PRAKTIK KERJA
Oleh :
Sigit Supriatno
B1051412RB4001
i
ii
Menyetujui :
Pembimbing Atasan Pembimbing
Komarudin Sulargo
NIK.811990 NIK.870573
Mengetahui
MANAGER PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
UNIVERSITAS SANGGABUANA-YPKP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kahadirat Allah swt, karena berkat
segi materi juga dalam segi sosial yang belum didapat dari lingkungan universitas.
hadapi. Namun berkat bantuan dan bimbingan yang tidak sedikit dari semua
pihak, laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pertama penyusun
sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua atas limpahan kasih sayang,
perhatian, nasihat dan dukungan moril yang tak terbatas. Tak terlewatkan pula
A. Pihak Industri :
Pelatihan PT DI (Persero).
4. Bapak Komarudin dan Jahri Munawar selaku Leader di area Milling Machine.
B. Pihak Universitas :
1. Bapak Wisnu Wijaya selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin sekaligus
laporan ini.
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan
khususnya bagi penyusun pribadi, dan umumnya bagi semua pembaca laporan ini
Semoga Allah swt senantiasa meridhoi kita dari semua telah yang kita
kerjakan.
Sigit Supriatno
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1.1. RASIONAL
seutuhnya yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan
Standard Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tidak dapat
praktik. Kerja praktik akan menjadi salah satu model pendidikan yang paling
Praktik kerja bagi mahasiswa adalah untuk mengetahui lebih dini dari
dibutuhkan, tetapi juga sosial skill bagaimana berinteraksi dengan sesama teman,
anak buah, atasan, menyampaikan pesan dan perintah, dll yang tidak diajarkan di
1
2
kelas, peserta kerja praktik akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan
kerja.
Pasangan (IP).
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja, dan sikap yang manjadi bekal dasar
luas dan mendalam yang terungkap dari buku laporan yang ditulisnya.
bersama.
3
- Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja
dapat direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan tersebut. Kalau tidak, bisa
dilepas karena tidak ada keharusan bagi perusahaan untuk mempekerjakan apabila
sudah tamat.
- Pada umumnya, peserta didik telah ikut dalam proses produksi secara aktif
sehingga pada batas-batas tertentu selama masa pendidikan, pesera didik adalah
- Selama proses pendidikan melalui kerja di industri, peserta didik lebih mudah
diatur dalam disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan perusahaan. Karena itu
sikap peserta didik dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas perusahaan.
- Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu
- Memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakui ikut serta
- Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik, lebih
terjamin pencapaiannya.
- Terdapat kesesuaian yang lebih pas, antara program pendidikan dengan kebutuhan
- Hasil belajar peserta didik akan lebih bermakna karena setelah lulus akan betul-
- Keahlian professional yang diperoleh dari prakerin dapat mengangkat harga diri
dan rasa percaya diri dari lulusan, yang selanjutnya akan mendorong mereka
Laporan praktik kerja ini terdiri dari 5 bab. Dengan uraian singkat sebagai berikut:
- Bab II Tinjauan Umum Perusahaan. Berisi tentang uraian singkat PT. Dirgantara
Indonesia
Aerospace Inc (IAe) salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang industri pesawat terbang. Berdiri pada 26 April 1976 ketika
masih bernama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) dengan BJ.Habibie
berganti nama dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober
1985 dan berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia pada tanggal 24 Agustus
2000. Kini telah memproduksi lebih dari 300 unit pesawat dan helikopter, sistem
5
6
Kegiatan Produksi PT. Dirgantara Indonesia ditopang oleh 232 unit mesin
dan peralatan dengan area 8,98 hektar bangunan. Selain itu peralatan lain juga
pemeliharaan.
pesawat terbang, tetapi mereka memiliki aktifitas yang berkaitan dengan lisensi,
bidang teknikal dan evaluasi keamanan untuk semua pesawat terbang yang
Indonesia yang dipimpin oleh Tossin membuat sebuat pesawat terbang di bengkel
karena kemampuannya untuk terbang ke Belanda dan daratan Cina pulang pergi.
7
Tahun 1948 berhasil membuat pesawat bermesin pertama, yang berasal dari
Wiewieko Supono, pesawat ini kemudian dikenal dengan nama RI-X. Era ini
agresi Belanda.
8
Tahun 1953 dibuat suatu institusi dengan nama Seksi Percobaan yang
prototype “Si Kumbang” yang merupakan pesawat satu kursi berbahan logam.
April 1957, Seksi percobaan ditingkatkan menjadi organisasi yang lebih besar
9
yaitu Sub Depot Penyelidikan, Percobaan & Pembuatan. Periode 1960-1964 dan
dekrit Kepala Angkatan Udara Indonesia no 488, Agustus 1960. Badan ini
dan lisensi untuk memproduksi PZL-104 Wilga, yang dikemudian hari dikenal
dengan nama Gelatik. Pesawat ini berhasil diproduksi sebanyak 44 buah yang
Nurtanio wafat pada tahun 1966, disaat melakukan uji terbang. Untuk
dan perbaikan.
ITB yang berada di Departemen Mesin. Oetarjo Dirn dan Liem Kieng Kie adalah
pelopor pelajar yang dikirim keluar negeri (Eropa dan Amerika Serikat). Seorang
Indonesia. Pada saat itu Habibie, yang baru saja pulang dari Jerman dan
membekali dirinya dengan ilmu mengenai pesawat. Habibie tak lupa membawa
akan menelan dana dua milya dollar AS itu, tandanya, akan dibuat secara gotong-
11
royong melalui penjualan dua juta lembar saham dengan harga pecahan 1.000
dollar AS. Untuk itu dibentuklah perusahaan PT Dua Satu Tiga Puluh (PT. DSTP)
1998 meminta PT DSTP untuk melikuidasi diri. Preliminary design pesawat ini,
IPTN telah mengeluarkan tenaga, pikiran, dan uang yang tak kecil. Dana yang
telah dikeluarkan lebih dari 70 juta dollar AS yang sesuai keputusan RUPSLB,
kepada Bapepam tanggal 22 April 1999 dan diumumkan lewat media massa.
pesanan dari berbagai negara di Asia, Afrika, bahkan Eropa. Pada saat itu
kegemilangan di depan mata sirna begitu saja. Dampak adanya krisis ekonomi
menimpa Indonesia yang meluluhkan perjuangan IPTN pada saat itu. Pada saat itu
IPTN mendapatkan cobaan yang sangat berat, adanya pemecatan secara besar-
nafas dan paradigma baru bagi perusahaan. Meski persoalan yang timbul pun
semakin rumit dan kompleks, hal ini disebabkan volume bisnis jauh lebih kecil
dari sumber daya yang tersedia, pengaruh SP-FKK sangat besar dalam
kemampuan serta beban hutang yang masih besar (SLA & RDI). Upaya
Malaysia, Brunei, Korea, Filipina, dan lain-lain. Meskipun begitu, karena dinilai
tidak mampu membayar hutang berupa kompensasi dan manfaat jaminan hari tua
Pengadial Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007. Pada tanggal 24 Oktober
dilakukan dengan :
kepercayaan pelanggan.
2. RUPS luar biasa berupa pinjaman modal kerja senilai US $39 Juta untuk
seleksi ulang seluruh karyawan, rasionalisasi 6000 karyawan, jual aset non-
3. Program seleksi ulang karyawan oleh konsultan SDM independen “Persero Data”.
restrukturisasi sumber daya, bisnis proses baru dan budaya perusahaan baru.
Terlepas dari polemik yang ada hingga saat ini PT Dirgantara Indonesia
dulunya itu IPTN, yakni sudah dianggap tidak ada. Tanpa mereka sadari bahwa
sangat strategis, perlu kita ingat bahwa PT dirgantara Indonesia hanya satu-
satunya industri pesawat yang ada di Asia yang sudah mempunyai segala aspek-
Dirgantara Indonesia tidak habis dalam soal SDM (sumber daya manusia)
habis, dan terus berinovasi dan bertahan demi sebuah eksistensi bangsa terhadap
dunia luar. Saat ini PT. Dirgantara sedang mengembangkan pesawat baru, yaitu
N-219.
2.3.DESKRIPSI BISNIS
2.4.1. Visi
pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global dengan
2.4.2. Misi
a. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil dan
mampu bersaing.
2.6. STRATEGI
1. Reorientasi bisnis
SDM kepada industri kecil dan menengah yang berbasis teknologi. Telah dibina
program yang sama untuk tergabung dalam ASPEP (Asosiasi Permesinan dan
Pekerjaan Logam).
yakni:
1. Solid, kompak dan bersinergi sebagai tim, bersikap tulus dan terbuka untuk
- CN235 Civil
- CN235 Military
- CN 235Maritime
2.9.2. Service
- Manufacturing subcontract
- NC212
- Lockheed F16
NAS332
B. Penguasaan Teknologi
pesawat militer)
- Otoriti:
dari Malaysia
-Manajemen
- Manufaktur
5. Rancang Bangun
design)
21
diantaranya:
1. Gudang penyimpanan
evaluasi dan pengujian Quality Assurance melalui destructive test maupun non-
destructive test. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dan adanya
2. Pre-cutting
dengan permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses ini
selanjutnya.
3. Fabrikasi
serta membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu pembuatan
tidak (di machining shop maupun sheet metal forming). Perlakuan lain yang
a. Heat Treatment
22
b. Surface Treatment
komponen lebih tahan korosi. Selain di atas terdapat perlakuan lain terhadap
perlakuan di atas antara lain yang dibuat di sheet metal forming, machining
c. Pengecetan dasar
dan rotary wing diadakan pengujian final oleh Quality Assurance sesuai data
4. Rotary wing
5. Fixed wing
23
pada gambar.
Assembly
Gudang (Rotary wing
QA Pre-Cutting QA Fabrikasi QA QA
Penyimpanan atau
Fixed Wing
merupakan unit bisnis perusahaan dan ditambah dengan direktorat yang berfungsi
Finance and Administration. Selain itu, presiden direktur juga dibantu oleh
divisi. Terdapat emapat buah divisi yang dibawahi oleh Directorate Aerostructure,
24
Direktur Utama
Satuan Pengawas
Divisi Pengamat
Intern
Sekretaris
Perusahaan
Divisi
Divisi Dukungan Divisi Divisi Pusat Rancang Divisi Komponen dan
Divisi Akuntansi Pengembangan
Pelanggan Pengembangan SDM Bangun Perakitan
Bisnis & Pemasaran
Divisi Helicopter Divisi Keuangan Divisi Administrasi Divisi Pusat Uji Divisi Detail Part
Divisi Restrukturitas
Completion Center Perusahaan SDM Terbang Manufacturing
Divisi Perakitan
Divisi Manajemen Divisi Divisi Teknologi Divisi Manajemen
Divisi Penjualan Akhir & Pusat
Logistik ACS Perbendaharaan Informasi Program
Delivery
Divisi Manajemen
Program &
Perencanaan
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.PROSES PEMESINAN
yang berasal dari proses sebelumnya yaitu proses penuangan (casting) dan.atau
Pahat yang bergerak relative terhadap benda kerja akan menghasilkan geram
dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi
komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin
perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas
potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk
sementara, dapat kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong
tunggal (single point cutting tools) dan pahat bermata potong jamak (multiple
Gerak relative pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua
macam komponen gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak
makan (feeding movement. Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak
25
26
makan maka proses pemesinan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang
berlainan, yaitu:
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan proses
(proses generasi permukaan; surface generation). Dalam hal ini proses tersebut
produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemesinan yang
telah disinggung diatas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang
ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai
ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Pekerjaan seperti ini akan
ditemui dalam setiap perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami
Dua jenis pahat freis (milling cutter) adalah pahat freis selubung/ mantel
(slab milling cutter) dan pahat freis muka ( face milling cutter). Pahat freis
termasuk pahat bermata potong jamak dengan jumlah mata potong sama dengan
jumlah gigi fres (z). sesuai dedngan jenis pahat yang digunakan dikenal dua
macam cara yaitu mengefreis datar (slab milling) dengan sumbu putaran pahat
freis selubung sejajar permukaan benda kerja, dan mengefreis mengefreis tegak
(face milling) dengan sumbu putaran pahat freis muka tegak lurus permukaan
benda kerja. Selanjutnya mengefreis datar dibedakan menjadi dua macam cara
yaitu, mengefreis naik (up milling/ conventional milling) dan mengefreis turun
(down milling).
Proses freis turun akan menyebabkan benda kerja lebih tertekan ke meja
dan meja terdorong oleh pahat yang mungkin suatu saat (secara periodik) gaya
28
dorongnya akan melebihi gaya dorong ulir/roda gigi penggerak meja. Apabila
begitu baik maka mengefreis turun dapat menimbulkan getaran bahkan kerusakan.
Proses freis naik lebih banyak dipilih karena alas an di atas sehingga dinamakan
cara konvensional. Akan tetapi, mengefreis naik akan mempercepat keausan pahat
karena mata potong lebih banuak menggesek benda kerja yaitu pada saat mulai
memotong (dimulai dengan ketebalan geram nol) dan selain itu permukaan benda
akan lebih kasar. Dengan semakin baiknya konstruksi mesin maka mengefreis
turun cenderung dipilih sebab lebih produktif dan lebih halus hasulnya. Kaena
pemotongan dimulai dengan ketebalan geram yang besar maka mengefreis turun
tidak dianjurkan bila permukaan benda kerja terlalau keras (benda kerja hasil
pengerolan panas dengan permukaan yang terlalu keras). Mengefreis naik atau
turun memang perlu dipilih dengan benar dengan memperhatikan berbagai hal
(spindle) mesin freis dengan perantaraan poros pemegang ( untuk pahat freis
selubung) atau langsung melalui hubungan poros dan lubang konis ( untuk pahat
freis muka yang mempunyai poros konis Seperti halnya mesin bubut, putaran
utama dapat dipilih sesuai dengan tingkatan putaran yang tersedia pada mesin
freis. Posisi sumbu poros utama mesin freis dapat horizontal ataupun vertikal,
tergantung pada jenis mesinnya. Benda kerja yang dipasangkan pada meja dapat
diatur kecepatan makannya tergantung pada harga gerak makan pergigi yang
diinginkan. Besarnya kecepatan makan antara lain dipengaruhi oleh jumlah gigi
29
pahat freis (z). Untuk kecepatan makan yang sama maka gerak makan pergigi (fz)
menjadi berlainan bila jumlah gigi berbeda. Kedalaman potong (a) diatur dengan
cara menaikkan meja melalui roda pemutar untuk menggeserkan lutut pada tiang
mesin freis.
gambar . Dalam hal ini rumus yang digunakan berlaku bagi kedua cara
menghasilkan geram dengan tebal yang tetap melainkan berbentuk koma. Tebal
geram tersebut dipengaruhi gerak makan pergigi (fz) dan sudut posisi (ɸ) yang
pada setiap saat berubah harganya karena perubahan posisi mata potong (gigi
pahat freis).
30
Gerakan dari setiap mata potong (gigi) pahat freis relatif terhadap benda
kerja merupakan gerakan sikloidal. Oleh sebab itu, bagaimanapun posisi pahat
freis relatif terhadap lebar pemotongan (pada mengefreis tegak) atau kedalaman
potong (pada mengefreis datar) selalu akan memotong benda kerja dengan
ketebalan geram yang berubah. Jarak antara sikloidal yang berurutan, pada arah
kecepatan makan, akan selalu sama dan jarak ini dinamakan dengan gerak makan
pergigi (fz, feed pertooth, mm). gerak makan pergigi merupakan variable yang
penting dalam proses freis dan harganya ditentukan oleh kecepatan makan vf,
Karena tebal geram menentukan besarnya gaya potong maka fluktuasi dari
gaya potong dapat dianalisis dari fluktuasi penampang geram. Fluktuasi tersebut
dipengaruhi juga oleh jumlah gigi efektif yang memotong material pada suatu
saat.
Jika jumlah gigi efektif kurang dari satu, berarti pada setiap saat maksimum
hanya ada satu gigi yang aktif memotong (pada saat yang lain tidak ada) sehingga
hal ini jikalau mungkin sudut persentuhan diperbesar atau mengganti pahat freis
dengan jumlah gigi yang banyak, selain itu, dapat juga dipakai pahat freis
selubung yang mempunyai sudut helik (λs ≠ 0°) yang memungkinkan penerusan
31
pemotongan.
Dengan memakai jumlah gigi serta sudut helik yang banyak, fluktuasi
sama sekali asalkan pahat dan kondisi pemotongan dipilih dengan benar.
Proses freis merupakan salah satu proses pemesinan yang dapat mencapai
tersebut proses freis tidak hanya digunakan untuk menghasilkan permukaan yang
profil. Dalam hal ini digunakan pahat freis (umumnya digunakan pahat freis
selubung dan dalam beberapa hal dipakai pahat freis muka) dengan profil sesuai
dengan yang dikehendaki. Pahat freis untuk pengerjaan profil ini terdiri atas satu
pahat tunggal atau gabungan beberapa pahat freis yang dipasang pada satu poros
geometri dari setiap gigi pahat freis dapat dipilih seperti halnya pada pahat bubut
Khusus untuk pahat freis selubung, harga sudut miring λs adalah sama
dengan sudut helik. Untuk pahat dengan gigi lurus maka sudut helik sama dengan
nol yang berarti λs = 0°. Sudut persentuhan () dengan jumlah gigi freis z harus
terlalu tinggi. Jumlah gigi efektif ze harus sama atau lebih besar dari 2.
32
(nonNC, konvensional) yang terdiri atas berbagai jenis sesuai dengan jenis proses
gerinda (grinding).
mesin pada saat sistem kontrol (komputer) “dikawinkan” dengan mesin perkakas.
Dalam hal yang terakhir ini pengguna perlu secara khusus membuat suatu
Programming).
NC dikatakan lebih teliti (accurate), lebih tepat (precise), lebih luwes (flexible),
lebih baik dengan transmisi daya yang kompak dan pemakaian elemen
pembimbing serta penggerak yang lebih teliti. Pemakaian elemen pengukur jarak
gerakan yang teliti dengan rangkaian kontrol tertutup (closed loop control system)
33
deselerasi, dan stop) dinamakan sebagai sumbu mesin (machine axis). Dua sumbu
axes). Point to point axes biasanya dimiliki oleh mesin NC jenis gurdi koordinat
karena dalam hal ini yang lebih dipentingkan bukannya cara mencapai titik tujuan
melainkan ketelitian posisi titik akhir dimana lubang akan dibuat. Sementara itu,
atau sumbu kontur (contouring axes) sebagaimana yang dimiliki oleh mesin bubut
yang disebutkan di atas tidak akan tercapai bila sistem pendukungnya tidak
disiapkan dengan betul. Penjelasan singkat dari sistem pendukung ini adalah:
langkah proses yang benar degnan hasil produk yang berkualitas dan kompetitif.
2. Tooling system; sistem pemerkakasan yang handal harus dimiliki dan dikelola
dengan baik.
3. Fixturing System; ketelitian dan ketepantan produk sangat dipengaruhi oleh cara
tersedia alat ukur yang memadai dan program Pengontrolan Kualitas yang
terpercaya. Karena kualitas geometrik merupakan ciri utama hasil produksi sistem
6. Utility; kelengkapan sarana pabrik (udara tekan, air, listrik, transportasi benda
7. Maintenance Program; mesin NC yang mahal perlu dirawat degan baik. Dalam
hal ini team perawat harus menguasai Teknologi Mekatronik. Apabila diperlukan
(terutama pada saat baru dipasang), mesin perkakas NC ini direkalibrasi dengan
data geometrik (internal geometrical data base) yang dihasilkan oleh perancang
Bahasa manual atau bahasa kode (yang distandarkan ISO; sering disebut
sebagai bahasa kode G) perlu dimengerti oleh semua personil yang menangani
sistem CAM (terutama programer dan operator mesin NC) karena dapat
digunakan untuk pembuatan program sederhana (bisa juga yang kompleks dengan
hasil terjemahan bahasa APT menjadi bahasa kode G. Sering seorang perawat
mesin NC harus mengetes hasil kerjanya dengan membuat program dalam kode
G. Dengan perangkat lunak Assembler maka bahasa kode ini diubah menjadi
instruksi (internal representation, binary coe) yang bisa diproses oleh CPU
- Sistem koordinat pada mana benda kerja secara geometrik diubah menjadi
beraturan
kelompok; group-technology)
131 HEIDENHAIN
organisasi DM3600 Milling and Turning, mesin TNC masih dipakai. Selain mesin
bubut konvensional, mesin bubut CNC dan milling CNC untuk Pre-Operation
Tooling Holes, terdapat 8 mesin TNC yang beroperasi dengan rincian 6 mesin
Union dan 2 mesin SHW yang ke-8 nya berlabel buatan tahun 1980an. Untuk
mesin CNC dengan sumbu axis lebih dari 3 dan kecepatan yang tinggi, terdapat di
Gambar 14. Mesin TNC yang digunakan di PTDI adalah buatan tahun 1981
Mesin TNC ini biasanya digunakan untuk pekerjaan lanjutan dari mesin
dimensi ketebalan yang belum sesuai, membuat oval hole, alur spy, seration,
yang cukup sulit dikerjakan di mesin CNC karena terlalu kecil atau sudah tidak
memiliki tooling hole sehingga sulit dicekam pada mesin CNC dan menjadi tidak
efisien lagi jika dikerjakan di mesin CNC. Terkadang mesin TNC juga
mengerjakan part dari raw material sampai produk jadi yang belum dibuatkan
generasi,yaitu:
dengan memutar tuas, dan jika ada gerakan otomatis pergerakannya menggunakan
tombol otomatis. Jenis selanjutnya sudah memakai DRO ( Digital Read Out) yaitu
2. Generasi kedua, mesin sudah mengadopsi sistem input yang dinamakan TNC,
artinya Type Numerical Control, mesin tipe ini sudah dibantu komputer untuk
mesin ini sumbu X dan Y hanya bergerak lurus kombinasi G01 X dan G01 Y
cuma triknya memakai nilai sekecil mungkin seperti tangga. Jadi seperti tidak
kombinasi X dan Y.
lahirnya CNC ini maka grafik perkembangan mesin milling naik pesat, dilihat dari
mengembangkan mesin cnc dengan berbagai variasi, lebih cepat, lebih kompleks,
mesin milling generasi kedua. Dimana mesin ini tidak memiliki kemampuan
gerakan simultan antara 2 axis. Mesin ini juga tidak menggunakan G code
paket program. Paket program tersebut dikemas dengan sebutan “Cycl Def” atau
cycle definition. Paket program yang ada di mesin TNC tersebut adalah:
- Cycl Def 2 Tapping. Yaitu gerakan untuk membuat ulir dalam menggunakan
tap.
- Cycl Def 9 Dwell Time. Yaitu waktu diam (dalam detik), serupa G04 pada G-
code CNC.
program untuk gerakan melingkar. Dalam hal ini Cyle def 5 pole dan cycl def 6
polar coord dikolaborasikan untuk membentuk satu gerakan melingkar pada satu
gerakan simultan, melainkan gerakan lurus X dan Y yang kecil sehingga terbentuk
gerakan tangga tidak perlu didefinisikan oleh operator, melainkan TNC yang akan
1. Titik pusat radius, yang akan dimasukkan dalam bentuk cycle def 5 pole.
2. Titik awal radius. Dimana titik ini yang harus dicapai pahat terlebih dahulu
sebelum siklus gerakan tangga. Informasi ini disampaikan dalam cyle def 6 polar
- cycl def 6.1 A.P.R (absolute polar radius), untuk mendefinisikan radius lintasan
pahat terhadap titik pusat yang besarnya adalah radius benda kerja ditambah
- Cycl def 6.2 A.P.A (absolute polar angle, untuk mendefinisikan pada sudut
berapa gerakan ini dimulai. 0 derajat berada pada arah jam 3 dan melaju positif
berlawanan arah jarum jam, sehingga 90 derajat ada pada arah jam 12, dst.
- Cycl def 6.3 , untuk mendefinisikan feed rate gerakan axis untuk mencapai titik
tersebut.
derajat gerak tangga tersebut dilakukan. Paket program ini menggunakan cycl def
6, hanya yang membedakan pada cyle def 6.2 I.P.A (incremental polar angle). Jika
dimasukkan nilai 2 (dua), maka gerakan tangga akan dilakukan dua derajat demi
dua derajat. Banyaknya gerakan tangga yang dilakukan dibatasi oleh repetisi
(REP). jika dilakukan rep 45 kali maka akan terbentuk gerakan melingkar 90
derajat(2 derajat dikali 45 sama dengan 90 derajat), dan jika rep 30 kali maka akan
terbentuk gerakan melingkar 60 derajat. Kombinasi antara I.P.A dan REP ini akan
miring (sloping).. Gerakan ini tidak menggunakan cycl def, tetapi direkayasa
41
Mereka tidak perlu tatap muka atau melakukan pengarahan secara verbal. Semua
informasi yang diperlukan dalam penentuan bentuk dan dimensi produk akhir
yang dimaksud sudah dituangkan dalam gambar. Tentu saja gambar yang
dimaksud adalah gambar teknik yang sudah distandarkan secara internasional dan
Dalam kertas gambar terdapat etiket atau kepala gambar yang biasanya
terdapat di sudut kanan bawah. Di dalamnya terdapat informasi nama beserta part
number yang dimaksud, standar toleransi umum yang digunakan, simbol proyeksi,
Di bagian lain, dan yang paling utama adalah gambar kerja itu sendiri
untuk kemudian menentukan langkah kerja yang sesuai sedemikian rupa sehingga
42
43
Gambar 17. Ukuran dan bentuk dasar benda kerja yang disalin ke CAD
yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Diantaranya JID No, nama dan nomor
part, jumlah pcs part, nomor operasi, beserta uraian langkah kerja yang dimaksud.
selesai dikerjakan oleh mechanical band saw pada operasi 0200 ditandai dengan
stamp area setempat dan nomor operator yang mengerjakan. Selanjutnya, operasi
0300 yang merupakan pekerjaan yang harus dilakukan di TNC Universal milling.
45
langkah kerja tiap-tiap nomor operasi apa saja yang harus dilakukan. Di dalam
2. Mill rough and finish side and face step 2,5mm depth keep size 27mm; 42mm with
3. Mill rough and finish step 3,2mm depth keep size 42mm and 39mm with radius
4. Mill rough and finish periphery floor keep size 108 length; 61mm width; 23mm;
Langkah kerja sesungguhnya bisa saja sangat berbeda dari yang diuraikan
dalam process sheet. Namun informasi dari process sheet digunakan untuk
meyakinkan dan membatasi apa saja yang perlu dikerjakan di operasi 0300.
47
Kita bandingkan antara gambar kerja dengan process sheet. Kita lihat di
gambar kerja terdapat pilot hole dengan diameter 2,5 mm. Namun di process sheet
TNC dibatasi sampai mengerjakan ketebalan 2,5mm dan 3,2mm beserta periphery
kerja bisa dikerjakan dengan satu layout saja, yaitu pengerjaan yang bisa selesai
dalam satu pencekaman tanpa harus membalik benda kerja lagi. Yang perlu
gerak lintas pahat harus didefinisikan oleh operator sebelum program dibuat. Hal
ini dikarenakan mesin TNC tidak dapat menghitung kompensasi diameter pahat
dihitung menggunakan trigonometri satu titik demi satu titik. Sehingga untuk
untuk keperluan pemrograman karena mesin hanya mengerti titik yang harus
48
dicapai oleh pahat, dan bukannya titik ukuran pada benda kerja. Ukuran benda
kerja nantinya merupakan akibat dari gerak lintasan pahat beserta kompensasi
bentuk pahat. Dalam hal ini rekayasa gerakan pahat yang direncanakan operator
Perlu diperhatikan bahwa alat potong pahat tidak berupa titik, melainkan
berupa garis dengan dimensi tertentu. Maka kompensasi bentuk pahat perlu
menyebabkan garis lintasan pahat tidak sama dengan garis gambar benda kerja,
Untuk pengerjaan thickness 2,5mm dan 3,2mm digunakan tool slot drill
diameter 16 dengan radius ujung 4. Ukuran pada gambar bahwa thickness tersebut
berjarak 42 dan 27, tetapi ukuran itu tidak bisa dipakai langsung. Mesin hanya
mengerti jarak koordinat titik center tool terhadap titik nol benda kerja. Oleh
karenanya, perlu dihitung berapa jarak titik center tool 16R4 yang kita gunakan
terhadap titik nol benda kerja. Untuk keperluan ini, digunakan fasilitas CAD
49
Gambar 21. Menentukan lintasan pahat periphery (garis tipis) . Garis tebal merupakan garis benda,
dan garis siku di kiri bawah merupakan garis referensi nol benda kerja.
dengan radius ujung yang lancip. Untuk keperluan ini, dipilihlah tool dengan
diameter 15 dengan radius ujung nol sehingga perlu dilakukan penggantian tool
radius ujung 4mm. Setelah tool ditentukan, yaitu slot drill 15R0, jalur lintas pahat
Periphery benda kerja terdiri dari banyak radius. Pada pemrograman TNC
Titik ini bukan lintasan pahat, tetapi tetap harus diinformasikan kepada mesin
50
melalui program : cycl def 5 pole. Kedua yaitu sudut radius berdasarkan kuadran.
Informasi sudut ini digunakan untuk menentukan A.P.A, I.P.A, dan nilai rep yang
Gambar 23. Sudut mulai untuk A.P.A (Absolute Polar Angle). beberapa radius. Untuk radius lain,
sudut APA terletak di sudut siku yaitu 0 atau 90, sehingga tidak perlu dicari di CAD
51
Gambar 24. Besarnya sudut tiap radius yang akan dipakai pada nilai I.P.A. (Incremental Polar
Angle)
Gambar 25. Memberikan label (LBL) tiap tiap gerak repetisi. Urutan LBL memperlihatkan urutan
pengerjaan.
tidak terlalu banyak gerak pembebasan sumbu Z. Hal ini dimaksudkan untuk
Positioning Error, yaitu gerakan sumbu lain lebih dari 0,120mm yang disebabkan
karena kombinasi gaya pemakanan, getaran motor, dan keausan ulir penggerak
sudah berumur. Dalam hal ini urutan pengerjaan ditentukan oleh label (LBL)
berikut:
diameter pahat 1 16 R4
diameter pahat 2 15 R0
sub
program value formula keterangan
program
LBL 0 tool 1
STOP M05 stop program dan spindle
AZ 2 memposisikan pahat ke
nol benda kerja
AX 0
AY 0
1 AX 42 posisi persiapan LBL 1
AY 41.71 (61-27)+(D/2)-(4-3.71)
AZ -2.5
LBL 1 siklus LBL 1 dengan
pengulangan 1 kali
AX 108
IY 7
AX 42
IY 7
CALL LBL 1 REP 1
AZ 2 pembebasan pahat
2 AX 34.08 42-(D/2)+(4-3.92) posisi persiapan LBL 2
AY 0
AZ -3.2
LBL 2 siklus LBL 2 dengan
pengulangan 2 kali
AY 39
IX -7
AY 0
IX -7
53
IX -0.55
IY 0.4
CALL LBL 10 REP 8
11 CYCL DEF 5.0 POLE siklus radius LBL 11
CYCL DEF 5.1 A X 11.21
CYCL DEF 5.1 A Y 2.7
CYCL DEF 6.0 POLAR COORD
CYCL DEF 6.1 APR 15.5 8+(D/2)
CYCL DEF 6.2 APA -126
CYCL DEF 6.3 F
LBL 11
CYCL DEF 6.0 POLAR COORD
CYCL DEF 6.1 APR 15.5 8+(D/2)
CYCL DEF 6.2 IPA -2
CYCL DEF 6.3 F
CALL LBL 11 REP 26
AZ 2 pembebasan pahat
12 CYCL DEF 5.0 POLE siklus radius LBL 12
CYCL DEF 5.1 A X 16.12
CYCL DEF 5.1 A Y 9.1
CYCL DEF 6.0 POLAR COORD
CYCL DEF 6.1 APR 15.5 8+(D/2)
CYCL DEF 6.2 APA -90
CYCL DEF 6.3 F
LBL 12
CYCL DEF 6.0 POLAR COORD
CYCL DEF 6.1 APR 15.5 8+(D/2)
CYCL DEF 6.2 IPA 2
CYCL DEF 6.3 F
CALL LBL 12 REP 10
13 AX 21.98 grafis CAD siklus sloping LBL 13
AY -5.25 grafis CAD
LBL 13
IX 1.677
IY 0.685
CALL LBL 13 REP 49
14 CYCL DEF 5.0 POLE siklus radius LBL 14
CYCL DEF 5.1 A X 100
CYCL DEF 5.1 A Y 43.37
CYCL DEF 6.0 POLAR COORD
CYCL DEF 6.1 APR 15.5 8+(D/2)
CYCL DEF 6.2 APA -68
CYCL DEF 6.3 F
LBL 14
CYCL DEF 6.0 POLAR COORD
56
ragum langsung, maka tool akan menyayat rahang ragum karena ada gerakan
pahat yang keluar dari material, ragum menjadi rusak, dan itu harus dihindari.
Maka dipilihlah sistem pencekaman dengan tooling holes dan dipersiapkan pula
57
Posisi baut dibuat sedemikian rupa sehingga cukup untuk mencekam material
3. slot drill 11
drill beserta drill 10,5 tetapi dalam kesempatan ini digunakan slot drill 11.
benda kerja, dan selamat pula peralatannya. Untuk menjaga keselamatan operator,
dibutuhkan APD (Alat Perlindungan Diri). APD yang umum dibutuhkan dalam
1. Baju kerja bengkel (wearpack) digunakan sebagai pelindung tubuh dari loncatan
2. Kaca mata safety (safety glass/ safety google) digunakan untuk melindungi mata
3. Safety shoes, digunakan untuk melindungi kaki kita dari resiko jatuhnya benda-
benda berat. Sepatu ini dilengkapi dengan baja di bagian depan untuk melindungi
jari kaki. Alas sepatu ini pun biasanya di desain oil resistance, sehingga kita tidak
4. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari kecelakaan lecet atau
luka sayat. Sarung tangan digunakan saat memindahkan benda kerja atau
demikian, masih belum bisa dilakukan pengerjaan utama. Masih ada serangkaian
mesin bisa saja terjadi. Maka dari itu, dijalankanlah mesin dengan program tetapi
process sheet) tetapi menggunakan material bebas lain yang ukurannya bisa
memuat gerakan pahat, sehingga bisa terlihat jika ada kesalahan gerakan. Setelah
itu, hasil jadinya diukur untuk mengecek apakah ukurannya sudah sesuai dengan
gambar kerja atau belum. Tahap ini biasa disebut dengan PTO (Part Try Out), atau
part percobaan.
Setelah hasil Part Try Out memuaskan, barulah dikerjakan dengan material
Tooling Holes (TH) terlebih dahulu mengingat pencekaman dengan ragum tidak
mengerjakan dengan material yang sesungguhnya. Hasil jadi benda kerja masih
diperlukan pengerjaan fitter finishing, yaitu membuang koneksi tooling holes dan
PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
NC yang andal.
2. Mesin TNC memiliki perbedaan dengan mesin CNC dalam hal bahasa
menggunakan G-Code.
5.2.SARAN
terdapat beberapa opini berupa saran dari penulis sebagai masukan untuk
1. Proses pengerjaan benda kerja dari raw material sampai produk jadi
61
62
mesin CNC yang lebih cepat dan rigid dirasa lebih menguntungkan untuk
pekerjaan ini. Mesin TNC yang digunakan dirasa sudah tidak efisien lagi
karena mesin tidak rigid sehingga tidak bisa dijalankan dengan feedrate
cepat (indikasi Gross Positioning Error) dan durasi tahap persiapan yang
lulus dan masuk dunia kerja yang sesungguhnya. Baik bekal ilmu praktis
2. Bahasan dalam laporan kerja praktik hendaknya dibatasi tidak sampai tahap
halaman,dll supaya hasil karya tulis lebih rapi, teratur, dan mempermudah
mesin NC merupakan mesin yang sudah lazim digunakan oleh industri, dan
sarjana.
TNC sudah tidak sesuai dengan teknologi yang sudah dicapai saat ini.
berbagai karya tulis seperti laporan kerja praktek, skripsi, jurnal, dan karya
tulis lainnya untuk USB sendiri supaya karya tulis se-USB memiliki bentuk
Diantaranya, masih ada yang membuat daftar isi manual dan atau membuat
http://oakunambahilmu.wordpress.com/2015/02/02/41
https://www.indonesian-aerospace.com/
Supriatno, Sigit. (2011). Laporan Praktek Kerja Industri di PT. Nusantara Turbin
64