue.

4 Mesin Filter Berfungsi untuk Kapasitas mesin filter


menyaring/memisahkan menampung bahan
bahan baku pembuatan baku sekitar 2 ton .
bata merah yang halus
dan yang kasar.

5 Mesin Mixer Gunanya untuk Kapasitas mesin ini


mengaduk bahan baku per menit dapat
yang sudah halus menampung 28-30 kg
dengan mencampuri bahan bak,karena
bahan baku dengan air. sistem continue.

6 Mesin Extruder Berfungsi untuk Kapasitas mesin ini


membentuk bahan baku per menit dapat
yang sudah di menampung 28-30 kg
mixing,lalu akan di bahan bak,karena
hisap yang akan sistem continue.
membentuk persegi.

7 Alat Potong Gunanya untuk Kapasitas memotong


memotong bahan baku bahan menjadi
yang sudah berbentuk potongan bata cuman
persegi memanjang 2 potongan.
yang sudah sesuai
cetakan.
8 Mesin Drayer Berfungsi untuk Kapasitas
mengeringkan bata yang menampung 2-3 lori
masih mentah sebelum dalam drayer
masuk ke tungku
pembakaran.
11

9 Lori Berfugsi sebagai kereta Kapasitas


dan tempat penyusunan menampung 1 lori
bata yang sudah kering sebanyak 1000 pics
untuk d masukan ke bata.
tungku pembakaran.

10 Mesin Hidrolik Berfungsi untuk Kapasitas mendorong


menggerak kan lori pada 60-120 menit sekali.
saat proses pembakaran
berlangsung.

11 Tungku Pembakaran Tempat proses Kapasitas


pembakaran bata merah menampung sebanyak
yang berbentuk panjang 28 lori .
horizontal.

12 Mesin Gasifier Berfungsi sebagai mesin Kapasitas


pembakaran batu bara menampung batu bara
yang menghasilkan gas sebanyak 60 kg.
dan angin,yang akan di
gunakan untuk
membakar bata merah .

2.7.4 Jenis Produksi Dan Kapasitas Produksi


12

Disini ada tabel dan gambar tentang jenis produk dan kapasitas
produksi di PT Purwakarta Jaya Sejahtera.

Tabel 2. 2 Jenis Produk Dan Kapasitas Produksi


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

Kapasitas
Jenis
Produk Satuan
Produk
Maksimal
Bahan
Bangunan
1 150.000 Pcs/hari
Berbasis
Keramik
2 Batako 105.600 Pcs/hari

Bata Tahan
3 Api 12.000 Pcs/hari
13

Gambar 2. 3 Spesifikasi Jenis Produksi Di PT Purwakarta Jaya Sejahtera


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

2.7.5 Spesifikasi Kadar Air Bata Merah

Kadar air ini sangat berpengaruh dalam karakterisktik pada bata


merah, karena jika kadar air masih tinggi maka pada proses pembakaran
akan sangat berpengaruh.

Tabel 2. 3 Spesifikasi Kadar Air Bata Merah


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )
No Jenis Uji Kadar Air Sebelum Kadar Air Setelah
Masuk Drayer Keluar Drayer
1 Bata Merah 14 % 4%
2 Bata Merah 8,69 % 4,167 %
3 Bata Merah 13,04 % 4%
4 Bata Merah 13,04 % 4%
5 Bata Merah 13,04 % 1,960 %
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Definisi Limbah

Limbah merupakan buangan atau material sisa yang dianggap tidak


mempunyai nilai yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri atau
juga domestik (rumah tangga).

Terdapat juga yang mengatakan bahwa definisi dari limbah ini ialah semua
material sisa atau buangan yang berasal dari proses teknologi atau juga dari proses
alam yang mana kehadirannya itu tidak berguna bagi lingkungan serta tidak
mempunyai nilai ekonomis.

Pada dasarnya berbagai jenis limbah ini dihasilkan oleh kegiatan atau
aktivitas manusia, baik itu dari kegiatan atau aktivitas industri atau juga domestik
(rumah tangga) dan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan dan juga tentu
bagi kesehatan manusia.[ CITATION Par205 \l 1057 ]

Limbah B3 Menurut PP 101 2014 adalah zat, energi, dan/atau komponen


lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.[ CITATION Jok18 \l 1057 ]

3.2 Pengelolaan Limbah B3

Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang


mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan
pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain :

14
15

 Penghasil Limbah B3

 Pengumpul Limbah B3

 Pengangkut Limbah B3

 Pemanfaat Limbah B3

 Pengolah Limbah B3

 Penimbun Limbah B3

Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan


termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke
sistem perairan tanpa adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip
pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau
padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah
dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan
atau konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya
yang setiap saat mengancam kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan
hidup. Untuk itu  limbah B3 perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah
B3.

Upaya untuk pengelolaan limbah B3 dapat dilakukan melalui beberapa


proses tahapan sebagai berikut :

1. Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam


proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses,
maupun upaya reduksi lainnya.
2. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang
menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
Kep-05/Bapedal/09/1995.
3. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan
yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-01l/Bapedal/09/1995.
16

4. Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada


ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor: Kep--01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan
tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan
penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi.
5. Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen pengangkutan
dan ketentuan teknis pengangkutan.
6. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang (recycle),
perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) limbah B3
yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya.
7. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi,
solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi
bersih atau ramah lingkungan.
8. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.[ CITATION Pem195 \l
1057 ]

3.3 Pemanfaatan Limbah B3

3.3.1 Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan


Batako

Untuk masalah limbah yang dimanfaatkan dalam pembuatan batako disini


menggunakan abu terbang batu bara (fly ash) yang termasuk golongan limbah b3.
Proses pembakaran batubara menghasilkan banyak produk sisa/buangan atau yang
dikenal dengan limbah batubara. Salah satu limbah yang dihasilkan dari
pembakaran batubara adalah abu terbang (fly ash). Abu terbang merupakan
limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga
listrik. Limbah padat ini terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Jumlah abu
terbang yang dihasilkan sekitar 15% -17 % dari tiap satu ton pembakaran
batubara. Jumlah tersebut cukup besar, sehingga memerlukan pengolahan yang
lebih lanjut.
17

Pemanfaatan limbah abu terbang batubara menjadi suatu produk


merupakan salah satu cara dalam mengatasi limbah yang dihasilkan. Selain dapat
meningkatkan nilai ekonomisnya, proses pemanfaatan limbah abu terbang juga
mengurangi jumlah dan dampak buruknya terhadap lingkungan. Saat sekarang ini,
pemanfaatan abu terbang batubara sering digunakan sebagai salah satu bahan
campuran pembuat beton, karena mengandung senyawa kimia yang bersifat
pozzolan seperti alumina dan silika sehingga sesuai digunakan sebagai bahan
baku konstruksi. Dengan pemanfaatan limbah abu terbang batubara menjadi
batako diharapkan akan dapat mengurangi limbah yang mencemari lingkungan
dan memberi nilai tambah tersendiri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih
jauh untuk mengetahui apakah abu batubara (fly ash) dapat dijadikannya sebagai
bahan campuran pembuatan batako yang kuat dan ramah lingkungan. (Hamidi, A.,
Aman, A., & Drastinawati, D, 2014)

3.3.2 Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Substitusi Pembuatan


Bata Merah

Limbah yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan bata merah yaitu tanah
yang sudah terkontaminasi (beracun). Tanah yang terkontaminasi ini biasanya
hasil dari industri suatu proyek perusahaan yang besar, seringkali limbah ini di
timbun dan dibuang sembarangan yang akan menyebabkan pencemaran terhadap
lingkungan di sekitar wilayah tersebut . Limbah padat ini terdapat dalam jumlah
yang sangat besar, maka sebab itu memerlukan pengolahan yang lebih lanjut.

Pemanfaatan limbah tanah yang sudah terkontaminasi ini menjadi suatu


produk merupakan salah satu cara dalam mengatasi limbah yang dihasilkan.
Selain dapat meningkatkan nilai ekonomisnya, proses pemanfaatan limbah tanah
yang terkontaminasi juga mengurangi jumlah dan dampak buruknya terhadap
lingkungan. Dengan pemanfaatan limbah tanah yang terkontaminasi ini menjadi
bata merah diharapkan akan dapat mengurangi limbah yang mencemari
lingkungan dan memberi nilai tambah tersendiri. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian lebih jauh untuk mengetahui apakah tanah yang terkontaminasi dapat
dijadikannya sebagai bahan campuran pembuatan bata merah yang kuat dan
ramah lingkungan.[ CITATION Kol16 \l 1057 ]
18

3.3.3 Pemanfaatan Limbah B3 Sebagai Bahan Substitusi


Pembuatan Bata Tahan Api

Limbah yang dibuat untuk bata tahan api yaitu limbah TA5,limbah
sandblasting dan limbah alumina, pembakaran alluminum ini menghasilkan
limbah debu allumunium yang bisa membahayakan warga yang di sekitar.
Limbah TA5 merupakan limbah katalis dalam proses yang terjadi di unit tatoray.
Katalis ini berbentuk pellet, berwarna hitam dan tidak berbau. Limbah ini
mengadung silica dan alumina. Limbah sandblasting adalah pasir yang
mengandung pasir silica berwarna coklat muda, pasir ini digunakan pada proses
penggolontoran sehingga pasir ini langsung terkontaminasi dengan minyak yang
mengandung limbah. Sedangkan limbah alumina bersifat tidak larut dalam air dan
organik cair dan sangat ringan. Dapat larut dalam asam kuat dan alkali.

Pemanfaat limbah TA5, limbah sandblasting dan limbah alumina menjadi


produkbata tahan api salah satu cara dalam mengatasi limbah tersebut., proses
pemanfaatan limbah TA5, limbah sandblasting dan limbah alumina juga
mengurangi jumlah dan dampak buruknya terhadap lingkungan. Dengan
pemanfaatan limbah TA5, limbah sandblasting dan limbah alumina ini menjadi
bata tahan api diharapkan akan dapat mengurangi limbah yang mencemari
lingkungan dan memberi nilai tambah tersendiri. Oleh karena itu kita harus bisa
memanfaatkan limbah, selain mengurangi dampak dari limbah tersebut, hasil dari
pemanfaatan limbah terebut bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan,serta
mengahsilkan alternatif bahan bangunan yang ramah lingkungan. (Silitonga, M.
2008).

3.4 Proses Produksi

3.4.1 Proses Produksi Pembuatan Batako Dari Limbah B3

Kini batako pun bisa dibuktikkan dengan waktu yang sangat lama
sebagai dinding yang memiliki tahan gempa. Beton pun dapat diproduksi
secara cepat atau dengan menggunakan cara manual. Dalam Penggunaan
19

beton sendiri telah ditentukan dengan ukuran dan kualitasnya. Jenis beton
yang sangat familiar di pendengaran masyarakat yang selalu digunakan
untuk membuat dinding ini yakni batako. Batako disini memiliki sifat
yang panas dan juga ketebalan lebih baik dari pada beton padat yang
biasanya. Dibandingkan dengan bata merah biasa, batako malah memiliki
keuntungan yang memilki berat sebesar 1/3 dari bata merah yang memiliki
jumlah yang sama. Mari kita simak cara pembuatan batako sebagai
berikut ini :

1. Bahan – Bahan
 Abu terbang batu bara (fly ash)
 Pasir
 Semen portland tipe I
 Air
2. Peralatan Yang Digunakan
 Concret mixer
 Mesin press batako
3. Proses Pembuatan

Jika semua bahan – bahan sudah siap, maka langkah selanjut nya
yaitu melakukan pembagian sesuain dengan variabel yang telah di
tentukan, kemudian dicampur dengan merata.

4. Proses Solidifikasi

Proses solidifikasi pada prinsipnya adalah mengubah sifat fisika dan


kimia limbah B3 dengan cara menambahkan bahan mengikat (cement)
membentuk senyawa monolit dengan struktur yang kuat agar supaya
pergerakan limbah B3 terhambat atau dibatasi. Bahan pengikat yang
digunakan pada penelitian ini adalah semen portland tipe 1. Semua
bahan : fly ash (10, 20, 30, 40%-berat), pasir (80, 73,34, 63,34, 53,34,
43,34%-berat), semen (16%-berat) dicampur menggunakan concrete
mixer dengan sempurna (homogen) kemudian dilakukan proses
20

solidifikasi dengan menggunakan alat cetakan press batako. ( Hamidi,


A., Aman, A., & Drastinawati, D. (2014)

3.4.2 Proses Produksi Pembuatan Bata Merah Dari Limbah B3

Bata merah atau cukup kita sebut batu bata adalah bahan bangunan
yang umum digunakan dalam pembuatan rumah tinggal ataupun
bangunan. Sejarah penggunaan bata merah rupanya sudah berusia ribuan
tahun yang lalu. Berikut proses pembuatan bata merah sebagai berikut :

1. Bahan – Bahan
 Abu terbang batau bara (fly ash)
 Tanah liat
 Semen portland tipe I
 Air
2. Peralatan Yang Digunakan
 Mesin press bata merah
 Ayakan
 Kawat pemotong
3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian meliputi variabel tetap dan berubah. Variabel


tetap berat tanah liat 1,8 kg, ukuran bata merah 4 x 4 x 4 cm3 , berat air
0,3 kg (300 ml), berat semen 0,6 kg, suhu pengeringan : atmosferik, berat
beban untuk proses pencetakan bata merah 25 kg, waktu pengadukan 5
menit. Sedangkan yang menjadi variabel peubah adalah Penambahan fly
ash (0; 0,3; 0,6; 0,9 dan 1,2 kg) dan Lama pengeringan : 7, 14 dan 21
hari.

4. Proses Pembuatan

Sebelum pembuatan bata merah dilakukan, semua bahan yang akan


digunakan disiapkan terlebih dahulu, seperti fly ash dan semen diayak,
tanah liat dan air. Semua bahan-bahan tersebut kemudian dilakukan
pembagian sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Setelah semua
21

bahan disiapkan, campurkan fly ash dan semen sesuai dengan variabel
yang ditentukan kemudian campuran tersebut dicampur dengan tanah liat
dengan cara diaduk selama 5 menit dan tambahkan air pada saat
pengadukan terjadi. Kemudian campuran tersebut dimasukkan kedalam
alat cetakan batu bata hingga melebihi ketinggian cetakan batu bata dan
ditekan dengan beban seberat 25 kg. Tanah yang berlebih diatas cetakan
dipotong menggunakan kawat pemotong. Hasil cetakan batu bata lalu
dikeringkan dengan suhu atmosferik selama 7, 14 dan 21 hari. ( Evevndi,
Z., & Fadli, A. 2015 )

3.4.3 Proses Produksi Pembuatan Bata Tahan Api Dari Limbah B3

Bata api atau bata tahan api adalah blok bahan keramik tahan api
yang berfungsi sebagai peredam panas sekaligus meratakan panas pada
furnace. Bata tahan api juga akan memiliki konduktivitas termal yang
rendah untuk efisiensi energi yang lebih besar. Biasanya bata api ini
digunakan dalam proses refractory. Dalam kasus apa pun, bata api tidak
boleh terkelupas, dan kekuatannya harus bertahan dengan baik selama
perubahan suhu yang cepat. Berikut proses pembuatan bata tahan api :

1. Bahan – Bahan
 Limbah TA5
 Limbah Sandblasting
 Limbah Alumina
2. Alat Yang Digunakan
 Mesin roll mill
 Mesin filter
 Mesin press bata tahan api
3. Proses Pembuatan Bata Api
 Bahan baku di masukan kedalam mesin mixing untuk dicampur
menjadi satu
 Setelah itu masuk kedalam mesin filter untuk di saring dan
memisahkan bahan baku yang halus dan kasar
 Lalu bahan baku di masukan kedalam mesin press untuk di cetak.
22

 Setelah itu masuk proses pembakaran dan selesai.


4. Proses Pembakaran

Dalam proses pembakaran bata tahan api ini memerlukan waktu


selama 2 jam, dengan temperatur api 1200℃ dalam proses pembakaran
nya yang akan menghasilkan bata tahan api matang secara sempurna.( PT
Purwakarta Jaya Sejahtera )

3.5 Pengertian Gasifikasi

Gasifikasi merupakan suatu proses konversi bahan bakar padat menjadi


gas mampu bakar (CO, CH4, dan H2) melalui proses pembakaran dengan suplai
udara terbatas (20% - 40% udara stoikiometri). Proses gasifikasi adalah suatu
proses kimia untuk mengubah material yang mengandung karbon menjadi gas
mampu menjadi bahan bakar . (Pratama, M. Y. R. 2011)

3.5.1 Tahapan Proses Gasifikasi

Ada beberapa tahapan pada proses gasifikasi yang harus dilalui oleh
biomassa sebelum pada akhirnya menjadi gas pada output reaktor. Proses
tersebut meliputi beberapa tahap yaitu, sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Tahapan – Tahapan Proses Gasifikasi


( Sumber : Subroto, S. 2017)
23

1. Proses Pengering

Proses pengering dilakukan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang


terkandung didalam limbah biomassa dan sebisa mungkin kandungan air
tersebut harus hilang. Kadar air pada limbah biomassa dihilangkan melalui
proses konveksi karna pada reaktor terjadi pemanasan dan udara bergerak
mengeluarkan kandungan air dari biomassa. Semakin tinggi temperature yang
dihasilkan untuk pemanasan maka akan semakin mempercepat proses difusi
dari kadar air yang terkandung didalam biomassa sehingga proses pengeringan
akan semakin cepat.

2. Proses Pirolis

Proses pirolisis adalah proses pembakaran tanpa melibatkan oksigen.


Produk yang dihasilkan oleh proses ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor
seperti, tekanan, waktu, temperature dan heat losses. Pada proses ini biomassa
mulai bereaksi dan kemudian membentuk tar dan senyawa gas. Proses
pirolisis dimulai pada temperatur 300 °C saat komponen tidak stabil secara
termal.

3. Proses Reduksi

Proses reduksi ini merupakan proses reaksi penyerapan panas dimana


temperatur keluar dari gas yang dihasilkan. Pada proses ini terjadi beberapa
reaksi kimia, yang merupakan proses penting terbentuknya senyawa- senyawa
yang berguna bagi gas, seperti hydrogen dan karbon monoksida. Berikut
adalah beberapa reaksi kimia yang terjadi pada proses ini:

Bourdouar reaction: C + CO2 = 2 CO — 172 (MJ/kmol)......................(3.1)

Steam-carbon reaction: C + H2O = CO + Hz — 131 (MJ/kmol)..........(3.2)

Water-gas shift reaction: CO + H2O = CO2 + Hz + 41 (MJ/kmol).......(3.3)

CO methanation: CO 3 H2 — 206 (MJ/kmo1) = CH4 * H2O..............(3.4)


24

4. Proses Combustion

Proses Combustion merupakan proses menghasilkan panas yang


memanaskan lapisan karbon dibawah. Pada temperatur tinggi pada gasifier,
maka akan memecah subtansi tar sehingga kandungan tar yang dihasilkan
rendah. Reaksi kimia yang akan terjadi pada proses ini adalah sebagai berikut:

C + 02 CO2 + 406 (MJ/kmol) H2 + 2 Oz = H2O +242 (MJ/kmol)...........(4.1)

Dapat dikatakan bahwa pada proses ini gas yang didapat mulai terbentuk,
sehingga pada proses ini disebut producer gas. (Subroto, S. 2017)

3.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi

Dalam proses gasifikasi ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi proses dan kandungan gas yang dihasilkan yaitu sebagai
berikut :

1. Kandungan Energi Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan dalam proses gasifikasi ini yaitu batu
bara. Batu bara dengan kandungan energi yang tinggi akan
memberikan pembakaran gas yang lebih baik.

2. Kandungan Air Dari Bahan Bakar

Bahan bakar dengan tingkat kelembaban yang lebih rendah akan


lebih mudah di gasifikasikan daripada bahan bakar dengan tingkat
kelembaban yang lebih tinggi.

3. Bentuk dan ukuran bahan bakar

Ukuran bahan bakar yang lebih kecil memerlukan fan/blower


dengan tekanan yang lebih tinggi.
25

4. Distribusi ukuran bahan bakar

Distribusi ukuran bahan bakar yang tidak seragam akan


menyebabkan bahan bakar yang digunakan lebih sulit terkarbonisasi,
dan mempengaruhi proses gasifikasi.

5. Temperatur reaktor gasifikasi

Temperatur reaktor ketika proses gasifikasi berlangsung sangat


mempengaruhi produksi gas yang dihasilkan. Untuk itu reaktor
gasifikasi perlu diberi insulasi untuk mempertahankan temperatur di
dalam reaktor tetap tinggi. (Pratama, M. Y. R. 2011)

3.5.3 Jenis – Jenis Reaktor Gasifikasi

Reaktor gasifikasi biomassa dapat dibagi dalam bebrapa kategori


berdasarkan sumber panas dan arah aliran gas yang terjadi yaitu, sebagai
berikut :

1. Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft

Pada reaktor gasifikasi tipe ini, sumber panas terletak dibawah bahan
bakar dan bergerak keatas. Pada gas panas yang dihasilkan mengalir keatas
melewati bahan bakar yang belum terbakar sementara bahan bakar akan
terus jatuh ke bawah.

Udara Masuk

Gambar 3. 2 Reaktor Gasifikasi Tipe Updraft


( Sumber : Pratama, M. Y. R. 2011)

2. Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft


26

Pada tipe ini sumber panas terletak dibawah bahan bakar. Dalam
gambar dibawah ini terlihat aliran udara bergerak ke zona gasifikasi
dibagian bawah yang menyebabkan asap pirolisa yang dihasilkan melewati
zona gasifikasi yang panas. Hal ini membuat tar yang terkandung dalam
asap terbakar, sehingga gas yang dihasilkan reaktor ini lebih bersih.

Gambar 3. 3 Reaktor Gasifikasi Tipe Downdraft


( Sumber : Pratama, M. Y. R. 2011)

3. Reaktor Gasifikasi Tipe Inverter Downdraft

Prinsip kerja reaktor gasifikasi tipe ini sama dengan prinsip kerja
reaktor gasifikasi tipe downdraft, perbedaannya hanya terletak pada arah
aliran udara dan zona pembakaran yang dibalik sehingga bahan bakar
berada pada bagian bawah reaktor dengan zona pembakaran di atasnya.
Aliran udara mengalir dari bagian bawah ke bagian atas reaktor. (Subroto,
S. 2017)
27

Gambar 3. 4 Reaktor Gasifikasi Tipe Inverter Downdraft


( Sumber : Pratama, M. Y. R. 2011)

4. Reaktor Gasifikasi Tipe Crossdraft

Pada reaktor ini, aliran udara mengalir tegak lurus dengan arah gerak
zona pembakaran. Reaktor tipe ini memungkinkan operasi yang
berkesinambungan apabila memiliki sistem pengeluaran abu yang baik.

5. Reaktor Gasifikasi Tipe Fluidized Bed

Berbeda dengan tipe-tipe reaktor gasifikasi sebelumnya, pada reaktor


gasifikasi tipe ini bahan bakar bergerak didalam reaktor. Sebuah fan
bertekanan tinggi diperlukan untuk menggerakan bahan bakar yang sedang
digasifikasi.

Pembakaran gas gasifikasi menghasilkan gas CO, H2, CH4 sebagai


bahan bakar. Pada pembakaran gas hasil gasifıkasi, reaksi yang di dapat
adalah:

 CO+U CO2.....................................................................(5.1)
 Hz + Oz H2O....................................................................(5.2)
 CH4 + 2 Oz — CO2 + 2H2O...............................................(5.3)

Pembakaran gas-gas tersebut harus dilakukan dengan perbandingan


udara dan bahan bakar yang sesuai, tidak boleh terlalu berlebih ataupun
kurang. Gas-gas hasil gasifikasi ini sangat bergantung dengan reaksi kimia
pada keadaan stoikiometri. (Pratama, M. Y. R. 2011)

Tabel 3. 1 Perbandingan Teknologi Gasifikasi Dan Pembakaran Langsung


( Sumber : Pratama, M. Y. R. 2011)

Perbedaan Gasifikasi Pembakaran Langsung

Meningkatkan nilai Membangkitkan panas

Tujuan
tambah dan kegunaan atau mendestruksi
28

dari limbah limbah


Konversi kimia dan Pembakaran sempurna
Jenis Proses
thermal tanpa oksigen dengan udara berlebih

H2, CO, H2S, NH3 dan COz, H2O, SO2, NO, dan
Komposisi gas kotor
partikulat partikulat

Komposisi gas bersih H2 dan CO CO2 Dan H2O

Produk padatan Arang dan kerak Abu

Gasifikasi memiliki keuntungan lebih pada saat proses pembakaran,


yaitu :

1. Kontrol emisi menjadi lebih sederhana dalam gasifikasi


dibandingkan pembakaran konvensional, karena syngas yang
diproduksi dalam gasifikasi menghasilkan suhu dan tekanan yang
lebih tinggi dibandingkan gas buang yang dihasilkan dalam
pembakaran.
2. Suhu dan tekanan yang lebih tinggi memungkinkan untuk
penghapusan yang lebih mudah bagi sulfur dan nitrogen oksida.
3. Sistem gasifıkasi dapat mencapai tingkat emisi yang lebih rendah
dibandingkan tingkat regulasi, menurunkan kandungan merkuri,
dan biaya minimal.
4. Sistem gasifikasi memerlukan lebih sedikit air dibandingkan
teknologi lainnya.

Selain memiliki keuntungan gasifikasi juga memiliki kelemahan pada


saat proses pembakaran, yaitu :

1. Biaya modal yang terlalu mahal.


2. Perkembangan di beberapa bidang penelitian dapat meningkatkan
prospek jangka panjang dan pangsa pasar potensial. (Pratama, M.
Y. R. 2011)
29

3.5.4 Bagian – Bagian Mesin Gasifier

Gambar 3. 5 Mesin Gasifier


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

Dari mesin gasifier ini terbagi menjadi beberapa bagian :

a. Control Panel Dan Sirine


Control panel ini berfungsi sebagai sistem elektrik yang mengatur temperatur
proses pembakaran batu bara. Adapula Sirine, sirine disini berfungsi untuk
memberi tahu ketika batu bara yang di bakar sudah habis dan harus di isi ulang.

Gambar 3. 6 Control Panel Dan Sirine


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

b. Tuas Dan Bucket Conveyor


Tuas ini berfungsi untuk membuka tutup tempat masuknya batu bara, dan
bucket conveyor berfungsi sebagai alat wadah batu bara yang untuk di masukan
kedalam mesin gasifier yang menggunakan conveyor, sekaligus juga untuk
membuka tuas.
30

Gambar 3. 7 Tuas Dan Bucket Conveyor


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

c. Boiler
Boiler berfungsi untuk memproduksi steam (uap) yang dapat digunakan
untuk proses/kebutuhan selanjutnya. Seperti yang kita ketahui bahwa steam
dapat digunakan untuk menjaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi dan
proses evaporasi pada evaporator. Umumnya bakar yang digunakan untuk
memanaskan boiler yaitu batu bara, gas, dan bahan bakar minyak.

Gambar 3. 8 Boiler
( Sumber : Google, 2020 )

3.6 Pengujian Kuat Bata


31

Gambar 3. 9 Hasil Uji Kuat Tahan Bata


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

3.7 Peralatan Yang Digunakan


32

3.7.1 Alat Yang Digunakan Untuk Pembuatan Batako

 Concret mixer
 Mesin press

3.7.2 Alat Yang Digunakan Untuk Pembuatan Bata Merah

 Mesin press bata merah


 Ayakan
 Kawat pemotong

3.7.3 Alat Yang Diguakan Untuk Pembuatan Bata Api

 Mesin mixing
 Mesin filter
 Mesin press bata tahan api
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Proses Pembakaran Yang Terjadi Di Lapangan

Peroses pembakaran ini menggunakan mesin gasifikasi, dimana di


landasan teori terbagi menjadi beberapa jenis reaktor gasifikasi. Tetapi untuk
mesin gasifikasi yang di PT Purwakarta Jaya Sejahtera menggunakan mesin
gasifikasi tipe downdraft, dengan menggunakan mesin dalam proses pembakaran
bata merah ini mempermudah proses pembakaran. Di mana setiap bata merah
yang di bakar hanya membutuhkan waktu selama 2 jam / lori untuk keluar dari
tungku pembakaran.

Gambar 4. 1 Mesin Gasifikasi


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

4.2 Cara Kerja Mesin Gasifikasi

Cara kerja mesin gasifikasi ini dalam pembakaran ini sangat sederhana,
yang pertama masukan batu bara sebagai bahan baku dalam pembakaran yang di

33
34

mana dalam proses gasifikasi ini gas yang di hasil kan dari gasifikisi batu bara ini
akan di alirkan ke burner tunel kiln yang terhubung dengan tungku pembakaran.
Setelah batu bara di masukan ke mesin gasifikasi lalu atur control panel yang ada
di mesin gasifikasi ini untuk mengatur temperatur yang akan di gunakan pada saat
pembakaran batu bara.

Control panel disini berfungsi juga untuk mengetahui jika batu bara sudah
habis, jika batu bara yang di bakar sudah habis maka sirine yang ada dalam
control panel akan menyala setiap waktu nya . Jika sudah di isi kembali dengan
batu bara maka akan sendirinya sirine itu berhenti dan dengan sendirinya pula
temperatur suhu pembakaran akan naik secara otomatis ketika mesin gasifikasi di
isi batu bara kembali.

Gambar 4. 2 Control Panel Mesin Gasifikasi


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )

4.3 Mengidentifikasi Api Yang Terjadi Dalam Proses Pembakaran

Untuk mengetahui berapa temperatur api yang di gunakan saat


pembakaran bisa di lihat dari control panel, di control panel ini bisa melihat
temperatur api dari awal masuk tungku pembakaran sampai temperatur api
tertinggi ( top firing ) yang memang seharus nya dalam pembakaran mencapai
temperatur api yang di inginkan.
35

Untuk temperatur api awal masuk itu temperatur nya sampai 200°C dan
untuk temperatur tinggi mencapai 800°C. Di control panel ini kita bisa melihat
grafik temperatur api yang di keluarkan dalam pembakaran, jadi api yang awal
masuk pembakaran dari preheating 1, preheating 2, firing 1, firing 2 dan top firing
mengeluarkan api dengan temperature paling bawah yaitu 200°C yaitu di
prehating 1 di preheating 2 dan seterusnya temperature api naik sampe top firing
nya yaitu 800°C jadi dari awal masuk temperatur api membuat grafik menanjak
sampe top firing dan tidak boleh melebihi temperature api yang tinggi.

Setelah temperatur api berada di posisi top firing maka temperatur api
akan menurun, karena setelah top firing maka akan masuk ke proses pendingin
yaitu combustion, cooling 1 dan cooling 2 di mana suhu temperatur api nya akan
turun kembali ke temperatur 200°C.

Gambar 4. 3 Control Panel Temperatur Api Pembakaran


( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )
36

4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Gasifikasi

Dalam proses gasifikasi ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam


proses pembakaran yang terjadi di lapangan. Di antara nya sebagai berikut :

1. Faktor Bahan Bakar

Bahan bakar yang di pakai yaitu batu bara, bahan bakar sangat
berpengaruh dalam proses gasifikasi ini di mana jika kadar kalori yang di
hasil kan batu bara maka akan mempengaruhi proses pembakaran bata merah.
Jika kadar kalori rendah maka gas yang di hasilkan akan rendah dan dalam
proses pembakaran bata merah nya juga akan sangat lama matang nya.
Sebalik nya jika kadar kalori yang di hasilkan batu bara tinggi maka gas yang
di hasilkan juga akan sangat tinggi dan dalam proses pembakaran bata merah
juga akan cepat matang jika kalori nya tinggi.

2. Faktor Abu

Faktor Abu juga mempengaruhi dalam proses gasifikasi dan pembakaran


bata merah, jika abu menumpuk di dalam mesin gasifikasi proses gasifikasi
akan terhambat karena jika abu yang menumpuk di dalam mesin gasifikasi
harus di keluarkan terlebih dahulu karena jika tidak di keluarkan ini akan
menghambat pada gas yang akan di hasilkan dan di salurkan ke dalam burner
tunel kiln dan proses pembakaran bata merah terkena dampak nya juga.

3. Faktor Leher Mesin Tersumbat

Faktor leher tersumbat ini juga sering terjadi jika dalam proses gasifikasi
ini, karena faktor leher ini berfungsi sebagai alat transfer gas yang di hasilkan
dari gasifikasi ke pipa pipa burner tunel kiln ini. Jika leher mesin ini
tersumbat aliran gas yang di hasilkan jika kalori nya tinggi akan keluar kecil
jika leher mesin tersumbat.
37

4.5 Hasil Bata Merah Jika Temperatur Api Pembakaran Dalam Kondisi
Temperatur Sangat Tinggi Dan Temperatur Rendah

Dalam proses pembakaran bata merah temperatur api maksimal 800°C


yang di harus kan. Dengan temperatur api mencapai 800°C proses pembakaran
bata merah akan berlangsung selama 2 jam / lori dengan hasil kematangan bata
merah yang matang secara maksimal.

Tapi jika temperatur api melebihi temperatur yang di tentukan maka akan
berdampak pada bata merah nya juga, dampak yang di hasilkan jika temperatur
api melebihi temperature yang di tentukan maka karakteristik bata merah akan
jelek dan bata merah akan gosong serta akan retak retak di setiap permukaanya.

Jika temperatur api di bawah temperatur yang di tentukan hasil dari bata
merah akan kurang matang, jika temperatur api di bawah temperatur yang di
tentukan itu karena faktor kadar kalori yang rendah dari batu bara tersebut.

Gambar 4. 4 Gambar Bata Merah Temperatur Yang Di Tentukan Dan Yang


Melebihi Temperatur Yang Di Tentukan
( Sumber : PT Purwakarta Jaya Sejahtera, 2020 )
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporan kerja praktek dan pembahasan maka dapat di


simpulkan sebagai berikut :

 Proses pencetakan bata merah menggunakan mesin extruder dengan cara


bahan baku bata merah di hisap dan akan berbentuk persegi memanjang.
 Proses pembakaran bata merah menggunakan mesin gasifikasi, mesin ini
bahan bakar nya yaitu batu bara dimana membuat proses pembakaran
menjadi lebih cepat tidak seperti yang umum nya yang harus menunggu
berhari-hari.
 Gas hasil dari gasifikasi di salurkan ke pipa pipa burner tunel kiln yang
sudah tersambung dengan tungku pembakaran yang gunanya untuk proses
pembakaran bata merah .
 Kadar air yang sangat tinggi akan berpengaruh pada karakteristik bata
merah ketika setelah proses pembakaran. Dimana bata merah karakteristik
nya akan retak,gosong,dan permukaanya kasar karena kadar air yang
tinggi dan juga temperatur api yang tinggi pula.

5.2 Saran untuk PT Purwakarta Jaya Sejahtera

PT Purwakarta Jaya Sejahtera merupakan perusahaan yang memproduksi


di bidang industri batako, bahan bangunan berbasis keramik dan bata tahan api.
Permintaan pasar terhadap hasil produksi perusahaan tersebut selalu tinggi di
pasaran, oleh karena itu berdasarkan hasil kerja praktek saran dari mahasiswa
yang kerja praktek bagi perusahaan yaitu :

 Agar memodifikasi kembali alat potong yang digunakan supaya pada saat
memotong bata merah bisa lebih dari 2 potongan, dimana itu sangat

38
39

berpengaruh dalam proses produksi untuk mempercepat dan mencapai


target hasil yang di inginkan dalam proses produksi. Semakin banyak hasil
potongan semakin cepat pula hasil produksi. Dan dalam kawat nya itu
tidak bisa tahan lama karena pada saat memotong kawat nya itu suka
longgar karena gakuat untuk terus menerus memotong.
DAFTAR PUSTAKA

Buleleng, P. K. (2019, September 30). TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH


B3. Dipetik Desember 19, 2020, dari bulelengkab.go.id:
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/tata-cara-pengelolaan-limbah-
b3-31

Evevndi, Z., & Fadli, A. (2015). Pembuatan Batubata dengan Penambahan


Campuran Fly Ash dan Semen tanpa Proses Pembakaran (Doctoral
dissertation, Riau University). Volume 2 ( hlm. 1-2).

Hamidi, A., Aman, A., & Drastinawati, D. (2014). Pemanfaatan Abu Terbang


Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Bahan Batako Yang Ramah
Lingkungan (Doctoral dissertation, Riau University). Jurusan Teknik
Kimia Universitas Riau Kampus Binawidya

Ibeng, P. (2020, Oktober 26). Pengertian Limbah Menurut Ahli, Jenis,


Karakteristik, dan Dampaknya. Dipetik Desember 19, 2020, dari
pendidikan.co.id: https://pendidikan.co.id/pengertian-limbah-menurut-
ahli-jenis-karakteristik-dan-dampaknya/

Joko Priono, M. (2018, April 1). Limbah B3 : Pengelolaan Limbah B3 sesuai PP


101 tahun 2014. Dipetik Desember 23, 2020, dari hsepedia.com:
https://hsepedia.com/limbah-b3/

Kolsus. (2016, Juni 24). Mengintip Produksi Bata dan Batako Ramah Lingkungan
Dari Limbah B3. Dipetik Desember 24, 2020, dari beritahu.co:
https://beritahu.co/mengintip-produksi-bata-dan-batako-ramah-
lingkungan-dari-limbah-b3/

Pratama, M. Y. R. (2011). PERANCANGAN REAKTOR GASIFIKASI BIOMASSA


KAPASITAS 3 KG (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik Unpas).

Siregar, M. A. (2013, Maret 4). Teknik Pembakaran. Dipetik Desember 19, 2020,
dari blogspot.com: http://andiramuhammad.blogspot.com/2013/03/teknik-
pembakaran.html

40
Silitonga, M. (2008). Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun PT.
Pertamina up IV Cilacap Jawa Tengah Sebagai Bahan Tahan Api (Teknik
Solidifikasi). Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.

Subroto, S. (2017). KINERJA TUNGKU GASIFIKASI DOWNDRAFT


CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI. Media Mesin: Majalah
Teknik Mesin, 18(1).

41
LAMPIRAN

42

Anda mungkin juga menyukai