Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

III.1 Teori Dasar

Conveyor adalah alat yang dapat digunakan untuk mengangkut material baik

yang berupa ‘’unit load atau ‘’bulk material’’secara mendatar ataupun miring, yang

dimasud dengan ‘’unit load’’ adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya

satu persatu , misalnya kotak, kantong, balok dll, sedangkan ‘’bulk material adalah

material yang berupa butir butir, bubuk atau serbuk, misalnya pasir, semen dll.

III.1.1 Jenis-jenis conveyor

1. Gravity roller conveyor

Gambar III.1 Gravity roller conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

15
Merupakan conveyor yang memanfaatkan gaya gravitasi dalam

perpindahannya, disebut roller dalam perpindahan barangnya menggunakan

roller, bukan belt, seperti yang sering kita jumpai, gravity roller conveyor tidak

selamanya digerakan dengan menggunakan gaya gravitasi bumi, ada yang

didorong atau ditarik.

2. Belt Conveyor

Gambar III.2 Belt Conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Conveyor ini menggunakan sabuk dalam transportasinya, biasanya

dalam satu set terdiri dari beberapa lapisan untuk mengencangkannya

menggunakan drive pulley yang bias digeser / didorong, banyak manfaat dari

jenis conveyor belt ini, diantaranya adalah untuk mengangkut barang dalam

bentuk kardus, dalam bentuk karung dll/.

16
3. Were mesh conveyor

Gambar III.3 Were mesh conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Conveyor ini menggunakan kawat yang dianya sehingga bersifat

fleksible dan mudah dibentuk melengkung mengikuti bentuk roller atau drive

pulley diujung conveyor. Sama halnya dengan conveyor belt lainnya, jenis

conveyor yang satu ini berfungsi untuk megangkut muatan yang diatasnya,

yang membedakan hanyalah bahan beltnya.

4. Plastic belt conveyor

Gambar III.4 Plastic belt conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

17
Conveyor ini beltnya (tempat barangngya) terbuat dari anyaman plastic,

yang dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa mengikuti bentuk rangka

conveyor itu sendiri. Belt conveyor ini sering dikenal dengan modul conveyor,

kelebihan dari belt jenis ini adalah bisa dibengkokan, sehingga sangat flexible.

5. Bucket Conveyor

Gambar III.5 Bucket conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Conveyor yang satu ini beltnya berupa ember, cocok digunakan untuk

pemindahan barang secara vertikal, yang akan dpindahkan bii-bijian atau dalam

bentuk granule.

18
6. Flexible Conveyor

Gambar III.6 Flexible Conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Conveyor ini dibuat sedemikian rupa sehingga bisa pindah-pindah dan

bisa dibengkokan sesuai dengan kebutuhan

7. Vertikal Conveyor

Gambar III.7 Vertikal Conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

19
Conveyor ini dibuat khusus untuk memindahkan barang secara tegak

lurus keatas atau kebawah.

8. Spiral Conveyor

Gambar III.8 Spiral conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Merupakan sebuah conveyor industri dengan bentuk seperti pegas

spiral, dan bentuk spiral ini digunakan untuk memindahkan barang ditempat

yang sempit.

20
9. Chain Conveyor

Gambar III.9 Chain Conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Merupakan sebuah rangkaian conveyor dimana sebagai pembawa

barang menggunakan rantai, cocok digunakan untuk barang industri yang berat.

10. Chain driven live roller conveyor

Gambar III.10 Chain driven live roller conveyor

https://conveyorsakti.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-conveyor.html

Adalah conveyor yang mana penggerak roller merupakan rantai yang

menggerak roller.

21
III.2 Proses Manufaktur

Proses Manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda dari bahan baku

sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan.

Pada dasarnya proses manufaktur benda terutama yang berasal dari bahan logam dapat

dikelompokan menjadi :

1. Proses Pengecoran

Adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan

cetakan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir

produk jadi.

2. Proses Pembentukan

Adalah suatu proses pembentukan logam dengan mempergunakan gaya

tekan untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari logam yang dikerjakan.

3. Proses Pemotongan

Adalah sauatu proses yang digunakan untuk mengubah bentuk suatu

produk dari logam (komponen mesin) dengan cara memotong.

4. Proses Penyambungan

Adalah proses menggabungkan dua atau lebih benda kerja menjadi satu

kesatuan, anatara lain ; pengelasan, solder/patri, pengeleman.

22
5. Proses Perlakuan fisik

Adalah salah satu proses untuk mengubah sifat logam dengan proses

pemanasan ataupun pendinginan.

6. Proses pengerjaan akhir

Adalah proses finishing atau proses akhir dari pembuatan suatu produk

III.2.1 Proses Forging

Adalah proses pembentukan logam secara palstis dengan memberikan

gaya tekan pada logam yang akan dibentuk. Gaya tekan yang diberikan bisa secara

mekanis ( Hidrolik ataupun Pneumatik ), proses forging bisa dikerjakan pada

pengerjaan dingin maupun pengerjaan panas. Dua jenis pengerjaan mekanik dimana

logam mengalami deformasi plastis dan perubahan bentuk adalah pengerjaan panas

dan pengerjaan dingin. Pada pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan

adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa, pada pengerjaan

dingin, diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi kekuatan logam tersebut akan

meningkat dengan cukup berarti.

Suhu rekristalisasi logam menentukan batas antara pengerjaan panas dan

dingin. Pengerjaan panas logam dilakukan diatas suhu rekristalisasi atau diatas

daerah pengerasan kerja. Pengerjaan dingin dilakukan dibawah suhu rekristalisasi

dan kadang-kadang berlangsung pada suhu ruang. Suhu rekristalisasi baja berkisar

23
500°C dan 700°C. Selama Operasi pengerjaan panas, logam berada dalam keadaan

plastis dan mudah dibentuk oleh tekanan.

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/forging-penempaan.html

Gambar III.11 Mesin Forging

24
Proses Forging dapat dikelompokan :

1. HAMMER FORGING

Proses ini merupakan yang paling sederhana. Pada umumnya

landasan (ANVIL) HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga

proses ini di prioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan

skal produksi kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill

operator.

Gambar III.12 Hammer Forging

http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=forging

2. DROP FORGING

Memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi bentuk

die dengan cara penempaan. Proses ini dilengkapi dengan die. Die

umumnya dibagi menjadi dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada

25
hammer yang lainnya pada anvil. Syarat die yang digunakan harus kuat dan

tangguh terhadap beban impact, keausan, dan temperature umumnnya

terbuat dari campuran baja dengan nkrom, molybdenum dan nickel. Faktor

yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan tenaga

hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer

mampu bekerja sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis. Impact forging

juga merupakan bagian dari closed die forging hanya saja gerakan

hammernya horisontal dan bisa dikerjakan dalam pengerjaan panas maupun

dingin.

Gambar III.13 Drop Forging

http://www.nuimagepro.com/blog/why-drop-forgings/

26
3. PRESS FORGING

Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan

pada saat penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan

permukaan luar benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum

terdeformasi dan benda kerja dengan penampang tebal menggunakan

mesin press forging. ttgthghgggggggggggggggggggggggggggggggggggg

Prinsip press forging : dilakukan penekanan secara perlahan-lahan pada

benda kerja sampai menghasilkan aliran logam yang uniform.

Press forging biasanya dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya

berbentuk datar.

Gambar III.14 Press Forging

https://pt.slideshare.net/pdk2006/forging-processes-34024793/23

27
4. UPSET FORGING

Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada

ujung batang logam ditekan dalam arah memanjang.

Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa bar bulat.

Gambar III.15 Upset forging

http://xindustri.blogspot.com/2016/06/proses-manufaktur-forging-penempaan.html

Ada 3 hal yang diperhatikan pada saat melakukan upset forging

1. Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter

batang

2. Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang

3. Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari

diameter batang SWAGING.

28
5. ROLL FORGING

Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk

bulat atau datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah sumbuaxisnya.

Roll forging biasanya memproduksi poros, batang taper dan pegas daun.

Roll forging terdiri dari dua roll semisilindris dengan bentuk groove sebesar

25-75 % sumbu putaran.

Gambar III.16 Roll Forging

http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=forging

29
III.2.2 Proses pemesinan pembuatan block link chain drag conveyor

1. Proses pemotongan material ukuran ø90x112 dengan menggunakan

mesin gergaji.

Gambar III.17 Mesin Gergaji

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/forging-penempaan.html

Mesin gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong

benda kerja. Mesin gergaji merupakan merupakan mesin pertama yang

menentukan proses lebih lanjut. Mesin gergaji yang akan dibahas dalam laporan

ini adalah mesin gergaji bolak balik (hacksawing) mesin gergaji ini bekerja

secara otomatik

30
2. Heating yaitu proses pemanasan didalam dapur solar atau dengan dapur

elekrik, dengan suhu pemanasan 1150°c-1200°c

Gambar III.18 Mesin Dapur Solar

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/forging-penempaan.html

3. Mesin Forging (pembentukan) menggunakan mesin emuco, untuk 1x

pembentukan menggunakan tekanan 1600 ton, kemudian masuk ke triming 100

ton

Gambar III.19 Mesin Forging Emuco 1600 ton

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/forging-penempaan.html

31
Proses pembentukan logam secara palstis dengan memberikan gaya tekan pada

logam yang akan dibentuk. Gaya tekan yang diberikan bisa secara mekanis ( Hidrolik

ataupun Pneumatik ), proses forging bisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun

pengerjaan panas.

4. Mesin Trimming adalah suatu proses/kegiatan pemotongan/penghilangan

bagian-bagian yang tidak dikehendaki pada bahan.

Gambar III.20 Mesin Trimming PELS 100 ton

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/forging-penempaan.html

32
5. Mesin Shoot blasting membersihkan benda kerja dengan pasir baja.

Gambar III.21 Mesin Shoot blasting

http://www.cahayablast.com/shot-blast-machine.html

Shotblasting adalah proses teknlogi berupa penembakan material abrasif (steel

shot) menggunakan baling-baling pelempar (blast wheel) untuk menghilangkan

material kontaminasi dari permukaan yang berbeda dan juga membentuk profil

kekasaran pada permukaan tersebut.

Shotblasting bertujuan untuk memberikan perlindungan pada permukaan. Biasanya

dilakukan untuk persiapan permukaan sebelum diproses lebih lanjut, seperti untuk

pengelasan, mewarnai dan mengilapkan permukaan beton/baja, dan lain-lain.

33
III.3 Pembahasan

III.3.1 Pengumpulan data

1. Chemical Composition :

Range of chemical composition (%)

 Carbon ( C ) : 0.37 - 0.43 %


 Silicon ( Si ) : 0.15 - 0.35 %
 Manganese ( Mn ) : 0.60 - 0.90 %
 Phosphor ( P ) : Max. 0.030 %
 Sulphur ( S ) : Max. 0.035 %
 Chrome ( Cr ) : Max. 0.200 %
 Nickel ( Ni ) : Max. 0.200 %
 Cr+Ni : Max. 0.350 %
 Cu : Max. 0.300 %

2. Mechanical Properties :

Tabel III.1 Mechanical Properties

17 - 40 mm 41 - 100 mm
Tensile Strenght (N/mm2) 630 - 780 600 - 750
Yield strenght (N/mm2) Min 400 Min 350
Elongation (%) 18 19

3. Homologis / Equivalent : 1040 (ASTM/AISI), C40 E (AFNOR/BS), S40C

( JIS), 1.1186 (WNR)

34
Tabel III.2 Kartu Kerja Urutan

BLOCK LINK (CHAIN DRAG CONVEYOR)

Nama Susunan : Chain Drag Conveyor Jenis Bahan : S 40 C


Nama Komponen : Block Link Ukr. Bahan : ø90x112
Nomor Komponen : 02/03 M 304 / DR101/102/201/201 Kode Produk : D.630507002.02000
Hardness (HB) : 187-197

KARTU URUTAN KERJA

No. Bag/Nama & Jml. Waktu (Min) Operator Pemeriksa Tgl.


Nama Pekerjaan
Ops Mesin Opt JM JO NPP NPP Periksa
1 Penyediaan Bahan PPC 1 - -

Periksa Bahan :
2 Dimensi & ENGINEERING 1 - -
Komposisi

MS. Horizontal
Potong Bahan
3 BAND SAW 1 0.060 0.072
Ukuran : Ø90 x 112
HA-3003

Heating : Temperatur
4 Dapur Solar 1 0.042 0.050
800° - 1200°C
Preforming & MS. Eemuco
5 1 0.006 0.007
Forming 1600 ton

MS. Pels 100


6 Trimming 1 0.004 0.005
ton

Heatreatment : HB
7 Sub Kontrak - -
187-197
MS.
8 Shootblasting 2 00.04 00.08
Shotblasting
9 Machining Sub kontrak - -

35
10 Pemeriksaan
QA
- Produk cacat
11 Assembly Manual 2 - -

III.3.2 Mencari Gaya yang dibutuhkan untuk proses forging

1. Mencari tegangan
Diketahui : F = 80 ton = 80000 kg
= 80000kg (9,81m/s2 ) = 784800 kN = 784,8 N
A = 2𝜋𝑙(𝑟 + 𝑙) = 2𝜋(112)(45 + 112) (4.1)
= 110483.5 mm2 = 0,11 m2
𝜎 = F/A= 784,8 N/0,11m2 = 7134,5 Nm2

2. Mencari regangan

Pada tabel mekanikal properti didapat :

Regangan sebesar 18% = 0,018 maka, 18% dari 112 adalah 20,16 mm

3. Mencari beban yang dibutuhkan

𝑘(𝑇𝑆)(𝐴) 5(630)(5,040)
Fmax = = = 31752 𝑘𝑔 = 31,75 𝑡𝑜𝑛 (4.2)
𝑊(1) 0,5(1)

Keteragan: k : konstanta

TS : Tensile strength (tabel mekanikal properti)

A : luas material (m2)

W : jarark bebas punch dan die (m)

Fmax : gaya/beban yang dibutuhkan.

36
III.3.3 Flow Proses pembuatan block link ( Chain Drag Conveyor)

Start Heatreatment

Material Shootbalsting

Heating Machining

QC
Free Forming

Assembly
Trimming

End

Gambar III.22 Flow proses pembuatan block link ( Chain Drag Conveyor)

37
III.3.3.1 Penjelasan Flow proses produksi

1. Start

2. PPC menyiapkan material yang akan digunakan, ENJINIRING

menyiapkan spesifikasi dan dimensi kemudian lanjut kebagian

pemotongan dengan dimensi yang telah ditetapkan untuk komponen block

link ø90x112 menggunakan mesin gergaji.

3. Material dipanaskan pada dapur solar untuk proses deformasi dengan

suhu 800°C-1200°C hingga material berwarna merah.

4. Material dipasang pada penampang kemudian masuk kedalam mesin

Forging Eumuco 1600 ton, tetapi untuk proses pembentukan untuk

blocklink, material dipukul oleh dies dengan tekanan ± 80 ton.

5. Kemudian masuk pada mesin trimming Pels 100 ton , untuk proses

pemisahan benda kerja dengan sisa material yang tidak diperlukan.

6. Kemudian masuk ke proses heatretment, yaitu melakukan hardening pada

material dan dilakukan hardness dengan menggunakan alat uji kekerasan

Brinell, dengan kekuatan keras material yaitu diantara 187-197 HB

7. Setelah benda kerja masuk proses heatretment, kemudian benda kerja

dimasukan ke dalam mesin shootbalsting untuk proses pembersihan

benda kerja dengan menggunakan pasir baja.

38
8. Setelah benda kerja telah dibersihkan, kemudian lanjut proses machining

dengan di boor, untuk melubangi benda kerja sesuai ukuran yang telah

ditentukan.

9. Check quality benda kerja , apakah benda kerja ada yang cacat atau tidak

10. Setelah di check dan tidak ada cacat, kemudian block link digabungkan

dengan komponen yang lainnya, hingga membentuk chain drag conveyor.

11. End

39

Anda mungkin juga menyukai